STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERBENIHAN MANGGA (Mangifera indica L.)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PERBENIHAN MANGGA (Mangifera indica L.)

DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
Mga I-1

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Lahan
Pembenihan

Nomor
Mga-I
Halaman
1/3

Tanggal

Sept 2010
Revisi
........

I. PERSIAPAN LAHAN PEMBENIHAN
A. Definisi :
Kegiatan persiapan lahan pembenihan adalah serangkaian
kegiatan mempersiapkan lahan untuk kegiatan produksi benih
bermutu.
B. Tujuan :
Untuk mendapatkan lahan yang optimal pada kegiatan produksi
benih bermutu.
C. Referensi :
a. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga
(Mangifera indica L). Direktorat Perbenihan. Ditjen Bina
Produksi Hortikultura
b. Nugroho H. Prastowo, dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. ICRAF
c. Pengalaman penangkar Majalengka dan Bogor. 2010
D. Alat dan Bahan

D.1. Alat
a. Golok/parang
b. Gergaji
c. Kapak
d. Cangkul / Garpu
e. Meteran/penggaris
f. Altimeter
g. pHmeter tanah
h. Alat tulis
Mga I-2

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Lahan
Pembenihan

Nomor
Mga-I
Halaman
2/3


Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

D.2. Bahan
a. Kertas
b. Pensil/Spidol/Pulpen
c. Bambu
d. Tali/Kawat
e. Paranet/Plastik Sungkup
f. Kapur pertanian
E. Fungsi :
1. Alat
a. Golok/parang digunakan sebagai alat untuk membabat
tumbuhan liar/pembuatan tiang dan tiang naungan areal
pembenihan.
b. Gergaji digunakan sebagai alat pemotong bahan persiapan
lahan

c. Kapak digunakan sebagai alat pemotong/pembelah/pemukul
d. Cangkul/garpu digunakan sebagai alat dalam pengolahan
tanah dan membersihkan lahan dari gulma.
e. Meteran/penggaris digunakan sebagai alat pengukur.
f. Altimeter sebagai alat pengukur ketinggian/ elevasi lahan
g. pHmeter tanah sebagai alat pengukur tingkat keasaman
tanah
h. Alat tulis digunakan sebagai alat bantu dalam pencatatan.
2. Bahan
a. Kertas digunakan sebagai bahan dalam mendesain lahan
pembenihan.
b. Pensil sebagai bahan untuk menulis

Mga I-3

c. Bambu digunakan sebagai bahan pembuatan tiang
naungan lahan pembenihan
d. Tali/Kawat digunakan sebagi bahan untuk mengikat.
Standar Operasional
Nomor

Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-I
Sept 2010
Persiapan Lahan
Halaman
Revisi
Pembenihan
3/3
........
e. Paranet/plastik sungkup digunakan sebagai sungkup pada
lahan pembenihan.
f. Kapur pertanian digunakan untuk mengatur tingkat
keasaman (pH) tanah dan unsur hara tambahan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Buat sketsa lahan pembenihan dan lakukan pengukuran
luas lahan pembenihan.
b. Lakukan pengkaplingan sesuai dengan kontur tanah dan
arah sinar matahari.
c. Lakukan perencanaan denah lahan yang dekat dengan

pengairan, tentukan lokasi bak penampungan air, jalan
masuk dan keluar lahan pembenihan, serta tempat
pengumpulan benih siap salur.
d. Lakukan pembersihan gulma (pembabatan tumbuhan dan
pendongkelan akar) pada lahan bersemak belukar.
e. Catat setiap kegiatan persiapan lahan pembenihan yang
telah dilaksanakan.

Mga I-4

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Bawah

Nomor
Mga-II
Halaman
1/5

Tanggal

Sept 2010
Revisi
........

II. PERSIAPAN BATANG BAWAH
A. Definisi :
Persiapan Batang Bawah merupakan rangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman dari hasil semaian biji yang sudah
terseleksi dari pohon Mangga yang mempunyai perakaran baik
dan kuat, toleransi tinggi terhadap hama dan penyakit,
mempunyai daya adaptasi tumbuh yang tinggi pada berbagai
jenis kondisi lahan dan kompatibel dengan batang atasnya. Biji
yang digunakan berasal dari buah Mangga yang telah benarbenar tua (masak fisiologis), bentuknya seragam, tidak kempes,
tidak rusak fisik dan berasal dari pohon terpilih (umur
tanamannya lebih dari 10 tahun).
B. Tujuan
a. Menyediakan batang bawah yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan
C. Referensi
a. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga

(Mangifera indica L). Direktorat Perbenihan. Ditjen Bina
Produksi Hortikultura
b. Nugroho H. Prastowo, dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. ICRAF
c. Pengalaman penangkar Majalengka dan Bogor. 2010
D. Alat dan Bahan
D.1. Alat
Mga I-5

a. Cangkul
b. Gembor/Embrat
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Bawah

Nomor
Mga-II
Halaman
2/5


Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

c. Skop kecil
d. Alat takar
e. Ember
f. Sprayer
D.2. Bahan
a. Biji
b. Media tanam (tanah, pupuk kandang perbandingan 2:1)
c. Polibag (ukuran 16 x 21 cm)
d. Pestisida
(Fungisida,
Insektisida,
Bakterisida,
Nematisida, Akarisida)
e. Pupuk daun
f. Pupuk buatan

E. Fungsi
1. Alat
a. Cangkul digunakan sebagai alat untuk membuat
persemaian dan mencampur media tanam.
b. Gembor/embrat digunakan sebagai alat menyiram pada
persemaian.
c. Skop kecil digunakan sebagai alat untuk membantu
memasukkan media tanam ke polibag
d. Alat takar digunakan sebagai alat untuk menakar pestisida.
e. Ember digunakan sebagai wadah mencampur pestisida.
f. Sprayer digunakan sebagai alat untuk menyemprotkan
larutan pestisida dan pupuk daun.
Mga I-6

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Bawah

Nomor
Mga-II

Halaman
3/5

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

2. Bahan
a. Biji sebagai bahan tanaman batang bawah.
b. Media tanam sebagai tempat tumbuhya biji durian yang
juga sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan tanaman.
c. Polibag (ukuran 16 x 21 cm) digunakan sebagai tempat
menampung media tanam.
d. Pestisida (Fungisida, Insektisida, Bakterisida, Nematisida,
Akarisida) digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit.
e. Pupuk daun digunakan sebagai bahan penyubur daun.
f. Pupuk buatan digunakan sebagai tambahan nutrisi dalam
pertumbuhan tanaman.
F. Prosedur Pelaksanaan
F.1. Persiapan Biji
a. Ambil biji dari buah yang benar-benar telah tua (masak
fisiologis) dan dari pohon yang terpilih.
b. Ekstraksi (pembersihan/pengupasan) dari kulit biji
c. Seleksi/sortir biji
d. Cuci hingga bersih, jangan sampai menimbulkan rusak fisik
e. Rendam biji (seed treatment) ke dalam larutan fungisida
selama 10 menit.

Mga I-7

Gambar 1. Biji mangga siap semai
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-II
Sept 2010
Halaman
Revisi
Persiapan Batang Bawah
4/5
........
F.2. Penyemaian Biji
a. Letakkan biji ke dalam bedengan persemaian sedalam 2
cm, dengan jarak tanam 2 x 2 cm, posisi lembaga (hylum) di
bagian bawah kemudian ditimbun dengan tanah/jerami
sampai bijinya tertutup (tipis)
b. Pindahkan benih dari persemaian umur 2 bulan setelah
semai ke polibag
c. Lakukan penyiraman bila diperlukan
F.3. Penyiapan Media Tanam
a. Lakukan pencampuran media tanam secara merata, antara
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
b. Lakukan pengisian media tanam ke dalam polibag (16 x 21
cm), usahakan agar polibag diisi ¾ bagian.
F.4. Pemeliharaan Batang Bawah
a. Lakukan penyiraman batang bawah disesuaikan dengan
kondisi media dan lingkungan.
b. Lakukan penyulaman tanaman
c. Lakukan pemupukan sebulan sekali dengan pupuk daun.
d. Lakukan penyiangan dilakukan terhadap gulma yang
tumbuh.
e. Lakukan seleksi batang bawah yang terjadi pertumbuhan
poliembrio (tumbuh tanaman baru lebih dari satu pada satu
lembaga).
f. Lakukan seleksi batang bawah yang terserang hama dan
penyakit
Mga I-8

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Bawah

Nomor
Mga-II
Halaman
5/5

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

F.5. Pemilihan Batang Bawah
a. Lakukan pemilihan batang bawah yang sehat dan seragam
b. Pilih batang bawah sesuai cara perbanyakan dengan
spesifikasi sebagai berikut:
- Untuk perbanyakan sambung pucuk batang bawah setelah
berumur 4-5 bulan dari persemaian biji (batang bawah
masih berwarna hijau)
- Untuk perbanyakan okulasi batang bawah setelah berumur
5-7 bulan dari persemaian biji (batang bawah sudah
berwarna hijau kecoklatan dengan diameter 0,5 cm)
- Untuk perbanyakan susuan batang bawah setelah berumur
9-10 bulan dari persemaian biji
c. Satu minggu sebelum digunakan untuk keperluan
okulasi/sambung pucuk/susuan batang bawah diberi pupuk
sesuai anjuran.
F.6. Catat setiap kegiatan Persiapan Batang Bawah yang telah
dilaksanakan

