UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTHINK-PAIR-SHARE DENGAN COURSE REVIEW HORAY | Layaliyana | Tata Arta 9251 19676 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 121-131
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan
Course Review Horay. Agustus, 2016.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI
KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTHINK-PAIR-SHARE
DENGAN COURSE REVIEW HORAY
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, Dini Octoria*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Indonesia
liyanaliyana93@gmail.com
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the learning activities of the students in
Grade XI IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi* in Academic Year 2015/2016
through the combination between the cooperative learning model of the think-pair-share type
and the course review horay learning model.This research used the classroom action
research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namelyplanning,
implementation, observation and interpretation, and analysis and reflection. Its subjects were
the students as many as 32 in Grade XI IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi*.
The sources of the data were a teacher and students. The data were collected through
observation, in-depth interview, and documentation. The observation was aimed to observe
the improvement of the students’ learning activities, the interview was aimed to investigate
the students’ response to the actions executed, and the documentation was aimed to collect
the supporting data. The data were validated by using the data and method triangulations and
analyzed by using the descriptive comparative technique of analysis.The results of research
show that the combination the cooperative learning model of the think-pair-share type and
the course review horay learning model can improve the students’ learning activities from
Pre-cycle through Cycle II. In Pre-cycle the students’ learning activities were not optimal.
The percentage of the students who were active in the learning activities was only 45.63%.
Following the treatment, it became 69.38% in Cycle I and 83.75 in Cycle II. The stipulated
indicator of performance for the students’ activeness in the learning activities was 80%.Thus,
the combination the cooperative learning model of the think-pair-share type and the course
review horay learning model can improve the learning activities of the students in Grade XI
IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi* in 2015/2016.
Keywords: Think-pair-share type, course review horay, learning activities
122 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS
3 SMA Negeri 1 Pelangi*Tahun 2015/2016 melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dengan course review horay.Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan prosedur penelitian untuk masig-masing siklus
meliputi empat tahap, yaituperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interprestasi, dan analisis dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 3 SMA
Negeri 1 Pelangi* yang berjumlah 32 siswa.Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Observasi untuk
mengamati peningkatan aktivitas belajar siswa, wawancara untuk mengetahui respon terhadap
tindakan yang dilakukan, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
pendukung.Teknik validitas data menggunakan menggunakan teknik trangulasi data dan
triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dengan course review horay dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan aktivitas belajar siswa
belum optimal, hanya 45,63% siswa yang aktif. Penelitian ini menetapkan indikator kinerja
sebesar 80%. Pada siklus I diperoleh presentase aktivitas belajar siswa meningkat sebesar
69,38% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi sebesar 83,75%.Simpulan penelitian ini
adalah melalui kombinasi model pembelajaran tipe kooperatif think-pair-share dengan course
review horay dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1
Pelangi* tahun 2015/2016.
Kata Kunci: Model think-pair-share, course review horay, aktivitas belajar
*) SMA Pelangi merupakan nama samaran
PENDAHULUAN
Tahun 2015 mulailah era Masyarakat
pendidikan suatu negara tersebut memiliki
economics
kualitas yang baik. Menurut Kunandar (2011: 1),
community) atau MEA. Negara-negara di
kualitas pendidikan Indonesia tergolong masih rendah
wilayah asia tenggara ikut terlibat dalam
dikarenakan oleh beberapa faktor. Pertama, lulusan dari
menghadapi era MEA. Indonesia adalah
sekolah atau perguruan tinggi yang belum
salah satu negara di wilayah asean yang ikut
siap memasuki dunia kerja karena minimnya
serta
dunia
kompetensi yang dimiliki. Kedua, peringkat
perantara
Human Development Index (HDI) Indonesia
persaingan dalam menghadapi MEA adalah
yang masih rendah ( tahun 2004 peringkat 111 dari
melalui dunia pendidikan.
1117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah
Pendidikan di suatu negara memegang
vietnam
peranan penting bagi negaranya karena
laporanInternational Education Achievment
suatu negara dapat mencapai kemajuan jika
(IEA) bahwa kemampuan membaca siswa
Ekonomi
Asean
dalam
internasional.Salah
(asean
bersaing
satu
di
dengan
peringkat
108).
Ketiga,
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 123
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
SD di Indonesia diurutan 38 dari 39 negara
komponen tersebut saling berkaitan dan
yang disurvei. Keempat, mutu akademik antar
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
bangsa melalui Programme for International Student
terpisahkan.
Asessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa
Dalam proses pembelajaran tersebut,
dari 41 negara yang disurvei untuk bidang
guru memegang peranan penting. Menurut
IPA, Indonesia menempati peringkat 38,
Sanjaya (2009: 19), peran guru adalah
sementara untuk bidang matematika dan
sebagai
kemampuan membaca menempati peringkat
demonstrator, pembimbing dan evaluator.
39. Kelima, laporan World Competitiveness
Guru tidak hanya memberikan ilmu yang
Yearbook tahun 2000, daya saing SDM
matang langsung kepada siswa, namun guru
Indonesia berada pada posisi 46 dari 47
membimbing
negara
posisi
konsep pengetahuan yang akan diterimanya,
dianggap
kemudian diarahkan ke pembahasan ilmu
yang disurvei.
Perguruan
Tinggi
Keenam,
Indonesia
favorit, seperti universitas Indonesia dan
tersebut.
Universitas Gajah Mada hanya menempati
Guru
sumber
belajar,
siswa
merupakan
pengelola,
tersebut
mengenal
kreator
proses
posisi ke 61 dan 68 dari 77 perguruan tinggi
pembelajaran, yang artinya seorang guru
di
harus mampu mengembangkan suasana
Asia
(Asiaweek,
ketertinggalan
bangsa
2000).Ketujuh,
Indonesia
dalam
kelas bebas bagi siswa untuk mengkaji apa
bidang IPTEK dibandingkan dengan negara
yang menarik dan mampu mengekspresikan ide-
tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan
ide dan kreativitasnya dalam batas-batas
Thailand.
norma-norma
Proses pembelajaran sangat menentukan
kualitas
pendidikan.
ditegakkan
secara
konsisten. Selama ini guru masih menggunakan
Indriana
konsep strategi pembelajaran ekspositori. Strategi
(2011: 20), dalam proses pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran
terdapat sistem yang harus kita perhatikan
yang
dengan
dikatakan
penyampaian materi secara verbal dari
sebagai sistem karena didalamnya memiliki
seorang guru kepada sekelompok siswa
komponen-komponen yang saling berkaitan
dengan maksud agar siswa dapat menguasai
satu sama lain dalam rangka mencapai
materi secara optimal (Sanjaya, 2009: 177).
tujuan yang telah ditentukan. Komponen
Metode ceramah merupakan salah satu
tersebut terdiri atas tujuan, materi, metode,
contoh dari strategi pembelajaran ini.Metode
media,
ini memang tidak bisa dipisahkan dari
baik.
