EFEKTIVITAS KEGIATAN PRAKTIKUM TENTANG K

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593

EFEKTIVITAS KEGIATAN PRAKTIKUM TENTANG KLASIFIKASI TUMBUHAN
TINGKAT TINGGI (TANAMAN HIAS) DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
BIOLOGI DI SMP KOTA SORONG
Andar Herawati1.2, Sutarjo1.3, Aung Sumbono1.4.
1

P. BIOLOGI STKIP Muhammadiyah Sorong
2
SMP Muhammadiyah Al-Amin Sorong
3
LAB. Biologi STKIP Muhammadiyah Sorong
4
LAB. Kimia STKIP Muhammadiyah Sorong
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kegiatan praktikum pada pembelajaran
biologi di SMP Kota Sorong. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester II SMP

Muh. Al-Amin kota Sorong dan SMP N I Kota Sorong.. Metode penelitian yakni kuantitatif.
Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dan angket Hasil Data Tes tertulis kelas kontrol
terhadap eksperimen di sekolah SMP N I dan SMP Muh.Al-Amin masing-masing thitung = 2.395
> ttabel 2.01174 H1 diterima artinya Prestasi belajar siswa kelas kontrol lebih baik daripada kelas
eksperimen dan thitung =1.079 < t tabel = 2.00665, H0 diterima (sama), artinya hasil belajar tetap.
Hasil angket kelas kontrol terhadap eksperimen di sekolah SMP N I dan SMP Muh.Al-Amin
diuji masing-masing thitung =1.368 < ttabel = 2.01174 H0 diterima (sama), artinya di SMP N I
motivasi belajar kelas eksperimen terhadap kelas kontrol sama baik dan t hitung = 2.066 > ttabel
2.00665 H1 diterima (tidak sama), artinya di SMP Muh. Al-Amin motivasi belajar siswa di
kelas eksperimen lebih baik dari pada di kelas kontrol. Hasil tes tertulis kelas eksperimen SMP
N I terhadap SMP Muh.Al-Amin thitung = 2.515 > ttabel= 2.01290, H1 diterima (tidak sama),
artinya prestasi belajar siswa SMP N I lebih baik daripada siswa SMP Muh. Al-Amin
sedangkan hasil angket thitung = 0.943 < ttabel = 2.01410, H0 diterima (sama), artinya motivasi
belajar siswa SMP Muh. Al-Amin dan SMP N I sama baik. Hasil observasi di sekolah SMP N I
terhadap SMP Muh. Al-Amin, aktivitas siswa masing-masing sangat baik pada PBM dengan
pendekatan praktikum. Secara umum kesimpulan hasil penelitian yakni kegiatan praktikum
tentang klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi (tanaman hias) kurang efektif pada proses belajar
mengajar biologi di SMP Kota Sorong.
Kata kunci: efektivitas, hias, klasifikasi, praktikum


1

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of practicum in learning biology in the SMP City
Sorong. The subjects of this study were students of class VII second half SMP Muh. Al-Amin
kota Sorong and Sorong SMP N I. The design of this study is to use descriptive quantitative
research methods. That is descriptive quantitative research methods with comparative analysis.
The instrument used was a questionnaire written test and a written test Hypothesis test results
in the control class and school SMP N I SMP Muh. Al-Amin is 0.000 < 0.05 H1 accepted.
Hypothesis test questionnaire SMP N I control class that is t = 1,282 < table = 2.06390 Ho is
accepted, while for school SMP Muh. Al-Amin is t = 0.924 < t table = 2.05. H0 is accepted. Test
written test experimental class SMP N I, t = 3.366 > table = 2.07387 H1 accepted. Test written
test experimental class SMP Muh.Al-Amin is 0.013 < 0.05, H1 diterima. Hypothesis test
questionnaire SMP N I the experimental class 0.687 > 0.05, Ho is accepted, School juniorAmin Muh.Al ie t = 1.350 < table = 2.06, H0 is accepted (same). Test data is written to the
control class and experimental in school SMP N I SMP Muh. Al-Aminmasing each t = 2395>
ttable 2.01174 H1 accepted and t = 1,079 < ttable = 2.00665, H0 is accepted. The results of the

experiment questionnaire control class in school and SMP Muh. Al-Amin diuji SMP N I each t
= 1.368 < ttable = 2.01174 H0 is accepted and junior t = 2.066> t table 2.00665 H1 accepted. The
results of the written test of the experimental class SMP N I SMP Muh. Al-Amin thitung = 2.515
> t table = 2.01290, while the results of the questionnaire received H1 t = 0.943 > t table = 0.022,
H1 is accepted. Observations from SMP N I school student activity results are the same, but at
school SMP Muh. Al-Amin berbeda. In general conclusion of the study the practical activities
of the classification of higher plants (ornamental plants) are not effective in the process of
teaching
and
learning
in
biology
in
the
SMP
city
Sorong.
Keywords: effectiveness, practicum, classification, ornamental

2


JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
proses belajar mengajar serta hasil yang
dikehendaki dalam proses praktikum tersebut.
Selain dari itu, penelitian yang khusus mengkaji
tentang efektivitas praktikum tentang klasifikasi
tumbuhan tingkat tinggi (tanaman hias) belum
pernah dilakukan di kota Sorong. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
kegiatan praktikum tentang klasifikasi tumbuhan
tingkat tinggi (tanaman hias) dalam pembelajaran
biologi SMP di kota Sorong

