S PGSD 1202767 Chapter5

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

SIMPULAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Luginasari I kecamatan Sukajadi Kota
Bandung. Peneliti mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem-Based
Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Pada Siswa Sekolah Dasar”.
Masalah yang timbul adalah rendahnya keterampilan proses siswa kelas V terutama
dalam

keterampilan

mengamati,

menafsirkan,

menerapkan

konsep


dan

mengomunikasikan. Peneliti melaksanakan proses penelitian dalam dua siklus
dimana satu siklus terdiri dari satu pertemuan.
Pada pelaksanaannya, model pembelajaran problem-based learning terdiri dari
fase memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik, mengorganisasikan
siswa untuk melakukan penyelidikan, pelaksanaan investigasi, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya serta menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Pada fase memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik
kegiatan yang dilakukan adalah mengamati penayangan video masalah-masalah yang
terjadi di lingkungan, pada fase ini pula diharapkan keterampilan mengamati siswa
akan meningkat. Fase selanjutnya adalah fase mengorganisasikan siswa untuk
penyelidikan, pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah membimbing siswa untuk
berkelompok dan mengidentifikasi apa saja yang terjadi pada tayangan video
pembelajaran di proses mengamati, pada fase ini diharapkan keterampilan siswa
dalam menafsirkan akan meningkat. Selanjutnya adalah fase pelaksanaan investigasi,
pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah diskusi kelompok terkait permasalahan
yang sedang terjadi, faktor penyebab munculnya permasalahan, akibat yang
ditimbulkan karena adanya permasalahan serta solusi yang ditawarkan untuk

memecahkan permasalahan, pada fase ini diharapkan keterampilan menerapkan
konsep siswa akan meningkat. Selanjutnya adalah fase mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah menyajikan
laporan hasil diskusi terkait permasalahan yang sedang dibahas, laporan dituangkan
ke dalam bentuk tabel, grafik atau diagram, pada fase ini diharapkan keterampilan
mengkomunikasikan siswa dapat meningkat. Fase terakhir adalah fase menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, kegiatan yang dilakukan adalah tanyaRima Nur Iman, 2016
PENERAPAN MODELPEMBELAJARANPROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawab bersama guru terkait proses pemecahan masalah, pada fase ini diharapkan
keterampilan mengkomunikasikan dan menanya siswa akan meningkat.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan
proses siswa melalui penerapan model pembelajaran problem-based learning. Pada
siklus I rata-rata keterampilan mengamati siswa hanya mencapai 65% kemudian naik
menjadi 100% di siklus II. Pada siklus I rata-rata keterampilan menafsirkan siswa
adalah 77% kemudian naik menjadi 88% di siklus II. Pada siklus I keterampilan
menerapkan konsep siswa adalah 83% kemudian naik menjadi 100% di siklus II.
Pada keterampilan mengkomunikasikan siklus I hanya mencapai angka 48%

kemudian naik menjadi 79% di siklus II. Begitupun rata-rata keterampilan proses
siswa di siklus I hanya sampai di angka 63% dan di siklus II meningkat hingga angka
87%.

B.

REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil penelitian penerapan model
pembelajaran Problem-Based Learning dalam mengingkatkan keterampilan proses
ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1.

Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya ketika proses mengorientasikan
permasalahan kepada peserta didik, siswa dibimbing langsung untuk
mengamati permasalahan yang terjadi secara nyata di lingkungan sekitar,
sehingga siswa menjadi lebih tertantang untuk menemukan solusi pemecahan
masalah.

2.


Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya ketika proses mengorganisasikan
peserta didik untuk penyelidikan, pendefinisian dan pengorganisasian tugas
belajar dalam rangka menyelesaikan masalah dijelaskan dengan rinci.

3.

Bagi penelitian selanjutnya, ketika fase pelaksanaan investigasi guru atau
peneliti hendaknya lebih memberikan dorongan dan motivasi yang kuat kepada
peserta didik dalam proses mendapatkan informasi. Jika penyelidikan melalui
proses diskusi, maka guru seharusnya lebih mengawasi proses diskusi. Jika
proses pemerolehan informasi memiliki kendala sumber belajar atau sumber
informasi maka sekolah beserta guru alangkah baiknya menyediakan sumber
lain.

Rima Nur Iman, 2016
PENERAPAN MODELPEMBELAJARANPROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.


Bagi penelitian selanjutnya, ketika proses mengembangkan dan menyajikan
hasil, alangkah baiknya guru lebih memotivasi siswa agar percaya diri ketika
mempresentasikan hasil diskusinya.

5.

Bagi penelitian selanjutnya ketika proses menganalisis dan mengevaluasi
proses penyelidikan, alangkah baiknya guru/peneliti lebih intensif dalam
melakukan proses tanya jawab dengan menguasai materi ajar dan siswa
diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan yang esensial terkait proses pemecahan
masalah.

6.

Dalam

mengembangkan keterampilan

mengamati,


peneliti

hendaknya

menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menarik
atensi siswa untuk memperhatikan proses pembelajaran. Alangkah baiknya jika
siswa dibawa langsung ke dalam situasi permasalahan yang ada.
7.

Dalam mengembangkan keterampilan menafsirkan hendaknya guru lebih
memperjelas tugas dan tujuan yang harus dicapai siswa, LKS lebih jelas
petunjuk pengisian serta tidak menggunakan bahasa yang menimbulkan
ambiguitas atau kata-kata yang sulit dimengerti siswa.

8.

Dalam mengembangkan keterampilan menerapkan konsep, alangkah baiknya
jika siswa dibimbing untuk berpikir konstruktivisme sehingga pembelajaran
pun didasarkan kepada pengalaman nyata siswa.


9.

Dalam mengembangkan keterampilan mengomunikasikan alangkah baiknya
guru membekali siswa dengan pemahaman statistika dasar cara membuat dan
membaca tabel, diagram dan grafik. Dalam proses mengomunikasikan verbal
guru lebih menumbuhkan kepercaya dirian siswa dalam mengemukakan
pendapat di depan umum.

10.

Bagi guru, penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning ini dapat
dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa dan juga kemampuan siswa dalam berpikir
konstruktivis.

11.

Bagi guru, hendaknya lebih meningkatkan model dan metode pembelajaran di
kelas menjadi lebih variatif agar dapat menarik minat siswa dalam belajar.


12.

Bagi sekolah, diharapkan dapat lebih mengembangkan program penerapan
model-model pembelajaran dengan mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG)
untuk membahas temuan inovatif terkait penerapan model pembelajaran.

Rima Nur Iman, 2016
PENERAPAN MODELPEMBELAJARANPROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13.

Bagi Peneliti hendaknya dapat lebih menerapkan model pembelajaran
Problem-Based Learningini tidak hanya di kelas V namun juga di kelas tinggi
lainnya.

14.


Bagi siswa diharapkan dapat lebih terbuka terhadap berbagai model dan
metode pembelajaran yang baru maupun terhadap guru baru yang akan
melakukan penelitian.

15.

Bagi peneliti lain, hendaknya dapat mengambil kesimpulan terkait kelemahan
dan kelebihan model pembelajaran problem-based learning ini apabila
diterapkan di subjek penelitian yang berbeda.

Rima Nur Iman, 2016
PENERAPAN MODELPEMBELAJARANPROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu