Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Aesthetic Component pada Murid SMP Putri Cahaya di Medan

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan ortodonti yang tertulis pertama kali mengenai perawatan aktif dibuat oleh Aurelius Cornelius Celsus, yang memperkenalkan pengunaan tekanan jari untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak teratur. Pada beberapa tahun terakhir jumlah perawatan ortodonti yang dilakukan telah meningkat dan sudah dilakukan

beberapa cara untuk mendefinisikan kebutuhan akan perawatan ortodonti.2

Ortodonti berasal dari kata Yunani "Orthos", yang berarti benar atau lurus dan "odontes" berarti gigi. Ortodonti adalah cabang dari kedokteran gigi yang berhubungan dengan perkembangan dan pengelolaan penyimpangan dari posisi gigi

yang normal, rahang dan wajah (maloklusi).9 Maloklusi merupakan suatu anomali

dento-fasial yang menganggu fungsi dan memerlukan perawatan. Definisi yang umum ini digunakan dalam menilai kebutuhan perawatan bagi pasien secara

individual, dan melibatkan sejumlah besar ukuran penilaian subjektif.2

Susunan gigi yang berjejal, tidak teratur, dan protursi telah menjadi masalah untuk beberapa individu sejak zaman dahulu, dan upaya untuk memperbaiki

gangguan ini telah ada setidaknya sejak 1000 SM.10 Tujuan utama sebagian besar

pasien untuk melakukan perawatan ortodonti adalah memperbaiki penampilan dentofasialnya. Bagi mereka perawatan ortodonti akan membuat mereka menjadi lebih baik yang mungkin akan meningkatkan kemampuan mereka untuk berinteraksi sosial dengan orang lain karena gigi yang tersusun rapi mampu menunjukkan senyuman menyenangkan yang akan memberikan nilai positif pada sosial. Sedangkan

gigi yang tidak rapi atau protrusi akan memberikan nilai negatif terhadap sosial.11

2.1 Oklusi

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan-


(2)

5

hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik

terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi.12

2.1.1 Oklusi Ideal

Oklusi yang ideal pada gigi dapat ditemukan pada keadaan statis dan pada saat oklusi fungsional. Oklusi pada keadaan statis adalah posisi apapun antara gigi rahang atas dan bawah di kontakkan. Sedangkan oklusi fungsional adalah pergerakan

mandibula yang mengakibatkan gigi rahang bawah dan rahang atas berkontak.8

Kunci oklusi yang normal menurut Angle adalah hubungan anteroposterior gigi permanen molar pertama, yang merupakan penentuan hubungan lengkung gigi. Sekitar 100 tahun setelah Angle, Andrew mendefinisikan kembali tentang konsep oklusi status yang ideal dengan menggambarkannya dalam 6 kunci individual, dia juga memperbaharui oklusi ideal yang melihat hubungan antara molar pertama (cit.

Cobourne).13

Enam prinsip oklusi ideal menurut Andrew (cit. Cobourne) (Gambar 1), yaitu :13

1. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap dan bidang sagital. 2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal. 3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital. 4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.

5. Kontak yang akurat gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung gigi tanpa diastema maupun berjejal.


(3)

Gambar 1. Enam prinsip oklusi ideal menurut Andrew.13

2.2 Maloklusi

Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal meliputi ketidakteraturan gigi-geligi dalam lengkung rahang seperti gigi berjejal, protrusif,

malposisi maupun hubungan yang tidak harmonis dengan gigi antagonisnya.14

Perawatan ortodonti dibutuhkan karena adanya gigi yang berjejal, deep overbite,

increased overjet, openbite, diastema, crossbite, dan reverse overjet or lower jaw protrusion (Gambar 2). Gigi berjejal merupakan keadaan dimana susunan gigi yang sangat tidak rapi, ukuran gigi terlalu besar untuk rongga mulut. Hubungan pengunyahan sangat minim dan keadaan seperti ini sangat tidak enak dipandang. Gigi kaninus rahang atas merupakan salah satu gigi yang paling sering menjadi

penyebabnya. Deep over bite merupakan keadaan gigi anterior atas dan bawah yang

tumpang tindih yang akan menyebabkan kerusakan jaringan yang signifikan.

Increased overjet merupakaan keadaan gigi anterior rahang atas yang menonjol dan berada di luar kontak normal dengan gigi rahang bawah sehingga gigitan menjadi tidak seimbang yang akan menyebabkan pertumbuhan rahang yang tidak merata.


(4)

7

Open bite merupakan keadaan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah yang tidak menyentuh saat menggigit, hal ini menyebabkan semua tekanan pengunyahan terjadi pada gigi belakang. Diastema merupakan keadaan yang terjadi karena adanya gigi yang telah hilang atau ukuran gigi yang lebih kecil dari ukuran rata-rata sehingga

terdapat ruang diantara gigi. Crossbite merupakan keadaan yang terjadi ketika adanya

gigitan dalam gigi anterior rahang atas terhadap gigi anterior rahang bawah , karena akan menyebabkan satu atau lebih gigi insisivus rahang bawah menjadi goyang.

Reverse overjet or lower jaw protursion merupakaan keadaan dimana rahang bawah

lebih panjang daripada rahang atas.9

Petugas klinis, pasien dan keluarga mungkin memiliki penilaian yang berbeda- beda terhadap maloklusi apakah harus dirawat atau tidak. Hal inilah yang mendasari

dibuatnya suatu standar penilaian terhadap kebutuhan perawatan yaitu IOTN (Index

Of Orthodontic Treatment Need). Standar penilaian tersebut telah disepakati secara


(5)

A B

C D

E F

G

Gambar 2. Maloklusi. A. gigi berjejal, B. Deep overbite, C. Incresed overjet, D. Open


(6)

9

2.3 Indeks Maloklusi

Metode-metode yang diperkenalkan oleh Draker, Grainger, Salzmann, Freer dan Adkins serta Freer di antara metode lainnya sudah mengalami banyak perkembangan guna mencapai tujuan yaitu penilaian kebutuhan akan perawatan bagi tujuan kesehatan masyarakat. Brook dan Shaw telah memperkenalkan garis besar dari indeks prioritas perawatan ortodonti yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menilai dan memberikan skor bagi faktor-faktor oklusi dan gangguan kesehatan rongga mulut, sedangkan bagian kedua memberikan skor untuk derajat gangguan

estetik yang disebabkan karena malposisi gigi-gigi anterior.8,20

Berdasarkan maloklusi yang ada, para ortodontis mengelompokkan maloklusi berdasarkan kebutuhan perawatan dengan lebih tepat. Berdasarkan metode untuk mengukur dan menentukan keparahan maloklusi dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Contoh maloklusi secara kualitatif adalah Angle,

Fisk, dan WHO/FDI. Sedangkan maloklusi secara kuantitatif adalah Dental Aesthetic

Index (DAI), Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN), dan Index of Complexity Outcome and Need (ICON).7

2.3.1 Metode Kualitatif

Metode kualitatif yang pertama kali dipakai dan sampai sekarang masih sering digunakan adalah metode Angle. Metode ini sangat mudah digunakan karena klasifikasinya berdasarkan relasi mesio distal gigi dengan gigi molar satu atas permanen sebagai panduan dalam menentukan oklusi. Pada metode Angle tidak diperhitungkan hubungan antara gigi dengan wajah karena pada metode ini hanya menentukan hubungan oklusi dari arah mesio distal pada bidang sagital. Sehingga dari metode Angle, metode-metode kualitatif kemudian dikembangkan untuk mengukur dan menentukan keparahan oklusi. Salah satu metode yang dikembangkan oleh Bjork dkk., merupakan metode yang mengukur maloklusi dengan mengidentifikasikan gelaja-gelaja maloklusi dengan terperinci. Data yang diperoleh akan dianalisa dalam 3 bagian, yaitu anomali oklusal, anomali pada gigi, dan deviasi pada kondisi ruang. Kemudian pada tahun 1979 metode ini dikembangkan oleh


(7)

WHO/FDI. Metode ini terdiri dari 5 masalah yaitu anomali, kondisi ruang, oklusi, kondisi gigi dan kebutuhan perawatan ortodonti. Ringkasan metode kulitatif dapat

dilihat pada tabel 1.7

Tabel 1. Metode-metode kualitatif dan cara mengklasifikasi maloklusi menurut

masing-masing metode.7

Metode Cara Klasifikasi

Angle Relasi mesio distal gigi molar satu atas permanen dengan gigi

molar permanen bawah.

