SAMBUTAN MENPERIN BREAKFAST MEETING DJIA revisi bu enny ada kop garuda

Menteri Perindustrian Republik
Indonesia
SAMBUTAN MENTERI
PERINDUSTRIAN PADA ACARA
RAPAT SINKRONISASI KEBIJAKAN
BIDANG PERINDUSTRIAN
DENGAN DUNIA USAHA
JAKARTA, 26 JUNI 2015
Yth. :
1. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a t a u ya n g
m e wa k i l i
2. Para Pejabat Eselon I Kementerian Perindustrian dan
Kementerian BUMN;
3. Para D i r e k s i B U M N ,
Asosiasi
Industri,
dan
Pelaku Usaha, serta;
4. Para undangan dan hadirin sekalian yang saya hormati.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya

kepada kita semua, sehingga kita dapat
1

menghadiri acara Rapat Sinkronisasi Kebijakan Bidang
Perindustrian dengan Dunia Usaha.
Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah hadir dan ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Semoga Saudara - Saudara dapat menjadi motor penggerak
dalam melaksanakan program pengembangan industri serta
membangun sinergi antara para pelaku usaha bidang industri
dengan

pemerintah

dalam


rangka

mengakselerasi

pertumbuhan industri untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara industri tangguh.
Tujuan pertemuan ini adalah menjalin komunikasi antar
pemangku kepentingan khususnya dunia usaha baik swasta
maupun

BUMN

pemahaman

pemerintah

dan

dukungan


agar

diperoleh

akan

kesamaan

pentingnya

upaya

percepatan pembangunan industri untuk mendorong daya
saing ekonomi nasional.
Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,
Indonesia

sebagai

negara


yang

sedang

tumbuh

mempunyai potensi pengembangan industri karena didukung
oleh ketersediaan bahan baku, potensi sumber daya alam
yang melimpah dan beragam, jumlah penduduk yang besar
dan terus bertambah, peningkatan daya beli masyarakat yang
semakin tinggi dengan semakin bertambahnya masyarakat
2

kelas menengah. Berdasarkan sensus penduduk BPS tahun
2014, jumlah penduduk Indonesia sebesar 252 juta orang,
dengan pendapatan per kapita + US$ 3.000 dan jumlah
masyarakat kelas menengah di Indonesia yang mencapai +
74 juta orang yang diperkirakan akan meningkat 141 juta
orang pada Tahun 2030 (Eropa + 125 juta orang) dengan

pendapatan per kapita + USD 5.757.
Indonesia merupakan produsen produk pertanian utama
dengan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kakao,
karet, dan rotan. Indonesia sebagai produsen sawit terbesar
dunia dengan produksi minyak sawit (CPO dan CPKO) pada
tahun 2014 mencapai 31 juta ton, kakao sekitar 0,45 juta
ton ,kelapa sekitar 3,3 juta ton dan karet sekitar 3,23 juta ton.
Indonesia juga merupakan produsen migas, mineral logam
dan batubara terbesar dunia dengan produksi minyak bumi
pada tahun 2014 sebesar 825.000 barel per hari, gas bumi
sebesar 7.039 british thermal unit per hari, batubara sebesar
97 juta ton dan sumber pemasok utama nikel dunia dengan
produksi 60 juta ton, bauksit sebesar 56 juta ton dan besi
sebesar 19 juta ton.

3

Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,
Pembangunan industri nasional hingga saat ini telah
mencapai kemajuan yang sangat berarti dimana industri

pengolahan non-migas mampu tumbuh dan berkembang
secara signifikan, dengan capaian sebagai berikut.
Pertumbuhan

industri

pengolahan

non-migas secara

kumulatif hingga triwulan I tahun 2015 mencapai 5,21%.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
(PDB) pada periode yang sama sebesar 4,71%. Cabangcabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi
antara

lain:

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

9,05%, Industri Logam Dasar sebesar 8,66%, Industri

Makanan dan Minuman sebesar 8,16%,

serta

Industri

Kertas dan Barang Cetakan sebesar 6,02%.
Kontribusi

sektor

industri

pengolahan

non-migas

mencapai 20,65% dari total PDB nasional, yang tertinggi
dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai ekspor industri nonmigas pada Triwulan I 2015 mencapai US$ 98,43 miliar atau
memberikan kontribusi sebesar 66,48% dari total ekspor

nasional. Meskipun impor produk industri masih lebih tinggi
dari ekspor, defisit neraca perdagangan industri telah ditekan
dari USD 17,49 miliar pada Triwulan I 2015 menjadi USD
5,47 miliar pada Triwulan I 2014.

4

Sementara itu, nilai investasi PMDN sektor industri
non- migas pada triwulan I tahun 2015 mencapai Rp 17,45
triliun atau meningkat sebesar 57,04% dari triwulan I tahun
2014 dan memberikan kontribusi sebesar 41,04% dari total
investasi PMDN tahun 2014. Sedangkan nilai investasi PMA
sektor industri non-migas mencapai US$ 2,33 milyar atau
menurun

sebesar

14,03%

dan


memberikan

kontribusi

sebesar 35,55% dari total investasi PMA triwulan I tahun
2015.
Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,
Dalam rangka menapaki tahun 2015 yang penuh
tantangan dan masih adanya ketidakpastian ekonomi global,
kita masih memiliki pekerjaan besar untuk melaksanakan
pembangunan industri nasional, dengan sasaran utama
antara lain: pertumbuhan industri pengolahan non-migas
sebesar 6,1-6,8%, jumlah tenaga kerja sektor industri
sebanyak 15,5 juta orang, kontribusi ekspor sektor industri
mencapai 67,3%, serta nilai investasi sektor industri sebesar
Rp 270 Triliun.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri tahun
2015 tersebut sebagai bagian dari pembangunan industri
nasional jangka panjang, berbagai permasalahan


dan

tantangan yang kita hadapi antara lain: (1) Masih lemahnya
daya saing industri nasional; (2) Belum kuat
5

dan

belum

dalamnya struktur industri nasional; (3) Belum optimalnya
alokasi

sumber

daya

energi


dan

bahan

baku

serta

pembiayaan industri; (4) Masih banyaknya ekspor komoditi
primer (gas, batu bara, mineral logam, minyak sawit,kakao,
karet, kulit); serta (5) Belum memadainya dukungan sarana
prasarana industri seperti kawasan industri, jaringan energi
dan telekomunikasi, transportasi dan distribusi.
Untuk

itu,

arah

kebijakan

pembangunan

industri

nasional akan difokuskan pada:
1.

Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau
Jawa melalui fasilitasi pembangunan 14 Kawasan
Industri (KI) dan fasilitasi pembangunan 22 Sentra
Industri Kecil dan Menengah (SIKIM).

2.

Penumbuhan

Populasi

Industri

dengan

target

penambahan sebesar 9 ribu usaha industri berskala
besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar
Jawa, serta 20 ribu unit Industri Kecil yang dilakukan
melalui

mendorong

investasi

untuk

industri,

memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi
global dan pembinaan industri kecil dan menengah
(IKM).
3. Peningkatan
melalui

Daya

peningkatan

Saing
efisiensi

dan
teknis,

Produktivitas,
peningkatan

penguasaan IPTEK / inovasi, peningkatan penguasaan
6

dan pelaksanaan pengembangan produk baru (new
product

development)

oleh

Peningkatan kualitas SDM

industri

industri

dan

domestik.
akses

ke

sumber pembiayaan yang terjangkau, serta fasilitasi dan
insentif dalam rangka peningkatan daya saing dan
produktivitas.
Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,
Industri merupakan salah satu pilar ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah memiliki andil besar untuk
mendorong kemajuan industri nasional secara terencana.
Peran ini berguna untuk mengarahkan pertumbuhan ekonomi
dan mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Langkah besar yang telah dilakukan pemerintah adalah
menerbitkan UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian .
Undang - undang ini mengusung semangat pembangunan
industri nasional berorientasikan nilai tambah, kompetitif dan
berwawasan lingkungan guna menghantarkan Indonesia
menjadi negara industri tangguh.
Perencanaan yang sistematis dan komprehensif pun
telah disusun dalam PP no. 14 Tahun 2015 tentang Rencana
Induk Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.
RIPIN ini sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Nasional
dan merupakan pedoman bagi pemerintah dan pelaku
industri dalam perencanan dan pembangunan Industri.
7

Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,
Dalam upaya menapaki langkah besar menuju Indonesia
menjadi negara Indonesia yang tangguh dan menghadapi
berbagai tantangan serta agenda pembangunan industri
nasional tersebut tidak dapat dilakukan oleh Kementerian
Perindustrian sendiri, tapi diperlukan sinergi kebijakan dan
kegiatan antar instansi terkait dan dengan dunia usaha baik
BUMN maupun sektor swasta lainnya.
Untuk itu maka melalui acara ini ini saya berharap kita
dapat menyamakan persepsi dan saling bersinergi, terutama
antara pemerintah dengan pelaku usaha. Semoga kerja sama
yang

baik

ini

dapat

berkesinambungan

terus

dalam

terjalin
rangka

secara

erat

dan

mengakselerasi

pertumbuhan industri untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara industri tangguh.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
MENTERI PERINDUSTRIAN
SALEH HUSIN

8