Nilai-Nilai Patriotisme Dalam Novel Toba Dreams Karya T.B Silalahi Analisis: Sosiologi Sastra

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Konsep dalam penilitian ini adalah:
2.1.1 Novel
Novel menceritakan tentang perjalanan hidup tokoh utama dalam satu masa
dan di dalam novel tersebut terdapat nilai-nilai yang dapat merangsang pembaca
untuk mengenali, menghayati, menganalisis, dan merumuskan nilai-nilai
kemanusiaan.Secara halus nilai-nilai itu menjadi terjaga dan berkembang dalam
diri pembaca.Pada akhirnya nilai-nilai itu menjadi motivasi dan stabilitas
kepribadian dan perilakunya.
Dalam Kamus Istilah Sastra (2007:136) novel adalah jenis prosa yang
mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan
manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah
dengan teknik lisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.
Goldman (dalam Faruk 1994:18), mengatakan bahwa novel merupakan
suatu genre sastra yang bercirikan keterpecahan yang tidak terdamaikan dalam
hubungan antara sang hero dengan dunia. Keterpecahan itulah yang menyebabkan
dunia dan hero menjadi sama terdegradasi dalam hubungannya dengan nilai-nilai
yang otentik yang berupa totalitas di atas.


5

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Nilai
Di dalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005:783) nilai adalah
banyak sedikitnya isi; kadar, mutu. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna
bagi kemanusiaan.Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya.
Budiyono (2007:70) menyatakan nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau
kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.Dengan demikian
maka nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang “tersembunyi” di balik
kenyataan-kenyataan lainnya.
2.1.3 Patriotisme
Di dalam KBBI patriotisme (2005:837) adalah sikap seseorang yang
bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah
airnya; semangat cinta tanah air.
Budiyono (2007:63) menyatakan patriotisme yang dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai sifat kepahlawanan adalah merupakan salah satu bagian dari sikap

kejuangan. Bangsa Indonesia dari kelompok masyarakat terkecil di pelosok tanah
air telah memiliki bahkan selalu menampilkannya pada saat mempertahankan dan
membela kepentingan dan hak-haknya.Patriotisme bahkan telah melembaga
dalam wujud budaya bangsa.
2.1.4 Sosiologi Sastra
Endraswara (2003:77) menyatakan sosiologi sastra adalah cabang penelitian
sastra yang bersifat reflektif.Peneltian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin
melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat.

6

Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Pustaka
Novel TD belum pernah diteliti sejauh yang saya ketahui.Oleh karena itu,
penulis mencantumkan beberapa pendapat dan resensi yang berhubungan dengan
novel TD.Berikut adalah pendapat yang berhubungan dengan novel TD.
Krisna Pebryawan (2010)Universitas Sebelas Maret Surakarta, meneliti
nilai-nilai patriotisme dalam novel Lara Lapane Kaum Republik karya Suparto
Brata dengan tinjauan sosiologi sastra. Tulisan ini meneliti Ditinjau dari analisis

sosiologi sastra,penelitian ini dimaksudkan untuk menggali semangat patriotisme
serta nilai-nilainya yang ada dalam novel ini untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dalam usaha menumbuhkan kembali semangat patriotisme di dalam jiwa
para pemuda saat ini. Lebih lanjut penulis mencoba mengungkap makna
patriotisme dalam novel

tersebut untuk dijelaskan relevansinya antara jiwa

patriotisme pemuda dahulu dengan jiwa patriotisme pemuda masa sekarang.
Dian Pramono Sakti (2012) Universitas Negeri Yogyakarta, dalam
penelitiannya yang berjudul “Nilai-Nilai Patriotisme dalam Novel Sebelas Patriot
Karya Andrea Hirata dan Pemanfaatanya Sebagai Pembelajaran Sastra di SMA”.
Dia menjelaskan bahwa dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata,
ditemukan nilai-nilai patriotisme berupa kesetiaan (rasa cinta terhadap bangsa,
menjunjung tinggi nama bangsa, bangga terhadap tanah air, dan menempatkan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi) dan kerelaan berkorban
(keikhlasan, keberanian untuk menderita demi kepentingan bangsa, bersemangat
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, dan berpartisipasi aktif dalam
pembangunan negara). Novel Sebelas Patriot dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembelajaran sastra di SMA karena memenuhi aspek bahasa, psikologi, dan


7

Universitas Sumatera Utara

budaya yang dibutuhkan sebagai syarat pemilihan novel sebagai bahan ajar.Novel
Sebelas Patriot dapat dimanfaatkan untuk mengenal unsur-unsur instrinsik dan
ekstrinsik; memahami pembacaan novel dari segi vokal, intonasi, dan
penghayatan; menelaah isi novel, bahkan melakukan kritik sastra dan esai
terhadap karya sastra.
Sebuah resensi tentang novel TD yang ditulis oleh Ruben Heryanto dalam
sebuah blog tahun 2015. Dikatakan bahwa novel ini ditujukan kepada para
orangtua dan juga bagi seluruh anak. Karena, novel ini menceritakan bahwa
bagaimana pun kerasnya orang tua mendidik anaknya, mereka sangat menyayangi
anak-anaknya,

walau

terkadang


mereka

tidak

tahu

bagaimana

cara

mengungkapkan hal tersebut kepada anak-anaknya. Begitu juga dengan seorang
anak, seberapa besar pun seorang anak menentang kehendak orang tuanya, jauh di
dalam hati seorang anak, mereka sangat menyayangi orang tua mereka.Novel ini
layak untuk dibaca bagi semua kalangan, karena novel ini banyak menceritakan
tentang permasalahn kehidupan yang sedang konkrit dialami oleh keluarga saat
ini.
Menurut Niko Simamora yang ditulisnya di www.kompasiana.com
pesan yang dapat diambil pelajaran dari novel ini di antaranya: (1) nilai
patriotisme harus selalu diterapkan dan disesuaikan dengan lingkungan; (2)
kepemimpinan dalam keluarga sangat mempengaruhi seluruh anggota keluarga

(3)mengejar mimpi membutuhkan kerja keras, namun tetap harus positif.

8

Universitas Sumatera Utara

2.3 Landasan Teori
2.3.1 Sosiologi Sastra
Sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi)
masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari seluruh jaringan hubungan
antarmanusia dalam masyarakat, sifat umum, rasional, dan empiris, dan satra
berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk, atau buku pengajaran yang
baik (Ratna, 2003:1). Tujuan sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman
terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan
tidak berlawanan dengan kenyataan (Ratna, 2003:11).
Pendekatan sosiologi bertolak dari asumsi bahwa sastra merupakan
pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra seorang pengarang
mengungkapkan problem kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di
dalamnya.Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu
memberi pengaruh terhadap masyarakat.Bahkan seringkali masyarakat sangat

menentukan nilai suatu karya sastra yang hidup di suatu jaman, sementara
sastrawan sendiri yang merupakan anggota dari masyarakat tidak dapat mengelak
dari adanya pengaruh yang telah dan sudah diterimanya dari lingkungan yang
membesarkannya dan sekaligus membentuknya (Semi, 1993:73).
Pengarang dengan masyarakat selalu berhubungan, karena pengarang juga
merupakan anggota masyarakat.Sehingga wajar saja bila pengarang sebagai
pencipta karya sastra menampilkan bentuk budaya pada jamannya, bahkan ide
juga merekam gejolak sosial yang terjadi di dalam masyarakatnya. Menurut Ratna
(2005:283-284), masyarakat sebagai masalah pokok sosiologi sastra dapat
digolongkan ke dalam tiga macam sebagai berikut:

9

Universitas Sumatera Utara

a. Masyarakat yang merupakan latar belakang produksi karya sastra.
b. Masyarakat yang terkandung dalam karya sastra.
c. Masyarakat yang merupakan latar belakang pembaca.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan sosiologi
sastra merupakan pendekatan terhadap karya sastra dengna pertimbangan

pengarang sebagai pencipta karya sastra dan faktor-faktor lain di luar karya sastra
yang menyebabkan terciptanya karya tersebut.

2.3.2 Nilai Patriotisme
Nilai patriotisme merupakan acuan atau prinsip yang mencerminkan
kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesediaan untuk menjunjung nilainilai kemanusiaan. Patriotisme meliputi sikap-sikap bangga akan pencapaian
bangsa, bangga akan budaya bangsa, adanya keinginan untuk memelihara ciri-ciri
bangsa dan latar belakang budaya bangsa. Budiyono (2007:212) menyebutkan
beberapa nilai patriotisme, yaitu: kesetiaan, keberanian, rela berkorban, serta
kecintaan pada Bangsa dan Negara.
• Kesetiaan adalah sikap teguh pada pendirian dan taat pada janji, aturan atau
nilai-nilai yang sudah disepakati bersama.


Suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk.



Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan

keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun
akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri.

10

Universitas Sumatera Utara



Kecintaan pada bangsa dan negara adalah perasaan cinta sebenarnya
mengandung unsur kasih dan sayang terhadap sesuatu. Kemudian, dalam diri
akan tumbuh suatu kemauan untuk merawat, memlihara dan melindunginya
dari segala bahaya yang mengancam.

Budiyono (2007:215) Sikap patriotisme dilandasi oleh :


Jiwa nasionalisme yang tinggi, yaitu kesadaran membela tanah air dengan
mengerahkan segala kemampuan.




Nilai nasionalisme yang diwariskan oleh tokoh-tokoh pejuang terdahulu,
bahkan pemimpin pada masa pengabdiannya seperti Soedirman.



Keyakinan bahwa perjuangannya adalah benar, baik ditinjau dari segi agama,
rasio maupun amanah bangsa untuk menjaga kemerdekaan dengan segala
cara, termasuk dengan mengorbankan jiwa dan raga.



Kesadarannnya untuk berbuat yang terbaik bagi Negara dan bangsa Indonesia.

11

Universitas Sumatera Utara