Sistem Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada Kantor Perwakilan Bpkp (Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV

`BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian aktiva tetap
Pengertian aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 16 (2011:16) “aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk administratif dan diharapkan untuk digunakan
selama lebih dari satu periode”.
Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli :
a. Menurut Samryn (2015:162) “aktiva tetap merupakan komponen aktiva jangka
panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan”.
b. Menurut Riyanto (2011:115) “aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang
tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi”.
c. Menurut Rudianto (2012:256) “aktiva tetap adalah badan berwujud milik
perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan”.
d. Menurut Munawir (2010:30) “aktiva tetap adalah sarana atau sumber daya
ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga
perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif”.


Universitas Sumatera Utara

1. Karakteristik aktiva tetap
Adapun karakteristik dari aktiva tetap Giri (2012:217) diantaranya sebagai
berikut :
a. Tidak untuk di jual kembali
b. Memiliki wujud fisik
c. Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti
harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya
d. Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari
satu tahun)
e. Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang
f. Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan
(tidak untuk di jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi)
g. Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi
2. Aktiva tetap berdasarkan sifatnya dan contohnya
a. Aktiva tetap berwujud
Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu
merupakan aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva
tetap berwujud, diantaranya seperti dibawah ini :

Yang pertama, aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau
depresiasi, contohnya seperti : bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan,
investaris, mesin-mesin produksi dan lain sebagainya.
Yang kedua, aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau penyusutan,
contohnya seperti : tambang mineral, mineral deposits, atau sumber alam dan lain
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Yang ketiga, aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau mengalami
deplesi, contohnya seperti : tempat atau tanah dimana bangunan perusahaan
didirikan dan lain sebagainya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud
Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap tidak berwujud (intangible
assets) yaitu merupakan aktiva tetap tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi
memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk
jaminan tertentu, contohnya seperti : hak cipta, hak paten, hak monopoli, biaya
unruk riset, merek dagang, biaya untuk mendirikan perusahaan dan lain
sebagainya.


3.2 Jenis-Jenis Aktiva Tetap
Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aktiva tetap. Keputusan
setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aktiva tetap berbeda-beda, tetapi
perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan. Penggolongan tersebut memiliki
sudut

pandang

masing-masing.

Menurut

Warren

et

al

(2015:511)


mengelompokkan aktiva tetap dari berbagai sudut pandang, antara lain :
a. Sudut Substansi
1. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan
2. Intangible Assets atau aktiva tidak berwujud seperti HGU, HGB, goodwillpatents, copyright, hak cipta, francise, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

b. Sudut Disusutkan atau Tidak
1. Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti building
(bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin), inventaris, jalan dan
lain-lain.
2. Underpreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti
land (lahan).
c. Berdasarkan jenis
1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang
didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari lahan
tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau yang
dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya dapat

digabungkan dalam nilai lahan.
2. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas lahan baik diatas tanah maupun
diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung
mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang
tiap periodenya.
3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan baik untuk
dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari
peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.
4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan
roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana
transportasi.

Universitas Sumatera Utara

5. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk
perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan. Contohnya : inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris
laboratorium serta inventaris gudang.
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggolongkan aktiva

tetapnya menjadi :
1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Irigasi
5. Jaringan
6. Aset tetap lainnya
7. Aset tetap yang tidak digunakan

Universitas Sumatera Utara

TABEL 1.1
Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
NO
KODE
URAIAN
SAT
JUMLAH
31-12-2014
1

131111
Tanah
38,499
2.01.01.01
Tanah Bangunan Tempat Tinggal
M2
23,389
2.01.01.04
Tanah Bangunan Tempat Kerja
M2
15,110
2
132111
Peralatan dan Mesin
1,848
3.01.03.04
Electic Generating Set
Unit
1
3.02.01.01

Kendaraan Bermotor Perorangan
Unit
1
3.02.01.02
Kendaraan Bermotor Penumpang
Unit
8
3.02.01.04
Kendaraan Bermotor Roda Dua
Unit
4
3.05.01.01
Mesin Ketik
Buah
5
3.05.01.02
Mesin Hitung/Mesin Jumlah
Buah
3
3.05.01.03

Alat Reproduksi (Penggandaan)
Buah
1
3.05.01.04
Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor
Buah
147
Alat Kantor Lainnya
3.05.01.05
Buah
64
3.05.02.01
Meubleair
Buah
1028
3.05.02.02
Alat Pengukur Waktu
Buah
9
3.05.02.03

