IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN.

(1)

ii

Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, April 2008

Pembimbing

Prapti Karomah, M.Pd NIP. 130 804 511


(2)

iii

depan Dewan Penguji pada tanggal 28 April 2008 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Prapti Karomah, M.Pd Ketua Penguji ... - 06 - 2008

Dr. Sri Wening Sekretaris Penguji ... - 06 - 2008

Enny Zuhni Khayati, M.Kes Penguji ... - 06 - 2008

Yogyakarta, Juni 2008

Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Wardan Suyanto, Ed. D NIP. 130 683 449


(3)

iv

Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, Juni 2008

Yang Menyatakan,

Nur Prapti Widyaningrum NIM. 035 824 024


(4)

v (La Tahzan)

Sesungguhnya jika Allah SWT mencintai suatu kaum, maka DIA akan menguji dan memberi cobaan atas mereka.

Jangan mudah terguncang oleh kritikan, jadilah orang yang teguh pendirian dan sadarilah bahwa kritikan hati akan mengangkat harga diri kita setara dengan kritikan tersebut.

(La Tahzan)

Tiada kemudahan kecuali apa yang dijadikan-Nya mudah, sedangkan yang susah dijadikan-Nya mudah jika Dia menghendaki

(H.R. Ibnu Hibban)

Dan bahwasannya seseorang tiada memperoleh selain dari apa yang diusahakannya dan bahwa usahanya kelak akan diperlihatkan.

(Q.S An-Najm: 39-40)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S An-Nasyrah: 5-6)

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini ku persembahkan untuk:

Ayah dan Bunda tercinta, penyemangat hidup dan penentram jiwaku.terima kasih atas doa dan belaian kasihmu, tanpa kalian ku tak bisa melangkah menuju apa yang ku cita-citakan.

Adik ku tersayang, sang penghibur yang menyejukkan hati lewat nada – nada petikan gitarnya.

Erens,, A_Bank, A’pri yang tak pernah bosan mensupport dan meluangkan waktunya.

Sahabat-sahabatku S1 angkatan 2003, yang selalu menemani dalam perjalanan studi ku, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

Shogun AB 4170 PU, yang selalu setia menemaniku dalam terpaan panas dan hujan.

Erens, dwix, sri, ayu, ikul, anggie dan Seluruh pihak yang membantu hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Almamater kebanggaanku Universitas Negeri Yogyakarta


(5)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mengkaji secara mendalam tentang:1) jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean, 2) jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean, 3) intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata diklat membuat hiasan busana yang berjumlah 4 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.Wawancara dilakukan terhadap 4 guru mata diklat membuat hiasan busana dan terhadap 4 peserta diklat kelas II yang menempuh mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean. Hasil wawancara terhadap peserta diklat digunakan untuk mengkroscek hasil wawancara terhadap guru. Pengujian validitas instrumen penelitian menggunakan validitas isi dengan meminta pendapat judgement ekspert. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

1) Hasil penelitian jenis media yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana adalah modul, buku panduan bordir, gambar motif bordir, mesin jahit manual, alat bantu bordir, papan tulis, wallchart, fragment dan benda jadi. 2) Hasil penelitian jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean adalah sebagai berikut: a. Materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana, media yang digunakan guru yaitu: alat bantu membordir dan mesin jahit manual; b.Materi macam –macam tusuk dasar, media yang digunakan guru yaitu: mesin jahit manual, wallchart, fragment, dan alat bantu bordir, modul dan benda jadi; c. Materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, media yang digunakan guru yaitu: buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis; d. Materi disain hiasan busana sesuai jenis busana, media yang digunakan guru yaitu: gambar motif bordir, buku panduan membordir dan papan tulis; e. Materi memindahkan disain hiasan pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: gambar motif bordir dan alat bantu membordir; f. Materi membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: mesin jahit manual, gambar motif bordir, alat bantu membordir dan benda jadi. 3) Hasil penelitian Intensitas penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean adalah sebagai berikut: intensitas penggunaan modul oleh guru sebesar 16,67%, buku panduan bordir 33,33%, gambar motif bordir 66,7%, mesin jahit 50%, alat bantu bordir 66,67%, papan tulis 33,33%, wallchart 16,67%, Fragment 16,67% dan benda jadi 16,67%.


(6)

vii

judul “Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Membuat Hiasan Busana dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK N 2 Godean Yogyakarta” ini dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh selar sarjana pendidikan teknik

Penulis menyadari bahwa terealisasikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sugeng Mardiyono, Ph. D, selaku Rektor UNY 2. Wardan Suyanto, Ed. D, selaku Dekan FT UNY

3. Dr. Sri Wening, selaku Ketua Jurusan PTBB dan Ketua Prodi Pendidikan Teknik Busana FT UNY

4. Prapti Karomah, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi 5. Emy Budiastuti M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Seluruh dosen dan civitas akademika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

7. Kepala Bappeda Sleman 8. Kepala Bappeda Propinsi DIY

9. Drs.H. Sugito, selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Godean 10. Dra. Sri Mulyatmi, selaku Kajur Tata Busana SMK N 2 Godean

11. Guru dan siswa SMK N 2 Godean yang telah membantu selama penelitian 12. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2008


(7)

viii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DARTAR LAMPIRAN ... xii BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ... B. Identifikasi Masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Rumusan Masalah ... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ...

1 1 5 6 7 8 8 BAB II KAJIAN TEORI ...

A. Deskripsi Teoritik ... 1. Media Pembelajaran ... 2. Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean ... 3. Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran pada

Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean ... B. Kerangka Berpikir ... C. Pertanyaan Penelitian...

10 10 10 20 25 29 32 BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Desain Penelitian ... B. Definisi Operasional Istilah Penelitian ... C. Populasi dan Sampel Penelitian ... D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... E. Teknik Analisis Data...

33 33 34 35 37 43 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Data Penelitian ... B. Hasil Penelitian ... C. Pembahasan ...

44 44 45 63


(8)

ix


(9)

x

Tabel 2 Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean menurut pendapat guru dan siswa.………... 46 Tabel 3 Identifikasi penggunaan media pembelajaran oleh guru pada

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godeanpendapat guru…………..……….. 48 Tabel 4 Identifikasi penggunaan media pembelajaran oleh guru pada

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean pendapat siswa..………..……….. 50 Tabel 5 Intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godeanpendapat guru....………..……….. 55 Tabel 6 Intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean pendapat siswa..………..……….. 58 Tabel 7 Intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 ………....………..……….. 61


(10)

xi


(11)

xii

Lampiran 3 Hasil observasi, hasil wawancara guru dan hasil wawancara siswa

Lampiran 4 Silabus pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana SMK N 2 Godean


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan perubahan besar dibidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Perkembangan inilah yang menuntut Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju. Faktor pendukung untuk dapat bersaing dengan negara–negara maju salah satunya dengan usaha peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

SDM diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan dan pengembangan yang akan menjamin kinerja dan produktivitas kerja agar semakin meningkat. Melalui pendidikan SDM dididik untuk memiliki bekal agar siap, tahu, mengenal metode berfikir secara sistematik menurut jalur urutan logika untuk dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian hari. Proses pendidikan bertujuan agar dapat menghasilkan perubahan yang tidak hanya berkaitan dengan jumlah pengetahuan saja tetapi juga dalam bentuk kecakapan, sikap, minat penyesuaian diri, dan lainnya yang berkenaan dengan aspek pribadi seseorang

Salah satu lembaga pendidikan yang dapat mengembangkan peserta didiknya menjadi manusia yang berintegritas, berkepribadian mantap dan membekali dengan pengetahuan serta keterampilan adalah SMK. SMK adalah


(13)

bentuk pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, tujuan SMK adalah:

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional

b. Menyiapkan siswa agar memiliki karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri

c. Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau untuk mengisi kebutuhan kerja d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif,

dan kreatif .

