Analisis Pengendalian Biaya Menggunakan Metode Target Costing (Studi Kasus pada Pabrik Sepatu Asia Shoes).

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Competition in the industry is now increasing, not least in the shoe industry. This is due to the proliferation of free trade and the increasing number of competitors both domestically and abroad. Both of these resulted in the company selling price determined by the market price. As a result, companies often have to sacrifice the amount of profit earned in order to offset the price of other manufacturers. With the free trade create more and more products made in China, resulting in the Indonesian market companies are increasingly difficult to obtain the desired profit.

To be able to compete companies must strive to lower the cost of production. One way a company can do is to apply the method of target costing. With the company has a target cost of reference costs so that when the cost of production companies is greater than the target cost, then the firm must undertake cost control in order to lower the cost of production to achieve the target cost.

Cost control is carried out by the company by way of value engineering or companies may also use kaizen costing. However, improper use of value engineering in the shoe factory 'Asian Shoes' so I tried to apply kaizen costing the company. One way is with the rest of the rubber devulcanitation. The rest of the rubber (scrap) production is thrown away each month can now be used again, and it turns out the devulcanitation process can reduce production costs. In addition devulcanitation ubber scraps process, the company also conducted an analysis of the costs that do not have added value and perform the reduction of these costs in order to reduce production costs.


(2)

ABSTRAK

Persaingan dalam dunia industri kini semakin meningkat, tidak terkecuali pada industri sepatu. Hal ini disebabkan karena maraknya perdagangan bebas dan semakin banyaknya pesaing baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kedua hal tersebut mengakibatkan harga jual perusahaan ditentukan oleh harga pasar. Akibatnya perusahaan sering kali harus mengorbankan besarnya profit yang diperoleh agar dapat mengimbangi harga dari produsen lain. Dengan adanya perdagangan bebas membuat produk buatan China semakin banyak di pasar Indonesia sehingga mengakibatkan perusahaan semakin sulit lagi memperoleh profit yang diinginkan. Untuk dapat bersaing perusahaan harus berupaya untuk menurunkan biaya produksinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan metode target costing. Dengan adanya target cost perusahaan memiliki acuan biaya sehingga bila harga pokok produksi perusahaan lebih besar dari target cost, maka perusahaan harus melakukan pengendalian biaya agar dapat menurunkan biaya produksi mencapai target cost.

Pengendalian biaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara value engineering atau perusahaan dapat juga menggunakan kaizen costing. Namun penggunaan value engineering kurang tepat pada pabrik sepatu ‘Asia Shoes’ sehingga penulis mencoba untuk menerapkan kaizen costing pada perusahaan. Salah satu caranya yaitu dengan proses devulkanisasi sisa karet. Sisa karet (scrap) hasil produksi yang setiap bulannya dibuang begitu saja kini dapat dimanfaatkan kembali, dan ternyata proses devulkanisasi tersebut dapat mengurangi biaya produksi. Selain proses devulkanisasi sisa karet, perusahaan juga melakukan analisis terhadap biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah dan melakukan pengurangan biaya-biaya-biaya-biaya tersebut untuk dapat mengurangi biaya produksi perusahaan.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Akuntansi Manajemen ... 8

2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen ... 8

2.1.2 Karakteristik Akuntansi Manajemen ... 10

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Akuntansi Manajemen ... 13

2.2 Target Costing ... 15


(4)

2.2.2 Prinsip-prinsip Target Costing ... 17

2.2.3 Tujuan Target Costing ... 19

2.2.4 Kegunaan Target Costing ... 19

2.2.5 Cara Perhitungan Target Costing ... 20

2.2.6 Langkah-langkah Penerapan Target Costing ... 20

2.3 Pengendalian Biaya ... 23

2.3.1 Pengertian Pengendalian ... 24

2.3.2 Jenis-jenis Pengendalian ... 25

2.3.3 Proses Pengendalian ... 26

2.3.4 Pengertian Biaya ... 27

2.3.5 Klasifikasi Biaya ... 28

2.3.6 Biaya Produksi ... 29

2.3.7 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Biaya ... 32

2.3.8 Value Added dan Non Value Added Activity ... 33

2.4 Peranan Penerapan Metode Target Costing terhadap Pengendalian Biaya ... 35

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.1.1 Struktur Organisasi ... 38

3.1.2 Uraian Tugas dan Wewenang ... 40

3.2 Metodologi penelitian ... 42

3.2.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2.2 Sumber Data ... 42


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 46

4.1.2 Proses Produksi ... 47

4.1.3 Analisis Biaya-biaya Produksi pada Pabrik Sepatu ‘Asia Shoes’ ... 53

4.1.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Pabrik Sepatu ‘Asia Shoes’ ... 54

