Analisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam Implementasi Electronic Filing System (E-Filing).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aimed to analyze the perception of the role of taxpayer Application Service Provider ( ASP ) and Internet Service Provider ( ISP ) in the implementation of E - Filing . This type of research used in this research is qualitative descriptive research . Data collection techniques used in this study is the technique of interview , by doing a question and answer with the three companies and the ASP service users have reported her tax return using E - Filing . The collected data is used descriptive analysis . The results showed that the taxpayer has the perception that the ASP has a role towards the implementation of E - Filing and the taxpayer has the perception that the ISP is less contribute to the implementation of E - Filing in Indonesia because the internet connection is not stable so less able to support the implementation of E - Filing in Indonesia .

Keywords: Taxation, Electronic Filing System (E-Filing), Application Service Provider (ASP), Internet Service Provider (ISP)


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam implementasi E-Filing. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, dengan melakukan tanya jawab dengan tiga perusahaan pengguna jasa ASP dan telah melaporkan SPT-nya menggunakan E-Filing. Data yang terkumpul adalah menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wajib Pajak Badan memiliki persepsi bahwa ASP memiliki peranan terhadap implementasi E-Filing dan Wajib Pajak Badan memiliki persepsi bahwa ISP kurang berperan terhadap implementasi

E-Filing dikarenakan koneksi internet di Indonesia yang tidak stabil sehingga kurang

dapat mendukung implementasi E-Filing di Indonesia.

Kata-kata Kunci: Perpajakan, Electronic Filling System (E-Filling), Application


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

...

1

1.2 Rumusan Masalah

...

3

1.3 Tujuan Penelitian

...

4

1.4 Manfaat Penelitian

...

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN ...

5


(4)

2.1.1 Pengertian Persepsi

...

5

2.1.1.1 Faktor-Faktor Yang Berperan Terhadap Adanya Persepsi

...

5

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

..

6

2.1.1.3 Bentuk-bentuk Persepsi

...

7

2.1.2 Pengertian Pajak

...

7

2.1.3 Fungsi Pajak

...

8

2.1.4 Jenis Pajak

...

9

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak

...

11

2.1.6 Wajib Pajak

...

12

2.1.6.1 Pengertian Wajib Pajak

...

12

2.1.6.2 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

...

13

2.1.6.3 Nomor Pokok Wajib Pajak

...

19

2.1.7 Surat Pemberitahuan (SPT)

...

20

2.1.7.1 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

...

20

2.1.7.2 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

...

20

2.1.7.3 Jenis-jenis Surat Pemberitahuan (SPT)

...

22

2.1.7.4 Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

...

22

2.1.7.5 Tempat Penyampaian Surat Pemberitahuan

....

24

2.1.8 Electronic Filing System (E-Filing)

...

24

2.1.8.1 Pengertian E-Filing

...

24

2.1.8.2 Jenis E-Filing

...

25

2.1.8.3 Kelebihan Fasilitas E-Filing

...

26


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.8.5 Implementasi E-Filing

...

27

2.1.9 Application Service Provider (ASP)

...

29

2.1.9.1 Pengertian Application Service Provider

...

29

2.1.9.2 Tujuan Application Service Provider

...

30

2.1.9.3 Jenis dan Model Application Service Provider 31

2.1.9.4 Faktor Yang Dipertimbangkan Ketika Mengevaluasi Application Service Provider

..

32

2.1.9.5 Contoh Perusahaan Penyedia Layanan Jasa

...

32

2.1.9.6 Manfaat Penggunaan Jasa Application Service Provider

...

33

2.10 Internet Service Provider

...

34

2.1.10.1 Pengertian Internet Service Provider

...

34

2.1.10.2 Fungsi Internet Service Provider

...

35

2.1.10.3 Jenis dan Layanan Internet Service Provider

...

35

2.1.11 Penelitian-Penelitian Terdahulu

...

41

2.2 Rerangka Pemikiran

...