Berdasarkan tujuan di atas maka SMK memiliki perbedaan dengan lembaga formal SMU dan lembaga pendidikan menengah kejuruan non formal. SMK lebih berorientasi pada penyiapan lulusan yang memiliki keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. Salah satu cara menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang diinginkan yaitu dengan menggunakan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan di SMK N 2 Godean yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan potensi daerah.


(14)

Berdasarkan KTSP SMK N 2 Godean jurusan tata busana tahun 2006, mata diklat yang diberikan di SMK meliputi program normatif, adaptif dan produktif.

Mata diklat membuat hiasan busana merupakan salah satu mata pelajaran program produktif yang diberikan kepada siswa kelas XI dengan jumlah jam pelajaran 132 jam. Mata diklat produktif adalah mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Alasan Peneltiti mengambil mata diklat membuat hiasan busana sebagai obyek alam penelitian ini, karena mata diklat membuat hiasan busana merupakan mata diklat yang memerlukan ketelitian, kecermatan, kreatifitas serta pemahaman yang baik dalam menerima mata pelajaran ini. Oleh karena itu, dalam penyampaian mata pelajaran tersebut, Pendidik harus mampu memilih dan menggunakan media mengajar yang baik. Apabila guru memberikan materi dengan media mengajar yang monoton, maka menyebabkan materi pelajaran tersebut akan membosankan bagi siswa dan tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan tercapai. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan pembelajaran tersebut.

Media Pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan materi pembelajaran kepada pesdiklat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan diklat, dengan demikian perlu diperhatikan ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran sesuai dengan tujuan, jenis, dan materi


(15)

diklat. Ketidak tepatan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran akan menimbulkan kebosanan, materi kurang dipahami, monoton, dan menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Peneliti terhadap guru mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean pada tanggal 12 Februari 2008 jam 11.00 WIB, diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang tersedia di SMK N 2 Godean adalah media berbasis teknologi cetak dan media berbasis teknologi 3 dimensi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa media pembelajaran yang tersedia pada mata diklat membuat hiasan busana sudah banyak, namun media tersebut belum digunakan secara maksimal oleh guru. Guru lebih memilih dan menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran atas dasar pertimbangan telah terbiasa menggunakan media yang sudah ada dan guru merasa media yang dipilih dapat menarik perhatian siswa, padahal belum tentu media tersebut digunakan secara maksimal oleh siswa karena siswa memiliki karakteristik, kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda. Guru lebih cenderung menggunakan media pembelajaran karena keefektifan biaya, hal ini disebabkan karena adanya hambatan dari faktor dana. Dalam pemilihan dan penggunaan media tidak lepas dari hambatan – hambatan yang ada, sehingga perlu pertimbangan khusus dalam memilih media yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, Peneliti ingin mengungkap jenis media pembelajaran apa saja yang digunakan pada mata diklat membuat hiasan busana, jenia media apa yang digunakan pada setiap materi mata diklat


(16)

membuat hiasan busana dan bagaimana intensitas penggunaaan media pembelajaran pada setiap materi mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean.

B. Identifikasi Masalah

Media pembelajaran merupakan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang baik. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatan pembelajaran dikelas atas dasar pertimbangan merasa sudah akrab dengan media yang sudah ada dan guru merasa media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa padahal belum tentu media tersebut digunakan oleh siswa secara maksimal. Agar penggunaan media pembelajaran dapat efektif, diperlukan perencanaan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, namun kenyataannya dalam pemilihan dan penggunaan media tidak lepas dari hambatan – hambatan yang ada, sehingga perlu pertimbangan khusus dalam memilih media yang tepat.

Dari uraian diatas dapat diidentifikasi permasalahan penelitian, khususnya hambatan–hambatan ataupun masalah yang dihadapi guru dalam memilihdan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:


(17)

1. Bagaimana intensitas penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean?

2. Media pembelajaran apa sajakah yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean?

3. Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat menjadi jaminan bahwa media pembelajaran tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa?

4. Hambatan–hambatan apa saja yang dialami guru dalam pengembangan dan penggunaan media pembelajaran di kelas?

5. Bagaimana teknik dan penyajian media pembelajaran yang tepat untuk menghadapi karakteristik, kemampuan, dan keterampilan siswa yang berbeda-beda?

6. Apakah tingkat kesenangan guru dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dapat menjadikan media pembelajaran tersebut dapat memotivasi siswa untuk belajar?

7. Apakah keefektifan biaya dalam pemilihan media pembelajaran dapat menjadikan media pembelajaran tersebut dapat menarik perhatian siswa untuk belajar?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, serta mengingat banyaknya permasalahan, maka penelitian ini hanya di batasi pada penggunaan media pembelajaran oleh guru di SMK Negeri 2 Godean yang


(18)

ditinjau dari jenis media pembelajaran yang tersedia pada mata diklat membuat hiasan busana, jenis media yang paling sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana, serta identifikasi penggunaan media pembelajaran pada setiap kompetensi mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean. Hal in dilakukan karena Peneliti ingin memperoleh gambaran dan substansi yang jelas tentang ruang lingkup penelitian serta kedalaman pembahasan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah-masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Jenis media pembelajaran apa saja yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean Yogyakarta?

2. Jenis media pembelajaran apa yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean?

3. Bagaimana intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean?


(19)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengungkap dan mengkaji secara mendalam tentang jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean

2. Mengungkap dan mengkaji secara mendalam tentang jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean.

3. Mengungkap dan mengkaji secara mendalam tentang intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan yang menyangkut identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean pada khususnya.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Bagi guru mata diklat membuat hiasan busana khususnya dan guru bidang studi lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam


(20)

proses pembelajaran serta dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Sekolah

Bagi Sekolah diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya perbaikan dan pengembangan media pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana pada khususnya sehingga mendukung pencapaian tujuan progam pendidikan.

c. Bagi Program Studi Pendidikan Teknik Busana

Sebagai referensi yang memberikan gambaran tentang identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam memilih, menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat pada mata diklat membuat hiasan busana.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.

