Tafsir Q.S AL AN AM AYAT 153 (1)

TAFSIR AL-QUR’AN :
JALAN YANG LURUS
(Jalan yang diperintahkan oleh Allah SWT ialah Jalan yang Lurus)

A. MUQADIMAH
1)

~ Firman Allah SWT : Q.S Al-An’am 6:153

      
        
    
~ Makna Satuan Kata
 Dan
Sesungguhnya
(Bahwa)
 Yang Kami
perintahkan ini
 Adalah jalan-Ku



yang lurus
 Maka ikutilah
 dia
 Dan janganlah
kamu
 Mengikuti
 jalan-jalan
(yang lain)

 Karena jalan-jalan itu
 mencerai beraikan
kamu
 Dari jalan-Nya
  Yang demikian itu


Diperintahkan Allah

 Agar kamu bertakwa



~ Terjemahan Ayat
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) *,
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
* Maksudnya: janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan
yang lain dari Islam.
2 ) Asbabul Nuzul
Ayat ini menguraikan bahwa Rasulullah saw diperintahkan supaya
menjelaskan kepada kaumnya bahwa Alquran yang mengajak kamu untuk
mengikutinya adalah untuk kepentingan hidupmu. Dialah pedoman dan
petunjuk dari Allah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat
yang diridai-Nya, dan jalan ini adalah jalan yang lurus, ikutilah dia, dan

jangan mengikuti jalan-jalan yang lain yang mencerai-beraikan kamu dari
jalan Allah. 1
Dalam hadis dari Ahmad, Nasai, Abu Syaikh dan Hakim dari Abdullah bin
Masud dia menceritakan yang maksudnya: Rasulullah saw. membuat satu
garis lurus dengan tangannya lalu bersabda, "Ini jalan Allah yang lurus."

Kemudian menggariskan beberapa garis lagi dari kanan-kiri garis pertama
tadi lalu bersabda lagi, "Pada setiap jalan dari jalan-jalan itu ada setan
yang mengajak untuk menempuhnya." Kemudian Rasulullah membaca
ayat ini: (Q.S. 6. Al-An'am:152).
Para ahli tafsir mengatakan bahwa bercerai-berai dalam agama Islam,
karena perdebatan pendapat dan mazhab adalah dilarang oleh Allah,
karena sangat membahayakan kepada mereka dan kepada agama itu
sendiri. Kemudian ayat 153 ini diakhiri dengan anjuran bertakwa karena
dengan bertakwalah dapat dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang
diridai Tuhan.
(Dan bahwa) dengan memakai harakat fatah mentakdirkan lam, dan
dengan memakai harakat kasrah sebagai jumlah isti'naf/permulaan (hal
ini) apa yang Kami pesankan kepada kamu (adalah jalan-Ku yang lurus)
menjadi hal (maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan)
cara-cara yang bertentangan dengannya (karena jalan itu menceraiberaikan) dengan membuang salah satu di antara dua huruf ta, yakni
akan menyelewengkan (kamu dari jalan-Nya) agama-Nya (yang demikian
itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.)2
3) Maksud dan Tujuan Ayat
Secara garis besar ayat di atas Allah menjelaskan hal yang terkait dengan
Jalan yang lururs :

1. Perintah mengikuti jalan Allah yang lurus.
2. Larangan kaum Mukmimim untuk mengikuti jalan-jalan yang lain selain
daripada jalan Lurus Allah
3. Allah menyuruh kaum Mukminim bersatu dan melarang merekan
bercerai-berai dan berselisih 3
4. Perintah dan larangan tersebut bertujuan agar kaum Mukminim
menjadi orang-orang yang bertakwa

1 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 153
2 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al An'aam 153
3 Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Tafsir Ibn Katsir, hlmn 319

