Kepercayaan Diri dan Kemandirian Belajar

Jurnal Psikologi Teori &Terapan, Vol.7, No.1, Agustus 2016

Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
2016, Vol.7, No. 1, 43-49, ISSN: 2087-1708

Kepercayaan Diri dan Kemandirian Belajar Pada Siswa SMA Negeri “X”
Iffa Dian Pratiwi, dan Hermien Laksmiwati
Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Abstract: This research was aimed to examine the correlation between self
confidence and learning independency among senior high school students. This
research was a quantitative study which involved all student of class XI social science
major (ilmu pengetahuan sosial/IPS) in SMA Negeri 1 Porong with the total number
of 88 students. The instrument used to collect data were self confidence and
independent learning scales. Data were analyzed using P earson’s product moment.
The result shows that the coefficient correlation is 0,683 (r= 0,683) in the significant
level of 0,000 (p= 0,000). The result means that there is correlation between self
confidence and learning independency in which the relation between both variables is
unidirectional. So, the higher the self confidence student have, the higher their
learning independency would be and vice versa.
Keywords: Self-confidence, independent learning, student.


Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kepercayaan
diri dengan kemandirian belajar pada siswa XI IPS SMA Negeri 1 Porong. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 88 siswa di SMA
Negeri 1 sehingga disebut penelitian populasi, karena jumlah subjek penelitian
dibawah 100. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dan
skala kemandirian belajar. Analisis data menggunakan product moment. Hasil analisis
data menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,683 (r=0,683) dengan taraf
signifikan 0,000 (p=0,000) artinya terdapat hubungan antara variabel kepercayaan diri
dengan kemandirian belajar dimana hubungan antar variabel adalah searah. Oleh
karena itu, semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi
pula kemandirian belajarnya, dan sebaliknya.
Kata Kunci : Kepercayaan diri, kemandirian belajar, siswa

dirinya untuk menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Salah satu komponen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sistem pendidikan
di Indonesia yaitu kurikulum. Kurikulum
di Indonesia umumnya selalu mengalami

pengembangan, hal ini dilakukan dengan
mengacu standar nasional pendidikan

Hakikatnya setiap manusia memerlukan pendidikan dalam kehidupannya.
Pendidikan mempunyai peran penting
dalam kelangsungan hidup dimasa yang
akan datang. Peran penting tersebut untuk
mengembangkan potensi dalam dirinya.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pada
pasal 3 tujuan pendidikan yaitu
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dalam

Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Iffa Dian Pratiwi melalui email:
iffadp@gmail.com

43

Iffa D. Pratiwi & H. Laksmiwati: Kepercayaan Diri dan Kemandirian …(43-49)


belajar yang perlu ditempuh untuk
mencapai hasil prestasi belajar sesuai
dengan keinginannya. Pencapaian prestasi
belajar di sekolah yang optimal dalam
proses belajar siswa dapat didapatkan
dengan adanya kemandirian belajar siswa.
Pada konteks proses belajar, terlihat
adanya fenomena peserta didik yang
kurang mandiri dalam belajar, yang dapat
menimbulkan gangguan mental setelah
memasuki pendidikan lanjutan, kebiasaan
belajar yang kurang baik seperti tidak
betah belajar lama atau belajar menjelang
ujian, membolos, menyontek, dan mencari
bocoran soal-soal ujian. Fenomenafenomena di atas, menuntut dunia
pendidikan
untuk
mengembangkan
kemandirian belajar pada peserta didik

(Desmita, 2011). Kemandirian belajar
memang
sangat
diperlukan
dalam
meningkatkan prestasi siswa, terlebih lagi
dengan diberlakukannya kurikulum 2013
yang menuntut siswa untuk lebih berperan
aktif.
Kemandirian
belajar
dapat
dilaksanakan oleh seseorang apabila
seseorang tersebut memiliki kepercayaan
diri. Menurut Heaters (dalam Nurhayati,
2011) kemandirian belajar seseorang
ditunjukkan dengan adanya kepercayaan
diri
akan
kemampuannya

dalam
menyelesaikan
berbagai
macam
permasalahan yang ada selama kegiatan
belajar berlangsung, tanpa bantuan dari
orang lain dan tidak ingin dikontrol
pengambilan
keputusannya
untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sama halnya dengan pernyataan (Desmita,
2011) kemandirian belajar siswa muncul
ketika siswa menemukan diri pada posisi
kepercayaan diri yang meningkat.
Menurut Hakim (2002) kepercayaan
diri merupakan suatu keyakinan seseorang
terhadap segala sesuatu yang menjadi
aspek kelebihan yang dimiliki dan
keyakinan tersebut membuatnya merasa

mampu untuk mencapai berbagai tujuan
hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Individu yang berada pada

untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia
saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum
2013 menekankan peran siswa yang aktif
dalam pembelajaran dan peran guru
hanyalah sebagai fasilitator, atau sering
disebut
dengan
learned
centered.
Perubahan kurikulum pendidikan di
Indonesia menjadi kurikulum 2013
disesuaikan dengan tujuan pendidikan
yaitu untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi

dalam dirinya.
Implementasi
kurikulum
2013
diterapkan pada semua jenjang pendidikan,
tak terkecuali pada jenjang pendidikan
sekolah menengah atas (SMA). Salah satu
karakteristik peserta
didik sekolah
menengah atas (SMA) yaitu peserta didik
memasuki usia 15-18 tahun. Menurut
Santrock (2003) rentang usia 15-18 tahun
tergolong pada masa remaja. Pada masa
remaja
banyak
sekali
tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan,
salah satunya yaitu kemandirian.
Menurut Knowles (dalam Nurhayati,

2011) kemandirian belajar (self directed
learning) merupakan suatu proses dimana
individu bertanggung jawab penuh serta
berinisiatif dalam mendiagnosis kebutuhan
belajar, merumuskan tujuan belajar,
mengidentifikasi sumber belajar, memilih
dan mengimplementasikan strategi belajar
dan mengevaluasi hasil belajar. Salah satu
tugas seorang siswa yaitu mampu
mengambil tanggungjawab belajar mereka
sendiri, agar tidak menggantungkan diri
kepada orang lain dan mampu mengelola
dirinya kapan waktu yang tepat untuk
meminta bantuan kepada orang lain dan
kapan tidak membutuhkan bantuan dari
orang lain dalam belajar
Kemandirian belajar diperlukan
dalam sistem pendidikan, agar tercapai
tujuan pembelajaran yang menekankan
siswa aktif dalam mengembangkan

potensinya. Hal ini dikarenakan siswa
dapat mengontrol sendiri berbagai cara
44

Jurnal Psikologi Teori &Terapan, Vol.7, No.1, Agustus 2016

mengatakan bahwa dirinya belajar atas
kemauannya
sendiri
dan
berusaha
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
tugasnya, 1 siswa lainnya mengatakan
bahwa dirinya belajar secara fleksibel atau
tidak menentu, tergantung keinginannya
untuk belajar tinggi atau rendah.
Fenomena lainnya ketika presentasi
dikelas siswa cenderung pasif, tidak yakin
dengan
kemampuannya

ketika
mengerjakan tugas, selain itu siswa juga
tidak yakin dalam pemilihan jurusan
sehingga menggantungkan diri kepada
orang lain dalam pengambilan keputusan
pemilihan jurusan, perbuatan menyontek
juga masih dilakukan dengan bergantung
pada salah satu temannya yang pintar
mereka akan menyontek pada temannya
tersebut.
Berdasarkan fenomena tersebut
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
hubungan antara kepercayaan diri dengan
kemandirian belajar pada siswa XI IPS
SMA Negeri 1 Porong.

tingkat kepercayaan diri yang tinggi,
mampu menerapkan pikiran positif dalam
dirinya untuk dapat mengelola semua
kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan

belajarnya.
Siswa
yang
memiliki
kepercayaan diri tinggi, akan mampu
mengelola belajarnya dengan baik, tanpa
bergantung kepada orang lain.
Menurut Hiemstra (Nurhayati, 2011)
ciri-ciri
pebelajar
yang
memiliki
kemandirian belajar yaitu (1) pelajar
mempunyai
tanggungjawab
dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan usaha belajar, (2) Memiliki
keyakinan
akan
kemampuan
yang
dimilikinya (3) Tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain mengenai proses
belajarnya, (4) Apabila menjumpai
masalah, berusaha untuk dipecahkan
sendiri dan mampu mengatur diri kapan
harus meminta bantuan orang lain, serta
tidak lari dari masalah, (5) Dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin untuk belajar. Berdasarkan uraian
ciri-ciri mengenai individu yang memiliki
kemandirian belajar terdapat salah satu ciri
yaitu
memiliki
keyakinan
akan
kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan
merupakan salah satu aspek kepercayaan
diri. Individu yang yakin dengan
kemampuannya adalah individu yang
berpikiran positif terhadap kemampuannya
untuk menyelesaikan berbagai persoalan
dalam
belajar.
Oleh
karena
itu,
kepercayaan diri mempunyai kontribusi
dalam menumbuhkan kemandirian belajar
siswa.
SMA Negeri 1 Porong, merupakan
salah satu sekolah yang berstatus negeri.
Pada sekolah ini terdapat dua jurusan
program sekolah yaitu IPA dan IPS. Pada
siswa kelas XI IPS didapatkan fenomena
mengenai kemandirian belajar dan
kepercayaan diri. 3 siswa mengatakan
bahwa dirinya masih menunggu perintah
dari orang tua untuk belajar, 2 siswa
mengatakan bahwa mereka menggunakan
waktu luangnya dirumah untuk bermain
dibandingkan dengan belajar, 1 siswa