44

BAB III METODE PENELITIAN ...

45

3.1 Jenis Penelitian

...

45

3.2 Definisi Operasional Variabel

...

46

3.3 Populasi dan Sampel

...

47

3.4 Teknik Pengumpulan Data

...

48


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

51

4.1 Hasil Penelitian

...

51

4.2. Pembahasan

...

61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...

64

5.1. Simpulan

...

64

5.2. Saran

...

65

5.2. Keterbatasan Penelitian

...

66

DAFTAR PUSTAKA ...

67

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE) ...

69


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

...

44


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Faktor mengevaluasi Application Service Provider (ASP)

...

32

Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu

...

41

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

...

46

Tabel 4.1 Hasil wawancara dengan Perusahaan X

...

51

Tabel 4.2 Hasil wawancara dengan Perusahaan Y

...

54


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menurut Matulessi (2010), kemajuan teknologi informasi telah mendorong Direktorat Jenderal Pajak untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut dalam hal pemberian pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak. Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi teknologi informatika dalam kegiatan perpajakan terus dilakukan guna memudahkan, meningkatkan serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada Wajib Pajak. Contoh dari terobosan aplikasi perpajakan menurut Pandiangan (2005), program pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik SPT) dan program billing system secara elektronik

(e-Billing) merupakan beberapa contoh pemanfaatan teknologi yang telah dilakukan

oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk melayani Wajib pajak, dan inovasi yang terbaru adalah E-Filing.

Penelitian mengenai sistem e-filing dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia, seperti Novarina (2005) dengan judul Implementasi Electronic Filing

System (E-Filing) dalam Praktik Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di

Indonesia, hasil penelitian menyimpulkan bahwa e-Filing (e-SPT) merupakan sistem baru, oleh karena itu agar sistem ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka sosialisasi kepada masyarakat akan sistem ini sangat diperlukan. Lalu dilihat dari segi internetnya sendiri, dapat diketahui bahwa jalur koneksi internet di Indonesia belum optimal. Oleh karena itu, Wajib Pajak disarankan untuk menggunakan


(10)

Bab I Pendahuluan 2

koneksi berkecepatan tinggi yang disediakan oleh ISP (Internet Service Provider) dan memilih ASP (Application Service Provider) yang handal dan tentu saja manajemen alokasi waktu yang tepat. Penelitian Megawati (2013), dengan judul Penggunaan Aplikasi Arsip (E-Filing) Kepegawaian dalam Peningkatan Kinerja Bagian Kepegawaian pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Aceh, menyimpulkan bahwa aplikasi (E-Filing) merupakan aplikasi yang mudah dipahami oleh operator dalam menyimpanan berkas pegawai. Laporan yang dihasilkan sangat fleksibel dan relevan, sehingga sangat tepat sebagai bahan pengambilan keputusan, selain itu aplikasi E-Filing juga berguna untuk organisasi dalam hal mengelola data menjadi tepat dan akurat.

E-filing merupakan suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dan

penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Application

Service Provider (ASP). Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan jasa

penyedia aplikasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Application Service Provider (ASP) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER - 47/PJ/2008 sebagaimana telah diubah dengan PER-36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (E-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). (www.pajak.co.id)

Adapun tujuan dari diperbaharuinya sistem manual ke sistem e-filing dalam pelaporan pajak ini yaitu untuk memudahkan para pengguna, sehingga tidak harus


(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

mengantri dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya di Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar, dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, karena hanya memerlukan internet yang akan disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Pemerintah menganjurkan Wajib Pajak agar dapat menekankan pelaporan pajak melalui Internet Service

Provider (ISP), akan tetapi koneksi internet di Indonesia masih belum stabil, hal ini

yang membuat Wajib Pajak lebih memilih melaporkan pajak secara biasa yaitu datang ke Kantor Pelayanan Pajak dibanding melakukannya melalui E-Filing. Akibat dari ketidakstabilan dan ketidakkonsistenan koneksi internet ini menyebabkan Indonesia kini tertinggal dalam layanan telekomunikasi di kawasan ASEAN serta masih menghadapi masalah kesenjangan layanan informasi dan komunikasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan

Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam

Implementasi E-Filing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah: 1. Bagaimana Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Application Service

Provider (ASP) dalam Implementasi E-Filing?

