Hubungan Harapan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Kanker telah dianggap sebagai penyakit yang mematikan. Kanker dapat

terjadi dengan berbagai cara tergantung pada sistem tubuh yang terkena dan jenis sel
tumor yang terlibat. Kanker dapat mempengaruhi individu dari berbagai usia, jenis
kelamin, etnisitas, atau daerah geografi. Meskipun frekuensi insidens dan mortalitas
kanker terus menurun sejak tahun 1990 kanker tetap menjadi satu-satunya penyakit
yang paling menakutkan (American Cancer Society, 2010). Sebagian besar pasien
merasa hancur dan frustasi ketika pertama kali didiagnosa kanker.
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara merupakan penyebab terbesar
kematian setiap tahunnya (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Lebih dari 60% kasus
baru dan sekitar 70% kematian karena kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di
Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan 595.690 orang meninggal
karena kanker di Amerika (American Cancer Society, 2016). Diperkirakan kasus
kanker akan terus meningkat dari 14 juta pada tahun 2012 menjadi 22 juta dalam dua
dekade berikutnya. Hal ini terutama berhubungan dengan bertambahnya masa hidup

banyak penduduk, dan kecenderungan kebiasaan merokok serta gaya hidup tidak
sehat masyarakat yang mengarah pada peningkatan munculnya jenis kanker tertentu
(Junaidi, 2007).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di
Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang
(Kementrian Kesehatan RI, 2015). Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan
penyakit kanker dengan prevelensi tertinggi di Indonesia. Penyakit kanker serviks
sebesar 0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰. Sementara di Sumatera Utara
memiliki prevalensi penyakit kanker sebesar 1,0‰ atau sekitar 13.391 orang
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Kanker dapat diketahui menimbulkan keluhan termasuk nyeri. Van den
Beuken-van Everdingen, de Rijike, dan Kessels et al. (2007) melaporkan bahwa lebih
dari 50% kanker mengalami nyeri. Nyeri relatif tak terduga dan sulit untuk
mengendalikannya (Middlemiss et al., 2011 dalam Overcash, Deborah, Danette &

Taletha, 2013). Pasien sering kali merasakan nyeri selama sakit atau setelah
melakukan terapi. Nyeri berhubungan dengan pengobatan pada kanker seperti
operasi, kemoterapi dan radioterapi yang dapat melukai visceral, musculoskeletal,
dan jaringan saraf. Diperkirakan 53% dan 64-90% dari pasien dengan kanker stadium
lanjut mengalami nyeri, dengan lebih dari sepertiga mengalami nyeri sedang-berat
(Winslow, Seymour, & Clark , 2005).
Nyeri adalah masalah layanan kesehatan utama bagi pasien yang mengalami
kanker. Apabila nyeri pada kanker tidak ditangani akan menyebabkan pasien frustasi.
Pasien dengan nyeri kronis terlihat sangat takut, cemas, lelah, dan depresi. Banyak
individu yang mengalami nyeri kronis menjadi putus asa dan mengasingkan diri.
Individu yang mengalami nyeri kronis dapat menimbulkan efek terhadap psikolosis

Universitas Sumatera Utara

3

yaitu menurunnya harapan (Newton-John, 2003). Nyeri kronis membuat individu
lelah baik secara fisik dan mental ( Luckman & Sorensen, 1993).
Setiap pasien akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap rasa nyeri karena
ambang nyeri dan toleransi setiap orang terhadap rasa nyeri sangat beragam

(Robinson & Lyndon, 2016). Nyeri terjadi ketika jaringan yang mengandung
nosiseptor dicederai yang dilanjutkan proses transmisi, di mana impuls nyeri
kemudian ditransmisikan serat afferent (A-delta & C) ke medulla spinalis. Kemudian
dilanjutkan ke otak, di dalam otak terjadi proses penerjemahan nyeri yang melibatkan
kognitif. Nyeri yang berespon dalam otak dapat dimodifikasi, sehingga persepsi
terhadap nyeri dapat diubah, ditingkatkan, atau dikurangi. Persepsi nyeri dapat
dimodifikasi oleh beberapa faktor. Salah satu nya yaitu harapan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Harapan telah diidentifikasi sebagai
faktor penting dalam kehidupan karena dianggap sebagai kekuatan dalam diri
individu. Dalam proses kognitif, apabila seseorang berfikir positif menyebabkan hasil
nyeri rendah dan sebaliknya apabila seseorang berfikir negatif menyebabkan hasil
nyeri tinggi. Melcak mengembangkan teori nyeri neuromatriks yang dapat
mempengaruhi terhadap pembentukan persepsi nyeri yang dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti perhatian, harapan dan kepribadian. Dengan kata lain, harapan individu
dapat mempengaruhi derajat turun atau redanya nyeri yang dirasakan. Sehingga
sangat penting untuk meningkatkan harapan individu dalam mengatasi nyeri.
Suatu penelitian yang dilakukan Chen (2003) memperlihatkan bahwa pasien
yang menganggap nyeri sebagai kerugian menunjukkan memiliki harapan yang

Universitas Sumatera Utara


4

rendah, sebaliknya pasien yang menganggap nyeri sebagai sebuah tantangan
menunjukkan memiliki harapan tinggi.
Individu yang memiliki harapan tinggi mampu menghadapi situsasi yang
sulit dan mencari cara untuk menyelesaikannya. Mereka akan berusaha untuk
meminimalkan hal yang negatif yang mengganggu kehidupan (Snyder, 1994).
Duggleby (2000) melakukan penelitian dari pengalaman nyeri pada pasien lansia di
RS yang menunjukkan bahwa mempertahankan harapan yang besar menjadi proses
yang penting dalam mengatasi nyeri.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
hubungan harapan dengan intensitas nyeri pada pasien kanker di RSUP H. Adam
Malik Medan.
1.2

Rumusan masalah
1.2.1

Bagaimana harapan pada pasien kanker?


1.2.2

Bagaimana intensitas nyeri pada pasien kanker?

1.2.3 Bagaimana hubungan harapan dengan intensitas nyeri pada pasien
kanker?
1.3

Tujuan penelitian
1.3.1

Untuk mengidentifikasi harapan pada pasien kanker.

1.3.2

Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien kanker.

1.3.3 Untuk mengidentifikasi hubungan harapan dengan intensitas nyeri
pada pasien kanker.


Universitas Sumatera Utara

5

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1

Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi kepada perawat pendidik
untuk mengembangkan metode pembelajaran dengan memasukkan
kedalam matakuliah berupa ceramah bagi mahasiswa tentang
hubungan harapan terhadap intensitas nyeri.

1.4.2

Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan mengatasi nyeri pada pasien
dengan cara meningkatkan harapan nya.


1.4.3

Bagi penelitian keperawatan
Dalam bidang penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara