Nilai-Nilai Patriotisme Dalam Novel Toba Dreams Karya T.B Silalahi Analisis: Sosiologi Sastra Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti diwajibkan menggunakan
sebuah metode untuk mempermudah penelititan, sehingga penelitian yang
dilakukan lebih terarah dan tertata rapi. Menurut Endraswara (2008:8) “Metode
dalam penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif.Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berhubungan
dengan nilai atau kesan dari sebuah objek yang diteliti. Menurut Semi (2012:11)
“Metode penelitian Kualitatif yang diutamakan bukan kuantifikasi berdasarkan
angka-angka, tetapi yang diutamakan adalah kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris.”
3.2 Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata atau
kalimat-kalimat dan bukan angka-angka.Dalam penelitian kualitatif, data formal
adalah kata-kata, kalimat, dan wacana (Ratna, 2004:47).Data yang dimaksud
adalah kata-kata, kalimat, dan wacana yang terdapat dalam novel TD.
Judul Novel


: Toba Dreams

Pengarang

: T.B. Silalahi

Tahun Terbit

: 2015/2

12

Universitas Sumatera Utara

Tebal Buku

: 248 Lembar

Warna Sampul


: Kuning Kecoklat - coklatan

Gambar Sampul

: Sampul novel TD sepasang kekasih saling
bertatapan dan seorang pemuda bersama
Ayahnya merangkul anaknya sambil
memegang pistol

Desain Sampul

: Iksaka Banu

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan dengan persiapan
yang baik pula, teknik pengumpulan data sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan sebuah penelitian.Adapun teknik pengumpulan dapat dilakukan
dengan beberapa metode.
Nurgiyantoro (1995:47) menyatakan membaca heuristik merupakan

pembacaan karya sastra pada sistem semiotik tingkat pertama.Ia berupa
pemahaman makna sebagaimana yang dikonvensikan oleh bahasa yang
bersangkutan. Orang sering menyebutnya sebagai makna yang ditunjuk oleh
kamus.Kerja pembacaan heuristik menghasilkan pemahaman makna secara
harfiah, makna langsung, makna tersurat atau makna denotatif.Namun, dalam
banyak kasus karya sastra, makna yang sebenarnya ingin disampaikan oleh
pengarang justru diungkapkan tidak secara langsung tetapi hanya tersirat.Oleh
karena itu untuk pembacaan karya sastra haruslah sampai pada penafsiran
hermeneutik, yaitu pembacaan dan pemahaman pada tataran semiotik tingkat
kedua.Artinya berdasarkan makna dari hasil kerja heuristik dicoba untuk
ditafsirkan makna tersirat, konotasi, atau signifikasinya.Jika pada tataran kerja

13

Universitas Sumatera Utara

heuristik dibutuhkan pengetahuan tentang kode bahasa, pada tataran kerja
hermeneutik dibutuhkan tentang kode sastra.
Setelah data dibaca menggunakan metode heuristik dan hermeneutik,
maka data yang memiliki kaitan dengan nilai-nilai patriotisme.Setelah seluruh

data dikumpulkan maka data dipilih serta dikelompokkan, data yang
dikelompokkan sesuai dengan nilai-nilai patriotisme.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
heuristik dan hermeneutik. Heuristik merupakan langkah untuk menemukan
makna melalui pengkajian struktur bahasa dengan menginterpretasikan teks sastra
secara refrensial lewat tanda-tanda bahasa. Hasil dari pembacaan heuristik adalah
sinopsis cerita, pengucapan teknik cerita, dan juga gaya bahasa yang digunakan
dalam cerita tersebut. (Nurgiyantoro:32)
Hermeneutik yaitu pembacaan bolak-balik atau pembacaan ulang untuk
mendapatkan konvensi cerita atau makna ceritanya.Pembacaan dilakukan dari
awal hingga akhir cerita tersebut. Proses pembacaan ini adalah interpretasi tahap
kedua yang menggunakan banyak kode di luar bahasa dan kemudian
menggabungkan keseluruhannya hingga pembaca dapat menganalisis secara
struktural untuk mengungkapkan makna utamanya. (Nurgiyantoro:33)
Analisis yang digunakan dalam menganalisis karya sastra adalah analisis
deskriptif.Menurut Nasir (dalam Tantawi 2014:66) metode deskriptif adalah
mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara
sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena dengan fenomena pada objek yang diteliti.


14

Universitas Sumatera Utara

Analisis dengan metode deskriptif dilakukan dengan langkah-langkah
berikut: (a) Peneliti membaca data yang telah dikumpulkan untuk memahaminya
secara keseluruhan, (b) Peneliti akan mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan
seluruh data berdasarkan butir-butir masalah yang telah dirumuskan, dan (c)
Peneliti kembali menafsirkan seluruh data untuk menemukan kepaduan dan
hubungan antar data, hingga akhirnya diperoleh pengetahuan tentang karya sastra.
Data yang telah didapatkan kemudian dipisahkan berdasarkan masalah-masalah
yang telah dirumuskan.Hasil yang diperoleh adalah berupa uraian penjelasan
penelitian yang sifatnya deskriptif.

15

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

NILAI – NILAI PATRIOTISME YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL
TD KARYA T.B SILALAHI

4.1 Patriotisme
Dalam pandangan filsafat, nilai (value: Inggris) sering dihubungkan
dengan masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu
berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai keindahan), baik (nilai moral) dan
religius (nilai religi).Nilai itu ideal, bersifat ide.Karena itu nilai adalah sesuatu
yang abstrak dan tidak tidak dapat disentuh oleh panca indera (Budiyono:
2004:23). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Patriotisme adalah sikap
seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmurantanah airnya (KBBI, 2007: 837). Jadi nilai-nilai patriotisme adalah
segala hal yang positif dan berguna yang terkandung di dalam jiwa manusia yang
berhubungan dengan bela Negara. Termasuk di dalamnya adalah kesetiaan,
kerelaan berkorban, kebersamaan, tanggungjawab dan semangat pantang
menyerah.Berbicara tentang patriotisme tentu saja tidak lepas dari rasa
nasionalisme.Nasionalisme sendiri adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri (KBBI, 2007:775).
Patriotisme didefenisikan sebagai paham cinta tanah air.Kita contohkan pejuang
sejati pembela bangsa yang mempunyai semangat, sikap, perilaku mencintai tanah

airnya, dimana dia mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa raganya demi
kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negaranya. Patriotism berasal dari kata
“patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau

16

Universitas Sumatera Utara

“heroism” dan “patriotism” dalam bahasa inggris. Pengorbanan ini dapat berupa
pegorbanan harta benda maupun jiwa raga. Patriotisme mengandung konotasi
etika: adalah dibayangkan bahwa „tanah air‟ ini (biar bagaimana sekalipun
artinya) sendirinya adalah satu taraf moral atau nilai moral.
Kala itu, tetangga sekitar rumahnya tentara semua.Diri nya membayangkan,
alangkah gagahnya bila tebe berseragam tentara.Kebetulan, di tahun 1974 saat itu
dibuka pendaftaran untuk menjadi tentara.Tebe yang baru lulus SMP, saat berusia
15 tahun, berkeras untuk mendaftar. Pendeta viktor berusaha mencegah keinginan
anaknya, karena dia ingin Tebe melanjutkan sekolah ke SMA.(TD:9)
Rela sepenuh hati berkorban untuk bangsa dan Negara.sama saja rela berkorban
demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri
demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau

negaranya dari Negara yang kecil, berkembang sampai menjadi Negara yang
maju. Demikianlah yang dilakukan oleh sersan tebe (TB silalahi) dalam novel
TDhal ini tergambar dalam kutipan berikut ini
“Ayah tak perlu khawatir, relakan anakmu berjuang bersama prajurit
lainnya di Timor Timur,” jawab tebe yang telah membulatkan tekad untuk
dikirim ke Timor Timur. “Saya mohon doa restu Ayah saja. Lusa saya
mulai latihan sebelum diberangkatkan ke Atambua.” (TD:10)
Dari kutipan di atas, tergambar bahwa sersan tebe rela berkorban dan
berjuang untuk bangsa dan Negara di Timor Timur. Meskipun ayahnya sudah
memberikan berbagai argumentasi, bahkan diam-diam berusaha mempengaruhi
adiknya, Rafles, yang menjadi seorang perwira perbekalan di korem Yogyakarta,
namun Tebe tetap berkeras hati ikut ujian sekolah Calon Tamtama.Tebe berhasil
dengan pangkat prajurit dua.
17

Universitas Sumatera Utara

Kala itu Tebe diangkat sebagai prajurit infanteri. Setelah ikut pelatihan
selama enam bulan, ia langsung dikirim ke Meliana, Bobonaro, Timtim.
Selama tiga tahun dia bertugas di sana sebelum dipindahkan ke Dili, ibu

kota Timtim. Di dili Tebe mengikuti ujian persamaan SMA untuk
persyaratan Secaba, dan dia berhasil lulus dari pendidikan Secaba dengan
pangkat sersan dua. (TD:11)
Secaba merupakan sekolah calon bintara disana lah tempat tebe lulus
dengan pangkat sersan dua, lalu dia melanjutkan tugas nya ke padalarang,
kabupaten Bandung, jawa barat, sebagai pelatih pasukan kavaleri. Sepuluh tahun
terkhir Sersan Tebe dipindahkan ke Batalyon Kav 9/Serbu Kodam jaya di
tangerang.
Akhirnya Sersan Tebe pensiun, saat itulah bona pasogit dalam bahasa batak yang
artinya kampung halaman memanggil jiwanya.Kebanyakan warga keturunan
batak di perantauan memiliki ikatan yang kuat dengan bona pasogit-nya.Dengan
berbagai pertimbangan, sebagian besar perantau batak, saat meninggal dunia,
ingin dikubur di bona pasogit-nya.Tebe tidak ingin menunggu di panggil Tuhan
baru jasadnya dikirim ke kampung halaman.Dia ingin menghabiskan masa tua di
kampung halaman yang berada di tepi Danau Toba.
“Esok hari dia harus mengakhiri karier militernya.Padahal ketiga anaknya
belum ada yang bekerja. Si sulung Ronggur, yang sudah 2 tahun drop out
kuliah, yang masih menganggur. Sumurung anak keduanya, baru lulus
SMA. Sedangkan Taruli, putri bungsunya, juga baru lulus SMP. Keduanya
pasti membutuhkan biaya besar untuk meneruskan pendidikannya.(TD:50)

Semula Sersan Tebe berharap, Ronggur di usianya yang ke-23 tahun sudah
bekerja.Paling tidak sudah memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, syukur-syukur
bisa

membantu

biaya

sekolah

adik-adiknya.Namun

harapan

tinggal

harapan.Kadang Tebe iri dengan parulian, keponakannya yang datang dari Medan,

18


Universitas Sumatera Utara

hanya dua bulan menumpang di keluarganya. Anak dari adik perempuannya itu
langsung diterima di kantor pengacara.
“Gigih sekali anak itu, puji Tebe dalam pikirannya. Lain dengan anak
sulungnya, si ronggur, yang hidupnya larut bersama teman-temannya yang
suka nongkrong.(TD:50)
Namun Sersan Tebe justru menaruh harapan yang sangat besar kepada
Taruli, putri bungsunya.Sejak SD hingga lulus SMP, prestasi akademisnya
sungguh membanggakan.Kadang dia juara satu.Paling rendah juara tiga di
kelasnya.Kelak, jika keluarganya pindah ke Tarabunga, dan itu sudah menjadi
impian lama Sersan Tebe, Taruli diharapkan masuk sekolah unggulan yang
didirikan Letjen TNI (Purn.) T.B Silalahi. Karena sekolah ini menggratiskan biaya
pendidikan bagi anak-anak berprestasi dari kalangan yang tidak mampu.
Di sini Sersan Tebe bersyukur. Kendati pernah dikirim ke berbagai medan
pertempuran, namun dirinya masih utuh. Berkali –kali dia bisa meloloskan diri
dari ancaman maut.Diantara mereka yang masih dia ingat adalah Pratu Dukut asal
Gunungkidul yang satu angkatan dengannya di sekolah tamtama.
“Selamat jalan, kawan,” ucap Sersan Tebe kepada potret Pratu Dukut yang
berpose di suatu kawasan yang sudah direbut pasukannya. (TD:36)
Kini Sersan Tebe berkemas di depan cermin, bersiap mengikuti upacara
purna tugas yang sudah dijadwalkan kesatuannya. Saat berkemas di depan cermin
itulah Kristin sujono, yang sudah seperempat abad dinikahinya, berdiri di
belakangnya. Namun kristin kurang setuju jika suaminya buru-buru memboyong
keluarganya ke kampung halaman. Apalagi Ronggur masih menganggur,
Sumurung baru lulus SMA, dan Taruli masih memerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk melanjutkan sekolahnya.

19

Universitas Sumatera Utara

“Apa sudah ayah pikirkan baik-baik? Apa tidak sebaiknya ayah minta
pekerjaan kepada atasan atau kawan yang pernah ayah tolong ?” sapa
Kristin.“pekerjaan apa ?” sahut Sersan Tebe dengan nada meninggi.
“jaditukang parker? Satpam Bank? Sekuriti klub malam?Debt collector,
begitu?” (TD 36-37)
Lagi – lagi Kristin gagal membujuk suaminya agar mengurungkan niat
pulang kampung setelah pensiun yang sudah diungkapkannya sejak lama.Sersan
Tebe berkeras dengan keputusannya.Ibunya yang sudah tua tentu saja tidak
sanggup mengerjakan tanah yang kurang lebih 2 hektar itu. Dengan sisa –sisa
tenaganya di usia 55 tahun, Tebe berharap mampu menghidupi keluarganya dari
uang pensiunan dan hasil pertanian yang akan digarapnya.
“Hari ini kita melakukan apel yang luar biasa dalam rangka mengecek
kesiapan pasukan kita. Saya sangat puas, karena hanya membutuhkan
waktu kurang dari 15 menit pasukan sudah di lapangan dan siap tempur,”
ucap komandan upacara membuka sambutannya.(TD:40)
Kesediplinan mereka membuat komandan sangat puas dalam upacara apel
yang dilakukan dengan khidmat untuk melepas dan mengakhiri pengabdian
seorang prajurit di TNI AD, khususnya Yonkav 9.
“Sekarang tiba saatnya kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada
prajurit yang telah pertaruhkan nyawa di medan-medan perang membela
kedaulatan bangsa. (TD:40)
Sersan Mayor Tebe, kami mewakili Negara Kesatuan Republik Indonesia
memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas jasa-jasamu,” ucap komandan
upacara, yang membuat Sersan Tebe terharu, mengenang para sahabat yang
terlebih dahulu gugur di medan laga.Sersan Tebe tecekat.Matanya memandang
lurus.Tak lama dia pun mencabut pistol yang selama ini menemaninya berjuang.
Perlahan –lahan pistol itu diciuminya. Tebe teringat saat ditugaskan komandannya
mengatasi konflik di Poso.Saat patroli di pinggiran hutan pasukan nya disergap
20

Universitas Sumatera Utara

kelompok bersenjata.Dengan sigap dia mencabut pistol itu dan bisa mengenai dua
orang penyergap.
“Setelah menyerahkan pistol, Sersan Tebe menerima sertifikat pengabdian
dari komandan.Para prajurit dengan antusias bertepuk tangan. Sersan Tebe
pun berdiri tegak.(TD:41)
Suasana haru menyelimuti apel pagi yang sekaligus mengantar kepergian
Sersan Tebe, prajurit senior yang bertahun –tahun menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Markas Yon Kavaleri 9 yang sangat dicintainya.
“Di tempat terpisah, menjelang siang, Ronggur dan ke-10 temannya masih
terlibat perkelahian seru melawan 15 preman.Lambat laun Ronggur Cs,
berhasil menedesak musuhnya yang juga terlihat gigih enggan menyerah.”
(TD:41)
Warga sekitar hanya menonton dari kejauhan.Lagi- lagi tidak seorang pun
berani memisahkan.Apel pagi telah usai.Inspektur upacara telah meninggalkan
tempat.
“Hidup Sersan Tebe! Hidup Sersan Tebe! Hidup Sersan Tebe! (TD:42)
Prajurit tua itu pun terharu mendengar mars Kavaleri yang dinyanyikan
pasukan kompi yang mendukung dan mengaraknya keliling lapangan. Di antara
prajurit itu ada sejumlah kopral yang sudah dianggap seperti keluarganya.Ada
kalanya pula, Sersan Tebe menjadi saksi pernikahan anak buahnya, terutama yang
beragama Nasrani.
“Rata-rata anak buahnya memang prajurit muda.Sebagian sudah menikah,
sebagian lagi masih sendirian.Sebagai prajurit senior, ada kalanya Sersan
Tebe menjadi ajang untuk curhat para prajurit yang sudah dianggapnya
keluarga. (TD:42)

21

Universitas Sumatera Utara

Missalnya saja Koptu Poniman, yang ternyata masih keponakan
Almarhum Pratu dukut.Dia sering curhat tentang istrinya yang merasa serba
kekurangan.Dengan gaji prajurit yang hanya sedikit di atas upah minimal regional
Kota Tangerang Selatan, Koptu poniman sering mengeluhkan kelakuan istrinya
yang banyak mengkredit barang-barang.
“Saya harus bagaimana, Komandan?” keluh Koptu Poniman yang berpikir
akan menceraikan istrinya. Hal yang sama sebenarnya pernah dialami
Tebe. Saat pertama kali menempati rumah dinas, rumahnya masi kosong,
belum ada isinya.(TD:43)
Kristin yang kala itu sedang mengandung anak pertama diam-diam
mengkredit ranjang, sofa, lemari, dan perangkat dapur.Gaji ludes.Begitu pun
pinjaman dari koperasi.Beruntung kala itu panglima ABRI, yang dijabat oleh
seorang perwira

tinggi

asal

Makassar, mengerti

betul

kesulitan para

prajurit.Seingatnya sejak itu gaji prajurit dinaikkan.Belum lagi insentif dari
komandan yang menjalankan bisnis halal untuk kesejahteraan prajurit.
“Sabar saja.Jangan sampai kalian cerai.Itulah tantangan yang mesti
dihadapi seorang prajurit. Lihatlah abangmu ini, gajinya juga tidak beda
jauh dengan kalian, tapi kalau bersabar, Tuhan pasti kasih jalan. Saat sulit
mbakyumu jualan batik dan ternyata bisa untuk menyambung gaji suami.
Pernah juga mbakyumu, waktu saya dinas di Sulawesi, jualan gorengan.
Abangmu berharap, istrimu juga bisa meniru mbakyumu, yang sabar
menghadapi cobaan,” (TD:45)
kenang Sersan Tebe saat memberikan petuah kepada Koptu Poniman.
Sersan Tebe ingat betul, setelah Ronggur lahir, istrinya memutuskan ikut program
Keluarga Berencana. Maka tidak aneh, jarak kelahiran antara Ronggur dan
Sumurung 5 tahun.Setelah kelahiran Taruli tiga tahun berikutnya, Kristin kembali
ikut Keluarga Berencana seperti yang dianjurkan pemerintah.

22

Universitas Sumatera Utara

“Selain gaji dan lauk-pauk, sejak Panglima ABRI dipegang Jenderal TNI
M. Yusuf dari Makassar, keluarganya juga mendapatkan tunjangan 58kg
beras setiap bulan.Jatah untuk dirinya 18 kg, istri dan masing-masing
anaknya mendapat jatah 10 kg. (TD:46)
Begitulah kehidupan keluarga tentara.Bila tidak bisa mengatur keuangan,
akibatnya bisa kedodoran di tengah jalan. Untuk mencukupinya, kadang-kadang
teman sejawatnya, di luar jam dinas, menjadi penjaga malam di gedongan. Ada
pula yang menjadi satpam di kompleks pertokoan sesudah jam kerja.
“Kesulitan yang dialami Koptu Poniman, juga prajurit-prajurit muda yang
lain, pernah dialaminya.Bagi yang tidak kuat menahan godaan, ada
kalanya mereka terlibat tindakan yang mencederai Sumpah prajurit.
(TD:46)
Selama bertugas di Yonkav 9, sudah puluhan prajurit yang dikenalnya
melakukan tindakan indisipliner.
“Selamat jalan, komandan.Semoga sukses,” kata Koptu Poniman yang
wajahnya mirip Pratu Dukut.Dia memang anak dari kakak perempuan
Pratu Dukut. (TD:46)
Dia menikah dengan anis, pelayan warung “gudeg yogya” yang membuka
kios di jl. Fatmawati Jakarta Selatan.
“Salam buat istrimu, saya dengar usahanya sukses, syukurlah,” ujar Sersan
Tebe kepada Koptu Poniman.
“Itu berkat nasihat Komandan,” sahut koptu Poniman.“Alhamdulliah,
berkat nasihat komandan, Tuhan telah membukakan jalan. Nanti saya
sampaikan salam Komandan kepada istri saya,” lanjut Koptu Poniman
yang juga tidak kuasa menahan air matanya.
Terlebih komandannya itu sering bercerita tentang keberanian Pratu Dukut
meninggal dirinya belum lahir, namun prajurit muda itu setiap Hari Raya Idul
Fitri selalu berziarah ke makamnya di Desa Gedaren, Ponjong, Gunung kidul.
23

Universitas Sumatera Utara

“Sersan Tebe pernah diam-diam membawakan formulir pendaftaran
sekolah calon bintara ke anaknya. Tapi apa jawab Ronggur? “Jadi
tentara”?enggak banget, deh. Bapak saja yang sudah bertempur kemanamana sudah tua masih miskin begitu.” (TD:56)
Ingin sekali Sersan Tebe menampar anak sulungnya yang kurang ajar itu,
tapi Kristin Sujono, ibunya, selalu mencegahnya.
“Usai upacara, Sersan Tebe dengan sepeda motor Honda Astrea tuanya
berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ada sejumlah
sejawatnya yang gugur di medan laga dikuburkan di sana. Bahkan ada
beberapa di antaranya yang masih berpangkat kopral. Belum sempat
menikmati indahnya hidup berumah tangga namun telah gugur di medan
laga.
4.2 Nilai-nilai Patriotisme
Seperti yang dijelaskan dalam Bab II, penelitian ini menggunakan
pendekatan Sosiologi sastra yang dikembangkan oleh Endraswara. Sosiologi
sastra

yang

dikembangkan

Endraswara

ini

dapat

menganalisis

dan

mendeskripsikancabang penelitian sastra yang bersifat reflektif dalam nilai-nilai
patriotisme yang terkandung dalam novel TD. Peneltian ini banyak diminati oleh
peneliti

yang

ingin

masyarakat.Patriotisme
mengutamakan

melihat
juga

kepentingan

kelompoknya.Ketika

sastra

sebagai

membayangkan
Negara

peperangan,

bahwa

dibanding

mungkin

cermin

kehidupan

seseorang

kepentingan

nyawa

diri

diri

yang

wajar
dan
perlu

dikorbankan.Gugur dalam pertempuran demi tanah air merupakan contoh tipikal
bagi patriotisme ekstrem. Dapat disimpulkan bahwa patriotisme merupakan sikap

24

Universitas Sumatera Utara

sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan tanah air, bangsa, dan
Negara.Budiyono menjabarkan nilai-nilai patriotisme yang terkandung adalah:
1. Cinta tanah air.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
3. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
4. Berjiwa pembaharu.
5. Tidak kenal menyerah.
Kelima bentuk yang dijabarkan dalam sosiologi sastra Budiyono ini akan
dihubungkan dengan nilai-nilai patriotisme yang terkandung dalam novel TD.
Melalui sosiologi sastra Budiyono tersebut, akan dapat menentukan nilai-nilai
patriotisme Sersan Mayor Tebe dalam tugasnya sebagai tentara pensiunan yang
menghadapi lika-liku kehidupan dalam keluarga.
4.2.1 Cinta Tanah Air
Cinta kepada Negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan dan memperoleh
kehidupan di dalamnya. Karena dari Negara kita tersebut semua yang kita
butuhkan akan kita dapatkan. Cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban
demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri
demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau
negaranya dari Negara yang kecil, berkembang sampai menjadi Negara yang
maju. (Budiyono, 2007:57).

25

Universitas Sumatera Utara

Menghayati arti dari cinta tanah air memanglah bukan masalah yang
mudah, perlu kesabaran dan kerendahan hati untuk menjalankan hal tersebut,
dikarenakan banyak ancaman dan tantangan yang dapat datang dari mana saja,
baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang dari dalam negri
maupun datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai tekad yang kuat untuk
mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita
akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala halnya terutama dalam
tindakan yang positif.
Dalam novel TD ini, terdapat kutipan yang berhubungan dengan cinta tanah air,
seperti pada kutipan berikut:
“Pukul tiga dini hari, Sersan Tebe sudah sibuk mengenakan sepatu bot.
Tidak lupa pula tangannya yang menua menyematkan sejumlah pin
penghargaan ke seragam kebanggaannya.Ada empat tanda kuning
bengkok di pangkal lengannya.Terakhir dia kenakan baret hitam.” (TD:13)
Cinta Sersan Tebe begitu kuat dengan adanya atribut yang dia kenakan
pada seragamnya, begitu banyak pin penghargaan yang dia dapatkan pada saat
bertugas dan itu bukti bahwa dia mencintai Negara.
“Berkali-kali dia bercermin, mematut-matut diri.Mengenang hari-harinya
yang segera berakhir setelah 38 tahun membela dan mengabdi sebagai
prajurit TNI.” (TD:20)
Sersan Tebe sudah puluhan tahun membela Negara dan masi bisa berharap
lagi untuk bertugas dalam medan tempur, tetapi umur berkata lain untuk dia harus
pensiun. Itu membuktikan bahwa Sersan Tebe sangat mencintai tanah air dan ikut
membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.

26

Universitas Sumatera Utara

“Maka, Sersan Tebe pun membulatkan tekad membawa kelaurganya
pulang ke kampung halaman setelah pensiun dari TNI.Dia ingin ketiga
orang anaknya, seperti halnya dirinya, ikut mencintai Toba dengan segala
tantangan yang sudah pasti dihadapinya.” (TD:30)
Sersan Tebe sangat mencintai bangsa dan Negara begitupun dengan
kampung halamannya yaitu Toba yang dia cintai. Tebe berkeyakinan, bila Toba
diurus oleh orang-orang yang memberikan hatinya, niscaya tempat itu akan
menjadi tujuan wisata yang terkenal di mancanegara.
“Sersan Tebe prihatin dengan kondisi tanah kelahirannya.Naluri
ketentaraannya yang ingin mengabdi kepada bangsa dan Negaranya
bangkit.” (TD:34)
Naluri yang terasah sejak zaman pak Harto lewat program ABRI masuk
desa, yang kemudian berganti dengan TNI masuk desa, di mana dirinya pernah
turut

turun

ke

desa-desa,

membangun

jalan,

jembatan,

tempat-tempat

permukiman, dan saluran irigasi. Berbekal pengalaman, Sersan Tebe bertekad
memajukan desanya, agar terlihat bersih dan elok.
“Danau Toba sudah seperti jamban besar, sekaligus air minum, tempat
cuci, mandi.Apa itu tidak bikin penyakit? Mari kita kembalikan kampung
kita yang bersih dan sehat.Mari kita gotong royong, kita buat MCK, tidak
ada lagi hewan peliharaan di bawah rumah kita.Tidak sehat
itu.Bagaimana?Setuju?” teriak Sersan Tebe.” (TD:76)
Kecintaan Sersan Tebe pada lingkungan kampung halamannya Danau
Toba terbukti ketika dia mengajak warga untuk gotong royong memperbaiki dan
melesetarikan kembali kampung halamanya juga menjadi kan tempat wisata bagi
turis yang datang.