Mga I-9

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Atas

Nomor
Mga-III
Halaman
1/3

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

III. PERSIAPAN BATANG ATAS
A. Definisi
Persiapan batang atas merupakan serangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman/stekres/entres (pucuk,mata
tempel) yang berasal dari pohon induk yang telah dilepas oleh
Menteri Pertanian (BF/BPMT) dan diregistrasi oleh Instansi
Pelaksana Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
B. Tujuan
a. Menyediakan bahan tanaman/ stekres/ entres (pucuk, mata
tempel) untuk memproduksi benih bermutu
C. Referensi
a. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga
(Mangifera indica L). Direktorat Perbenihan. Ditjen Bina
Produksi Hortikultura
b. Pengalaman penangkar Majalengka dan Bogor. 2010
D. Alat dan Bahan
i.
Alat
a. Gunting entres
b. Tangga
c. Galah
ii.
Bahan
a. Pohon Induk (BF dan BPMT) yang sudah dilepas
Menteri Pertanian dan diregistrasi

Mga I-10

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Atas

Nomor
Mga-II
Halaman
2/3

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

E. Fungsi
1. Alat
a. Gunting
entres
digunakan
untuk
mengambil
stekres/entres
b. Tangga digunakan sebagai alat bantu menjangkau
stekres/entres pada pohon induk
c. Galah digunakan sebagai alat bantu mengambil
stekres/entres pada pohon induk
2. Bahan
a. Pohon Induk (BF dan BPMT) digunakan sebagai sumber
stekres/entres
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Pilih pucuk/mata tunas yang sesuai dengan cara
perbanyakan, dengan spesifikasi sebagai berikut:
- untuk sambung pucuk, stekres/entres yang digunakan
harus dalam stadia istirahat (dorman) 15-20 cm dari pucuk.
- untuk okulasi, stekres/entres yang digunakan 20-50 cm dari
pucuk.
- untuk susuan, batang bawah langsung disusukan pada
cabang pohon induk.
b. Satu bulan sebelum digunakan untuk keperluan
okulasi/sambung pucuk/susuan tanaman pohon induk diberi
pupuk sesuai anjuran.

Mga I-11

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Persiapan Batang Atas

Nomor
Mga-II
Halaman
3/3

c. Pengambilan stekres/entres
gunting entres.

dilakukan

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........
menggunakan

Gambar 2. Pengambilan stekres/entres
d. Catat setiap kegiatan persiapan batang atas yang telah
dilakukan.

Mga I-12

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga

Nomor
Mga-V
Halaman
1/4

Cangkok

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

IV. CANGKOK
A. Definisi
Cangkok adalah serangkaian kegiatan menguliti hingga bersih
dan menghilangkan kambium dari cabang/ ranting sepanjang 57 cm sehingga batang membentuk akar baru yang dapat
dipisahkan dari induknya.
B. Tujuan
a. Mendapatkan benih yang memiliki sifat dan karakteristik
stabil seperti induknya dalam jumlah yang banyak dan
seragam
b. Mendapatkan tanaman yang lebih cepat berbuah
dibandingkan dengan cara menanam dari biji
C. Referensi
a. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga
(Mangifera indica L). Direktorat Perbenihan. Ditjen Bina
Produksi Hortikultura
b. Pengalaman penangkar Majalengka dan Bogor. 2010
D. Alat dan Bahan
D.1. Alat
a. Pisau okulasi
b. Gunting stek
c. Tang
D.2. Bahan
a. Cabang pohon induk
Mga I-13

b. Media cangkok (cocopit, moss dll)
c. Plastik/karung
Standar Operasional
Nomor
Prosedur Benih Mangga
Mga-V
Halaman
Cangkok
2/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

d. Tali pengikat, rafia
e. Polibag (ukuran 20 x 25 cm)
E. Fungsi
1. Alat
a. Pisau okulasi digunakan sebagai alat untuk membuat
sayatan dan potongan pada batang bawah maupun batang
atas.
b. Gunting stek digunakan untuk memotong cabang dari
pohon induk
c. Tang digunakan sebagai alat bantu dalam menghilangkan
kulit dan kambium pada cabang/ranting
2. Bahan
a. Cabang pohon induk digunakan sebagai bahan untuk
dicangkok
b. Media cangkok digunakan sebagai tempat tumbuhnya akar
c. Plastik/karung digunakan sebagai pembungkus media
cangkok.
d. Tali pengikat, rafia digunakan untuk mengikat pembungkus
media cangkokan.
e. Polibag (20 x 25 cm) digunakan sebagai wadah hasil
cangkokan

