Paparan Sekjen RIPIN Breakfast Meeting 26 Juni 2015

(1)

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

TAHUN 2015 - 2035

(PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2015)


(2)

DAFTAR ISI

I. VISI, MISI, DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI

4 II. SASARAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN

INDUSTRI 7

III. BANGUN INDUSTRI NASIONAL 12

IV. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI 19

V. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI

21

VI. PEMBERDAYAAN INDUSTRI 23

VII. PERWILAYAHAN INDUSTRI 25

VIII. KEBIJAKAN AFIRMATIF INDUSTRI DAN INDUSTRI MENENGAH


(3)

RPJPN RIPIN RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KAB/KOTA RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KAB/KOTA PP 20 Thn

UU 3 TAHUN 2014 TTG PERINDUSTRIA N RENCANA PEMBANGUNA N INDUSTRI PROPINSI RENCANA PEMBANGUNA N INDUSTRI PROPINSI UU 17 TAHUN

2007 RPJMN PERPRES KIN PERPRES 5 Thn RKP PERPRES RENJA PEMBANGUN AN INDUSTRI

Pasal 9 Ayat 2 : RIPIN paling sedikit meliputi:

a. Visi, misi, dan strategi pembangunan Industri;

b. Sasaran dan tahapan capaian pembangunan Industri; c. Bangun Industri nasional;

d. Pembangunan sumber daya Industri;

e. Pembangunan sarana dan prasarana Industri; f. Pemberdayaan Industri; dan

g. Perwilayahan Industri.

PERMEN

Pasal 9 Ayat 1 : RIPIN paling sedikit memper hatikan:

a. Potensi sumber daya Industri;

b. Budaya Industri dan kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat;

c. Potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah; d. Perkembangan Industri dan bisnis baik nasional

maupun internasional;

e. Perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional;

f. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan/atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

1 Thn

Arah Pembangunan Industri:

• Industri yang berdaya saing

• Keterkaitan dengan pengembangan IKM

• Struktur Industri yang sehat dan berkeadilan

• Mendorong perkembangan

ekonomi di luar Pulau Jawa

PERDA

DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL


(4)

4

I. VISI, MISI, DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

INDUSTRI


(5)

A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI

Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan 2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional;

2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;

3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;

B. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI B. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI


(6)

6

Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri nasional adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam;

2. Pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi;

3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri;

4. Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI);

5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan Sentra Industri Kecil dan Menengah;

6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan menengah;

7. Pembangunan sarana dan prasarana Industri; 8. Pembangunan industri hijau;

9. Pembangunan industri strategis;

10.Peningkatan penggunaan produk dalam negeri; dan 11.Kerjasama internasional bidang industri.

C. STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL C. STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL


(7)

II. SASARAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN

INDUSTRI


(8)

8

a. Meningkatnya pertumbuhan industri yang diharapkan dapat mencapai pertumbuhan 2 (dua) digit pada tahun 2035 sehingga kontribusi industri dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 30% (tiga puluh persen);

b. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal, serta meningkatkan ekspor produk industri;

c. Tercapainya percepatan penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Indonesia;

d. Meningkatnya kontribusi industri kecil terhadap

pertumbuhan industri nasional;

e. Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi;

f. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja yang kompeten di sektor industri; dan

g. Menguatnya struktur industri dengan tumbuhnya industri hulu dan industri antara yang berbasis sumber daya alam.

SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

A

A

1. Sasaran Kualitatif Pembangunan Industri 1. Sasaran Kualitatif Pembangunan Industri


(9)