1

PENDAHULUAN
Undang-undang
Sistem

Pendidikan
Nasional pada pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa:
”Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan Pendidikan
Nasional”.
Hal yang perlu diperhatikan untuk
tercapainya tujuan pendidikan adalah proses
pembelajaran
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Proses
pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis
yang tiap komponennya menentukan keberhasilan
peserta didik, sebagai suatu sistem, proses belajar
itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk
1
mencapai tujuan yang ingin dicapainya , yaitu
pelaksanaan pembelajaran Guru Biologi yang

professional dan berprestasi dalam meningkatkan
mutu belajar siswa untuk dapat memilki
kompetensi dasar memahami kaedah biologi
dengan sebenarnya. Terdapat empat faktor dalam
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Biologi
diantaranya: (1) Faktor guru, (2) Faktor siswa, (3)
Sarana, alat dan media, dan (4) Faktor
2
lingkungan[ ]. Salah satu materi yang dipelajari
pada mata pelajaran Biologi SMP adalah tentang
Klasifikasi Makhluk Hidup. Makhluk hidup
beragam spesies di seluruh dunia memiliki
persamaan
dan
perbedaan
karakteristik.
Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat
diklasifikasikan oleh aturan tertentu. Proses
pengelompokkan makhluk hidup dalam tingkattingkat satuan kelasnya sesuai ciri-ciri yang
dimilikinya disebut klasifikasi. Hasil klasifikasi

dalam bentuk sistem klasifikasi. Artinya, sistem
klasifikasi adalah suatu sistem yang dapat
membuat lebih mudah untuk belajar dan mengenali
makhluk hidup. Ilmu biologi yang mempelajari
pengelompokan
makhluk
hidup
adalah
3
taksonomi .
Kegiatan Praktikum merupakan salah satu
metode pilihan yang dijadikan solusi untuk
pembelajaran Biologi pada siswa SMP, karena
dengan Praktikum siswa akan membangkitkan
motivasi belajar,mengembangkan ketrampilan
dasar
melaksanakan
eksperimen,menjadikan
wahana belajar pendekatan ilmiah,menunjang
pemahaman materi pelajaran. Akan tetapi, banyak

sekolah-sekolah setingkat sekolah menengah
pertama belum melakukan praktikum tentang
klasifikasi
tumbuhan
tinggi
(tanamanhias).Selajutnya, pelaksanaan praktikum tentang
klasifikasi tumbuhan tinggi (tanaman hias) masih
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
keefektifan dari praktikum tersebut terhadap

2

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif.
2.1

Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Negeri I Kota Sorong (N1)

yang berjumlah 1050 dan SMP Muhammadiyah
Al-Amin Kota Sorong (MA) berjumlah 393 siswa
,jadi jumlah keseluruhan populasi adalah 1387
siswa.
Sampel penelitian ini adalah kelas VII A1
berjumlah 26 siswa (kontrol) dan VII
A2(eksperimen).Siswa dari kelas VII A1 dengan
jumlah siswa laki-laki 11 siswa dan jumlah siswa
wanita 15, serta 31 siswa dari kelas VII A2
berasal dari N I Kota Sorong yakni siswa laki-laki
sebanyak 12 siswa wanita sebanyak 11 siswa,
sedangkan siswa dari SMP MA 29 siswa dari kelas
VII A(control) ,dengan jumlah siswa laki – laki
sebanyak 12 siswa ,siswa wanita sebanyak 17
siswa dan 25 siswa dari kelas VII B(eksperimen)
terdiri atas siswa laki – laki sebanyak 9 siswa dan
siswa wanita sebanyak 16 siswa.Jumlah siswa
kelas VII dari SMP N I seluruhnya sebanyak 337
siswa, dari SMP MA 130 siswa. Jadi, untuk
pengambilan sampelnya berjumlah 103 siswa dari

467 sampel siswa
2.2

Identifikasi dan devinisi variabel
penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan menggunakan praktikum.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil pembelajaran biologi tentang
klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi di SMP kota
Sorong.
2.3

Bahan atau materi
Bahan atau materi yang akan digunakan
pada penelitian ini adalah tentang klasifikasi
tumbuhan tingkat tinggi (tanaman hias) yang
mengacu pada kurikulum KTSP .


3

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
Instrumen pengambilan data
Tes Tertulis, Angket, Observasi,
Dokumentasi.
Teknik pengumpulan data penelitian
Penelitian tentang efektifitas kegiatan
praktikum pada pembelajaran biologi tentang
klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi dilakukan pada
bulan April sampai bulan Juli 2014 melalui
tahapan antara lain:

mempunyai kemampuan rendah, digunakan untuk
menganalisis data hasil ujicoba instrumen
penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir
soal.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis didasarkan hasil perhitungan
uji normalitas data sampel yang diperoleh dengan
dinyatakan data tidak seluruhnya berdistribusi
normal. Maka, uji hipotesisnya mengunakan uji
parametrik (uji t two sampel dependent dan uji t
two sampel independentt) dan non parametrik (uji
Wilcoxon Sign Rank ).
Uji Parametrik
Uji t two Sampel dependen (Terikat)
Uji t – 2 Sampel Independen (Bebas)

Prosedur Pengambilan Data
Prosedur
pengambilan
data
pada
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
tentang hasil belajar siswa,yakni:
Data Observasi, Data Angket, Data tes tertulis
.
Teknik analisis data
Analisis prasyarat instrumen dan objek
penelitian
Syarat instrument yang akan digunakan
dalam pengumpulan data harus valid dan reliable.
Oleh karena itu instrumen perlu di uji normalitas,
homogenitas, validitas dan reliabilitasnya.

