faktor faktor yang mempengaruhi perubaha
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUBAHAN RASIO STRUKTUR MODAL
DAN SOLVABILITAS
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
(PERSERO)
UNTUK TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR
ATIKA RAMADHANI
NIM 1005081010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
Profil PTPN III (Persero)
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero)
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan
yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan
usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan
pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet
Jenis Perusahaan
: BUMN Perkebunan
Produk Olahan : Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa
Sawit (Kernel), dan Karet.
Kantor Pusat: Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan
20122
Indonesia.
Latar Belakang Pemilihan Judul
Adanya kebutuhan modal yang jumlahnya besar. Menurut Rencana kerja PTPN III (Persero) modal
tersebut digunakan untuk keperluan ekspansi. PTPN III (Persero) melakukan ekspansi dengan perluasan
kawasan industri Sei Mangkei dimulai pada tahun 2007. Modal tersebut bisa diproleh dari dana
perusahaan sendiri, pinjaman bank, penawaran efek atau saham dan lain-lain.
Penawaran saham ke publik adalah salah satu cara untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk
ekspansi usaha. Untuk dapat menawarkan saham ke publik, perusahaan wajib terdaftar di
bursa efek. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa tersebut.
Syarat-syarat perusahaan dapat terdaftar sebagai perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah laporan keuangan harus diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, surat izin perusahaan
harus lengkap,
track record perusahaan harus baik dari segi finansial dan kinerja perusahaan
keseluruhan, adanya penjamin untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO), dan tujuan yang jelas
dari penerbitan saham. Salah satu syarat agar perusahaan terdaftar di bursa efek adalah track record
perusahaan yang baik dari segi finansial maupun kinerja perusahaan keseluruhan. Track record (rekam
jejak) adalah kinerja perusahaan masa lalu hingga sekarang.
Transparansi laporan keuangan merupakan salah satu penilaian atas track record perusahaan. PTPN III
(Persero) belum diizinkan melantai di bursa efek mungkin disebabkan karena kurangnya transparansi
laporan keuangan (Antaranews.com). Kurangnya transparansi bisa disebabkan oleh faktor-faktor struktur
modal dan solvabilitas.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Perubahan Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Untuk Tahun 2007-2011 ”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang, maka perumusan masalah
dalam penulisan tugas akhir ini
adalah faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perubahan angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
PT
Perkebunan
Nusantara
III
(Persero) selama tahun 2007-2011.
Batasan Masalah
Tugas akhir ini dibatasi pada angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
menurut Syahrial dan Purba (2013:
37) seperti Debt to Equity Ratio
(DER), Long Term Liabilities to Equity
Ratio (LTDER), Debt to Asset Ratio
(DAR), Times Interest Earned Ratio
(TIER).
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam
penelitian adalah untuk mengetahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi perubahan angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) selama tahun 2007-2011.
Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
Rasio struktur modal dan solvabilitas merupakan rasio yang yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Sjahrial dan Purba (2013:37) mengemukakan rasio struktur modal dan solvabilitas
antara lain :
1. Rasio total utang terhadap modal (Total debt to equity ratio)
Total utang atau kewajiban
Rasio total utang terhadap modal = ________________________
Total equitas
2. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (Long Term debt to equity ratio)
Total utang jangka panjang
Rasio utang jangka panjang terhadap modal = _______________________
Total ekuitas
3. Rasio total utang terhadap total aktiva (Total debt to total assets ratio)
Total utang
Rasio total utang terhadap total aktiva = _____________
Total aktiva
4. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned Ratio)
Laba sebelum bunga dan pajak
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = __________________________
Beban Bunga
Langkah-langkah melakukan interpretasi angka rasio
adalah:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung
selengkap mungkin, untuk beberapa periode;
2. Menentukan patokan alat ukur rasio
3. Menghitung masing-masing angka rasio;
4. Menghitung selisih kenaikan dan penurunan masingmasing rasio pada beberapa periode.
5. Memberikan pendapat tentang perubahan rasio pada
beberapa priode tersebut.