Alat Pembersih
Buah
2
3.05.02.04
Alat Pendingin
Buah
83
3.05.02.05
Alat Rumah Tangga Lainnya
Buah
103
3.05.02.04
Alat Peralatan Studio Audio
Buah
2
3.06.01.02
Peralatan Studio Video dan Film
3.06.01.04
Peralatan Cetak
Buah

12
3.06.02.01
Alat Komunikasi Telephone
Buah
1
3.06.02.06
Alat Komunikasi Sosial
Buah
83
3.06.02.07
Alat-Alat Sandi
Buah
1
3.07.01.01
Alat Kedokteran Umum
Buah
3
3.10.01.01
Komputer Jaringan
Buah
2
3.10.01.02
Personal Komputer
Buah
2
3.10.02.03
Peralatan Personal Komputer
110
3.10.02.04
Peralatan Jaringan
165
Buah
6
3
1333111
Gedung dan Bangunan
4.01.01.01
Bangunan Gedung Kantor
61
4.01.01.02
Bangunan Gedung
Unit
1
4.01.01.11
Bangunan Gedung Tempat Olahraga
Unit
1
4.01.01.13
Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga
Unit
1
4.01.01.14
Bangunan Gedung Garasi
Unit
1
4.01.02.01
Rumah Negara Golongan I
Unit
54
4.04.01.04
Pagar
1
Unit
1
4
134112
Irigasi
5.02.06.05
Bangunan Pelengkap Air Bersih
1
Unit
1
5
134113
Jaringan
5.03.01.05
Instalasi Air Bersih
6
135121
Aset Tetap Lainnya
741
6.01.01.01
Buku
741

Universitas Sumatera Utara

TABEL 2.1
Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
KODE
URAIAN
JUMLAH
117111
Barang Konsumsi
99,833,545
117113
Bahan untuk Pemeliharaan
2,849,500
117131
Bahan Baku
8,400,000
117199
Persediaan Lainnya
15,008,498
131111
Tanah
66,726,722,433
132111
Peralatan dan Mesin
6,549,430,125
133111
Gedung dan Bangunan
35,831,249,283
134112
Irigasi
82,650,989
134113
Jaringan
303,982,000
135121
Aset Tetap Lainnya
60,107,913
136111
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
137111
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan
( 6,096,336,352 )
Mesin
137211
Akumulasi Penyusutan Gedung dan
( 5,556,308,528 )
Bangunan
137312
Akumulasi Penyusutan Irigasi
( 19,629,603 )
137313
Akumulasi Penyusutan Jaringan
( 56,996,622 )
Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014

Universitas Sumatera Utara

TABEL 2.2
Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
NO
KODE
URAIAN
SAT
JUMLAH
31-12-2015
1
131111
Tanah
38,499
2.01.01.01 Tanah Bangunan Tempat Tinggal
M2
23,389
2.01.01.04 Tanah Bangunan Tempat Kerja
M2
15,110
2
132111
Peralatan dan Mesin
2,069
3.01.03.04 Electric Generating Set
Unit
1
3.02.01.01 Kendaraan Bermotor Perorangan
Unit
1
3.02.01.02 Kendaraan Bermotor Penumpang
Unit
8
3.02.01.04 Kendaraan Bermotor Roda Dua
Unit
4
3.05.01.01 Mesin Ketik
Buah
3
3.05.01.02 Mesin Hitung/Mesin Jumlah
Buah
0
3.05.01.03 Alat Reproduksi (Penggandaan)
Buah
1
3.05.01.04 Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor
Buah
120
3.05.01.05 Alat Kantor Lainnya
58
3.05.02.01 Meubelair
Buah
1,470
3.05.02.02 Alat Pengukur Waktu
Buah
8
3.05.02.03 Alat Pembersih
Buah
4
3.05.02.04 Alat Pendingin
Buah
81
3.05.02.06 Alat Rumah Tangga Lainnya
Buah
62
3.06.01.01 Peralatan Studio Audio
Buah
3
3.06.01.02 Peralatan Studio Video dan Film
Buah
8
3.06.01.04 Peralatan Cetak
Buah
1
3.06.02.01 Alat Komunikasi Telephone
Buah
66
3.06.02.06 Alat Komunikasi Sosial
Buah
1
3.06.02.07 Alat-Alat Sandi
Buah
3
3.07.01.01 Alat Kedokteran Umum
Buah
1
3.10.01.01 Komputer Jaringan
Buah
1
3.10.01.02 Personal Komputer
72
3.10.02.03 Peralatan Personal Komputer
82
3.10.02.04 Peralatan Jaringan
Buah
10
3
133111
Gedung dan Bangunan
61
4.01.01.01 Bangunan Gedung Kantor
Unit
1
4.01.01.02 Bangunan Gudang
Unit
1
4.01.01.11 Bangunan Gedung Tempat Olahraga
Unit
1
4.01.01.13 Bangunan Gedung untuk Pos Jaga
Unit
1
4.01.01.14 Bangunan Gedung Garasi
Unit
1
4.01.02.01 Rumah Negara Golongan I
Unit
54
4.04.01.04 Pagar
Unit
2
4
134112
Irigasi
1
5.02.06.05 Bangunan Pelengkap Air Bersih
Unit
1
5
134113
Jaringan
1
5.03.01.05 Instalasi
Unit
1
6
135121
Aset Tetap Lainnya
446
6.01.01.01 Buku
446

Universitas Sumatera Utara

NO

KODE

7

166112
3.05.01.01

URAIAN

SAT

Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Mesin Ketik

Buah

JUMLAH
31-12-2015
0
0

TABEL 3.1
Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
KODE
URAIAN
JUMLAH
117111 Barang Konsumsi
104,648,090
117113 Bahan Untuk Pemeliharaan
8,108,000
117131 Bahan Baku
0
117199 Persediaan Lainnya
58,164,300
131111 Tanah
66,726,722,433
132111 Peralatan dan Mesin
6,265,961,117
133111 Gedung dan Bangunan
36,413,120,283
134112 Irigasi
82,650,989
134113 Jaringan
303,982,000
135121 Aset Tetap Lainnya
59,481,350
136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
( 5,548,894,533 )
137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan
( 6,693,853,683 )
Bangunan
137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi
( 21,695,877 )
137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan
( 69,662,538 )
166112

Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam
Operasi Pemerintahan
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang
Tidak Digunakan Dalam Operasi
Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015

0
0

Universitas Sumatera Utara

TABEL 3.2
Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
NO
KODE
URAIAN
SAT
JUMLAH
31-12-2016
1
131111
Tanah
38499
2.01.01.01 Tanah Bangunan Tempat Tinggal
M2
23,389
2.01.01.04 Tanah Untuk Tempat Kerja
M2
15,110
2
132111
Peralatan dan Mesin
1,556
3.01.03.04 Electric Generating Set
Unit
1
3.02.01.01 Kendaraan Bermotor Perorangan
Unit
1
3.02.01.02 Kendaraan Bermotor Penumpang
Unit
8
3.02.01.04 Kendaraan Bermotor Roda Dua
Unit
4
3.05.01.01 Mesin Ketik
Buah
3
3.05.01.03 Alat Reproduksi (Penggandaan)
Buah
1
3.05.01.04
Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah
120
3.05.01.05 Alat Kantor Lainnya
Buah
58
3.05.02.01 Meubelair
Buah
96
3.05.02.02 Alat Pengukur Waktu
Buah
8
3.05.02.03 Alat Pembersih
Buah
4
3.05.02.04 Alat Pendingin
Buah
81
3.05.02.06 Alat Rumah Tangga Lainnya
Buah
62
3.06.01.01 Peralatan Studio Audio
Buah
3
3.06.01.02 Peralatan Studio Video dan Film
Buah
7
3.06.01.04 Peralatan Cetak
Buah
1
3.06.02.01 Alat Komunikasi Telephone
Buah
66
3.06.02.06 Alat Komunikasi Sosial
Buah
1
3.06.02.07 Alat-Alat Sandi
Buah
3
3.07.01.01 Alat Kedokteran Umum
Buah
1
3.10.01.01 Komputer Jaringan
Buah
1
3.10.01.02 Personal Komputer
65
3.10.02.03 Peralatan Personal Komputer
81
3.10.02.04 Peralatan Jaringan
10
Buah
3
133111
Gedung dan Bangunan
61
4.01.01.01 Bangunan Gedung Kantor
1
4.01.01.02 Bangunan Gedung
Unit
1
4.01.01.11 Bangunan Gudang Tempat Olahraga
Unit
1
4.01.01.13 Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga
Unit
1
4.01.01.14 Bangunan Gedung Garasi
Unit
1
4.01.02.01 Rumah Negara Golongan I
Unit
54
4.04.01.04 Pagar
Unit
2
4
134112
Irigasi
1
5.02.06.05 Bangunan Pelengkap Air Bersih
Unit
1
5
134113
Jaringan
1
5.03.01.05 Instalasi Air Bersih
Unit
1
6
135121
Aset Tetap Lainnya
446
6.01.01.01 Buku
446
7
166112
Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
9

