PAPER C. Maya Indah S. Implementasi Pelayanan Publik Handout
IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK
IMPLEMENTASI
PELAYANAN PUBLIK
BERINTEGRITAS
DALAM PEMERINTAHAN
(STUDI KASUS DI KOTA KUPANG PROVINSI
(STUDI KASUS DI KOTA KUPANG PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR)
OLEH:
• DR. C. MAYA INDAH S., S.H., M.HUM
DR C MAYA INDAH S S H M HUM
• THEO F. LITAAY, S.H., LL.M. (Ph.D cand.)
Didukung oleh : TIRI USAID, KEMITRAAN,
TIRI USAID KEMITRAAN
UNIV.PARAMADINA
REALITAS KEPRIHATINAN
Birokrasi pelayanan publik yang patologis,
• dipengaruhi oleh integritas pelakunya
dipengaruhi oleh integritas pelakunya
• Sumber dari adanya penyelewengan birokrasi
publik karena :
bl k k
o pengabaian batasan konstitusi melalui
pengabaian batasan konstitusi melalui
penyelahgunaan wewenang ,
o ketertutupan dari birokrasi, dan terkooptasinya
k t t t
d i bi k i d t k
t i
birokrasi dengan kekuasaan yang hanya bersifat
pragmatis dan tidak memihak publik.
• Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa ,
Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa
dan bukan sebagai pelayan.
• The public service process is geared largely to
serve the requirements of the upper strata.
q
f
pp
• masyarakat diposisikan sebagai pihak yang
k di i ik
b i ih k
menduduki ‘ketakberdayaan masyarakat’
.Karakter paradigma civil (civilian paradigm)
masih kurang menjadi bagian dari
masih kurang menjadi bagian dari
akuntabilitas pelayanan publik integritas
???????
Pentingnya integritas
Pentingnya integritas
• Akuntabilitas pelayanan publik nampak dalam
p
perfomasi birokrasi yang berdimensi
y g
kerakyataan melalui paradigma moral yakni
integritas pelayanan public
integritas pelayanan public.
• mengedepankan asas‐asas pelayanan publik
• Tercapainya pelayanan publik berkualitas demi
tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
(welfare state).
Mengapa Kupang ?
Mengapa Kupang ?
• Salah satu wilayah termiskin di Indonesia
• Peringkat korupsi tinggi.
Peringkat korupsi tinggi.
METODE PENELITIAN
Inti Masalah
1. bagaimana
kultur
birokrasi
pelayanan
publik di Kota
Kupang
2. Bagaimana
membangun
birokrasi
berintegritas?
Masy pengguna, 9
LSM,
OMBUDSMAN, YLKI
Jenis Penelitian
Kualitatif
DATA : Interpretasi
dari aktor social yang
berinteraksi
KEY
KEY
INFORMAN
Komplain
y
,
masyarakat,
“public face.
Of public
service
birocracy
Implemntasi
pelayanan
publik
berintegritas
dan faktor yg
mempenga
ruhinya
Pengumpulan data :
wawancara
Teknik
k k analisis
l
d
data : induktif,
d k f
verstehen
model interaktif :reduksi data,
penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi (Miles,
Huberman)
Dinas PPO,
kesehatan,
kesehatan,
perijinan,
RSU, RSUD
Bagaimana
implementasi
asas‐asas
pelayanan publik
Paradigma Penelitian
Paradigma Penelitian
Aspek Ontologis:
REALITAS VIRTUAL INTEGRITAS
Learning from social actor
Aspek
p epistemologis:
p
g
Tidak bebas nilai:
Value bounded:
Transaksional , subjektif
:INTEGRITAS VALUE BOUNDED
OF SOCIAL ACTOR::
Paradigma critical
Aspek Aksiologis
moral budi manusia
to the interests of the powerless
and of “at
at risk”
risk
Bottom up views
Aspek Metodologi
Hermeneutikal, dialektikal:
Interpretasi, verstehen
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Peneliti menempatkan diri sebagai transformative
i t ll t l dengan
intellectual,
d
tujuan
t j
melakukan
l k k kritik
k itik social,
i l
transformasi dan mengkaji social empowerment,
memberi rekomendasi pengambil keputusan
d
dengan
iinformasi
f
i yang dib
dibutuhkan
t hk kh
khususnya
mengupayakan integritas pelayanan publik.
Diharapkan kesadaran mengenai integritas
pelayanan publik, sehingga memiliki impact pada
social policy
policy.