4.1.5 Penetapan Harga Jual pada Pabrik Sepatu ‘Asia Shoes’ ... 55

4.1.6 Penetapan Besarnya Laba yang Diinginkan ... 56

4.2 Pembahasan... 57

4.2.1 Tentukan Harga Pasar ... 58

4.2.2 Tentukan laba yang diinginkan ... 58

4.2.3 Hitung Target Cost Dengan Cara Mengurangkan Harga Pasar Dengan Laba yang Diinginkan ... 60

4.2.4 Gunakan Value Engineering Untuk Mengidentifikasikan Cara Mengurangi Biaya Produk ... 62

4.2.5 Gunakan Kaizen Costing dean Pengendalian Operasional Untuk Mengurangi Biaya ... 62

4.2.6 Pengurangan Biaya-Biaya Yang Tidak Memiliki Nilai Tambah ... 67

4.3 Peranan Penerapan Metode Target Costing terhadap Pengendalian Biaya ... 73


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Asia Shoes ... 39


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Perbandingan Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja

Sebelum dan Sesudah Devulkanisasi ... 65 Tabel II Pengurangan Biaya Tidak Bernilai Tambah ... 70 Tabel III Perbandingan Harga Pokok produksi ... 73


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, persaingan terjadi hampir di semua lini usaha. Perusahaan bersaing tidak hanya dengan para kompetitor yang berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Karakteristik lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen juga mengalami perubahan yang pesat dan bersifat dinamis. Setiap perusahaan harus mampu bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis global yang kompetitif. Setiap perusahaan berusaha menciptakan produk yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing.

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Widjanarko:

“Sedikitnya 50 perusahaan sepatu akan merelokasi pabrik dari negara China dan menanam investasi di Indonesia. Relokasi pabrik ini dilakukan untuk menyusul penerapan kebijakan anti dumping oleh Komisi Uni eropa terhadap produk sepatu dari China dan Vietnam.”

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/19/ekonomi/2671012.htm “Indonesia kini menjadi tujuan utama gelombang relokasi pengusaha sepatu China, dan sekitar 50 perusahaan lagi akan membangun pabrik baru di Surabaya, Tangerang, Banten, dan Bandung." http://superkoran.info/forums/viewtopic.php?f=2&t=34268

Salah satu hal yang menyebabkan persaingan dengan para kompetitor luar negeri menjadi semakin ketat adalah karena maraknya perdagangan bebas di Indonesia melalui perjanjian ACFTA yang diadakan antar negara yang tergabung di dalam ASEAN dengan negara China. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, tidak mungkin mengasingkan diri dari hubungan internasional tersebut,


(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

terutama dalam hal perdagangan bebas. Hal ini berarti bahwa di dalam hubungan internasional terdapat saling ketergantungan antara satu negara dengan negara yang lainnya. Berkaitan dengan hal ini, tentunya memberikan tekanan global tersendiri bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia khususnya. Bagi perindustrian sepatu Indonesia maupun perindustrian lainnya seperti garment, perdagangan bebas tersebut lebih banyak membawa dampak negatif daripada dampak positif, seperti yang dinyatakan oleh Wakil Kementerian Perindustrian Retraubun berikut ini:

“Perjanjian dagang Asean-China atau Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) pada akhirnya menjadi biang keladi banjirnya produk impor khususnya asal China karena kurangnya pemahaman terhadap kesepakatan perdagangan bebas tersebut.”

"Banyaknya produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri, karena banyak pihak tidak mempelajari dampak buruk implementasi dari kerjasama perdagangan ACFTA."

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3817/Lalai-Dampak-Buruk-ACFTA,-Indonesia-Kebanjiran-Produk-China

Perdagangan bebas tidak hanya direalisasikan dalam perjanjian ACFTA saja, tetapi juga melalui suatu komunitas yang dikenal dengan nama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada awal tahun 2015. Tujuan utama dari pembentukan MEA sangatlah baik, yaitu untuk memperkuat sinergi ASEAN di tengah kompetisi global, seperti yang dicanangkan dalam ASEAN Vision 2020 :

“...to create a stable, prosperous and highly competitive ASEAN economic region in which there is a free flow of goods, services, investment, skilled labor and a freer flow of capital, equitable economic development and reduced poverty and socio-economic disparities in year 2020.” (R. Winantyo, 2008)

Munculnya perdagangan bebas yang dianggap sebagai jalan menuju kesejahteraan masih terus diperdebatkan khususnya di Indonesia. Seiring dengan munculnya perdagangan bebas itu, nasionalisme dan proteksionisme menjadi lebih


(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha terlihat. Memang kesepakatan Indonesia dalam perjanjian organisasi perdagangan bebas yang biasa disebut World Trade Organization (WTO) masih menuai kontroversi, karena sebagian kalangan menilai Indonesia belum layak turut serta dalam perdagangan bebas.

“WTO memiliki berbagai kesepakatan perdagangan yang telah dibuat, namun kesepakatan tersebut sebenarnya bukanlah kesepakatan yang sebenarnya. Karena kesepakatan tersebut adalah pemaksaan kehendak oleh WTO kepada negara-negara untuk tunduk kepada keputusan-keputusan yang WTO buat.” http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Perdagangan_Dunia

Namun karena Indonesia terlanjur menyetujui perjanjian WTO, maka mau tidak mau Indonesia harus menyiapkan diri menyongsong perdagangan bebas. Inilah harga yang harus dibayar akibat menganut sistem ekonomi terbuka. Meskipun dalam prakteknya justru produk-produk asing terutama produk Cina yang membanjiri pasar Indonesia.