dan
Menurut
yang
Pembelajaran
evaluasi.Masing-masing
menekankan
kepada
proses
124 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
proses belajar mengajar karena ada saatnya
masih
guru harus menjelaskan materi di depan
menunjukkan bahwa hanya 45,63% siswa
kelas agar siswanya
dapat memahami
aktif di dalam kelas. Keaktifansiswa yang
mengenai materi tersebut. Namun apabila
cenderung masih rendah ini terlihat ketika
metode ini terlalu sering digunakan bahkan
siswa harus dipaksa terlebih dahulu dalam
sudah menjadi suatu kebiasaan dan tidak ada
mengajukanidepadaguru,memberikantangga
variasi metode lain maka akan menimbulkan
panataukomentar
suasana kelas yang membosankan dan tidak
terhadapsiswalain,bertanyakepadagurutentan
melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini
gmateriyangdisampaikan, dan menyanggah
guru
atau menyetujui pernyataan dari teman.
dituntut
kreativitasnya
untuk
dalam
mengembangkan
memilih
dan
rendah.
Hasil
observasi
juga
Majid (2013:193) mengemukakan bahwa
menggunakan model pembelajaran yang
“Keberhasilan
melibatkan keaktifan siswa dan menciptakan
pembelajaran sangat tergantung pada cara
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
guru
implementasi
menggunakan
strategi
metodepembelajaran
Diperlukan inovasi metode pembelajaran
karena suatu strategi pembelajran hanya
untuk meningkatkan aktivitas siswa dan
mungkin dapat diimplementasikan melalui
menciptakan
penggunaan metode pembelajaran”.
pengajaran
yang
efektif.Penggunaan metode pembelajaran
Pada kenyatannya guru lebih senang
yang variatif dapat mengatasi permasalahan-
menggunakan
permasalahan yang sering terjadi di dalam
konvensional metode ceramah karena tidak
kelas, seperti rendahnya aktifitas siswa,
harus menyiapkan media, alat, dan dirasa
motivasi belajar siswa maupun prestasi
lebih mudah untuk guru. Padahal metode ini
belajar siswa.Agar siswa dapat belajar
tidak dapat meningkatkan ketrampilan dan
dengan baik, maka metode mengajar harus
kreatifitas siswa untuk mengembangkan
diusahakan yang setepat, efisien dan efektif
ilmu pengetahuannya. Untuk itu, guru perlu
mungkin (Slameto, 2010: 65).
menerapkan suatu model pembelajaran yang
Untuk menguasai dan memahami materi
model
pembelajaran
dapat mengatasi kesulitan siswa dalam
akuntansi diperlukan keaktifan siswa agar
belajar.Dalam
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam
kesulitan siswa, guru harus menerapkan
proses pembelajaran aktif, siswa dituntut
strategi
untuk selalu bertanya, menjawab, maupun
sehingga penyampaian materi pembelajaran
berpendapat. Berdasarkan wawancara dengan
dapat
guru akuntansi SMA Negeri 1Pelangi, siswa
Pembelajaran yang menyenangkan akan
kelas XI IIS 3 tingkat aktivitas belajar siswa
membangkitkan minat siswa, sehingga siswa
usaha
tertentu
berlangsung
untuk
dalam
mengatasi
pembelajaran
secara
optimal.
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 125
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
akan lebih aktif dalam mengikuti proses
hubungan
pembelajaran. Banyak cara bagi seorang
mempengaruhi prestasi akademik siswa.
guru
untuk
menyampaikan
materi
sosial
Aktivitas
yang
belajar
pada
siswa
akhirnya
merupakan
pembelajaran yang membuat siswa merasa
segala aktivitas yang dilakukan siswa dalam
senang, diantaranya dengan menggunakan
kegiatan pembelajaran, baik aktivitas fisik
inovasi
Model
maupun psikis dimana kedua aspek tersebut
akan
saling mendukung demi terciptanya iklim
membangkitkan minat siswa sehingga siswa
belajar yang aktif dan pembelajaran yang
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
optimal.Indikator yang digunakan untuk
model
pembelajaran
pembelajaran.
yang
inovatif
Tujuan yang hendak dicapai dalam
mengukur aktivitas belajar siswa dengan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
berpedoman
aktivitas belajar siswa melalui kombinasi
(2011:101) yaitu: (1) Visual Aktivities, yang
model pembelajaran kooperatif tipe Think-
termasuk di dalamnya yaitu: membaca,
Pairs-Share (TPS) dengan Course Review
mempraktekkan, demontrasi, percobaan, (2)
Horay (CRH) padakelas XI IIS 3 SMA
Oral Aktivities, yang termasuk di dalamnya
Negeri 1 Pelangi tahun 2014/2015.
yaitu: menyatukan, merumuskan, bertanya,
Beberapa
penelitian
Diedrich
dalam
Sardiman
menunjukkan
memberi saran, mengeluarkan pendapat,
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
wawancara, diskusi, (3) Listening Aktivities,
think-pair-share dan course review horay
seperti: mendengarkan uraian, percakapan,
dapat
diskusi, musik, pidato, (4) Mental Aktivities,
digunakan
untuk
meningkatkan
aktivitas belajas siswa. Kusuma & Aisyah
yang
(2012)
memecahkan
menyatakan
bahwa
model
termasuk
di
dalamnya
masalah,
yaitu:
menganalisis,
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
mengambil keputusan, dan (5) Emotional
share dapat meningkatkan aktivitas belajar
Aktivities, yang termasuk di dalamnya yaitu:
siswa, siswa juga memberikan respon positif
antusias, bergembira, bersemangat, berani,
terhadap implementasi model pembelajaran
tenang, gugup.
ini. Sugandi & Rahayu (2012) menunjukkan
Majid (2013:191) menjelaskan bahwa
bahwa course review horay tidak hanya
model pembelajaran Think Pair Shared
menginginkan
belajar
memiliki prosedur yang ditetapkan secara
keterampilan da nisi akademik, tetapi juga
eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak
melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan
kepada siswa untuk berfikir, menjawab, dan
siswa
untuk
saling membantu satu sama lain. Think-
126 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Pair-Share memilikitiga langkah utamanya
yang telah dilengkapi nomor (Huda, 2013:
yang
229). Tiga konsep sentral yang menjadi
dilaksanakan
dalam
proses
pembelajaran, yaitu (1) Think (berpikir).
karakteristik
Pada
dikemukakan
langkah
ini,
pertama-tama
guru
pembelajaran
Slavin
sebagaimana
(1995),
yaitu:(1)
memancing siswa melalui suatu pertanyaan
Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini
permasalahan. Guru mengajak siswa untuk
diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria
berpikir mengenai permasalahan tersebut
yang ditentukan, (2) Pertanggungjawaban individu,
untuk beberapa saat, (2) Pair (berpasangan).
pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada
Pada langkah ini, siswa dapat mencari teman
aktivitas anggota kelompok yang saling
berpasangan untuk memecahan permaslahan
membantu dalam belajar, (3) Kesempatan
yang
dapat
yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik
berpasangan dengan teman sebangkunya
yang berprestasi rendah atau tinggi sama-
untuk lebih mengefektifkan waktu selama
sama
pembelajaran.
berhasil dan melakukan yang terbaik bagi
diberikan
bertukar
terbaik
atau
dapat
saling
pendapat
guna
pemecahan
menurut
(berbagi).
