PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS ASESMEN

PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS ASESMEN DAN KEBUTUHAN
PEMBELAJARAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS BAGI GURU SLB
DI KABUPATEN JEMBER
  
 

Asrorul Mais dan Lailil Aflahkul Yaum
e-mail: asrorulmais.plb@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan
pelatihan lesson study berbasis asesmen dan kebutuhan pembelajaran siswa
berkebutuhan khusus bagi guru SLB di Kabupaten Jember. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
dengan cara wawancara (interview), observasi, angket dan dokumentasi untuk
kemudian dilakukan teknik triangulasi sebagai teknik keabsahan datanya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Materi pelatihan lesson study meliputi: a)
Kurukulum 2013, b) asesmen siswa berkebutuhan khusus, c) lesson study yang
dilaksanakan dengan penyampaian teori, penugasan, diskusi kelompok, dan
parktik; 2) peran aktif guru SLB dalam mengikuti kegiatan pelatihan
ditunjukkan dengan antusias dan aktif dalam meneriam materi, diskusi,
penugasan dan melaksanakan kegiatan praktik; 4) motivasi guru SLB
melaksanakan lesson study dalam kegiatan pembelajaran pasca pelatihan

sangat tinggi ditandai dengan kesediaan mempraktikkan lesson study dalam
pembelajaran di sekolah tempat mereka bertugas.
Kata Kunci: Lesson Study, Asesmen, Kebutuhan Pembelajaran, Guru SLB
PENDAHULUAN
Tantangan dan persaingan global menuntut setiap negara berlomba-lomba dalam
meningkatkan kualitas sumber daya setiap warga negaranya, peningkatan sumber daya
manusia ini tentunya tidak bisa lepas dari peran pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dan
mutakhir tentunya sangat dibutuhkan baik bagi anak bangsa secara umum maupun mereka
yang mengalami kondisi berkebutuhan khusus di ssemua penjuru wilayah Indonesia.
Dinas Pendidikan Kabupaten Jember melalui bidang pendidikan TK/SD bekerja sama
dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB se-Jember mengadakan pelatihan
kompetensi tenaga kependidikan program pendidikan luar biasa dalam rangka meningkatkan
mutu pembelajaran bagi kepala sekolah dan guru. Adapun sasaran dalam kegiatan tersebut
adalah meningkatkan kemapuan guru dalam melakukan pembelajaran dengan menerapkan
lesson study untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang mengalami kebutuhan
khusus. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama empat hari tersebut diikuti oleh 50 guru
dan kepala sekolah dari 10 lembaga sekolah luar biasa (SLB) yang tersebar di lima
kecamatan.
Lesson study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas

dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana, S., 2008).
Pelaksanaan pengkajian pembelajaran melalui kegiatan lesson study ini dilakukan melalui
siklus-siklus kegiatan yang tiap siklusnya terdiri dari 3 tahapan (Plan, Do, See). Tahap

Asorul Mais dan Lailil Aflahkul Yaum adalah Dosen IKIP PGRI Jember
96
 

 

Pelatihan Lesson Study Berbasis Asesmen… ( Asrorul Mais)
pertama, PLAN, membuat perencanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa secara
kolaboratif. Tahap kedua, DO, menerapkan rencana pembelajaran di kelas oleh seorang guru,
sementara guru lain mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran. Tahapan ketiga, SEE,
diskusi pasca pembelajaran untuk merefleksikan efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan
langsung setelah pembelajaran selesai. Hasil refleksi merupakan masukan untuk perencanaan
pada siklus berikutnya agar pembelajaran lebih baik dari siklus sebelumnya. Setiap tahapan
pengkajian pembelajaran harus dilaksanakan secara kolaboratif dan tidak pernah berakhir
melakukan perbaikan pembelajaran (Hendayana, S. dkk. 2007).
Pengetahuan materi ajar maupun keterampilan guru dalam membelajarkan siswa