6. Melakukan penelusuran akun pada laporan keuangan
yang menyebabkan perubahan pada angka rasio
tersebut.
7. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan atas hasil
analisis tersebut.
Hasil interpretasi angka rasio
struktur modal dan solvabilitas
1. Keadaan perusahaan solvabel.
Solvabel adalah ketika perusahaan mampu
membayar seluruh utangnya menggunakan aktiva
atau modal yang dimilikinya.
2. Keadaan perusahaan insolvabel.
Insolvabel adalah keadaan jumlah aktiva dan modal
tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah utang
perusahaan. Insolvabel berpengaruh terhadap
kemampuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan tersebut dalam membayar utangnya.
Hasil Pengumpulan Data
Data diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
dengan cara melakukan wawancara dengan Kepala Bagian
Konsolidasian Laporan Keuangan dan Kepala Bagian Komersil.
Data yang diperoleh adalah:
1. Informasi terkini PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
2. Perkembangan ekspansi usaha PT Perkebunan Nusantara III
(Persero).
3. Kondisi kemajuan pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Kondisi solvabilitas PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Data sekunder yang diperoleh secara langsung dari PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) antara lain:
1. Laporan Posisi Keuangan tahun 2007-2011 (diketik ulang).
2. Catatan Atas Laporan Keuangan tahun 2007-2011 (diketik
ulang).
3. Laporan Laba Rugi tahun 2007-2011 (diketik ulang).
Elemen Rasio Stuktur Modal dan Solvabilitas tahun
2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Angka Debt to Equity Ratio tahun 2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Angka Long term Liabilities to Equity Ratio
tahun 2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Debt to Equity Ratio
107.99%
108.00%
106.23%
106.00%
104.00%
102.13%
101.55%
102.00%
debt to equity ratio
99.53%
100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Long Term Liabilities to Equity Ratio
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
68.61%
30.00%
63.59%
62.83%
54.06%
52.35%
Long Term Liabilities to
Equity Ratio
20.00%
10.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Debt to Asset Ratio
52.00%
51.50%
51.00%
Debt to Asset Ratio
50.50%
51.83%
51.45%
50.00%
50.53%
49.50%
50.38%
49.82%
49.00%
48.50%
2007
2008
2009
2010
2011
Times Interest Earned Ratio
1092.08%
1200.00%
1000.00%
909.57%
849.34%
842.97%
800.00%
532.15%
600.00%
400.00%
200.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Grafik Perubahan Angka Rasio Struktur
Modal dan Solvabilitas (2007-2011)
1200
1000
DER
LTLDER
DAR
TIER
800
600
400
200
0
2007
2008
2009
2010
2011
Trend Angka Rasio Struktur Modal dan
Solvabilitas (2007-2011)
140.00%
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Debt to
Equity
Ratio
Long
Term Liabilities
to Equity
Ratio
Debt to
Asset
Ratio
Trend elemen-elemen Rasio Struktur Modal dan
Solvabilitas (2007-2011)
250.00%
total utang
200.00%
total aset
total ekuitas
150.00%
total utang
jangka panjang
100.00%
laba sebelum
bunga dan
pajak
50.00%
beban
bunga
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka
Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas tahun 2007-2011
pergerakan angka debt to equity ratio dan debt to asset ratio terlihat stabil mulai dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Perbedaan yang signifikan terjadi di tahun 2008, saat angka times interest earned
ratio tertinggi (842.97%) yang mengalami kenaikan sebesar 249.11% dan angka long
term liabilities to equity ratio terendah (52.35%) yang mengalami penurunan
sebesar 16.25% hal tersebut berarti laba perusahaan meningkat, jumlah utang
jangka panjang perusahaan menurun dan jumlah beban bunga yang harus dibayar
atas utang jangka panjang menurun. Hal tersebut dianggap baik dari segi
solvabilitasnya.