Uji Nonparametrik
Uji Wilcoxon Sign Rank
3.

PEMBAHASAN
Instrumen
tes
tertulis
sebelum
diberlakukan kepada sampel penelitian, maka
dilakukan uji prasyarat untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal, daya pembeda, validitas soal dan
reliabilitas soal untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut layak atau tidak digunakan
sebagai suatu instrumen dalam penelitian.
TES TERTULIS AWAL
Hasil uji prasyarat tes tertulis awal kepada
siswa diluar sampel kelas VII E di N1 diperoleh
data seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Uji Homogenitas Instrumen

FREKUENSI

Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah beberapa varian populasi
adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai
prasyarat dalam analisis independent sample t tes
dan Anova atau bagi peneliti yang menggunakan
lebih dari satu kelompok sampel yang pada
umumnya dipakai untuk membuktikan hipotesis
komparatif. Asumsi yang mendasari dalam analisis
varian (Anova) adalah bahwa varian dari populasi
adalah sama.

15
10
5
0
1─2

3─4

Uji Validitas Instrumen

5─ 6

7─ 8

9 ─ 10

RENTANG NILAI

Uji validitas instrumen ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat instrumen penelitian,
untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah
yang hendak diungkap. Secara teknik perhitungan
menggunakan bantuan komputer dengan aplikasi
SPSS 17.0
Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk uji reliabilitas ini digunakan rumus
Koefisien Reliabilitas Alpa .
Taraf kesukaran
Taraf
kesukaran
soal
merupakan
kesanggupan siswa dalam menjawab soal.soal.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar.

Gambar 3.1. Data hasil uji prasyarat tes tertulis
awal
TES TERTULIS AKHIR
Instrumen tes tertulis akhir sebelum di
berlakukan untuk kelas sampel pada penelitian
maka juga dilakukan uji prasyarat.
FREKUENSI

15
10
5
0
0─2

3─4

5─ 6

7─ 8

9 ─ 10

RENTANG NILAI

Gambar 3.2. Data hasil uji prasyarat tes tertulis
akhir

Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu butir soal dalam membedakan siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang

4

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
ANGKET AWAL

14

Hasil uji prasyarat angket awal
diperoleh data seperti ditunjukkan pada Gambar
3.3.

12
SISWA

10
8
6
4
2

SKOR RATA-RATA

5

0

4
0─1

3

2─3

2

4─5

6─7

8─9

10

RENTANG NILAI

1
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

Gambar 3.6. Grafik Pretes kelas kontrol MA

10

ITEM PERNYATAAN

Hasil penelitian di sekolah MA pada
kelas kontrol diperoleh data Pretes ditunjukan pada
Gambar 4.6. Grafik pretes menggambarkan nilai
terbagi menjadi empat kelompok yakni kelompok
siswa yang mendapat nilai 0 - 1 sebanyak 3 siswa,
kelompok siswa yang mendapat nilai 2 - 3
sebanyak 12 siswa, kelompok siswa yang medapat
nilai 4 – 5 sebanyak 13 siswa dan kelompok siswa
yang mendapat nilai 6 – 7 sebanyak 1 siswa. Nilai
terendah yakni 1 dihasilkan 3 siswa sedangkan
nilai tertinggi yakni 6 dihasilkan 1 siswa.
TES TERTULIS AKHIR di SEKOLAH N I

Gambar 3.3. Data hasil uji instrument
angket awal
Uji instrumen angket awal menghasilkan
data nilai rata-rata pada masing-masing item, nilai
rata-rata tertinggi pada item 2 yakni 4,48,
sedangkan niai rata-rata terendah pada item 8
yakni 3,72.
ANGKET AKHIR
Instrumen angket sebelum Hasil uji
prasyarat berupa angket akhir diperoleh data
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.
rata-rata Nilai

5

15

4

SISWA

3

10

2
1

1

2

3

4

5
6
7
Item pernyataan

8

9

1─2

10

KELAS KONTROL
TES TERTULIS AWAL SEKOLAH SMP N I
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
3─4

5─ 6

7─ 8

7─8

9 ─ 10

9─ 10

SISWA

RENTANG NILAI

Gambar 3.5. Grafik Pretes kelas

5─6

Gambar 3.7. Grafik tes tertulis akhir kelas
kontrol N I
Tes tertulis akhir di sekolah N1 hasil kelas
kontrol diperoleh data Postes ditunjukkan pada
Gambar 4.7. Grafik Postes menggambarkan nilai
terbagi menjadi empat kelompok yakni kelompok
siswa yang mendapat nilai 3 - 4 sebanyak 3 siswa,
kelompok siswa yang mendapat nilai 5 - 6
sebanyak 10 siswa, kelompok siswa yang
mendapat nilai 7 – 8 sebanyak 5 siswa, dan
kelompok siswa yang mendapat nilai 9 – 10
sebanyak 3 siswa. Nilai terendah yakni 4
dihasilkan 1 siswa sedangkan nilai tertinggi yakni
10 dihasilkan 2 siswa.
TES TERTULIS AKHIR di MA

DATA HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian ini di bagi dalam
beberapa tahap penilaian yakni nilai awal dari soal
Pretes dan nilai akhir dari soal postes, angket
siswa, dan lembar observasi teman sejawat.

1─2

3─4

RENTANG NILAI

Gambar 3.4. Data hasil uji instrument
angket akhir

SISWA

5
0

0

kontrol N1

Hasil penelitian di sekolah SMP Negeri 1 data
pretes yang ditunjukan pada Gambar3.5

14
12
10
8
6
4
2
0
0─1

2─3

4─5

6─7

8─9

10 ─ 11

RENTANG NILAI

Gambar 3.8. Grafik Postes MA

TES TERTULIS AWAL SMP MA

Tes tertulis akhir di sekolah MA pada kelas kontrol
diperoleh data postes ditunjukan pada Gambar 3.8.
Grafik Postes menggambarkan nilai terbagi
menjadi lima

5

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
Angket akhir sekolah N1 menunjukkan
nilai tertinggi pada pernyataan no.5 dengan nilai
rata-rata 4,85 dan nilai terendah 4,08 pada
pernyataan no.9, atau nilai rata – rata secara umum
lebih dari 4.
ANGKET
AKHIR
MA

kelompok yakni kelompok siswa yang
mendapat nilai 0 - 1 sebanyak 1 siswa, kelompok
siswa yang mendapat nilai 5 - 6 sebanyak 10
siswa, kelompok siswa yang mendapat nilai 2 – 3
sebanyak 4 siswa, dan kelompok siswa yang
mendapat nilai 4 – 5 sebanyak 8, kelompok siswa
yang mendapat nilai 6 – 7 sebanyak 13 siswa dan
kelompok siswa yang menmdapat nilai 8 – 9
sebanyak 3 siswa.
Nilai terendah yakni 1
dihasilkan 1 siswa sedangkan nilai tertinggi yakni
8 dihasilkan 3 siswa.
ANGKET AWAL SEKOLAH N I

RATA-RATA NILAI

4,80
4,40
4,20
4,00
3,80
3,60
3,40
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

ITEM PERNYATAAN

Gambar 3.12. Angket akhir kelas kontrol MA
Angket akhir MA menunjukkan nilai tertinggi
pada item pernyataan nomor 1 dengan nilai rata –
rata 4,40 dan nilai terendah pada item penyataan
nomor 9 dengan nilai rata – rata 3,85. Nilai rata –
rata secara umum lebih dari 4.
OBSERVASI SEKOLAH N I

6
5
4
NILAI

4,60

3
2
1
0

5
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

4
3
NILAI

Item pernyataan

Gambar 3.9. Grafik hasil angket awal kelas
kontrol N1
Angket awal sekolah N1 menunjukkan
bahwa nilai tertinggi pada pernyataan no. 5 dengan
nilai rata- rata 4,8 dan nilai rendah pada
pernyataan no. 3 dan 9 dengan nilai rata-rata 3,96
dan 3,92. Jadi secara umum nilai rata – rata angket
diatas 4 kecuali no. 3 dan 9.
ANGKET AWAL SEKOLAH MA

NILAI

rata-rata nilai

2
1
4

5

6

7

8

9

2

3

4

5

6

7

8

Gambar 3.13 Grafik Observasi Kelas
kontrol N I
Hasil observasi di N1 pada kelas kontrol
menunjukkan nilai
sama untuk setiap item
pernyataan yang diamati, yakni nilai 4.
OBSERVASI SEKOLAH MA

3

3

0

Item Aspek Penilaian

4

2

1

1

5

1

2

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

10

1

2

3

Item Pernyataan

4

5

6

7

8

ITEM ASPEK PENILAIAN

Gambar 3.10. Grafik hasil angket awal
kelas kontrol MA
Angket awal sekolah MA menunjukkan
nilai rata-rata angket lebih dari 4, nilai tertinggi
pada pernyataan no.3 dan 5 dengan perolehan nilai
rata-rata 4,5. Nilai terendah pada pernyataan no.8
dengan nilai rata-rata 3, 66.
ANGKET AKHIR SEKOLAH N1

Gambar 3.14. Grafik Observasi Kelas
kontrol MA
Hasil observasi menunjukkan bahwa skor
terendah diperoleh pada pernyataan nomor 7
dengan skor 2, nomor 2 dan 6 dengan skor 3.
KELAS EKSPERIMEN
TES TERTULIS AWAL N I
14
12

5,00

10
SISWA

Rata-rata nilai

4,80
4,60
4,40

8
6
4

4,20

2

4,00

0

3,80
0─1

3,60
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2─3

4─5

6─ 7

8─ 9

10─ 11

NILAI

Item Pernyataan

Gambar 3.15. Grafik tes tertulis awal kelas
eksperimen N I

Gambar 3.11. Grafik angket akhir kelas
kontrol N I

6

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
ANGKET AWAL SEKOLAH N I

SISWA

5
0
5,5─7,0

7,5─9,0

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Gambar 3.19. Grafik angket awal kelas
eksperimen N I
Secara umum nilai rata-rata pada
pernyataan angket tersebut adalah lebih besar dari
4.
ANGKET AWAL SEKOLAH MA

10

3,5─5,0

1

ITEM PERNYATAAN

15

1,5─ 3,0

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00

RATA-RATA NILAI

menunjukkan yang memperoleh nilai terendah
adalah 1 siswa dengan nilai 1,nilai tertinggi adalah
6 yang diperoleh oleh siswa sebanyak 1 orang,
nilai 4 – 5 paling banyak diperoleh siswa yakni
sebanyak 12 orang, nilai 2 - 3 diperoleh siswa
sebanyak 9 siswa.
TES TERTULIS AWAL SEKOLAH MA

9,5─ 11,00

RENTANG NILAI

RATA-RATA NILAI

5

Gambar 3.16. Grafik tes tertulis awal kelas
eksperimen MA.
Hasil tes tertulis awal sekolah di sekolah
MA menunjukkan nilai terendah adalah 1 dan nilai
tertinggi 5. Rentang nilai 1,5 – 3 diperoleh siswa
sebanyak 11 siswa, sedang rentang nilai 3,5 – 5
diperoleh siswa sebanyak 14 siswa.
TES TERTULIS AKHIR SEKOLAH N I

3
2
1
0
1

4,60

RATA-RATA NILAI

4,80

6
4
2
0
3─4

5─6

7─8

3

4

5

6

7

8

9

10

Gambar 3.20. Angket awal kelas eksperimen MA
. Secara umum nilai rata-rata pada
pernyataan angket yakni lebih dari 4.
ANGKET AKHIR SEKOLAH N I

8

1─2

2

ITEM PERNYATAAN

10

SISWA

4

9─10

4,40
4,20
4,00
3,80
3,60
3,40

NILAI

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

ITEM PERNYATAAN

Gambar 3.21. Grafik angket akhir kelas
eksperimen N I
Hasil angket akhir menunjukkan nilai
tertinggi 4,61 pada pernyataan no.3 dan nilai
terendah 3,91 pada pernyataan no.7. Secara umum
nilai rata-rata pernyataan angket akhir adalah 4,04
sampai 4,61.

Gambar 3.17.Grafik tes tertulis akhir kelas
eksperimen Sekolah N I
Hasil tes tertulis akhir sekolah di SMP N I
menunjukkan nilai terendah 1 sedangkannilai
tertinggi 9. Rentang nilai 1 – 2 diperoleh siswa
sebanyak 3 siswa, 3 – 4 sebanyak 3 siswa, 5 – 6
sebanyak 6 siswa, 7 – 8 sebanyak 9 siswa, dan 9 –
10 sebanyak 1 siswa.
TES TERTULIS AKHIR SEKOLAH MA

ANGKET AKHIR SEKOLAH MA

12

RATA-RATA NILAI

SISWA

10
8
6
4
2
0
1─2

3─4

5─6

7─8

9─10

NILAI

5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

ITEM PERNYATAAN

Gambar 3.18. Grafik tes tertulis akhir kelas
eksperimen M A

Gambar 4.22. Grafik angket akhir kelas
eksperimen M A
Hasil penelitian menunjukkan nilai
tertinggi pada pernyataan no.1 dan no.10 dengan
nilai rata – rata 4,68 dan nilai terendah 3,88 pada
pernyataan no.8, secara umum nilai rata-rata lebih
dari 4,0.

Hasil tes tertulis akhir sekolah di sekolah
MA menunjukkan nilai terendah 1 sedangkan nilai
tertinggi 8. Rentang nilai 1 – 2 diperoleh siswa
sebanyak 3 siswa, 3 – 4 sebanyak 10 siswa, 5 – 6
sebanyak 5 siswa, dan 7 – 8 sebanyak 7 siswa.

7

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593

SKOR

OBSERVASI SEKOLAH N I

UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES
TERTULIS AKHIR

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1

2

3

4

5

6

7

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
daya pembeda soal (t DP %) yakni antara 14,29
sampai dengan 71,43. Hasil ini berarti soal
dianggap memiliki daya pembeda ‘cukup’. Tiga
item yang memiliki daya pembeda ‘jelek’ yaitu
nomor 4, 6 dan 7. Lima item soal memiliki daya
pembeda ‘baik’ yakni nomor 1, 2, 3, 5, dan 8,
sedangkan item soal nomor 9 dan 10 memiliki
daya pembeda ‘sangat baik’

8

ITEM PERNYATAAN

Gambar 3.23. Grafik hasil observasi kelas
eksperimen N I
5

SKOR

4
3

UJI TINGKAT KESUKARAN
TERTULIS AKHIR

2
1
0
1

2

3

4

5

6

7

SOAL

TER

.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari
kesembilan soal yang dibuat diperoleh tingkat
kesukaran soal dengan tafsiran ‘sedang’,
sedangkan soal nomor 6 memperoleh tafsiran
‘sukar’. Hasil ini menunjukkan bahwa soal layak
digunakan untuk instrumen penelitian.

8

ITEM PERNYATAAN

Gambar 3.24. Grafik data hasil observasi kelas
eksperimen M A
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Data – data yang dihasilkan dalam
penelitian ini dilakukan analisis perhitungan
statistik yang dilakukan menggunakan aplikasi
komputasi yakni aplikasi Anates dan SPSS
18,kecuali data observasi dan dokumentasi

PERBANDINGAN
OBSERVASI
TEMAN
SEJAWAT KELAS KONTROL TERHADAP
EKSPERIMEN N I

UJI PRASYARAT
Hasil analisis masing–masing instrumen
dalam masin-masing uji ditampilkan pada Tabel
3.1 sampai dengan 3.3 pada halaman 9 - 11,
sedangkan uji daya pembeda dan tingkat kesukaran
soal adalah sebagai berikut:

Uji Hipotesa dari data hasil observasi
dalam penelitian ini tidak dihitung dengan
perhitungan
statistik
melainkan
hanya
dibandingkan
berdasarkan
setiap
aspek
pengamatan. Hasil Perbandingan menunjukkan
bahwa semua aspek yang diamati antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen adalah sama

UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES
TERTULIS AWAL

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
daya pembeda soal (t DP %) yakni antara 14,29
sampai dengan 71,43. Hasilini berarti butir soal
nomor 4, 6, 7, dan 9 memiliki daya pembeda yang
‘jelek’ (Poor ), karena nilai daya pembeda 0 – 20,
butir soal nomor 8 nilai daya pembeda ‘cukup’,
butir soal nomor 2, 3, 5 dan 10 nilai daya pembeda
‘baik’ (40 - 70), butir soal nomor 1 nilai daya
pembeda ‘baik sekali’ (70 – 100).