Siswa
Pasangan
ide
memperoleh
tadi.
Pada
masalah
keduanya,
langkah
(3)
ini,
yang
Share
tiap-tiap
memperoleh
kesempatan
untuk
kelompoknya (Isjoni, 2009: 33)
Berdasarkan
uraian
diajukan
hipotesis
berikut:
Kombinasi
di
atas
penelitian
maka
sebagai
modelpembelajaran
pasangan dapat membagikan hasil pemikiran
kooperatif tipe Think-Pairs-Share (TPS)
mereka kepada teman lain dan kelas.
dengan Course Review Horay (CRH) dapat
Teknisnya, guru dapat memanggil tiap
meningkatkan
pasangan kedepan kelas untuk berbagi
padakelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Pelangi
solusi, mendatangi tiap pasangan, atau
tahun 2015/2016.
mempersilahkan
tiap
pasangan
yang
mengajukan diri; dan lainya.
Course Review Horay (CRH) merupakan
aktivitas
belajar
siswa
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian
dapat
tindakan kelas (PTK) yang di lakukan di
menciptakan suasana kelas menjadi meriah
SMA Negeri 1 Pelangi yang dilaksanakan
dan menyenangkan karena setiap siswa yang
pada bulan April 2016.Pemilihan Sekolah
menjawab
didasarkan pada rendahnya aktivitas belajar
metode
pembelajaran
benar
yang
diwajibkan
berteriak
„horee!!‟ atau yel-yel lainya yang disukai.
siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
Metode ini berusaha menguji pemahaman
Sumber data yang digunakan adalah
siswa dalam menjawab soal, jawaban soal
guru dan siswa.Teknik pengumpulan data
tersebut dituliskan pada kartu atau kotak
adalah dengan observasi, wawancara, dan
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 127
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
dokumentasi.Observasi untuk mengamati
mengakibatkan aktivitas siswa yang masih
peningkatan
siswa,
rendah yaitu 45,63%, terlihat ketika siswa
wawancara untuk mengetahui respon terhadap
dituntut untuk terlebih dahulu mengajukan
tindakan yang dilakukan, dokumentasi digunakan
ide kepada guru, memberikan tanggapan
untuk mengumpulkan data pendukung.Teknik
atau komentar terhadap siswa lain, bertanya
validitas data menggunakan menggunakan
kepada
teknik
disampaikan,
aktivitas
trangulasi
data
belajar
dan
triangulasi
guru
tentang
dan
materi
yang
menyanggah
atau
metode. Teknik analisis data menggunakan
menyetujui pernyataan dari teman. Oleh
teknik
komparatif,
karena itu, perlu dilakukan tindakan proses
membandingkan hasil sebelum penelitian
pembelajaran melalui kombinasi model
dengan membandingkan hasil pada akhir
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
setiap siklus (Suwandi, 2008:70).Menurut
share dengan course review horay untuk
Arikunto (2014) terdapat empat tahapan
memperbaiki kondisi tersebut.
analisis
deskriptif
dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: (1)
Perencanaan dalam siklus I antara lain: menyusun
Perencanaan, (2)Pelaksanaan, (3) Pegamatan
Rencana
atau Observasi, dan (4) Refleksi
menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
untuk berdiskusi siswa, menyiapkan lembar
HASIL PENELITIAN DAN
observasi/pengamatan untuk
PEMBAHASAN
mengamati
aktivitas belajar siswa pada saat proses
Sebelum penerapan tindakan, dilaksanakan
pembelajaran,
menyiapkan
pedoman
kegiatan pratindakan.Pada saat pratindakan dilakukan
wawancara yang dilakukan pada akhir
kegiatan observasi pada saat pembelajaran mata
siklus. Tindakanpada siklus I dilaksanakan
pelajaran akuntansi. Berdasarkan
observasi
dalam dua pertemuan dan kegiatannya
tersebut diperoleh informasi awal yaitu
sesuai dengan urutan kegiatan yang ada pada
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
perencanaan.
guru dan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan
hasil
observasi
yang
Proses pembelajaran yang dilakukan
dilakukan dalam siklus I dapat diketahui
oleh guru pada saat pembelajaran akuntansi
bahwa aktivitas belajar siswa meningkat.
yaitu model pembelajaran konvensional
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-
metode
harus
rata aktivitas belajar siswa sebesar 45,63%
menyiapkan media, alat, dan dirasa lebih
pada pratindakan menjadi 69.38%.Namun,
mudah untuk guru. Dari hal tersebut,
peningkatan aktivitas belajar siswa dari
ceramah
karena
tidak
128 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
pratindakan ke siklus I ini belum mencapai
aktivitas belajar siswa kelas XI IIS 3 SMA
indikator kinerja penelitian dan masih
Negeri 1Pelangi. Dari pra siklus ke siklus 1
terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki
memang sudah ada peningkatan, tetapi
pada penelitian selanjutnya.Berikut adalah
belum
rincian peningkatan setiap indikator aktivitas
ditetapkan. Kemudian dilanjutkan ke siklus
belajar siswa:
2, di siklus 2 aktivitas belajar siswa
mencapai
mengalami
target
peningkatan
yang
kembali
telah
dan
Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar
hasilnya sudah mencapai target yang telah
Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.
ditetapkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya peningkatan rata-rata jumlah aktivitas
Aktivitas Belajar (%)
Aspek
Visual
Activities
Oral
Activities
Listening
Activities
Mental
Activities
Emotional
Actvities
Rata-rata
Pra
Siklus
Siklus
Siklus
1
2
belajar siswa dalam kriteria sangat aktif dan
aktif.Hasil ini juga didukung dengan hasil
penelitian Agustina, dkk (2010: 8) bahwa
46,88
62,50
84,38
43,75
65,63
81,25
46,88
78,13
87,50
model pembelajaran think-pair-share siswa
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara optimal sehingga aktivitas belajar
siswa meningkat.
Hasil wawancara dengan guru diperoleh
50,00
75,00
84,38
hasil bahwa suasana kelas sudah mulai
hidup dengan adanya komunikasi yang
40,63
65,63
81,25
45,63
69,38
83,75
(Sumber: Olah data lembar observasi, 2016)
Perencanaan dan pelaksanaan dalam
timbal balik dari siswa.Selain itu, model ini
juga mudah dilaksanakan oleh guru. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan
Hamid (2011: 223) bahwa course review
horay
merupakan
strategi
yang
siklus II sama dengan siklus I hanya saja
menyenangkan karena siswa diajak untuk
pelaksanaan pada siklus II ini memperbaiki
bermain sambil belajar untuk menjawab
kekurangan dalam siklus I. Berdasarkan
berbagai
observasi pada siklus II diperoleh hasil: rata-
secara menarik dari guru.
rata aktivitas belajar siswa meningkat
pertanyaan
yang
disampaikan
Guru yang melibatkan siswa dalam
menjadi 83,75% atau sebanyak 27 siswa yg
proses
aktif.
kesempatan pada siswa untuk mencari
belajar
mengajar,
memberikan
Pada setiap siklus dapat dilihat pada
pengetahuan sendiri, belajar bekerja sama
Tabel 1 bahwa ada peningkatan terhadap
untuk menyelesaikan permasalahan, dan
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 129
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
mendapatkan pengalaman belajar dari proses
ditunjukkan dengan hasil penilaian aktivitas
pembelajaran
dengan
belajar siswa adanya kenaikan rata-rata
kehidupan nyata menjadikan ilmu yang
aktivitas belajar siswa dari pratindakan,
didapatnya tidak mudah untuk terlupakan.
siklus I dan siklus II dalam tabel 1.
yang
dikaitkan
Hal tersebut didukung oleh teori yang
dikemukakan
oleh
Lie
(2008:
57)
bahwaThink-Pair-Share merupakan salah
satu
model
Penerapan kombinasi model pembelajaran
kooperatif
kooperatif tipethink-pair-share dengan course
kesempatan
review horay dapat meningkatkan aktivitas
kepada pada untuk siswa untuk bekerja
belajar siswa pada kelas XI IIS 3 SMA
sendiri serta bekerja sama dengan orang
Negeri 1 Pelangi Tahun Ajaran 2015/2016
lain. Keunggulan model pembelajaran ini,
pada pembelajaran akuntansi.
sederhana
pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
yang
memberi
yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi.
Aktivitas
belajar
siswa
dalam
Berdasarkan data yang telah diperoleh
pembelajaran
akuntansi
dengan
melalui kombinasi model pembelajaran
menggunakan
kombinasi
model
kooperatif tipe think-pair-share dengan
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
course review horay
share
dapat meningkatkan
dengan
course
review
horay
aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS 3
menunjukkan
SMA Negeri 1 Pelangi tahun 2015/2016.
pratindakan, siklus I hingga siklus II.
Siswa yang sebelumnya pasif dan kurang
Presentase aktivitas siswa pada pratindakan
antusias dalam mengikuti pembelajaran
hanya sebesar 45,63% (15 siswa). Setelah
menjadi lebih termotivasi aktif, percaya diri
dilakukan tindakan pada siklus I meningkat
dan
diterapkan
menjadi 69,38% (22 siswa) dan pada siklus
kombinasi model pembelajaran think-pair-
II meningkat lagi menjadi 83,75% (26
share dengan course review horay.Aktivitas
siswa). Presentase ini sudah mencapai
belajar
ketika
indikator kinerja penelitian yang telah
tugas,
ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 80%,
bersemangat
siswa
berdiskusi,
setelah
siswa
terlihat
mengerjakan
memperhatikan serta
mendengarkan
penjelasan guru maupu temannya, bertanya
dan atau berpendapat, mencatat hal penting,
sehingga
adanya
penelitian
peningkatan
dari
ini
tidak
perlu
simpulan
yang
telah
dilanjutkan.
Berdasarkan
dan antusias dengan semangat mengikuti
disampaikan
pembelajaran dari awal sampai akhir.Hal ini
disampaikan saran sebagai berikut (1)
sebelumnya,
dapat
130 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Dengan adanya penerapan kombinasi model
memberikan kesempatan kepada guru-guru
think-pair-
mata pelajaran untuk mengikuti workshop
pembelajaran kooperatif tipe
share dengan metode course review horay
maupun
siswa hendaknya dapat lebih aktif dan
berhubungan dengan model pembelajaran
antusias dalam belajar baik secara individu
yang inovatif.
pendidikan
dan
latihan
yang
maupun secara kelompok. Siswa harus dapat
memanfaatkan kesempatan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
oleh guru dalam belajar.Kesempatan berupa
diskusi, bertanya, mengemukakan pendapat,
mengerjakan
soal,
dan
lain
sebagainya.Dengan adanya hal tersebut,
diharapkan akan memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran; (2) Guru
dapat
menggunakan
model-model
pembelajaran yang menarik, inovatif, dan
sesuai
dengan
karakteristik
materi
pembelajaran sehingga pada saat proses
pembelajaran siswa tidak mudah jenuh dan
lebih memahami materi pembelajaran yang
diajarkan. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dan metode
course review horay dapat memberikan
gambaran kepada guru mengenai pemilihan
model
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa; (3)
Guru dapat melakukan penilaian terhadap
Agustina, H dkk (2013).Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think
Pair
Share
Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Pada Materi Fungsi Kelas
Viii E Smp Negeri 2 Malang.
Arikunto, S. (2014).Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, S. (2011).Metode Edu Tainment.
Yogyakarta: Diva Press.
Huda, M. (2013). Cooperative Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu
Media Pengajaran. Yogyakarta:
Diva Press.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif –
Meningkatkan
Kecerdasan
Komunikasi antar Peserta Didik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kunandar.
(2011).
Langkah
mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan
Profesi
Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran akuntansi tidak hanya pada ranah
kognitif saja, melainkan bisa digabung
dengan menggunakan penilaian indikator
aktivitas
belajar
siswa;
(4)
Sekolah
hendaknya memotivasi guru agar semakin
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
model-model pembelajaran dengan cara
Kusuma, F. W., Aisyah, M. N.
(2012).Implementasi
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe ThinkPair-Share untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Wonosari
Tahun
Ajaran
2011/2012.Jurnal
Pendidikan
Akuntansi Indonesia.X(2) 43-63.
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 131
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
Lie, A. (2008). Cooperative Learning –
Mempraktekkan
Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta : PT. Gramedia.
Pembelajaran Kooperatif tipe Course
Review Horay pada Siswa Kelas X
Akuntansu 1 SMK Negeri 1
Surabaya Tahun Ajaran 2011/2012.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) & Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Nurhan, K. (2015). Pendidikan dan Investasi
Masa Depan Bangsa. Diperoleh pada
25
Juli
2016
dari
http://www.unisosdem.org/article_de
tail.php%3Faid%3D124%26coid%3
D3%26caid%3D31%26gid%3D1
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Sadirman, A. M. (2011). Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugandi, E., Rahayu, S. (2012). Upaya
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Matematika pada Pokok Bahasan
Sistem Persmaan dan Pertidaksaman
Kuadrat
Melalui
Model
132 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
s
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan
Course Review Horay. Agustus, 2016.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI
KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTHINK-PAIR-SHARE
DENGAN COURSE REVIEW HORAY
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, Dini Octoria*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Indonesia
liyanaliyana93@gmail.com
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the learning activities of the students in
Grade XI IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi* in Academic Year 2015/2016
through the combination between the cooperative learning model of the think-pair-share type
and the course review horay learning model.This research used the classroom action
research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namelyplanning,
implementation, observation and interpretation, and analysis and reflection. Its subjects were
the students as many as 32 in Grade XI IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi*.