Menurut NEA (National Education Association) seperti yang dikutip oleh Arief Sadiman (2006 : 7), memaknai media adalah bentuk

– bentuk komunikasi baik secara tercetak maupun audiovisual serta peralatannya yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan .

Gagne seperti yang dikutip oleh Arief Sadiman (2006) berpendapat bahwa media adalah komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. (dikutip dari www.omtion.blogspot.@google.com, di download pada tanggal 26 November 2007)

Yusuf hadi Miarso memandang media secara luas/makro dalam sistem pendidikan sehingga mendefinisikan media adalah segala


(22)

sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. (dikutip dari www.apfi-pppsi@google.com, di download pada tanggal 26 November 2007)

Menurut Rahardjo (1991) menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: (a) memotivasi belajar peserta didik (b) memperjelas informasi/pesan pengajaran (c) memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting (d) memberi variasi pengajaran (e) memperjelas struktur pengajaran. Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar (dikutip dari Http://www.ekofeum.or.id, di download pada tanggal 26 November 2007)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda ataupun berbagai komponen dalam lingkungan siswa baik dalam bentuk komunikasi atau audiovisual yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan, serta dapat merangsang belajar dan berfungsi menyampaikan pesan kepada siswa, memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik


(23)

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. (dikutip dari www.apfi-pppsi@google.com, di download pada tanggal 26 November 2007)

Media Pembelajaran adalah wahana informasi sebagai perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang bertujuan terjadinya proses belajar pada diri siswa, sehingga terjadi perubahan perilaku baik kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotor (ketrampilan). (dikutip dari www.pikiran-rakyat.com di download pada tanggal 26 November 2007)

Media Pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan materi pembelajaran terhadap pesdiklat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan diklat. (dikutip dari www.bandiklat.ddn@google.com, di download pada tanggal 26 November 2007).

Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2007 : 4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pengajaran antara sumber dan penerima


(24)

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran maupun alat bantu pembelajaran dari sumber pesan kepada penerima pesan yang membawa teknologi informasi/pesan instruksional, digunakan untuk menyampaikan isi pengajaran sehingga terjadi perubahan perilaku baik kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotor (ketrampilan) serta tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

b. Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan pengertian media di atas, media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meyampaikan informasi atau isi pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1989: 36), media pembelajarantersebut antara lain:

1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan

Bahan cetakan atau bacaan lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan symbol-simbol kata dan visual, contohnya buku, majalah. Hal serupa juga dikemukakan oleh Edy Hermanto (2006), teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Media hasil teknologi cetak meliputi bahan – bahan yang disipkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Kelompok media hasil cetak meliputi teks, grafik, foto, chart,


(25)

sketsa, diagram, poster dan sebagainya. (http//pelangipendidikan.co.id)

2) Alat-alat audio visual

Alat-alat yang tergolong dalam kategori ini terdiri atas:

a. media penmbelajaran tanpa proyeksi seperti papan tulis, papan tempel, papan panel, bagan, gambar

b. media pembelajaran tiga dimensi. Alat-alat yang termasuk dalam kategori ini adalah model, benda asli, benda tiruan. Sedangkan Edi Hermanto (http//pelangipendidikan.co.id) mengemukakan bahwa media 3 dimensi merupakan cara menyampaikan materi dengan menggunakan benda nyata yang sesungguhnya. Secara umum media 3 dimensi dalam bentuk padat, model penampang, model susun, model kerja, diorama, dan lain – lain. Dalam perkembangannnya media berbasis teknologi 3 dimensi lebih dikenal dengan media audio (radio, tape recorder), media proyeksi ( OHP, mikroskop, TV, Video, Video kaset), komputer (program Internasional Terkomputer/CAI), realia (model, alat praktikum, specimen atau contoh, manipulatif, alat bantu kerja).


(26)

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon dari siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Levie & Lentz (1982) dalam buku yang dikutip oleh Azwar Arsyad (2007), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi media visual merupakan inti yang menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi Kompensatoris media pembelajaran yaitu berfungsi untuk


(27)

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Sedangkan menurut Kemp & Dayton (1985 : 28), yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2007: 19), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya yaitu:

(1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi,

(3) memberi instruksi.

Menurut Sudjana & Rivai (1992:2) yang dikutip oleh Azwar Arsyad (2007), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.


(28)

Menurut Derek Rowntree mengatakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

1. Media pembelajaran membangkitkan motivasi belajar para siswa 2. Dengan menggunakan media pembelajaran anak didik dapat

mengulangi apa yang telah mereka pelajari

3. Media pembelajaran dapat lebih mengaktifkan adanya respons dari anak didik

4. Dengan menggunakan media pembelajaran, dapat diharapkan adanya umpan balik (feedback) dengan segera.

John Lennon mengatakan manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran berguna untuk menarik minat siswa terhadap materi pengajaran yang disajikan

2. Media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan

3. Media pembelajaran berguna untuk menguatkan suatu informasi 4. Dengan menggunakan media pembelajaran, memudahkan dalam hal

pegumpulan dan pengolahan data.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:


(29)

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar mengajar

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman belajar kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, atau kunjungan-kunjungan ke tempat yang berkaitan dengan pelajaran.

5. Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan adanya verbalisme.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik dalam pemilihan media, sehingga perlu diperhatikan kriteria dalam pemilihan media.


(30)

Menurut Azhar Arsyad (2006), Kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media antara lain:

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum yang mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.

3) Praktis, luwes dan bertahan

4) Guru terampil dalam menggunakannya 5) Mempertimbangkan kemampuan siswa

6) Pengelompokan sasaran, maksudnya media efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi bebarapa kriteria, yaitu: media pembelajaran harus meningkatkan motivasi belajar siswa, selain itu juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari serta media harus mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek – praktek yang benar. (www. ialf.edu/kipbipa/paper/oudatedaena.doc)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu sesuai dengan


(31)

tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan siswa, dukungan terhadap isi dan bahan pengajaran, tersedianya waktu untuk menggunakannya, kemudahan dalam memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakan media, pengelompokan sasaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari, mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek–praktek yang benar.

2. Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean a. Pengertian Mata Diklat Membuat Hiasan Busana

Mata diklat membuat hiasan busana merupakan salah satu mata diklat produktif yang harus ditempuh peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian tata busana sebelum menempuh mata diklat berikutnya. Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi siap kerja sesuai dengan permintaan pasar

Karakteristik pembelajaran keterampilan yang baik harus memperhatikan beberapa hal antara lain:

1) Adanya tujuan yang jelas, dapat diamati atau diukur (operasional)

2) Adanya pemanfaatan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki sebelumnya dalam menguasai keterampilan baru

3) Adanya peralatan yang tepat dan penunjang tercapainya tujuan 4) Adanya sistem penyampaian yang efektif dibantu dengan media


(32)

5) Adanya sistem evaluasi yang baik dan tepat untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam mata diklat membuat hiasan busana terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai dalam setiap materi pembelajaran. Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.