1.mendeskripsikan fakta empiris implementasi
p
p
p
pelayanan publik yang dikaji dari hasil wawancara.
2 Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
2.Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
implemnetasi pelayanan publik dengan fakta
integritas.
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
yang buruk dengan integritas pelayanan publik.
4M
4Menganalisis factor‐faktor yang mempengaruhi
li i f t f kt
hi
implementasi pelayanan publik yang kurang
berintegritas di Pemerintahan Kota Kupang.
5 Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
5.Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
publik yang lebih accountable dan berintegritas.
HASIL PENELITIAN & ANALISIS
Integritas (BAHASA latin dari kata sifat “integer” artinya tidak
rusak,murni, jujur, lurus, dan dapat dipercaya atau diandalkan.
•Integrtas public adalah unsur pokok etika public,
public yang konsepnya
mengacu pada tuntutan perilaku etis..
/tindakan penyelenggara pelayanan public yang sesuai nilai, tujuan demi
mencapaii kesejahteraan
k
j ht
,
•, integritas pelayanan public tidak hanya sekedar perilaku untuk tidak
korupsi, tetapi lebih luas lagi,mengupayakan perwujudan nilai ingeritas
demi perwujudan tujuan terselenggaranya pelayanan public .
KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK KEBUTUHAN
DASAR DAN HAK SIPIL WN. ATAS BARANG PUBLIK, JASA
PUBLIK, LAYANAN ADMINSTRATIF
Pelayanan publik
Yang Berkualitas dan Relevan
ETIKA
PUBLIK
Modalitas
Akuntabilitas,transparansi
N t lit
Netralitas
TINDAKAN
INTEGRITAS
Alur Pikir Terhadap KAJIAN Integritas Pelayanan Publik
Perilaku manusia diawali
dengan proses pemahaman
Pelayanan Publik sbg makna simbolik
dalam suatu interaksi antar actor sosial
Responsivenes
dan efisiensi
Transparansi
p
AKuntabilitas
Kepastian
Hukum
Kekuatan social, budaya, hukum, mental
yang melatar belakangi perilaku Pelayan
Publik/ Rule of The Game
KULTUR PELAYANAN PUBLIK
Implementasi /Wujud
Pelayanan Publik bagi
masyarakat
INTEGRITAS
PELAYANAN PUBLIK
JAMINAN BAGI HAK PUBLIK
Mekanisme
komplain
Adil dan Non
diskriminasi
Partisipasi
masyarakat
Cara mengukur integritas public dapat
terungkap dalam
1.visi, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan
nilai‐nilai atau standar etika, artinya jujur dan
sepenuh hati menjalankan pelayanan public.
2.bersikap adil dan responsive terhadap
2.bersikap adil
responsive terhadap
kebutuhan public.
3k
3.kompeten untuk
t
t k menepati
ti janji
j ji akan
k kewajiban
k
jib
terhadap tanggung jawab jabatannya demi
k
kepentingan
i
public karena
bli k
menghormati
h
i hak‐hak
h kh k
warga negara
• 1.Pejabat Publik harus bertindak sesuai
dengan prinsip‐prinsip dasar yang
g p
pp
p
y g
melegitimasi kekuassaan pemerintah yang
konstitusional dengan menghormati setiap
konstitusional dengan menghormati setiap
warga negara sebagai yang memiliki martabat,
hak asasi dan kesetaraan di muka hokum
hak asasi, dan kesetaraan di muka hokum.
• 2.pejabat public harus menyetujui untuk
menomorduakan keputusan pribadi dengan
menghargai hasil dari proses yang sah secara
menghargai hasil dari proses yang sah secara
hokum dan sesuai dengan pertimbangan
• 3.mereka harus akuntabel terhadap semua
tindakan baik baik terhadap atasan maupun
p
p
public, serta jujur dan tepat ketika
mempertanggungjawabkannya.
mempertanggungjawabkannya
• 4.mereka harus bertindak secara kompetten
dan efektif dalam mencapai tujuan dengan
batas‐batas yang sudah ditetapkan.
• 5,mereka harus menghindari favoritism,
berusaha independen dan objektif dengan
berusaha independen dan objektif dengan
tetap mendasarkan pada alas an‐alasan tepat
d
dan relevan di dalam mengambilkeputusan.
l
di d l
bilk
• 6.mereka setuju untuk menggunakan dana
p
public secara hati‐hati dan efisien untuk
tujuan‐tujuan yang telah disetujui, bukan
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
• 7.mereka harus menjaga kepercayaan dan
legitimasi lembaga‐lembaga negara.
dimensi kualitas pelayanan (Menurut
Lenvinne)
1.Responsiveness atau
1.Responsiveness
atau responsivitas ini mengukur daya tanggap
providers terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi serta
tuntutan customers.
