Perancangan Rebranding Distro Dry Sebagai Perusahaan yang Bergerak dalam Modifikasi Batik Pakaian Pria.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE REBRANDING DESIGN OF DISTRO DRY AS A COMPANY OF MODIFIED MEN’S BATIK CLOTHES

Oleh

HSIEH YI KAI NRP 0964066

Indonesia has many varieties of unique tradition, one of which is batik. Unfortunately, the young generation in Bandung is not really interested in batik as batik has the image of fitting old people more. Distro Dry, located in Bandung, produces men’s clothes using modified batik. Yet, there are so many types of clothes appearing in Bandung and there is a lack of promotion about Distro Dry. Therefore, it is necessary to reintroduce Distro Dry as a company which modifies men’s batik clothes.

The purpose of this design is to increase the young generation’s interest, especially the teenagers in Bandung, in the modified batik. The benefit of this design is that people can be aware of and they can care about batik so that people of all generations can preserve it. Besides, this design can also raise people’s nationalism. The method used is by making a promotion design of Distro Dry through a poster, flyers, X-banner, stationary, website, apps, and gimmick. Through this promotion design, the young generation is reminded of Distro Dry, which modifies men’s batik clothes, and they are willing to wear them as everyday clothes.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERANCANGAN RE-BRAND DISTRO DRY

SEBAGAI PERUSAHAAN YANG BERGERAK DALAM MODIFIKASI BATIK PAKAIAN PRIA

Oleh

HSIEH YI KAI NRP 0964066

Indonesia memiliki beragam keunikan pada tradisinya, salah satunya adalah batik. Namun sayangnya saat ini batik masih kurang diminati oleh generasi muda terutama di kota Bandung beranggapan bahwa batik itu terkesan tua, padahal distro dry yang berletak di kota Bandung memproduksi barang pakaian pria yang modifikasi batik, karena banyaknya pakaian yang bermunculan dan kurangnya promosi mengenai distro dry. Maka dari itu, distro dry yang bergerak dalam modifikasi batik perlu dikenalkan dan diingatkan kembali kepada generasi muda ini.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk meningkatkan minat generasi muda, yaitu remaja, di kota Bandung akan modifikasi batik ini. Manfaat perancangan ini adalah agar masyarakat kembali sadar dan peduli terhadap batik dan setiap generasi terus melestarikannya dan menumbuhkan rasa nasionalisme lewat pakaian pria ini.

Metode yang digunakan adalah dengan membuat perancangan promosi distro dry yang bergerak dalam modifikasi batik pakaian pria melalui Poster, Flyer, X-Banner, Stationary, Website, Apps, dan Gimmick. Melalui perancangan promosi ini, generasi muda dapat mengingat distro dry yang bergerak dalam modifikasi batik pakaian pria ini sebagai kebudayaan yang merasa nasionalisme dan mau menggenakannya sebagai pakaian sehari-hari.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAULUAN ... .. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 2

1.5 Skema Perancangan ... 4

1.6 Kerangka Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Batik ... 6

2.1.1 Pengertian Batik ... 6

2.1.2 Ragam Batik ... 6

2.2 Fashion ... 7

2.3 Pengertian Promosi ... 7

2.4 Bauran Promosi ... 9

2.5 Tujuan Promosi ... 10

2.6 Brand ... 11


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 15

3.1 Data dan Fakta ... 15

3.1.1 Mandatori ... 15

3.1.2 Hasil Kuesioner ... 16

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 19

3.2.1 Analisis Segmenting, Targeting, Positioning ... 19

3.2.2 Analisis SWOT ... 20

3.2.3 Analisis Pemecahan Masalah Komunikasi ... 21

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 22

4.1 Konsep Komunikasi ... 22

4.2 Konsep Kreatif ... 22

4.2.1 Konsep Visual ... 22

4.3 Konsep Media ... 26

4.4 Hasil Karya ... 28

4.4.1 Logo ... 28

4.4.2 Website ... 30

4.4.3 Stationary ... 31

4.4.4 Name tag ... 32

4.4.5 Hang tag ... 33

4.4.6 Tag ... 33

4.4.7 Apps ... 34

4.4.8 Brand X-banner ... 35

4.4.9 Shopping bag ... 36

4.4.10 Flyer event ... 36

4.4.11 Poster event ... 37

4.4.12 Magazine ... 38

4.4.13 X-banner event ... 39

4.4.14 Social media ... 40

4.4.15 Gimmick ... 41


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Konsep Kreatif ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 46