Universitas Sumatera Utara

TABEL 3.3
Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
KODE
URAIAN
JUMLAH
117111
Barang Konsumsi
151,787,165
117113
Bahan Untuk Pemeliharaan
24,969,500
117131
Bahan Baku
0
117199
Persediaan Lainnya
42,823,400
131111
Tanah
66,726,722,433
132111
Peralatan dan Mesin
6,187,684,517
133111
Gedung dan Bangunan
36,837,155,283
134112
Irigasi
82,650,989
134113
Jaringan
303,982,000
135121
Aset Tetap Lainnya
59,481,350
136111
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
137111
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
( 5,731,271,581 )
137211
Akumulasi Penyusutan Gedung dan
( 7,628,867,492 )
Bangunan
137312
Akumulasi Penyusutan Irigasi
( 23,762,156 )
137313
Akumulasi Penyusutan Jaringan
( 80,820,609 )
166112
Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam
78,276,600
Operasi Pemerintahan
169122
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang
( 78,276,600 )
Tidak Digunakan Dalam Operasi
Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016

3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara dimana masing-masing
cara perolehan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Pada umumnya
transaksi yang dilakukan untuk memperoleh suatu aktiva tetap dengan
pembayaran secara tunai atau kredit. Keputusan untuk memilih cara perolehan
aktiva tetap tergantung instansi/perusahaan yang memerlukannya. Upaya
perolehan aktiva tetap dengan kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Pembelian secara tunai memiliki harga yang lebih
murah dibandingkan dengan pembelian secara kredit apabila diakumulasikan
pembayarannya. Sedangkan, pembelian secara kredit memiliki keunggulan

Universitas Sumatera Utara

memberi kesempatan bagi instansi/perusahaan yang memiliki dana terbatas pada
periode berjalan untuk memperoleh aktiva tetap.
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memilih untuk
memperoleh aktiva tetapnya secara tunai karena dana yang diperoleh untuk
mengelola instansi berasal dari pemerintah. Sebelum melakukan pemebelian suatu
aktiva, instansi ini terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada pemerintah
untuk memperoleh suatu aktiva. Jika pemerintah menyetujui perolehan aktiva
tersebut, maka dilakukan peninjauan harga aktiva tersebut dan mengadakan lelang
untuk menentukan siapa yang akan menjadi tender / penyedia aktiva tersebut dan
memperoleh harga yang terjangkau. Kemudian pemerintah menurunkan sejumlah
uang sesuai harga terjangkau yang telah ditinjau kepada instansi ini. Setelah itu,
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berkewajiban untuk membeli
aktiva tersebut secara tunai atau membayarkan secara kontan kepada pihak tender
tergantung kesepakatan yang ada. Kemudian Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara akan melaporkan kembali kepada pemerintah bahwa aktiva
tersebut telah diperoleh oleh instansi ini.
Menurut Rudianto (2012:259) ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk memperoleh aktiva tetap, antara lain :
a. Pembelian tunai
Aset tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah
uang yang dikeluarkan. Untuk memperoleh aset tersebut yang termasuk
didalamnya adalah harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan sampai aset
tersebut siap untuk dipakai seperti biaya angkut, premi asuransi dalam
perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua

Universitas Sumatera Utara

biaya-biaya tersebut dikapatilasasi sebagai harga perolehan aset tetap. Apabila
dalam pembelian aset tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut
merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tanpa melihat apakah potongan
tersebut didapat atau tidak.
b. Pembelian secara gabungan
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aset tetap
maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aset tetap.
Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan
dialokasikan untuk gedung dan tanah.
c. Perolehan melalui pertukaran
1. Ditukar dengan surat berharga
Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan
sebagai penukar.
2. Ditukar dengan aset tetap yang lain
Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan tukar tambah, dimana aset
lama digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau
sebagian dan kekurangannya dibayar tunai.
d. Pembelian angsuran
Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga
perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran
harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva tetap seperti bangunan pabrik, fasilitas, mesin produksi, dan
perlengkapan pabrik berangsur-angsur kehilangan kemampuannya memberikan
manfaat atau jasanya. Akibatnya, biaya-biaya perolehan bangunan pabrik, mesin
produksi, dan perlengkapan pabrik haruslah ditransfer ke rekening-rekening beban
dalam suatu cara sistematik selama masa manfaatnya.
Menurut Surya (2012:173) “penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat yang estimasi”. Jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
aset tersebut dikurangi dengan estimasi nilai sisa (salvage value) aset tersebut
pada akhir masa manfaatnya.
Menurut Martani (2012:313) “penyusutan adalah metode pengalokasian
biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat
dari aset tersebut”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan / depresiasi
terhadap aktiva tetap menurut Setiawan dan Temi (2012:100) adalah :
a. Harga perolehan (assets cost)
Yaitu semua biaya (harga faktur ditambah biaya-biaya lain) yang dikeluarkan
untuk memperoleh suatu aktiva sampai aktiva tersebut layak digunakan dalam
kegiatan operasi perusahaan secara normal.
b. Umur ekonomis (usefull life)
Yaitu taksiran jangka waktu suatu aktiva dapat memberikan manfaat ekonomis
bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

