Petani yang Baik Hati
Petani yang Baik Hati
Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini
hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan
tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah
tiba, Pak Petani tidak punya makanan , juga tidak mempunyai kayu bakar
untuk menghangatkan diri, jadi hari ini Pak Petani hendak pergi ke pasar
untuk mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada
sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju.
Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke
dalam rumah. Pak Petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan
meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi
ke pasar untuk bekerja.
Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai
telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur Burung Camar, mungkin
induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih
hangat. Pak Petani merawat Burung Camar kecil itu dengan penuh kasih
sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari
bekerja di pasar. Ketika harus meninggalkan Burung Camar itu sendirian,
Pak Petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan
perapian agar Burung Camar tetap hangat.
Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini
hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan
tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah
tiba, Pak Petani tidak punya makanan , juga tidak mempunyai kayu bakar
untuk menghangatkan diri, jadi hari ini Pak Petani hendak pergi ke pasar
untuk mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada
sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju.
Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke
dalam rumah. Pak Petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan
meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi
ke pasar untuk bekerja.
Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai
telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur Burung Camar, mungkin
induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih
hangat. Pak Petani merawat Burung Camar kecil itu dengan penuh kasih
sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari
bekerja di pasar. Ketika harus meninggalkan Burung Camar itu sendirian,
Pak Petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan
perapian agar Burung Camar tetap hangat.