UCAPAN TERIMA KASIH ... 47

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan... 4

Gambar 3.1 Logo dRy ... 15

Gambar 3.2 dRy Catalogue ... 15

Gambar 3.3 Diagram 1 ... 16

Gambar 3.4 Diagram 2 ... 16

Gambar 3.5 Diagram 3 ... 17

Gambar 3.6 Diagram 4 ... 17

Gambar 3.7 Diagram 5 ... 18

Gambar 3.8 Diagram 6 ... 18

Gambar 4.1 Logo Brand distro dry ... 23

Gambar 4.2 Tampilan fotografi... 24

Gambar 4.3 Tampilan fotografi... 24

Gambar 4.4 Tampilan fotografi... 25

Gambar 4.5 Motif Batik Pekalongan ... 26

Gambar 4.6 Logo Brand distro dry ... 28

Gambar 4.7 Logo do and don’t ... 29

Gambar 4.8 Website ... 30

Gambar 4.9 Stationary ... 31


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.11 Hang tag ... 33

Gambar 4.12 Tag ... 33

Gambar 4.13 Apps ... 34

Gambar 4.14 Brand X-Banner ... 35

Gambar 4.15 Shopping Bag ... 36

Gambar 4.16 Flyer Event ... 36

Gambar 4.17 Poster Event ... 37

Gambar 4.18 Iklan Majalah... 38

Gambar 4.19 X-Banner Event ... 39

Gambar 4.20 Social Media ... 40

Gambar 4.21 Gimmick ... 41

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Budgeting ... 42


(7)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki beragam keunikan tradisi dan budaya sehingga menghasilkan beragam komoditi hasil dari tradisi tersebut contohnya, dalam produk garmen atau tekstil. Tekstil dan garmen saat ini lebih mengarah pada pengembangan tekstil modern, yang mengakibatkan persaingan dan pengaruh industri tekstil luar negeri. Sementara itu, tradisi tekstil Indonesia mempunyai keunikkan yang hampir sama dengan proses kerja tekstil dan garmen modern, akan tetapi corak batik biasanya diambil dari kearifan lokal yang menjadi tata nilai positif dekat pada keseharian masyarakat yang identik dengan ragam dan corak busana masyarakat dahulu.

Namun sayangnya sampai saat ini masyarakat masih belum mencintai produk Indonesia terutama batik, padahal batik sendiri sudah populer hingga kemacanegara. Dalam hal ini, Desain Komunikasi Visual memiliki peranan yang cukup besar untuk mempromosikan atau memperkenalkan secara luas kepada masyarakat Indonesia serta mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri. Hal ini dibutuhkan strategi khusus untuk memperlihatkan keindahan batik itu.

Gerakan cinta produk dalam negri tersebut melalui men’s fashion. Yang menjadi target utama yakni kaum pria, karena pada jaman dahulu batik merupakan pakaian para bangsawan dan memiliki kesan gagah. Tetapi, saat ini batik dikalangan anak muda memiliki kesan tua. Oleh karena itu, produk akan dibuat dan dikemas lebih modern sebagai sarana untuk dapat mengikuti selera perkembangan jaman (trend) yang disesuaikan untuk dewasa muda sekarang. Ketika masyarakat memakai pakaian batik modern dengan penuh kesadaran mengonsumsi produk-produk buatan lokal di tengah derasnya arus barang impor dari luar negeri yang pada sampai saat ini perbandingannya masih cukup jauh. Dengan adanya men’s fashion yang akan di buat untuk mencintai produk Indonesia, secara tak langsung akan timbul rasanya masyarakat kembali sadar dan peduli terhadap nilai-nilai kepejuangan bangsa sebagai pengembangan kesadaran bela negara.