The sources of the data were a teacher and students. The data were collected through
observation, in-depth interview, and documentation. The observation was aimed to observe
the improvement of the students’ learning activities, the interview was aimed to investigate
the students’ response to the actions executed, and the documentation was aimed to collect
the supporting data. The data were validated by using the data and method triangulations and
analyzed by using the descriptive comparative technique of analysis.The results of research
show that the combination the cooperative learning model of the think-pair-share type and
the course review horay learning model can improve the students’ learning activities from
Pre-cycle through Cycle II. In Pre-cycle the students’ learning activities were not optimal.
The percentage of the students who were active in the learning activities was only 45.63%.
Following the treatment, it became 69.38% in Cycle I and 83.75 in Cycle II. The stipulated
indicator of performance for the students’ activeness in the learning activities was 80%.Thus,
the combination the cooperative learning model of the think-pair-share type and the course
review horay learning model can improve the learning activities of the students in Grade XI
IIS 3 of State Senior Secondary School 1 of Pelangi* in 2015/2016.
Keywords: Think-pair-share type, course review horay, learning activities
122 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS
3 SMA Negeri 1 Pelangi*Tahun 2015/2016 melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dengan course review horay.Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan prosedur penelitian untuk masig-masing siklus
meliputi empat tahap, yaituperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interprestasi, dan analisis dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 3 SMA
Negeri 1 Pelangi* yang berjumlah 32 siswa.Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Observasi untuk
mengamati peningkatan aktivitas belajar siswa, wawancara untuk mengetahui respon terhadap
tindakan yang dilakukan, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
pendukung.Teknik validitas data menggunakan menggunakan teknik trangulasi data dan
triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dengan course review horay dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan aktivitas belajar siswa
belum optimal, hanya 45,63% siswa yang aktif. Penelitian ini menetapkan indikator kinerja
sebesar 80%. Pada siklus I diperoleh presentase aktivitas belajar siswa meningkat sebesar
69,38% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi sebesar 83,75%.Simpulan penelitian ini
adalah melalui kombinasi model pembelajaran tipe kooperatif think-pair-share dengan course
review horay dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1
Pelangi* tahun 2015/2016.
Kata Kunci: Model think-pair-share, course review horay, aktivitas belajar
*) SMA Pelangi merupakan nama samaran
PENDAHULUAN
Tahun 2015 mulailah era Masyarakat
pendidikan suatu negara tersebut memiliki
economics
kualitas yang baik. Menurut Kunandar (2011: 1),
community) atau MEA. Negara-negara di
kualitas pendidikan Indonesia tergolong masih rendah
wilayah asia tenggara ikut terlibat dalam
dikarenakan oleh beberapa faktor. Pertama, lulusan dari
menghadapi era MEA. Indonesia adalah
sekolah atau perguruan tinggi yang belum
salah satu negara di wilayah asean yang ikut
siap memasuki dunia kerja karena minimnya
serta
dunia
kompetensi yang dimiliki. Kedua, peringkat
perantara
Human Development Index (HDI) Indonesia
persaingan dalam menghadapi MEA adalah
yang masih rendah ( tahun 2004 peringkat 111 dari
melalui dunia pendidikan.
1117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah
Pendidikan di suatu negara memegang
vietnam
peranan penting bagi negaranya karena
laporanInternational Education Achievment
suatu negara dapat mencapai kemajuan jika
(IEA) bahwa kemampuan membaca siswa
Ekonomi
Asean
dalam
internasional.Salah
(asean
bersaing
satu
di
dengan
peringkat
108).
Ketiga,
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 123
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
SD di Indonesia diurutan 38 dari 39 negara
komponen tersebut saling berkaitan dan
yang disurvei. Keempat, mutu akademik antar
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
bangsa melalui Programme for International Student
terpisahkan.
Asessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa
Dalam proses pembelajaran tersebut,
dari 41 negara yang disurvei untuk bidang
guru memegang peranan penting. Menurut
IPA, Indonesia menempati peringkat 38,
Sanjaya (2009: 19), peran guru adalah
sementara untuk bidang matematika dan
sebagai
kemampuan membaca menempati peringkat
demonstrator, pembimbing dan evaluator.
39. Kelima, laporan World Competitiveness
Guru tidak hanya memberikan ilmu yang
Yearbook tahun 2000, daya saing SDM
matang langsung kepada siswa, namun guru
Indonesia berada pada posisi 46 dari 47
membimbing
negara
posisi
konsep pengetahuan yang akan diterimanya,
dianggap
kemudian diarahkan ke pembahasan ilmu
yang disurvei.
Perguruan
Tinggi
Keenam,
Indonesia
favorit, seperti universitas Indonesia dan
tersebut.
Universitas Gajah Mada hanya menempati
Guru
sumber
belajar,
siswa
merupakan
pengelola,
tersebut
mengenal
kreator
proses
posisi ke 61 dan 68 dari 77 perguruan tinggi
pembelajaran, yang artinya seorang guru
di
harus mampu mengembangkan suasana
Asia
(Asiaweek,
ketertinggalan
bangsa
2000).Ketujuh,
Indonesia
dalam
kelas bebas bagi siswa untuk mengkaji apa
bidang IPTEK dibandingkan dengan negara
yang menarik dan mampu mengekspresikan ide-
tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan
ide dan kreativitasnya dalam batas-batas
Thailand.
norma-norma
Proses pembelajaran sangat menentukan
kualitas
pendidikan.
ditegakkan
secara
konsisten. Selama ini guru masih menggunakan
Indriana
konsep strategi pembelajaran ekspositori. Strategi
(2011: 20), dalam proses pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran
terdapat sistem yang harus kita perhatikan
yang
dengan
dikatakan
penyampaian materi secara verbal dari
sebagai sistem karena didalamnya memiliki
seorang guru kepada sekelompok siswa
komponen-komponen yang saling berkaitan
dengan maksud agar siswa dapat menguasai
satu sama lain dalam rangka mencapai
materi secara optimal (Sanjaya, 2009: 177).
tujuan yang telah ditentukan. Komponen
Metode ceramah merupakan salah satu
tersebut terdiri atas tujuan, materi, metode,
contoh dari strategi pembelajaran ini.Metode
media,
ini memang tidak bisa dipisahkan dari
baik.
dan
Menurut
yang
Pembelajaran
evaluasi.Masing-masing
menekankan
kepada
proses
124 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
proses belajar mengajar karena ada saatnya
masih
guru harus menjelaskan materi di depan
menunjukkan bahwa hanya 45,63% siswa
kelas agar siswanya
dapat memahami
aktif di dalam kelas. Keaktifansiswa yang
mengenai materi tersebut. Namun apabila
cenderung masih rendah ini terlihat ketika
metode ini terlalu sering digunakan bahkan
siswa harus dipaksa terlebih dahulu dalam
sudah menjadi suatu kebiasaan dan tidak ada
mengajukanidepadaguru,memberikantangga
variasi metode lain maka akan menimbulkan
panataukomentar
suasana kelas yang membosankan dan tidak
terhadapsiswalain,bertanyakepadagurutentan
melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini
gmateriyangdisampaikan, dan menyanggah
guru
atau menyetujui pernyataan dari teman.
dituntut
kreativitasnya
untuk
dalam
mengembangkan
memilih
dan
rendah.