Mga I-14

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Cangkok

Nomor
Mga-V
Halaman
3/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

F. Prosedur Pelaksanaan
F.1. Proses cangkok sebagai berikut:
a. Pilih cabang/ranting yang tegak lurus/vertikal, minimal
diameter 2 cm dan cukup mendapat sinar matahari.
b. Kerat kemudian kuliti hingga bersih cabang/ranting terpilih
sepanjang 5-7 cm

Gambar 14. Pengupasan kulit batang
c. Kerik/kerok kambiumnya hingga bersih dan angin-anginkan
d. Tutup dengan media cangkok, kemudian bungkus dengan
plastik/karung

Mga I-15

Gambar 15. Pemberian media di batang kemudian ditutup
plastik/karung
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-V
Sept 2010
Halaman
Revisi
Cangkok
4/4
........
e. Ikat pada kedua ujung dan tengah, bila menggunakan
plastik lubangi terlebih dahulu.

Gambar 16. Pengikatan plastik/karung di kedua ujung dan
tengah
f.

Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya bila
diperlukan.
g. Setelah banyak akar yang tumbuh dan berwarna coklat
potong cabang/ranting kemudian dipindah ke dalam polibag
dan diletakkan pada tempat yang teduh dan aman selama
1-2 bulan, selanjutnya dipindah ke tempat terbuka.
h. Catat setiap kegiatan yang telah dilakukan.

Mga I-16

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pemeliharaan Benih

Nomor
Mga-VI
Halaman
1/8

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

V. PEMELIHARAAN BENIH
A. Definisi
Pemeliharaan Benih adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk memelihara hasil okulasi, sambung pucuk,
susuan dan cangkok agar mendapatkan hasil yang optimal
B. Tujuan
a. Menghasilkan tanaman baru yang siap tanam di lapangan
C. Referensi
a. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga
(Mangifera indica L). Direktorat Perbenihan. Ditjen Bina
Produksi Hortikultura
b. B, Alamanda. 1993. Mengenal Mangga. Sinar Tani. Hal: 5.
c. Pengalaman penangkar Majalengka dan Bogor
D. Alat dan Bahan
D.1. Alat
a. Gembor/ embrat
b. Alat takar
c. Ember
d. Sprayer
e. Alat pelindung
f. Gunting stek
D.2. Bahan
a. Pupuk anorganik
b. Pupuk daun
Mga I-17

c. Pestisida
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pemeliharaan Benih

Nomor
Mga-VI
Halaman
2/8

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

E. Fungsi
1. Alat
a. Gembor/ embrat digunakan sebagai alat untuk menyiram
benih.
b. Alat takar digunakan sebagai alat untuk menakar pestisida.
c. Ember digunakan sebagai wadah mencampur pestisida.
d. Alat pelindung (kaca mata, sarung tangan dan masker)
digunakan untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran
bahan kimiawi (pestisida)
e. Sprayer digunakan sebagai alat untuk menyemprotkan
pestisida dan pupuk daun.
f. Gunting stek digunakan sebagai alat untuk memotong tunas
yang tidak dikehendaki
2. Bahan
g. Pupuk anorganik digunakan sebagai tambahan nutrisi
dalam pertumbuhan tanaman.
h. Pupuk daun digunakan untuk merangsang tumbuhnya daun
pada mata tunas yang disambung.
i. Pestisida (Fungisida, Insektisida, Bakterisida, Nematisida,
Akarisida) digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan penyiraman setiap hari jika diperlukan
b. Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh dan pengendalian
hama dan penyakit
Mga I-18

c. Lakukan pewiwilan/pembuangan tunas yang tidak
dikehendaki terutama tunas yang tumbuh pada batang
bawah
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VI
Sept 2010
Halaman
Revisi
Pemeliharaan Benih
3/8
........
d. Lakukan pemupukan satu bulan sekali dengan pupuk
anorganik bergantian dengan pupuk daun dengan dosis
sesuai anjuran
e. Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala
(seminggu 2 kali)
f. Lakukan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh
alaminya.
g. Lakukan pengendalian bila diperlukan
h. Catat setiap kegiatan yang telah dilakukan
A. Beberapa Hama dan Penyakit yang menyerang benih Mangga :
a. Hama
1. Wereng Mangga
Wereng mangga (Idioverus niveosparsus Leth), berwarna
coklat keabuan. Wereng dewasa dan nimfanya menghisap
cairan dalam daun muda (pucuk daun). Setelah cairan habis,
daun muda dan pucuk daun menjadi kering. Hama ini
mengeluarkan embun madu. Produksi embun madu yang
berlebihan diikuti oleh pertumbuhan embun jelaga pada benih
mangga dapat mengganggu pertumbuhan bahkan mematikan
benih.
Pengendalian cara mekanis
- Memusnahkan atau memotong bagian yang terserang
Pengendalian cara kimiawi
- Penyemprotan dengan insektisida pada bagian tanaman
yang terserang
Mga I-19

