Pengaruh Obat Anti-Tuberkulosis terhadap Perubahan Enzim Transaminase Hati dalam Dua Bulan Pengobatan Tahun 2015

ii

ABSTRAK

Sejak tahun 1995, WHO merekomendasikan strategi DOTS untuk
menanggulangi TB di Indonesia. Strategi ini mempunyai efektivitas yang tinggi,
tetapi angka kesembuhan masih rendah oleh karena kepatuhan yang rendah untuk
berobat secara teratur yang salah satu penyebabnya adalah efek samping obat.
Efek samping OAT beragam dan salah satunya adalah hepatotoksisitas yang mana
peningkatan enzim transaminase hati tanpa gejala klinis adalah episode yang
umum setelah pengobatan OAT sehingga BTS merekomendasikan pemantauan
fungsi hati selama dua bulan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh OAT terhadap enzim transaminase hati selama
dua bulan pengobatan.
Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian potong lintang
prospektif. Populasi pada penelitian ini adalah pasien TB paru dewasa (usia di atas
18 tahun) rawat jalan yang mengkonsumsi OAT di Poli TB-DOTS RSUP H.
Adam Malik Medan pada tahun 2015. Sampel penelitian dipilih dengan
menggunakan teknik sampel total, yaitu sebanyak 30 pasien. Pengumpulan data
menggunakan rekam medis dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
progam komputer.

Dari 30 pasien, didapatkan 20 pasien yang bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan satu pasien
perempuan (5%) yang mengalami peningkatan AST, dan berdasarkan kelompok
usia, didapatkan satu pasien dengan kelompok usia 20 – 35 tahun (5%) yang
mengalami peningkatan AST setelah dua bulan pengobatan TB. Sedangkan,
peningkatan ALT tidak dijumpai pada pasien. Berdasarkan dari hasi uji statistik,
didapatkan nilai signifikansi sebesar p adalah 1,000 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh OAT terhadap enzim transaminase hati dalam dua bulan pengobatan.
Untuk alasan tersebut, pasien dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi OAT secara
teratur agar tercapai kesembuhan yang optimal.

Kata Kunci: Obat Anti-Tuberkulosis, Enzim Transaminase Hati, SGOT,
SGPT

Universitas Sumatera Utara

iii

ABSTRACT


Since 1995, WHO recommends DOTS strategy to prevent TB in Indonesia.
This strategy has high effectivity, but the cure rate is still low because of low
compliance for regular treatment which one of the casues is drug side effect. AntiTB Drug effects are various and one of them is hepatotoxicity which liver
transaminase enzymes rise without clinical symptoms is a common episode after
Anti-TB drug treatment so that BTS recommends liver function monitoring for two
months. Therefore, the purpose of this research is to know the anti-TB drugs impact
to liver transaminase enzymes in two-months treatment.
This research was an analytic prospective cross-sectional study design. The
population in this study were the adult pulmonary TB outpatients (above 18 years
old) who consumed anti-TB drugs at TB-DOTS Unit of RSUP H. Adam Malik Medan
during 2015. The samples were selected by using total sampling as many as 30
patients. Datas were retrieved from medical records and then were analyzed by using
a computer program.
From 30 patients, there were 20 patients who were willed to be participated
in this research. Based on gender, there was one woman patient (5%), and based on
age, there was one 20 – 35 years old patient (5%) who had elevated AST after twomonths TB treatment. Whereas, ALT elevation was not found in patients. Based on
statistical test result, the significance p value was 1,000 (p > 0,005).

Based on this research result, it can be concluded that there is no anti-TB

drugs impact to liver transaminase enzymes in two-months treatment. For that
reason, the patient is always advised to consume anti-TB drugs regularly for
reaching the optimal recovery.
Keywords: Anti-Tuberculosis Drugs, Liver Transaminase Enzyme, SGOT,
SGPT

Universitas Sumatera Utara