Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Modal

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan, manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian modal, antara lain:

a. menurut Suhati, et al (2009:13), “modal merupakan klaim residu terhadap aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan .”

b. menurut Winarni, et al (2001:08), “modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.”

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban.

2.1.2 Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu


(2)

yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal kerja, antara lain:

a. menurut Ridwan, et al (2002:155), “modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha.”

b. menurut Manahan (2005:55), “modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan passiva lancar dalam jangka pendek.”

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan.

Menurut Munawir (2004:100), terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Dalam hal ini modal kerja di ukur mengggunakan rasio :

Gross profit margin (GPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.

GPM = Laba Kotor


(3)

Net Profit Margin (NPM)

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

NPM = Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan Bersih x 100% 2.1.3 Jenis Modal Kerja

Menurut Dermawan (2006:103), modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.

a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto :

Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.

b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto:

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar.

c. Konsep Fungsional :

Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Menurut W.B Taylor dalam Dermawan (2006:104), modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen dan variabel.

a. Modal kerja permanen

Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari: 1) Modal kerja primer

Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2) Modal kerja normal

Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.


(4)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi tiga.

1) Modal kerja musiman

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim,

2) Modal kerja siklis

Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur,

3) Modal kerja darurat

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya.

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur (idle fund), padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.

Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut:

a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,

b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien,


(5)

c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup seperti yang dikemukakan Djarwanto (2004:89), adalah:

a. melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,

b. memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya,

c. memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga,

d. menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Menurut Kamaruddin (2002:06), besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.

a. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha, sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.

b. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai).Persediaan (dengan EOQ = Economic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan (tunai atau kredit).

c. Faktor lain :

1. Faktor-faktor ekonomi.

2. Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat.

3. Tingkat bunga yang berlaku. 4. Peredaran uang.

5. Tersedianya bahan-bahan di pasar


(6)

2.1.9 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli pengertian manajemen modal kerja, antara lain:

a. Menurut Manahan (2005:55), “manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan passiva lancar.”

b. menurut Syahyunan (2004:36), “manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.”

Menurut Syahyunan (2004:36), adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.


(7)

2.1.10 Aktiva tetap

Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain:

a. menurut Wibowo, et al (2002:183), ”aktiva tetap (fixed assets) merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam kegiatan (operasi) perusahaan dan tidak dimasukkan untuk dijualbelikan”.

b. menurut Stice, et al (2004:141), “aktiva tetap adalah property yang berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Munawir, (2004:101), rasio yang dinakan untuk mengukur aktiva tetap adalah dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).

Return on Assets (ROA)

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

ROA = Laba Operasi


(8)

2.1.12 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap 2.1.12.1Penggolongan aktiva tetap

Secara umum aktiva tetap dibagi menjadi dua, seperti dikemukakan Wibowo, et al (2002:183), yaitu :

1) Aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset) Misalnya : tanah (land),

Bangunan (building), Peralatan (equipment), dan Mesin (machinery).

2) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed asset) Misalnya : goodwill

Franchise Trademark, dan

Copy right. 2.1.12.2 Karakteristik aktiva tetap

Menurut Wibowo, et al (2002:185), terdapat beberapa karakteristik dari aktiva tetap, antara lain:

1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual,

2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva,

3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk penyusutan.

2.1.13 Fungsi Aktiva tetap

Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga sebagai investasi


(9)

perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh laba.

2.1.14 Manajemen Aktiva Tetap

Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya, oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.

2.1.15 Profitabilitas

Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:

a. menurut Brigham, Eugene (2001:89), ”profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan ,”

b. menurut Harahap, (2008 :304), “profitabilitas adalah kemampuan perusa -haan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.


(10)

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas

Menurut Munawir (2004 :99), rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Operating Profit Margin (OPM). Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam periode tertentu.

Operating profit margin (OPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

OPM= Laba operasi

penjualan bersihx 100%

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)

Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan


(11)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan komponennya.

2.2.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)

Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Nama

Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Marselina

Sinaga (2008) Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Perputaran modal kerja - Perputaran total aktiva - ROI

- perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. - perputaran aktiva

operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.


(12)

2. Edward Hartawan (2008) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Jumlah Modal kerja - Jumlah aktiva lancar - ROA

- modal kerja

berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.

- aktiva lancar

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit).

Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Arti penting profitabilitas adalah informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk


(13)

yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya.

Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang

Modal kerja

Investasi Aktiva tetap (ROA) (X3)

Operating profit margin(Y)

Variabel independen Variabel dependen

Gross Profit Margin ( X1)


(14)

sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas.

Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas.

Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.


(15)

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


(1)

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas

Menurut Munawir (2004 :99), rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Operating Profit Margin (OPM). Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam periode tertentu.

Operating profit margin (OPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

OPM= Laba operasi

penjualan bersihx 100%

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)

Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja


(2)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan komponennya.

2.2.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)

Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Nama

Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Marselina Sinaga (2008) Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Perputaran modal kerja - Perputaran total aktiva - ROI

- perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. - perputaran aktiva

operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.


(3)

2. Edward Hartawan (2008) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Jumlah Modal kerja - Jumlah aktiva lancar - ROA

- modal kerja

berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.

- aktiva lancar

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit).

Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Arti penting profitabilitas adalah informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya


(4)

yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya.

Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang

Modal kerja

Investasi Aktiva tetap (ROA) (X3)

Operating profit margin(Y)

Variabel independen Variabel dependen

Gross Profit Margin ( X1)


(5)

sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas.

Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas.

Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.


(6)

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 85 69

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 11 77

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 6