Unduh BRS Ini
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
No.05/01/16 Th. XVII, 02 Januari 2015
TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN
(KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2014)
RINGKASAN
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan)
di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan September 2014 sebanyak 1.085.795
orang atau sebesar 13,62 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada
bulan Maret 2014 yang berjumlah 1.110.829 (13,91 persen), berarti jumlah
penduduk miskin turun sebanyak 15.034 orang.
Selama periode Maret -September 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan
naik sebanyak 3.736 orang, atau sebesar 0,03 persen. Di daerah perdesaan
justru mengalami penurunan sebanyak 18.770 orang, atau sebesar 0,46 persen.
Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal (perkotaan dan
perdesaan) tidak banyak berubah, di mana sebagian besar (65,85 persen)
penduduk miskin berada di daerah perdesaan.
Garis Kemiskinan di provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp 307.488,Garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 346.238,- sedangkan garis
kemiskinan di daerah perdesaan adalah sebesar Rp 285.791,-. Dibandingkan
bulan Maret 2014, garis kemiskinan mengalami kenaikan baik di perkotaan
maupun pedesaan.
Pada periode Maret - September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama menunjukkan peningkatan. Ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin
melebar.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Sumatera Selatan, 1996-2014
Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 1996-2014 berfluktuasi dari tahun
ke tahun (Tabel 1). Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar
464,9 ribu karena krisis ekonomi, yaitu dari 1.017 ribu pada tahun 1996 menjadi 1.481,9
ribu pada tahun 1999. Persentase penduduk miskin meningkat dari 17,04 persen menjadi
23,87 persen pada periode yang sama.
Pada periode1999-2005 jumlah penduduk miskin juga cenderung menurun dari 1.481,9
ribu pada tahun 1999 menjadi 1.429 ribu pada tahun 2005. Secara relatif terjadi
penurunanpersentase penduduk miskin dari 23,87 persen pada tahun 1999 menjadi 21,01
persen pada tahun 2005.
Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1996-2014
JumlahPendudukMiskin
(ribuan)
Persentase
1996
1.017,0
17,04
1999
1.481,9
23,87
2002
1.434,1
22,49
2003
1.397,1
21,54
2004
1.379,3
20,92
Juli 2005
1.429,0
21,01
Juli 2006
1.446,9
20,99
Maret 2007
1.331,8
19,15
Maret 2008
1.249,61
17,73
Maret 2009
1.167,87
16,28
Maret 2010
1.125,73
15,47
Maret 2011*
1.077,67
14,24
September 2011*
1.063,81
13,95
Maret 2012*
1.059,13
13,78
September 2012*
1.043,62
13,48
Maret 2013*
1.110,53
14,24
September 2013*
1.104,57
14,06
Maret 2014
1.100,83
13,91
September 2014
1.085,80
13,62
Tahun
*Backcasting
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
2
Pada tahun 2006, secara absolut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin, yaitu dari
1.429 ribu orang (21,01 persen) pada bulan Juli 2005 menjadi 1.446,9 ribu (20,99
persen) pada bulan Juli 2006.
Pada Maret tahun 2007 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis
dari 1.446,9 ribu pada Juli tahun 2006 menjadi 1.331,8 ribu pada Maret 2007.
Penurunan ini berlanjut pada Maret 2008, yaitu turun menjadi 1.249,61 ribu orang
(17,73 persen).
Pada Maret tahun 2009-2012 juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin yaitu dari
1.167,87 ribu orang (16,28 persen) pada tahun 2009, turun kembali menjadi 1.125,73
ribu orang (15,47 persen) pada tahun 2010, turun lagi menjadi 1.074,81 ribu orang
(14,24 persen) pada tahun 2011, dan kembali mengalami penurunan menjadi 1.061,87
ribu orang (13,95%). Pada tahun 2012, jumlah penduduk miskin di periode maret turun
menjadi 1.057,03 ribu orang (13,78%), dan terus turun pada periode September 2012
menjadi 1.042,04 ribu orang (13,48%).
Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin di periode maret sempat meningkat dari
periode sebelumnya menjadi 1.110,37 ribu orang (14,24 %) dan kembali turun menjadi
1.108,21 ribu orang (14,06 %). Tahun 2014, persentase kemiskinan terus mengalami
penurunan berturut turut Maret – September 2014 yaitu 13,91 % dan 13,62 %.