2. Sasaran Kuantitatif Pembangunan Industri 2. Sasaran Kuantitatif Pembangunan Industri

NO Indikator Pembangunan Industri Satuan 2015 2020 2025 2035

1 Pertumbuhan sektor industri nonmigas % 6,8 8,5 9,1 10,5

2 Kontribusi industri nonmigas terhadap

PDB % 21,2 24,9 27,4 30,0

3 Kontribusi ekspor produk industri

terhadap total ekspor % 67,3 69,8 73,5 78,4

4 Jumlah tenaga kerja di sektor industri orangJuta 15,5 18,5 21,7 29,2

5 Persentase tenaga kerja di sektor

industri terhadap total pekerja % 14,1 15,7 17,6 22,0 6 Rasio impor bahan baku sektor industri

terhadap PDB sektor industri nonmigas % 43,1 26,9 23,0 20,0

7 Nilai Investasi sektor industri TrilyunRp 270 618 1.000 4.150

8 Persentase nilai tambah sektor industri


(10)

10

a. stabilitas politik dan ekonomi yang mendukung

peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional antara 6% (enam persen) sampai dengan 9% (sembilan persen) per tahun;

b. perkembangan ekonomi global yang dapat mendukung pertumbuhan ekspor nasional khususnya produk industri; c. iklim investasi dan pembiayaan yang mendorong

peningkatan investasi di sektor industri;

d. ketersediaan infrastruktur yang dapat mendukung peningkatan produksi dan kelancaran distribusi;

e. kualitas dan kompetensi SDM industri berkembang dan

mendukung peningkatan penggunaan teknologi dan inovasi di sektor industri;

f. kebijakan terkait sumber daya alam yang mendukung

pelaksanaan program hilirisasi industri secara optimal; dan g. koordinasi antarkementerian/lembaga dan peran aktif

pemerintah daerah dalam pembangunan industri.

3. Asumsi Penentuan Sasaran Kuantitatif 3. Asumsi Penentuan Sasaran Kuantitatif


(11)

Tahap I

2015-2019

Meningkatkan nilai tambah sumber

daya alam

Tahap II

2020-2024

Keunggulan kompetitif dan

berwawasan lingkungan

Tahap III

2025-2035

Indonesia sebagai Negara Industri

Tangguh

Catatan :

Pentahapan pembangunan industri prioritas sejalan dengan tahapan pembangunan industri dalam RPJPN 2005-2025.

PENAHAPAN CAPAIAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENAHAPAN CAPAIAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

B


(12)

12


(13)

1. Memenuhi kebutuhan dalam negeri dan

substitusi impor (memiliki potensi pasar yang tumbuh pesat di dalam negeri);

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga kerja

(berpotensi dan/atau mampu menciptakan lapangan kerja produktif);

3. Memiliki daya saing internasional (memiliki potensi untuk tumbuh dan bersaing di pasar global);

4. Memberikan nilai tambah yang tumbuh progresif di dalam negeri

(memiliki potensi untuk tumbuh pesat dalam kemandirian);

5. Memperkuat, memperdalam, dan menyehatkan struktur industri; dan

6. Memiliki keunggulan komparatif, penguasaan bahan baku, dan teknologi.

1. Memperkokoh konektivitas ekonomi nasional. 2. Menopang ketahanan pangan, kesehatan dan

energi.

3. Mendorong penyebaran dan pemerataan industri. KRITERIA KUANTITATIF (BERDASARKAN PAST PERFORMANCE) KRITERIA KUALITATIF (BERDASARKAN VISI KEDEPAN)

PENETAPAN INDUSTRI PRIORITAS PENETAPAN INDUSTRI PRIORITAS

A


(14)

14

INDUSTRI PRIORITAS TAHUN 2015-2035 INDUSTRI PRIORITAS TAHUN 2015-2035

B


(15)

Industri Hulu Agro

Industri Hulu Agro Industri Logam Dasar dan

Bahan Galian Bukan Logam

Industri Logam Dasar dan

Bahan Galian Bukan Logam Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara

Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara

Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri

Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri

Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan Industri Alat Transportasi Industri Alat Transportasi Industri Elektronika & Telematika / ICT

Industri Elektronika & Telematika / ICT

Prasyarat Industri Pendukung

Industri Andalan

Modal Dasar

Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki

dan Aneka Industri Tekstil,

Kulit, Alas Kaki dan Aneka

VISI & MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL Industri Pangan Industri Pangan Pembiayaan Pembiayaan Infrastruktur