B. ISI
~ (Penjelasan Ayat Secara Global)
.       1
(Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus)
Wasiat terakhir, yakni mengikuti jalan yang lurus, jalan Nabi Muhammad
SAW atau jalan Allah yang ditunjukan kepada Nabi Muhammad. Wasiat ini
adalah wasiat terakhir dari sepuluh wasiat yang Allah berikan, di mulai
pertama dengan melarang syirik menegakkan tauhid dan diakhiri dengan

menyempurnakan segala janji dengan Allah kemudian di kumpulkan
menjadi satu yaitu Jalan yang lurus.4
      2. 
(Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya.)
Firman Nya : ( ) /Jalan Nya pada penggalan akhir ayat, secara
umum dapat dipahami serupa walau tidak sama dengan ()
shirathil / jalanku pada awal ayat. Maka di kemukakan perbedaan
antara kedua kata tersebut, antara lain adalah ( )
mengandung makna jalan luas dan lebar serta selalu benar. Ia adalah
jalan tol yang mengantar penelusurnnya sampai ke tujuan . sedang
() bermakna jalan kecil atau lorong. Sabil ada yang bertemu
dengan Shirath, ada juga yang tidak, sehingga pejalan tidak mencapai
  ash-ashirath al-mustaqim.
Jika jalan kecil itu mengantar kepada kebaikan dan kedamaian, maka ia
dinamai sabilillah di jamak oleh al-Qur’an dan disifati dengan nama subul
as-salam. Karena itu, maka semua yang dinamai sabilillah, yakni subul assalam bermuara ke shirath al-mustaqim. Sebagaimana Allah berfirman
dala Q.S Al-Maidah ayat 16

4 Tafsir Al-Azhar Juz 8, hlmn 131

10 wasiat menurut Al-Qur’an yang di sampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Yaitu :
1. Jangan kamu mempersekutukan sesutupun dengan Allah
2. Hendaklah kamu berlaku baik kepada kedua orang tua, ibu-bapak
3. Jangan kamu buhun anak-anak kamu karena lepapaan (kemiskinan)
4. Jangan kamu dekati segala macam kekejian (zina dan segala yang berhubungan)
5. Jangan kamu membunuh satu jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan haknya
6. Jangan kamu dekati harta anak yatim, melainkan dengan cara yang amat haknya
7. Penuhilah sukatan dan timbangan dengan adil
8. Apabila kamu berkata-kata hendaklah kamu adil
9. Janji Allah hendaklah penuhi
10. Jalan Allah yang lurus hendaklah turuti
(Q.S Al-An’am ayat 151-153)

      
     
     
Artinya : “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu
pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya
yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke

jalan yang lurus.”
Penggalan ayat di atas memberikan prinsip umum yang mencakup segala
tuntunan kebajikan, yaitu mengikuyi jalan kedamaian, jalan islam, dan
emmeperingatkan agar tidak mencari jalan kebahagiaan yang
menyimpang dari jalan Allah tersebut.
3.       
(Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.)
Ayat 153 di tutup dengan (   ) la’allakum
tattaqun/agar kami bertakwa/menghindari dari bencana dan siksa. Hal ini
dinilai mengandung tuntunan bahwa agama yang di syariatkan Allah SWT
merupakan jalan menuju kebahagaian abadi. 5 karena itu ayat ini
menulusuri jalan itu dan tidak boleh ke jalan-jalan lain, sehingga dapat
menghindari kedurhakaan sekaligus dapat bertakwa, yakni menghindari
bencana dan siksa-Nya
~ (Penjelasan Ayat secara Terperinci)
Adapun penjelasan Q.S Al-An’am ayat 153 ini, antara lain :
       
     1. 
“ Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) “

Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini akan aku seru pada kalian, dan
dengannya aku seru kalian menuju kepada hal yang menghidupkan kamu.
Inilah jalanku yang aku tempuh dalam menuju ridha Allah dan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaanya nya lurus, tidak
menyesatkan orang yang menempuhnya, sedang orang yang
meninggalkannya tak akan mendapat petunjuk. Oleh karena itu, ikutilah
Al-Qur’an itu semata-mata dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain
yang bertentangan dengan Al-Qur’an yang banyak jumlahnya itu.
Sehingga kamu terpisah dari jaalnnya, dan masing-masing kalian
menempuh kesesatan yang akan berakhir pada kehancuran , kerena
setelah kebenaran tak ada lagi kesesatan.
5 Oleh Al-Iskafi Tafsir Al-Mishbah halaman 353

Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a
be;iau berkata (260) :
“ Rasulullah saw, membuat sebuah garis dengan tangannya, kemudian
beliau bersaba, inilah jalan Allah yang lurus. ‘kemudian beliau membuat
garis sebelah kiri dan kanan garis tadi, lalu bersabda. ‘inilah jalan-jalan
yang lain, tiada satu pun di antara jalan itu melainkan ia ditempati oleh
setan yang mengajak manusia kejalnnya.’ Kemudian beliau membaca

ayat, ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.” ( HR.Hakim
)
Allah Ta’ala telah memberi suatu perumpamaan berupa jalan lurus yang
sebelah kiri kanan jalan itu ada dua pagar yang terdapat pada keduaduanya pintu-pintu yang terbuka, dan pada pintu-pintu itu terdapat pula
tirai-tirai yang terpasang, sedang pada mulut jalan itu ada seorang
penyeru yang mengatakan . “Hai manusia, marilah masuk ke jalan yang
lurus semua, dan janganlah engkau bercerai-berai”. Dan ada pula seorang
penyeru yang berseru dari jalan tengah. Apabila seseorang hendak
membuka salah satu di antara pintu-pintu pagar tersebut, maka
berkatalah penyeru tadi padnya . “Celakalah kamu, jangan kamu buka,
karena kalau kamu membukanya, kamu akan masuk kedalamnya”
Jalan itu ialah Islam, dan dua pagar itu adalah batas-batas Allah, sedang
pintu-pintu terbuka adalah hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Dan
penyeru yang berada di mulut jalan tadi adalah kitab Allah, sedang
penyeru dari tengah itu adalah pemberi nasihat dari Allah yang terdapat
dalam hati sertiap muslim.

   

Ibnu Jaris meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah di atas,
bahwa Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang mu’min supaya
membentuk jamaah dan melarang dari peselisihan pendapat dan
berpecah belah, dan mengabarkan kepeda mereka bahwa yang
menghancurkan umat sebelum mereka, tak lain adalah pertengkaran dan
pemusuhan.
.       2
At-Taqwa adalah isim dari apa saja yang harus di hindari, baik berupa
bahaya umum, khusus atau apa saja. Kata At-Taqwa ini telah di sebutkan
dalam Al-Qur’an dalam kontek perintah-perintah yang berbeda-beda,
sejak soal ibadah, mu’amalat, sopan santun, pergaulan maupun

perkawinan. Pada setiap judul pembicaraan, kata At-Taqwa ini ditafsirkan
dengan tafsiran yang sesuai dengan pembicaraan tersebut.
Maksud ayat, perintah supaya mengikuti jalan kebenaran yang lurus, dan
larangan mengikuti jalan-jalan kesesatan dan kebatilan yang diwasiatkan
kepadamu oleh tuhanmu, bertujuan mempersiapkan kalian agar
menghindari apa saja yang menyebabkan kesengsaraan dan
penseditaahn di dunia dan di akhirat, hingga sampailah kamu kepada
kebahagiaan yang terbesar dan kehidupan yang shaleh.

