PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KARANG BARU TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

(1)

Oleh: Jamiah NIM. 408111065

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Grafik xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pembelajaran Matematika 10 2.1.2. Pembelajaran Matematika Realistik 11 2.1.2.1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 12 2.1.2.2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 14 2.1.2.3. Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran Matematika Realistik 16 2.1.2.4. Penerapan Pembelajaran Realistik dalam 20 Pembelajaran Matematika

2.1.2.5. Langkah-Langkah Pembelajaran Realistik 22 2.1.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pembelajaran Realistik 23 2.1.2.7. Pembelajaran Realistik dalam Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 24 2.1.3. Masalah Dalam Matematika 27 2.1.4. Pemecahan Masalah Matematika 28 2.1.5. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 30 2.1.6. Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan

Pendekatan Pembelajaran Realistik dan Metode Pemecahan Masalah 31 2.1.7. Materi Pokok Bahasan SPLDV 36

2.1.8. Definisi Operasional 40

2.2. Kerangka Konseptual 41

2.3.1 Kajian Penelitian yang Relevan 42


(4)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 44

3.2. Tempat dan waktu penelitian 44 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 44

3.3.1. Subjek Penelitian 44

3.3.2. Objek Penelitian 44

3.4. Prosedur Penelitian 44

3.5. Alat Pengumpulan Data 55

3.5.1. Observasi 55

3.5.2. Tes 55

3.5.3. Dokumentasi 56

3.6. Teknik Analisis Data 57

3.6.1. Reduksi Data 57

3.6.2. Paparan Data 57

3.6.3. Menarik Kesimpulan 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 61 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 61 4.1.1.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 61

4.1.1.2 Observasi I 65

4.1.1.3 Refleksi I 68

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 71 4.1.2.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan masalah II 72

4.1.2.2 Observasi II 77

4.1.2.3 Refleksi II 79

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 85

5.2 Saran 86


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintak Implementasi Matematika Realistik 22 Tabel 2.2. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 30 Tabel 2.3 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 30

Tabel 3.1 Kriteria TKPM 58

Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 63 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali solusi yang

diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 63 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa melaksanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 64 Tabel 4.6. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 66 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 72 Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 73 Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa melaksanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 73 Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali solusi yang

diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 74 Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa melaksanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 75 Tabel 4.12 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa memecahkan Masalah

Pada TKPM I dan TKPM II 76

Tabel 4.13 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 77 Tabel 4.14 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 80


(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Hasil kerja siswa 5


(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 64 Grafik 4.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 65 Grafik 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 74 Grafik 4.4 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan Indonesia merupakan “pabrik” penghasil sumber daya manusia yang nantinya akan mengelola sumber daya alam Indonesia yang kaya dan melimpah. Sebagaimana Undang-Undang Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 bab I pasal 1 dan ayat 1 menyatakan :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang tujuan pengajarannya adalah agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dan mengkaitkan antarkonsep serta mampu menggunakan konsep-konsep itu dalam metode ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

”Matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif melalui kegiatan matematika (”doing mathematics”), memberikan sumbangan yang penting bagi peserta didik dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistematik, kritis dan cermat, serta bersikap obyektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan.”

Pernyataan di atas sejalan dengan yang dikemukakan Saleh (2008 : 27) bahwa matematika mampu mengasah otak menjadi lebih tajam. Sel-sel otak akan terus berkembang sehingga mampu memberikan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai tercantum dalam kurikulum matematika sekolah bahwa tujuan diberikannya matematika antara lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Untuk memenuhi tuntutan yang demikian tinggi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.


(9)

Jenning dan Dunne (Suharta, 2004:1), mengatakan bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Faktor lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Soedjadi (Suharta, 2004:1) mengemukakan bahwa agar pembelajaran menjadi bermakna (meaningful) maka dalam pembelajaran di kelas perlu mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Menurut Van de Henvel-Panhuizen (Suharta, 2004:1), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa pembelajaran yang hanya berorientasi pada pencapaian penguasaan materi berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika di kelas seyogyanya ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain. Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).

Jika kita kaji kondisi pembelajaran matematika di Indonesia, maka nampak proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang diinginkan. Berbagai riset menunjukkan bahwa kebanyakan guru di Indonesia masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang


(10)

3

memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar. Paradigma yang telah lama digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah, lebih menekankan pada peranan guru yang mengajar daripada siswa yang belajar (yang dapat disebut paradigma tradisional). Guru belum berupaya secara maksimal memampukan siswa memahami berbagai konsep dan prinsip matematika serta menunjukkan kegunaan konsep dan prinsip matematika dalam memecahkan masalah (Sinaga, 2007:4). Kuatnya paradigma tradisional ini dipastikan akan menghambat pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran yang bertujuan memberikan kompetensi pada siswa. Kondisi ini melahirkan anggapan bagi peserta didik bahwa belajar matematika tak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep, semua itu terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak mendalam. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 7 September 2012) yang dilaksanakan ke SMP Negeri 1 Karang Baru. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), akan tetapi pembelajarannya masih menggunakan pola lama (pembelajaran langsung secara klasikal, konsep dan aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru ke siswa, pemberian contoh-contoh, interaksi satu arah, dan pemberian tugas di rumah). Kegiatan siswa selama pembelajaran adalah mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa sungkan bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah) walaupun diberi dorongan. Siswa yang pintar lebih senang bekerja sendiri dan jika mengalami kesulitan langsung bertanya kepada guru tanpa melewati hasil diskusi dalam kelompoknya. Guru melatih siswa mengerjakan soal-soal rutin (menggunakan rumus dan aturan-aturan yang ada dalam materi yang diajarkan). Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.


(11)

Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika, Dalam setiap langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan dalam kemampuan sangat rendah, karena itu secara keseluruhan diambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah.

Pada kesempatan itu peneliti juga mewawancarai salah satu guru matematika SMP Negeri 1 Karang Baru (Bapak Rudoef Leonard Marpaung S.Pd) yang mengatakan:

” Dalam proses pembelajaran matematika sebagian besar siswa tidak aktif. Jarang di antara mereka yang mau bertanya, ataupun memberi tanggapan. Jika diberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif. Dari jawaban siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kesulitan siswa lainnya adalah untuk menafsirkan masalah yang diberikan ke dalam bentuk matematika. Mereka cenderung melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.”

Berdasarkan uraian tersebut diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa, sehingga meskipun siswa sudah mempelajari konsep suatu materi pembelajaran akan tetapi siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, seorang pedagang mempunyai modal Rp. 500.000,-. Uang itu ia gunakan untuk membeli dua lusin pakaian anak. Jika pedagang tersebut menjual pakaian anak dengan harga 20.500,- perbuah, tentukan untung atau rugi pedagang pakaian tersebut.

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal cerita berikut:


(12)

5


(13)

Dari soal di atas siswa diharapkan menuliskan terlebih dahulu langkah-langkahnya sebelum menyelesaikan permasalahan. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk pemecahan masalah tersebut. Hal ini mengharuskan kita sebagai guru berupaya memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan dapat mengurangi kesalahan tersebut. Guru sebagai pengajar mata pelajaran matematika di sekolah, tentu saja tidak bisa dipersalahkan secara sepihak jika masih ada siswa yang bersikap negatif terhadap matematika.

Untuk mengantisipasi kondisi yang demikian, pembelajaran di kelas perlu direformasi. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi tetapi sebagai pendorong siswa belajar agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan berkomunikasi sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan kreatif.

Ada beberapa masalah yang dialami oleh siswa kelas VII dalam mempelajari matematika khususnya materi Aritmatika Sosial berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Karang Baru yaitu pemahaman siswa terhadap konsep yang masih lemah yang berimbas pada lemahnya kemampuan pemecahan masalah siswa, dan kesulitan siswa dalam penggunaan konsep yang sudah dipelajari dalam pemecahan masalah matematika dalam materi Aritmatika Sosial. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengatasi permasalahan tersebut sangat cocok dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik. Pembelajaran matematika realistik merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika


(14)

7

realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari (everydaying mathematics), sehingga siswa belajar dengan bermakna. Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.

Masalah realistik adalah masalah nyata (real), yang disajikan guru pada awal proses pembelajaran sehingga ide atau pengetahuan matematikanya dapat muncul dari masalah realistik tersebut. Selama proses memecahkan masalah realistik, para siswa akan mempelajari pemecahan masalah dan bernalar, selama proses diskusi para siswa akan belajar berkomunikasi. Hasil yang didapat selama proses pembelajaran akan lebih bertahan lama karena ide matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru. Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik yang pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan pembelajaran matematika yang sangat penting, dan salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah pembelajaran matematika realistik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendekatan pembelajaran realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.


(15)

2. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah matematika.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 4. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru dengan menerapkan pembelajaran realistik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana penerapan Pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013 ?

3. Bagaimana ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013.


(16)

9

2. Untuk memperbaiki proses melalui pembelajaran realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri Karang Baru tahun ajaran 2012/ 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagi diri sendiri, terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.


(17)

85

1. Peningkatan rata-rata tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah dari siklus I ke siklus II lebih baik setelah diterapkannya pembelajaran matematika realistik. Dari keempat kategori dalam pemecahan masalah yakni memahami masalah, menyusun strategi penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh, kategori yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu pada kegiatan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Adapun besar peningkatan adalah 21,25% yang mengalami peningkatan dari 70% pada siklus I, menjadi 91,25% pada siklus II. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,51.

2. Langkah- langkah pembelajaran realistik yang mencerminkan tiga prinsip dan implementasinya yang berpedoman pada lima karakteristik pembelajaran realistik, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) diawali dengan memahami masalah kontekstual, menyelesaian masalah, membandingkan jawaban, serta menyimpulkan. Dalam proses belajar mengajar pada siklus I, upaya peningkatan dengan menggunakan pembelajaran realistik belum maksimal, sehingga pada siklus II dilakukan tindakan tambahan yaitu dengan menggunakan media power point untuk meningkatkan proses pembelajaran. 3. Ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui

penerapan pembelajaran realistik meningkat sebesar 14,28 %. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 74,29%. Sedangkan jumlah ketuntasan belajar klasikal pada siklus II adalah 88,57%. Karena pada siklus II nilai siswa yang mencapai KKM lebih dari 85%, maka kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pembelajaran realistik secara klasikal tercapai.


(18)

86

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Disarankan kepada guru matematika, khususnya guru SMP Negeri 1 Karang Baru untuk memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, serta menggunakan pembelajaran realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran. 2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Karang Baru disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.

3. Kepada kepala sekolah disarankan untuk dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran realistik sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemecahan masalah siswa.

4. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang serupa dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik lagi dan memodifikasi model ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lain serta alat peraga dan lain sebagainya.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dan Suhardjono., dan Supardi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati., dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Djiwandono, Sri E.W., (2006), Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta

Djumanta, Wahyudin., (2005), Mari Memahami Konsep Matematika, Grafindo Media Pratama, Bandung

Fathani, Abdul Halim.,(2008), Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia Matematika, http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html).

FMIPA, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Hadi, Sutarto., (2005), PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Realistik.htm[9.

Hadi

,

As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari .http://www.strukturaljabar.co.cc/2008 /10/ proposal-matematika-realistik.html

Haji, Saleh., (2005), Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar, http://sps.upi.edu/v4/disertasi/.

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Jihad, Asep., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Muslich, Masnur., (2007), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan , Bumi Aksara, Jakarta.

Nurhidayah, Eka (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik pada Pokok Bahasan untuk meningkatkan kemampuan masalah siswa pada pokok bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP N 1 Arse. Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.


(20)

88

Poerwadarminta,W.J.S., (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Ramadhan, Hammad Fithry., (2009), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) http://www.pmri.or.id/index2.php?main=104.

Shadiq, F., (2008), Pentingnya Pemecahan Masalah, Http://Educare.efkipunla.net

Saleh, Andri., (2008), Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk, Tinta Emas Publishing, Bandung.

Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika

Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.

Sofa, Pakde., (2008), Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/

Sriyanto, (2006), Menebar Virus Pembelajaran Matematika Yang Bermutu http://www.pmri.or.id/artikel/index.php?main=3.

Subekti, E.E., (2011), Menumbuh Kembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Jurnal PGSD FIP IKIP Semarang 1: 8

Sudijono, Anas., (1996), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiman., Kusumah, S.Y., Sabandar, J., (2009), Mathematics Problem Solving In Realistic Mathematics, PARADIKMA Jurnal Pendidikan Matematika 2: 186. Suharyanto, (2006) Tingkat Ketidaklulusan UAN Sumbar dan NTT Tertinggi

(http://www.smu.net. com/main.php?act=int&xkd=158

TIM MKPBM, (2001), COMMON TEXT BOOK, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA MIPA UPI, Bandung.

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma Eksploratif dan Investigatif, Leuser citra Pustaka, Jakarta.


(1)

2. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah matematika.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 4. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru dengan menerapkan pembelajaran realistik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana penerapan Pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013 ?