2. Bagaimana Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Internet Service


(12)

Bab I Pendahuluan 4

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Application Service

Provider (ASP) dalam Implementasi E-Filing.

2. Menganalisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Internet Service

Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filling.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi: 1. Bagi Akademisi

Dapat memperkaya konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan perpajakan, khususnya yang terkait dengan presepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet

Service Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filing.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Dapat memberikan masukan yang berarti bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam memahami Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service

Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filing.


(13)

64 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa perusahaan yang menggunakan jasa layanan Application Service Provider dan jasa layanan Internet Service Provider, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1.

Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dalam implementasi E-Filing adalah: ASP berperan dalam implementasi

E-Filing karena Layanan ASP menyediakan jasa pelaporan SPT elektornik

dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, asalkan dilakukan pada waktu jam kerja, adanya pelaporan SPT secara online juga dapat mengurangi friksi dengan KPP, karena tidak perlu secara langsung datang KPPnya, tetapi dalam beberapa kasus pelaporan SPT yang terjadi, tidak semuanya berjalan dengan baik dengan media elektronik, karena kurangnya feedback yang dirasakan oleh Wajib Pajak, sehingga beberapa Wajib Pajak lebih baik datang ke KPP secara langsung ketimbang melalui pelaporan elektronik. Layanan Application Service Provider (ASP) juga memberikan kemudahan perhitungan bagi Wajib Pajak yang sistem perhitungannya berjalan secara otomatis sehingga dapat meningkatkan keakuratan perhitungan serta memberikan keamanan data yang terintegrasi secara langsung dengan KPP. Layanan ASP yang dilaksanakan oleh SDM yang berpengalaman dan profesional, sehingga berjalan dengan baik dan dapat terkoordinir dengan baik, sehingga berjalan secara efektif dan efisien.


(14)

Bab V Kesimpulan dan Saran 65

2. Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Internet Service Provider (ISP) dalam implementasi E-Filing adalah: ISP kurang berperan terhadap Implementasi E-Filing, karena jaringan internet di Indonesia kurang baik dan masih belum stabil, sehingga proses berjalannya pelaporan SPT secara online akan terganggu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pihak pihak terkait seperti akademisi yang paham tentang peranan Application

Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dapat memberikan

konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan perpajakan khusunya dalam bagian pelaporan elektronik, karena untuk abad 21 ini perkembangan internet sangatlah pesat, sehingga para akademisi dan ahli dapat memberikan solusi yang terbaik atas permasalahan yang sedang terjadi saat ini.

2. KPP kurang mengadakannya sosialisasi tentang layanan Electronic Filing

System (E-Filing) sehingga masih banyak Wajib Pajak Badan yang belum

mengetahui, dan kurang diadakannya seminar seminar tentang pelaporan pajak secara elektronik, seharusnya banyak program seminar atau penyuluhan tentang kemudahan pelaporan pajak secara online, sehingga Wajib Pajak tertarik untuk menggunakan layanan jasa ASP dan ISP ini. DJP dan KPP bekerjasama dengan penyedia Layanan Provider untuk meningkatkan koneksi intenet yang dapat mendukung Implementasi E-Filing.


(15)

Bab V Kesimpulan dan Saran 66

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1. Sampel yang diharapkan terbatas jumlahnya, sehingga hasil kurang sempurna, dikarenakan ada kerahasiaan data yang tidak bisa diperoleh dari DJP Jabar I dan KPP Madya.

2. Beberapa sampel yang peneliti wawancara masih belum paham betul tentang layanan ASP dan ISP. Informan langsung membatasi diri setelah tahu bahwa wawancara yang akan ditanyakan mengenai perpajakan.

