[KLAS 3] PTK CHUSNUL CHOTIMAH MTK KLS 3.rar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar Belakang Masalah
Seperti kita ketahui bahwa Mata Pelajaran Matematika sering
dianggap momok bagi siswa, sehingga apabila siswa menghadapi soal-soal
matematika
seakan
enggan
untuk
mengerjakannya.
Siswa
akan
memperoleh keberhasilan apabila siswa menyukai dan senang dengan
Mata Pelajaran Matematika. Apalagi di era globaliasi sekarang ini ilmu
pengetahuan,
teknologi
bahkan
komunikasi
berkembang
cepat.
Bagaimanapun kita sebagai guru harus mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Sebagai bukti adanya lomba Olimpiade
Matematika dan IPA ( MIPA ) baik ditingkat dasar maupun menengah.
Matematika di SD merupakan salah satu Mata Pelajaran mendasar
sebelum siswa meneruskan kejenjang yang lebih tinggi. Sekarang siswa
dituntut WAJAR 9 tahun. Menurut Waini Rasyidi ( 1993 ) Sekolah Dasar
( SD ) ada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial
( SOCIAL INSTITUTION ) yang diberi amanah atau tugas khusus
( specific task ) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan
dasar secara sistematis.
Tujuan Pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan GBHN
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiiki pengetahuan dan
nalar, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap
dan
kebangsaan.
mandiri,
serta
tanggungjawab
kemasyarakatan
dan
2
Dengan mengacu pada tujuan nasional tersebut,sebagaimana yang
ditetapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar ( 1993 ). Tujuan
Pendidikan Dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 13 Undang-undang No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ” Pendidikan dasar
diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup di
masyarakat
serta
mempersiapkan
peserta
didik
yang
memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.”
Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di
dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu :
” Memberikan bekal kemapuan dasar membaca, menulis, dan
berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka
mengikuti pendidikan di SLTP.”
Menurut Said Hamid Hasan ( 1989 ) mengemukakan bahwa
ketrampilan dasar yang diakui secara universal adalah membaca, menulis
dan berhitung. Ketrampilan dasar ini diperlukan dan sama baiknya untuk
seseorang yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan
melanjutkan studi.
Telah ditegaskan didalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi Kurikulum
Pendidikan Dasar bahwa membaca, menulis, matematika ( termasuk
berhitung ) merupakan bahan kajian minimal. Jadi kemampuan ini bukan
ukuran keberhasilan satu-satunya melainkan merupakan salah satu
3
parameter keberhasilan. Namun karena mendasari kemampuan lainnya,
maka kemampuan ini perlu memliki standar yang baku.
Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dimaksudkan agar siswa
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru dituntut memperoleh
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mencapai
hasil yang maksimal.
Telah diakui banyak kalangan yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan bahwa tak ada metode yang terbaik untuk segala situasi. Setiap
metode masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu,
upaya penggunaan multimetode secara kombinasi sekaligus pada saat guru
mengajar adalah penting dikembangkan. Nampaknya secara umum
hasilnya lebiih baik daripada guru yang hanya menggunakan salah satu
atau dua jenis metode mangajar.
Setelah peneliti berdiskusi dengan teman sejawat,guru senior,kepala
sekolah dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti perlu
menggunakan metode yang tepat dalam perbaikan pembelajaran yaitu
menggunakan metode tugas dan latihan. Selain itu juga memperbanyak
cntoh-contoh soal dan latiha soal.
Anak didik pada usia sekolah dasar sangat membutuhkan media
konkrit untuk memahami obyek matematika yang abstrak. Tahap kongkrit
menurut Jean Piaget untuk umur antara 6 sampai dengan 12 tahun adalah
tahap Operasional Kongkrit.
Pakar pendidikan lainnya adalah Jerume Bruner beliau berpendapat
bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru adalah melalui tahaptahap enaetive ( konkrit ), ieonic ( semi kongkrit ), dan simbolik
( abstrak ). Dalam teorinya Bruner menyatakan bahwa belajar matematika
akan lebih berhasil jika pertama-tama menekankan pada pemahaman
konsep dan struktur.
4
Dengan adanya permasalahan diatas maka pembelajaran matematika
yang penulis alami meskipun sudah berusaha sebaik-baiknya ternyata
hasilnya belum memuaskan. Hal ini terihat dalam tes formatif
pembelajaran matematika kompetensi dasar ” membandingkan dua
pecahan ”. Dari 25 siswa yang mendapat nilai 62 keatas hanya 7 siswa.
Sedangkan 18 siswa mendapat nilai dibawah 62. Oleh karena itu penulis
akan meakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas.
2. Identifikasi Masalah
Pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan
dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan yang peneliti laksanakan, selalu
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari hasil
ulangan formatif. Dari 25 siswa kelas III yang mendapat nilai 62 keatas
sebanyak 7 siswa, sedangkan 18 siswa memperoleh nilai kurang dari 62.