Menurut Silabus KTSP SMK N 2 Godean tahun 2006, standar kompetensi mata diklat ini adalah membuat macam – macam tusuk dengan menggunakan mesin pada benda. Materi yang diajarkan pada mata diklat membuat hiasan busana yaitu:

a. Materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana, dengan kompetensi dasar siswa mampu menyiapkan tempat dan alat kerja dengan cermat dan tepat


(33)

b. Materi membuat macam – macam tusuk dasar, dengan kompetensi dasar siswa mampu memahami dan membuat macam-macam tusuk dasar

c. Materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, dengan kompetensi dasar siswa mampu membuat disain hiasan busana dengan baik,

d. Materi disain hiasan busana sesuai jenis busana, dengan kompetensi dasar siswa mampu membuat disain hiasan busana sesuai jenis membuat disain hiasan dengan baik

e. Materi memindahkan disain hiasan pada kain atau busana, dengan kompetensi dasar siswa mampu memindahkan disain hiasan pada kain atau busana dengan teliti dan cermat

f. Materi membuat hiasan busana, dengan mesin pada kain atau busana, dengan kompetensi dasar siswa mampu membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana dengan baik dan benar g. Materi pengemasan kain, dengan kompetensi dasar siswa mampu

mengemas busana yang sudah dihias dengan baik

h. Materi menyimpan kain atau busana yang sudah dihias, dengan kompetensi dasar siswa mampu menyimpan kain atau busana yang sudah dihias dengan baik dan benar

b. Tujuan Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), tujuan mata diklat adalah segala sesuatu yang ingin dicapai


(34)

dalam setiap pembelajaran mata diklat. Tujuan mata diklat membuat hiasan busana adalah peserta didik dapat membuat macam-macam tusuk dengan menggunakan mesin pada benda.

c. Sifat Mata Diklat Membuat Hiasan Busana

Penyampaian materi pada mata diklat menghias busana bersifat teori dan praktek. Penyampaian materi yang bersifat teoritis terutama materi tentang menyiapkan tempat kerja dan alat - alat kerja, sedangkan untuk materi praktek berupa praktek membuat macam –

macam tusuk dasar, membuat disain hiasan, memindahkan disain hiasan pada kain atau busana, membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana, mengemas busana yang sudah dihias dan menyimpan.

d. Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan yang dilaksanakan setelah jenjang pendidikan dasar (setelah SLTP). Input SMK adalah lulusan dari SLTP, madrasah atau pendidikan dasar sederajat. SMK adalah bentuk pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, tujuan SMK adalah:


(35)

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional

b. Menyiapkan siswa agar memiliki karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri

c. Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau untuk mengisi kebutuhan kerja

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif .

Berdasarkan tujuan di atas maka SMK memiliki perbedaan dengan lembaga formal SMU dan lembaga pendidikan menengah kejuruan non formal. SMK lebih berorientasi pada penyiapan lulusan yang memiliki keterampilan selain itu tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan SMU mempersiapkan lulusan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Mata diklat yang diberikan di SMK meliputi program normatif, adaptif dan produktif (silabus SMK, 2006). Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi yang utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk sosial, sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia.


(36)

Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Kegiatan belajar mengajar pada kurikulum SMK diarahkan untuk membentuk kemampuan siswa di dalam mengembangkan prestasi dan motivasi belajarnya baik aspek pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai maupun aspek sikap guna menunjang potensinya.

3. Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean

Media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan materi pembelajaran terhadap pesdiklat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan diklat. (dikutip dari www.bandiklat.ddn@google.com, di download pada tanggal 28 November 2007).

Menurut Eddy Hermanto (dikutip dari http://pelangipendidikan.co.id, di download pada tanggal 28 November 2008), media pembelajaran pada


(37)

mata diklat praktik merupakan berbagai sarana atau prasarana yang dapat dipergunakan untuk membantu proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.

Berdasarkan kajian media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, maka media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean dikelompokkan ke dalam: 1) Media Cetak

Media hasil teknologi cetak meliputi bahan – bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Dalam mata diklat membuat hiasan busana, media cetak dikelompokkan menjadi: a. Job Sheet ( lebar kerja ) adalah lembar yang memuat informasi

pokok dan urutan yang tepat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan misalnya membuat bordir aplikasi, membuat bordir permadani, dan sebagainya.

b. Gambar–gambar motif bordir dari majalah maupun tabloid Dapat digunakan untuk menyampaikan konsep atau pesan secara cepat dan ringkas yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Media ini kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap, maupun tingkah laku (Arief Achmad, 2004).

c. Buku panduan membordir

Buku panduan merupakan media pembelajaran yang menggunakan simbol-simbol kata dan visual yang digunakan


(38)

untuk pengajaran dan informasi. (Hamalik, 1989). Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. ( Azwar Arsyad, 2007 )

d. Modul

Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

(dikutip dari http://www.duniaguru.com, di download pada tanggal 12 Februari 2008).

Sedangkan menurut abdul mujid (2006), modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru

2) Media tanpa proyeksi

a. Wallchart adalah suatu bagan yang menjelaskan atau menggambarkan alur antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Biasanya yang dipasang atau ditempel di dinding.

b. Papan tulis adalah media pajang yang digunakan untuk menyampaikan informasi di depan kelompok kecil, media ini merupakan media yang paling sederhana. Dengan perencanaan yang baik, kapur berwarna menampilkan informasi pada saat


(39)

siswa melihatnya, papan tulis dapat menjadi alat penyajian pelajaran yang efektif (Azhar Arsyad, 2007).

3) Media 3 Dimensi

Menurut Eddy Hermanto (dikutip dari

http://www.pelangipendidikan.co.id, di download pada tanggal 28 November 2007), media tiga dimensi dalam pembelajaran praktik merupakan berbagai alat praktikum dan bahan pelengkapnya.

Jenis media tiga dimensi pada mata diklat membuat hiasan busana dapat dikelompokkan menjadi :

1) Alat jahit pokok

a) Mesin jahit domestik adalah mesin jahit yang biasanya digunakan dalam rumah tangga

b) Mesin industri adalah mesin yang biasa digunakan di pabrik atau industri busana jadi.

2) Alat bantu membordir

Alat bantu jahit meliputi alat memberi tanda pola desain bordir, alat menggunting, alat untuk membordir, dan alat untuk penyelesaian tahap finishing.

a) Alat untuk memberi tanda pola desain bordir, terdiri dari karbon jahit, rader, kapur jahit, pensil kapur

b) Alat untuk menggunting, digunakan alat seperti gunting bordir, pendedel, pemotong benang (clippers)


(40)

c) Alat untuk membordir, terdiri dari jarum jahit mesin, pengait benang, sekoci, sepul, bidangan dari bahan plastik maupun kayu

d) Alat untuk penyelesaian tahap finishing yaitu menggunakan soldir yang fungsinya untuk merapikan atau melekatkan benang bordir yang tergunting dibagian tepi motif bordirnya.