2.Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa proses pemberian pelayanan public itu
public itu
dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan‐ketentuan yang
telah ditetapkan.
3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang
j
seberapa
p besar tingkat
g
kesesuaian antara
menunjukkan
penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran‐ukuran eksternal
yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holders, seperti
nilai dan norma yang berkembang
yang berkembang dalam masyarakat.
masyarakat.
Indikator integritas pelayanan publik
yg buruk
1.Ketidakpuasan masyarakat pada output atau hasil
layanan public, biaya, maupun
public biaya maupun cara pelayanan
2. Termarginalisasinya kepentingan rakyat karena
terdiskriminasi dengan kepentingan elite pemerintahan
elite pemerintahan
dan pejabat‐pejabat yang berkaitan. Orientasi
pelayanan ditujukan bukan pada kepentingan masy.
Sistem birokrasi yang profit oriented dan kurang peka
pada pemenuhan kebutuhan social masyarakat
3 M
3. Munculnya
l
di k i i i dalam
diskriminasi
d l
pelayanan
l
public karena
bli k
factor koruptif dan kolutif. Hal ini dilandaskan pada
Perilaku negative birokrasi
negative birokrasi seperti kekakuan,
kekakuan,
menempatkan diri sebagai penguasa atau budaya
kekuasaan, rantai birokrasi panjang, suap dan pungli
sebagai sesuatu yang dianggap wajar.
Sistem birokrasi yang profit oriented dan
kurang peka pada pemenuhan kebutuhan
kurang peka pada pemenuhan kebutuhan
social masyarakat.
Laporan Masyarakat ke Ombudsman NTT Berdasarkan Instansi
p
:
jjanuari‐Des
2011
Terlapor
No.
Instansi terlapor
Jumlah
1
1.
K
Kepolisian
li i
54
2.
3
4
5
6
7
8
9
Pemerintah Daerah
TNI
Kejaksaan
Peradilan
BPN
BKN
Kementerian Negara
Komisi Komisi
Komisi-Komisi
51
1
7
11
5
2
11
1
10
11
12
13
14
BUMN/BUMD
Yayasan
LSM
g
Profesi
Organisasi
Lain-lain
Jumlah
9
1
1
1
10
165
Klasifikasi Laporan Masyarakat Berdasarkan Substansi Laporan
Substansi Laporan
Jumlah
1
Penundaan berlarut
37
2
Tidak memberikan pelayanan
19
3
Penyalahgunaan Wewenang
32
Permintaan uang, barang dan
4
jasa
7
5
Penyimpangan prosedur
20
6
Tidak patut
12
7
Berpihak
8
8
Tidak kompeten
30
Jumlah
165
DANA UTK ANAK PENYANDANG GIZI
DANA
UTK ANAK PENYANDANG GIZI
BURUK ? PENGAWASAN APBD?
TEMUAN –TEMUAN LSM
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS
• 1.PENGAWASAN
‐peningkatan integritas pelayanan public sangat
dipengaruhi oleh aspek pengawasan
dipengaruhi oleh aspek pengawasan
internal/pengawasan melekat maupun
pengawasan eksternal .
k
l
• Aspek laporan masyarakat ini menyediakan
p
p
y
y
‘valuable information” mengenai pentingnya
perubahan kebijakan birokrasional
perubahan kebijakan birokrasional.
• Masyarakat, LSM maupun media, DAN Ombudsman
dapat melakukan share the common goal of serving
the public.
2. CONFLICT OF INTEREST DLM PERILAKU
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
Perilaku penyelenggara pelayanan public ini
dipengaruhi / bersumber dari factor internal
maupun factor eksternal. Faktor internal
seperti kebutuhan, motivasi kerja, insentif .
Faktor eksternal seperti tekanan dari atasan
atau bahkan system yang memunculkan
k
kerentanan
rendahnya
d h
k l
kualitas
pelayanan
l
public karena kurang berpihak pada hak‐hak
dasar masyarakat.
3. Konteks norma social dan budaya,
3
budaya dan nilai‐
nilai organisasi yang dianut.
• Bersifat tertutup terhadap perubahan dan
tuntutan
masyarakat
y
dengan
g
perspekitif
p
p
emansipasi
masyarakat birokrasi yang unresponsive dan
tudak
berwawasan hukum demokratis dan
berkeadilan menuju kesejahteraan.
Kurangnya
Integritas dalam etika individual
maupun etika
tik organisasi
i i pelayanan
l
publik.
blik
PROYEKSI :integrity culture
INTEGIRTY CULTURE REFORM
LEGAL SUBSTANTIAL REFORM,
LEGAL STRUCTURE REFORM.
T O ENFORCE MORAL PRINCIPLE
INCLUDES SENSITIVITY
THE SOCIAL IMPLICATIONS OF ENFORCING MORALS
USEFUL IN FORMULATION
USEFUL
IN FORMULATION
AND IMPLEMENTATION OF SOCIAL POLICY
AND IN THE EVALUATION OF CURRENT POLICIES
solusi
• in The contect of accountability of public
administration and sustainable development
administration and sustainable development.
IIntegrity culture (Pendidikan
t it
lt
(P didik integritas
i t it
dan internalissi nilai
Penguatan
modalitas : :
transparansi,
akuntabilitas,
responsiveness
The Role of civil
society
LEGAL SUBSTANCE
AND LEGAL
STRCTURE REFROM
(REFORMASI
BIROKRASI DAN
REGULASI
PENGAWASAN :
PENGUATAN
KELEMBAGAANPEN
GAWASAN ,
MEKANISME ,
SANKSI
BIROCRACY
• CONTROLLABILITY AND RESPONSIVENESS OF
INSTITUTION
INSTITUTION
• PERGESERAN PARADIGMA DARI RULE
GOVERNMENT KE PARADIGMA GOOD
GOVERNANCE
• ACCOUNTABILITY,TRANSPARENCY,RESPONSIVE
,
,
NESS
TO DESCRIBE PUBLIC FACE OF
TO
DESCRIBE PUBLIC FACE
OF
PUBBLIC SERVANT INTEGRITY
PERBAIKAN KUALITAS /MUTU
PENYELENGGARAAN
• penetapan standar pelayanan bagi seluruh
dinas/badan/unit/BUMD yang melaksanakan
y g
tugas pelayanan komitmen penyelenggara
pelayanan penyelenggara pelayanan
pelayanan penyelenggara pelayanan.
• pengembangan standard operating
procedures (SOP).
(
)
• pengembangan system pengelolaan
pengembangan system pengelolaan
pengaduan
• restrukturisasi birokrasi
t kt i i bi k i
SOCIETY
TO BUILD INTEGRITY (FORMAL AND NON
FORMAL EDUCATIONS).
INSPECTION BY SOCIETY
ACCES TO JUSTICE AND FAIR TREATMENT FOR
SOCIETY.
SOCIETY
REVITALIZATION CIVIL SOCIETY participatory,
empowering and sustainable
empowering, and sustainable.
THE ASSAULT ON CORUPPTION BEHAVIOR
VIGILANT CITIZENRY
THE ROLE OF CIVIL SOCIETY
• citizens were again being soughts as
policymarker, as reformers, and as
deliverers of direct services
• Strengthening Civil society
Strengthening Civil society’ss capacity to
capacity to
promote Democratic Governance
• Civil society institution represent
p
particular constituencies, they organize
,
y g
around and articulate particular interests
and value system
and value system.
KESIMPULAN
1. Implementasi pelayanan publik di Kota Kupang
:masih adanya sikap secretive ketika berhadapan
dengan masyarakat.Wajah
masyarakat Wajah pelayanan publik di mata
masyarakat Kupang masih diwarnai oleh tuduhan
di k i i if
diskriminatif,,
tertutup,
unresponsive
i
THD
kebutuhan sosial masy.
2. Akar masalah kurangnya integritas pelayanan
publik terkait dengan fenomena korupsi yang
membudaya dalam birokrasi akibat kultur yang
memarginalkan
i lk
masyarakat
k t dan
d
mengutamakan
t
k
profit oriented demi keuntungan serta timpangnya
struktur politik sehingga rakyat kehilangan kontrol
atas birokrasi.
rekomendasi
• Integritas melalui paradigma kerakyatan
g
p
g
y
dimensi acces to justice ,”to achieve better
substantive goal of Public service etika
substantive goal of Public service etika
individu dan etika organisasi.
• paradigma kerakyatan memberikan adanya
d
k k
b k
d
suatu partisipasi publik, pengawasan publik
yang mengegaliterkan suatu kekuasaan,
supaya lebih dirasa populis dan humanis.
supaya lebih dirasa populis dan humanis.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
IMPLEMENTASI
PELAYANAN PUBLIK
BERINTEGRITAS
DALAM PEMERINTAHAN
(STUDI KASUS DI KOTA KUPANG PROVINSI
(STUDI KASUS DI KOTA KUPANG PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR)
OLEH:
• DR. C. MAYA INDAH S., S.H., M.HUM
DR C MAYA INDAH S S H M HUM
• THEO F. LITAAY, S.H., LL.M. (Ph.D cand.)
Didukung oleh : TIRI USAID, KEMITRAAN,
TIRI USAID KEMITRAAN
UNIV.PARAMADINA
REALITAS KEPRIHATINAN
Birokrasi pelayanan publik yang patologis,
• dipengaruhi oleh integritas pelakunya
dipengaruhi oleh integritas pelakunya
• Sumber dari adanya penyelewengan birokrasi
publik karena :
bl k k
o pengabaian batasan konstitusi melalui
pengabaian batasan konstitusi melalui
penyelahgunaan wewenang ,
o ketertutupan dari birokrasi, dan terkooptasinya
k t t t
d i bi k i d t k
t i
birokrasi dengan kekuasaan yang hanya bersifat
pragmatis dan tidak memihak publik.
• Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa ,
Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa
dan bukan sebagai pelayan.
• The public service process is geared largely to
serve the requirements of the upper strata.
q
f
pp
• masyarakat diposisikan sebagai pihak yang
k di i ik
b i ih k
menduduki ‘ketakberdayaan masyarakat’
.Karakter paradigma civil (civilian paradigm)
masih kurang menjadi bagian dari
masih kurang menjadi bagian dari
akuntabilitas pelayanan publik integritas
???????
Pentingnya integritas
Pentingnya integritas
• Akuntabilitas pelayanan publik nampak dalam
p
perfomasi birokrasi yang berdimensi
y g
kerakyataan melalui paradigma moral yakni
integritas pelayanan public
integritas pelayanan public.
• mengedepankan asas‐asas pelayanan publik
• Tercapainya pelayanan publik berkualitas demi
tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
(welfare state).
Mengapa Kupang ?
Mengapa Kupang ?
• Salah satu wilayah termiskin di Indonesia
• Peringkat korupsi tinggi.
Peringkat korupsi tinggi.
METODE PENELITIAN
Inti Masalah
1. bagaimana
kultur
birokrasi
pelayanan
publik di Kota
Kupang
2. Bagaimana
membangun
birokrasi
berintegritas?
Masy pengguna, 9
LSM,
OMBUDSMAN, YLKI
Jenis Penelitian
Kualitatif
DATA : Interpretasi
dari aktor social yang
berinteraksi
KEY
KEY
INFORMAN
Komplain
y
,
masyarakat,
“public face.
Of public
service
birocracy
Implemntasi
pelayanan
publik
berintegritas
dan faktor yg
mempenga
ruhinya
Pengumpulan data :
wawancara
Teknik
k k analisis
l
d
data : induktif,
d k f
verstehen
model interaktif :reduksi data,
penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi (Miles,
Huberman)
Dinas PPO,
kesehatan,
kesehatan,
perijinan,
RSU, RSUD
Bagaimana
implementasi
asas‐asas
pelayanan publik
Paradigma Penelitian
Paradigma Penelitian
Aspek Ontologis:
REALITAS VIRTUAL INTEGRITAS
Learning from social actor
Aspek
p epistemologis:
p
g
Tidak bebas nilai:
Value bounded:
Transaksional , subjektif
:INTEGRITAS VALUE BOUNDED
OF SOCIAL ACTOR::
Paradigma critical
Aspek Aksiologis
moral budi manusia
to the interests of the powerless
and of “at
at risk”
risk
Bottom up views
Aspek Metodologi
Hermeneutikal, dialektikal:
Interpretasi, verstehen
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Peneliti menempatkan diri sebagai transformative
i t ll t l dengan
intellectual,
d
tujuan
t j
melakukan
l k k kritik
k itik social,
i l
transformasi dan mengkaji social empowerment,
memberi rekomendasi pengambil keputusan
d
dengan
iinformasi
f
i yang dib
dibutuhkan
t hk kh
khususnya
mengupayakan integritas pelayanan publik.
Diharapkan kesadaran mengenai integritas
pelayanan publik, sehingga memiliki impact pada
social policy
policy.
1.mendeskripsikan fakta empiris implementasi
p
p
p
pelayanan publik yang dikaji dari hasil wawancara.
2 Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
2.Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
implemnetasi pelayanan publik dengan fakta
integritas.
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
yang buruk dengan integritas pelayanan publik.
4M
4Menganalisis factor‐faktor yang mempengaruhi
li i f t f kt
hi
implementasi pelayanan publik yang kurang
berintegritas di Pemerintahan Kota Kupang.
5 Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
5.Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
publik yang lebih accountable dan berintegritas.
HASIL PENELITIAN & ANALISIS
Integritas (BAHASA latin dari kata sifat “integer” artinya tidak
rusak,murni, jujur, lurus, dan dapat dipercaya atau diandalkan.
•Integrtas public adalah unsur pokok etika public,
public yang konsepnya
mengacu pada tuntutan perilaku etis..
/tindakan penyelenggara pelayanan public yang sesuai nilai, tujuan demi
mencapaii kesejahteraan
k
j ht
,
•, integritas pelayanan public tidak hanya sekedar perilaku untuk tidak
korupsi, tetapi lebih luas lagi,mengupayakan perwujudan nilai ingeritas
demi perwujudan tujuan terselenggaranya pelayanan public .
KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK KEBUTUHAN
DASAR DAN HAK SIPIL WN. ATAS BARANG PUBLIK, JASA
PUBLIK, LAYANAN ADMINSTRATIF
Pelayanan publik
Yang Berkualitas dan Relevan
ETIKA
PUBLIK
Modalitas
Akuntabilitas,transparansi
N t lit
Netralitas
TINDAKAN
INTEGRITAS
Alur Pikir Terhadap KAJIAN Integritas Pelayanan Publik
Perilaku manusia diawali
dengan proses pemahaman
Pelayanan Publik sbg makna simbolik
dalam suatu interaksi antar actor sosial
Responsivenes
dan efisiensi
Transparansi
p
AKuntabilitas
Kepastian
Hukum
Kekuatan social, budaya, hukum, mental
yang melatar belakangi perilaku Pelayan
Publik/ Rule of The Game
KULTUR PELAYANAN PUBLIK
Implementasi /Wujud
Pelayanan Publik bagi
masyarakat
INTEGRITAS
PELAYANAN PUBLIK
JAMINAN BAGI HAK PUBLIK
Mekanisme
komplain
Adil dan Non
diskriminasi
Partisipasi
masyarakat
Cara mengukur integritas public dapat
terungkap dalam
1.visi, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan
nilai‐nilai atau standar etika, artinya jujur dan
sepenuh hati menjalankan pelayanan public.
2.bersikap adil dan responsive terhadap
2.bersikap adil
responsive terhadap
kebutuhan public.
3k
3.kompeten untuk
t
t k menepati
ti janji
j ji akan
k kewajiban
k
jib
terhadap tanggung jawab jabatannya demi
k
kepentingan
i
public karena
bli k
menghormati
h
i hak‐hak
h kh k
warga negara
• 1.Pejabat Publik harus bertindak sesuai
dengan prinsip‐prinsip dasar yang
g p
pp
p
y g
melegitimasi kekuassaan pemerintah yang
konstitusional dengan menghormati setiap
konstitusional dengan menghormati setiap
warga negara sebagai yang memiliki martabat,
hak asasi dan kesetaraan di muka hokum
hak asasi, dan kesetaraan di muka hokum.
• 2.pejabat public harus menyetujui untuk
menomorduakan keputusan pribadi dengan
menghargai hasil dari proses yang sah secara
menghargai hasil dari proses yang sah secara
hokum dan sesuai dengan pertimbangan
• 3.mereka harus akuntabel terhadap semua
tindakan baik baik terhadap atasan maupun
p
p
public, serta jujur dan tepat ketika
mempertanggungjawabkannya.
mempertanggungjawabkannya
• 4.mereka harus bertindak secara kompetten
dan efektif dalam mencapai tujuan dengan
batas‐batas yang sudah ditetapkan.
• 5,mereka harus menghindari favoritism,
berusaha independen dan objektif dengan
berusaha independen dan objektif dengan
tetap mendasarkan pada alas an‐alasan tepat
d
dan relevan di dalam mengambilkeputusan.
l
di d l
bilk
• 6.mereka setuju untuk menggunakan dana
p
public secara hati‐hati dan efisien untuk
tujuan‐tujuan yang telah disetujui, bukan
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
• 7.mereka harus menjaga kepercayaan dan
legitimasi lembaga‐lembaga negara.
dimensi kualitas pelayanan (Menurut
Lenvinne)
1.Responsiveness atau
1.Responsiveness
atau responsivitas ini mengukur daya tanggap
providers terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi serta
tuntutan customers.
2.Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa proses pemberian pelayanan public itu
public itu
dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan‐ketentuan yang
telah ditetapkan.
3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang
j
seberapa
p besar tingkat
g
kesesuaian antara
menunjukkan
penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran‐ukuran eksternal
yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holders, seperti
nilai dan norma yang berkembang
yang berkembang dalam masyarakat.
masyarakat.
Indikator integritas pelayanan publik
yg buruk
1.Ketidakpuasan masyarakat pada output atau hasil
layanan public, biaya, maupun
public biaya maupun cara pelayanan
2. Termarginalisasinya kepentingan rakyat karena
terdiskriminasi dengan kepentingan elite pemerintahan
elite pemerintahan
dan pejabat‐pejabat yang berkaitan. Orientasi
pelayanan ditujukan bukan pada kepentingan masy.
Sistem birokrasi yang profit oriented dan kurang peka
pada pemenuhan kebutuhan social masyarakat
3 M
3. Munculnya
l
di k i i i dalam
diskriminasi
d l
pelayanan
l
public karena
bli k
factor koruptif dan kolutif. Hal ini dilandaskan pada
Perilaku negative birokrasi
negative birokrasi seperti kekakuan,
kekakuan,
menempatkan diri sebagai penguasa atau budaya
kekuasaan, rantai birokrasi panjang, suap dan pungli
sebagai sesuatu yang dianggap wajar.
Sistem birokrasi yang profit oriented dan
kurang peka pada pemenuhan kebutuhan
kurang peka pada pemenuhan kebutuhan
social masyarakat.
Laporan Masyarakat ke Ombudsman NTT Berdasarkan Instansi
p
:
jjanuari‐Des
2011
Terlapor
No.
Instansi terlapor
Jumlah
1
1.
K
Kepolisian
li i
54
2.
3
4
5
6
7
8
9
Pemerintah Daerah
TNI
Kejaksaan
Peradilan
BPN
BKN
Kementerian Negara
Komisi Komisi
Komisi-Komisi
51
1
7
11
5
2
11
1
10
11
12
13
14
BUMN/BUMD
Yayasan
LSM
g
Profesi
Organisasi
Lain-lain
Jumlah
9
1
1
1
10
165
Klasifikasi Laporan Masyarakat Berdasarkan Substansi Laporan
Substansi Laporan
Jumlah
1
Penundaan berlarut
37
2
Tidak memberikan pelayanan
19
3
Penyalahgunaan Wewenang
32
Permintaan uang, barang dan
4
jasa
7
5
Penyimpangan prosedur
20
6
Tidak patut
12
7
Berpihak
8
8
Tidak kompeten
30
Jumlah
165
DANA UTK ANAK PENYANDANG GIZI
DANA
UTK ANAK PENYANDANG GIZI
BURUK ? PENGAWASAN APBD?
TEMUAN –TEMUAN LSM
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS
• 1.PENGAWASAN
‐peningkatan integritas pelayanan public sangat
dipengaruhi oleh aspek pengawasan
dipengaruhi oleh aspek pengawasan
internal/pengawasan melekat maupun
pengawasan eksternal .
k
l
• Aspek laporan masyarakat ini menyediakan
p
p
y
y
‘valuable information” mengenai pentingnya
perubahan kebijakan birokrasional
perubahan kebijakan birokrasional.
• Masyarakat, LSM maupun media, DAN Ombudsman
dapat melakukan share the common goal of serving
the public.
2. CONFLICT OF INTEREST DLM PERILAKU
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
Perilaku penyelenggara pelayanan public ini
dipengaruhi / bersumber dari factor internal
maupun factor eksternal. Faktor internal
seperti kebutuhan, motivasi kerja, insentif .
Faktor eksternal seperti tekanan dari atasan
atau bahkan system yang memunculkan
k
kerentanan
rendahnya
d h
k l
kualitas
pelayanan
l
public karena kurang berpihak pada hak‐hak
dasar masyarakat.
3. Konteks norma social dan budaya,
3
budaya dan nilai‐
nilai organisasi yang dianut.
• Bersifat tertutup terhadap perubahan dan
tuntutan
masyarakat
y
dengan
g
perspekitif
p
p
emansipasi
masyarakat birokrasi yang unresponsive dan
tudak
berwawasan hukum demokratis dan
berkeadilan menuju kesejahteraan.
Kurangnya
Integritas dalam etika individual
maupun etika
tik organisasi
i i pelayanan
l
publik.
blik
PROYEKSI :integrity culture
INTEGIRTY CULTURE REFORM
LEGAL SUBSTANTIAL REFORM,
LEGAL STRUCTURE REFORM.
T O ENFORCE MORAL PRINCIPLE
INCLUDES SENSITIVITY
THE SOCIAL IMPLICATIONS OF ENFORCING MORALS
USEFUL IN FORMULATION
USEFUL
IN FORMULATION
AND IMPLEMENTATION OF SOCIAL POLICY
AND IN THE EVALUATION OF CURRENT POLICIES
solusi
• in The contect of accountability of public
administration and sustainable development
administration and sustainable development.
IIntegrity culture (Pendidikan
t it
lt
(P didik integritas
i t it
dan internalissi nilai
Penguatan
modalitas : :
transparansi,
akuntabilitas,
responsiveness
The Role of civil
society
LEGAL SUBSTANCE
AND LEGAL
STRCTURE REFROM
(REFORMASI
BIROKRASI DAN
REGULASI
PENGAWASAN :
PENGUATAN
KELEMBAGAANPEN
GAWASAN ,
MEKANISME ,
SANKSI
BIROCRACY
• CONTROLLABILITY AND RESPONSIVENESS OF
INSTITUTION
INSTITUTION
• PERGESERAN PARADIGMA DARI RULE
GOVERNMENT KE PARADIGMA GOOD
GOVERNANCE
• ACCOUNTABILITY,TRANSPARENCY,RESPONSIVE
,
,
NESS
TO DESCRIBE PUBLIC FACE OF
TO
DESCRIBE PUBLIC FACE
OF
PUBBLIC SERVANT INTEGRITY
PERBAIKAN KUALITAS /MUTU
PENYELENGGARAAN
• penetapan standar pelayanan bagi seluruh
dinas/badan/unit/BUMD yang melaksanakan
y g
tugas pelayanan komitmen penyelenggara
pelayanan penyelenggara pelayanan
pelayanan penyelenggara pelayanan.
• pengembangan standard operating
procedures (SOP).
(
)
• pengembangan system pengelolaan
pengembangan system pengelolaan
pengaduan
• restrukturisasi birokrasi
t kt i i bi k i
SOCIETY
TO BUILD INTEGRITY (FORMAL AND NON
FORMAL EDUCATIONS).
INSPECTION BY SOCIETY
ACCES TO JUSTICE AND FAIR TREATMENT FOR
SOCIETY.
SOCIETY
REVITALIZATION CIVIL SOCIETY participatory,
empowering and sustainable
empowering, and sustainable.
THE ASSAULT ON CORUPPTION BEHAVIOR
VIGILANT CITIZENRY
THE ROLE OF CIVIL SOCIETY
• citizens were again being soughts as
policymarker, as reformers, and as
deliverers of direct services
• Strengthening Civil society
Strengthening Civil society’ss capacity to
capacity to
promote Democratic Governance
• Civil society institution represent
p
particular constituencies, they organize
,
y g
around and articulate particular interests
and value system
and value system.
KESIMPULAN
1. Implementasi pelayanan publik di Kota Kupang
:masih adanya sikap secretive ketika berhadapan
dengan masyarakat.Wajah
masyarakat Wajah pelayanan publik di mata
masyarakat Kupang masih diwarnai oleh tuduhan
di k i i if
diskriminatif,,
tertutup,
unresponsive
i
THD
kebutuhan sosial masy.
2. Akar masalah kurangnya integritas pelayanan
publik terkait dengan fenomena korupsi yang
membudaya dalam birokrasi akibat kultur yang
memarginalkan
i lk
masyarakat
k t dan
d
mengutamakan
t
k
profit oriented demi keuntungan serta timpangnya
struktur politik sehingga rakyat kehilangan kontrol
atas birokrasi.
rekomendasi
• Integritas melalui paradigma kerakyatan
g
p
g
y
dimensi acces to justice ,”to achieve better
substantive goal of Public service etika
substantive goal of Public service etika
individu dan etika organisasi.
• paradigma kerakyatan memberikan adanya
d
k k
b k
d
suatu partisipasi publik, pengawasan publik
yang mengegaliterkan suatu kekuasaan,
supaya lebih dirasa populis dan humanis.
supaya lebih dirasa populis dan humanis.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH