Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan Status Akreditasi Sekolah Dasar se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang T2 942016703 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Meningkatkan
mutu
pendidikan
secara
nasional merupakan salah satu program pemerintah
yang sedang dilaksanakan sekarang ini. Peningkatan
mutu di setiap satuan pendidikan, diarahkan pada
upaya terselenggaranya layanan pendidikan kepada
pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Upaya
yang
terus
menerus
dilakukan
dan
berkesinambungan diharapkan dapat memberikan
layanan pendidikan bermutu dan berkualitas, yang
dapat
menjamin
bahwa
proses
penyelenggaraan
pendidikan di sekolah sudah sesuai harapan dan yang
seharusnya terjadi. Dengan demikian, peningkatan
mutu pada setiap satuan pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia
secara nasional.
Menyadari pentingnya proses peningkatan
sumber daya manusia, maka pemerintah bersama
dengan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan
amanat
tersebut
melalui
pengembangan
dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan
dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru
dan tenaga kependidikan lainnya.
1
Agar mutu pendidikan sesuai dengan yang
seharusnya
dan
yang
diharapkan
masyarakat,
mungkin perlu kita pertanyakan diperlukan standar
yang sesuai acauan. Jika standar yang dikehendaki
bersifat nasional, maka hendaknya standar tersebut
juga harus bersifat nasional pula. Dari aspek input,
proses hingga output nya.
Proses
evaluasi
yang
bertujuan
untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian target
penyelenggaraan
berkualitas
layanan
dan
pendidikan
memberdayakan
mereka
yang
yang
dievaluasi sehingga menghasilkan lulusan pendidikan
yang sesuai dengan standar yang telah diterapkan.
Artinya
pihak
yang
dievaluasi,
apakah
itu
administrator pendidikan, kepala sekolah, guru, atau
siswa akan merasakan bahwa kegiatan evaluasi
membantu untuk mengenal berbagai kelebihan dan
kekurangan, serta memberikan arah yang jelas
dilakukan untuk mencapai kualitas pendidikan yang
lebih baik. Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan
secara
berkesinambungan,
transparan
serta
komprehensif,
memotifasi
peserta
didik
dan
dan
pengelola pendidikan untuk terus menerus berupaya
meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dan
pendidikan.
Sehubungan dengan prinsip evaluasi di atas,
untuk
menjaga
komparabilitas
dan
pengakuan
kualitas input, proses dan hasil dari setiap lembaga
pendidikan
2
perlu
dilakukan
akreditasi
yang
merupakan kegiatan evaluasi yang independen dan
berwenang untuk itu.
Akreditasi
mempunyai
sekolah
pengertian
yang
sebagai
sebenarnya
proses
penilaian
secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja
lembaga atau suatu program pendidikan dilakukan
sebagai bentuk akuntabilitas publik, alat regulasi diri
(self regulation) di mana sekolah mengenal kekuatan
dan kelemahan serta terus menerus meningkatkan
kekuatan dan memperbaiki kelemahannya.
Namun akreditasi
dilaksanakan
belum
sekolah
yang telah
menggambarkan
keadaan
sekolah yang sebenarnya. Hal ini yang perlu ditinjau
kembali,
karena
menerapkan
administrasi
sekolah
kebanyakan
kedisiplinan
yang
dikerjakan
mempersiapkannya
sekolah
berkaitan
baik.
Biasanya
menjelang
sampai
belum
dengan
administrasi
akreditasi
lembur
hingga
berminggu-
minggu, menyulap pekerjaan bertahun-tahun hanya
dalam hitungan minggu. Ini yang dikatakan keadaan
yang tidak sebenarnya, sehingga hanya memenuhi
sesuatu
akreditasi
untuk
yang
mempengaruhi
mengejar
baik.
kondisi
target
Hal
ini
proses
mendapat
nilai
tentunya
akan
belajar
mengajar,
dimana para guru sibuk mempersiapkan administrasi
namun kewajiban memberikan pelajaran kepada
siswa kadang diabaikan.
3
Ada pihak sekolah yang berpandangan dalam
menghadapi akreditasi
sekolah sangat antusias
dengan mempersiapkan segala sesuatunya seawal
mungkin,
sehingga
pada
saat
tiba
sekolah
mendapatkan giliran penilaian akreditasi sekolah,
semuanya sudah ada dan tidak perlu lembur sampai
berminggu–minggu untuk menghadapi akreditasi.