Fisk Pasien dibagi mengikuti umur dental masing-masing. Metode

ini dicatat maloklusi terjadi pada arah antero posterior, vertikal, dan transversal.

Bjor dkk., Diidentifikasikan berdasarkan 3 definisi yang rinci, yaitu

anomali gigi, anomali oklusal, dan deviasi kondisi ruang.

WHO/FDI Metode ini dicatat dalam 5 hal, yaitu anomali, kondisi ruang,

oklusi, kondisi gigi dan kebutuhan perawatan ortodonti.

2.3.2 Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif menurut Tang dan Wei pada tahun 1993 menyatakan bahwa metode ini adalah klasifikasi deskriptif dan tidak memberikan informasi kebutuhan

pengobatan dan hasil.15 Metode kuantitaif dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Index of

Complexity Outcome a nd Need (ICON), Index of Orthodontic Treatment Need

(IOTN), dan Dental Aesthetic Index (DAI).7

2.3.2.1 Index of Complexity, Outcome and Need

Index of Complexity, Outcome and Need merupakan indeks yang telah

dikembangkan dan digunakan untuk mengevaluasi kompleksitas perawatan ortodonti.

Indeks ini terdiri dari lima komponen yang harus diperiksa, yaitu : Aesthetic

component, crossbite, hubungan antero-posterior segmen bukal, hubungan vertikal

anterior, dan lengkung gigi atas berjejal/diastema.16

1. Aesthetic Component : yang digunakan adalah komponen estetik dari IOTN. Setelah nilai ini didapatkan, nilai ini dikalikan dengan bobot 7.


(8)

11 11

2. Crossbite : merupakan keadaan dimana ditemukan hubungan antar gigi cusp to cusp atau lebih buruk lagi di segmen bukal. Ini termasuk crossbite bukan dan lingual dari satu atau lebih gigi baik dengan ataupun tanpa perpindahan madibula.

3. Hubungan antero-posterior segmen bukal : dinilai dengan tabel untuk setiap sisi secara bergantian, kemudian nilai keduanya ditambahkan.

4. Hubungan vertikal anterior : ini termasuk openbite dan deep bite. Jika kedua

ciri dijumpai, hanya grade yang tertinggi yang dicatat dan dihitung.

5. Lengkung gigi atas berjejal/diastema : jumlah mesio distal mahkota gigi dibandingkan dengan lingkar lengkung yang tersedia.

Perhitungan akhir yang dilakukan pada indeks ini adalah setelah semua nilai telah diperoleh dan dikalikan bobot masing-masing, akan ditambahkan untuk

menghasilkan ringkasan grade terakhir (Tabel 2).17

2.3.2.2 Dental Aesthetic Index

DAI dibuat oleh Cons (cit. Babu V) berbeda dengan indeks lainnya dalam persepsi estetik gigi secara umum. Indeks ini telah digunakan dan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dalam berbagai studi untuk menilai prevalensi maloklusi dan

kebutuhan perawatan ortodonti dari kelompok populasi yang berbeda.18,23

Indeks ini merupakan indeks yang menggabungkan komponen klinis dan estetik untuk mendapatkan skor tunggal yang menggabungkan aspek fisik dan estetik

oklusi.15 Indeks ini terdiri dari 10 struktur karakteristik oklusal maloklusi, yaitu

overjet, underjet, kehilangan gigi, diastema, openbite anterior, berjejal anterior,

diastema anterior, penyimpangan yang parah pada gigi anterior (maksila dan

mandibula), dan hubungan antero-posterior molar. Indeks ini membagi nilai

kebutuhan akan perawatan ortodonti menjadi 4 grade, yaitu :17

1. Normal atau maloklusi ringan dan tidak atau sedikit memerlukan perawatan (grade < 25)

2. Indikasi maloklusi nyata dan memerlukan perawatan (grade 26-30)

3. Indikasi maloklusi parah dan sangat membutuhkan perawatan (grade 31-35)


(9)

Rumus standar persamaan untuk menilai grade DAI adalah : (kehilangan gigi x 6) + (gigi berjejal) + (gigi celah) + (diastema x 3) + (penyimpangan yang parah pada gigi anterior maksila) + (penyimpangan yang parah pada gigi anterior mandibula) + (overjet anterior maksila x 2) + (overjet anterior mandibula x 4) + (hubungan anteroposterior molar x 3) + 13.

2.3.2.3 Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN)

Indeks kebutuhan perawatan ortodonti (IOTN) dijelaskan oleh Brook dan Shaw bahwa indeks ini telah diterima dan tersebar secara nasional maupun internasional sebagai metode yang objektif untuk menentukan kebutuhan perawatan.

Indeks ini berlaku bagi pasien yang berumur dibawah 18 tahun.19 Indeks ini

mengklasifikasikan pasien sesuai dengan sejauh mana maloklusi mempengaruhi sistem stomatognasi dan persepsi maloklusi estetik dengan tujuan mengidentifikasi perawatan mana yang lebih menguntungkan pasien yang akan melakukan

perawatan.17,18,20

Pada tahun 2003 Children Dental Health Survey menemukan bahwa sekitar

1/3 dari anak-anak akan mendapatkan keuntungan jika melakukan perawatan ortodonti. Indek kebutuhan perawatan akan ortodonti telah dikembangkan dan diterima oleh seluruh profesi ortodonti untuk menilai efektivitas dan kesesuaian

perawatan. Salah satu indeks yang paling sering digunakan adalah Index of

Orthodontic Treatment Need (IOTN). IOTN sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu,


(10)

13 13

Tabel 2. Protokol pemberian grade susunan oklusal (cit.Daniels dan Richmond).21

Grade 0 1 2 3 4 5

Aesthetic Component

1-10

menggunakan

AC dari

IOTN Berjejal pada lengkung gigi atas Grade

tertinggi dari diastema atau gigi berjejal

<2mm 2,1-5 mm 5,1-9

Mm 9,1-13 Mm 13,1- 17 mm > 17mm Atau gigi impaksi Diastema pada lengkung gigi atas

Transversal < 2mm 2,1-5mm 5,1-9

Mm

>9mm

Crossbite Hubungan

cusp to cusp

atau lebih

Tidak ada

Crossbite

Crossbite

Open bite

gigi insisivus

Grade

tertinggi dari

openbite atau

overbite

Gigitan sempit

Kurang dari 1 mm

1,1-2 Mm 2,1-4 Mm >4mm Overbite gigi insisivus Mencakup gigi insisivus bawah

<1/3 gigi 1/3-2/3 >1/3

hampir keselu- ruhan mahkota Keselu- ruhan mahkota gigi Antero posterior segmen bukal

Kiri dan kanan ditambahkan Hubungan cusp dengan embrasur, Klas I, II, III

Hubungan

cusp yang lebih tinggi tetapi belum

cusp to cusp

Cusp to cusp


(11)

Dental Health Component (DHC) merupakan suatu indeks yang terdiri dari

lima kategori. Indeks ini juga di kenal dengan MOCDO, dimana M berarti Missing

teeth, O berarti Overjets, C berarti Crossbite, D berarti Displacement of contact points, dan O lagi yang berarti Overbites.21,22,23

Tabel 3. Grade 1-2 indeks komponen DHC dari IOTN21

Grade 1 & 2

1 Maloklusi ringan, termasuk pergeseran kontak poin yang kurang dari 1 mm

2.a Overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tetapi kurang atau sama dengan 6 mm serta bibir yang kompeten

2.b Reverse overjet yang lebih besar dari 0 mm tetapi kurang atau sama dengan 1mm

2.c Crossbite anterior atau posterior yang kurang atau sama dengan 1 mm

diskrepansi antara posisi kontak retrusi dam posisi intercuspid

2.d Pergeseran titik kontak yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 2mm

2.e Openbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 2 mm

2.f Overbite yang lebih besar atau sama dengan 3,5 mm tanpa kontak pada gingiva 2.g Pre-normal atau post-normal oklusi dengan atau tanpa anomali

Tabel 4. Grade 3 indeks komponen DHC dari IOTN21

Grade 3

3.a Overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tetapi kurang atau sama dengan 6 mm serta bibir yang tidak kompeten

3.b Reverse overjet yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 3,5 mm

3.c Crossbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 1 mmtetapi kurang atau sama dengan 2 mm diskrepansi antara posisi kontak retrusi dan posisi

intercuspid

3.d Pergeseran titik kontak yang lebih besar dari 2 mm tetapi kurang atau sama dengan 4 mm

3.e Openbite anterior atau lateral yang lebih besar dari 2 mm tetapi kurang atau sama dengan 4 mm

3.f Deepbite yang komplit dengan atau tanpa trauma pada jaringan gingiva atau palatal


(12)

15 15

Tabel 5. Grade 4-5 indeks komponen DHC dari IOTN21

Grade 4 & 5

4.a Overjet yang lebih besar dari 6 mm tetapi kurang atau sama dengan 9 mm 4.b Reverse overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tanpa kesulitan pengunyahan atau

bicara

4.c Crossbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 2 mm diskrepansi antara

posisi kontak retrusi dam posisi intercuspid

4.d Pergeseran titik kontak yang parah yang lebih besar dari 4 mm 4.e Openbite anterior atau lateral yang ekstrim lebih besar dari 4 mm

4.f Overbite yang besar dan komplit dengan trauma pada gingiva atau palatal 4.g Daerah hipodontia yang tidak begitu besar membutuhkan perawatan pre-

restorasi ortodonti atau penutupan ruang untuk meniadakan kebutuhan perawatan prostetik

4.h Crossbite lingual posterior tanpa kontak fungsional oklusal pada salah satu atau kedua segmen bukal

4.i Reverse overjet yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 3,5 mm dengan kesulitan pengunyahan atau bicara

4.j Gigi yang erupsi sebagian, miring atau terpendam

4.k Gigi Supernumerary

5.a Overjet yang lebih besar dari 9 mm

5.h Daerah hipodontia yang besar dengan implikasi restorasi (lebih dari 1 gigi pada setiap kwadran) yang membutuhkan perawatan ortodonti pre-restorasi

5.i Gigi terpendam (kecuali molar tiga) yang disebabkan karena gigi berjejal,

pergerseran kontak poin, gigi supernumerary, gigi desidui yang persisten dan

penyebab patologi lainnya

5.m Reverse overjet yang lebih besar dari 3,5 mm dengan kesulitan pengunyahan dan bicara

5.p Cacat akibat celah bibir dan palatum dan anomali kranofasial lainnya 5.s Gigi desidui yang terpendam

Aesthetic Component (AC) merupakan skala yang terdiri dari 10 foto berwarna yang menunjukkan berbagai tingkat penampilan esetetik susunan gigi (Gambar 3).

Grade 1 menunjukkan susunan gigi yang paling bagus dan menarik dari sisi estetik

dan sebaliknya Grade 10 menunjukkan susunan gigi yang paling tidak bagus atau

tidak menarik. Grade 1-10 merupakan refleksi dari kelainan susunan gigi dari segi


(13)

kebutuhan akan perawatan, Grade 5,6 dan 7 menunjukkan kebutuhan akan perawatan

yang sedang atau batas untuk pengobatan, dan Grade 8, 9, 10 merupakan indikasi

kebutuhan akan perawatan ortodonti.17

A

B

A

B

A

C

A

C

B

C

Gambar 3. Sepuluh tingkat Aesthetic Component dari Index of Orthodontic Treatment Need.19

A = Tidak membutuhkan perawatan/ sedikit kebutuhan perawatan. B = Kebutuhan perawatan sedang/ batas untuk pengobatan.


(14)

17 17

2.5 Kerangka Konsep

Grade A (1,2,3,4)

Tingkat kebutuhan perawatan

ortodonti

Aesthetic Component Grade B (5,6,7)


(1)

Rumus standar persamaan untuk menilai grade DAI adalah : (kehilangan gigi x 6) + (gigi berjejal) + (gigi celah) + (diastema x 3) + (penyimpangan yang parah pada gigi anterior maksila) + (penyimpangan yang parah pada gigi anterior mandibula) +

(overjet anterior maksila x 2) + (overjet anterior mandibula x 4) + (hubungan

anteroposterior molar x 3) + 13.

2.3.2.3 Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN)

Indeks kebutuhan perawatan ortodonti (IOTN) dijelaskan oleh Brook dan Shaw bahwa indeks ini telah diterima dan tersebar secara nasional maupun internasional sebagai metode yang objektif untuk menentukan kebutuhan perawatan. Indeks ini berlaku bagi pasien yang berumur dibawah 18 tahun.19 Indeks ini mengklasifikasikan pasien sesuai dengan sejauh mana maloklusi mempengaruhi sistem stomatognasi dan persepsi maloklusi estetik dengan tujuan mengidentifikasi perawatan mana yang lebih menguntungkan pasien yang akan melakukan perawatan.17,18,20

Pada tahun 2003 Children Dental Health Survey menemukan bahwa sekitar 1/3 dari anak-anak akan mendapatkan keuntungan jika melakukan perawatan ortodonti. Indek kebutuhan perawatan akan ortodonti telah dikembangkan dan diterima oleh seluruh profesi ortodonti untuk menilai efektivitas dan kesesuaian perawatan. Salah satu indeks yang paling sering digunakan adalah Index of

Orthodontic Treatment Need (IOTN). IOTN sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu,


(2)

Tabel 2. Protokol pemberian grade susunan oklusal (cit.Daniels dan Richmond).21

Grade 0 1 2 3 4 5

Aesthetic Component

1-10

menggunakan

AC dari

IOTN Berjejal pada lengkung gigi atas Grade

tertinggi dari diastema atau gigi berjejal

<2mm 2,1-5 mm 5,1-9 Mm 9,1-13 Mm 13,1- 17 mm > 17mm Atau gigi impaksi Diastema pada lengkung gigi atas

Transversal < 2mm 2,1-5mm 5,1-9 Mm

>9mm

Crossbite Hubungan

cusp to cusp

atau lebih

Tidak ada

Crossbite

Crossbite

Open bite

gigi insisivus

Grade

tertinggi dari

openbite atau

overbite

Gigitan sempit

Kurang dari 1 mm

1,1-2 Mm 2,1-4 Mm >4mm Overbite gigi insisivus Mencakup gigi insisivus bawah

<1/3 gigi 1/3-2/3 >1/3 hampir keselu- ruhan mahkota Keselu- ruhan mahkota gigi Antero posterior segmen bukal

Kiri dan kanan ditambahkan Hubungan cusp dengan embrasur, Klas I, II, III

Hubungan

cusp yang

lebih tinggi tetapi belum

cusp to cusp

Cusp to cusp


(3)

Dental Health Component (DHC) merupakan suatu indeks yang terdiri dari lima kategori. Indeks ini juga di kenal dengan MOCDO, dimana M berarti Missing

teeth, O berarti Overjets, C berarti Crossbite, D berarti Displacement of contact

points, dan O lagi yang berarti Overbites.21,22,23

Tabel 3. Grade 1-2 indeks komponen DHC dari IOTN21

Grade 1 & 2

1 Maloklusi ringan, termasuk pergeseran kontak poin yang kurang dari 1 mm

2.a Overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tetapi kurang atau sama dengan 6 mm

serta bibir yang kompeten

2.b Reverse overjet yang lebih besar dari 0 mm tetapi kurang atau sama dengan

1mm

2.c Crossbite anterior atau posterior yang kurang atau sama dengan 1 mm

diskrepansi antara posisi kontak retrusi dam posisi intercuspid

2.d Pergeseran titik kontak yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 2mm