3. Terbatasnya dana, sarana, informan dan waktu sehingga penelitian ini kurang sempurna hasilnya.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Aziz. (2010). Application Service Provider. Diakses pada tanggal 1 November dari

www.wikipedia.co.id

Mansur, Dikdik M. Arief dan Gultom, Elisatris. (2005). Cyber Law: Aspek Hukum Teknologi

Informasi, PT. Refika Aditama, Bandung.

Mardiasmo. (2009) Perpajakan. Edisi Revisi. Andi, Yogyakarta.

Matulessi, Thomas. (2010). Berbagai Macam Teknologi Akses Internet. Diakses pada 10 September 2014 dari www.pajak.go.id

Muqodim. (2005). Perpajakan. Buku 2. Edisi 2 Revisi. UII Press, Yogyakarta.

Pandiangan, Liberty. (2005). E-Filing Permudah Pelaporan SPT. Diakses pada 14 September 2014 dari www.ortax.org

Pandiangan, Liberty. (2005). E-Filing Permudah Pelaporan SPT. Diakses pada 20 September 2014 dari www.pikiran-rakyat.com Pikiran Rakyat, , 25 Januari 2005.

Pandiangan, Liberty. (2005). Presiden resmikan “e-System” Perpajakan. Diakses pada 20 September 2014 dari www.pikiran-rakyat.com

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Sanusi, M. Asyard. (2004). Teknologi Informasi dan Hukum E-Commerce. PT. Dian Ariesta, Cetakan II, Jakarta.


(17)

68 Universitas Kristen Maranatha

Suryadi, M.T. (1997). TCP/IP dan Internet. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tansuria, Billy Ivan. (2010). Pajak Penghasilan: Pemotongan & Pemungutan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Andi, Yogyakarta.

Waluyo. (2007) Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.

Wiradipradja, E.S dan Budhijanto, D. (2002). Persfektif Hukum Internasional tentang Cyber

Law, dalam Cyber Law: Suatu Pengantar, ELIPS II, Jakarta.

www.pajak.co.id yang di akses pada 20 September 2014.


(1)

Bab I Pendahuluan 4

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Application Service Provider (ASP) dalam Implementasi E-Filing.

2. Menganalisis Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Peranan Internet Service Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filling.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi: 1. Bagi Akademisi

Dapat memperkaya konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan perpajakan, khususnya yang terkait dengan presepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filing.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Dapat memberikan masukan yang berarti bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam memahami Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dalam Implementasi E-Filing.


(2)

64 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa perusahaan yang menggunakan jasa layanan Application Service Provider dan jasa layanan Internet Service Provider, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1.

Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Application Service Provider (ASP) dalam implementasi E-Filing adalah: ASP berperan dalam implementasi E-Filing karena Layanan ASP menyediakan jasa pelaporan SPT elektornik dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, asalkan dilakukan pada waktu jam kerja, adanya pelaporan SPT secara online juga dapat mengurangi friksi dengan KPP, karena tidak perlu secara langsung datang KPPnya, tetapi dalam beberapa kasus pelaporan SPT yang terjadi, tidak semuanya berjalan dengan baik dengan media elektronik, karena kurangnya feedback yang dirasakan oleh Wajib Pajak, sehingga beberapa Wajib Pajak lebih baik datang ke KPP secara langsung ketimbang melalui pelaporan elektronik. Layanan Application Service Provider (ASP) juga memberikan kemudahan perhitungan bagi Wajib Pajak yang sistem perhitungannya berjalan secara otomatis sehingga dapat meningkatkan keakuratan perhitungan serta memberikan keamanan data yang terintegrasi secara langsung dengan KPP. Layanan ASP yang dilaksanakan oleh SDM yang berpengalaman dan profesional, sehingga berjalan dengan baik dan dapat terkoordinir dengan baik, sehingga berjalan secara efektif dan efisien.