Tahun 2009 angka times interest earned ratio terendah (532.15%) yang mengalami
penurunan sebesar 310.82%,dan angka long term liabilities ratio sebesar 63.59%
hal tersebut berarti laba perusahaan menurun, jumlah utang jangka panjang
perusahaan naik dan jumlah beban bunga yang harus dibayar atas utang jangka
panjang naik. Hal tersebut kurang baik dari segi solvabilitasnya.
dilihat dari elemen angka rasio struktur modal dan solvabilitas, pada tahun 2011
terjadi kenaikan besar pada jumlah utang jangka panjang sebesar 86.73% yang
berarti jumlah utang jangka panjang yang ditanggung naik hamper dua kali lipat.
Utang tersebut adalah utang bank. Kenaikan tersebut mengakibatkan naiknya beban
bunga atas utang jangka panjang. Hal tersebut merugikan perusahaan karena
walaupun laba yang diperoleh meningkat, namun jumlah beban yang ditanggung
besar, maka akan mengurangi tingkat solvabilitas perusahaan.
Nilai utang bank yang besar, dikarenakan adanya rencana ekspansi PTPN III (Persero)
pada kebun Sei Mangkei yang dimulai dari tahun 2007 hingga sekarang. Pada kebun
sei mangkei dibutuhkan modal yang besar karena pembangunan pabrik pengolahan
Simpulan
Berdasarkan penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan angka rasio
truktur modal dan solvabilitas PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk tahun
2007-2011, maka penulis memberi simpulan bahwa :
1. Angka debt to equity ratio dan debt to asset ratio dari tahun 2007-2011 PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) relatif stabil. Jika dilihat dari angka rasio tersebut,
perusahaan ini dikatakan solvabel.
2. Tahun 2008 adalah tahun terbaik karena times interest earned ratio tertinggi
(1092.08%) dan long term liabilities to equity ratio terendah (52.35%). Penyebab
perubahan angka times interest earned ratio tinggi di tahun 2008 adalah kenaikan
pada penjualan bersih, pendapatan lain-lain, dan penurunan pada beban bunga.
Penyebab angka long term liabilities to equity ratio rendah di tahun 2008 adalah
kenaikan modal perusahaan karena naiknya saldo laba.
jika angka long term liabilities to equity ratio turun maka perusahaan dianggap baik,
karena mampu membayar utang jangka panjang miliknya menggunakan modal
perusahaan. Angka times interest earned ratio tinggi dianggap baik karena
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan bagi perusahaan yang dapat
digunakan untuk membayar bunga atas utang jangka panjang, dan utang
perusahaan.
3. Tahun 2009 adalah tahun yang angka times interest earned ratio terendah (909.57%)
dan long term liabilities to equity ratio tertinggi (54.06%). Penyebab perubahan
angka times interest earned ratio rendah di tahun 2009 adalah tingginya beban
bunga atas utang jangka panjang. Penyebab angka long term liabilities to equity ratio
tinggi di tahun 2009 adalah utang jangka panjang berupa utang bank.
jika angka long term liabilities to equity ratio naik maka perusahaan dianggap
berkinerja buruk, karena tidak mampu membayar utang jangka panjang miliknya
Saran
Sehubungan PTPN III (Persero) sedang melakukan
pendaftaran sebagai perusahaan publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI), maka penulis menyarankan salah satu
hal yang menjadi pertimbangan yaitu track record
yang berupa angka rasio perusahaan diperbaiki. Hal
tersebut agar penilaian track record dari segi angka
rasio dinilai baik dan menjadi pertimbangan
pendaftaran PTPN III (Persero) sebagai perusahaan
publik. Perusahaan juga diharapkan berusaha menjaga
utang bank, beban bunga agar tidak terlalu tinggi.
