33. Pokok Pokok Ketentuan UU PPN sesuai PP No.1 Tahun 2012 Ebook

Pokok-Pokok
Ketentuan UU PPN
Sesuai dengan

Pemerintah Nomor
1 Tahun 2012
1

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

Tanggal
Diundangkan
Pasal 19 UU PPN

Dasar Hukum

4 Januari 2012

PP 143 Tahun 2000

Aturan Lama


2

BAB I Ketentuan Umum
1: Definisi
BAB II Pengukuhan PKP
2: Pengukuhan PKP
3: Bentuk Kerja Sama Operasi
4: Tanggung Renteng
BAB III BKP Dan JKP
5: Pemakaian Sendiri
6: Penyerahan JKP
7: Non BKP dan Non JKP
8: Penyerahan Melalui Juru Lelang
BAB IV DPP
9: Dasar Pengenaan Pajak
BAB V Penghitungan PPN
10: Penghitungan PPN Pada Kontrak
11: Rumus Penghitungan PPN
12: Penghapusan Piutang dan Force Majeur

13: Salah Pungut PPN
14: Transaksi dengan Kurs Mata Uang Asing

BAB VI Pengkreditan Pajak Masukan
15: Tempat Lain Pengkreditan Impor
16: Barang Modal PKP Belum Berproduksi
BAB VII Saat dan Tempat Terutang PPN
17: Saat Terutang PPN
18: Pemusatan PPN
BAB VIII Faktur Pajak
19: Batas Waktu Penerbitan Faktur Pajak
20: Pedagang Eceran
BAB IX Ketentuan Peralihan
21: Ketentuan Peralihan
BAB X Ketentuan Penutup
22: Ketentuan Penutup
23: Masa Berlaku

3


Pokok‐Pokok
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

Tanggung
Renteng

Penyerahan
JKP di Dalam
Daerah 
Pabean

Pengertian
Barang
Modal

Pemakaian
Sendiri

Saat
Penyerahan


Rincian/ 
kriteria Non 
BKP/JKP

PP No 1 Th 2012

Pedagang
Eceran Jasa

4

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Pasal 2

Pengusaha

Melakukan:
• Penyerahan BKP

• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP Berwujud
• Ekspor BKP Tidak
Berwujud
• Ekspor JKP

Omzet 1 
tahun > 600 
juta
Wajib

PKP
Omzet 1 
tahun  600 jt

Pra produksi

JAN

FEB


MAR

APR

MEI

JUN

JUL

Dapat lapor PKP
Ps 2 PP 1/2012

Dapat lapor PKP
PMK 68/2010

Wajib lapor PKP 
p.l. akhir Juni
PMK 68/2010


Tidak/Terlambat
lapor PKP
Dapat dikenai sanksi
PMK 68/2010 jo PP 74/2011
6

Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak omzetnya melebihi
Rp600 juta

Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)

Pasal 3

Bentuk kerja sama operasi = Badan (bentuk badan lainnya)
“Pasal 1 angka 13 UU PPN”

PT ABC
Penyerahan
atas nama JO


JO

Pemilik Proyek
JO 
Wajib PKP

PT DEF

7
JO wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO

Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)

Pasal 3

Penyerahan
atas nama PT X

PT X


Pemilik Proyek

JO
JO Tidak
Wajib PKP
PT Y

8
JO tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal tidak melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO

Pasal 3 
PP 143 Tahun 2000
Atas impor BKP yang berdasarkan ketentuan
perundang‐undangan Pabean dibebaskan
dari pungutan Bea Masuk, Pajak yang 
terutang tetap dipungut kecuali ditetapkan
lain berdasarkan KMK

KMK 231/KMK.03/2001 stdd

PMK 616/PMK.03/2004

9
Dasar Hukum KMK 231 dipindahkan ke Pasal 16B UU PPN

Tanggung Renteng

Pasal 4

PENJUAL

PEMBELI
Pungut PPN 

SKPKB
TANGGUNG JAWAB 
RENTENG 

Kecuali
Menunjukkan

bukti telah
membayar
PPN

A
T
A
U

PPN dapat
ditagih kepada
penjual
Ps 16F UU PPN

Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai
tanggung jawab renteng.