Ar-Razi mengatakan, ayat yang pertama di akhiri dengan firman Allah
Ta’ala :
  
  
  

Di ayat 151, di peringatkan supaya mengerti dan mempergunakan akal.
Sebab hanya dengan mempergunakan akal sajalah pengertian akan
tumbuh, sehingga agama dipeluk dengan kesndafan. Di ayat 152 di
peringatkan supaya selalu ingat. Ingat kepada Allah dan ingat akan
batas-batas yang tidak bolah dilampaui, agar selamat. Maka di ayat 153
ini diperingatkan pula agar kamu semua bertakwa. Dapat dikatakan
bahwa kebanyakan wasiat ayat pertama menggunakan bentuk redaksi
larangan, yakni mencengah , maka sangat wajar jika ia ditutup dengan
kata yang mengandung makna penceghan, yaitu ta’qillun, karena akal
adalah “tali” yang mengikat sesuatu, sehingga mencegah kebebasannya.
Adapun ayat 152 kebanyakan wasiatnya disampaikan dalam bentuk
perintah ,untuk mengindahkan wasiat-wasiat itu, perlu daya ingat terusmenerus. Oleh karena itu, ia di tutup dengan kalimat agar kamu
mengingat secara terus menerus.
Kemudian di ayat 153 para ulama menilai bahwa perurutan penutup
ketiga ayat di atas , yakni berakal, mengingat dan bertaqwa menunjukan
hubungan sebab akibat. Hasil penggunaan akal adalah terus-menerus
awas dan ingat, sedang mereka yang terus awas dan ingat, akan
terhindar dari bencana dan siks, dan itulah makna hasil akhir yang
diharapkan yaitu taqwa.

C. KESIMPULAN
1. Bahwa jalan yang lurus adalah jalan Allah, jalan yang Allah telah
wasiatkan melalui Nav=bi Muhammad kemudian diikuti oleh kaum
mukminin. Allah telah menjadikan jalan yang lurus itu hanya saru. Sedang
jalan-jalan yang tidak lurus banyak, karena kebenaran itu satu, sedang
jalan kebathilan yaitu bertentangan dengan kebenaran itu banyak. Yakni
mencakup agama-agama yang bathil, apakah agama itu buatan manusia
sendiri atau agama samawi yang telah mengalami perubahan atau telah
mansukh (dihapuskan).
2. Allah pun melarang bercerai berai di jalan yang benar, karena bercerai
berai dalam agama yang satu dan menjadikannya mazhab-mazdab yang
masing-masing dari madzhab itu di dukung oleh sekelompok pendukung
dan suatu golongan yang menolongnya dengan rasa fanatic, bahkan
menganggap barang siapa saja yang menentangnya, lalu menuduh para
pengikut oaring yang menentang itu sebagai orang yang bodoh dan sesat,
semua itu adalah menjadi penyebab musnahnya agama itu sendiri.
Karena setiap golongan akan memikirkan hal-hal yang memperkuat
mazhab dan memenangkannya atas apara penentangnya, dan tidaklah
penting bagi mereka mencari kebenaran atau memahami nash-nash.
3. berada di dalam jalan yang lurus itu memuat pembebananpembebanan, sedang Allah SWT menyuruh supaya mengikuti nya dan
melarang mengikuti jalan-jalan selainnya, maka ayat ke tiga diakhiri
dengan seruan bertakwa. Artinya ia menghindari neraka, karena barang
siapa yang mengikuti Jalan Allah, maka ia akan memperoleh keselamatan
abadi dan memperoleh kebahagiaan yang langgeng.

SUMBER REFERENSI :

1. Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maragi. PTKarya Toha Putra;
Semarang
2. Dr.Hamka, 1984. Tafsir Al-Azhar. PT Pustaka Panjimas; Jakarta
3. Nasib dr rifa’i, Muhammad. 1989. Tafsir Ibnu Katsir. Maktabah Ma’arif
Riyadh; Jakrta
4. Shihab, Muhammad Quraush. 2007. Tafsir Al-Mishbah. Lentera Hati;
Jakarta
5. Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 153
6. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al An'aam 153

TAFSIR QUR’AN
Q.S AL-AN’AM AYAT 153
“ JALAN YANG LURUS (JALAN ALLAH SWT)
Dosen :
DR.K.H. Badruddin Hasyim Subky,M.HI

Oleh :
Imas Laila
12214211017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
2013