OBSERVASI
TEMAN
SEJAWAT
KELAS
KONTROL
TERHADAP
EKSPERIMEN
SEKOLAH MA

Hasil Perbandingan menunjukkan bahwa ada tiga
aspek yang berbeda antara kelas kontrol terhadap
kelas eksperimen. Ketiga Perbedaan antara kelas
kontrol terhadap kelas eksperimen bersifat positif
yang berakibat kelas eksperimen lebih baik
dibanding kelas kontrol

UJI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN
TES TERTULIS AWAL

Hasil Analisis menunjukkan bahwa dari kesepuluh
soal yang disusun diperoleh tingkat kesukaran soal
dengan tafsiran mudah, sedang, sukar dan sangat
sukar. Soal yang baik tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Berdasarkan hasil uji maka
butir soal nomor 7, sangat sukar, tidak layak
digunakan untuk instrumen penelitian.

8

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
yang berakibat kelas eksperimen lebih baik dibanding
kelas kontrol

179

TES TERTULIS AKHIR

6,88

10

4

KONTROL

Hasil uji instrumen diperoleh fakta bahwa
tingkat kesukaran soal pada tes tertulis akhir
dinyatakan ‘sedang’ karena dari sepuluh butir tes
soal hanya satu butir soal yang tergolong ‘sukar’ jadi
butir tes tersebut layak digunakan sebagai alat ukur
penelitian. Sedangkan hasil uji daya pembeda tujuh
butir tes yang dinyatakan baik dan sangat baik. Hasil
uji validitas dan reliabilitas soal, tidak valid dan
tidak reliabel. Uji Pakar dilakukan unuk mengatasi
soal tidak valid agar butir tes dapat diberlakukan
sebagai instrumen penelitian.
ANGKET AWAL
Hasil uji instrumen angket awal menggunakan
perhitungan validitas instrumen dan reliabilitas
instrumen diperolah fakta bahwa instrumen angket
dinyatakan tidak valid dan tidak reliabel. Uji pakar
diperlukan agar angket dapat dipergunakan sebagai
alat instrumen penelitian.
ANGKET AKHIR
Hasil uji instrumen angket akhir menggunakan
perhitungan validitas instrumen dan reliabilitas
instrumen diperolah fakta bahwa instrumen angket
dinyatakan valid dan reliabel untuk digunakan
sebagai suatu instrumen penelitian.
OBERVASI
Instrumen lembar observasi tidak dilakukan
perhitungan secara spesifik
PEMBAHASAN KELAS KONTROL N I
Hasil perhitungan uji hipotesis berdasarkan
data hasil tes tertulis dan diperoleh bahwa prestasi
belajar siswa setelah perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan klasikal sebelum dan sesudah PBM tidak
sama. Sedangkan dari data angket diperoleh bahwa
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah PBM
dengan pendekatan klasikal tidak ada perbedaan
(sama).
PEMBAHASAN KELAS EKSPERIMEN N I
Hasil perhitungan uji hipotesis berdasarkan
data hasil instrumen tes tertulis diperoleh bahwa
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah proses
belajar mengajar dengan pendekatan praktikum
mengelompokkan tumbuhan secara langsung pada
pokok bahasan klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi
(tanaman hias) di kelas eksperimen tidak sama.

5,52

9

1

MIN

JUMLAH

Hasil uji validitas soal dan reliabilitas soal
tes tertulis awal diperoleh bahwa soal tidak valid
tetapi reliabel

127

MAX

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

RATA-RATA

PEMBAHASAN UJI INSTRUMEN TES
TERTULIS AWAL

JUMLAH

Hasil Perbandingan menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan nilai antara kelas eksperimen sekolah N I
dengan kelas eksperimen sekolah MA

MIN

1

MAX

N

RATA-RATA

OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN
TERHADAP KELAS EKSPERIMEN MA

Pembahasan Kelas Kontrol Terhadap Kelas
Eksperimen N I
Hasil perhitungan statistik yakni hasil
belajar siswa setelah perlakuan pembelajaran
dengan pendekatan klasikal pada kelas kontrol dan
hasil belajar siswa setelah perlakuan pembelajaran
dengan pendekatan praktikum mengelompokkan
berbagai tanaman hias di kelas eksperimen tidak
sama. Ditampilkan pada Gambar 4.25.

EKSPERIMEN

RATA-RATA NILAI

Gambar 3.25. Perbandingan hasil tes tertulis akhir
NI
Hasil yang diperoleh dari data pada angket
terakhir bahwa motivasi belajar siswa kelas
eksperimen terhadap kelas kontrol adalah sama
(mengalami kenaikan), secara manual diperoleh
bahwa motivasi belajar antara siswa kelas kontrol
terhadap kelas eksperimen berbeda. Perbedaan ini
yakni siswa kelas kontrol lebih baik dibandingkan
dengan kelas eksperimen .
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

PERNYATAAN

k.kontrol

K .eksperimen

Gambar 3.26. Grafik Perbandingan data hasil angket
kelas kontrol terhadap kelas eksperimen NI.
Hasil perbandingan observasi menyatakan
bahwa hampir semua aspek pengamatan yang
dilakukan di kelas eksperimen mendapatkan skor
yang sama dengan kelas kontrol.
Pembahasan Kelas Kontrol MA
Hasil perhitungan uji hipotesis berdasarkan
data hasil tes tertulis diperoleh bahwa prestasi
belajar siswa setelah perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan klasikal sebelum dan sesudah
pembelajaran tidak sama
Pembahasan Kelas Eksperimen MA
Hasil perhitungan uji hipotesis berdasarkan
data hasil instrumen tes tertulis diperoleh bahwa
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah proses
belajar mengajar dengan pendekatan praktikum
mengelompokkan tumbuhan secara langsung pada
sub pokok bahasan klasifikasi tumbuhan tingkat
tinggi (tanaman hias) di kelas eksperimen tidak
sama.
Pembahasan Kelas Kontrol Terhadap Kelas
Eksperimen MA
Perbandingan hasil tertulis akhir yang
diperoleh dari kelas kontrol terhadap kelas eksperimen

9

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
Hasil angket MA jika dibandingkan dengan
hasil angket N I maka diperoleh hasil MA memiliki
nilai rata – rata lebih tinggi dibandingkan dengan N I.
Hal ini menunjukkan bahwa PBM dengan pendekatan
Praktikum bagi siswaMA. merupakan hal yang baru
sehingga lebih memotivasi belajar mereka di banding
siswa N 1 Kota Sorong.

membuktikan bahwa prestasi belajar siswa kelas
kontrol lebih baik.
8

1
MIN

MIN

KONTROL

4,62

MAX

1

RATA-RATA

8
MAX

120
5,38
RATA-RATA

JUMLAH

156

JUMLAH

200
150
100
50
0

OBSERVASI
Hasil perbandingan Observasi ditampilkan dalam
bentuk grafik berikut:

EKSPERIMEN

Gambar 3.27. Perbandingan hasil tes
tertulis akhir MA

6
4

Bagaimanapun hasilnya, dalam penelitian ini
tetap berpatokan pada perhitungan menggunakan
statistik yang menyatakan bahwa motivasi belajar
siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen sama.

2
0
1

Rata - rata Nilai

6,00
4,00
2,00
0,00

3

SMP N I

4

5

6

7

SMP AL AMIN

8

Gambar 3.31. Grafik hasil observasi N I
terhadap MA
Secara umum hasil penelitian membuktikan
bahwa prestasi, motivasi dan aktivitas belajar siswa
untuk masing-masing kelas kontrol dan eksperimen di
sekolah SMP N 1 Sorong dan SMP Muh. Sorong tidak
ada perbedaan yang dihasilkan dari penerapan PBM
dengan praktikum mengelompokkan tanaman tingkat
tinggi (tanaman hias) dibanding pendekatan klasikal.
Sedangkan perbandingan untuk sekolah N 1 yang
mewakili sekolah negeri dan MA yang mewakili
sekolah swasta juga cenderung tidak ada perbedaan
yang di akibatkan oleh pemberlakuan PBM dengan
praktikum.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan

K.kontrol

K.eksperimen

Gambar3.28. Grafik Perbandingan data hasil angket
kelas kontrol terhadap kelas eksperimen MA
Hasil perbandingan observasi menyatakan
bahwa hampir semua aspek pengamatan yang
dilakukan di kelas eksperimen mendapatkan skor yang
sama dengan kelas kontrol.
PEMBAHASAN
HASILPERBANDINGANANTARSEKOLAH
TES TERTULIS AKHIR

Kesimpulan
Secara umum kesimpulan hasil penelitian yakni
kegiatan praktikum tentang klasifikasi tumbuhan
tingkat tinggi (tanaman hias) kurang efektif pada
proses belajar mengajar biologi di SMP Kota Sorong
baik di SMP Negeri maupun SMP swasta

10
8
NILAI

2

6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SISWA
SMP N 1
SMP Muh.Al Amin

Gambar 3.29. Perbandingan tes tertulis akhir N I
terhadap MA

Tabel 3.1. Uji reliabilitas dan Validitas

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai
rata – rata hasil belajar siswa SMP N I lebih tinggi
dibandingkan dengan SMP Muh. Al - Amin.
ANGKET
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
RATA2 M al amin

N
o
1

Uji

Sumber data

Reliabilitas

2

Reliabilitas

3

Reliabilitas

4

Reliabilitas

5

Validitas

6

Validitas

7

Validitas

Instrumen
Tes tulis
awal
Instrumen
Tes tulis
akhir
Instrument
angket awal
Instrument
angket akhir
Instrumen
Tes tulis
awal
Instrumen
Tes tulis
akhir
Instrumen
angket awal

8

Validitas

Rata2 N I

Gambar. 3.30. Grafik perbandingan hasil angket
akhir MA terhadap N I

Instrumen
angket akhir

Hasil
hitung
0,468

Tabel r

keputusan

0,3961

signifi
kansi
0,05

0,195

0, 3809

0,05

Tidak
reliabel

0,417

0,3961

0,05

reliabel

0,555

0, 3809

0,05

reliabel

6 item
<
0,3961
9 item
<
0,3809
5 item
>
0,3961
7 item
>
0,3809

0,3961

0,05

Tidak
valid

0, 3673

0,05

Tidak
valid

0,3961

0,05

Tidak
valid

0,3809

0,05

Tidak
valid

reliabel

Instrumen yang tidak valid agar dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian maka dilakukan uji
pakar.