10
Diatur lebih
lanjut di PMK

Pemakaian Sendiri

Pasal 5

Tidak
Dilakukan
Pemungutan
PPN
Produktif

Pemakaian
Sendiri BKP/JKP
(Terutang PPN)

OUTPUT

Penyerahan Terutang PPN

OUTPUT

Penyerahan:
‐ Tidak Terutang PPN
‐ Dibebaskan PPN

(Tidak Dibuat
Faktur Pajak)

Dilakukan
pemungutan
PPN

Ps 1A (1) d UU PPN

Konsumtif

Dilakukan
pemungutan
PPN

11
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan
penyerahan yang terutang PPN

Contoh Pemakaian Sendiri

Pasal 5
Pabrikan Ban

OUTPUT

Tidak dilakukan 
pemungutan PPN
(Tidak Dibuat Faktur Pajak)

Terutang
PPN

Penjualan
Ban

Truk Pengangkut Ban

Unit 
Produksi
Ban

Pemakaian Sendiri
Ban
OUTPUT

Dilakukan 
pemungutan PPN
Angkutan Umum

Tidak Terutang
PPN

Jasa Angkutan
Umum

12

Pasal 6

Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

Penyerahan JKP

Pemanfaatan JKP

Terutang
PPN ? 

Dasar Hukum
(UU PPN)

1

Dalam
Daerah Pabean

Dalam
Daerah Pabean

Terutang
PPN

Pasal 4 (1) huruf c

2

Dalam
Daerah Pabean

Luar
Daerah Pabean

Terutang
PPN

Pasal 4 (1) huruf c

3

Luar
Daerah Pabean

Dalam
Daerah Pabean

Terutang
PPN

Pasal 4 (1) huruf e

4

Luar atau Dalam
Daerah Pabean

Luar
Daerah Pabean

Terutang
PPN 0%

Pasal 4 (1) huruf h
jo PMK 70/2010

5

Luar
Daerah Pabean

Luar
Daerah Pabean

Tidak
Terutang
PPN

Pasal 4 (1)

N
o

Keterangan

Kecuali jasa pada
angka 4

Hanya untuk:
‐ Jasa Maklon
‐ Jasa Perbaikan & 
Perawatan
‐ Jasa Konstruksi
Selain ketiga jenis
jasa di atas
13

PPN dikenakan atas penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean, baik yang dimanfaatkan di dalam maupun di luar
Daerah Pabean

Pasal 6

Contoh Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

A corp.

Not Balok

Japan
Indonesia

lagu

Z corp.

Terutang PPN

PT B

Kontrak
Hasil Survei

Terutang PPN

Korea
Indonesia

PT DEF

14
Walaupun dimanfaatkan di luar Daerah Pabean, penyerahan jasa pembuatan not balok dan jasa survei pasar
dilakukan di dalam Daerah Pabean, sehingga terutang PPN.

Pasal 7
N
O
N
B
K
P

Kriteria dan Rincian Non BKP dan Non JKP
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung  dari sumbernya
barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi 
makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman 
yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering
uang, emas batangan, dan surat berharga

jasa pelayanan sosial

jasa angkutan umum di darat & di air serta jasa
angkutan udara dalam negeri yg menjadi bagian yg
tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri

jasa pengiriman surat dengan perangko

jasa perhotelan

jasa keuangan
jasa asuransi

jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka 
menjalankan pemerintahan secara umum

jasa keagamaan

jasa penyediaan tempat parkir

jasa pendidikan

jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam

jasa kesenian dan hiburan

jasa pengiriman uang dengan wesel pos

jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan

jasa boga atau katering

Jasa pelayanan kesehatan medis

N
O
N
J
K
P

15
Diatur lebih
lanjut di PMK

Pasal 8

Penyerahan BKP melalui Juru Lelang
FP

Pemilik 
Barang

BKP

Juru
Lelang

BKP

Pembeli
(Pemenang
Lelang)

Tidak ada FP

Bayar SSP

16
Diatur lebih
lanjut di PMK

Pasal 9

PKP

Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak

BKP Mewah

Harga jual
1.000
PPN          
100
PPnBM (20%)       200
Total        
1.300

PKP Produsen
BKP Mewah

BKP Mewah

PKP

HPP                         1.000
PPnBM
200
Margin                   300
Harga Jual
1.500
PK      150
PM    100
KB     50

