Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Bermasalah Dengan Metode Restrukturisasi Pada Kantor PT. Bank Sumut Medan

WAWANCARA
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan kepada dua orang narasumber, yaitu:
1. Narasumber I
Nama

: Dicky Frandhika Gutama

Jabatan

:Seksi Pelaksana Penyelamatan dan Restrukturisasi Kredit

pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan
Waktu

:Kamis, 23 Maret 2017

Tempat

: Di Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan, jalan Imam


Bonjol Nomor 18, Medan.
2. Narasumber II
Nama

: Radius Peranginangin

Jabatan

:Pemimpin Bagian Penyelamatan dan Restrukturisasi

Kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan
Waktu

:Kamis, 30 Maret 2017

Tempat

: Di Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan, jalan Imam

Bonjol Nomor 18, Medan.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kredit bermasalah?
Kredit bermasalah adalah kredit atau pembiayaan yang telah atau
diperkirakan akan mengalami kesulitan membayar pokok, bunga /
margin / bagi hasil dan /atau denda atas kredit atau pembiayaan yang

Universitas Sumatera Utara

masih tercatat pada neraca (on balance sheet) maupun yang telah
administratif (off balance sheet).
2. Bagaimanakah penggolongan kualitas kredit pada PT. Bank
Sumut Cabang Koordinator Medan?
PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan menggolongkan
kolektibilitas kredit menjadi dua golongan, yaitu:
2. Performing Loan
Dalam performing loan, kualitas kredit masih terbilang baik. Yang
termasuk ke dalam penggolongan performing loan adalah:
c. Lancar (kolektabilitas1 / sandi 1)
Dalam kualitas kredit lancar tidak terjadi penunggakan untuk
pokok dan/atau bunga kredit.

d. Dalam Perhatian Khusus (kolektabilitas 2 / sandi 2)
Dalam kredit tersebut sudah terjadi penunggakan pokok
dan/atau bunga pembayaran normal dalam jangka waktu tidak
lebih dari 90 hari.
3. Non Performing Loan
Dalam

non

bermasalah.Yang

performing
termasuk

loan,
ke

kualitas
dalam


kredit

penggolongan

sudah
non

performing loan adalah:
d. Kurang Lancar (kolektabilitas 3 / sandi 3)
Dalam kualitas kredit kurang lancar sudah terjadi penunggakan
pokok dan/atau bunga kredit dalam jangka waktu lebih dari 90
hari dan tidak lebih dari 120 hari.

Universitas Sumatera Utara

e. Diragukan (kolektabilitas 4 / sandi 4)
Dalam kualitas kredit diragukan sudah terjadi penunggakan
pokok dan/atau bunga dalam jangka waktu lebih dari 120 hari
dan tidak lebih dari 180 hari.
f. Macet (kolektabilitas 5 / sandi 5)

Dalam kualitas kredit macet sudah terjadi penunggakan pokok
dan/atau bunga dalam jangka waktu lebih dari 180 hari.
3. Apa yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah pada PT.
Bank Sumut Cabang Koordinator Medan?
Secara umum, penyebab terjadinya kredit bermasalah yang pernah
dihadapi sebelumnya oleh PT. Bank Sumut Cabang Koordinator
Medan adalah disebabkan karena kesalahan dari debitur dan juga
kesalahan pihak kreditur. Kesalahan pihak debitur terjadi ketika
debitur mengalami penurunan omset usahanya, bahkan usaha debitur
bangkrut dan tidak berjalan lagi sebagaimana biasanya. Selain itu ada
juga debitur yang mengalami konflik atau masalah keluarga, misalnya
terjadi perceraian antara debitur dengan suami atau istrinya, sehingga
adanya

permasalahan

pembagian

harta


perkawinan

yang

berkemungkinan membuat debitur mengalami kerugian, hal tersebut
akan berdampak kepada pelunasan kredit yang dilakukan debitur.
Penyebab lainnya adalah debitur meninggal duniasehingga ahli
warisnya

tidak

bersedia

debitur.Terjadinya

musibah

untuk
yang


melunasi
menimpa

hutang-hutang

debitur

sehingga

mengganggu kelancaran kegiatan usaha dan kemungkinan besar

Universitas Sumatera Utara

kegiatan usaha debitur akan terhenti. Karakter debitur yang tidak baik
juga merupakan penyebab terjadinya kredit bermasalah karena bisa
saja debitur tidak bersikap transparansi terhadap pihak bank, sehingga
dalam proses penagihan kredit berlangsung, debitur menutup diri untuk
dijumpai oleh pihak bank. Penyebab yang kedua adalah kesalahan dari
pihak kreditur. Kesalahan kreditur biasanya terjadi karena adanya
oknum, bukan karena kesalahan dari sistem bank tersebut. Misalnya

karena adanya kedekatan pihak kreditur dengan nasabah sehingga
kreditur dengan mudahnya memberikan kredit tersebut tanpa
melakukan analisis lebih dalam tentang latar belakang calon debitur.
4. Apa akibat yang timbul dari terjadinya kredit bermasalah
tersebut?
Terjadinya kredit bermasalah pada kantor PT. Bank Sumut Cabang
Koordinator

Medan

menimbulkan

beberapa

akibat

seperti

meningkatnya rasio NPL (Non Performing Loan) yang mengakibatkan
turunnya kesehatan bank, sehingga menimbulkan akibat yang lain

yaitu para nasabah tidak mempercayai pihak bank sebagai tempat
penyimpanan uang yang aman dan nyaman dan akan menarik seluruh
dana simpanannya. Hal ini akan berdampak sistemik terhadap bankbank lain. Selain itu, kredit bermasalah juga menimbulkan akibat
naiknya pencadangan kerugian bank yang disebut CKPN (Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai). Besarnya CKPN dibentuk berdasarkan
persentase tertentu dari nominal berdasarkan kualitas aktiva produktif.

Universitas Sumatera Utara

Semakin besarnya jumlah kerugian dana dalam aktiva produktif, maka
akan semakin tinggi CKPN yang dikeluarkan oleh bank.
5. Bagaimanakah upaya yang dilakukan PT. Bank Sumut Cabang
Koordinator Medan dalam penyelesaian kredit bermasalah?
Dalam menyelesaikan suatu kredit bermasalah PT. Bank Sumut
Cabang Koordinator Medan menerapkan upaya penyelamatan kredit
dengan cara sebagai berikut:
3. Mendeteksi secara dini permasalahan-permasalahan yang dihadapi
pihak debitur yang dapat mengganggu kelancaran usahanya
sehingga mengakibatkan debitur mengalami kesulitan untuk
membayar kredit. Jika kredit sudah jatuh tempo, pihak bank akan

mengkonfirmasi kepada debitur melalui telepon. Selanjutnya, bank
akan menghadap langsung dengan debitur untuk menggali lebih
lanjut tentang penunggakan pembayaran kredit yang dialami
debitur.
4. Ketika kredit sudah bermasalah, terdapat 3 (tiga) pilar untuk
mengatasi kredit bermasalah yang paling sering diterapkan pada
Kantor PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan adalah
sebagai berikut:
d. Penagihan (collection)
Dalam melaksanakan kegiatan penagihan terhadap kredit
bermasalah, bank membentuk tim penagihan dengan keputusan
direksi. Dimana usaha bank dalam melakukan penagihan
dengan