TERIMA KASIH
PERUBAHAN RASIO STRUKTUR MODAL
DAN SOLVABILITAS
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
(PERSERO)
UNTUK TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR
ATIKA RAMADHANI
NIM 1005081010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
Profil PTPN III (Persero)
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero)
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan
yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan
usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan
pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet
Jenis Perusahaan
: BUMN Perkebunan
Produk Olahan : Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa
Sawit (Kernel), dan Karet.
Kantor Pusat: Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan
20122
Indonesia.
Latar Belakang Pemilihan Judul
Adanya kebutuhan modal yang jumlahnya besar. Menurut Rencana kerja PTPN III (Persero) modal
tersebut digunakan untuk keperluan ekspansi. PTPN III (Persero) melakukan ekspansi dengan perluasan
kawasan industri Sei Mangkei dimulai pada tahun 2007. Modal tersebut bisa diproleh dari dana
perusahaan sendiri, pinjaman bank, penawaran efek atau saham dan lain-lain.
Penawaran saham ke publik adalah salah satu cara untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk
ekspansi usaha. Untuk dapat menawarkan saham ke publik, perusahaan wajib terdaftar di
bursa efek. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa tersebut.
Syarat-syarat perusahaan dapat terdaftar sebagai perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah laporan keuangan harus diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, surat izin perusahaan
harus lengkap,
track record perusahaan harus baik dari segi finansial dan kinerja perusahaan
keseluruhan, adanya penjamin untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO), dan tujuan yang jelas
dari penerbitan saham. Salah satu syarat agar perusahaan terdaftar di bursa efek adalah track record
perusahaan yang baik dari segi finansial maupun kinerja perusahaan keseluruhan. Track record (rekam
jejak) adalah kinerja perusahaan masa lalu hingga sekarang.
Transparansi laporan keuangan merupakan salah satu penilaian atas track record perusahaan. PTPN III
(Persero) belum diizinkan melantai di bursa efek mungkin disebabkan karena kurangnya transparansi
laporan keuangan (Antaranews.com). Kurangnya transparansi bisa disebabkan oleh faktor-faktor struktur
modal dan solvabilitas.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Perubahan Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Untuk Tahun 2007-2011 ”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang, maka perumusan masalah
dalam penulisan tugas akhir ini
adalah faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perubahan angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
PT
Perkebunan
Nusantara
III
(Persero) selama tahun 2007-2011.
Batasan Masalah
Tugas akhir ini dibatasi pada angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
menurut Syahrial dan Purba (2013:
37) seperti Debt to Equity Ratio
(DER), Long Term Liabilities to Equity
Ratio (LTDER), Debt to Asset Ratio
(DAR), Times Interest Earned Ratio
(TIER).
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam
penelitian adalah untuk mengetahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi perubahan angka
rasio struktur modal dan solvabilitas
pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) selama tahun 2007-2011.
Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
Rasio struktur modal dan solvabilitas merupakan rasio yang yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Sjahrial dan Purba (2013:37) mengemukakan rasio struktur modal dan solvabilitas
antara lain :
1. Rasio total utang terhadap modal (Total debt to equity ratio)
Total utang atau kewajiban
Rasio total utang terhadap modal = ________________________
Total equitas
2. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (Long Term debt to equity ratio)
Total utang jangka panjang
Rasio utang jangka panjang terhadap modal = _______________________
Total ekuitas
3. Rasio total utang terhadap total aktiva (Total debt to total assets ratio)
Total utang
Rasio total utang terhadap total aktiva = _____________
Total aktiva
4. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned Ratio)
Laba sebelum bunga dan pajak
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = __________________________
Beban Bunga
Langkah-langkah melakukan interpretasi angka rasio
adalah:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung
selengkap mungkin, untuk beberapa periode;
2. Menentukan patokan alat ukur rasio
3. Menghitung masing-masing angka rasio;
4. Menghitung selisih kenaikan dan penurunan masingmasing rasio pada beberapa periode.
5. Memberikan pendapat tentang perubahan rasio pada
beberapa priode tersebut.