Harga jual
1.500
PPN           
150
PPnBM (20%)      300
Total    
1.950

17
PPnBM atas perolehan BKP Mewah yang digunakan untuk menghasilkan BKP Mewah termasuk dalam DPP BKP
Mewah yang dihasilkan

Pasal 10 & 11

Kontrak atau
Perjanjian

Rumus Penghitungan PPN
PPN ditulis
terpisah
ATAU

Jika
Tidak

Dianggap belum
termasuk PPN

Harga sudah
termasuk PPN
ATAU

PPN = 10 % x harga/pembayaran

Harga termasuk
PPN & PPnBM
PPN =   10  . x harga/pembayaran
110

PPN =   10     . x harga/pembayaran
110 + t

t = Tarif PPnBM
PPnBM =  

t       . x harga/pembayaran
110 + t
18

Pasal 8 
PP 143 Tahun 2000

Penyerahan
aktiva Pasal 16D

Harga Jual

BKP yang tersisa
pada saat
pembubaran

Nilai Lain

DPP

19
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

Pasal 9 
PP 143 Tahun 2000
Menggunakan
Norma 
Penghitungan
Penghasilan
Neto

PM 
dihitung
dengan
Norma

Kegiatan Usaha 
Tertentu

DPP Nilai
Lain

PKP

20
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

Pasal 12

Penghapusan Piutang

PK Yang Telah
Dilaporkan Penjual
Tidak Perlu
Disesuaikan

Penghapusan
Piutang
PM Yang Telah
Dikreditkan Pembeli

21

Pasal 12

BKP Musnah/Rusak Karena Force Majeur
BKP Musnah/Rusak
Karena Force Majeur

PM atas
perolehannya tetap
dapat dikreditkan

Peperangan
Kerusuhan
Revolusi
Bencana Alam
Pemogokan
Kebakaran
Bencana Lainnya yang 
dinyatakan oleh
pejabat/instansi yang 
berwenang

Force Majeur : kejadian yang terjadi di luar
kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan
sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan
atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya. 

BKP yang sengaja dihancurkan oleh PKP bukan 
merupakan force majeur
22

Pasal 13

Kesalahan Pemungutan PPN

Salah Pungut PPN
PPN dipungut terlalu
besar
PPN tidak seharusnya
dipungut

PPN tersebut telah
disetor dan dilaporkan

PPN dapat
dimintakan kembali
oleh Pihak Yang 
Terpungut

sepanjang: 
‐ belum dikreditkan
‐ belum dibiayakan
‐ belum dikapitalisasi

Pihak Yang Terpungut:
a. importir;
b. pembeli barang atau penerima jasa
(termasuk Pemungut PPN); 
c. pihak yang memanfaatkan barang tidak berwujud 
atau jasa dari luar Daerah Pabean.
23

Pasal 10 & 11 (2) 
PP 143 Tahun 2000
PPN yang terutang atas penyerahan
kepada Pemungut PPN dipungut pada saat
pembayaran oleh Pemungut PPN 

Transaksi
dengan Mata 
Uang Asing

Konversi kurs:
Sesuai KMK pada
saat dilakukan
pembayaran oleh
Pemungut
24

Ketentuan mengenai pembuatan FP bagi Pemungut selain Bendahara Pemerintah disesuaikan dengan ketentuan
umum mengenai pembuatan FP

Pasal 14

Transaksi dengan Mata Uang Asing

Transaksi dengan
menggunakan mata
uang asing
Termasuk transaksi penyerahan
kepada Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah

Kurs USD: Rp9.076,00
Periode : 2‐8 Januari 2012
KMK No : 1571/KM.1/2011 

2 Januari
Pembayaran Di Muka
‐ FP dibuat
‐ Kurs : Rp9.076,00

Kurs USD : Rp9.136,00
Periode : 9‐15 Januari 2012
KMK No : 6/KM.1/2012 

11 Januari
Barang diserahkan
‐ FP dibuat
‐ Kurs : Rp9.136,00

PPN dan PPnBM
dikonversi ke 
dalam mata 
uang rupiah

Kurs USD: Rp9.060,00
Periode : 23‐29 Januari 2012
KMK No : 33/KM.1/2012 

25 Januari
Pelunasan Pembayaran
‐ Tidak perlu buat FP

Sesuai kurs KMK 
pada saat 
pembuatan 
Faktur Pajak

Kurs USD: Rp8.952,00
Periode : 30 Jan – 5 Feb 2012
KMK No : 54 /KM.1/2012 

5 Februari
Penggantian FP 11 Jan
‐ Kurs : Rp9.136,00
25

Tempat Lain Pengkreditan Pajak Masukan

Pasal 15

KETENTUAN UMUM

Impor
PIB dg NPWP Pusat
Tj. Priok
PM

Penyerahan

Pusat
(Jakarta)
PK

Impor
PIB dg NPWP Pusat

Cabang
(Solo)
PM

Pasal 15 PP 1 Tahun 2012

Tj. Priok

Pusat
(Jakarta)

PM

Cabang
(Solo)

Dg izin Dirjen, cabang
dapat mengkreditkan
PIB dg NPWP Pusat

26
Diatur lebih
lanjut di PMK

Pasal 12 (3) 
PP 143 Tahun 2000

Pemeriksaan

Ada perolehan yang 
telah dicatat namun
belum dilaporkan dalam
SPT karena FP terlambat
diterima

PM tetap dapat
dikreditkan
Paling lama 3 bulan setelah
berakhirnya Masa Pajak yang 
bersangkutan
27
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

PKP Belum Berproduksi

Pasal 16

PKP
PM atas impor atau
perolehan
Belum Berproduksi
Belum melakukan
penyerahan yang 
terutang PPN

Barang Modal

Dapat
Dikreditkan
Ps 9 (2a) UU PPN

BKP selain
Barang Modal

JKP

Tidak Dapat
Dikreditkan
Ps 9 (8) j UU PPN

Berlaku untuk seluruh kegiatan usaha, yaitu
industri/manufaktur, usaha perdagangan, usaha jasa, 
dan kegiatan usaha lainnya
28

Pasal 16

Barang
Modal

Definisi Barang Modal
harta berwujud 
dengan masa 
manfaat > 1 (satu) 
tahun

yang menurut 
tujuan semula 
tidak untuk 
diperjualbelikan

termasuk 
pengeluaran
yang dikapitalisasi 
ke dalam harga 
perolehan barang 
modal

Contoh:
• PKP membeli barang modal, berupa mesin, dari luar Daerah Pabean.
• Untuk pemasangannya, PKP memanfaatkan jasa pemasangan dari PKP lain.
• Pembayaran atas jasa pemasangan yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan mesin
tersebut merupakan pengeluaran yang Pajak Masukannya dapat dikreditkan.
29

Pasal 17

Saat Penyerahan

Pasal 11 UU PPN
Saat Terutang Pajak

Pasal 13 UU PPN
Saat Penyerahan

Saat Pembuatan
Faktur Pajak

“Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN dan saat
pembuatan Faktur Pajak disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam
kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau pembukuan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”
“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat
diukur dengan handal”
“Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan
invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar
pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang”
30

Saat Pembuatan Faktur Pajak
saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan 
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP

saat penerimaan pembayaran termin dalam hal 
penyerahan sebagian tahap pekerjaan

saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada
Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN
31

Pasal 17

Saat Penyerahan BKP Bergerak

a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau
pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;

Penjualan langsung dan
penjualan eceran

b. diserahkan secara langsung kepada penerima
barang;

Pemberian cuma‐cuma, 
pemakaian sendiri, dan 
penyerahan antarcabang

c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa
angkutan; atau

Penjualan dengan syarat fob 
shipping point 

d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau
pada saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten.

Selain kriteria di atas

32

Pasal 17

Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak

1

PT Aman menyerahkan Barang Kena Pajak secara langsung kepada Tuan Igna 
pada tanggal 15 Mei 2011. 

2

PT Berkah (Jakarta) menjual BKP kepada PT Ceria (Surabaya) dengan syarat
pengiriman fob shipping point. Barang dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan
dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan
perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (delivery order) 10 Juni 2011. Barang
diterima oleh PT Ceria pada tanggal 12 Juni 2011.

33

Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak

Pasal 17

Contoh Transaksi Penjualan
(fob destination)
16 Agustus

12 Agustus

Penjual menerbitkan
Faktur Penjualan
13‐16 Agustus

Barang keluar dari
gudang Penjual

13 Agustus

Barang diterima
Pembeli

Perakitan & ujicoba
barang oleh Pembeli

Faktur Pajak
Diterbitkan
34

Pasal 17

Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak
Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak

saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena 
Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak 
pembeli

35

Pasal 17

Contoh Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak

1

Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011. 
Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat 
atau ditandatangani tanggal 1 September 2011. 

2

Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau ditandatangani, rumah telah 
diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur 
Pajak harus diterbitkan pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada 
dalam penguasaan pembeli atau penerima barang.

36

Pasal 17

Saat Penyerahan BKP Tidak Berwujud

a. diakui sebagai piutang
pada saat diterbitkan
Pengusaha Kena Pajak,
akuntansi yang berlaku
secara konsisten

atau penghasilan, atau
faktur penjualan oleh
sesuai dengan prinsip
umum dan diterapkan

Dalam hal
tidak diketahui

b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau
saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan
untuk dipakai secara nyata, sebagian atau
seluruhnya

Pemberian cuma‐cuma, 
pemakaian sendiri, dan 
penyerahan antarcabang
37

Pasal 17

Saat Penyerahan BKP (Aktiva)

Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang masih tersisa
pada saat pembubaran perusahaan?
a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris

b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar

Mana yang terjadi
lebih dulu
c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan
perusahaan dibubarkan
d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata‐
nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan
atau berdasarkan data atau dokumen yang ada
38

Pasal 17

Saat Penyerahan BKP (Restrukturisasi Usaha)

Saat Penyerahan BKP
Perubahan bentuk usaha

ATAU
Penggabungan usaha
Peleburan usaha

a. Saat disepakati atau ditetapkan sesuai hasil
Rapat Umum Pemegang Saham yang
tertuang dalam perjanjian; atau

Pemekaran usaha
b. Saat ditandatanganinya akta oleh Notaris
Pemecahan usaha
Pengambilalihan usaha
Tidak memenuhi
Pasal 1A (2) UU PPN
39

Pasal 17

Saat Penyerahan JKP

1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau
pada saat diterbitkan faktur penjualan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
dan diterapkan secara konsisten

Dalam hal
tidak diketahui

2) kontrak atau perjanjian ditandatangani

3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan
untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau
seluruhnya, dalam hal pemberian cuma‐cuma
atau pemakaian sendiri

Pemberian cuma‐cuma, 
pemakaian sendiri, dan 
penyerahan antarcabang

40

Pasal 17

Contoh Saat Penyerahan JKP

1

PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrak 
selama 12 tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:
• PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tanggal 1  September 2011;
• Nilai kontrak sewa selama 12 tahun adalah Rp 120.000.000,00 
• Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September 
dengan pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per tahun. 
Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran  sewa untuk 
tahun pertama. 

2

1. PT Setiyakom adalah suatu perusahaan jasa telekomunikasi. 
2. PT Setiyakom melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan periode 
pemakaian selama satu bulan. 
3. Pengumpulan data‐data pemakaian dari pelanggan memerlukan waktu beberapa hari, 
sehingga faktur penjualan baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya.
4. Untuk pemakaian oleh pelanggan pada tanggal 1 – 30 Juni 2011, PT Setiyakom 
menerbitkan faktur penjualan (melakukan penagihan) pada tanggal 5 Juli 2011.
41

Pasal 17

Saat Penyerahan ‐ Pemanfaatan dari luar DP

Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang
oleh pihak yang memanfaatkannya
Mana yang 
terjadi lebih
dahulu

Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang
menyerahkannya
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau
seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya
Tidak Diketahui
tanggal ditandatanganinya kontrak
atau perjanjian
42

Pasal 17
Saat
Impor BKP

Saat Penyerahan – Impor & Ekspor
saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke 
dalam Daerah Pabean