2.e Openbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau

sama dengan 2 mm

2.f Overbite yang lebih besar atau sama dengan 3,5 mm tanpa kontak pada gingiva

2.g Pre-normal atau post-normal oklusi dengan atau tanpa anomali

Tabel 4. Grade 3 indeks komponen DHC dari IOTN21 Grade 3

3.a Overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tetapi kurang atau sama dengan 6 mm

serta bibir yang tidak kompeten

3.b Reverse overjet yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 3,5

mm

3.c Crossbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 1 mmtetapi kurang atau

sama dengan 2 mm diskrepansi antara posisi kontak retrusi dan posisi

intercuspid

3.d Pergeseran titik kontak yang lebih besar dari 2 mm tetapi kurang atau sama dengan 4 mm

3.e Openbite anterior atau lateral yang lebih besar dari 2 mm tetapi kurang atau

sama dengan 4 mm

3.f Deepbite yang komplit dengan atau tanpa trauma pada jaringan gingiva atau


(4)

Tabel 5. Grade 4-5 indeks komponen DHC dari IOTN21

Grade 4 & 5

4.a Overjet yang lebih besar dari 6 mm tetapi kurang atau sama dengan 9 mm

4.b Reverse overjet yang lebih besar dari 3,5 mm tanpa kesulitan pengunyahan atau

bicara

4.c Crossbite anterior atau posterior yang lebih besar dari 2 mm diskrepansi antara

posisi kontak retrusi dam posisi intercuspid

4.d Pergeseran titik kontak yang parah yang lebih besar dari 4 mm

4.e Openbite anterior atau lateral yang ekstrim lebih besar dari 4 mm

4.f Overbite yang besar dan komplit dengan trauma pada gingiva atau palatal

4.g Daerah hipodontia yang tidak begitu besar membutuhkan perawatan pre- restorasi ortodonti atau penutupan ruang untuk meniadakan kebutuhan perawatan prostetik

4.h Crossbite lingual posterior tanpa kontak fungsional oklusal pada salah satu atau

kedua segmen bukal

4.i Reverse overjet yang lebih besar dari 1 mm tetapi kurang atau sama dengan 3,5

mm dengan kesulitan pengunyahan atau bicara 4.j Gigi yang erupsi sebagian, miring atau terpendam 4.k Gigi Supernumerary

5.a Overjet yang lebih besar dari 9 mm

5.h Daerah hipodontia yang besar dengan implikasi restorasi (lebih dari 1 gigi pada setiap kwadran) yang membutuhkan perawatan ortodonti pre-restorasi

5.i Gigi terpendam (kecuali molar tiga) yang disebabkan karena gigi berjejal, pergerseran kontak poin, gigi supernumerary, gigi desidui yang persisten dan penyebab patologi lainnya

5.m Reverse overjet yang lebih besar dari 3,5 mm dengan kesulitan pengunyahan

dan bicara

5.p Cacat akibat celah bibir dan palatum dan anomali kranofasial lainnya 5.s Gigi desidui yang terpendam

Aesthetic Component (AC) merupakan skala yang terdiri dari 10 foto berwarna

yang menunjukkan berbagai tingkat penampilan esetetik susunan gigi (Gambar 3).

Grade 1 menunjukkan susunan gigi yang paling bagus dan menarik dari sisi estetik

dan sebaliknya Grade 10 menunjukkan susunan gigi yang paling tidak bagus atau tidak menarik. Grade 1-10 merupakan refleksi dari kelainan susunan gigi dari segi estetik. Grade 1, 2, 3 dan 4 mewakili tidak ada atau hanya dibutuhkan sedikit


(5)

kebutuhan akan perawatan, Grade 5,6 dan 7 menunjukkan kebutuhan akan perawatan yang sedang atau batas untuk pengobatan, dan Grade 8, 9, 10 merupakan indikasi kebutuhan akan perawatan ortodonti.17

A

B

A

B

A

C

A

C

B

C

Gambar 3. Sepuluh tingkat Aesthetic Component dari Index of Orthodontic Treatment Need.19

A = Tidak membutuhkan perawatan/ sedikit kebutuhan perawatan. B = Kebutuhan perawatan sedang/ batas untuk pengobatan.


(6)

2.5 Kerangka Konsep

Grade A (1,2,3,4)

Tingkat kebutuhan perawatan

ortodonti

Aesthetic Component Grade B (5,6,7)