3) Fragment , merupakan miniatur dari suatu busana atau bagian

bagian busana, misalnya contoh bordir lompat pendek, bordir suji cair, bordir permadani, bordir sasak tiga warna, dan sebagainya.

4) Benda jadi adalah benda–benda nyata yang digunakan sebagai media. (dikutip dari Http//www.google.com- klasifikasi media pembelajaran., di download pada tanggal 7 mei 2008)

D. Kerangka Berpikir

Dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju dan tantangan persaingan era pasar bebas, diperlukan usaha peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan, berketerampilan, dan mampu diandalkan. Peningkatan kualitas SDM dapat ditingkatkan salah satunya dengan pendidikan. Melalui pendidikan, SDM dididik untuk memiliki bekal agar siap, tahu, mengenal metode berfikir secara sistematik menurut jalur urutan logika untuk dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di


(41)

kemudian hari. Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang secara terus menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan melalui interaksi dalam proses pembelajaran yang terencana dan terarah. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar tersebut salah satunya dipengaruhi adanya penggunaan media pembelajaran yang tepat.

Pendidik harus mampu memilih dan menggunakan media mengajar yang tepat. Apabila guru memberikan materi dengan media mengajar yang monoton, maka menyebabkan materi pelajaran tersebut akan membosankan bagi siswa dan tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan tercapai. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan pembelajaran tersebut, terutama untuk mengajar mata diklat bidang produktif. Media sangat perlu digunakan pada mata diklat produktif karena mata diklat produktif merupakan mata diklat praktek yang membutuhkan keterampilan dan sulit diterima siswa apabila disampaikan tanpa menggunakan media pembelajaran. Sehingga dengan penggunaan media dapat memperjelas isi materi yang disampaikan pada mata diklat bidang produktif.

Salah satu mata diklat bidang produktif adalah mata diklat membuat hiasan busana. Mata diklat membuat hiasan busana merupakan mata diklat produktif yang sebagian materi pembelajarannya adalah praktik. Penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana bertujuan agar siswa mampu memahami kompetensi dasar atau materi pembelajaran praktik


(42)

yang dipelajari, sehingga dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan maksimal tujuan dari pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil survey oleh Peneliti terhadap guru mata diklat membuat hiasan busana pada tanggal 12 Februari 2008 jam 11.00 WIB, diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang tersedia di SMK N 2 Godean adalah media berbasis teknologi cetak dan media berbasis teknologi 3 dimensi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa media pembelajaran yang tersedia pada mata diklat membuat hiasan busana sudah banyak, namun media yang digunakan oleh guru hanya media yang biasa guru gunakan setiap harinya, sehingga belum ada media pembelajaran yang variatif. Guru lebih memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas atas dasar pertimbangan telah terbiasa menggunakan media yang sudah ada dan guru merasa media yang dipilih dapat menarik perhatian siswa, padahal belum tentu media tersebut digunakan secara maksimal oleh siswa karena siswa memiliki karakteristik, kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda.

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat berperan karena merupakan sarana penunjang dalam proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Ketidak tepatan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran akan menimbulkan kebosanan, materi kurang dipahami, monoton, dan menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu diperlukan pemilihan dan penggunaan media yang baik, tepat serta relevan dengan materi diklat. Penggunaan media yang tepat dan relevan dengan materi


(43)

diklat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tentunya tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

E. Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka diajukan pertanyaan penelitian, sebagai berikut :

a. Jenis media pembelajaran apa saja yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean Yogyakarta?

b. Jenis media pembelajaran apa yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean?

c. Bagaimana intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMKN 2 Godean?


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian.

1. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana hasil dari penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk suatu kasus di wilayah lain meskipun identifikasi masalah yang diteliti hampir sama. Menurut

Sukardi (2003) “penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan

secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun kelapangan, selain itu penelitian ini tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam

penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:11) “penelitian diskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain”.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikemukakan bahwa penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan berusaha menggambarkan secara jelas terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun kelapangan, selain itu penelitian ini tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian.


(45)

Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana. Dalam penelitian ini Peneliti ingin mengetahui jenis media pebelajaran yang digunakan pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean, jenis media pembelajaran yang digunakan pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana dan intensitas penggunaan media pembelajaran pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana.di SMK N 2 Godean.

2. Waktu Dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Godean Yogyakarta dengan beralamat di Jalan Jae Sumantoro , Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta. Alasan dipilihnya SMK N 2 Godean sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan SMK terbaik di Sleman dengan reputasinya sebagai sekolah kejuruan bertaraf nasional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari–Maret 2008.

B. Definisi Operasional Istilah Penelitian.

Berikut ini dijelaskan definisi operasional istilah penelitian “Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean”.

1. Identifikasi penggunaan media pembelajaran adalah penentuan identitas alat bantu pembelajaran atau benda yang digunakan guru untuk merangsang belajar, memperjelas, dan memudahkan siswa dalam belajar


(46)

sehingga dapat memotivasi belajar, mengefisienkan proses belajar dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Mata diklat membuat hiasan busana merupakan mata diklat produktif yang harus ditempuh peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian tata busana dengan standar kompetensi membuat macam–macam tusuk dengan menggunakan mesin pada benda.

3. SMK Negeri 2 Godean merupakan suatu lembaga pendidikan menengah kejuruan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai progam keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja, antara lain progam keahlian busana dan boga.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,

peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian” (Sukardi, 2003:53). Sedangkan menurut Sugiyono (2005:55) “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat

lain dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:108), ”populasi adalah


(47)

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikemukakan bahwa populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, untuk dijadikan subyek dalam penelitian dan ditetapkan oleh peneliti secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean yang berjumlah 4 orang.

2. Sampel Penelitian

”Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”

(Suharsimi Arikunto, 2002:108). Sedangkan menurut Sugiyono

(2006:118) ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut.

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian, yaitu seluruh guru mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean busana yang berjumlah 4 orang. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:115) apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.


(48)

jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan akan semakin

kecil”.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.

1. Instrumen Penelitian.

“Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti” (Sugiyono, 2006:133). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto

(2002:136) ”instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah”. Pendapat lain dikemukakan oleh W. Gulo (2002:48) ”instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan

untuk mendapatkan informasi dari responden”.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikemukakan bahwa instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden, yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Pedoman wawancara dan observasi


(49)

digunakan untuk mengungkap jenis media yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana, jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap materi mata diklat membuat hiasan busana dan intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana. Adapun kisi–kisi instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean

2. Pengujian Instrumen

Dalam kegiatan penelitian, sebelum digunakan untuk mengambil data perlu diuji kelayakannya terlebih dahulu. Terdapat dua hal pokok yang

Variabel Indikator Deskriptor Item

butir Identifikasi

penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana

1. Jenis media pembelajaran

2. Penggunaan media pembelajaran pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana

- Media cetak

- Media tanpa proyeksi - Media 3 dimensi - Materi persiapan

tempat dan alat kerja menghias busana - Materi

macam-macam tusuk dasar - Materi dasar-dasar

hiasan busana dengan mesin - Materi disain hiasan

busana sesuai jenis busana

- Materi

memindahkan disain hiasan pada kain atau busana

- Materi membuat hiasan busana pada kain atau busana

1,8 2 3 4 5 6 7


(50)

berkaitan dengan pengujian instrumen yaitu validitas dan reliabilitas.

”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2001:5) ”validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2005) ”valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, yaitu dengan mengunakan 3 pendapat para ahi (judgement expert) yang bergelar minimal sarjana muda dan sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini dipilih 3 ahli yaitu 2 ahli dibidang media pembelajaran dan 1 ahli bidang menghias busana/membordir. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli, sehingga tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. (Sukardi, 2008:123). Untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan : instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total. Apabila para ahli (judgement expert) telah menyatakan bahwa instrumen penelitian telah sesuai untuk mengukur variabel penelitian dan telah dinyatakan valid,


(51)

maka instrumen penelitian dapat digunakan untuk mengambil data pada populasi penelitian. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang diteliti, indikator, deskriptor dan nomor item (butir).

3. Teknik Pengumpulan Data.

”Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan

data” (Sugiyono, 2006). Dilihat dari sumber datanya pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006).

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan beberapa metode agar data yang diperolah merupakan data valid, sehingga merupakan gambaran yang sebenarnya dari kondisi pelaksanaan pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila Peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin


(52)

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2006:194). Sedangkan menurut Husaini Usman (1996:57) wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Pada teknik ini Peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subyek yang diteliti. Peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Pada wawancara ini memungkinkan peneliti dengan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja, misalnya dari peneliti saja (Sukardi, 2008:79).

Pada penelitian tentang identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean, wawancara dilakukan terhadap sumber data yaitu guru mata diklat membuat hiasan busana yang berjumlah 4 orang dan wawancara terhadap siswa kelas II yang menempuh mata diklat membuat hiasan busana dengan jumlah 4 siswa. Hasil wawancara terhadap siswa digunakan untuk mengkroscek terhadap hasil wawancara terhadap guru. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan tentang identifikasi penggunaan media pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana yang mencakup jenis media yang digunakan


(53)

oleh guru dan penggunaannya untuk mengajar setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.(Husaini Usman, 1996: 54). Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalannya (reliabilitasnya) dan kesahihannya (validitasnya)

Pengumpulan data dengan cara observasi pada identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata dklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean dilakukan secara sistematis dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi daftar jenis media pembelajaran yang digunakan dan materi mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean. Pengamatan ini dilakukan secara langsung untuk mengetahui secara langsung jenis media pembelajaran yang digunakan pada mata diklat membuat hiasan busana.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Husaini Usman, 1996:73). Dokumentasi merupakan sumber data yang berasal dari catatan atau dokumen yang sifatnya tertulis.


(54)

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tertulis yang berupa modul mata diklat membuat hiasan busana dan pedoman silabus KTSP SMK edisi 2006.

Dalam penelitian tentang identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terhadap guru mata diklat membuat hiasan busana, sedangkan untuk mengkroscek hasil wawancara terhadap guru, Peneliti menggunakan dokumentasi, observasi dan hasil wawancara terhadap siswa.

E. Teknik Analisis Data.

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2005). Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan (Suharsimi Arikunto, 2005). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif . Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa membuat analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono: 2006).


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Sebagaimana diketahui penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mengkaji secara mendalam tentang jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean, jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada setiap kompetensi mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean dan intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana

A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Data untuk mengungkap identifikasi penggunaan media pembelajaran pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean yang meliputi jenis media yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana, penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana dan intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap mata diklat membuat hiasan busana diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Observasi dan wawancara dilakukan terhadap jenis media yang digunakan guru untuk


(56)

mengajar materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana dan penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi membuat hiasan busana yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2008, sedangkan untuk mengungkap intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean diperoleh dengan cara mengkroscek hasil wawancara terhadap guru dan terhadap siswa, hasil dari kroscek kemudian dibuat tabulasi dan dihitung intensitas penggunaan media pembelajaran oleh guru yang digunakan untuk mengajar setiap materi pembelajaran diklat membuat hiasan busana. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata diklat membuat hiasan busana yang berjumlah 4 orang, sedangkan 4 siswa kelas II SMK N 2 Godean yang menempuh mata diklat membuat hiasan busana digunakan untuk mengkroscek hasil penelitian terhadap media pembelajaran yang digunakan oleh guru mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean.

B. HASIL PENELITIAN

1. Media Pembelajaran yang digunakan Oleh Guru pada Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean

Media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan materi pembelajaran terhadap siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan diklat. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata diklat membuat hiasan busana terdiri dari media cetak, media tanpa proyeksi dan media tiga dimensi. Berdasarkan hasil wawancara terhadap


(57)

guru dan wawancara terhadap siswa tentang jenis media yang digunakan guru pada mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Media Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru pada Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean menurut pendapat guru dan siswa.

No Media Pembelajaran Guru I (SM) Guru II (FP) Guru III (SPs) Guru IV (SP)

Siswa I (PI) Siswa II (NI) Siswa III (MES) Siswa IV (FN)

1. Modul √ √ √ √ √ √ √ √

2. Job sheet - - √ - - - -

-3 Majalah - - √ - - - -

-4 Buku panduan membordir

√ √ √ √ √ √ √ √

5 Gambar motif bordir

√ √ √ √ √ √ √ √

6 Mesin jahit manual

√ √ √ √ √ √ √ √

7 Alat bantu membordir

√ √ √ √ √ √ √ √

8 Papan tulis √ √ √ √ √ √ √ √

9 Wallchart - √ √ √ - √ √ √

10 Fragment √ √ √ √ √ √ √ √

11 Benda jadi √ √ √ √ √ √ √ √

Berdasarkan tabel di atas, 4 guru mata diklat membuat hiasan busana menggunakan modul, setelah dikroscek dengan 4 siswa ternyata ada kesesuaian antara pendapat guru dan pendapat siswa, sehingga dapat diketahui bahwa semua guru menggunakan modul. Ketidak sesuaian terdapat pada penggunaan job sheet oleh guru III. Menurut pendapat guru


(58)

III, job sheet dan majalah digunakan oleh guru III, setelah dikroscek dengan siswa III dan IV yang diajar oleh guru III, ternyata guru III tidak menggunakan job sheet dan majalah, sehingga dapat diketahui bahwa guru tidak menggunakan job sheet dan majalah untuk mengajar mata diklat membuat hiasan busana.

Menurut pendapat 4 guru, buku panduan membordir, gambar motif bordir, mesin jahit manual, alat bantu membordir, papan tulis, fragment dan benda jadi digunakan untuk mengajar mata diklat membuat hiasan busana, setelah dikroscek dengan siswa ternyata ada kesesuaian antara pendapat 4 guru dan 4 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa guru memang menggunakan buku panduan membordir, gambar motif bordir, mesin jahit manual, alat bantu membordir, papan tulis, fragment dan benda jadi untuk mengajar mata diklat membuat hiasan busana.

Menurut Pendapat guru, wallchart digunakan oleh guru II, III, dan IV, setelah dikroscek dengan siswa ternyata ada kesesuaian antara pendapat guru dan siswa, berati bahwa guru II, III dan IV memang menggunakan wallchart untuk mengajar mata diklat membuat hiasan busana.

2. Media pembelajaran yang digunakan Oleh Guru pada Setiap Kompetensi Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan hasil wawancara terhadap siswa tentang media pembelajaran yang digunakan guru pada


(59)

setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana di SMK N 2 Godean diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran Oleh Guru pada Setiap Materi Pembelajaran Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean menurut pendapat guru

Materi Pembelajaran

Media Pembelajaran yang digunakan guru

PendapatGuru I (SM) Pendapat Guru II (FP)

Pendapat Guru III (SPs)

Pendapat Guru IV (SP) Persiapan Tempat

dan Alat kerja menghias busana

- Alat bantu bordir - Alat bantu bordir - Alat-alat bordir - Mesin jahit

- Mesin jahit manual

- Alat bantu bordir Macam-macam

tusuk dasar

- Fragment

- Gambar motif border - Papan tulis

- Modul

- Fragment - Gambar motif

border

- Buku panduan bordir

- Modul

- Modul - Buku panduan

bordir

- Gambar motif bordir

- Mesin jahit manual - Alat bantu bordir - Papan tulis - Wallchart - Fragment - Benda jadi

- Fragment

- Mesin jahit manual - Alat bantu bordir - Modul

Dasar-dasar hiasan busana dengan mesin

- Buku panduan bordir - Buku panduan bordir

- Buku panduan bordir

- Gambar motif border - Papan tulis

- Mesin jahit manual - Buku panduan

bordir - Papan tulis

Disain hiasan busana sesuai jenis busana

- Gambar motif border - Buku panduan bordir

- Gambar motif border

- Buku panduan bordir

- Papan tulis

- Buku panduan bordir

- Gambar motif border - Papan tulis

- Meja untuk mendisain

Memindahkan disain hiasan pada kain atau busana

- Gambar motif border - Alat-alat untuk

menjiplak gambar disain

- Gambar motif border

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain

- Gambar motif border

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain

- Papan tulis - Modul - Job sheet

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain

Membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana

- Mesin jahit manual - Alat bantu bordir - Benda jadi - Fragment

- Mesin jahit manual

- Alat bantu bordir - Benda jadi

-- Mesin jahit manual - Benda jadi

- Mesin jahit manual - Alat bantu bordir


(60)

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa media yang digunakan guru pada setiap materi pembelajaran mata diklat membuat hiasan busana menurut pendapat 4 guru mata diklat adalah sebagai berikut:

a. Materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana , media yang digunakan guru yaitu: mesin jahit manual dan alat bantu membordir

b. Materi macam – macam tusuk dasar, media yang digunakan guru yaitu: modul, buku panduan bordir, gambar motif bordir, wallchart, mesin jahit manual, fragment, papan tulis, dan alat bantu bordir c. Materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, media yang

digunakan guru yaitu: buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis

d. Materi disain hiasan busana sesuai jenis busana, media yang digunakan guru yaitu: modul, buku panduan bordir, gambar motif bordir, dan papan tulis

e. Materi memindahkan disain hiasan pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: gambar motif bordir, papan tulis dan alat untuk menjiplak gambar disain pada kain

f. Materi membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: mesin jahit manual, gambar motif bordir, alat bantu membordir dan benda jadi


(61)

Tabel 4. Identifikasi Penggunaan Media Pembelajaran Oleh Guru pada Setiap Materi Pembelajaran Mata Diklat Membuat Hiasan Busana di SMK N 2 Godean menurut pendapat siswa

Materi Pembelajaran Media Pembelajaran yang digunakan guru

Siswa I (PI) Siswa II (NI) Siswa III (MES) Siswa IV (FN) Persiapan Tempat

dan Alat kerja menghias busana

- Alat-alat bordir - Alat-alat bordir - Mesin jahit

manual

- Alat-alat bordir - Alat-alat bordir

Macam-macam tusuk dasar

- Fragment - Mesin jahit

manual - Alat bantu

bordir

- Fragment - Wallchart - Mesin jahit

manual

- Fragment - Mesin jahit

manual

- Fragment - Mesin jahit

manual

Dasar-dasar hiasan busana dengan mesin

- Mesin jahit - Modul - Buku panduan

bordir

- Buku panduan bordir

- Gambar motif border

- Buku panduan bordir

- Papan tulis

- Buku panduan bordir

- Papan tulis

Disain hiasan busana sesuai jenis busana

- Gambar motif border - Meja untuk

mendisain

- Meja untuk mendisain

- Buku panduan bordir

- Papan tulis - Gambar motif

border

- Buku panduan bordir

- Gambar motif border

Memindahkan disain hiasan pada kain atau busana

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain

- Meja untuk mendisain - Alat-alat untuk

menjiplak gambar disain - Gambar motif

border

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain - Gambar motif

border

- Gambar motif border

- Alat-alat untuk menjiplak gambar disain

Membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana

- Mesin jahit manual - Alat bantu

bordir - Benda jadi

- Mesin jahit manual

- Alat bantu bordir - Benda jadi - Gambar motif

border

- Mesin jahit manual - Alat bantu

bordir - Benda jadi

- Mesin jahit manual - Alat bantu

bordir - Benda jadi

Berdasarkan tabel 4 di atas, menurut pendapat 4 siswa, media yang digunakan guru untuk pada setiap materi mata diklat membut hiasan busana adalah sebagai berikut:

a. Materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana , media yang digunakan guru yaitu: alat bantu membordir dan mesin jahit manual b. Materi macam – macam tusuk dasar, media yang digunakan guru


(62)

c. Materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, media yang digunakan guru yaitu: modul, buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis

d. Materi disain hiasan busana sesuai jenis busana, media yang digunakan guru yaitu: gambar motif bordir, buku panduan membordir, papan tulis dan meja untuk mendisain

e. Materi memindahkan disain hiasan pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: gambar motif bordir dan alat untuk menjiplak gambar desain bordir pada kain

f. Materi membuat hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana, media yang digunakan guru yaitu: mesin jahit manual, gambar motif bordir, alat bantu membordir dan benda jadi.

Setelah pendapat 4 guru dan pendapat 4 siswa dikroscek, dapat diketahui bahwa media yang digunakan guru pada setiap materi mata diklat membuat hiasan busana adalah sebagai berikut:

Pada materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana, menurut pendapat guru, media yang digunakan untuk mengajar yaitu: mesin jahit manual dan alat bantu membordir, setelah dikroscek dengan siswa ternyata ada kesesuaian antara pendapat guru dan siswa. Siswa berpendapat bahwa media yang digunakan guru untuk mengajar materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana adalah alat bantu membordir dan mesin jahit manual. Berdasarkan hasil kroscek tersebut dapat diketahui bahwa pada


(63)

materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana, guru memang menggunakan alat bantu membordir dan mesin jahit manual.

Pada materi macam-macam tusuk dasar, menurut pendapat guru, media yang digunakan guru untuk mengajar yaitu: modul, buku panduan bordir, gambar motif bordir, wallchart, mesin jahit manual, fragment, papan tulis dan alat bantu bordir, setelah dikroscek dengan 4 siswa tenyata ada kesesuaian pada penggunaan modul, gambar motif bordir, wallchart, mesin jahit manual, fragment, dan alat bantu bordir. Berdasarkan hasil kroscek tersebut dapat diketahui bahwa pada materi macam-macam tusuk dasar, guru memang menggunakan modul, gambar motif bordir, mesin jahit manual, wallchart, fragment, dan alat bantu bordir.

Pada materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, menurut pendapat guru, media yang digunakan guru untuk mengajar yaitu: buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis, setelah dikroscek dengan 4 siswa tenyata ada kesesuaian antara pendapat guru dan pendapat siswa. Siswa berpendapat bahwa media yang digunakan guru untuk mengajar materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin adalah buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis Berdasarkan hasil kroscek tersebut dapat diketahui bahwa pada materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin, guru memang menggunakan buku panduan bordir, gambar motif bordir dan papan tulis.

Pada materi disain hiasan busana sesuai jenis busana, menurut pendapat guru, media yang digunakan guru untuk mengajar yaitu: gambar


(1)

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN

Nama Siswa : Kelas : Hari/Tanggal : Tempat :

1. Media apa saja yang digunakan guru pada waktu mengajar mata diklat membuat hiasan busana?

2. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi persiapan tempat dan alat kerja menghias busana?

3. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi macam-macam tusuk dasar?

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi dasar-dasar hiasan busana dengan mesin?

5. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi disain hiasan busana sesuai jenis busana?.

6. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi memindahkan disain hiasan pada kain atau busana?

7. Media pembelajaran apa yang digunakan guru pada waktu mengajar materi membuat hiasan busana pada kain atau busana?

8. Media apa yang paling sering digunakan guru pada waktu mengajar mata diklat membuat hiasan busana?


(2)

KELAS/PROG. KEAHLIAN : XI/ Tata Busana

SEMESTER : 3 dan 4

STANDAR KOMPETENSI : Membuat Macam–macam Tusuk dengan Menggunakan Mesin pada Benda ALOKASI WAKTU : 33 x 4 jam

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Tatap

Muka (Teori)

Prak tik di seko lah

Prak tik di DU/ DI Menyiapkan

tempat kerja dan alat

Tempat kerja disiapkan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja

Persiapan tempat dan alat kerja menghias busana dengan bordir

 Menyiapkan alat menghias busana dengan cermat dan tepat

 Memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja

 Memahami jenis dan fungsi alat menghias busana

 Mengidentifikasikan kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang busana

 Menghias busana dengan tepat

 Menerapkan prosedur K3

 Pengamatan  Tes lisan


(3)

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Tatap Muka (Teori) Prak tik di seko lah Prak tik di DU/ DI Membuat macam-macam tusuk dasar

 Alat yang digunakan sesuai dengan

fungsinya

 Macam–macam tusuk dasar

 Teliti dan cermat dalam membuat tusuk dasar sulaman tangan dan border

 Memahami macam-macam tusuk dasar  Membuat

macam-macam tusuk dasar

 Pengamatan  Tes lisan  Tes tertulis  tugas

44  Teknik

membordir

 Easy

Embroidery

Membuat disain hiasan

 Letak hiasan busana

diidentifikasikan sesuai dengan busna yang akan dihias

 Jenis dan bentuk hiasan

diidentifikasikan sesuai dengan jenis bahan dan jenis busana  Disain hiasan

dibuat sesuai rencana

 Dasar-dasar hiasan busana dengan mesin  Disain hiasan

busana sesuai jenis busana

 Responsif terhadap perkembangan disain hiasan busana

 Kreatif dan inovatif dalam membuat disain hiasan busana

 Memahami prinsip-prinsip disain hiasan busana

 Memahami jenis dan bentuk hiasan busana  Memahami jenis ragam

hiasan busana

 Merencanakan disain hiasan busana

 Membuat disain hiasan busana sesuai jenis bahan dan jenis busana

 Tes lisan  Tes tertulis  tugas

20  Desain hiasan  Membuat

hiasan dan lenan RT  Teknik border

lanjut pada busana

 Pola ragam hias


(4)

lah DI Memindahkan

disain hiasan pada kain atau busana

 Lokasi disain pada busana diukur atau ditetapkan secara proporsional  Disain

dipindahkan dengan menggunakan alat bantu sesuai dengan teknik memindahkan disain hiasan  Alat bantu

dipilih yang memiliki sifat yang tidak permanent pada busana yang akan dihias

Memindahkan disain hiasan pada kain atau busana

Teliti dan cermat dalam memindahkan disain hiasan busana atau kain

 Tes lisan  Tugas


(5)

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Tatap Muka (Teori) Prak tik di seko lah Prak tik di DU/ DI Membuat

hiasan busana dengan mesin pada kain atau busana

 Alat digunakan sesuai dengan fungsinya

 Sikap tubuh dalam

mengerjakan ragam hiasan dengan

memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

 Ragam hias dikerjakan sesuai dengan teknik dan prosedur

 Membuat hiasan pada kain atau busana

 Kreatif dan inovatif dalam membuat ragam hias atau motif

 Pengamatan  tugas

40  Teknik border lanjut pada busana

Mengemas busana atau kain yang sudah dihias

 Busana yang sudah dihias digantung atau dikemas dengan menonjolkan hiasannya

 Pengemasan kain

 Cermat, teliti dan kreatif dalam melaksanakan pengemasan busana yang sudah dihias

 Mengetahui alat dan bahan kemasan busana  Memahami teknik

penyimpanan busana atau kain yang telah dihias

 Mengemas busana yang sudah dihias berikut identitas pemesan

 Pengamatan  Tugas


(6)

lah DI Menyimpan Busana yang

sudah siap dihias (disulam, pasang payet, dibordir) diantung atau disimpan dengan benar

Busana disimpan dengan sistematis (sesuai dengan tanggal

pengambilan)

 Menyimpan kain atau busana yang sudah dihias

 Hati-hati dalam menyimpan busana atau kain yang sudah dihias

 Pengamatan  Tugas