Namun ada pihak sekolah yang biasa saja menanggapi
adanya akreditasi sekolah, dan pada gilirannya tiba
saat akreditasi sekolah baru mmpersiapkan segala
sesuatunya dengan cara lembur. Hal ini tentunya
akan mengganggu proses belajar mengajar karena
sibuk mempersiapkan segala administrasi selama
beberapa tahun
dikerjakan dalam waktu singkat
hanya untuk memenuhi saat akan diakreditasi. Ini
jelas menggambarkan yang tidak sebenarnya.
Dengan demikian akreditasi sekolah tidak
menggambarkan adanya upaya untuk meningkatkan
kualitas
yang sebenarnya, tetapi
hanya untuk
memenuhi saat akan ada penilaian dengan harapan
nilai akreditasi dapat nilai bagus, tetapi kualitas
pembelajaran diabaikan.
Guru
merupakan
komponen
yang
paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya
perbaikan
apapun
meningkatkan
memberikan
yang
kualitas
sumbangan
dilakukan
pendidikan
yang
untuk
tidak
akan
signifikan
tanpa
didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
4
Kompetensi
guru
merupakan
seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru
dalam melaksanakan tugas profesinya (Sarimaya,
2008:17). Oleh karena itu seorang guru dituntut
untuk ikhlas dan total dalam menjalankan profesinya
sehingga dalam proses belajar mengajar bisa berjalan
dengan lancar dan kondusif. Guru merupakan suatu
profesi, yang berati suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di bidang pendidikan
(Utomo,
2007:15).
hendaknya
dapat
Maka
dari
melakukan
itu
setiap
tugasnya
guru
secara
profesional agar kualitas pendidikan tetap terjaga dan
selalu berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Selain itu, kinerja ideal seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran harus selalu
ditingkatkan agar kualitas peserta didik semakin
meningkat sesuai dengan harapan.
Keberhasilan kinerja akan tampak apabila
terdapat motivasi dari pemerintah, kepala sekolah,
serta lingkungan sekolah juga dapat menentukan
keberhasilan kinerja seorang guru. Oleh karena itu,
selain gurunya sendiri yang berusaha meningkatkan
kinerjanya, pihak pemerintah dan sekolah juga
berusaha mengupayakan pemberdayaan guru agar
memiliki kinerja yang baik, dan profesional dalam
menjalankan tugasnya.
5
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa
keberhasilan
mencerminkan
akreditasi
peningkatan
kualitas
yang
dapat
pendidikan,
selain unsur kebijakan pemerintah, sebagian besar
ditentukan oleh kinerja guru yang memikul tugas dan
tanggung jawab yang tidak ringan, disamping itu guru
harus
dapat
meningkatkan
kecerdasan
anak
didiknya. Untuk kepentingan sekolah memiliki guru
yang profesional
merupakan kunci
keberhasilan
proses pembelajaran, guru profesional adalah orang
yang terdidik dan terlatih dengan baik.
Berkaitan
dengan
peningkatan
mutu
pendidikan yang salah satu langkah yang ditempuh
pemerintah adalah dengan mengadakan akreditasi
sekolah,
peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
bagaimanakah perbedaan kinerja mengajar guru
berdasarkan status akreditasi sekolah dasar SeKecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Lebih
jauh peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
akreditasi yang dilakukan sebagai proses untuk
memenuhi
segala
tuntutan
perbaikan
mutu
pendidikan dan output yang dapat diandalkan guna
menghadapi era globalisasi, sehingga perlu untuk
diteliti berpengaruh positif atau negatif terhadap dan
kinerja mengajar guru.
Pertimbangan
lain
adalah
penelitian
sebelumnya berkaitan dengan masalah akreditasi
sekolah oleh
Barokah
yang berjudul:
Pengaruh
Akreditasi Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa di
6
SMA se-Kabupaten Banjarnegara. Dari pengujian
hipotesis
tentang
pengaruh
Akreditasi
Sekolah
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa
variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut
memiliki hubungan dengan penelitian ini dalam hal
variabel independen yaitu akreditasi sekolah, namun
dalam
penelitian
ini
variabel
independen
yang
digunakan adalah kinerja guru di SDN se-Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan
masalah adalah: Sejauh mana perbedaan kinerja
mengajar guru berdasarkan status akreditasi sekolah
dasar
Se-Kecamatan
Bandungan
Kabupaten
Semarang.
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan kinerja mengajar guru berdasarkan status
akreditasi sekolah dasar Se-Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
kontribusi
terhadap
dunia
memberikan
pendidikan
7
khususnya yang berkaitan dengan akreditasi
sekolah dan kinerja guru;
2. Manfaat Praktis
Bagi lembaga pendidikan khususnya UPTD
Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
dan
masukan
meningkatkan
Kepala
berkaitan
kinerja
akreditasi sekolah.
8
Sekolah,
sebagai
dalam
rangka
guru
berdasarkan
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Meningkatkan
mutu
pendidikan
secara
nasional merupakan salah satu program pemerintah
yang sedang dilaksanakan sekarang ini. Peningkatan
mutu di setiap satuan pendidikan, diarahkan pada
upaya terselenggaranya layanan pendidikan kepada
pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Upaya
yang
terus
menerus
dilakukan
dan
berkesinambungan diharapkan dapat memberikan
layanan pendidikan bermutu dan berkualitas, yang
dapat
menjamin
bahwa
proses
penyelenggaraan
pendidikan di sekolah sudah sesuai harapan dan yang
seharusnya terjadi. Dengan demikian, peningkatan
mutu pada setiap satuan pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia
secara nasional.
Menyadari pentingnya proses peningkatan
sumber daya manusia, maka pemerintah bersama
dengan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan
amanat
tersebut
melalui
pengembangan
dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan
dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru
dan tenaga kependidikan lainnya.
1
Agar mutu pendidikan sesuai dengan yang
seharusnya
dan
yang
diharapkan
masyarakat,
mungkin perlu kita pertanyakan diperlukan standar
yang sesuai acauan. Jika standar yang dikehendaki
bersifat nasional, maka hendaknya standar tersebut
juga harus bersifat nasional pula. Dari aspek input,
proses hingga output nya.
Proses
evaluasi
yang
bertujuan
untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian target
penyelenggaraan
berkualitas
layanan
dan
pendidikan
memberdayakan
mereka
yang
yang
dievaluasi sehingga menghasilkan lulusan pendidikan
yang sesuai dengan standar yang telah diterapkan.
Artinya
pihak
yang
dievaluasi,
apakah
itu
administrator pendidikan, kepala sekolah, guru, atau
siswa akan merasakan bahwa kegiatan evaluasi
membantu untuk mengenal berbagai kelebihan dan
kekurangan, serta memberikan arah yang jelas
dilakukan untuk mencapai kualitas pendidikan yang
lebih baik. Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan
secara
berkesinambungan,
transparan
serta
komprehensif,
memotifasi
peserta
didik
dan
dan
pengelola pendidikan untuk terus menerus berupaya
meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dan
pendidikan.
Sehubungan dengan prinsip evaluasi di atas,
untuk
menjaga
komparabilitas
dan
pengakuan
kualitas input, proses dan hasil dari setiap lembaga
pendidikan
2
perlu
dilakukan
akreditasi
yang
merupakan kegiatan evaluasi yang independen dan
berwenang untuk itu.
Akreditasi
mempunyai
sekolah
pengertian
yang
sebagai
sebenarnya
proses
penilaian
secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja
lembaga atau suatu program pendidikan dilakukan
sebagai bentuk akuntabilitas publik, alat regulasi diri
(self regulation) di mana sekolah mengenal kekuatan
dan kelemahan serta terus menerus meningkatkan
kekuatan dan memperbaiki kelemahannya.
Namun akreditasi
dilaksanakan
belum
sekolah
yang telah
menggambarkan
keadaan
sekolah yang sebenarnya. Hal ini yang perlu ditinjau
kembali,
karena
menerapkan
administrasi
sekolah
kebanyakan
kedisiplinan
yang
dikerjakan
mempersiapkannya
sekolah
berkaitan
baik.
Biasanya
menjelang
sampai
belum
dengan
administrasi
akreditasi
lembur
hingga
berminggu-
minggu, menyulap pekerjaan bertahun-tahun hanya
dalam hitungan minggu. Ini yang dikatakan keadaan
yang tidak sebenarnya, sehingga hanya memenuhi
sesuatu
akreditasi
untuk
yang
mempengaruhi
mengejar
baik.
kondisi
target
Hal
ini
proses
mendapat
nilai
tentunya
akan
belajar
mengajar,
dimana para guru sibuk mempersiapkan administrasi
namun kewajiban memberikan pelajaran kepada
siswa kadang diabaikan.
3
Ada pihak sekolah yang berpandangan dalam
menghadapi akreditasi
sekolah sangat antusias
dengan mempersiapkan segala sesuatunya seawal
mungkin,
sehingga
pada
saat
tiba
sekolah
mendapatkan giliran penilaian akreditasi sekolah,
semuanya sudah ada dan tidak perlu lembur sampai
berminggu–minggu untuk menghadapi akreditasi.
Namun ada pihak sekolah yang biasa saja menanggapi
adanya akreditasi sekolah, dan pada gilirannya tiba
saat akreditasi sekolah baru mmpersiapkan segala
sesuatunya dengan cara lembur. Hal ini tentunya
akan mengganggu proses belajar mengajar karena
sibuk mempersiapkan segala administrasi selama
beberapa tahun
dikerjakan dalam waktu singkat
hanya untuk memenuhi saat akan diakreditasi. Ini
jelas menggambarkan yang tidak sebenarnya.
