Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta yang

termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit
pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept.
Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) dikelola secara

terpisah.
PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan satu Plant
Refinery dengan kapasitas 1500 ton perhari dan mulai berproduksi pada 9

September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat
maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua
dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun,
yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin , refined
bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat.


Unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) pada PT. Multimas Nabati
Asahan didirikan tahun 2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan
kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik
mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahanlahan, individual tes, dan pembersihan.
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah

Universitas Sumatera Utara

timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari
berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi
kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.
Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di
areal perusahaan itu sendiri.

2.3.


Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PKS PT. Multimas Nabati Asahan
adalah struktur organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional.
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan
kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah
struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan
aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi,
operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi
yang terspesialisasi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat
berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya kinerja perusahaan.
Distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu

Universitas Sumatera Utara

bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur

organisasi. Struktur organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Factory
Coordinator

Mill Head

Mills Head
(Dept.PKS)

Keterangan:
______ Hubungan lini

Mill Head

---------- Hubungan Fungsional
Ass. Mills

Spv. Sortasi


Spv.
Maintanance

Spv. Proses

Spv.
Logistik

Ass. Spv

Ass Spv

Ass Spv.
Mekanik

Ass Spv.
Teknis

Ass Spv.
Shift I


Ass Spv.
Shift II

Ass Spv.

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman
QC


Foreman
Effluent

Operator

Operator

Operator

Operator

Operator

Operator

-Sample boy
-Analisis

-Sample boy

-Analisis

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan
Dari Gambar 2.1. dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Selain itu, dilakukan juga
pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari
masing-masing aktivitas. Sebagai contoh adalah bagain maintenance, dibuat
terpisah dengan bagian laboratorium atau bagian proses tidak disatukan dengan
bagian logistik. Hal ini menujukkan tiap-tiap bagian dibuat terpisah berdasarkan
fungsinya masing-masing, karena urusan proses dengan urusan logistik dan ruang
lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup yang ada pada laboratorium.

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Proses Produksi
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit


di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6 tahapan
produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan
pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.

2.5.1. Penerimaan Buah
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat dan
supplier diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Kemudian dilakukan

penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang
diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya
dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun
sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan
karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan
yang berbeda-beda. Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Derajat kematangan Tandan Buah Sawit
Fraksi
00
0

1
2
3
4

Derajat Kematangan
Sangat Mentah
Mentah
Kurang Matang
Matang I
Matang II
Lewat Matang

Jumlah Berondolan
Tidak ada brondolan lepas
12,5 % dari permukaan luar
12,5%-25% dari permukaan luar
25%-50% dari permukaan luar
50%-75% dari permukaan luar
75%-100% dari permukaan luar


Sumber: PKS PT. Multimas Nabati Asahan

Universitas Sumatera Utara

Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp
dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52

pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,
sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer .

2.5.2. Perebusan ( Sterilizing)
Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer . Sterilizer adalah
bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back
Pressure Vessel). Kapasitas tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5


kg/cm2 dan temperatur 120 – 1400C. Proses perebusan berlangsung 76 menit.
Sistem perebusan yang digunakan sistem perebusan tiga puncak.
Tujuan dari proses perebusan adalah:
1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.
2. Menguraikan kadar air dalam buah.
3. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.
4. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam
protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

Universitas Sumatera Utara

osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat
keluar.
5. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan
(digesting).
6. Mempermudah proses pembantingan (threshing).

2.5.3. Pembantingan (Threshing)
Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch).
Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher . Jenis thresher
yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper . Cara kerja
thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut

berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi
berulang-ulang maka buah lepas dari tandan.
Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama dan kedua. Buah
yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk
diangkut ke proses pelumatan (digesting). Sedangkan tandan terdorong keluar dan
jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke crusher . Crusher berfungsi
mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah
tercabik kemudian masuk ke thresher ketiga untuk dibanting kembali. Tandan
kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke
empty bunch press.

Universitas Sumatera Utara

2.5.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing)
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan
terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan
dengan menggunakan digester . Jenis digester yang digunakan vertical digester .
Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk

(stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan
oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester
akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah
dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm)
menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester
dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-95 0C. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :
1. Pengisian digester harus penuh atau ¾.
2. Kebocoran minyak dihindari.
3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak
tergenang.
4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester .
Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah.
Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press.
Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki
perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah
adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide

Universitas Sumatera Utara

maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam
press cage yang memiliki 32000 lubang (⊘ = 4 mm) di seluruh dinding agar

minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter . Dan celah
yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini
didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi.

2.5.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan
standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut:
1. Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat.
Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor . Cara
kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar
sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di
depericarper . Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-

pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan
injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan mudah terurai.
2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper .
depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri

kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah
terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di

Universitas Sumatera Utara

separating coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat

jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat
kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor
melalui air lock. Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan
menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing
drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh

dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan
kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor .
Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu
dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari
kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang
terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya
hisapan blower . Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat
akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell
hopper melalui air lock.

3. Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan
menggunakan nut elevator . Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo
dilakukan menggunakan top wet nut conveyor . Lalu dilakukan proese
pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air
agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah
menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi
kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9%. nut silo

Universitas Sumatera Utara

dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji
yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).
4. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi

sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan
biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar ) yang terbuat dari
high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang

lagi di bagian luar. Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi
tajam dan terbuat dari high carbon steel.
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light
Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill

diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit,
cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang
ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan
inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock. Di vibrating grade
dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel
dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke
nut botom cross conveyor . Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan

jatuh ke claybath melalui talang.

Universitas Sumatera Utara

6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan
claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat

(CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat
jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan
campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari
campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke
vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan

masuk ke vibrating screen shell. Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui
wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor .

menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper
menggunakan wet shell conveyor .
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah
menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C,
50-600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas
yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian
inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic
transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.

Universitas Sumatera Utara

2.5.6. Pemurnian Minyak (Clarification )
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang
sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri
dari beberapa proses sebagai berikut:
1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan
modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk
mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar.
Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter .
- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat
jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan
dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai
berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui
lubang bawah pemisah.
- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed
tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge

memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan
pasir berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar
tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.

Universitas Sumatera Utara

2. Penyaringan minyak
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau
kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan
kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh.
Benda-benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan
ke fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating
screen ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).

3. Pemanasan minyak
Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand
cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan

menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil
Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur

yang diharapkan 90-950C.
4. Pemisahan minyak dari partikel padat
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan
decanter . Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya

sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan
materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida
akan diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan
menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel
dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar
vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut

Universitas Sumatera Utara

menuju tempat pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau
kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat
yang bertekanan rendah menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter
adalah minyak yang ada di sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk
memisahkan minyak dari slurry. Cara kerja decanter adalah memisahkan
slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya cairan tak dapat tercampur dan
berbeda massa jenisnya serta fasa padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur
akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan
kembali. Sedangkan fasa padat dialirkan ke sludge pit.
5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank
yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian
minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk
mengurangi kadar air hingga 0,3 – 0,4 % , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,15 %
dan temperatur 90-950C.
6. Pengeringan minyak
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer . Vacum
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar

kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari
oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan

ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle)
yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa
didalam tabung pengering secara terus menerus. Bagian dalam atas tabung

Universitas Sumatera Utara

hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak
pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang
keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut,
kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga
terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut
kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa
udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung
pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST).
Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan

ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level
minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang
dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa bypass.

7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Dept.
Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan

cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur
50–550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan
kadar FFA.
8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi
ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan.

Universitas Sumatera Utara

Air kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan.
Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke
colling pond.

9. Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar
minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang
berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu
dipompakan kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan
memperkecil oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1
sedangkan buangan dari hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond.

2.6.

Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi yang ada di
PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
1. Loading Ramp c.w Hydrolic System
Fungsi

: Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke
lori

Jumlah

: 3 unit (24 pintu, 14 pintu, 14 pintu)

Ukuran

: p = 10200 mm, l = 5300 mm, kemiringan = 270

Kapasitas

: 146 ton TBS

Elektromotor : Daya (55 kw )
b. Stasiun Perebusan

Universitas Sumatera Utara

1. Capstan
Fungsi

: Menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard

Jumlah

: 4 unit

Model

: Flender

Ukuran Head : d = 610 mm
Line Pull

: 20 lbs

Bollard rate

: 300.000 lbs

Elektromotor : Daya (5,5 hp ; 20 rpm)
2. Transfer Carriage
Fungsi

: Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 2 lori/angkut

Elektromotor : Daya (11kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v)
3. Condesate Pump
Fungsi

: Memompakan air kondensat dari sterilizer ke fat fit

Jumlah

: 2 unit

Model

: 3 N6

Flow

: 22 m3/jam

Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm)
4. Sterilizer
Fungsi

: Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan
lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah
dan mengurangi kadar air
Tipe