(8)

Universitas Kristen Maranatha 2 Topik ini diangkat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dengan melalui

men’s fashion ini karena merasa perlunya kesadaran pelestarian cinta produk dalam negeri. Dan penulis beranggapan bahwa budaya Indonesia terutama seni pakaian mampu bersaing dengan keindahan budaya dari negara lain.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, berikut akan dipaparkan ruang lingkup dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan dan menarik minat anak muda terhadap batik.

2. Bagaimana membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti trend jaman sekaligus mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negri. 3. Bagaimana peran dan strategi DKV dalam mempromosikan seni pakaian

kepada masyarakat hususnya di daerah Bandung, Jawa Barat?

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah diteliti dan dipecahkan, yaitu sebagai berikut:

1. Merancang dan membuat visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan dan menarik minat anak muda terhadap batik.

2. Membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti trend jaman, tetapi tidak menghilangkan nilai tradisi serta sekaligus menyesuaikan selera dewasa muda sekarang.

3. Menjelaskan peran dan strategi DKV dalam mempromosikan seni pakaian kepada masyarakat khususnya di daerah Bandung, Jawa Barat.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu perancangan atau penelitian tentunya dibutuhkan data, data yang dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu bersumber dari literature atau biasa yang disebut dengan kajian pustaka, dan dapat bersumber dari penelitian atau pengamatan


(9)

Universitas Kristen Maranatha 3 secara langsung di lapangan. Pengumpulan data dalambidang DKV dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung ketempat yang dituju, yakni tempat dituju untuk mencari informasi dan riset yang diperlukan untuk membuat promosi tersebut.

2. Interview/ Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan sesuai dengan masalah yang dibahas. Dengan permasalahan yang dibahas, maka perluas dan wawancara kepada orang yang minat membeli baju bermotif batik, dan juga pemilik tempat distro tersebut.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dapat dilakukan dengan menggali data melalui media cetak maupun media elektronik.

4. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan.


(10)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan LatarBelakangMasalah

• Berkembang pesatnya Industri Fashion di Indonesia.

• Kurangnya kesadaran untuk cinta produk dalam negeri dengan menggunakan batik dalam keseharian bagi remaja.

Pemecahan Masalah

• Merancang dan membuat visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan awareness dan meninarik minat remaja .

• Membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti tren jaman.

• Merancang brand dan visual men’s fashion melalui distro dry dengan pendekatan kepada remaja di Bandung.

Pengumpulan Data

Observasi • Rumah Batik

• Distro Dry

Wawancara • Pemilik distro Dry

Kuesioner • 100 Responden

Usia 19-21 tahun

Landasan Teori • Filosofi Batik,

Branding, Fashion.

Strategi Komunikasi

Visual Grafis • Fotografi

• Visual yang simpel dan dinamis

• Menggunakan ornament batik

• Penggunaan font yang berkesan dinamis

• Penggunaan bahasa di sesuaikan oleh target menengah hingga menengah atas

Media

• Logo, website, banner, shopping bag, catalogue, hangtag, dan sebagainnya.

Tujuan

• Keragaman corak batik dan sejarah filosofinya semakin dikenal, menumbuhkan rasa nasionalis yang lebih bagi remaja dan akan cinta pada produk dalam negeri.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.6 Kerangka Penulisan

Bab 1 latar belakang berisikan latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan kerangka penulisan. Bab 2 landasan teori berisikan teori mengenai batik, fashion, pengertian promosi, bauran promosi, tujuan promosi, brand, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Bab 3 data dan analisis masalah berisikan data dan fakta, hasil kuesioner, analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta, dananalisis pemecahan masalah komunikasi. Bab 4 pemecahan masalah berisikan konsep komunikasi, konsep kreatif, dan hasil karya. Bab 5 penutup berisikan simpulan dan saran.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan perancangan karya yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh yaitu sebagai berikut. Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia perlu untuk dilestarikan dan dikenal melalui proses perancangan brand untuk lebih dikenal dan menarik perhatian masyarakat. Dari bermacam-macam ragam hias batik Indonesia, distro dry membuatnya batik yang di modernkan sebagai sarana dimana mengikuti selera perkembangan jaman trend dewasa awal sekarang. Kelompok usia dewasa awal merupakan usia yang tepat untuk diberikan produk mengenai ragam hias batik, karena pada usia tersebut mereka sudah memiliki tingkat kesadaran yang mandiri. Perancangan distro dry produk men’s fashion dengan cara mengaplikasikan motif batik kedalam produk yang ditawarkan merupakan media yang efektif untuk mengenalkan ragam hias batik modern, karena tren yang berkembang dikalangan dewasa awal saat ini adalah tren fashion. Karya-karya yang dihasilkan dalam perancangan grafis dengan inspirasi batik oleh distro dry memiliki korelasi dengan permasalahan yang terjadi di dalam nasionalisme, khususnya kesadaran mengonsumsi produk-produk buatan lokal dan cinta produk Indonesia untuk dewasa awal.