Berdasarkan kenyataan ini, peneliti mencoba merefleksikan dalam
pembelajaran yang penulis laksanakan. Dari hasil refleksi penulis
memperoleh gambaran kenyataan bahwa saat proses pembelajaran semua
siswa memperlihatkan penjelasan guru, ada siswa yang bertanya, juga
telah terlatih mengerjakan soal-soal latihan. Namun setelah dilaksanakan
tes formatif hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil tes formatif dan refleksi pembelajaran, peneliti berdiskusi
dengan supervisor,teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, diperoleh hal-hal sebagai berikut
:
a. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
3. Analisis Masalah
5
Setelah mengetahui kenyatan proses pembelajaran, yang penulis
laksanakan seperti di atas, maka penulis merefleksikan diri dan berdskusi
dengan supervisor, teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan dosen
pembimbing.
Dari kegiatan ini diketahui faktor penyebab rendahnya penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru :
1. Guru hanya menggunakan metode yang monoton dan kurang
bervariasi.
2. Guru kurang melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
3. Kurangnya contoh-contoh soal.
B. Perumusan Masalah
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah-masalah diatas, maka
permasalahan yang akan dirumuskan adalah :
1. Bagaimanakah pemanfaatan metode tugas dan latihan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar
membadingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5
Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 /
2013 ?
2. Apakah pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar
membadingkan dua pecahan siswa kelas III Semester I di SD Negeri 5
Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 /
2013 ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian Perbaikan
Tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah :
1.
Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika kompetensi
dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD
Negeri 5 Pojok
Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2012 / 2013.
6
2. Untuk mencari teknik pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami
siswa pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan
dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri Pojok Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013.
3. Untuk
mendeskripsikan
prestasi
belajar
siswa
pada
matematika
kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I
SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2012 / 2013.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa adalah minat dan motivasi siswa lebih tinggi sehingga
prestasi belajar siswa lebih meningkat.
2. Manfaat bagi guru adalah memperoleh umpan balik dalam rangka
memperbaiki kinerja guru sehingga menjadi guru yang profesional.
3. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai pendorong bagi para pendidik agar
dapat mengadakan modifikasi pembelajaran yang menerapkan suasana
aktif, kreatif dan menyenangkan.
4. Manfaat bagi lembaga adalah sebagai inovasi agar dapat memperbaiki
mutu pendidikan secara efektif dan efisien.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar Belakang Masalah
Seperti kita ketahui bahwa Mata Pelajaran Matematika sering
dianggap momok bagi siswa, sehingga apabila siswa menghadapi soal-soal
matematika
seakan
enggan
untuk
mengerjakannya.
Siswa
akan
memperoleh keberhasilan apabila siswa menyukai dan senang dengan
Mata Pelajaran Matematika. Apalagi di era globaliasi sekarang ini ilmu
pengetahuan,
teknologi
bahkan
komunikasi
berkembang
cepat.
Bagaimanapun kita sebagai guru harus mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Sebagai bukti adanya lomba Olimpiade
Matematika dan IPA ( MIPA ) baik ditingkat dasar maupun menengah.
Matematika di SD merupakan salah satu Mata Pelajaran mendasar
sebelum siswa meneruskan kejenjang yang lebih tinggi. Sekarang siswa
dituntut WAJAR 9 tahun. Menurut Waini Rasyidi ( 1993 ) Sekolah Dasar
( SD ) ada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial
( SOCIAL INSTITUTION ) yang diberi amanah atau tugas khusus
( specific task ) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan
dasar secara sistematis.
Tujuan Pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan GBHN
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiiki pengetahuan dan
nalar, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap
dan
kebangsaan.
mandiri,
serta
tanggungjawab
kemasyarakatan
dan
2
Dengan mengacu pada tujuan nasional tersebut,sebagaimana yang
ditetapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar ( 1993 ). Tujuan
Pendidikan Dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 13 Undang-undang No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ” Pendidikan dasar
diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup di
masyarakat
serta
mempersiapkan
peserta
didik
yang
memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.”
Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di
dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu :
” Memberikan bekal kemapuan dasar membaca, menulis, dan
berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka
mengikuti pendidikan di SLTP.”
Menurut Said Hamid Hasan ( 1989 ) mengemukakan bahwa
ketrampilan dasar yang diakui secara universal adalah membaca, menulis
dan berhitung. Ketrampilan dasar ini diperlukan dan sama baiknya untuk
seseorang yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan
melanjutkan studi.
Telah ditegaskan didalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi Kurikulum
Pendidikan Dasar bahwa membaca, menulis, matematika ( termasuk
berhitung ) merupakan bahan kajian minimal. Jadi kemampuan ini bukan
ukuran keberhasilan satu-satunya melainkan merupakan salah satu
3
parameter keberhasilan. Namun karena mendasari kemampuan lainnya,
maka kemampuan ini perlu memliki standar yang baku.
Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dimaksudkan agar siswa
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru dituntut memperoleh
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mencapai
hasil yang maksimal.
Telah diakui banyak kalangan yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan bahwa tak ada metode yang terbaik untuk segala situasi. Setiap
metode masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu,
upaya penggunaan multimetode secara kombinasi sekaligus pada saat guru
mengajar adalah penting dikembangkan. Nampaknya secara umum
hasilnya lebiih baik daripada guru yang hanya menggunakan salah satu
atau dua jenis metode mangajar.
Setelah peneliti berdiskusi dengan teman sejawat,guru senior,kepala
sekolah dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti perlu
menggunakan metode yang tepat dalam perbaikan pembelajaran yaitu
menggunakan metode tugas dan latihan. Selain itu juga memperbanyak
cntoh-contoh soal dan latiha soal.
Anak didik pada usia sekolah dasar sangat membutuhkan media
konkrit untuk memahami obyek matematika yang abstrak. Tahap kongkrit
menurut Jean Piaget untuk umur antara 6 sampai dengan 12 tahun adalah
tahap Operasional Kongkrit.
Pakar pendidikan lainnya adalah Jerume Bruner beliau berpendapat
bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru adalah melalui tahaptahap enaetive ( konkrit ), ieonic ( semi kongkrit ), dan simbolik
( abstrak ). Dalam teorinya Bruner menyatakan bahwa belajar matematika
akan lebih berhasil jika pertama-tama menekankan pada pemahaman
konsep dan struktur.
4
Dengan adanya permasalahan diatas maka pembelajaran matematika
yang penulis alami meskipun sudah berusaha sebaik-baiknya ternyata
hasilnya belum memuaskan. Hal ini terihat dalam tes formatif
pembelajaran matematika kompetensi dasar ” membandingkan dua
pecahan ”. Dari 25 siswa yang mendapat nilai 62 keatas hanya 7 siswa.
Sedangkan 18 siswa mendapat nilai dibawah 62. Oleh karena itu penulis
akan meakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas.
2. Identifikasi Masalah
Pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan
dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan yang peneliti laksanakan, selalu
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari hasil
ulangan formatif. Dari 25 siswa kelas III yang mendapat nilai 62 keatas
sebanyak 7 siswa, sedangkan 18 siswa memperoleh nilai kurang dari 62.
Berdasarkan kenyataan ini, peneliti mencoba merefleksikan dalam
pembelajaran yang penulis laksanakan. Dari hasil refleksi penulis
memperoleh gambaran kenyataan bahwa saat proses pembelajaran semua
siswa memperlihatkan penjelasan guru, ada siswa yang bertanya, juga
telah terlatih mengerjakan soal-soal latihan. Namun setelah dilaksanakan
tes formatif hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil tes formatif dan refleksi pembelajaran, peneliti berdiskusi
dengan supervisor,teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, diperoleh hal-hal sebagai berikut
:
a. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
3. Analisis Masalah
5
Setelah mengetahui kenyatan proses pembelajaran, yang penulis
laksanakan seperti di atas, maka penulis merefleksikan diri dan berdskusi
dengan supervisor, teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan dosen
pembimbing.
Dari kegiatan ini diketahui faktor penyebab rendahnya penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru :
1. Guru hanya menggunakan metode yang monoton dan kurang
bervariasi.
2. Guru kurang melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
3. Kurangnya contoh-contoh soal.
B. Perumusan Masalah
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah-masalah diatas, maka
permasalahan yang akan dirumuskan adalah :
1. Bagaimanakah pemanfaatan metode tugas dan latihan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar
membadingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5
Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 /
2013 ?
2. Apakah pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar
membadingkan dua pecahan siswa kelas III Semester I di SD Negeri 5
Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 /
2013 ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian Perbaikan
Tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah :
1.
Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika kompetensi
dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD
Negeri 5 Pojok
Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2012 / 2013.
6
2. Untuk mencari teknik pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami
siswa pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan
dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri Pojok Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013.
3. Untuk
mendeskripsikan
prestasi
belajar
siswa
pada
matematika
kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I
SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2012 / 2013.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa adalah minat dan motivasi siswa lebih tinggi sehingga
prestasi belajar siswa lebih meningkat.
2. Manfaat bagi guru adalah memperoleh umpan balik dalam rangka
memperbaiki kinerja guru sehingga menjadi guru yang profesional.
3. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai pendorong bagi para pendidik agar
dapat mengadakan modifikasi pembelajaran yang menerapkan suasana
aktif, kreatif dan menyenangkan.
4. Manfaat bagi lembaga adalah sebagai inovasi agar dapat memperbaiki
mutu pendidikan secara efektif dan efisien.