Metode
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian korelasional untuk mengungkap
hubungan antara kepercayaan diri dengan
kemandirian belajar pada siswa XI IPS
SMA Negeri 1 Porong.
Populasi pada penelitian ini sebanyak
88 siswa yang merupakan siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 1 Porong. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah sampel sensus, karena sampel pada
penelitian kurang dari 100. Sampel pada
penelitian ini berjumlah sama dengan
populasi yaitu 88 siswa.
Instrumen pada penelitian ini
menggunakan skala kepercayaan diri dan
kemandirian belajar. Skala kepercayaan diri
disusun
berdasarkan
aspek-aspek
kepercayaan diri yang dikemukakan oleh
Lauster (dalam Ghufron, 2014). Skala
kemandirian belajar disusun berdasarkan
aspek-aspek kemandirian belajar yang

45

dikemukakan oleh Abdullah (Rothwell,
2008)
Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data product moment, dikarenakan
data penelitian berskala interval serta
penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan satu variabel bebas dengan
variabel terikat yaitu hubungan antara
kepercayaan diri dengan kemandirian
belajar. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi
20.0 for windows.

pengambilan
keputusannya
untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sama halnya dengan pernyataan Steinberg
(dalam Desmita, 2011) kemandirian belajar
siswa muncul ketika siswa menemukan diri
pada posisi kepercayaan diri yang
meningkat.
Menurut
Brawer
(dalam
Darmawan, 2013) kemandirian belajar
merupakan perasaan otonom dalam proses
belajar
dalam
mengatur
strategi,
melaksanakan belajar, serta mengevaluasi
hasil belajar. Sikap kemandirian umumnya
dipengaruhi oleh self reliance atau
kepercayaan diri yang dimiliki oleh
individu. Seseorang yang mempunyai
sikap
mandiri
harus
dapat
mengaktualisasikan secara optimal dan
tidak menggantungkan diri kepada orang
lain.
Chickering (Pannen, 2000) siswa
yang mampu belajar mandiri adalah siswa
yang dapat mengontrol dirinya sendiri,
mempunyai motivasi yang tinggi, memiliki
kepercayaan diri atau yakin akan dirinya,
mempunyai orientasi atau wawasan yang
luas dan luwes. Kepercayaan diri menjadi
salah satu faktor penting dalam pencapaian
kemandirian belajar pada siswa. Seorang
siswa yang memiliki kepercayaan diri,
akan yakin dengan berbagai keputusan
yang diambil untuk mencapai prestasi
belajar yang didapatkannya. Keyakinankeyakinan tersebut yang membuat siswa
mampu mengambil berbagai langkah yang
harus ditempuh dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, serta evaluasi dari hasil yang
telah didapatkannya.
Slameto (2003) keyakinan tentang
diri kita sendiri dan penilaian tentang diri
memiliki peran penting pada kemandirian
peserta didik. Keyakinan tentang diri salah
satu bentuk dari rasa percaya diri.
Berhubungan dengan kemandirian belajar,
rasa percaya diri memberikan pengertian
bahwa sikap dan pandangan positif
individu terhadap kemampuan dirinya akan
meningkatkan kemandiriannya.

Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kepercayaan
diri dengan kemandirian belajar. Hasil
analisis data menggunakan korelasi
product moment diperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar (r) = 0,683 dan nilai
signifikansi yang diperoleh variabel
kepercayaan diri dan kemandirian belajar
adalah p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti
bahwa koefisien korelasi sebesar 0,683
menunjukkan kekuatan hubungan yang
cukup antara variabel kepercayaan diri
dengan kemandirian belajar dan nilai
signifikansi yang didapat lebih kecil dari
0,05 sehingga kedua variabel tersebut
memiliki hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut,
hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa “ada hubungan antara kepercayaan
diri dengan kemandirian belajar pada siswa
XI IPS SMA Negeri 1 Porong” diterima.