c. Nilai residu (residual value)
Yaitu taksiran harga jual aktiva diakhir umur ekonomisnya. Masa manfaat
biasanya dinyatakan dalam tahun, satuan hasil produksi, satuan jam kerja.
Ada beberapa hal yang membuat Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara perlu melakukan penyusutan terhadap aset tetap yang dimilikinya,
yaitu :
1. Penuaan fisik
Suatu aset tetap yang digunakan secara terus menerus pasti mengalami
penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh pada
usia aset tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan.
2. Perubahan teknologi
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Dengan kemajuan teknologi data yang
diperoleh akan lebih akurat dan dapat dijangkau, maka penyusutan tetap
diperlukan.
3. Pelaporan Aset Negara
Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aset tetap
negara yang ada pada instansi ini. Fungsinya adalah agar pemerintah pusat
mengetahui estimasi manfaat aset yang dimiliki negara untuk digunakan dalam
kegiatan kenegaraan.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan metode penyusutan dapat
dikelompokkan menurut kriteria (PSAK No.17 : paragraf 9 Tahun 2011)
1. Berdasarkan waktu
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus merupakan metode yang paling banyak digunakan
karena sangat sederhana dalam penggunaannya. Dalam metode ini aktiva
tetap

dianggap

sama

penggunaannya

sepanjang

waktu

artinya

mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi dari
penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode (kecuali ada
penyesuaian-penyesuaian). Kelemahan metode ini adalah kapasitas produksi
aktiva tetap semakin lam semakin menurun serta biaya pemeliharaan dan
reperasi dari suatu periode ke periode berikutnya akan semakin besar,
seiring dengan semakin tuanya umur aktiva tetap tersebut.
b. Metode pembebanan menurun (decreasing charge depreciation)
1. Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method)
Metode ini beban penyusutan akan menurun secara bertahap dari tahun
ke tahun, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga
perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa.
2. Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining/double
declining balance method)
Metode saldo menurun ganda adalah perhitungan beban penyusutan
dalam satu periode dengan mangalikan suatu persentase tertentu yang
tetap terhadap nilai buku aktiva tetap.

Universitas Sumatera Utara

2. Berdasarkan penggunaan
a. Metode jam jasa (service hour method)
Metode ini diasumsikan bahwa penurunan umur aktiva tetap dihubungkan
langsung dengan jumlah waktu penggunaan aktiva. Sehingga dalam estimasi
umur aktiva tersebut diperlukan taksiran usia dalam ukuran jasa jam
produksi. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah
mengalihkan jam jasa aktiva tetap dengan tingkat penyusutan per jam.
b. Metode jumlah unit produksi (productive output method)
Pada dasarnya sama dengan metode jam jasa. Perbedaannya pada metode
sebelumnya menggunakan jam sebagai dasar maka pada metode unit
produksi jumlah jam tersebut digambarkan sebagai output atau produksi
dalam unit.
3. Berdasarkan kriteria lainnya
a. Metode kelompok dan gabungan (combine and group method)
Pada pembahasan sebelumnya, diasumsikan bahwa beban penyusutan
dihubungkan dengan aktiva individual dan diperlakukan sebagai unit yang
terpisah. Praktis ini disebut dengan penyusutan per unit. Dari sudut pandang
praktis, dimungkinkan untuk menghitung penyusutan atas sekelompok
aktiva seolah-olah kelompok aktiva tersebut adalah satu aktiva. Prosedur
pengalokasian harga perolehan kelompok disebut dengan penyusutan
kelompok ketika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut sejenis.
b. Metode anuitas (annuity method)
Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan
memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dari aktiva