2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret - September 2014
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan pada bulan September 2014 sebanyak
1.085,80 orang atau sebesar 13,62 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada
Maret 2014 yang berjumlah 1.100,83 orang (13,91 persen), berarti jumlah penduduk
miskin turun sebesar 15.034 orang.
Tabel 2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah,
Maret - September 2014
Jumlah/Persentase
Maret
September
Perubahan
2014
Penduduk Miskin
2014
Jumlah Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
367.121
733.708
1.100.829
370,857
714,938
1.085.795
3,736
-18,770
-15,034
Persentase Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
12,93
14,46
13,91
12,96
13,99
13,62
0,03
-0,46
-0,29
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
3
Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sedangkan di
daerah perdesaan bertambah. Selama periode Maret - September 2014, penduduk miskin
di daerah perkotaan bertambah sebanyak 3.736 orang, atau sebesar 0,03 persen. Di
daerah perdesaan berkurang sebanyak 18.770 orang, atau turun sebesar 0,46 persen.
(Tabel 2).
Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan)
tidak banyak berubah, di mana sebagian besar penduduk miskin berada di daerah
perdesaan (66,65 persen pada bulan Maret 2014 dan sedikit turun menjadi 65,84 persen
pada September 2014).
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret - September 2014
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan,
karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Selama Maret - September 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,90 persen, yaitu dari
Rp.298.824,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp 307.488,- perkapita per
bulan pada September 2014. Dengan memperhatikan daerah Garis Kemiskinan (GK),
yang terdiri dari Garis Kemiskinan daerah perkotaan dan Garis Kemiskinan daerah
perdesaan, terlihat bahwa garis kemiskinan di daerah perkotaan naik sebesar 2,76 persen
yaitu dari Rp. 336.929,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 346.238,per kapita per bulan pada September 2014. Sedangkan garis kemiskinan di daerah
perdesaan juga mengalami kenaikan sebesar 2,98 persen yaitu dari Rp.277.509,- per
kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 285.791,- per kapita per bulan pada
September 2014.
Tabel 3.
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Menurut Daerah,
Maret – September 2014
Garis
Kemiskinan
Perkotaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Pedesaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Perkotaan+Pedesaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Maret
2014
September
2014
Perubahan
(%)
242.536
94.393
336.929
248.950
97.287
346.238
2,64
3,07
2,76
223.122
54.387
277.509
229.230
56.561
285.791
2,74
4,00
2,98
230.086
68.738
298.824
236.308
71.179
307.488
2,70
3,55
2,90
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
4
Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan (GK) yang terdiri dari garis
kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM) terlihat
bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non
maknan. Pada bulan September 2014 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap
garis kemiskinan sebesar 76,85 persen.
Secara keseluruhan GKM dan GKNM mengalami kenaikan pada periode Maret September 2014. GKM pada bulan September 2014 sebesar Rp.236.309,- per kapita per
bulan dan GKNM sebesar Rp.71.180,- per kapita per bulan, di mana pada bulan Maret
2014 GKM sebesar Rp 230.086,- per kapita per bulan dan GKNM sebesar Rp 68.738,-.
Terlihat juga pada Tabel 3 di atas bahwa GKM dan GKNM mengalami kenaikan pada
periode Maret - September 2014 baik di perkotaan maupun di pedesaan.
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan
dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan
kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan.
Pada periode Maret - September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan
naik dari 2,250 pada keadaan Maret 2014 menjadi 2,408 pada keadaaan September
2014. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan juga
mengalami kenaikan pada periode yang sama dari 0,588 pada Maret 2014 menjadi 0,622
pada September 2014.
Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) di Sumatera Selatan Menurut Daerah, Maret - September 2014
Indeks Kedalaman
Kemiskinan/Indeks
Keparahan Kemiskinan
Maret
2014
September
2014
Perubahan
2,113
2,326
2,250
2,343
2,444
2,408
0,231
0,118
0,158
0,552
0,609
0,588
0,616
0,624
0,622
0,065
0,016
0,034
Indeks Kedalaman Kemiskinan
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
Indeks Keparahan Kemiskinan
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
5
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perkotaan lebih rendah daripada
perdesaan demikian juga Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Pada bulan September
2014, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perdesaan 2,444 sedangkan di
daerah perkotaan sebesar 2,343. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk
perdesaan sebesar 0,624 dan perkotaan sebesar 0,616. Dapat disimpulkan bahwa
Sumatera Selatan tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan di daerah perdesaan
lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
6
No.05/01/16 Th. XVII, 02 Januari 2015
TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN
(KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2014)
RINGKASAN
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan)
di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan September 2014 sebanyak 1.085.795
orang atau sebesar 13,62 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada
bulan Maret 2014 yang berjumlah 1.110.829 (13,91 persen), berarti jumlah
penduduk miskin turun sebanyak 15.034 orang.
Selama periode Maret -September 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan
naik sebanyak 3.736 orang, atau sebesar 0,03 persen. Di daerah perdesaan
justru mengalami penurunan sebanyak 18.770 orang, atau sebesar 0,46 persen.
Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal (perkotaan dan
perdesaan) tidak banyak berubah, di mana sebagian besar (65,85 persen)
penduduk miskin berada di daerah perdesaan.
Garis Kemiskinan di provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp 307.488,Garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 346.238,- sedangkan garis
kemiskinan di daerah perdesaan adalah sebesar Rp 285.791,-. Dibandingkan
bulan Maret 2014, garis kemiskinan mengalami kenaikan baik di perkotaan
maupun pedesaan.
Pada periode Maret - September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama menunjukkan peningkatan. Ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin
melebar.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Sumatera Selatan, 1996-2014
Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 1996-2014 berfluktuasi dari tahun
ke tahun (Tabel 1). Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar
464,9 ribu karena krisis ekonomi, yaitu dari 1.017 ribu pada tahun 1996 menjadi 1.481,9
ribu pada tahun 1999. Persentase penduduk miskin meningkat dari 17,04 persen menjadi
23,87 persen pada periode yang sama.
Pada periode1999-2005 jumlah penduduk miskin juga cenderung menurun dari 1.481,9
ribu pada tahun 1999 menjadi 1.429 ribu pada tahun 2005. Secara relatif terjadi
penurunanpersentase penduduk miskin dari 23,87 persen pada tahun 1999 menjadi 21,01
persen pada tahun 2005.
Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1996-2014
JumlahPendudukMiskin
(ribuan)
Persentase
1996
1.017,0
17,04
1999
1.481,9
23,87
2002
1.434,1
22,49
2003
1.397,1
21,54
2004
1.379,3
20,92
Juli 2005
1.429,0
21,01
Juli 2006
1.446,9
20,99
Maret 2007
1.331,8
19,15
Maret 2008
1.249,61
17,73
Maret 2009
1.167,87
16,28
Maret 2010
1.125,73
15,47
Maret 2011*
1.077,67
14,24
September 2011*
1.063,81
13,95
Maret 2012*
1.059,13
13,78
September 2012*
1.043,62
13,48
Maret 2013*
1.110,53
14,24
September 2013*
1.104,57
14,06
Maret 2014
1.100,83
13,91
September 2014
1.085,80
13,62
Tahun
*Backcasting
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
2
Pada tahun 2006, secara absolut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin, yaitu dari
1.429 ribu orang (21,01 persen) pada bulan Juli 2005 menjadi 1.446,9 ribu (20,99
persen) pada bulan Juli 2006.
Pada Maret tahun 2007 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis
dari 1.446,9 ribu pada Juli tahun 2006 menjadi 1.331,8 ribu pada Maret 2007.
Penurunan ini berlanjut pada Maret 2008, yaitu turun menjadi 1.249,61 ribu orang
(17,73 persen).
Pada Maret tahun 2009-2012 juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin yaitu dari
1.167,87 ribu orang (16,28 persen) pada tahun 2009, turun kembali menjadi 1.125,73
ribu orang (15,47 persen) pada tahun 2010, turun lagi menjadi 1.074,81 ribu orang
(14,24 persen) pada tahun 2011, dan kembali mengalami penurunan menjadi 1.061,87
ribu orang (13,95%). Pada tahun 2012, jumlah penduduk miskin di periode maret turun
menjadi 1.057,03 ribu orang (13,78%), dan terus turun pada periode September 2012
menjadi 1.042,04 ribu orang (13,48%).
Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin di periode maret sempat meningkat dari
periode sebelumnya menjadi 1.110,37 ribu orang (14,24 %) dan kembali turun menjadi
1.108,21 ribu orang (14,06 %). Tahun 2014, persentase kemiskinan terus mengalami
penurunan berturut turut Maret – September 2014 yaitu 13,91 % dan 13,62 %.
2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret - September 2014
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan pada bulan September 2014 sebanyak
1.085,80 orang atau sebesar 13,62 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada
Maret 2014 yang berjumlah 1.100,83 orang (13,91 persen), berarti jumlah penduduk
miskin turun sebesar 15.034 orang.