Saat
Ekspor BKP

saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke 
dalam Daerah Pabean

Saat
Ekspor BKP 
Tidak Berwujud

saat Penggantian atas Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud yang diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai
piutang atau penghasilan

Saat
Ekspor JKP

saat Penggantian atas jasa yang 
diekspor tersebut dicatat atau diakui
sebagai piutang atau penghasilan

PIB

PEB

Pemberitahuan
Ekspor JKP/BKP 
Tidak Berwujud

43

Pasal 14
PP 143 Tahun 2000
Tempat PPN terutang
Impor BKP

Tempat BKP 
dimasukkan

Pemanfaatan dari
luar Daerah Pabean

Tempat tinggal/ 
tempat
kedudukan

Kegiatan
Membangun Sendiri

Tempat bangunan
didirikan

DJP dapat menentukan tempat lain sbg tempat
terutang atas ekspor
44
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

Pasal 18

Pemusatan PPN

PKP

Memiliki > 1 Tempat
Kegiatan Usaha

Dapat menyampaikan
pemberitahuan

Pemusatan Tempat
Terutang PPN

Administrasi Penjualan
wajib terpusat pada
tempat pemusatan
45

Pasal 19

Faktur
Pajak

Faktur Pajak Terlambat
Dibuat
> 3 Bulan

Bukan
Faktur Pajak

sejak saat Faktur Pajak 
seharusnya dibuat 

PKP dianggap tidak menerbitkan 
Faktur Pajak

PPN tidak dapat dikreditkan 
sebagai Pajak Masukan
46

Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat

Pasal 19

5 Jan

Februari

Maret

5 Apr

Saat penyerahan
= saat pembuatan FP

FP > 5 Jan s.d 4 April
FP terlambat diterbitkan
‐ Sanksi 2% x DPP
‐ PM dapat dikreditkan oleh Pembeli

FP > 5 April
FP terlambat diterbitkan
‐ Sanksi 2% x DPP
‐ PM tidak dapat
dikreditkan oleh Pembeli
47

Pasal 20

Pedagang Eceran
Tanpa keterangan :
identitas pembeli 
nama dan tanda tangan penjual

Pedagang
Eceran

Membuat 
Faktur Pajak tidak lengkap

Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
penyerahan BKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penjualan eceran
atau langsung datang ke tempat
konsumen akhir;
b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa
didahului dengan penawaran; dan
c. pada umumnya dilakukan secara tunai
dan
penjual/pembeli
langsung
menyerahkan/membawa BKP yang dibeli.

Tidak diterbitkan 
Surat Tagihan Pajak

Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
penyerahan JKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penyerahan jasa
secara langsung kepada konsumen
akhir atau langsung datang ke tempat
konsumen akhir;
b. langsung kepada konsumen akhir,
tanpa didahului dengan penawaran;
dan
c. pada umumnya dilakukan secara tunai.
48

Pasal 20

Pabrikan Yang Melakukan Penyerahan Eceran

Penyerahan
eceran

Dapat
Faktur Pajak tidak
lengkap
Tanpa keterangan :
identitas pembeli 
nama dan tanda tangan penjual

Pabrikan/
Distributor

Penyerahan
tidak eceran

Harus
Faktur Pajak lengkap

49

Ketentuan Peralihan

Pasal 21

Ketentuan Mengenai:
1. Saat Penyerahan sebagai dasar
saat pembuatan Faktur Pajak
(Ps 19 (1) jo Ps 17 PP 1/2012)

2. Pedagang
eceran
yang
melakukan
penyerahan
JKP
secara eceran

berlaku sejak tanggal 
1 April 2010

(Ps 20 PP 1/2012)

50

Ketentuan Penutup

Pasal 22

Pada saat PP 1 Tahun 2012 berlaku

1

Peraturan
Pelaksanaan

PP 143 Tahun 2000

Masih Berlaku

PP 144 Tahun 2000
sepanjang
Tidak
bertentangan

2

PP 143 Tahun 2000

PP 144 Tahun 2000

Belum diatur dengan
aturan tersendiri

Dicabut & Dinyatakan
Tidak Berlaku
51

Terima Kasih
More info: Klinik‐pajak.com