intensif

terutama

kepada


debitur

yang

masih

Universitas Sumatera Utara

mempunyai kemampuan. Langkah-langkah dalam melakukan
penagihan tersebut dapat ditempuh dengan cara:
5) Menghubungi debitur untuk melakukan penagihan
6) Mengunjungi debitur
7) Mengeluarkan surat informasi tunggakan kepada debitur
8) Mengeluarkan surat panggilan kepada debitur
e. Restrukturisasi Kredit
Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan
bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya kepada
bank. Restrukturisasi kredit ini dilakukan khusus untuk debitur
yang omset bisnisnya menurun tetapi debitur masih berniat
untuk membayar tagihan kredit tersebut. Oleh sebab itu, dalam
hal ini bank dituntut untuk menganalisa pihak terkait dan juga
permasalahan yang sedang dialami debitur, dengan syarat
bahwa debitur harus memenuhi asas transparansi agar bank
dapat lebih mudah dalam menganalisanya.
f. Eksekusi Hak Tanggungan (Lelang)
Apabila debitur cidera janji, objek hak tanggungan yang
dipegang oleh bank dijual melalui pelelangan umum menurut
cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan bank sebagai pemegang hak tanggungan
berhak mengambil seluruh atau sebagian dari hasil pelelangan
tersebut untuk pelunasan kredit yang dijamin dengan hak

Universitas Sumatera Utara

tanggungan tersebut. Eksekusi hak tanggungan merupakan
jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak beritikad
baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua
hutang-hutangnya.
Selain itu, dalam perjalanan mengatasi kredit bermasalah pihak bank
dapat memberikan opsi yang lainnya, yaitu:
6. Bank memberikan kelonggaran waktu pembayaran denda dan
sebagian bunga berjalan.
7. Penarikan barang agunan.
8. Pengambilalihan atau take over agunan.
9. Penyelesaian dengan lelang agunan yang sudah dipasang hak
tanggungan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang.
10. Penyelesaian melalui gugatan hukum
11.

Bagaimanakah penyelesaian kredit bermasalah dengan metode

restrukturisasi pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan?
Pelaksanaan proses penyelesaian kredit bermasalah dengan metode
restrukturisasi pada Kantor PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan
dilakukan dengan memberikan pola atau opsi restrukturisasi sebagai
berikut:
9. Penurunan Suku Bunga Kredit
Penurunan suku bunga kredit dapat dilakukan terhadap fasilitas kredit
dengan kualitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan atau macet dengan ketentuan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

g. Dilakukan secara selektif terhadap debitur atas dasar cash flow
debitur.
h. Tingkat suku bunga minimal sebesar cost of loanable fund bank
serta

dikaji

secara

periodik

dengan

mempertimbangkan

kecenderungan kondisi tingkat suku bunga di pasar. Cost of
loanable fund adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh bank
untuk menghimpun dana, setelah diperhitungkan dengan cadangan
wajib minimum yang harus dipelihara ditambah biaya operasional
dana dan kredit (overhead cost) yang ditetapkan oleh Asset and
Liability Committee (ALCO) bank secara periodik.
i.

Jangka waktu dan kemampuan membayar debitur dengan
menggunakan tingkat suku bunga restrukturisasi harus tercermin
dengan baik dalam proyeksi cash flow.

j.

Debitur yang memperoleh penurunan suku bunga sampai dengan
cost of loanable fund tidak boleh diberikan penangguhan
pembayaran bunga berjalan yang dijadwalkan.

k. Debitur yang memperoleh keringanan dengan cara membayar
sebagian bunga berjalan yang dijadwalkan, maka tingkat suku
bunga restrukturisasi yang dibebankan kepada debitur adalah
tingkat suku bunga pasar dan selisih tingkat suku bunga pasar dan
bunga yang dijadwalkan dicatatkan secara off balance sheet dan
dibuatkan jadwal pembayarannya.

Universitas Sumatera Utara

l.

Apabila debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya dengan
keringanan beban bunga pada poin d dan e di atas, maka
penyelamatan kredit adalah dengan penyelesaian kredit.

10. Perpanjangan Jangka Waktu Kredit
Perpanjangan jangka waktu kredit dapat dilakukan terhadap fasilitas
kredit dengan kualitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan atau macet dengan ketentuan sebagai berikut:
g. Jangka waktu maksimum untuk perpanjangan dan penjadwalan
kembali didasarkan atas cash flow debitur.
h. Untuk kredit modal kerja maka sifat modal kerja dirubah dari
kredit tanpa angsuran (revolving) menjadi kredit angsuran tetap
(non revolving), perpanjangan jangka waktu maksimum lima tahun
dengan membuat jadwal pembayaran dan tidak dapat diterbitkan
blanko cek dan giro.
i.

Untuk kredit investasi atau kredit yang pelunasannya telah
mempunyai jadwal angsuran pokok, maka penambahan jangka
waktu maksimal tujuh tahun dari sisa jangka waktu sebelumnya.

j.

Perpanjangan jangka waktu atau penjadwalan kembali dapat
dilakukan dengan memberikan grace periode kepada debitur atas
dasar proyeksi cash flow debitur.

k. Penambahan jangka waktu yang diusulkan disesuaikan dengan
kemampuan debitur membayar kewajibannya yang tercermin dari
proyeksi cash flow dimana asumsi yang digunakan telah disepakati
kedua belah pihak.

Universitas Sumatera Utara

l.

Penambahan jangka waktu atau penjadwalan kembali dengan
memberikan grace periode dengan ketentuan:
4) Selama grace periode kualitas kredit mengikuti kualitas kredit
sebelum dilakukan restrukturisasi.
5) Setelah grace periode berakhir, maka kualitas kredit mengikuti
proses proses penetapan kualitas kredit sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012
berikut perubahan-perubahannya.
6) Kualitas kredit yang direstrukturisasi dengan pemberian grace
periode dapat ditingkatkan kualitas kreditnya sepanjang
terdapat pembayaran pokok dan bunga selama tiga kali
berturut-turut dengan memperhatikan poin f. 2) di atas.

11. Pengurangan Tunggakan Bunga Kredit, Denda dan Biaya
Pengurangan tunggakan bunga kredit, denda dan biaya dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
f. Dilakukan secara selektif dan hati-hati dengan mempertimbangkan
kemampuan riil debitur.
g. Besarnya pengurangan atas tunggakan bunga kredit, denda dan
biaya didasarkan pada proyeksi cash flow debitur.
h. Pengurangan tunggakan bunga kredit dan denda hanya dapat
diberikan kepada debitur dengan kualitas Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet, kecuali ada keputusan Direksi yang bersifat
crash program.

Universitas Sumatera Utara

i.

Pengurangan biaya kredit dapat diberikan kepada debitur dengan
kualitas Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet.

j.

Pengurangan biaya kredit sebelum dilakukan restrukturisasi yang
telah dibebankan oleh bank tidak dapat diberikan, kecuali atas
dasar force major ataupun karena regulasi pemerintah (pusat atau
daerah).

12. Penjadwalan Pembayaran Tunggakan Bunga (exsisting), Denda dan
Sebagian Bunga Berjalan
Penjadwalan pembayaran tunggakan bunga (exsisting), denda dan
sebagian bunga berjalan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
f. Diberikan kepada debitur secara selektif, yaitu bagi debitur yang
selama ini (past performance) mempunyai itikad baik dalam
memenuhi kewajiban, namun saat ini debitur mengalami kesulitan
likuiditas.
g. Terhadap tunggakan bunga (existing), denda dan sebagian bunga
berjalan dibuatkan jadwal pembayarannya dan diadministrasikan
secara off balance sheet.
h. Tunggakan bunga (existing), denda dan sebagian bunga berjalan
dapat diakui sebagai pendapatan bank apabila telah diterima secara
tunai.
i.

Jangka waktu pembayaran tunggakan bunga (existing), denda dan
sebagian bunga berjalan paling lama sama dengan jangka waktu
restrukturisasi kredit.

Universitas Sumatera Utara

j.

Restrukturisasi kredit yang masih memiliki kewajiban/tunggakan
bunga berjalan, maka kualitas kreditnya maksimal Dalam Perhatian
Khusus.

13. Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit
c. Dilarang pelaksanaan restrukturisasi dengan pengurangan pokok
kredit, kecuali atas perintah Undang-Undang ataupun Pengadilan.
d. Pemberian pengurangan atau pemotongan pokok kredit harus
mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan diusulkan
pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham setelah
terlebih dahulu disetujui oleh Dewan Komisaris Bank.
14. Penambahan Fasilitas Kredit
f. Diberikan kepada debitur secara selektif.
g. Tambahan fasilitas kredit dipergunakan untuk menyelesaikan
proyek/investasi yang merupakan sumber pembayaran kewajiban
secara keseluruhan dan didasarkan pada:
3) Adanya analisa yang cermat terhadap kebutuhan dana yang
dibutuhkan debitur untuk menyelesaikan proyek/investasi
tersebut termasuk keyakinan bank atas sumber dana self
financing.
4) Adanya proposal yang lengkap dari debitur yang di dalamnya
mencerminkan jangka waktu penyelesaian proyek (investasi)
dan besarnya Rencana Anggaran Biaya proyek/investasi.
h. Atas

tambahan

fasilitas

kredit

debitur

diwajibkan

untuk

memberikan jaminan tambahan berupa aset tetap atau penjaminan

Universitas Sumatera Utara

pihak ketiga lainnya berupa atau setara dengan cash collateral
minimal sebesar nilai tambahan fasilitas, apabila rasio agunan yang
telah dikuasi bank masih kurang sesuai ketentuan.
i.

Kualitas tambahan kredit sebagai bagian dari paket restrukturisasi
kredit

ditetapkan

sama

dengan

kualitas

kredit

yang

direstrukturisasi.
j.

Fasilitas tambahan kredit harus disertai persyaratan sebagai
berikut:
3) Fasilitas tambahan tidak digunakan untuk mengurangi sebagian
atau seluruh tunggakan pokok dan/atau bunga.
4) Jangka waktu fasilitas kredit tambahan paling lama sama
dengan jangka waktu fasilitas kredit yang direstrukturisasi.

15. Konversi Kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara
Bank dapat melakukan restrukturisasi kredit dengan melakukan
konversi kredit

menjadi penyertaan modal sementara dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
e. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang
konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara dan
dilakukan secara selektif kepada debitur dengan memperhatikan:
4) Prospek usaha debitur baik dan tidak masuk dalam daftar
negatif investasi.
5) Nilai likuidasi jaminan jauh lebih kecil dari seluruh kewajiban.
6) Didasarkan atas kajian kelayakan proposal dari debitur untuk
pelaksanaan konversi kredit

menjadi penyertaan modal

Universitas Sumatera Utara

sementara terhadap fasilitas kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan atau macet.
f. Besarnya penyertaan dinilai oleh perusahaan penilai independen
yang ditunjuk bank, maksimal sebesar kewajiban debitur.
g. Perhitungan jangka waktu penyertaan modal sementara dihitung
sejak bank melakukan penyertaan modal sementara.
h. Penyertaan tersebut wajib ditarik kembali apabila telah melebihi
jangka waktu paling lama lima tahun atau perusahaan debitur
tempat penyertaan telah memperoleh laba kumulatif dan mampu
untuk menyelesaikan seluruh kewajiban kepada bank. Penyertaan
tersebut juga wajib dihapusbukukan dari neraca bank apabila telah
melebihi jangka waktu lima tahun.
16. Pola restrukturisasi Lainnya
Pola restrukturisasi tersebut di atas dapat dilakukan dengan
mengkombinasikan pola restrukturisasi berikut ini, yaitu:
f. Konversi Valuta Kredit
Konversi valuta kredit dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur
pendanaan dari debitur antara valuta penerimaan dan valuta
pengeluaran. Atau dapat juga dilakukan dari valuta asing kepada
valuta Rupiah atau sebaliknya dengan mempergunakan nilai tukar
(kurs konversi) yang berlaku pada saat tanggal penandatanganan
akad restrukturisasi kredit. Dalam hal melakukan pola konversi
valuta kredit tersebut harus mendapatkan persetujuan dari unit
kerja yang membidangi pengelolaan valuta (treasury).