: 2100 OXP

Jumlah

: 2 unit

Ukuran

: p = 3300 mm, d = 1200 mm, tebal = 16mm

Tekanan Kerja : 3,0 kg/cm2
Tekanan Uji

: 6,5 kg/cm2

Kapasitas

: 6 lori/siklus

c. Stasiun Pembantingan
1. Cage Tippler
Fungsi

: Menuangkan TBS masak dari lori ke hopper

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 1 lori/siklus

Elektromotor : Daya (3 hp ; 5 A ; 940 rpm ; 380 v)
2. Fruit Bunch Scrapper
Fungsi

: Mengangkut TBS masak dari hopper ke auto feeder

Jumlah

: 2 line

Kapasitas

: 60 ton/ jam

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
3. Thresher
Fungsi

: Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan

Jenis

: Tresher with shaft

Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 3 unit

Ukuran

: p = 4000 mm, d = 2000 mm

Kecepatan

: 23-25 rpm

Kapasitas

: 60 ton TBS/jam

Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
4. Under Thresher Conveyor
Fungsi

: Mengangkut buah dari thresher ke bottom cross conveyor

Type

: screw

Jumlah

: 3 unit

Ukuran

: d = 537 mm

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
5.

Empty Bunch Conveyor To Crusher

Fungsi

: Mengangkut janjangan dari thresher ke crusher .

Type

: screpper

Jumlah

: 1 line

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
6.

Bunch Crusher

Fungsi : Mencabik-cabik janjangan
Jumlah : 1 unit
Ukuran Roda : 310 mm
Dimensi : 2050 mm; 1000 mm; 1380 mm

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas : 6 ton/jam
Elektromotor : Daya (30 kw ; 35 rpm)
7.

Horizontal Empty Bunch Scrapper

Fungsi

: Mengangkut janjangan dari thresher ke F.B. Hopper .

Type

: screpper

Jumlah

: 1 line

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
8.

Bottom Cross Conveyor

Fungsi

: Mengangkut buah dari under thresher conveyor ke fruit
elevator

Type

: screw

Jumlah

: 1 line

Ukuran

: d = 537 mm

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
d. Stasiun Pengepresan
1.

Fruit Bunch Elevator

Fungsi

: Mengangkut buah dari bottom cross conveyor ke top cross
conveyor

Jumlah

: 2 line

Kapasitas

: 30 ton/ jam

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)

Universitas Sumatera Utara

2.

Top Cross Conveyor

Fungsi

: Mendistribusikan buah dari fruit elevator ke digester

Type

: screw

Jumlah

: 2 line

Ukuran

: d = 537 mm

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
3. Digester
Fungsi

: Untuk melumatkan buah hingga hancur

Model

: LD 3500

Jumlah

: 7 unit

Ukuran

: t = 3200 mm, d = 1200 mm

Berat

: 5500 kg

Kecepatan

: 10-15 rpm

Volume

: 3500 l

Tekanan uap

: 3,5 kg/cm2

Elektromotor

: Daya (30 pk)

Buatan/ Tahun

: Malaysia/ 2005

4. Screw Press
Fungsi

: Untuk memisahkan minyak kasar (crude oil)

Jumlah

: 7 unit

Ukuran

: p = 5150 mm, l = 1560 mm

Kapasitas

: 15 ton/jam

Universitas Sumatera Utara

Elektromotor

: Daya (30 kw; 45 A; 1460 rpm; 380 v)

Buatan/ Tahun

: Malaysia/ 2005

e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Cake Breaker Conveyor
Fungsi

: Untuk mengeringkan dan mengurai cake

Type

: screw

Jumlah

: 2 unit

Ukuran

: p = 17000 mm, d = 537 mm

Kapasitas

: 26 mc/ h

Elektromotor

: Daya (5,5 kw; 29 rpm)

2. Depericarper
- Separating Coloumn

Fungsi : Ruang pemisah antara serat dan biji
Jumlah : 1 unit
Ukuran : t = 17000 mm, d = 1270 mm
Electro blower : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT.

Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
- Nut Polyshing Drum
Fungsi : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 7480 mm, d = 1270 mm
Kecepatan : 32 rpm
Kapasitas : 6 ton/jam

Universitas Sumatera Utara

Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT.
Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
3. Wet Nut Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan biji dari nut polyshing drum ke destoner system
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
4. Destoner System
Fungsi : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong
Jumlah : 1 unit
Ukuran : t = 17000 mm, d = 700 mm
Electro blower : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)

5. Nut Grading Drum
Fungsi : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 1570 mm, d = 700 mm
Kecepatan : 1420 rpm
Kapasitas : 16 ton/jam
Elektromotor : Daya (4 kw; 9,4 A; 940 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT.
Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
6. Ripple Mill

Universitas Sumatera Utara

Fungsi : Untuk memecahkan biji
Jumlah : 3 unit
Kecepatan : 1440 rpm
Kapasitas : 3 ton/jam
Elektromotor : Daya ( 15 hp; 22,6 A; 2935 rpm; 380 v)
Merk : Teco Elec dan Mech
7. Craked Mixture Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke craked
mixture elevator

Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
8. Craked Mixture Elevator
Fungsi : Mengangkut biji dari craked mixture Conveyor ke LTDS 1
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 6 ton/ jam
Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm)
9. Light Tenera Dust Separating (LTDS)
Fungsi : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 14700 mm, d = 700 mm

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas : 14300 m3/jam
Electro fan : Daya (11 kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)

10.Claybath
Fungsi : Memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
Jumlah : 2 unit
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
- Pump

Elektromotor: Daya ( 10 kw; 15,33 A; 1440 rpm; 380 v)
- Screening

Ukuran : p = 1070 mm, d = 700 mm
11.Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet kernel
elevator

Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
12.Wet Kernel Elevator
Fungsi : Mengangkut inti sawit dari wet kernel conveyor ke kernel
distribution conveyor

Jumlah : 1 line
Kapasitas : 6 ton/ jam

Universitas Sumatera Utara

Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
13.Top Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari ke kernel silo
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
14.Dry Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari dry kernel ke kernel transport fan
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
15.Kernel Transport Fan
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel bunker
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
16.Fibre Shell Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler.
Type : screw

Universitas Sumatera Utara

Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Vibrating Screen
Fungsi : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar
Model : VS70
Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 1800 mm
Penggerak : 1500 rpm(2 seperasi)
Elektromotor : Daya (5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v)
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
2. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier )
Fungsi : Memurnikan minyak yang berasal dari oil tank
Jumlah : 2 unit
Ukuran : t = 700 mm, d = 400 mm
Kecepatan : 1450 rpm
Kapasitas : 6 ton /jam
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
3. Purifier Feed Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacum drier
Jumlah : 2 unit

Universitas Sumatera Utara

Model : 3 N6
Flow : 22 m3/jam

Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm)
4. Pengeringan Minyak (Vacum Drier )
Fungsi : Mengurangi kadar air dalam minyak
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 9 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v)
5. Dried Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari vacum drier ke storage tank.
Jumlah : 1 unit
Model : SK
Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam

Elektromotor : Daya(1,1 kw)
6. Sand Cyclone
Fungsi : Memisahkan partikel padat
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 30 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v)
7. Precleaner Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari COT ke sand cyclone
Jumlah : 2 unit

Universitas Sumatera Utara

Model : SK
Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam

Elektromotor : Daya(11 KW)
8. Decanter
Fungsi : Memisahkan fasa cair dan padat
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 20-30 ton TBS /jam
Kecepatan bowl
Max. : 3500 rpm
Elektromotor : Daya (60 kw)
Berat kotor : 6400 kg
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007
9. Sludge Centrifuge Separator
Fungsi : Memisahkan minyak dari sludge
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 10 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1400 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007
10.Reclaimed Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari collect tank ke centrifugal separator
Jumlah : 2 unit
Model : SK

Universitas Sumatera Utara

Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam

Elektromotor : Daya(11 kw)
Penjelasan mengenai peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas
Nabati Asahan untuk tiap stasiun adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
1. Jembatan Timbang
Fungsi : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk.
Kapasitas : 50 ton
2. Lori
Fungsi : Pengangkut TBS dari Loading Ramp ke sterilizer dan cage tippler
Kapasitas : 10,5 ton TBS
3. Rail Track
Fungsi : Landasan jalur lori dan canti lever
b. Stasiun Perebusan
1. Trolley/canti lever
Fungsi : Landasan jalur lori yang menghubungkan mesin sterilizer dengan
rail track

2. Back Pressure Vessel (BPV)
Fungsi : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses
c. Stasiun Pengepresan
1. Oil Gutter
Fungsi : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank

Universitas Sumatera Utara

2. Sand Trap Tank
Fungsi : Memisahakan minyak dengan pasir
e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Nut Silo
Fungsi : Tempat pengeraman biji yang akan di pecah
2. Kernel Silo
Fungsi : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya
3. Kernel Bunker
Fungsi : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim
4. Shell Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan cangkang
5. Fibre Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan serabut
f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Crude Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak yang akan dialirkan ke CS tank
2. Sludge Distribution 1 dan 2
Fungsi : Memanaskan, mengencerkan dan mengendapkan sludge
3. Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak dari reclaimed tank 1 dan 2
4. Sludge Drain Tank
Fungsi : Menampung sludge yang akan diolah kembali di purifier

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

15 66 157

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

30 173 128

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 1 18

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 9

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 26

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 8

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 8