5.2 Saran

Dari permasalahan yang ada dewasa awal seharusnya tidak hanya mengenal tetapi memiliki produk-produk buatan lokal yaitu batik sebagai salah satu upaya melestarikan warisan bangsa terhadap produk lokal Indonesia. Dimasa sekarang batik seharusnya juga bisa diaplikasikan dan disesuaikan dengan selera di eranya, tidak hanya diajarkan tetapi juga memiliki dan menggenakannya. Khususnya bagi para desainer muda yang prospeknya sangat besar untuk mengenalkan ragam hias Indonesia tidak hanya pada nasional tetapi internasional dan juga sebagai inspirasi kreatif.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 44 Distro dry merupakan salah satu produk men’s fashion dalam negeri yang mengutamakan mutu produk dan hasil karya kreatif insan muda Indonesia. Oleh karena itu seharusnya memasukan unsur budaya Indonesia salah satu keanekaragaman motif-motif batik Indonesia. Selain untuk mengenalkan unsur-unsur budaya pada kaum muda juga dapat menjunjung tinggi budaya Indonesia kedalam dunia fashion luar negeri.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 45

DAFTAR PUSTAKA

Concept, Majalah Desain Grafis., 2010, Vol.06 edisi 36 Branding: What’s in a Name?, Jakarta, PT.Concept Media.

Kotler, Philip., 1990, Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan pengendalian, Jakarta, Erlangga.

Kotler & Amstrong., 2001, Prinsip-prinsip pemasaran, Jakarta, Erlangga.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane., 2006, Marketing Management 12th edition,

New Jersey, Pretince Hall.

Kotler, Philip & pfoertsch, Waldemar., 2006, B2B Brand Management: dengan branding membangun keunggulan dan memenagi kompetisi, Jakarta, PT.Bhuana Ilmu Populer.

Shimp, A.Terence., 2003, Periklanan promosi, Jakarta, Erlangga. Tjiptono, Fandy., 2000, Strategi pemasaran, Yogyakarta, Andi.


(1)

secara langsung di lapangan. Pengumpulan data dalambidang DKV dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung ketempat yang dituju, yakni tempat dituju untuk mencari informasi dan riset yang diperlukan untuk membuat promosi tersebut.

2. Interview/ Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan sesuai dengan masalah yang dibahas. Dengan permasalahan yang dibahas, maka perluas dan wawancara kepada orang yang minat membeli baju bermotif batik, dan juga pemilik tempat distro tersebut.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dapat dilakukan dengan menggali data melalui media cetak maupun media elektronik.

4. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan LatarBelakangMasalah

• Berkembang pesatnya Industri Fashion di Indonesia.

• Kurangnya kesadaran untuk cinta produk dalam negeri dengan menggunakan batik dalam keseharian bagi remaja.

Pemecahan Masalah

• Merancang dan membuat visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan awareness dan meninarik minat remaja .

• Membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti tren jaman.

• Merancang brand dan visual men’s fashion melalui distro dry dengan pendekatan kepada remaja di Bandung.

Pengumpulan Data

Observasi

• Rumah Batik

• Distro Dry

Wawancara

• Pemilik distro Dry

Kuesioner

• 100 Responden Usia 19-21 tahun

Landasan Teori

• Filosofi Batik, Branding, Fashion.