dibangun dalam komunitas belajar melalui sharing pendapat di antara anggota komunitas
dengan lebih menekankan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning. Konsep
lesson study telah puluhan tahun dipraktekan di Jepang sebagai bentuk pembinaan profesi
guru berkelanjutan (Lutfi, A., 2007). Dengan menerapkan prinsip dan konsep lesson study
tersebut, diharapkan terjadi peningkatan pemahaman dan kemampuan praktis dalam
penanganan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Chia (2013) dari Nanyang Technological University Singapura dalam peneletiannya
menyimpulkan bahwa lesson study sangat berguna bagi guru anak berkebutuhan khusus untuk
mengobservasi, mengeksplorasi pembelajaran, cara berfikir, dan perubahan perilaku siswa
sebagai hasil dari proses pembelajaran di kelas.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kee (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa dibutuhkan modifikasi dalam pelaksanaan lesson study bagi guru pendidikan luar biasa
sehingga guru tidak hanya memiliki kemampuan pedagogis dan pengetahuan tentang anak
berkebutuhan khusus saja melainkan juga dapat meningkatkan peran profesi mereka dalam
bidang pendidikan luar biasa.
Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa fokus penelitian,
selanjutnya fokus tersebut dijabarkan dalam beberapa rumusan masalah, yakni: 1) Bagaimana
materi dan pelaksanaan kegiatan pelatihan lesson study berbasis asesmen dan kebutuhan
pembelajaran siswa berkebutuhan khusus bagi guru SLB di Kabupaten Jember? 2) Bagaimana
peran aktif guru SLB dalam mengikuti kegiatan pelatihan tersebut? 3) Bagaimana motivasi

guru SLB dalam melaksanakan lesson study dalam kegiatan pembelajaran pasca pelatihan
tersebut?

METODE PENELITIAN
Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam peneltian ini karena secara
umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (understanding) dunia makna yang
disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri
(Sudarto:1995). Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki
(Cevilla, dkk:1993)
Adapun tujuan Penelitian deskriptif kualitatif ini untuk mendeskripsikan apa-apa yang
saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian
deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan
yang ada (Mardalis:1999)

97
 


 

Jurnal Pendidikan dan Humaniora ISSN 1907-8005, Vol. 54. No.1 Desember 2016
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 s.d 23 Juli 2016 di Aula Yayasan Taman
Pendidikan dan Asuhan Jember, tempat pelatihan lesson study berbasis asesmen dan
kebutuhan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus bagi guru SLB di Kabupaten Jember.
Data, Sumber Data, dan Narasumber
Terdapat dua kelompok data dalam penelitian ini, yaitu data utama dan data
pendukung. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan atau
peristiwa. Data tersebut dipeoleh dari informan yaitu panitia penyelenggara, dalam hal ini
diwakili oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB se-Jember dan guru-guru
SLB peserta pelatihan tersebut. Data pendukung berasal dari dokumen-dokumen yang ada
pada kepanitiaan dan modul yang digunakan dalam pelatihan tersebut.
Metode Pengumpulan Data dan Keabsahan Data
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara (interview), observasi, angket dan
dokumentasi. Wawancara dutujukan kepada penitia kegiatan dan peserta pelatihan, observasi
dan angket ditujukan khusus bagi peserta pelatihan untuk mendapatkan data dalam menjawab
fokus penelitian yang sudah dirumuskan pada rumusan masalah dalam penelitian ini.
Sedangkan dikumentasi digunakan sebagai data pendukung.

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
(Moleong: 2010). Triangulasi dapat dicapai dengan jalan: (a) Membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, (b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (c) Membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menggunakan analisis
deskriptif, dalam analisis deskriptif, suatu penelitian dijabarkan dalam kata-kata dan angkaangka. Dengan demikian dalam penelitian ini dianalisis dan digambarkan pelatihan lesson
study berbasis asesmen dan kebutuhan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus bagi guru
SLB di Kabupaten Jember berfokus pada rumusan masalah yang ada dengan data-data yang
sudah diperoleh dan dikumpulkan baik dari observasi, wawancara, angket. maupun
dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Materi Dan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Materi pelatihan lesson study berbasis asesmen dan kebutuhan pembelajaran siswa
berkebutuhan khusus bagi guru SLB di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut: 1)
Kurukulum 2013, materi yang diberikan pada hari pertama ini berisi tentang implementasi
kurikulum 2013 bagi siswa berkebutuhan khusus tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

tunadaksa, dan autis. Implementasi kurikulum 2013 tersebut mencakup aspek perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus. 2) asesmen siswa

98
 

Pelatihan Lesson Study Berbasis Asesmen… ( Asrorul Mais)
berkebutuhan khusus, materi ini dipaparkan pada hari kedua dengan tujuan agar guru-guru
SLB peserta pelatihan mampu menerapkan konsep asesemen untuk menemukenali kelemahan
dan potensi siswa berkebutuhan khusus. Di dalam materi ini juga dibahas tentang bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas, 3) lesson study, materi yang disampaikan pada hari ke-3 ini adalah materi inti dalam
kegiatan pelatihan ini. Setelah guru-guru peserta pelatihan memahami konsep kurikulum
2013, asesmen siswa berkebutuhan khusus, dan identifikasi kebutuhan pembelajaran,
diharapkan semua peserta pelatihan menyusun rencana kegiatan lesson study berbasis
asesmen dan kebutuhan pembelajaran siswa berkebutuuhan khusus berdasakan kurikulum
2013.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini diikuti oleh lima puluh guru SLB se-Jember
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Sebaran Guru SLB Peserta Pelatihan

No.

Nama SLB

1 SLB NEGERI
2 SLB A TPA
3 SLB B & AUTIS
TPA
4 SMALB B TPA
5 SLB C TPA

Kecamatan

Jumlah Guru

PATRANG
PATRANG
PATRANG

7

5
10

PATRANG
SUMBERSA
RI
KALIWATE
S
KALIWATE
S
KALIWATE
S
BALUNG

1
6

6 SDLB BCD
YPAC
7 SMPLB BCD

YPAC
8 SMALB BCD
YPAC
9 SLB ABC
BALUNG
10 SLB
SEMBORO
SIDOMEKAR
Jumlah

8
7
1
3
2
50

Kegiatan pelatihan ini dirancang agar dapat diimplementasikan dengan mudah di SLB
masing-masing oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan berlangsun. Adapun waktu
pelaksanaanya selama empat hari berturut-turut mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00

WIB. Nara sumber dalam kegiatan pelatihan ini yaitu perwakilan dari dinas pendidikan
Kabupaten Jember, Pengawas SLB Kabupaten Jember, Kepala SLB, dan Dosen Program
Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) IKIP PGRI Jember.
Terdapat komponen praktik dalam setiap harinya, praktik tersebut meliputi menyusun
asesmen dan identifikasi kebutuhan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus, praktik
membuat program pembelajaran individu (PPI) berbasis kurikulum 2013 dan diskusi
kelompok untuk mempersiapkan kegiatan lesson study. Selain itu, terdapat juga komponen
penugasan kepada peserta pelatihan baik secara kelompok maupun individu yang nantinya
diminta oleh panitia di akhir kegiatan pelatihan.

99
 

 

Jurnal Pendidikan dan Humaniora ISSN 1907-8005, Vol. 54. No.1 Desember 2016
Pelaksanaan praktik lesson study yang dilakukan dalam pelatihan ini dilakukan
langsung di ruang pelatihan dengan melibatkan langsung siswa berkebutuhan khusus, guru
model yang merupakan guru sehari-hari siswa tersebut, guru observer yang terdiri dari kepala
sekolah dan dua guru yang memiliki kualifikasi yang sama bidang kekhususannya dengan
guru model serta observer dari dosen program studi PLB IKIP PGRI Jember.
Peran Aktif Guru SLB Dalam Mengikuti Kegiatan Pelatihan
Profil guru peserta pelatihan lesson study berbasis asesmen dan kebutuhan
pembelajaran siswa berkebutuhan khusus bagi guru SLB di Kabupaten Jember adalah sebagai
berikut:

Tabel 2. Profil Guru SLB Peserta Pelatihan
Profil
Persentase
A
11.1 %
B
29.6 %
C
37.0 %
D
18.5 %
AUTIS
3.7 %
Jenis Kelamin
Laki-laki
18.5 %
Perempuan
81.5 %
Uisa (Tahun)
50
14.8 %
Pendidikan
S1
100.0 %
S2
0.0 %
S3
0.0 %
Bersertifikat
Sudah
92.6 %
Pendidik
Belum
7.4 %
Pengalaman