Dengan demikian akreditasi sekolah tidak
menggambarkan adanya upaya untuk meningkatkan
kualitas
yang sebenarnya, tetapi
hanya untuk
memenuhi saat akan ada penilaian dengan harapan
nilai akreditasi dapat nilai bagus, tetapi kualitas
pembelajaran diabaikan.
Guru
merupakan
komponen
yang
paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya
perbaikan
apapun
meningkatkan
memberikan
yang
kualitas
sumbangan
dilakukan
pendidikan
yang
untuk
tidak
akan
signifikan
tanpa
didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
4
Kompetensi
guru
merupakan
seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru
dalam melaksanakan tugas profesinya (Sarimaya,
2008:17). Oleh karena itu seorang guru dituntut
untuk ikhlas dan total dalam menjalankan profesinya
sehingga dalam proses belajar mengajar bisa berjalan
dengan lancar dan kondusif. Guru merupakan suatu
profesi, yang berati suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di bidang pendidikan
(Utomo,
2007:15).
hendaknya
dapat
Maka
dari
melakukan
itu
setiap
tugasnya
guru
secara
profesional agar kualitas pendidikan tetap terjaga dan
selalu berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Selain itu, kinerja ideal seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran harus selalu
ditingkatkan agar kualitas peserta didik semakin
meningkat sesuai dengan harapan.
Keberhasilan kinerja akan tampak apabila
terdapat motivasi dari pemerintah, kepala sekolah,
serta lingkungan sekolah juga dapat menentukan
keberhasilan kinerja seorang guru. Oleh karena itu,
selain gurunya sendiri yang berusaha meningkatkan
kinerjanya, pihak pemerintah dan sekolah juga
berusaha mengupayakan pemberdayaan guru agar
memiliki kinerja yang baik, dan profesional dalam
menjalankan tugasnya.
5
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa
keberhasilan
mencerminkan
akreditasi
peningkatan
kualitas
yang
dapat
pendidikan,
selain unsur kebijakan pemerintah, sebagian besar
ditentukan oleh kinerja guru yang memikul tugas dan
tanggung jawab yang tidak ringan, disamping itu guru
harus
dapat
meningkatkan
kecerdasan
anak
didiknya. Untuk kepentingan sekolah memiliki guru
yang profesional
merupakan kunci
keberhasilan
proses pembelajaran, guru profesional adalah orang
yang terdidik dan terlatih dengan baik.
Berkaitan
dengan
peningkatan
mutu
pendidikan yang salah satu langkah yang ditempuh
pemerintah adalah dengan mengadakan akreditasi
sekolah,
peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
bagaimanakah perbedaan kinerja mengajar guru
berdasarkan status akreditasi sekolah dasar SeKecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Lebih
jauh peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
akreditasi yang dilakukan sebagai proses untuk
memenuhi
segala
tuntutan
perbaikan
mutu
pendidikan dan output yang dapat diandalkan guna
menghadapi era globalisasi, sehingga perlu untuk
diteliti berpengaruh positif atau negatif terhadap dan
kinerja mengajar guru.
Pertimbangan
lain
adalah
penelitian
sebelumnya berkaitan dengan masalah akreditasi
sekolah oleh
Barokah
yang berjudul:
Pengaruh
Akreditasi Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa di
6
SMA se-Kabupaten Banjarnegara. Dari pengujian
hipotesis
tentang
pengaruh
Akreditasi
Sekolah
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa
variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut
memiliki hubungan dengan penelitian ini dalam hal
variabel independen yaitu akreditasi sekolah, namun
dalam
penelitian
ini
variabel
independen
yang
digunakan adalah kinerja guru di SDN se-Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan
masalah adalah: Sejauh mana perbedaan kinerja
mengajar guru berdasarkan status akreditasi sekolah
dasar
Se-Kecamatan
Bandungan
Kabupaten
Semarang.
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan kinerja mengajar guru berdasarkan status
akreditasi sekolah dasar Se-Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
kontribusi
terhadap
dunia
memberikan
pendidikan
7
khususnya yang berkaitan dengan akreditasi
sekolah dan kinerja guru;
2. Manfaat Praktis
Bagi lembaga pendidikan khususnya UPTD
Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
dan
masukan
meningkatkan
Kepala
berkaitan
kinerja
akreditasi sekolah.
8
Sekolah,
sebagai
dalam
rangka
guru
berdasarkan