Materi Workshop Penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia EMT Kelompok 1
REKOMENDASI
DISKUSI
KELOMPOK 1
25 November 2016
1. POSISI SPGDT SAAT INI
Posisi
SPGDT saat ini belum
terimplementasi secara
teritegrasi/menyeluruh, masih sebagian
sebagian. Contoh sistim komunikasi dan
sistem transportasi serta pelayanan
medis pra RS belum terintegrasi
Rekomendasi
1.
2.
3.
Sesuai Inpres no 4 th 2013, Setiap kabupaten/kota
harus punya PSC 119 sebagai bagian dari SPGDT
Dinas Kabupaten/Kota melakukan pendataan
sumber daya (ambulans, dokter, perawat,
paramedis) untuk pembentukan EMT yang
kemudian diregistrasi secara nasional.
Melakukan penyeregamanan nomenklatur nama
Tim yang selama ini sudah ada ( TRC, TGC, BSB)
menjadi EMT tipe I (Sesuai dengan nomenklatur
internasional sesuai standard WHO) yang
penetapannya dengan SK Menteri Kesehatan.
Rekomendasi
4.
5.
6.
Dalam daily emergencies EMT Kabupaten/Kota
dapat dibentuk di PSC 119 yang sudah dibentuk
di kabupaten/kota. Dalam kondisi bencana, EMT
dapat dibentuk di RS pemerintah atau swasta,
Puskesmas, dinas dll.
Jumlah EMT di setiap Kabupaten/Kota minimal
memiliki 1 tim EMT tipe 1 (mobile/fixed)
disesuaikan dengan kemampuan
kabupaten/kota.
Personilnya bisa berasal dari pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat.
2. KOMPETENSI EMT TYPE
1
Kompetensi
diharapkan sesuai dengan
ketentuan WHO tentang EMT tipe 1
Kompetensi untuk Basic Life Support,
Triage Assesment, Stabilisasi,
transportasi, terapi definitif untuk kasus
minor.
Rekomendasi
7. Satu tim EMT Tipe 1 (mobile) minimal 5
orang (terdiri dari 1 dokter/1 perawat terlatih,
3 perawat/paramedis yang sudah terlatih.
Kompetensi setiap tim mempunyai
kemampuan untuk Basic Life Support, Triage
Assesment, Stabilisasi, transportasi, terapi
definitif untuk kasus minor.
8. Satu tim EMT tipe 1 harus didukung dengan
keberadaan 1 ambulans transport dan sistem
komunikasi.
Rekomendasi
9. Anggota EMT Tipe 1 (fixed) minimal
jumlahnya 3 kali EMT Tipe 1 (mobile) yang
harus didukung dengan keberadaan 1
ambulans transport, tempat
penampungan sementara (1 atau 2 tenda
set ukuran pleton (kapasitas 30 orang)
untuk tim dan pelayanan kesehatan serta
didukung sistem komunikasi.
Rekomendasi
10. Tim EMT tipe 1 (mobile maupun fixed) harus
bisa melaksanakan triage dan pertolongan
pertama, stabilisasi serta merujuk pasien dan juga
memberikan definitif care untuk pasien luka ringan.
Pelayanan harus tersedia dalam waktu 24-48 jam
setelah kejadian bencana.
11. Pelayanan kesehatan EMT tipe 1 dilaksanakan
di jam kerja selama minimal 14 hari.
12. Tim EMT di kabupaten/kota yang sudah
memenuhi standar komposisi dan kompetensi,
perlu diregistrasi.
Rekomendasi
13.
Pembiayaan dan pembinaan EMT
menjadi tanggungjawab pemerintah
(Pemda, BPBD, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota) pada saat penugasan.
3. FUNGSI PSC DALAM
KOMANDO
Struktur Komando dan Koordinasi dalam
bencana
Kepala daerah
Kepala Dinas
TIM EMT 1
TIM EMT 1
Peme
rinta
h
Masya
rakat
LSM
Prof
esi
Dunia
usaha
PSC
ALUR Komunikasi dalam bencana
Masyarakat
PSC/Puskesma
s/Dinas
EMT 1
Peme
rinta
h
Masy
arak
at
EMT 1 di RS
LS
M
Prof
esi
Dunia
usaha
EMT 1 di RS
Terima
Kasih
DISKUSI
KELOMPOK 1
25 November 2016
1. POSISI SPGDT SAAT INI
Posisi
SPGDT saat ini belum
terimplementasi secara
teritegrasi/menyeluruh, masih sebagian
sebagian. Contoh sistim komunikasi dan
sistem transportasi serta pelayanan
medis pra RS belum terintegrasi
Rekomendasi
1.
2.
3.
Sesuai Inpres no 4 th 2013, Setiap kabupaten/kota
harus punya PSC 119 sebagai bagian dari SPGDT
Dinas Kabupaten/Kota melakukan pendataan
sumber daya (ambulans, dokter, perawat,
paramedis) untuk pembentukan EMT yang
kemudian diregistrasi secara nasional.
Melakukan penyeregamanan nomenklatur nama
Tim yang selama ini sudah ada ( TRC, TGC, BSB)
menjadi EMT tipe I (Sesuai dengan nomenklatur
internasional sesuai standard WHO) yang
penetapannya dengan SK Menteri Kesehatan.
Rekomendasi
4.
5.
6.
Dalam daily emergencies EMT Kabupaten/Kota
dapat dibentuk di PSC 119 yang sudah dibentuk
di kabupaten/kota. Dalam kondisi bencana, EMT
dapat dibentuk di RS pemerintah atau swasta,
Puskesmas, dinas dll.
Jumlah EMT di setiap Kabupaten/Kota minimal
memiliki 1 tim EMT tipe 1 (mobile/fixed)
disesuaikan dengan kemampuan
kabupaten/kota.
Personilnya bisa berasal dari pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat.
2. KOMPETENSI EMT TYPE
1
Kompetensi
diharapkan sesuai dengan
ketentuan WHO tentang EMT tipe 1
Kompetensi untuk Basic Life Support,
Triage Assesment, Stabilisasi,
transportasi, terapi definitif untuk kasus
minor.
Rekomendasi
7. Satu tim EMT Tipe 1 (mobile) minimal 5
orang (terdiri dari 1 dokter/1 perawat terlatih,
3 perawat/paramedis yang sudah terlatih.
Kompetensi setiap tim mempunyai
kemampuan untuk Basic Life Support, Triage
Assesment, Stabilisasi, transportasi, terapi
definitif untuk kasus minor.
8. Satu tim EMT tipe 1 harus didukung dengan
keberadaan 1 ambulans transport dan sistem
komunikasi.
Rekomendasi
9. Anggota EMT Tipe 1 (fixed) minimal
jumlahnya 3 kali EMT Tipe 1 (mobile) yang
harus didukung dengan keberadaan 1
ambulans transport, tempat
penampungan sementara (1 atau 2 tenda
set ukuran pleton (kapasitas 30 orang)
untuk tim dan pelayanan kesehatan serta
didukung sistem komunikasi.
Rekomendasi
10. Tim EMT tipe 1 (mobile maupun fixed) harus
bisa melaksanakan triage dan pertolongan
pertama, stabilisasi serta merujuk pasien dan juga
memberikan definitif care untuk pasien luka ringan.
Pelayanan harus tersedia dalam waktu 24-48 jam
setelah kejadian bencana.
11. Pelayanan kesehatan EMT tipe 1 dilaksanakan
di jam kerja selama minimal 14 hari.
12. Tim EMT di kabupaten/kota yang sudah
memenuhi standar komposisi dan kompetensi,
perlu diregistrasi.
Rekomendasi
13.
Pembiayaan dan pembinaan EMT
menjadi tanggungjawab pemerintah
(Pemda, BPBD, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota) pada saat penugasan.
3. FUNGSI PSC DALAM
KOMANDO
Struktur Komando dan Koordinasi dalam
bencana
Kepala daerah
Kepala Dinas
TIM EMT 1
TIM EMT 1
Peme
rinta
h
Masya
rakat
LSM
Prof
esi
Dunia
usaha
PSC
ALUR Komunikasi dalam bencana
Masyarakat
PSC/Puskesma
s/Dinas
EMT 1
Peme
rinta
h
Masy
arak
at
EMT 1 di RS
LS
M
Prof
esi
Dunia
usaha
EMT 1 di RS
Terima
Kasih