Infrastruktur Kebijakan & RegulasiKebijakan & Regulasi

Teknologi, Inovasi & Kreativitas Teknologi, Inovasi & Kreativitas Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam Sumber Daya ManusiaSumber Daya Manusia

Industri Pembangkit Energi Industri Pembangkit Energi Industri Hulu

BANGUN INDUSTRI NASIONAL BANGUN INDUSTRI NASIONAL

C


(16)

16

PEMBANGUNAN INDUSTRI PRIORITAS PEMBANGUNAN INDUSTRI PRIORITAS

D

D

Jenis  Industri  yang  menjadi  prioritas  untuk  dikembangkan  pada  tahun 2015 – 2035 meliputi :

NO

. INDUSTRI PRIORITAS JENIS INDUSTRI

1. Industri Pangan a. Industri Pengolahan Ikan b. Industri Pengolahan Susu c. Industri Bahan Penyegar

d. Industri Pengolahan Minyak Nabati e. Industri Pengolahan Buah-Buahan dan

Sayuran

f. Industri Tepung

g. Industri Gula Berbasis Tebu 2. Industri Farmasi,

Kosmetik dan Alat Kesehatan

a. Industri Farmasi dan Kosmetik b. Industri Alat Kesehatan

3. Industri Tekstil, Kulit,

Alas Kaki, dan Aneka a. Industri Tekstilb. Industri Kulit dan Alas Kaki

c. Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu

d. Industri Plastik, Pengolahan Karet, dan barang dari karet


(17)

NO

. INDUSTRI PRIORITAS JENIS INDUSTRI

4. Industri Alat Transportasi a. Industri Kendaraan Bermotor b. Industri Kereta Api

c. Industri Perkapalan

d. Industri Kedirgantaraan 5. Industri Elektronika dan

Telematika/ICT a. Industri Elektronikab. Industri Komputer

c. Industri Peralatan Komunikasi 6. Industri Pembangkit

Energi Industri Alat Kelistrikan

7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan

Penolong dan Jasa Industri

a. Industri Mesin dan Perlengkapan b. Industri Komponen

c. Industri Bahan Penolong d. Jasa Industri

8. Industri Hulu Agro a. Industri Oleofood b. Industri Oleokimia c. Industri Kemurgi d. Industri Pakan

e. Industri Barang dari Kayu f. Industri Pulp dan Kertas


(18)

18

NO

. INDUSTRI PRIORITAS JENIS INDUSTRI

9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam

a. Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar

b. Industri pengolahan dan pemurnian Logam dasar bukan besi

c. Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan bakar nuklir d. Industri bahan galian non logam 10. Industri Kimia Dasar

Berbasis Migas dan Batubara

a. Industri Petrokimia Hulu b. Industri Kimia Organik c. Industri Pupuk

d. Industri Resin Sintetik dan Bahan Plastik

e. Industri Karet Alam dan Sintetik f. Industri Barang Kimia Lainnya


(19)

(20)

20

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia; melalui penyiapan SDM yang berkompeten; serta fasilitasi penguatan tempat uji kompetensi (TUK) dan lembaga sertifikasi SDM industri dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).

2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam; melalui jaminan ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir.

3. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri; melalui peningkatan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi

teknologi industri, penelitian dan pengembangan yang

terintegrasi, serta meningkatkan kerjasama industri internasional untuk alih teknologi, peningkatan investasi dan penguasaan pasar ekspor.

4. Pengembangan dan Pemanfaatan Kreativitas dan Inovasi; melalui fasilitasi pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri.

5. Penyediaan Sumber Pembiayaan; dengan memfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang kompetitif bagi industri.


(21)

V. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

INDUSTRI


(22)

22

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

INDUSTRI

1. Pengembangan Standardisasi Industri; melalui penguatan

infrastruktur dalam rangka pemberlakuan SNI wajib serta

pengembangan standardisasi produk, proses, manajemen

(ISO 9000, ISO 14000, dan ISO 26000), serta spesifikasi

teknis, dan pedoman tata cara;

2. Pembangunan Infrastruktur Industri; melalui fasilitasi

penyediaan kebutuhan energi untuk industri, lahan kawasan

industri dan atau kawasan peruntukan industri;

3. Pembangunan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas);

melalui penyusunan rencana induk pengembangan sistem

informasi

industri

nasional,

pengembangan

sistem,

pengolahan data dan penyebarluasan informasi.


(23)

(24)

24

PEMBERDAYAAN INDUSTRI

1. Pengembangan Industri Hijau; melalui penetapan standar industri hijau, pembangunan dan pengembangan lembaga sertifikasi industri hijau yang tersertifikasi serta peningkatan kompetensi auditor industri hijau.

2. Pengembangan Industri Strategis; berupa kajian potensi industri strategis, penyertaan modal, pembentukan usaha patungan dan pemberian fasilitas pada industri strategis

3. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN); melalui sosialisasi dan pemberian insentif, pemberian preferensi harga bagi produk yang telah mencapai TKDN tertentu.

4. Kerjasama Internasional di bidang industri; melalui perlindungan dan peningkatan akses pasar industri, pengembangan jaringan rantai suplai global dan peningkatan kerjasama investasi industri serta peningkatan akses sumber daya industri.


(25)

(26)

26

PERWILAYAHAN INDUSTRI

1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI); 2. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri;

3. Pembangunan Kawasan Industri; 4. Pengembangan Sentra IKM


(27)

VIII. KEBIJAKAN AFIRMATIF INDUSTRI KECIL

DAN INDUSTRI MENENGAH


(28)

28

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL &

MENENGAH (IKM)

1. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal;

2. Meningkatkan akses IKM terhadap pembiayaan;

3. Standardisasi, procurement dan pemasaran bersama; 4. Perlindungan dan fasilitasi terhadap inovasi baru;

5. Diseminasi informasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor;

6. Peningkatan kemampuan kelembagaan; 7. Kerjasama kelembagaan.


(29)

Kementerian Perindustrian

Gedung Kementerian Perindustrian

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509

Website : http://kemenperin.go.id

Kementerian Perindustrian

Gedung Kementerian Perindustrian

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509

Website : http://kemenperin.go.id


(1)

24

PEMBERDAYAAN INDUSTRI

1. Pengembangan Industri Hijau; melalui penetapan standar industri hijau, pembangunan dan pengembangan lembaga sertifikasi industri hijau yang tersertifikasi serta peningkatan kompetensi auditor industri hijau.

2. Pengembangan Industri Strategis; berupa kajian potensi industri strategis, penyertaan modal, pembentukan usaha patungan dan pemberian fasilitas pada industri strategis

3. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN); melalui sosialisasi dan pemberian insentif, pemberian preferensi harga bagi produk yang telah mencapai TKDN tertentu.

4. Kerjasama Internasional di bidang industri; melalui perlindungan dan peningkatan akses pasar industri, pengembangan jaringan rantai suplai global dan peningkatan kerjasama investasi industri serta peningkatan akses sumber daya industri.


(2)

25


(3)

26

PERWILAYAHAN INDUSTRI

1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI); 2. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri;

3. Pembangunan Kawasan Industri; 4. Pengembangan Sentra IKM


(4)

27

VIII. KEBIJAKAN AFIRMATIF INDUSTRI KECIL

DAN INDUSTRI MENENGAH


(5)

28

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL &

MENENGAH (IKM)

1. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal;

2. Meningkatkan akses IKM terhadap pembiayaan;

3. Standardisasi, procurement dan pemasaran bersama; 4. Perlindungan dan fasilitasi terhadap inovasi baru;

5. Diseminasi informasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor;

6. Peningkatan kemampuan kelembagaan; 7. Kerjasama kelembagaan.


(6)

Kementerian Perindustrian

Gedung Kementerian Perindustrian

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509

Website : http://kemenperin.go.id

Kementerian Perindustrian

Gedung Kementerian Perindustrian

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509

Website : http://kemenperin.go.id