6. Melakukan penelusuran akun pada laporan keuangan
yang menyebabkan perubahan pada angka rasio
tersebut.
7. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan atas hasil
analisis tersebut.
Hasil interpretasi angka rasio
struktur modal dan solvabilitas
1. Keadaan perusahaan solvabel.
Solvabel adalah ketika perusahaan mampu
membayar seluruh utangnya menggunakan aktiva
atau modal yang dimilikinya.
2. Keadaan perusahaan insolvabel.
Insolvabel adalah keadaan jumlah aktiva dan modal
tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah utang
perusahaan. Insolvabel berpengaruh terhadap
kemampuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan tersebut dalam membayar utangnya.
Hasil Pengumpulan Data
Data diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
dengan cara melakukan wawancara dengan Kepala Bagian
Konsolidasian Laporan Keuangan dan Kepala Bagian Komersil.
Data yang diperoleh adalah:
1. Informasi terkini PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
2. Perkembangan ekspansi usaha PT Perkebunan Nusantara III
(Persero).
3. Kondisi kemajuan pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Kondisi solvabilitas PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Data sekunder yang diperoleh secara langsung dari PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) antara lain:
1. Laporan Posisi Keuangan tahun 2007-2011 (diketik ulang).
2. Catatan Atas Laporan Keuangan tahun 2007-2011 (diketik
ulang).
3. Laporan Laba Rugi tahun 2007-2011 (diketik ulang).
Elemen Rasio Stuktur Modal dan Solvabilitas tahun
2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Angka Debt to Equity Ratio tahun 2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Angka Long term Liabilities to Equity Ratio
tahun 2007-2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Debt to Equity Ratio
107.99%
108.00%
106.23%
106.00%
104.00%
102.13%
101.55%
102.00%
debt to equity ratio
99.53%
100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Long Term Liabilities to Equity Ratio
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
68.61%
30.00%
63.59%
62.83%
54.06%
52.35%
Long Term Liabilities to
Equity Ratio
20.00%
10.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Debt to Asset Ratio
52.00%
51.50%
51.00%
Debt to Asset Ratio
50.50%
51.83%
51.45%
50.00%
50.53%
49.50%
50.38%
49.82%
49.00%
48.50%
2007
2008
2009
2010
2011
Times Interest Earned Ratio
1092.08%
1200.00%
1000.00%
909.57%
849.34%
842.97%
800.00%
532.15%
600.00%
400.00%
200.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Grafik Perubahan Angka Rasio Struktur
Modal dan Solvabilitas (2007-2011)
1200
1000
DER
LTLDER
DAR
TIER
800
600
400
200
0
2007
2008
2009
2010
2011
Trend Angka Rasio Struktur Modal dan
Solvabilitas (2007-2011)
140.00%
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Debt to
Equity
Ratio
Long
Term Liabilities
to Equity
Ratio
Debt to
Asset
Ratio
Trend elemen-elemen Rasio Struktur Modal dan
Solvabilitas (2007-2011)
250.00%
total utang
200.00%
total aset
total ekuitas
150.00%
total utang
jangka panjang
100.00%
laba sebelum
bunga dan
pajak
50.00%
beban
bunga
0.00%
2007
2008
2009
2010
2011
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka
Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas tahun 2007-2011
pergerakan angka debt to equity ratio dan debt to asset ratio terlihat stabil mulai dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Perbedaan yang signifikan terjadi di tahun 2008, saat angka times interest earned
ratio tertinggi (842.97%) yang mengalami kenaikan sebesar 249.11% dan angka long
term liabilities to equity ratio terendah (52.35%) yang mengalami penurunan
sebesar 16.25% hal tersebut berarti laba perusahaan meningkat, jumlah utang
jangka panjang perusahaan menurun dan jumlah beban bunga yang harus dibayar
atas utang jangka panjang menurun. Hal tersebut dianggap baik dari segi
solvabilitasnya.