Pembahasan
Hasil tersebut sejalan dengan
pernyataan Heaters (dalam Nurhayati,
2011) kemandirian belajar seseorang
dipengaruhi oleh kepercayaan diri.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
akan yakin dengan kemampuannya dalam
menyelesaikan
berbagai
macam
permasalahan yang ada selama kegiatan
belajar berlangsung, tanpa bantuan dari
orang lain dan tidak ingin dikontrol

46

Jurnal Psikologi Teori &Terapan, Vol.7, No.1, Agustus 2016

tanpa bantuan orang lain yang relevan
untuk menguasai kompetensi tertentu, baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah belajar. Individu
yang memiliki sikap positif terhadap
dirinya mengenai kompetensi, keyakinan,
serta ketrampilan yang dimilikinya mampu
mengarahkan individu menjadi mandiri
dalam mengelola proses belajarnya sendiri.
Menurut Jin dan Cortazzi (dalam
Gyanprakash dkk, 2013) siswa yang
memiliki keyakinan akan kemampuannya
dan motivasi dalam proses belajarnya
dapat memunculkan kemandirian belajar
dalam diri siswa. Siswa tidak akan
bergantung dengan orang lain dalam proses
belajar dan memiliki dorongan untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya. Tiga
komponen kemandirian belajar yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang siap
untuk belajar, terlibat dalam proses
pembelajaran,
dan
mengevaluasi
pembelajaran. Individu yang memiliki
kemandirian belajar, akan yakin dengan
kemampuannya
untuk
melaksanakan
komponen kemandirian belajar mulai dari
menentukan tujuan pembelajaran yang
berisi rancangan dan harapan yang ingin
dicapai, terlibat langsung dalam proses
pembelajaran tanpa bergantung dengan
orang lain, serta mampu mengevaluasi
kemampuannya berdasarkan kemampuan
yang dimilikinya.
Steinberg (dalam Desmita, 2011)
menyebutkan bahwa kemandirian belajar
dapat muncul dan berfungsi, apabila
individu memiliki kepercayaan diri yang
meningkat. Individu yang tidak memiliki
tingkat kepercayaan diri yang tinggi, tidak
dapat menumbuhkan sikap kemandirian
belajar dalam dirinya. Oleh karena itu,
siswa yang memiliki kepercayaan diri
umumnya mampu memiliki keyakinan
bahwa apapun langkah yang ditempuh
dalam kegiatan belajarnya mampu
memberikan hasil yang memuaskan
nantinya.
Siswa
yang
memiliki
kepercayaan
diri,
akan
mampu

Kepercayaan
diri
merupakan
keyakinan akan kemampuannya dan
sejauhmana penilaian individu terhadap
dirinya bahwa dirinya memiliki kepantasan
untuk berhasil (Neill, 2005). Kepercayaan
diri siswa mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam kegiatan belajar. Jika
siswa
dalam
belajar
mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi maka hasil
yang diperolehnya akan maksimal.
Kepercayaan
diri
mempengaruhi
kemandirian siswa dalam mengambil
keputusan sendiri tanpa pengaruh dari
orang lain, siswa yang mandiri mampu
memotivasi diri untuk bertahan dari
kesulitan yang dihadapi dan dapat
menerima kegagalan dengan pikiran yang
rasional. Seorang siswa yang memiliki
kepercayaan diri dalam proses belajarnya
dapat menerapkan sikap optimis serta
bertanggungjawab dengan kewajiban yang
dimilikinya sebagai siswa. Mereka selalu
berpandangan positif, bahwa dirinya
mampu menyelesaikan semua tugas belajar
dengan baik dan mereka memiliki
kesempatan untuk berhasil (Angelis, 2003).
Individu yang tidak memiliki
kepercayaan diri, mereka cenderung
berpandangan negatif, dan beranggapan
apapun rintangan yang mereka lalui tidak
ada terdapat jalan keluar. Mereka juga
berpandangan bahwa kemampuan mereka
terbatas dan tidak mungkin dapat mencapai
keberhasilan. Individu yang memiliki
kepercayaan diri rendah, cenderung
bersikap pesimis dalam menjalani sesuatu.
Mereka cenderung menyerah sebelum
bertindak (Ghufron & Risnawati 2014).
Berdasarkan penelitian Tahar dan
Eceng (2006) menyatakan kemandirian
belajar merupakan kesiapan dari individu
yang mau dan mampu untuk belajar
dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa
bantuan pihak lain dalam hal penentuan
tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi
hasil belajar. Unsur-unsur yang berperan
dalam kemandirian belajar antara lain
adanya rasa tanggung jawab, percaya diri,
inisiatif dan motivasi sendiri dengan atau
47