Hasil
observasi
juga
Majid (2013:193) mengemukakan bahwa
menggunakan model pembelajaran yang
“Keberhasilan
melibatkan keaktifan siswa dan menciptakan
pembelajaran sangat tergantung pada cara
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
guru
implementasi
menggunakan
strategi
metodepembelajaran
Diperlukan inovasi metode pembelajaran
karena suatu strategi pembelajran hanya
untuk meningkatkan aktivitas siswa dan
mungkin dapat diimplementasikan melalui
menciptakan
penggunaan metode pembelajaran”.
pengajaran
yang
efektif.Penggunaan metode pembelajaran
Pada kenyatannya guru lebih senang
yang variatif dapat mengatasi permasalahan-
menggunakan
permasalahan yang sering terjadi di dalam
konvensional metode ceramah karena tidak
kelas, seperti rendahnya aktifitas siswa,
harus menyiapkan media, alat, dan dirasa
motivasi belajar siswa maupun prestasi
lebih mudah untuk guru. Padahal metode ini
belajar siswa.Agar siswa dapat belajar
tidak dapat meningkatkan ketrampilan dan
dengan baik, maka metode mengajar harus
kreatifitas siswa untuk mengembangkan
diusahakan yang setepat, efisien dan efektif
ilmu pengetahuannya. Untuk itu, guru perlu
mungkin (Slameto, 2010: 65).
menerapkan suatu model pembelajaran yang
Untuk menguasai dan memahami materi
model
pembelajaran
dapat mengatasi kesulitan siswa dalam
akuntansi diperlukan keaktifan siswa agar
belajar.Dalam
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam
kesulitan siswa, guru harus menerapkan
proses pembelajaran aktif, siswa dituntut
strategi
untuk selalu bertanya, menjawab, maupun
sehingga penyampaian materi pembelajaran
berpendapat. Berdasarkan wawancara dengan
dapat
guru akuntansi SMA Negeri 1Pelangi, siswa
Pembelajaran yang menyenangkan akan
kelas XI IIS 3 tingkat aktivitas belajar siswa
membangkitkan minat siswa, sehingga siswa
usaha
tertentu
berlangsung
untuk
dalam
mengatasi
pembelajaran
secara
optimal.
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 125
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
akan lebih aktif dalam mengikuti proses
hubungan
pembelajaran. Banyak cara bagi seorang
mempengaruhi prestasi akademik siswa.
guru
untuk
menyampaikan
materi
sosial
Aktivitas
yang
belajar
pada
siswa
akhirnya
merupakan
pembelajaran yang membuat siswa merasa
segala aktivitas yang dilakukan siswa dalam
senang, diantaranya dengan menggunakan
kegiatan pembelajaran, baik aktivitas fisik
inovasi
Model
maupun psikis dimana kedua aspek tersebut
akan
saling mendukung demi terciptanya iklim
membangkitkan minat siswa sehingga siswa
belajar yang aktif dan pembelajaran yang
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
optimal.Indikator yang digunakan untuk
model
pembelajaran
pembelajaran.
yang
inovatif
Tujuan yang hendak dicapai dalam
mengukur aktivitas belajar siswa dengan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
berpedoman
aktivitas belajar siswa melalui kombinasi
(2011:101) yaitu: (1) Visual Aktivities, yang
model pembelajaran kooperatif tipe Think-
termasuk di dalamnya yaitu: membaca,
Pairs-Share (TPS) dengan Course Review
mempraktekkan, demontrasi, percobaan, (2)
Horay (CRH) padakelas XI IIS 3 SMA
Oral Aktivities, yang termasuk di dalamnya
Negeri 1 Pelangi tahun 2014/2015.
yaitu: menyatukan, merumuskan, bertanya,
Beberapa
penelitian
Diedrich
dalam
Sardiman
menunjukkan
memberi saran, mengeluarkan pendapat,
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
wawancara, diskusi, (3) Listening Aktivities,
think-pair-share dan course review horay
seperti: mendengarkan uraian, percakapan,
dapat
diskusi, musik, pidato, (4) Mental Aktivities,
digunakan
untuk
meningkatkan
aktivitas belajas siswa. Kusuma & Aisyah
yang
(2012)
memecahkan
menyatakan
bahwa
model
termasuk
di
dalamnya
masalah,
yaitu:
menganalisis,
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
mengambil keputusan, dan (5) Emotional
share dapat meningkatkan aktivitas belajar
Aktivities, yang termasuk di dalamnya yaitu:
siswa, siswa juga memberikan respon positif
antusias, bergembira, bersemangat, berani,
terhadap implementasi model pembelajaran
tenang, gugup.
ini. Sugandi & Rahayu (2012) menunjukkan
Majid (2013:191) menjelaskan bahwa
bahwa course review horay tidak hanya
model pembelajaran Think Pair Shared
menginginkan
belajar
memiliki prosedur yang ditetapkan secara
keterampilan da nisi akademik, tetapi juga
eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak
melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan
kepada siswa untuk berfikir, menjawab, dan
siswa
untuk
saling membantu satu sama lain. Think-
126 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Pair-Share memilikitiga langkah utamanya
yang telah dilengkapi nomor (Huda, 2013:
yang
229). Tiga konsep sentral yang menjadi
dilaksanakan
dalam
proses
pembelajaran, yaitu (1) Think (berpikir).
karakteristik
Pada
dikemukakan
langkah
ini,
pertama-tama
guru
pembelajaran
Slavin
sebagaimana
(1995),
yaitu:(1)
memancing siswa melalui suatu pertanyaan
Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini
permasalahan. Guru mengajak siswa untuk
diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria
berpikir mengenai permasalahan tersebut
yang ditentukan, (2) Pertanggungjawaban individu,
untuk beberapa saat, (2) Pair (berpasangan).
pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada
Pada langkah ini, siswa dapat mencari teman
aktivitas anggota kelompok yang saling
berpasangan untuk memecahan permaslahan
membantu dalam belajar, (3) Kesempatan
yang
dapat
yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik
berpasangan dengan teman sebangkunya
yang berprestasi rendah atau tinggi sama-
untuk lebih mengefektifkan waktu selama
sama
pembelajaran.
berhasil dan melakukan yang terbaik bagi
diberikan
bertukar
terbaik
atau
dapat
saling
pendapat
guna
pemecahan
menurut
(berbagi).
Siswa
Pasangan
ide
memperoleh
tadi.
Pada
masalah
keduanya,
langkah
(3)
ini,
yang
Share
tiap-tiap
memperoleh
kesempatan
untuk
kelompoknya (Isjoni, 2009: 33)
Berdasarkan
uraian
diajukan
hipotesis
berikut:
Kombinasi
di
atas
penelitian
maka
sebagai
modelpembelajaran
pasangan dapat membagikan hasil pemikiran
kooperatif tipe Think-Pairs-Share (TPS)
mereka kepada teman lain dan kelas.
dengan Course Review Horay (CRH) dapat
Teknisnya, guru dapat memanggil tiap
meningkatkan
pasangan kedepan kelas untuk berbagi
padakelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Pelangi
solusi, mendatangi tiap pasangan, atau
tahun 2015/2016.
mempersilahkan
tiap
pasangan
yang
mengajukan diri; dan lainya.
Course Review Horay (CRH) merupakan
aktivitas
belajar
siswa
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian
dapat
tindakan kelas (PTK) yang di lakukan di
menciptakan suasana kelas menjadi meriah
SMA Negeri 1 Pelangi yang dilaksanakan
dan menyenangkan karena setiap siswa yang
pada bulan April 2016.Pemilihan Sekolah
menjawab
didasarkan pada rendahnya aktivitas belajar
metode
pembelajaran
benar
yang
diwajibkan
berteriak
„horee!!‟ atau yel-yel lainya yang disukai.
siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
Metode ini berusaha menguji pemahaman
Sumber data yang digunakan adalah
siswa dalam menjawab soal, jawaban soal
guru dan siswa.Teknik pengumpulan data
tersebut dituliskan pada kartu atau kotak
adalah dengan observasi, wawancara, dan
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 127
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
dokumentasi.Observasi untuk mengamati
mengakibatkan aktivitas siswa yang masih
peningkatan
siswa,
rendah yaitu 45,63%, terlihat ketika siswa
wawancara untuk mengetahui respon terhadap
dituntut untuk terlebih dahulu mengajukan
tindakan yang dilakukan, dokumentasi digunakan
ide kepada guru, memberikan tanggapan
untuk mengumpulkan data pendukung.Teknik
atau komentar terhadap siswa lain, bertanya
validitas data menggunakan menggunakan
kepada
teknik
disampaikan,
aktivitas
trangulasi
data
belajar
dan
triangulasi
guru
tentang
dan
materi
yang
menyanggah
atau
metode. Teknik analisis data menggunakan
menyetujui pernyataan dari teman. Oleh
teknik
komparatif,
karena itu, perlu dilakukan tindakan proses
membandingkan hasil sebelum penelitian
pembelajaran melalui kombinasi model
dengan membandingkan hasil pada akhir
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
setiap siklus (Suwandi, 2008:70).Menurut
share dengan course review horay untuk
Arikunto (2014) terdapat empat tahapan
memperbaiki kondisi tersebut.
analisis
deskriptif
dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: (1)
Perencanaan dalam siklus I antara lain: menyusun
Perencanaan, (2)Pelaksanaan, (3) Pegamatan
Rencana
atau Observasi, dan (4) Refleksi
menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
untuk berdiskusi siswa, menyiapkan lembar
HASIL PENELITIAN DAN
observasi/pengamatan untuk
PEMBAHASAN
mengamati
aktivitas belajar siswa pada saat proses
Sebelum penerapan tindakan, dilaksanakan
pembelajaran,
menyiapkan
pedoman
kegiatan pratindakan.Pada saat pratindakan dilakukan
wawancara yang dilakukan pada akhir
kegiatan observasi pada saat pembelajaran mata
siklus. Tindakanpada siklus I dilaksanakan
pelajaran akuntansi. Berdasarkan
observasi
dalam dua pertemuan dan kegiatannya
tersebut diperoleh informasi awal yaitu
sesuai dengan urutan kegiatan yang ada pada
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
perencanaan.
guru dan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan
hasil
observasi
yang
Proses pembelajaran yang dilakukan
dilakukan dalam siklus I dapat diketahui
oleh guru pada saat pembelajaran akuntansi
bahwa aktivitas belajar siswa meningkat.
yaitu model pembelajaran konvensional
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-
metode
harus
rata aktivitas belajar siswa sebesar 45,63%
menyiapkan media, alat, dan dirasa lebih
pada pratindakan menjadi 69.38%.Namun,
mudah untuk guru. Dari hal tersebut,
peningkatan aktivitas belajar siswa dari
ceramah
karena
tidak
128 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
pratindakan ke siklus I ini belum mencapai
aktivitas belajar siswa kelas XI IIS 3 SMA
indikator kinerja penelitian dan masih
Negeri 1Pelangi. Dari pra siklus ke siklus 1
terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki
memang sudah ada peningkatan, tetapi
pada penelitian selanjutnya.Berikut adalah
belum
rincian peningkatan setiap indikator aktivitas
ditetapkan. Kemudian dilanjutkan ke siklus
belajar siswa:
2, di siklus 2 aktivitas belajar siswa
mencapai
mengalami
target
peningkatan
yang
kembali
telah
dan
Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar
hasilnya sudah mencapai target yang telah
Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.
ditetapkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya peningkatan rata-rata jumlah aktivitas
Aktivitas Belajar (%)
Aspek
Visual
Activities
Oral
Activities
Listening
Activities
Mental
Activities
Emotional
Actvities
Rata-rata
Pra
Siklus
Siklus
Siklus
1
2
belajar siswa dalam kriteria sangat aktif dan
aktif.Hasil ini juga didukung dengan hasil
penelitian Agustina, dkk (2010: 8) bahwa
46,88
62,50
84,38
43,75
65,63
81,25
46,88
78,13
87,50
model pembelajaran think-pair-share siswa
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara optimal sehingga aktivitas belajar
siswa meningkat.
Hasil wawancara dengan guru diperoleh
50,00
75,00
84,38
hasil bahwa suasana kelas sudah mulai
hidup dengan adanya komunikasi yang
40,63
65,63
81,25
45,63
69,38
83,75
(Sumber: Olah data lembar observasi, 2016)
Perencanaan dan pelaksanaan dalam
timbal balik dari siswa.Selain itu, model ini
juga mudah dilaksanakan oleh guru. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan
Hamid (2011: 223) bahwa course review
horay
merupakan
strategi
yang
siklus II sama dengan siklus I hanya saja
menyenangkan karena siswa diajak untuk
pelaksanaan pada siklus II ini memperbaiki
bermain sambil belajar untuk menjawab
kekurangan dalam siklus I. Berdasarkan
berbagai
observasi pada siklus II diperoleh hasil: rata-
secara menarik dari guru.
rata aktivitas belajar siswa meningkat
pertanyaan
yang
disampaikan
Guru yang melibatkan siswa dalam
menjadi 83,75% atau sebanyak 27 siswa yg
proses
aktif.
kesempatan pada siswa untuk mencari
belajar
mengajar,
memberikan
Pada setiap siklus dapat dilihat pada
pengetahuan sendiri, belajar bekerja sama
Tabel 1 bahwa ada peningkatan terhadap
untuk menyelesaikan permasalahan, dan
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 129
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
mendapatkan pengalaman belajar dari proses
ditunjukkan dengan hasil penilaian aktivitas
pembelajaran
dengan
belajar siswa adanya kenaikan rata-rata
kehidupan nyata menjadikan ilmu yang
aktivitas belajar siswa dari pratindakan,
didapatnya tidak mudah untuk terlupakan.
siklus I dan siklus II dalam tabel 1.
yang
dikaitkan
Hal tersebut didukung oleh teori yang
dikemukakan
oleh
Lie
(2008:
57)
bahwaThink-Pair-Share merupakan salah
satu
model
Penerapan kombinasi model pembelajaran
kooperatif
kooperatif tipethink-pair-share dengan course
kesempatan
review horay dapat meningkatkan aktivitas
kepada pada untuk siswa untuk bekerja
belajar siswa pada kelas XI IIS 3 SMA
sendiri serta bekerja sama dengan orang
Negeri 1 Pelangi Tahun Ajaran 2015/2016
lain. Keunggulan model pembelajaran ini,
pada pembelajaran akuntansi.
sederhana
pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
yang
memberi
yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi.
Aktivitas
belajar
siswa
dalam
Berdasarkan data yang telah diperoleh
pembelajaran
akuntansi
dengan
melalui kombinasi model pembelajaran
menggunakan
kombinasi
model
kooperatif tipe think-pair-share dengan
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-
course review horay
share
dapat meningkatkan
dengan
course
review
horay
aktivitas belajar siswa pada kelas XI IIS 3
menunjukkan
SMA Negeri 1 Pelangi tahun 2015/2016.
pratindakan, siklus I hingga siklus II.
Siswa yang sebelumnya pasif dan kurang
Presentase aktivitas siswa pada pratindakan
antusias dalam mengikuti pembelajaran
hanya sebesar 45,63% (15 siswa). Setelah
menjadi lebih termotivasi aktif, percaya diri
dilakukan tindakan pada siklus I meningkat
dan
diterapkan
menjadi 69,38% (22 siswa) dan pada siklus
kombinasi model pembelajaran think-pair-
II meningkat lagi menjadi 83,75% (26
share dengan course review horay.Aktivitas
siswa). Presentase ini sudah mencapai
belajar
ketika
indikator kinerja penelitian yang telah
tugas,
ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 80%,
bersemangat
siswa
berdiskusi,
setelah
siswa
terlihat
mengerjakan
memperhatikan serta
mendengarkan
penjelasan guru maupu temannya, bertanya
dan atau berpendapat, mencatat hal penting,
sehingga
adanya
penelitian
peningkatan
dari
ini
tidak
perlu
simpulan
yang
telah
dilanjutkan.
Berdasarkan
dan antusias dengan semangat mengikuti
disampaikan
pembelajaran dari awal sampai akhir.Hal ini
disampaikan saran sebagai berikut (1)
sebelumnya,
dapat
130 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Dengan adanya penerapan kombinasi model
memberikan kesempatan kepada guru-guru
think-pair-
mata pelajaran untuk mengikuti workshop
pembelajaran kooperatif tipe
share dengan metode course review horay
maupun
siswa hendaknya dapat lebih aktif dan
berhubungan dengan model pembelajaran
antusias dalam belajar baik secara individu
yang inovatif.
pendidikan
dan
latihan
yang
maupun secara kelompok. Siswa harus dapat
memanfaatkan kesempatan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
oleh guru dalam belajar.Kesempatan berupa
diskusi, bertanya, mengemukakan pendapat,
mengerjakan
soal,
dan
lain
sebagainya.Dengan adanya hal tersebut,
diharapkan akan memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran; (2) Guru
dapat
menggunakan
model-model
pembelajaran yang menarik, inovatif, dan
sesuai
dengan
karakteristik
materi
pembelajaran sehingga pada saat proses
pembelajaran siswa tidak mudah jenuh dan
lebih memahami materi pembelajaran yang
diajarkan. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dan metode
course review horay dapat memberikan
gambaran kepada guru mengenai pemilihan
model
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa; (3)
Guru dapat melakukan penilaian terhadap
Agustina, H dkk (2013).Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think
Pair
Share
Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Pada Materi Fungsi Kelas
Viii E Smp Negeri 2 Malang.
Arikunto, S. (2014).Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, S. (2011).Metode Edu Tainment.
Yogyakarta: Diva Press.
Huda, M. (2013). Cooperative Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu
Media Pengajaran. Yogyakarta:
Diva Press.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif –
Meningkatkan
Kecerdasan
Komunikasi antar Peserta Didik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kunandar.
(2011).
Langkah
mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan
Profesi
Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran akuntansi tidak hanya pada ranah
kognitif saja, melainkan bisa digabung
dengan menggunakan penilaian indikator
aktivitas
belajar
siswa;
(4)
Sekolah
hendaknya memotivasi guru agar semakin
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
model-model pembelajaran dengan cara
Kusuma, F. W., Aisyah, M. N.
(2012).Implementasi
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe ThinkPair-Share untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Wonosari
Tahun
Ajaran
2011/2012.Jurnal
Pendidikan
Akuntansi Indonesia.X(2) 43-63.
Aifatun Layaliyana, Sigit Santosa, dan Dini Octoria. Upaya Meningkatkan Aktivitas 131
Belajar Siswa melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Course Review Horay. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2,
hlm. 121-131
Lie, A. (2008). Cooperative Learning –
Mempraktekkan
Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta : PT. Gramedia.
Pembelajaran Kooperatif tipe Course
Review Horay pada Siswa Kelas X
Akuntansu 1 SMK Negeri 1
Surabaya Tahun Ajaran 2011/2012.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) & Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Nurhan, K. (2015). Pendidikan dan Investasi
Masa Depan Bangsa. Diperoleh pada
25
Juli
2016
dari
http://www.unisosdem.org/article_de
tail.php%3Faid%3D124%26coid%3
D3%26caid%3D31%26gid%3D1
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Sadirman, A. M. (2011). Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugandi, E., Rahayu, S. (2012). Upaya
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Matematika pada Pokok Bahasan
Sistem Persmaan dan Pertidaksaman
Kuadrat
Melalui
Model
132 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
s