BAB-I-Renja-SGY

BAB I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Otonomi Daerah sebagai perwujudan pelaksanaan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan
sekaligus sebagai merealisasi tuntutan reformasi perlu dilaksanakan dengan ketulusan sikap dan
tindakan yang digariskan dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah, telah
memuat prinsip-prinsip Demokratisasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta
memperhatikan potensi Daerah dalam penyelenggaran Pemerintah dan pembangunan Daerah. Kedua
Undang-Undang tersebut merupakan penjabaran TAP MPR NO.XV/MPR/1998 yang menggariskan
perlunya penyelenggaraan Otonomi Daerah melalui pelimpahan kewenangan yang seluas-luasnya
kepada Daerah, dimaksud untuk lebih memberdayakan Daerah dalam mengembangkan potensinya
sekaligus dapat mengurus sendiri rumah tangganya yang bertujuan untuk menjawab perkembangan
keadaan yang terjadi, baik di dalam maupun di luar negeri serta tantangan persaingan globalisasi.
Oleh karena itu pelaksanaan Otonomi Daerah merupakan perwujudan kapasitas Pemerintah
Daerah dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, sesuai dengan konsidi, karakteristik
dan potensi Daerah. Untuk itu perlu dilakukan berbagai perubahan, karena diyakini Pemerintahan

terdahulu yang bersifat sentralistik telah menciptakan ketergantungan Daerah kepada pusat.
Sehingga memperlemah inisiatif Daerah dalam menggali potensi dan sumber daya yang ada di
Daerah, hal ini jelas sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.
Pergeseran pola dan strategi pembangunan Daerah kepada pemberdayaan Pemerintah
Daerah, diharapkan dapat menciptakan keadaan yang kondusif serta pertumbuhan masyarakat yang
mampu membangun dirinya sendiri, kompetitif dalam memenuhi minat, kebutuhan dan kepentingan
bersama.
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dan tuntutan arus reformasi maka
terselenggaranya GOOD GOVERNANCE merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintah, termaksud
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dan Pemerintah Kecamatan sebagai ujung tombak dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mecapai tujuan serta
1

BAB I Pendahuluan

menjadikan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar sebagai perwujudan cita-cita bangsa dan Negara
sesuai dengan prinsip-prinsip GOOD GOVERNANCE antara lain :
1.

Partispasi, yaitu kebersamaan setiap warga untuk memberikan hak dan menyampaikan

pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.

Penegak Hukum, yaitu mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang agama
dalam masyarakat.

3.

Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat, melalui penyediaan informasi dan menjamin, kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.

4.

Kesetaraan, yaitu memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahtrraannya.


5.

Daya

Tanggap,

yaitu

meningkatkan

kepekaan,

kepedulian

para

penyelenggara

Pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
6.


Wawasan kedepan, yaitu membangun daerah berdarkan visi dan strategi yang telah
mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa
memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya.

7.

Akuntabilitas, yaitu meningkatkan keberanian dan kepastian para pengambil keputusan
dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

8.

Pengawasan, yaitu meningkatkan upaya penjagaan terhadap penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

9.

Efisiensi dan Efektifitas, yaitu menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.


10.

Propesionalisme, yaitu meningkatkan kemampuan dan akhlak penyelenggara pemerintah,
agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat dan tepat dengan biaya terjangkau.

2

BAB I Pendahuluan

Sebagai langkah tindak lanjut TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1999 dan No. 28 Tahun 1999
tersebut pemerintah telah menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah mencakup siklus yang
terintegrasi diawali dengan disusunnya Rencana Stratejik yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala
yang mungkin timbul kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan,
pelaksanaan program dan kegiatan, Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja serta evaluasi Kinerja.
Dari siklus AKIP tersebut dapat dilihat bahwa penyusunan Rencana Kinerja merupakan fase
awal dalam sistem AKIP. Untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan pemerintah
Daerah. Maka setiap unit kerja juga menyusun rencana stratejik. Rencana Stratejik yang disusun oleh
Satuan Kerja harus mempedomani Rencana


Strategik pemerintah Daerah yang pada dasarnya

merupakan suatu keselarasan Rencana Strategik dalam lingkungan pemerintah Daerah itu sendiri.
Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
transparan, dan legilimet, sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat
berlangsung efektif dan efisien serta bebas dari korupsi dan kolusi serta nepotisme, Setiap unit
pemerintah yang ada dalam lingkungan pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Termasuk kecamatan
Sungayang, harus berpartisipasi dalam mewujudkan terselenggaranya good governance tersebut
dengan mengembangkan dan menerapkan suatu Sitem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP)
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah mencakup siklus yang tidak terputus dan
terintegrasi yang diawali dengan disusunnya Rencana Strategis (RENSTRA)

atau Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk masa lima tahun dan Rencana Kerja (RENJA) untuk
setiap tahun. Tahapan-tahapan berikutnya mencakup pelaksanaan kegiatan dan pengukuran kinerja,
pelaporan capaian kinerja dalam bentuk LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
dan evaluasi kinerja dengan memanfaatkan LAKIP bagi peningkatan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa penyusunan Rencana strategis akan menentukan arah
pencapaian kinerja instansi pemerintah dan sebagai tolok ukur sejauh mana keberhasilan suatu
organiasasi dapat ditentukan.

3

BAB I Pendahuluan

1.2

LANDASAN HUKUM,
1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan
Nasional.
4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Daerah nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah

8. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006
9. Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 1 tahun 2014, tentang Pedoman Umum Penyusunan
Perencanaan Penganggaran Dan PertanggungJawaban Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah

1.3

MAKSUD DAN TUJUAN.
Kecamatan Sungayang sebagai bagian integral dari Pemerintrah Kabupaten Tanah Datar
berkewajiban menyukseskan pencapaian visi dan misi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Tanah Datar. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Kecamatan Sungayang sebagai Perangkat
Daerah Kabupaten Tanah Datar juga menyusun suatu Rencana Kerja tahun Anggaran 2015 sebagai
acuan dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang
pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi Pemerintah Daerah.
Rencana Kerja Kecamatan Sungayang pada hakekatnya bertujuan antara lain :
1. Untuk menciptakan prinsip-prinsip pengelolaan kepemerintahan yang baik (Good
Gevernance) dan terciptanya Akuntabilitas Pemerintah di Kecamatan Sungayang dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
4


BAB I Pendahuluan

2. Merencanakan

secara

sistematis

setiap

sasaran,

program

dan

kegiatan

yang


berkesinambungan.
3. Sebagai penuntun untuk mencapai tujuan organisasi agar dapat berjalan efektif, efisien dan
akuntabel.
4. Memberikan pelayanan yang mudah, transparan dan akuntabel

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN
Pada dasarnya Rencana Kerja (Renja) mengkomunikasikan tentang Rencana Kerja
Pemerintahan Satuan Perangkat Daerah untuk tahun berikutnya.
Uraian singkat masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas informasi umum latar belakang, dasar hukum,
maksud dan tujuan penyusunan , sistematika penulisan dan penyampaian
Rencana Kerja tahun 2015.

BAB II


EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) SKPD TAHUN
YANG LALU (tahun 2013 )
Berisi tentang evaluasi pelaksanaan Renja Kantor Camat Sungayang tahun yang
lalu, capaian renstra SKPD , Analisis kinerja pelayanan pada Kantor Camat
Sungayang serta isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi pada Kantor
Camat Sungayang.

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015.
Berisi tentang tujuan dan sasaran Rencana Kerja pada Kantor Camat Sungayang
terutama untuk meningkatkan pelayanan publik serta menyampaikan program
dan kegiatan untuk tahun 2015.

5

BAB I Pendahuluan

BAB IV

PENUTUP
Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Rencana Kerja (Renja) Kantor Camat
Sungayang tahun anggaran 2015.

6