Universitas Sumatera Utara

tersebut dianggap sebagai present value yang akan didiskontokan atau jasa
yang akan diberikannya secara merata umur teknisnya. Menurut metode ini
penyusutan merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga
perolehan aktiva yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan.
Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan beban bersih
(biaya perusahaan) yang menunjukkan peningkatan tiap tahun sehingga
totalnya sama dengan harga pokok dikurangi nilai residu. Metode ini sangat
cocok digunakan dalam mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang
diperoleh secara leasing.
c. Sistem persediaan (iventory system)
Dalam metode ini, penyusutan dihitung dengan menambah persediaan awal
aktiva yang tersedia dengan perolehan aktiva tetap selama periode berjalan,
kemudian dikurangi persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode ini
biasanya dipakai untuk menilai sejumlah aktiva tetap yang nilainya relatif
kecil, seperti perkakas, peralatan dan lain-lain. Metode persediaan ini cukup
ringkas digunakan, namun tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu
juga sulit menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut pada
akhir tahun.
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggunakan metode
garis lurus (straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah,
metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena
metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu
aktiva tidak digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut
lamanya pemakaian.

Universitas Sumatera Utara

Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode
ini menciptakan transfer biaya yang layak kebeban periodik. Jika pemanfaatan
aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya.
Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang
saham melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0,
perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya.
Penggunaan metode penyusutan pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan
menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan
metode garis lurus (straight line method).

3.5 Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan ataupun instansi memakai suatu aktiva tetap selama masa
manfaatnya. Aktiva tetap bisa saja tidak lagi berfaedah bagi perusahaan karena
beberapa sebab. Aktiva tersebut mungkin tidak dibutuhkan lagi. Aktiva sudah
usang atau aktiva baru yang lebih produktif sudah tersedia. Selain itu, kegunaan
aktiva bisa saja berakhir karena kejadian yang tidak menyenangkan atau kejadian
yang tidak diduga sebekumnya, aktiva mungkin dicuri atau musnah karena
bencana alam. Apapun sebabnya, manakala suatu aktiva tetap tidak lagi berfaedah
bagi perusahaan, maka aktiva tersebut boleh saja dilepas. Aktiva lama bisa dijual,
ditukar dengan aktiva lain,
Pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, penggantian aset
dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

Universitas Sumatera Utara

1. Dengan cara dibuang
Cara ini dilakukan karena aset tersebut sudah tidak fungsional digunakan
dalam kegiatan operasional instansi ini. Disamping itu, aset ini tidak memiliki
nilai buku ataupun nilai pasar yang layak untuk dijual kembali.
2. Dengan cara dijual
Cara ini dilakukan dengan cara mengestimasi kembali nilai buku yang layak
untuk aset tetap tersebut. Biasanya aset yang dijual merupakan aset yang
mengalami penggantian karena kemajuan teknologi yang begitu cepat yang
memaksa aset tersebut harus diganti. Aset ini juga telah lama dinonaktifkan
dalam kegiatan operasional yang mana pada saat pemberhentiannya, aset ini
masih memiliki nilai buku ataupun nilai pasar.
3.6 Tujuan Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap
Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari
total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang
mendukung pengawasan intern (internal control) terhadap intern aktiva tetap
yang diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode
dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh
pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang
baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan
aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut
maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk
mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi
dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara

Universitas Sumatera Utara

spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada
perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap.
Menurut Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tujuan utama
dari pengawasan internal terhadap aktiva tetap, antara lain :
a. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap.
d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
e. perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang
paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.
f. Melindungi aktiva tetap perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan
yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan.

3.7 Unsur-Unsur Pengawasan Internal Aktiva Tetap
Unsur-unsur yang terdapat dalam pengawasan internal pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu alat manajemen atau pimpinan
perusahaan untuk mengendalikan setiap proses proses dan kegiatan

Universitas Sumatera Utara

operasionalnya dengan baik. Proses pembentukannya dimulai dengan
menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setiap kegiatan akan dibagi ke dalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil,
dengan disertai perincian tugas (job descrption) dari masing-masing karyawan
yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan
ditentukan bagian-bagian mana yang akan melakukan suatu tugas atau
kelompok tugas tertentu. Apabila diperlukan, didalam suatu bagian masih bisa
dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang
diperlukan dalam organisasi tersebut.
Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang satu
dengan tugas yang lain. Pendelegasian tugas ini penting agar terciptanya
kerjasama yang baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut dalam rangka
mencapi tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan dalam suatu
perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan
terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk
mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi ini
dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar yang biasanya diberi
nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman mengenai
penggunaan debit maupun kredit masing-masing rekening.
Prosedur yang baik adalah prosedur yang dapat mencapai tujuannya
dengan cara yang sederhana dan membagi pekerjaan secara logis dan mudah