Strategi Komunikasi

Visual Grafis

• Fotografi

• Visual yang simpel dan dinamis

• Menggunakan ornament batik

• Penggunaan font yang berkesan dinamis

• Penggunaan bahasa di sesuaikan oleh target menengah hingga menengah atas

Media

• Logo, website, banner, shopping bag, catalogue, hangtag, dan sebagainnya.

Tujuan

• Keragaman corak batik dan sejarah filosofinya semakin dikenal, menumbuhkan rasa nasionalis yang lebih bagi remaja dan akan cinta pada produk dalam negeri.


(3)

1.6 Kerangka Penulisan

Bab 1 latar belakang berisikan latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan kerangka penulisan. Bab 2 landasan teori berisikan teori mengenai batik, fashion, pengertian promosi, bauran promosi, tujuan promosi, brand, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Bab 3 data dan analisis masalah berisikan data dan fakta, hasil kuesioner, analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta, dananalisis pemecahan masalah komunikasi. Bab 4 pemecahan masalah berisikan konsep komunikasi, konsep kreatif, dan hasil karya. Bab 5 penutup berisikan simpulan dan saran.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan perancangan karya yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh yaitu sebagai berikut. Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia perlu untuk dilestarikan dan dikenal melalui proses perancangan brand untuk lebih dikenal dan menarik perhatian masyarakat. Dari bermacam-macam ragam hias batik Indonesia, distro dry membuatnya batik yang di modernkan sebagai sarana dimana mengikuti selera perkembangan jaman trend dewasa awal sekarang. Kelompok usia dewasa awal merupakan usia yang tepat untuk diberikan produk mengenai ragam hias batik, karena pada usia tersebut mereka sudah memiliki tingkat kesadaran yang mandiri. Perancangan distro dry produk men’s fashion dengan cara mengaplikasikan motif batik kedalam produk yang ditawarkan merupakan media yang efektif untuk mengenalkan ragam hias batik modern, karena tren yang berkembang dikalangan dewasa awal saat ini adalah tren fashion. Karya-karya yang dihasilkan dalam perancangan grafis dengan inspirasi batik oleh distro dry memiliki korelasi dengan permasalahan yang terjadi di dalam nasionalisme, khususnya kesadaran mengonsumsi produk-produk buatan lokal dan cinta produk Indonesia untuk dewasa awal.

5.2 Saran

Dari permasalahan yang ada dewasa awal seharusnya tidak hanya mengenal tetapi memiliki produk-produk buatan lokal yaitu batik sebagai salah satu upaya melestarikan warisan bangsa terhadap produk lokal Indonesia. Dimasa sekarang batik seharusnya juga bisa diaplikasikan dan disesuaikan dengan selera di eranya, tidak hanya diajarkan tetapi juga memiliki dan menggenakannya. Khususnya bagi para desainer muda yang prospeknya sangat besar untuk mengenalkan ragam hias Indonesia tidak hanya pada nasional tetapi internasional dan juga sebagai inspirasi kreatif.


(5)

Distro dry merupakan salah satu produk men’s fashion dalam negeri yang mengutamakan mutu produk dan hasil karya kreatif insan muda Indonesia. Oleh karena itu seharusnya memasukan unsur budaya Indonesia salah satu keanekaragaman motif-motif batik Indonesia. Selain untuk mengenalkan unsur-unsur budaya pada kaum muda juga dapat menjunjung tinggi budaya Indonesia kedalam dunia fashion luar negeri.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 45

DAFTAR PUSTAKA

Concept, Majalah Desain Grafis., 2010, Vol.06 edisi 36 Branding: What’s in a Name?, Jakarta, PT.Concept Media.

Kotler, Philip., 1990, Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan pengendalian, Jakarta, Erlangga.

Kotler & Amstrong., 2001, Prinsip-prinsip pemasaran, Jakarta, Erlangga.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane., 2006, Marketing Management 12th edition,

New Jersey, Pretince Hall.

Kotler, Philip & pfoertsch, Waldemar., 2006, B2B Brand Management: dengan branding membangun keunggulan dan memenagi kompetisi, Jakarta, PT.Bhuana Ilmu Populer.

Shimp, A.Terence., 2003, Periklanan promosi, Jakarta, Erlangga. Tjiptono, Fandy., 2000, Strategi pemasaran, Yogyakarta, Andi.