Universitas Sumatera Utara

g. Penggabungan Fasilitas Kredit
Penggabungan fasilitas kredit dapat dilakukan dalam rangka
pengefektifan dan efisiensi pengelolaan dengan ketentuan bahwa
perjanjian kredit awal harus dimasukkan sebagai konsideran dalam
perjanjian restrukturisasi kredit. Apabila terdapat beberapa jangka
waktu jatuh tempo yang berbeda-beda, maka dapat dipilih salah
satu jangka waktu terpanjang dan didasarkan pada cash flow
debitur.
h. Novasi
Novasi merupakan pembaharuan utang yang disertai dengan
hapusnya perikatan yang lama, dalam hal tersebut debitur
berpindah tangan. Debitur pengganti atas debitur eksisting harus
mempunyai prospek usaha yang baik, kemampuan membayar dan
kinerja yang lebih baik lagi dibandingkan dengan debitur eksisting.
Proses analisa dalam pelaksanaan novasi harus dilakukan sama
dengan analisa pemberian kredit baru.
i.

Subrogasi
Subrogasi adalah pembayaran pihak ketiga kepada kreditur, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yaitu melalui debitur yang
meminjam uang kepada pihak ketiga. Nilai dari subrogasi tersebut
boleh sebagian atau seluruh kredit. Apabila subrogasinya hanya
sebagian, maka harus ada kesepakatan antara bank dan kreditur
baru terhadap nilai jaminan yang dialihkan dari bank kepada pihak

Universitas Sumatera Utara

ketiga lainnya yang menjadi subrogasi dan pengalihan jaminan
tersebut harus atas persetujuan debitur.
j.

Penjualan Saham Debitur dan Masuknya Investor Strategis
Pola tersebut dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan
debitur dan menjadi sumber dana untuk penyelesaian investasi
yang sumber dananya tidak memungkinkan dari pinjaman baru
ataupun setoran baru pemegang saham lama. Investor strategis ini
harus memenuhi seluruh legalitas yang diperlukan sebagai
pemegang saham baru dan tidak termasuk dalam daftar kredit
macet atau daftar hitam Bank Indonesia atau Otoritas Jasa
Keuangan.

7. Bagaimanakah ketentuan pelaksanaan restrukturisasi kredit di PT.
Bank Sumut Cabang Koordinator Medan?
Ketentuan pelaksanaan restrukturisasi kredit di PT. Bank Sumut Cabang
Koordinator Medan adalah sebagai berikut:
3. Kriteria Restrukturisasi Kredit
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan terhadap debitur dengan kriteria
sebagai berikut:
e. Debitur bersifat kooperatif dan beritikad baik dalam mencari solusi
penyelesaian kewajiban kepada bank.
f. Debitur masih memiliki prospek usaha yang baik sebagaimana
diatur oleh regulator bank atau minimal memenuhi pendefinisian
prospek usaha sebagaimana disampaikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atau Bank Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

g. Setelah dilakukan restrukturisasi diharapkan debitur akan mampu
memenuhi kewajiban kepada bank, baik kewajiban pokok maupun
bunga.
h. Bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan
hanya untuk menghindari:
4) Penurunan penggolongan kualitas kredit
5) Peningkatan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
(PPA) ataupun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
PPA adalah cadangan yang harus dihitung sebesar persentase
tertentu berdasarkan kualitas aktiva.
6) Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual.
4. Prinsip Restrukturisasi
g. Proses

pengambilan

keputusan

restrukturisasi

kredit

harus

dilakukan dengan memperhatikan four eyes priciple.
h. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan kepada debitur dengan
kolektibilitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet.
i.

Pejabat atau pegawai yang mengusulkan restrukturisasi kredit
harus berbeda dengan pejabat atau pegawai yang memberikan
fasilitas kredit.

j.

Dalam

melakukan

analisa

restrukturisasi

kredit

harus

memperhatikan ekposur secara konsolidasi atas total fasilitas kredit
yang dinikmati oleh debitur dengan memperhatikan pihak terkait

Universitas Sumatera Utara