Tabel 2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah,
Maret - September 2014
Jumlah/Persentase
Maret
September
Perubahan
2014
Penduduk Miskin
2014
Jumlah Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
367.121
733.708
1.100.829
370,857
714,938
1.085.795
3,736
-18,770
-15,034
Persentase Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
12,93
14,46
13,91
12,96
13,99
13,62
0,03
-0,46
-0,29
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
3
Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sedangkan di
daerah perdesaan bertambah. Selama periode Maret - September 2014, penduduk miskin
di daerah perkotaan bertambah sebanyak 3.736 orang, atau sebesar 0,03 persen. Di
daerah perdesaan berkurang sebanyak 18.770 orang, atau turun sebesar 0,46 persen.
(Tabel 2).
Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan)
tidak banyak berubah, di mana sebagian besar penduduk miskin berada di daerah
perdesaan (66,65 persen pada bulan Maret 2014 dan sedikit turun menjadi 65,84 persen
pada September 2014).
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret - September 2014
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan,
karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Selama Maret - September 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,90 persen, yaitu dari
Rp.298.824,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp 307.488,- perkapita per
bulan pada September 2014. Dengan memperhatikan daerah Garis Kemiskinan (GK),
yang terdiri dari Garis Kemiskinan daerah perkotaan dan Garis Kemiskinan daerah
perdesaan, terlihat bahwa garis kemiskinan di daerah perkotaan naik sebesar 2,76 persen
yaitu dari Rp. 336.929,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 346.238,per kapita per bulan pada September 2014. Sedangkan garis kemiskinan di daerah
perdesaan juga mengalami kenaikan sebesar 2,98 persen yaitu dari Rp.277.509,- per
kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 285.791,- per kapita per bulan pada
September 2014.
Tabel 3.
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Menurut Daerah,
Maret – September 2014
Garis
Kemiskinan
Perkotaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Pedesaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Perkotaan+Pedesaan
Makanan (GKM)
Non Makanan (GKNM)
Total (GK)
Maret
2014
September
2014
Perubahan
(%)
242.536
94.393
336.929
248.950
97.287
346.238
2,64
3,07
2,76
223.122
54.387
277.509
229.230
56.561
285.791
2,74
4,00
2,98
230.086
68.738
298.824
236.308
71.179
307.488
2,70
3,55
2,90
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
4
Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan (GK) yang terdiri dari garis
kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM) terlihat
bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non
maknan. Pada bulan September 2014 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap
garis kemiskinan sebesar 76,85 persen.
Secara keseluruhan GKM dan GKNM mengalami kenaikan pada periode Maret September 2014. GKM pada bulan September 2014 sebesar Rp.236.309,- per kapita per
bulan dan GKNM sebesar Rp.71.180,- per kapita per bulan, di mana pada bulan Maret
2014 GKM sebesar Rp 230.086,- per kapita per bulan dan GKNM sebesar Rp 68.738,-.
Terlihat juga pada Tabel 3 di atas bahwa GKM dan GKNM mengalami kenaikan pada
periode Maret - September 2014 baik di perkotaan maupun di pedesaan.
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan
dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan
kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan.
Pada periode Maret - September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan
naik dari 2,250 pada keadaan Maret 2014 menjadi 2,408 pada keadaaan September
2014. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan juga
mengalami kenaikan pada periode yang sama dari 0,588 pada Maret 2014 menjadi 0,622
pada September 2014.
Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) di Sumatera Selatan Menurut Daerah, Maret - September 2014
Indeks Kedalaman
Kemiskinan/Indeks
Keparahan Kemiskinan
Maret
2014
September
2014
Perubahan
2,113
2,326
2,250
2,343
2,444
2,408
0,231
0,118
0,158
0,552
0,609
0,588
0,616
0,624
0,622
0,065
0,016
0,034
Indeks Kedalaman Kemiskinan
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
Indeks Keparahan Kemiskinan
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan+Pedesaan
Sumber: Diolah dari data Susenas Maret dan September 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
5
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perkotaan lebih rendah daripada
perdesaan demikian juga Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Pada bulan September
2014, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perdesaan 2,444 sedangkan di
daerah perkotaan sebesar 2,343. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk
perdesaan sebesar 0,624 dan perkotaan sebesar 0,616. Dapat disimpulkan bahwa
Sumatera Selatan tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan di daerah perdesaan
lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 05/01/16/Th.XVII, 2 Januari 2015
6