3. Bagaimana ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013.


(2)

2. Untuk memperbaiki proses melalui pembelajaran realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran realistik pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri Karang Baru tahun ajaran 2012/ 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagi diri sendiri, terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.


(3)

85

1. Peningkatan rata-rata tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah dari siklus I ke siklus II lebih baik setelah diterapkannya pembelajaran matematika realistik. Dari keempat kategori dalam pemecahan masalah yakni memahami masalah, menyusun strategi penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh, kategori yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu pada kegiatan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Adapun besar peningkatan adalah 21,25% yang mengalami peningkatan dari 70% pada siklus I, menjadi 91,25% pada siklus II. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,51.

2. Langkah- langkah pembelajaran realistik yang mencerminkan tiga prinsip dan implementasinya yang berpedoman pada lima karakteristik pembelajaran realistik, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) diawali dengan memahami masalah kontekstual, menyelesaian masalah, membandingkan jawaban, serta menyimpulkan. Dalam proses belajar mengajar pada siklus I, upaya peningkatan dengan menggunakan pembelajaran realistik belum maksimal, sehingga pada siklus II dilakukan tindakan tambahan yaitu dengan menggunakan media power point untuk meningkatkan proses pembelajaran. 3. Ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui

penerapan pembelajaran realistik meningkat sebesar 14,28 %. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 74,29%. Sedangkan jumlah ketuntasan belajar klasikal pada siklus II adalah 88,57%. Karena pada siklus II nilai siswa yang mencapai KKM lebih dari 85%, maka kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pembelajaran realistik secara klasikal tercapai.


(4)

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Disarankan kepada guru matematika, khususnya guru SMP Negeri 1 Karang Baru untuk memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, serta menggunakan pembelajaran realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran. 2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Karang Baru disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.

3. Kepada kepala sekolah disarankan untuk dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran realistik sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemecahan masalah siswa.

4. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang serupa dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik lagi dan memodifikasi model ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lain serta alat peraga dan lain sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dan Suhardjono., dan Supardi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati., dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Djiwandono, Sri E.W., (2006), Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta

Djumanta, Wahyudin., (2005), Mari Memahami Konsep Matematika, Grafindo Media Pratama, Bandung

Fathani, Abdul Halim.,(2008), Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia Matematika, http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html).

FMIPA, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Hadi, Sutarto., (2005), PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Realistik.htm[9.

Hadi

,

As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari .http://www.strukturaljabar.co.cc/2008 /10/ proposal-matematika-realistik.html

Haji, Saleh., (2005), Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar, http://sps.upi.edu/v4/disertasi/. Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Jihad, Asep., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Muslich, Masnur., (2007), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan , Bumi Aksara, Jakarta.

Nurhidayah, Eka (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik pada Pokok Bahasan untuk meningkatkan kemampuan masalah siswa pada pokok bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP N 1 Arse. Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.


(6)

Poerwadarminta,W.J.S., (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Ramadhan, Hammad Fithry., (2009), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) http://www.pmri.or.id/index2.php?main=104.

Shadiq, F., (2008), Pentingnya Pemecahan Masalah, Http://Educare.efkipunla.net Saleh, Andri., (2008), Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan

Majemuk, Tinta Emas Publishing, Bandung.

Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika

Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.

Sofa, Pakde., (2008), Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/

Sriyanto, (2006), Menebar Virus Pembelajaran Matematika Yang Bermutu http://www.pmri.or.id/artikel/index.php?main=3.

Subekti, E.E., (2011), Menumbuh Kembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Jurnal PGSD FIP IKIP Semarang 1: 8

Sudijono, Anas., (1996), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiman., Kusumah, S.Y., Sabandar, J., (2009), Mathematics Problem Solving In Realistic Mathematics, PARADIKMA Jurnal Pendidikan Matematika 2: 186. Suharyanto, (2006) Tingkat Ketidaklulusan UAN Sumbar dan NTT Tertinggi

(http://www.smu.net. com/main.php?act=int&xkd=158

TIM MKPBM, (2001), COMMON TEXT BOOK, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA MIPA UPI, Bandung.

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma Eksploratif dan Investigatif, Leuser citra Pustaka, Jakarta.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 JEMBER

6 46 141

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 6 BANDA ACEH

0 6 1

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PETA KONSEP PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009

0 11 18

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 68

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

0 2 11

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

KEMAMPUAN DAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SMP

0 0 10