(3)

Bab V Kesimpulan dan Saran 65

2. Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap peranan Internet Service Provider (ISP) dalam implementasi E-Filing adalah: ISP kurang berperan terhadap Implementasi E-Filing, karena jaringan internet di Indonesia kurang baik dan masih belum stabil, sehingga proses berjalannya pelaporan SPT secara online akan terganggu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pihak pihak terkait seperti akademisi yang paham tentang peranan Application Service Provider (ASP) dan Internet Service Provider (ISP) dapat memberikan konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan perpajakan khusunya dalam bagian pelaporan elektronik, karena untuk abad 21 ini perkembangan internet sangatlah pesat, sehingga para akademisi dan ahli dapat memberikan solusi yang terbaik atas permasalahan yang sedang terjadi saat ini. 2. KPP kurang mengadakannya sosialisasi tentang layanan Electronic Filing

System (E-Filing) sehingga masih banyak Wajib Pajak Badan yang belum mengetahui, dan kurang diadakannya seminar seminar tentang pelaporan pajak secara elektronik, seharusnya banyak program seminar atau penyuluhan tentang kemudahan pelaporan pajak secara online, sehingga Wajib Pajak tertarik untuk menggunakan layanan jasa ASP dan ISP ini. DJP dan KPP bekerjasama dengan penyedia Layanan Provider untuk meningkatkan koneksi intenet yang dapat mendukung Implementasi E-Filing.


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 66

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1. Sampel yang diharapkan terbatas jumlahnya, sehingga hasil kurang sempurna, dikarenakan ada kerahasiaan data yang tidak bisa diperoleh dari DJP Jabar I dan KPP Madya.

2. Beberapa sampel yang peneliti wawancara masih belum paham betul tentang layanan ASP dan ISP. Informan langsung membatasi diri setelah tahu bahwa wawancara yang akan ditanyakan mengenai perpajakan.

3. Terbatasnya dana, sarana, informan dan waktu sehingga penelitian ini kurang sempurna hasilnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Aziz. (2010). Application Service Provider. Diakses pada tanggal 1 November dari www.wikipedia.co.id

Mansur, Dikdik M. Arief dan Gultom, Elisatris. (2005). Cyber Law: Aspek Hukum Teknologi Informasi, PT. Refika Aditama, Bandung.

Mardiasmo. (2009) Perpajakan. Edisi Revisi. Andi, Yogyakarta.

Matulessi, Thomas. (2010). Berbagai Macam Teknologi Akses Internet. Diakses pada 10 September 2014 dari www.pajak.go.id

Muqodim. (2005). Perpajakan. Buku 2. Edisi 2 Revisi. UII Press, Yogyakarta.

Pandiangan, Liberty. (2005). E-Filing Permudah Pelaporan SPT. Diakses pada 14 September 2014 dari www.ortax.org

Pandiangan, Liberty. (2005). E-Filing Permudah Pelaporan SPT. Diakses pada 20 September 2014 dari www.pikiran-rakyat.com Pikiran Rakyat, , 25 Januari 2005.

Pandiangan, Liberty. (2005). Presiden resmikan “e-System” Perpajakan. Diakses pada 20 September 2014 dari www.pikiran-rakyat.com

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Sanusi, M. Asyard. (2004). Teknologi Informasi dan Hukum E-Commerce. PT. Dian Ariesta, Cetakan II, Jakarta.


(6)

68 Universitas Kristen Maranatha

Suryadi, M.T. (1997). TCP/IP dan Internet. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tansuria, Billy Ivan. (2010). Pajak Penghasilan: Pemotongan & Pemungutan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Andi, Yogyakarta.

Waluyo. (2007) Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.

Wiradipradja, E.S dan Budhijanto, D. (2002). Persfektif Hukum Internasional tentang Cyber Law, dalam Cyber Law: Suatu Pengantar, ELIPS II, Jakarta.

www.pajak.co.id yang di akses pada 20 September 2014.