Tahun 2009 angka times interest earned ratio terendah (532.15%) yang mengalami
penurunan sebesar 310.82%,dan angka long term liabilities ratio sebesar 63.59%
hal tersebut berarti laba perusahaan menurun, jumlah utang jangka panjang
perusahaan naik dan jumlah beban bunga yang harus dibayar atas utang jangka
panjang naik. Hal tersebut kurang baik dari segi solvabilitasnya.
dilihat dari elemen angka rasio struktur modal dan solvabilitas, pada tahun 2011
terjadi kenaikan besar pada jumlah utang jangka panjang sebesar 86.73% yang
berarti jumlah utang jangka panjang yang ditanggung naik hamper dua kali lipat.
Utang tersebut adalah utang bank. Kenaikan tersebut mengakibatkan naiknya beban
bunga atas utang jangka panjang. Hal tersebut merugikan perusahaan karena
walaupun laba yang diperoleh meningkat, namun jumlah beban yang ditanggung
besar, maka akan mengurangi tingkat solvabilitas perusahaan.
Nilai utang bank yang besar, dikarenakan adanya rencana ekspansi PTPN III (Persero)
pada kebun Sei Mangkei yang dimulai dari tahun 2007 hingga sekarang. Pada kebun
sei mangkei dibutuhkan modal yang besar karena pembangunan pabrik pengolahan
Simpulan
Berdasarkan penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan angka rasio
truktur modal dan solvabilitas PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk tahun
2007-2011, maka penulis memberi simpulan bahwa :
1. Angka debt to equity ratio dan debt to asset ratio dari tahun 2007-2011 PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) relatif stabil. Jika dilihat dari angka rasio tersebut,
perusahaan ini dikatakan solvabel.
2. Tahun 2008 adalah tahun terbaik karena times interest earned ratio tertinggi
(1092.08%) dan long term liabilities to equity ratio terendah (52.35%). Penyebab
perubahan angka times interest earned ratio tinggi di tahun 2008 adalah kenaikan
pada penjualan bersih, pendapatan lain-lain, dan penurunan pada beban bunga.
Penyebab angka long term liabilities to equity ratio rendah di tahun 2008 adalah
kenaikan modal perusahaan karena naiknya saldo laba.
jika angka long term liabilities to equity ratio turun maka perusahaan dianggap baik,
karena mampu membayar utang jangka panjang miliknya menggunakan modal
perusahaan. Angka times interest earned ratio tinggi dianggap baik karena
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan bagi perusahaan yang dapat
digunakan untuk membayar bunga atas utang jangka panjang, dan utang
perusahaan.
3. Tahun 2009 adalah tahun yang angka times interest earned ratio terendah (909.57%)
dan long term liabilities to equity ratio tertinggi (54.06%). Penyebab perubahan
angka times interest earned ratio rendah di tahun 2009 adalah tingginya beban
bunga atas utang jangka panjang. Penyebab angka long term liabilities to equity ratio
tinggi di tahun 2009 adalah utang jangka panjang berupa utang bank.
jika angka long term liabilities to equity ratio naik maka perusahaan dianggap
berkinerja buruk, karena tidak mampu membayar utang jangka panjang miliknya
Saran
Sehubungan PTPN III (Persero) sedang melakukan
pendaftaran sebagai perusahaan publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI), maka penulis menyarankan salah satu
hal yang menjadi pertimbangan yaitu track record
yang berupa angka rasio perusahaan diperbaiki. Hal
tersebut agar penilaian track record dari segi angka
rasio dinilai baik dan menjadi pertimbangan
pendaftaran PTPN III (Persero) sebagai perusahaan
publik. Perusahaan juga diharapkan berusaha menjaga
utang bank, beban bunga agar tidak terlalu tinggi.
TERIMA KASIH