27

Universitas Sumatera Utara

4.2.2

Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa dan Negara
Kita patut meneladani perilaku para tokoh perumus dasar Negara yang

dengan tulus berjuang untuk bangsa dan Negara ini.Sikap rela berkorban tanpa
mengharap imbalan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan
perwujudan sikap mencintai tanah air dengan mendahulukan kepentingan bangsa
diatas kepentingan pribadi atau golongan. (Budiyono, 2007:58).
Bela Negara atau rela berkorban merupakan sikap dan perilaku warga
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara seutuhnya.Kesadaran rela
berkorban itu hakekatnya adalah berbakti pada Negara dan kesediaan berkorban
membela Negara.
“Dia adalah seorang Prajurit teladan, yang telah mengorbankan segalagalanya, bahkan keluarganya, demi negara dan bangsa yang
dicintainya.”(TD:132)
Sersan Tebe merupakan prajurit yang begitu teladan, displin dan sangat
mencintai bangsa dan negara.Itu bukti bahwa dia rela mengorbankan segalagalanya bahkan keluarga nya sendiri demi bangsa dan negara.
“Sekarang tiba saatnya kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada
prajurit yang telah pertaruhkan nyawa di medan-medan perang membela
kedaulatan bangsa.” (TD:178)
Sersan Mayor Tebe, kami mewakili Negara Kesatuan Republik Indonesia
memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas jasa-jasamu. Yang membuat
Sersan Tebe terharu, mengenang para sahabat yang terlebih dahulu gugur di
medan laga. Sersan Tebe rela mengorbankan nyawanya demi bangsa dan negara.
“Saya sudah mengabdi di TNI AD selama 38 tahun, dan di batalyon ini
sudah 10 tahun.Sudah banyak senior-senior dan kolega-kolega saya yang
28

Universitas Sumatera Utara

gugur di pertempuran.Saya bangga menjadi prajurit TNI, khususnya
prajurit Yonkav 9.”Saya akan meninggalkan kalian semua, tapi hati saya
tetap disini.” (TD:67)
Seketika Semua prajurit TNI mendekati Sersan (Purn.)Tebe dan langsung
mengangkatnya.Mereka sangat bangga kepada Sersan Tebe yang telah rela
berkorban demi bangsa dan negara.Kelak mereka berharap dan ingin seperti
Sersan Tebe yang berjuang dan membela negara tanpa pamrih.
“Kalau mau bersih benar, memang diperlukan pengorbanan!!”. Tapi
semoga saja apa yang kita lakukan minggu-minggu ini bisa menjadi
program Pak Bupati, sehingga pemerintah kabupaten bisa menurunkan
sarana-sarana yang lebih canggih untuk membersihkan sampah-sampah
dari Danau Toba.” (TD:78)
Sersan Tebe berharap warga dapat berkorban demi melestarikan kembali
kampung halaman mereka sehingga apa yang di impikan bersama dapat terwujud
sehingga wisatawan bisa lebih nyaman berlayar.
“Sejumlah Babinsaatau Bintara Pembina desa juga datang ke Sersan
Tebe”, belajar ilmu kesehatan lingkungan beserta materi kursus yang
diajarkan WHO. (TD:85)
Tebe memberikan semua pengetahuan yang dimilikinya kepada yuniornya,
yang sebagian sudah memasuki masa pensiun.Paling tidak, Tebe memutuskan
pindah ke kampung halaman merasa hidupnya lebih berarti ketimbang tinggal di
Jakarta setelah pensiun.
“Kenapa di ladang lelakinya cuma kita?” tanya Sumurung. “Itulah yang
harus diubah.Lelakinya lebih suka di lapo tuak, istrinya dibiarkan bekerja
di ladang.Tidak benar itu,” jawab Sersan Tebe seraya membersihkan
rerumputan liar.” (TD:95)
Tidak mengherankan bila Tebe tampak serius menjalani sisa hidupnya di
kampung halaman.Selain membantu masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan

29

Universitas Sumatera Utara

lingkungan, sore harinya, dengan ditemani Sumurung, Tebe mengolah tanah
warisan seluas 2 hektar yang letaknya dipinggiran Danau Toba.
4.2.3 Menempatkan Persatuan, Kesatuan, Serta Keselamatan Bangsa dan
Negara diatas Kepentingan Pribadi dan Golongan.
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak
terpecah-belah.Persatuan dan kesatuan mengandung arti “bersatunya macammacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Sebuah negara akan berdiri kokoh apabila masyarakatnya memiliki semangat
persatuan dan kesatuan. Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan
ditegaskan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengaturan semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa semangat persatuan dan
kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia. (Budiyono, 2007:59)
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan “negara persatuan”
dalam arti sebagai negara yang warga negaranya erat bersatu, yang mengatasi
segala paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala warga
negara bersamaan kedudukannya di hadapan hukum dan pemerintahan dengan
tanpa

kecuali.Dalam

negara

persatuan

itu,

otonomi

individu

diakui

kepentingannya secara seimbang dengan kepentingan kolektivitas rakyat.
Kehidupan orang perorang ataupun golongan-golongan dalam masyarakat diakui
sebagai individu dan kolektivitas warga negara, terlepas dari ciri-ciri khusus yang
dimiliki seseorang atau segolongan orang atas dasar kesukuan dan keagamaan dan
lain-lain, yang membuat seseorang atau segolongan orang berbeda dari orang atau
golongan lain dalam masyarakat.