Universitas Sumatera Utara

dipahami sehingga bakat karyawan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Sedangkan prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat memaksakan
kepatuhan.
Dengan

demikian,

sistem wewenang

dan

prosedur

pembukuan

merupakan suatu tata cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan operasioperasi dan transaksi-transaksi perusahaan sedemikian rupa sehingga
dimungkinkan terciptanya keabsahan dan ketelitian dalam pencatatan harta,
hutang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya perusahaan.
3. Praktik yang sehat
a. Dilakukannya pencocokan fisik dengan kartu aktiva tetap secara periodik
(berkala).
b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam
aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik
dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam
anggaran investasi. Anggaran ini disusun setelah dilakukan analisa terhadap
studi kelayakan investasi.
c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah
kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan, aktiva tetap
harus diasuransikan dengan jumlah pertanggung jawaban yang memadai.
d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan antara pengeluaran modal (capital
expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) harus
dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi
perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Unsur-unsur diatas, harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen
dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukannya agar mendapatkan
hasil yang memuaskan serta untuk dapat mencapai tujuan utama dari pengawasan
internal atas aktiva tetap tersebut secara efektif dan efisien.

3.8 Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap
Menurut Sunarto dalam Suryandi dan Adelyna (2011:2), “Pengendalian
Intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen,
personal satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan
yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:
1. Keandalan laporan keuangan
Manajemen perusahaan bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan
keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna lainnya. Manajemen
mempunyai kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa
informasi telah disiapkan sesuai standar laporan, yaitu prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
Pengendalian internal yang baik tidak hanya menyediakan seperangkat
peraturan lengkap dan sanksinya saja. Tetapi pengendalian internal yang baik,
akan mampu mendorong setiap peronal untuk dapat mematuhi peraturan yang
sudah ditetapkan dan berkaitan erat dengan akuntansi contohnya adalah UU
Perpajakan dan UU Perseroan Terbatas.

Universitas Sumatera Utara

3. Efektifitas dan Efisisensi operasi-operasi
Pengendalian dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah kegiatan
dan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek usaha dan untuk
mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi (2014:163), sistem pengendalian internal didefinisikan
sebagai berikut :
“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya
kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut menekankan
tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem
tersebut, dengan demikian pengertian pengendalian internal diatas berlaku baik
dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin
pembukuan, maupun dengan komputer”.
Menurut Diana dan Lilis (2011:82) “Pengendalian internal adalah semua
rencana organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan
usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan
keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional dan
mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Adapun jenis pengawasan yang dijalankan dalam Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara yang meliputi :
1. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Terkait dan berhubungan dengan setiap adanya masalah sistem dan prosedur
penyelenggaraan,
b. Terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi,
buku induk barang atau buku lainnya.
2. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus
keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan inventaris
atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun
kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap sebenarnya.
3. Pengawasan Penggunaan
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu
barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting
artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau
keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam
mengawasi aktiva tetap, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik
maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan
dengan cara mengasuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal
manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada
bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.
4. Pengawasan Preventif
Pengawasan

tersebut

dilakukan

untuk

menghindari

adanya

penyimpangan pelaksanaan penyimpangan keuangan negara yang akan

Universitas Sumatera Utara

membebankan dan merugikan negara lebih besar. Pengawasan ini akan lebih
bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga
penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.
5. Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang
dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Pengawasan jauh (pasif)
yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan pengujian terhadap suratsurat pertanggung jawaban

disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan

pengeluaran.
6. Pengawasan kebenaran formil menurut hak dan pemeriksaan kebenaran materil
mengenai maksud dan tujuan pengeluaran.
Pengawasan

ditujukan

agar

menghindari

terjadinya

korupsi,

penyelewengan dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur
atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan tersebut dapat
diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan
negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.
Menurut Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sistem
pengawasan atas aktiva tetap yang memadai yang memiliki organisasi untuk
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan pada
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas aktiva tetapnya meliputi :
1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tersebut.
2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan
pencatatan aktiva tersebut.

Universitas Sumatera Utara

3. Memiliki asuransi atas aktiva tetap terhadap kejadian tertentu seperti
kebakaran, pencurian dan lain-lain.
4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap
tersebut agar mereka dapat secara benar mengoperasikan aktiva tetap tersebut.
5. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut, misalnya orang-orang yang tidak
berhubungan tidak diperbolehkan masuk daerah tersebut.
Dalam kesehariannya, karyawan yang ada di Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara telah menjaga aktiva tetap diruangan masing-masing
ataupun yang diberikan kepercayaan menggunakannya untuk menjalankan
tugasnya. Penggunaan aset tetap digunakan pada jam kerja saja dan setelah jam
kerja selesai seluruh aset elektonik dinonaktifkan untuk menjaga keawetan aktiva
tetap. Hanya saja untuk aset tetap yang non elektonik kurang diperhatikan oleh
sebagian karyawan seperti meja dan lemari yang jarang digunakan ataupun tidak
digunakan lagi, sehingga jika diperhatikan dengan seksama kebersihan aset
tersebut kurang diperhatikan yang mana hal sepele ini memberikan peluang
berkurangnya estimasi manfaat aset tersebut.
Adapun sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap yang dijalankan
dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang meliputi :
1. Sistem pengawasan melalui persetujuan
Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan
persetujaan Kepala Sub Bagian Umum. Tanpa adanya persetujaan Kepala Sub
Bagian Umum segala aktivitas aktiva tetap tidak dapat operasikan.

Universitas Sumatera Utara

2. Sistem pengawasan terhadap gerak-gerik fisik
Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya
atau tidak dapat dipakai lagi, maka perusahaan melakukan sejumlah prosedur
atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva
tetapnya.
3. Sistem pengawasan penghitungan fisik
Sistem ini harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa
keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditujukan untuk
mendeteksi aktiva tetap yang hilang, rusak atau yang tidak dipakai lagi. Semua
perbedaan yang dicatat selama penghuitungan fisik aktiva tetap harus segera
ditindaklanjuti dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik akiva tetap.
4. Sistem pengawasan prosedur pencatatan
Semua penambahan aktiva tetap, transfer, transaksi penghapusan/pemusnahan
harus dicatat dalam daftar aktiva tetap. Aktiva tetap juga harus diberi kode
perusahaan, lokasi aktiva, kategori aktiva dan nomor aktiva. Prosedur
pencatatan dilakukan melalui proses manual dan komputerisasi yang
melibatkan berbagai fungsi dan tidak lupa untuk meminta persetujuan dari
pihak yang berwenang.
5. Sistem pengawasan penggunaan fisik
Sistem ini dilakukan supaya penggunaan aktiva tetap sesuai dengan peraturan
perusahaan sehingga tidak terjadi penggunaan sewenang-wenang yang dapat
menimbulkan kerusakan aktiva tetap. Sistem ini juga berguna untuk merawat
dan memelihara aktiva tetap sehingga memperpanjang masa manfaat aktiva
tetap tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Menurut peneliti sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah sesuai teori pada kutipan
yang peneliti sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah
dipergunakan sepenuhnya

dan sistem pengawasan internal aktiva tetap yang

dilakukan instansi sudah berjalan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran mengenai sistem pengawasan
internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara.
4.1 Kesimpulan
1. Pencatatan dan pelaporan aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP
(Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara
sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur pencatatan yang
telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah,
walaupun ada kelalaian dalam pencatatan dan pelaporan tetapi kelalaian
tersebut langsung dievaluasi.
2. Sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera
Utara sudah dijalankan dengan baik yang mana masing-masing aset sudah
diawasi oleh operator dan memberikan tanggung jawab kepada pemakai aset
tersebut sehingga dapat mengurangi resiko kehilangan, kerusakan dan resiko
lainnya.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Saran
1. Kantor

Perwakilan

BPKP

(Badan

Pengawasan

Keuangan

dan

Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sebaiknya memberikan pelatihan
khusus bagi pegawai yang melakukan kesalahan pada pencatatan dan
pelaporan agar tidak terjadi kesalahan kembali
2. Walaupun aset tetap sudah diawasi oleh operator,sebaiknya instansi harus
melakukan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap secara rutin dengan
melakukan

pengecekan

setiap

bulannya,

agar

dapat

mengetahui

perkembangan kondisi aset-aset tersebut tiap periode dengan mudah dan
juga dapat memperpanjang masa manfaat aset aset yang dimiliki instansi
tersebut.

Universitas Sumatera Utara