2. Kutu Bisul Pucuk
Kutu bisul pucuk (Apsylla cistellata Buck) menyerang kuncupkuncup di ketiak daun di bagian pucuk. Pucuk tanaman
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VI
Sept 2010
Halaman
Revisi
Pemeliharaan Benih
4/8
........
berubah menjadi bisul kerucut yang keras. Nimfa hama ini
terdapat di dalam bisul dan berkembang di dalamnya sampai
dewasa. Setelah membuka, bisul menjadi kering dan sisik-sisik
berjatuhan. Serangan hebat menyebabkan ranting juga mati.
Akibat rangsangan nimfa memakan pucuk, daun mangga
berkembang menyerupai sisik.
Pengendalian cara kultur mekanis
- Memotong ranting mangga yang terdapat bisul kemudian
membakarnya.
Pengendalian cara kimiawi
- Penyemprotan dengan insektisida pada bagian tanaman
yang terserang
3. Ulat Penggerek Pucuk
Ulat penggerek pucuk (Chlumatia transversa Wlk), merusak
pucuk tanaman mangga yang masih muda. Kupu-kupu bertelur
pada tunas dan daun yang masih muda. Ulat yang baru
menetas masuk ke dalam tulang daun tengah pada daun-daun
yang masih muda selama 2 hari. Setelah tumbuh besar, ulat
masuk ke dalam tunas yang masih muda dan lembut kemudian
membuat lubang. Ulat mengebor sampai ke bawah,
menyebabkan daun-daun menjadi layu dan mati.
Pengendalian cara kimiawi
- Penyemprotan dengan insektisida yang mengandung 0,5%
Timbal Arsenat. Penyemprotan dilakukan setiap 3-4 hari
sekali selama tiga kali atau lebih menurut keadaan.
4. Thrips (Scirtothrips dorsalis)
Mga I-20

Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada
segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama
ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk
dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VI
Sept 2010
Halaman
Revisi
Pemeliharaan Benih
5/8
........
tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti
terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga
diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas
dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh.
Pengendalian cara mekanis
- tunas muda terserang dipotong lalu dibakar
- tangkap dengan perangkap warna kuning
- pemangkasan teratur
Pengendalian cara kimiawi
- penyemprotan dengan pestisida
5. Kutu Putih
Kutu berbentuk oval, datar, tertutup lapisan tebal seperti lilin,
sering hinggap di daun dan menghisap cairan sel daun. Akibat
serangan kutu tersebut, pada daun terdapat bercak kuning
kotor.
Pengendalian cara mekanis
- Memotong dan memusnahkan daun tempat koloni serangga
Pengendalian cara kimiawi
- Menyemprotkan insektisida
6. Kutu Perisai
Hama yang menyerang ranting.
Pengendalian cara kimiawi
- Menyemprotkan pestisida
b. Penyakit
1. Cendawan Jelaga
Penyakit cendawan jelaga disebabkan oleh cendawan Meliola
mangifereae Eale. Serangan cendawan jelaga pada mangga
bisa terjadi kalau di pohon terdapat hama serangga yang
Mga I-21

mengeluarkan kotoran ”embun madu”. Daun yang terserang
embun jelaga sebagian atau seluruh permukaan daun tertutup
cendawan. Untuk memberantas cendawan jelaga, perlu
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VI
Sept 2010
Halaman
Revisi
Pemeliharaan Benih
6/8
........
diberantas dulu hama yang mengeluarkan embun madu.
Setelah hama pembuat embun madu mati, baru embun jelaga
yang menyelimuti sebagian atau seluruh permukaan daun
dihembus dengan tepung belerang.
2. Bercak Karat Merah
Penyakit ini disebabkan oleh ganggang Cephaleuros mycoidea
Karst. Selain daun, bercak karat merah juga menyerang kulit,
tunas dan ranting tanaman. Serangan yang hebat bisa
membuat kulit menebal, ranting atau tunas menjadi kerdil, daun
menjadi jarang dan akhirnya kering.
Pengendalian kimia
- Menyemprotkan fungisida sesuai dosis anjuran
Pengendalian mekanis
- Memangkas bagian tanaman yang terserang.
3. Penyakit Antraknose
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
jamur
Colletotricum
gloesporioides, ditandai dengan adanya bercak-bercak tidak
teratur pada daun yang terserang. Akibat seringnya pusat
bercak berlubang mengakibatkan daun juga berlubang,
selanjutnya daun sakit menjadi kering dan gugur. Serangan
pada tangkai daun menyebabkan daun layu dan rontok.
Pengendalian Mekanis
- Mengatur jarak tanam di persemaian agar tidak terlalu rapat.
- Melakukan pemberian air terutama pada musim kemarau
Pengendalian Kimiawi
- Menyemprotkan insektisida
Mga I-22

4. Penyakit Persemaian
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerotium delphini
Welch. Gejala penyakit terlihat pada batang semai yang baru
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VI
Sept 2010
Halaman
Revisi
Pemeliharaan Benih
7/8
........
tumbuh berbau busuk. Infeksi ini berasal dari tanah atau dari
spora udara yang melekat pada pangkal semai. Spora yang
tumbuh membentuk benang miselium. Kemudian timbul bercak
coklat kehitaman di sekelilingnya tumbuh miselium, dan pelanpelan bercak tersebut mengelilingi batang sampai penuh. Pada
tingkat
serangan ini, daun pun menjadi layu dan akhirnya benih semai
mati.
Pengendalian cara mekanis
- Mencabut dan membakar (eradikasi) benih yang terserang
penyakit
Pengendalian cara kimiawi
- Sebelum biji disemai, dicelupkan ke dalam larutan fungisida
Selanjutnya kondisi persemaian harus dijaga tetap bersih dan
cukup mendapat sinar matahari.
5. Bercak Daun Stigmina
Penyebab penyakit ini adalah jamur Stigmina mangiferae
(Koord.) Ell. Daun yang terserang menjadi bercak-bercak hitam
kecoklatan bulat atau bersudut, tertama terjadi pada daun
muda sehingga menjadi cepat gugur. Penyakit ini semakin
hebat serangannya pada saat musim hujan.
Pengendalian Kimiawi
- Memberikan fungisida sesuai dosis yang dianjurkan
Pengendalian Mekanis
- Membakar daun-daun yang terserang dan berguguran
- Eradikasi tanaman yang terserang
Mga I-23

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pemeliharaan Benih

Nomor
Mga-VI
Halaman
8/8

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

6. Bercak Daun Kelabu
Jamur penyebab penyakit ini adalah Pestalotiopsis mangiferae
(Henn) Stey. Daun-daun tua kurang sehat karena timbul
bercak-bercak kelabu keputihan yang semakin lama semakin
membesar dan akhirnya pecah berlubang pada daun tersebut.
Pengendalian Kimiawi
- Menyemprotkan fungisida sesuai dengan dosis anjuran

Mga I-24

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Sertifikasi Benih

Nomor
Mga-VII
Halaman
1/5

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

VI. SERTIFIKASI BENIH
A. Definisi
Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat dan label
setelah melalui serangkaian proses pemeriksaan, pengujian
dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan agar
benih dapat diedarkan.
B. Tujuan
a. Menjamin kemurnian dan kebenaran varietas.
b. Memberikan informasi tentang mutu benih.
c. Melindungi produsen dan konsumen benih.
C. Referensi
a. Anonim. 2007. Sertifikasi Benih Tanaman Buah (SK
Direktur Jenderal Hortikultura No. 31A/Hk.050/6/2007
tentang Pedoman Sertifikasi Benih Hortikultura)
D. Prosedur Pelaksanaan
a. Permohonan sertifikasi benih diajukan oleh pemohon
kepada Instansi Penyelenggara Sertifikasi Benih Setempat
dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
b. Satu permohonan hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi,
yaitu terdiri sari satu varietas, satu kelas benih dalam satu
kesatuan lahan (blok) dan satu kali perbanyakan.
c. Permohonan diajukan 10 hari sebelum pelaksanaan
tanam/okulasi/sambung pucuk/susuan/cangkok.
Mga I-25

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Sertifikasi Benih

Nomor
Mga-VII
Halaman
2/5

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

d. Permohonan harus dilampiri dengan:
1. Bukti kelayakan sebagai Pohon Induk atau sumber benih
2. Sket/gambar peta lahan pembenihan/ lokasi lahan
pembenihan
e. Petugas Instansi Penyelenggara Sertifikasi Benih/BPSBTPH
akan melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali untuk
okulasi/sambung pucuk. Pemeriksaan dilakukan 4 kali :
- Pemeriksaan
pendahuluan
dilakukan
sebelum
tanam/dilakukan okulasi/ sambung pucuk/ susuan
- Pemeriksaan pertama dilakukan pada saat okulasi/
sambung pucuk/susuan
- Pemeriksaan kedua dilakukan 2-3 bulan setelah okulasi/
sambung pucuk/ susuan
- Pemeriksaan ketiga dilakukan menjelang disalurkan yaitu
paling lambat 7 hari sebelum benih disalurkan.
f. Petugas
Instansi
Penyelenggara
Sertifikasi
Benih/BPSBTPH akan melakukan pemeriksaan sebanyak 4
kali untuk susuan dan cangkok.
g. Pemeriksaan dilakukan 4 kali :
- Pemeriksaan pendahuluan dilakukan sebelum tanam/
dilakukan pencangkokan/ susuan
- Pemeriksaan
pertama
dilakukan
pada
saat
pencangkokan/susuan
- Pemeriksaan kedua dilakukan pada saat keberhasilan
cangkokan/ susuan sebelum dipindah ke polibag
Mga I-26

- Pemeriksaan ketiga dilakukan menjelang disalurkan yaitu
paling lambat 7 hari sebelum benih disalurkan.
h. Ajukan jumlah label sesuai dengan jumlah benih yang
memenuhi syarat pada pemeriksaan terakhir.
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VII
Sept 2010
Halaman
Revisi
Sertifikasi Benih
3/5
........
i. Standar mutu benih mangga :
g.1. hasil okulasi :
- tinggi batang bawah okulasi dari leher akar minimal 20
cm,
- umur benih sejak penempelan 4-5 bulan,
- jumlah cabang tunas mata tempel minimal 1,
- jumlah daun minimal 12 helai,
- panjang tunas mata tempel minimal 40 cm,
- kondisi fisik benih sehat secara visual,
g.2. Hasil Sambung Pucuk adalah :
- tinggi batang bawah sambung pucuk dari leher akar
minimal 20 cm,
- umur benih dari saat sambung minimal 4-5 bulan,
- jumlah daun pada tunas hasil sambung minimal 12
helai,
- panjang tunas sambung pucuk minimal 40 cm,
- kondisi fisik benih sehat secara visual.
g.3. Hasil Susuan
- tinggi batang bawah susuan dari leher akar minimal 10
cm,
- umur benih dari saat susuan minimal 4-5 bulan,
- jumlah daun pada tunas hasil susuan minimal 12 helai,
- panjang tunas minimal 40 cm,
- kondisi fisik benih sehat secara visual.
g.4. Hasil Cangkokan
Mga I-27

- Tinggi tanaman minimal 50 cm
- Umur benih dari saat pemisahan dari cabang/ ranting
pohon induk minimal 3 bulan
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga

Nomor
Mga-VII
Halaman
4/5

Sertifikasi Benih

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

- Jika diperlukan untuk pengangkutan jarak jauh,
pelabelan dapat dilakukan pada saat
pemisahan dari cabang/ ranting pohon induk
- Kondisi fisik benih sehat secara visual dan stabil
j. Lakukan pencetakan label sesuai dengan format berikut:
- Sisi depan
:
Berisi logo dan nama Instansi Penyelenggara Sertifikasi
Benih No. Seri label serta tulisan BENIH BERSERTIFIKAT
- Sisi belakang :
SERTIFIKASI BENIH HASIL OKULASI/SAMBUNG
PUCUK/SUSUAN/CANGKOK
No. Seri :
1. Nama Produsen
2. Alamat
3. Nomor Induk
4. Jenis Tanaman
5. Varietas Batang Bawah
6. Varietas Batang Atas
7. Kelas Benih
8. Tanggal penempelan/
Penyambungan/Pecangkokan
9. Tgl Pemeriksaan akhir

:
:
:
:
:
:
:
:
:

k. Syarat label:
- Bahan label harus kuat, tidak mudah rusak dan tidak
mudah luntur
- Label harus dipasang pada setiap kemasan benih dengan
jumlah tertentu sesuai permintaan pemohon
Mga I-28

- Kebenaran isi label sepenuhnya menjadi tanggung jawab
produsen/penangkar benih
- Pemasangan label dilakukan oleh produsen/penangkar
benih dengan pengawasan/supervisi dari petugas Instansi
Standar Operasional
Nomor
Tanggal
Prosedur Benih Mangga
Mga-VII
Sept 2010
Halaman
Revisi
Sertifikasi Benih
5/5
........
Penyelenggara Sertifikasi Benih dan disertai dengan berita
acara
- Warna label dengan kelas:
a. Benih Dasar (BD) diberi label dengan warna putih
b. Benih Pokok (BP) diberi label dengan warna ungu
c. Benih Sebar (BR) diberi label dengan warna biru
- Bentuk dan ukuran : segiempat dengan ukuran 11 x 4,5 cm
l. Lakukan legalisasi label ke kantor Institusi Penyelenggara
Sertifikasi Benih dinyatakan dengan cap timbul dari Institusi
Penyelenggara Sertifikasi Benih.
m. Catat setiap kegiatan Sertifikasi Benih yang telah dilakukan

Mga I-29

Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pengemasan dan
Pengangkutan Benih

Nomor
Mga-VIII
Halaman
1/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

VII.
PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN BENIH
A. Definisi
Pengemasan/Packing dan pengangkutan benih adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengemas/packing
benih
guna
mengurangi
kerusakan
saat
pengangkutan/distribusi benih kepada petani/konsumen.
B. Tujuan
a. Menghindari resiko kerusakan/kematian benih yang tinggi
selama proses pengangkutan/ distribusi
b. Tersedianya benih ditingkat konsumen sesuai prinsip 7
tepat (waktu, mutu, jumlah, jenis, varietas, tempat, dan
harga yang sesuai)
C. Referensi
a. Nugroho H. Prastowo, dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah
b. Anonim. 2004. Pedoman Perbanyakan Benih Mangga
(Durio zibethinus Murr)
c. Pengalaman penangkar benih Mangga Majalengka dan
Bogor.2010
D. Alat dan Bahan
D.1. Alat
a. Box kayu
b. Alat Pengikat
Mga I-30

c. Palu
d. Spidol
e. Gunting
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pengemasan dan
Pengangkutan Benih

Nomor
Mga-VIII
Halaman
2/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

f. Cutter
g. Terpal
D.2. Bahan
a. Kertas tulis
b. Tali Rapia
c. Karung Plastik
d. Pelepah Pisang
e. Lakban
E. Fungsi
1. Alat
a. Box digunakan sebagai tempat menyimpan benih
b. Alat Pengikat digunakan sebagai alat untuk mengikat
c. Terpal digunakan sebagai alat untuk menutupi benih dalam
rangka untuk mengurangi kadar air pada selama
pengangkutan
d. Spidol digunakan sebagai alat tulis untuk menulis
keterangan benih pada kemasan
e. Lakban suatu alat yang digunakan untuk mengikat
Boks/Dus karton
f. Cutter digunakan sebagai alat pemotong
g. Kertas tulis digunakan sebagai media untuk menulis
keterangan benih di kemasan
h. Tali Rapia digunakan sebagai bahan untuk mengikat benih
tanaman Mangga yang telah
Mga I-31

dikurangi medianya dalam polibag agar tidak banyak
bergerak, disamping juga berfungsi untuk mengikat karton
yang telah diisi benih tanaman mangga
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pengemasan dan
Pengangkutan Benih
i.
j.

Nomor
Mga-VIII
Halaman
3/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

Pelepah Pisang digunakan sebagai bahan pelembab pada
packing benih
Karung plastik digunakan sebagai bahan alas benih agar
tidak langsung bersinggungan dengan permukaan dalam
Box benih

F. Prosedur Pelaksanaan
F.1. Pengemasan dan Pengangkutan Jarak Dekat
a. Susun benih secara bertahap sesuai ukuran polibag diantara
benih yang diawali depan ke belakang.
b. Batasi barisan benih yang paling tepi dengan menggunakan
kayu atau rentangan tambang agar posisinya lebih kokoh
jika masih tersisa ruangan kosong dalam kendaraan bak
terbuka
c. Gunakan paranet untuk menghindari rontoknya daun akibat
transportasi
F.2. Pengemasan dan Pengangkutan Jarak Jauh
a. Lakukan pengurangan jumlah media tanam (tanah)
sebanyak 50% volume tanah.
b. Agar tanaman tidak stres sebelum dikemas dilakukan
pengurangan kadar air pada media benih dan dinaungi
dengan menggunakan terpal
c. Permukaan polibag yang telah siap lalu diikat dengan tali
rapia
Mga I-32

d. Susun benih dalam box kayu yang telah dilapisi pelepah
pisang pada bagian pinggir secara rapih, lalu tutup bagian
atas dan diberi celah agar terjadi sirkulasi udara
Standar Operasional
Prosedur Benih Mangga
Pengemasan dan
Pengangkutan Benih

Nomor
Mga-VIII
Halaman
4/4

Tanggal
Sept 2010
Revisi
........

Gambar 17. Pengemasan jarak jauh mangga Gedong gincu
e. Ikat box kayu dengan tali agar lebih kokoh dan tahan banting
pada saat pengangkutan
f. Pindahkan box kayu berisi benih ke pusat-pusat transportasi
seperti Bandara (Kargo) / pelabuhan laut untuk kemudian
dikirim ke pemesan benih
g. Lakukan pengurusan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar
Area di Kantor Badan Karantina terdekat sebelum benih
dikirim
h. Catat setiap kegiatan pengemasan dan pengangkutan benih
yang telah dilakukan.

Mga I-33

Mga I-34