30

Universitas Sumatera Utara

“Dia adalah seorang Prajurit teladan, yang telah mengorbankan segalagalanya, bahkan keluarganya, demi negara dan bangsa yang
dicintainya.”(TD:132)
Demi bangsa dan negara Sersan Tebe rela mengorbankan keluarganya dan
lebih memilih untuk membela juga menempatkan persatuan, kesatuan, serta
keselamatan bangsa dan Negara.Apapun yang terjadi seorang Sersan Tebe tetap
ingin berjuang bersama prajurit TNI AD.
“Sebelum menjadi prajurit Sersan Tebe bahkan pernah meninggalkan
Kristin dalam keadaan melahirkan anak pertamanya yang bernama
Ronggur,” pada saat itu Tebe sedang bertugas Poso.”(TD:134)
Perjuangan Sersan Tebe terhadap bangsa dan negara sudah menjadi
prioritas utama baginya bahkan dia seperti orang lain dalam keluarganya.
Sehingga anak pertama yang bernama Ronggur saat sudah dewasa menyadari
bahwa dia kurang akan kasih sayang seorang ayah.
“Sebagai anak prajurit pangkat rendah, Ronggur tidak pernah minder
untuk bergaul dengan siapa saja.”Nyalinya dibentuk secara alamiah di
jalanan.” (TD:145)
Bahkan anak pertamanya yang bernama Ronggur tidak dapat merasakan
kasih sayang seorang ayah karena Sersan Tebe pada saat dia lahir bertugas dan
membela negara sehingga Ronggur menjadi anak yang nakal kerjaannya tawuran
dan kuliah drop out tapi dalam pertemanan dia sangat bersahabat dengan teman
anak orang kaya. Tetapi Ronggur tetap dipandang sebelah mata oleh orangtua
mereka.
4.2.4

Berjiwa pembaharu
Pembelajaran akan masa lalu yang membuahkan sebuah cita-cita yang

lebih baik yg mesti diperjuangkan.selanjutnya perlu ada konsensus, komitmen

31

Universitas Sumatera Utara

akan agenda perubahan apa yang harus dilakukan.sehingga tersusun sistem yang
menjamin tujuan perubahan bisa tercapai. tetapi sistem itu akan bisa berhasil jika :
aktor - aktor dalam sistem memiliki knowledge, attitude sebuah hasil dari
pemahaman dan implementasi sebuah keimanan dan ideologi. yang pada akhirnya
komunitas yang terbentuk kokoh dan menjadi struktur sebuah bangsa yang kuat
yang memiliki harga diri, mampu bernegosiasi dengan pihak manapun dengan
cerdas, berwibawa dan menguntungkan. (Budiyono, 2007:61)
“Tebe prihatin dengan perilaku warga yang membuang hamper semua
limbah ke Danau Toba.” Setiap bertemu kerabat, Sersan Tebe tidak segansegan mengutarakan keprihatinannya itu.“Naluri ketentaraannya yang
ingin mengabdi kepada bangsa dan negaranya bangkit.”
Naluri yang terasah sejak zaman pak Harto lewat program ABRI masuk
desa, yang kemudian berganti dengan TNI masuk desa, di mana dirinya pernah
turut

turun

ke

desa-desa,

membangun

jalan,

jembatan,

tempat-tempat

permukiman, dan saluran irigasi.
“Keahliannya saat ditugaskan dalam operasi territorial di Poso, juga saat
kompinya diterjunkan dalam program ABRI masuk desa, akan
diterapkannya di kampung halamannya. “‟Kala itu itu pasukan Sersan
Tebe berhasil menyulap perkampungan yang gersang menjadi lebih asri
dan tertata rapi.” (TD:76)
Sejumlah tempat mandi cuci dan kakus (MCK) berhasil dia bangun.Warga
masyarakat menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan.
“Sebelum diterjunkan dalam operasi teritorial ke Timtim untuk kedua
kalinya di awal tahun 1990-an, Tebe memang mendapatkan pelatihan
“Health Community” dari WHO, organisasi kesehatan dunia, yang masih
di bawah payung PBB.” (TD:154)

32

Universitas Sumatera Utara

Maka Tebe tahu betul apa saja yang mesti dilakukan masyarakat agar
kampung halamannya bersih dan sehat. Standar operasional itu dia kuasai betul.
Ilmu itu juga dia terapkan saat ditugaskan kesatuannya untuk program TNI masuk
desa ke sejumlah desa terpencil di Indonesia. Kesehatan lingkungan menjadi
keahlian Tebe.Itulah

tugas teritorial yang dilakukan TNI yang manfaatnya

dirasakan oleh masyarakat.
“Waktu saya kecil, kampung kita ini bersih, indah.Tidak seperti sekarang,
kampung ini kotor oleh sampah dan kotoran ternak,” ucap Sersan Tebe,
membuka obrolan.“Mari kita gotong- royong, kita buat MCK, tidak ada
lagi hewan peliharaan di bawah rumah kita.Tidak sehat itu.Bagaimana?
Setuju ?” teriak Sersan Tebe. (TD:167).
Hari itu juga warga bersampan, membersihkan sampah-sampah yang
mengotori Danau Toba. Ada kantong plastik, ada gelas plastik air mineral, botol
mineral, hingga sampah-sampah rumah tangga yang membuat baku mutu air di
Danau Toba menurun drastis.
4.2.5

Tidak kenal menyerah
Pantang menyerah terdiri dari dua kata yaitu pantang dan menyerah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantang berarti hal (perbuatan) yang
terlarang menurut adat atau kepercayaan, sedangkan menyerah adalah
berserah;pasrah;kita tidak mampu berbuat apa-apa selain dari-kepada Tuhan Yang
Mahakuasa. Secara terminologi (menurut istilah), pantang menyerah adalah tidak
mudah putus asa dalam melakukan sesuatu, selalu bersikap optimis, mudah
bangkit dari keterpurukan. (Budiyono, 2007:75)
Sikap pantang menyerah merupakan cerminan bangsa Indonesia.Para
pahlawan Indonesia memiliki sikap pantang menyerah dalam membela negara.

33

Universitas Sumatera Utara

Contohnya, Ir. Soekarno, beliau tidak takut menyuarakan kebenaran demi merebut
kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah meskipun banyak rintangan yang
harus dihadapi beliau tetap saja mencoba dan mencoba sampai akhirnya Indonesia
berhasil merdeka. Kita sebagai penerus bangsa patut meneladani sikap pantang
menyerah yang diwariskan para leluhur demi mempertahankan kesatuan dan
keutuhan negara Indonesia.
“Kalau mau bersih bener, memang diperlukan alat berat. Tapi semoga saja
apa yang kita lakukan minggu-minggu ini bisa menjadi program pak Bupati,
sehingga pemerintah kabupaten bisa menurunkan sarana-sarana yang lebih
canggih untuk membersihkan sampah-sampah dai danau Toba. (TD:147)
Kerja keras Sersan Tebe yang tidak pernah menyerah berharap apa yang di
kerjakan mereka bersama dengan masyarakat dapat perhatian dari pak Bupati
sehingga dapat bantuan dan diberikan bantuan berupa sarana-sarana yang canggih
yang dapat di pakai di kampung mereka.
“Setelah itu Sersan Tebe dengan dibantu penduduk lainnya membuat
kandang babi yang tidak menyatu dengan pemukiman warga. “Biasanya,
kandan-kandang babi dan kandang-kandang hewan ternak lainnya, seperti
ayam atau kambing, dibuat di halaman belakang rumah.” (TD:149)
Berkat keuletan Tebe dalam menyakinkan warga desa di sekitar tempat
tingalnya, dalam tempo dua bulan Tarabunga benar-benar berubah.Kini sejumlah
kepala desa dari desa-desa tetangga berguru kepada Tebe untuk memajukan
desanya.
“Ayah ingin bicara soal masa depan kalian. Sumurung sudah bersedia
masuk Akademi Militer, melanjutkan cita-cita ayah dulu yang tidak
kesampaian, sekolah perwira. Bukan begitu Sumurung?” tutur Sersan Tebe
kepada ketiga anaknya.(TD:179).
Di antara tiga anaknya, hanya Ronggur yang terlihat kesal.Dia merasa,
dalam pandangan ayahnya, dia semacam produk gagal. Tapi Sersan Tebe tetap

34

Universitas Sumatera Utara

tidak menyerah untuk memperjuangkan masa depan Ronggur untuk menjadi lebih
baik, dia tetap memberikan dukungan terhadap Ronggur dengan memasukkannya
ke sekolah pendeta.
“Taruli, kau harus daftar ke SMA 2 Yayasan Soposurung, salah satu
sekolah terbaik di Indonesia,” ucap Sersan Tebe kepada putri
bungsunya.“Di sana, siswa-siswi diasramakan.Kalau orang tuanya tidak
mampu, uang asrama dan sekolah gratis.“Tapi saingannya berat, Ayah.
Hanya yang terbaik yang bisa lulus,” protes Taruli, yang masih meragukan
kemampuannya.(TD:180)
Jangan takut ombak sebelum berlayar, kau sungguh-sungguh, pasti bisa”,
Sersan Tebe menguatkan hati putrinya.Dia selalu memeberikan semangat pantang
menyerah untuk putrinya agar dapat bersekolah di SMA 2 Yayasan Soposurung
yang terbaik di Indonesia.

35

Universitas Sumatera Utara

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Patriotisme dalam novel TD karya T.B. Silalahi merupakan seorang
prajurit yang bernama Tumpak Bonar

(yang akrab dipanggil Sersan Tebe)

memiliki sifat patriot yang tinggi terhadap negara dan bangsa. Ia adalah seorang
prajurit teladan, penuh dedikasi, dan memiliki integritas. Bagaimana ia
menghadapi pro dan kontra keluarga dalam menerima keputusan tersebut;
bagaimana kesannya ketika melihat keluarganya menjalani kehidupan yang
berbeda di kampung bila dibandingkan dengan di kota; bagaimana ia berusaha
untuk selalu memberikan manfaat bagi kampung halamannya, dan terutama
adalah ketegarannya menghadapi sikap anak sulung yang jauh sekali dari apa
yang diharapkan dan mereka acapkali terlibat dalam perbedaan pandangan.
Sikap Sersan Tebe sebagai seorang prajurit yang tegas dan disiplin
terbawa dalam cara ia memimpin di lingkungan keluarganya. Kristin sebagai
seorang istri, dalam banyak hal bisa menerima dan lebih banyak turut kepada
suaminya. Sumurung dan Taruli, adik Ronggur pun patuh terhadap cara ayahnya
mendidik.Namun di lingkungan pekerjaan, Sersan Tebe tetap menjadi teladan,
terutama bagi juniornya prajurit-prajurit di kesatuannya.Kesan itu tampak ketika
hari terakhir Sersan Tebe bertugas sebagai tentara di kesatuan.Nilai-nilai
patriotisme novel TD dibagi ke dalam lima bentuk yaitu cinta tanah air, rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, menempatkan persatuan,
kesatuan, serta keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan, berjiwa pembaharu, tidak kenal menyerah.

36

Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran
1. Novel TD merupakan novel yang cukup kuat karena menceritakan jiwa
penulisnya yang ingin memberikan gambaran kehidupan yang sesungguhnya,
dalam satu hal ada keberhasilan dalam hal lain ada kegagalan dalam meraih
mimpi. Itulah hakikat manusia, penuh ketidak sempurnaan.Oleh sebab itu bagus
dan layak untuk dibaca oleh siapa pun.
2. Novel TD perlu untuk diteliti lebih lanjut dengan pendekatan yang berbeda
sehingga memperkaya cakupan penelitian yang ada di dalam novel ini.
3. Mengaplikasikan nilai patriotisme harus selalu diterapkan dan disesuaikan
dengan lingkungan, kepemimpinan dalam keluarga sangat mempengaruhi seluruh
anggota keluarga, mengejar mimpi membutuhkan kerja keras, namun tetap harus
berada di jalur yang positif yang ada dalam novel ini.

37

Universitas Sumatera Utara