10

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593

Tabel 3.2. Uji Homogenitas
No

Uji

Sumber data

Nilai α

1

Hom
ogeni
tas
Hom
ogeni
tas
Hom
ogeni
tas

Sampel Kelas Kontrol
Terhadap Kelas
Eksperimen SMP N I.
Sampel Kelas Kontrol
Terhadap Kelas
Eksperimen SMP MA
Sampel Kelas Eksperimen
N 1 terhadap Kelas
Eksperimen SMP MA.

2

3

keputusan

0.631

signifi
kansi
0,05

10.913

0,05

homogen

0,784

0,05

homogen

homogen

Tabel 3.3.Uji Normalitas
No

Uji

Sumber data

Nilai
hitung
0, 019

signifi
kansi
0,05

Sebara
n
Tidak
normal

1

Normal
itas

Tes Tertulis Awal Kelas
Kontrol SMP N I

2

Normal
itas
Normal
itas

Tes Tertulis Akhir Kelas
Kontrol SMP N I
Tes Tertulis Awal Kelas
Kontrol SMP MA

0,156

0,05

normal

0,017

0,05

Tidak
normal

4

Normal
itas

Tes Tertulis Akhir Kelas
Kontrol SMP MA

0.69

0,05

normal

5

Normal
itas

Tes Tertulis Awal Kelas
Eksperimen SMP N I

0,092

0,05

norma
L

6

Normal
itas
Normal
itas

Tes Tertulis Awal Kelas
Eksperimen SMP MA
Tes Tertulis Akhir Kelas
Eksperimen SMP N I

0,001

0,05

0,103

0,05

Tidak
normal
normal

8

Normal
itas

Tes Tertulis Akhir Kelas
Eksperimen SMP MA

0,159

0,05

normal

9

Normal
itas

Angket Awal Kelas
Kontrol SMP N I

0,827

0,05

normal

10

Normal
itas
Normal
itas

Angket Awal Kelas
Kontrol SMP MA
Data Angket Akhir Kelas
Kontrol SMP N I

0,177

0,05

normal

0,232

0,05

normal

Normal
itas
Normal
itas
Normal
itas
Normal
itas

Angket Akhir Kelas
Kontrol SMP MA
Angket Awal Kelas
Eksperimen SMP NI
Angket Awal Kelas
Eksperimen SMP MA
Angket Akhir Kelas
Eksperimen SMP N I

0,176

0,05

normal

0,045

0,05

0,156

0,05

Tidak
normal
normal

0,104

0,05

normal

Normal
itas

Angket Akhir Kelas
Eksperimen SMP MA

0,278

0,05

normal

3

7

11

12
13
14
15

16

11

JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG
VOL 3 SEPTEMBER 2014
ISSN: 2337-7607;2337-7593
Tabel 3.4. UJI HIPOTESIS
No

Uji

Sumber data

T
hitung

T tabel

signifika
nsi

Keputus
an

1

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
kontrol
NI

0.000

-

0,05

2

HIPOT
ESIS
HIPOT
ESIS

angket kelas kontrol
NI
tes tertulis kelas
eksperimen N1

1.282

2.06390

0,05

3.366

2.07387

0,05

4

HIPOT
ESIS

angket
kelas
eksperimen N I

0,687

-

0,05

5

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
kontrol terhadap
eksperimen N I

2.01174

0,05

6

HIPOT
ESIS

angket kelas kontrol
terhadap kelas
eksperimen N I

1.368

2.01174

0,05

7

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
kontrol MA

0.000

-

0,05

8

HIPOT
ESIS

Angket kelas kontrol
MA

0,924

2,05

9

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
eksperimen MA

0,013

-

0,05

H1
diterima
H0di
tolak,
H0 di
terima
H0 di
tolak,
H1
diterima
H0
diterima
,H1
ditolak
H0 di
tolak,
H1
diterima
H0
diterima
, H1
ditolak
Ho di
tolak,
H1
diterima
H0
diterima
, H1
ditolak
H0
ditolak,
H1
diterima
.

10

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
kontrol
terhadap
eksperimen MA

1.079

2.00665

0,05

11

HIPOT
ESIS

tes tertulis kelas
eksperimen
N I
terhadap
kelas
eksperimen MA

2.471

2.01290

0,05

12

HIPOT
ESIS

angket kelas
eksperimen MA

1.350

2,06

0,05

13

HIPOT
ESIS

angket kelas kontrol
terhadap eksperimen
sekolah MA

2.066

2.00665

0,05

14

HIPOT
ESIS

angket
kelas
eksperimen
N1
terhadap
kelaseksperimen
MA.

0,950

2.01410

0,05

3

2.395

H0
diterima
. H1
ditolak.

H0
ditolak,
H1
diterima
H0
diterima
, H1
ditolak
Ho
ditolak
H1
diterima
H0
di
tolak,
H1
diterima

DAFTAR PUSTAKA
[1 ]

[2]

Munandir, Rancangan Sistem Pengajaran.
Jakarta: LPTK Depdikbud.1987.
Sanjaya, Wina. Penelitian tindakan kelas,
Jakarta; Kencana Prenada Media Group SMAN78
– jkt.sch.id/…/Klasifikasi_2.pdf, 2009

12