menunjukkan adanya korelasi yang cukup
antara
kepercayaan
diri
dengan
kemandirian belajar. Kepercayaan diri
memberikan kontribusi sebesar 68,3%
terhadap kemandirian belajar siswa,
sedangkan 31,7% terdapat variabel lainnya
seperti motivasi, tanggung jawab, inisiatif,
dan lain sebagainya yang memberikan
kontribusi terhadap kemandirian belajar
siswa.

memberikan beberapa ide yang kreatif
dalam proses pembelajarannya. Siswa yang
mampu mengontrol dirinya dalam kegiatan
belajarnya, mampu mengetahui kapan
harus mengeluarkan berbagai inisiatif yang
dimilikinya dan kapan harus bertanggung
jawab dengan kewajibannya sebagai siswa
(Miarso dalam Nurhayati, 2011).
Siswa yang memiliki kemandirian
belajar, memiliki tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan usaha belajar. Mereka tidak akan
mudah terpengaruh oleh orang lain
mengenai proses belajarnya. Mereka akan
berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan permasalahannya sendiri
tanpa bantuan orang lain. Mereka juga
mampu memanfaatkan waktu dengan
sebaik mungkin untuk belajar. Individu
yang memiliki kemandirian belajar tidak
akan
memilih
bersenang-senang
dibandingkan dengan belajar demi
mencapai tujuannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat dijelaskan bahwa kemandirian
belajar akan dapat dicapai ketika siswa
memiliki kepercayaan diri. Kepercayaan
diri memberikan kontribusi yang cukup
penting dalam pembentukan kemandiran
belajar dalam diri siswa. Hasil penelitian

Simpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul
“Hubungan Antara Kepercayaan Diri
dengan Kemandirian belajar pada siswa XI
IPS SMA Negeri 1 Porong” dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang berbunyi
“tidak ada hubungan antara kepercayaan
diri dengan kemandirian belajar” ditolak.
Kepercayaan diri memiliki hubungan
dengan kemandirian belajar. Kedua
variabel memiliki hubungan yang searah,
artinya
apabila
siswa
memiliki
kepercayaan diri yang tinggi maka dapat
meningkatkan
kemandirian
belajar
sebaliknya apabila siswa memiliki
kepercayaan diri rendah maka dapat
menurunkan kemandirian belajar siswa.

Daftar Pustaka
Angelis, B. (2003). Percaya diri: sumber
sukses dan kemandirian. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Darmawan, M. (2013). Peningkatan
kemandirian peserta didik melalui
strategi pembelajaran problem
solving pada kompetensi perawatan
dan perbaikan PC di kelas X TKJ
SMK Negeri 3 Yogyakarta. Jurnal
EKSIS,
6
(2),
53-64.
http://library.ukdw.ac.id/. Diakses
23 Desember 2015.

Desmita (2011). Psikologi perkembangan
peserta didik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Hakim, T. (2002). Mengenal rasa tidak
percaya diri. Jakarta: Puspa Swara.
Ghufron, M.N. & Risnawita, R.S. (2014).
Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Gyanprakash., Nagpal, K., James, L.
(2013). Independent learning and
student development. International
journal of social science &
interdisciplinary research, 2 (2),
17-35.

48

Jurnal Psikologi Teori &Terapan, Vol.7, No.1, Agustus 2016

http://indianresearchjournals.com.
Diakses 20 Desember 2015
Neill, J. (2005). Jenis–jenis percaya diri.
Jakarta: Alfabeta
Nurhayati, E. (2011). Psikologi pendidikan
inovatif.
Yogyakarta:
Pustaka
Belajar
Pannen, P. (2001). Konstruktivisme dalam
pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rothwell, W.J. (2008). Adult learning
basics. Virginia: ASTD Press
Santrock, J.W. (2003). Adolescence:
perkembangan remaja (6th ed).

Shinto, B.A & Sherly, S. (Terj).
Jakarta: Erlangga
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya .
Jakarta :Rineka Cipta.
Tahar, Irzan & Enceng. 2006. Hubungan
Kemandirian Belajar dan Hasil
Belajar Pada Pendidikan Jarak
Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka
dan Jarak Jauh, 7 (2), 91-101.
www.Ippm.ut.ac.id/. Diakses 23
Desember 2015.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.

49

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2