Salah satu industri yang terkena imbas perdagangan bebas adalah industri sepatu. Sangat jelas sekarang bahwa persaingan dalam industri sepatu akan semakin meningkat. Akan tetapi situasi yang dituturkan oleh Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Widjanarko dan juga Wakil Kementerian Perindustrian Retraubun bukan merupakan akhir dari industri persepatuan Indonesia. Roda perekonomian yang sempat terhenti karena krisis moneter mulai berjalan kembali. Kondisi perekonomian semakin membaik, situasi ekonomi yang semakin terkendali, serta menurunnya tingkat bunga pinjaman bank menjadi pendukung pertumbuhan dunia usaha. Sehingga tingkat persaingan yang tinggi antar perusahaan tidak perlu dikhawatirkan karena industri sepatu masih dapat berkembang bahkan mengalami kemajuan di Indonesia.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Dirjen Industri Logam Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian (Depperin), Ansari Bukhari mengatakan:

“Sudah ada dua transaksi dari Nike dan Reebok, yang lainnya akan menyusul, “kata Dirjen Industri Logam Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen

Perindustrian” menurut Ansari, adanya pengalihan order ini merupakan

peluang bagi industri sepatu Indonesia. Namun sayangnya banyak perusahaan sepatu dalam negeri menurunkan produktivitasnya dari 6 line jadi 1 line.” http://finance.detik.com/read/2006/03/02/181250/551554/4/industri-sepatu-indonesia-sambut-order-nike--reebok

Semakin membaiknya kondisi perekonomian yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan membuat perusahaan juga mengalami banyak kesulitan. Perusahaan semakin dituntut untuk dapat memberikan produk yang inovatif dengan harga yang kompetitif. Hal tersebut memaksa perusahaan agar dapat mencari solusi mengenai bagaimana caranya agar produk yang dipasarkan dapat tetap bertahan di pasar. Harga yang dapat bersaing menjadi pendorong utama bagi produsen untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi kualitas agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Permasalahannya adalah harga yang ditawarkan oleh kompetitor asing lebih murah dibandingkan dengan harga dari produsen lokal.

Alim Markus, Ketua Apindo Jatim mengatakan sebagai berikut:

“Harga sepatu olah raga standar produksi China dan Vietnam bisa mencapai

4,2 USD per-pasangnya (Aprindo Jatim, 2002). Sementara ini produsen sepatu lokal hanya mampu menjual dengan harga termurah 4,7 USD. Dengan demikian, bila produsen lokal ingin bersaing dengan produk China dan Vietnam, maka mereka harus menurunkan target biaya produksi (target costing) untuk mencapai harga jual 4,2 USD atau lebih rendah, diluar komitmen kualitas dan ketepatan penyerahan.”

http://old.its.ac.id/berita.php?nomer=2486l

Patut dipertanyakan mengapa harga produk China lebih murah daripada produk dalam negeri? Apakah hal ini menunjukkan bahwa biaya overhead mereka


(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha lebih kecil dibandingkan dengan industri lokal? Hal ini membuktikan juga betapa pentingnya pengendalian biaya dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya pengendalian biaya diharapkan perusahaan dapat menekan biaya produksi agar dapat sesuai dengan target cost. Apabila perusahaan mampu mencapai target cost

maka diharapkan perusahaan juga mampu bersaing dengan perusahaan lain dari dalam negeri maupun luar negeri, terutama dalam hal harga jual produk. Selain itu perusahaan tidak harus mengurangi kualitas dari produk itu sendiri serta tetap dapat mencapai profit yang diinginkan.

Kesulitan dalam penetapan harga jual maupun pencapain profit yang diinginkan, dialami oleh semua perusahaan tidak terkecuali industri sepatu. Semakin bertambahnya produsen sepatu menyebabkan harga jual produk ditentukan oleh harga pasar (Market Price), sehingga perusahaan dituntut agar dapat mengendalikan biaya produksi supaya harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan dapat mengikuti harga pasar dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan biaya adalah dengan menggunakan metode Target Costing. Target Costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk agar harga jual yang ditetapkan bisa kompetitif dan laba yang diharapkan dapat tercapai. Dengan metode ini perusahaan dapat menentukan target cost yang harus dicapai dengan cara mengurangkan market price dengan target profit

yang ingin diperoleh. Dengan adanya target cost sebagai acuan diharapkan perusahaan dapat melakukan pengendalian biaya sehingga dapat memperoleh profit

yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa penerapan target costing di dalam suatu perusahaan sangat besar manfaatnya, sehingga penulis tertarik melakukan


(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

penelitian dan menganalisis lebih lanjut mengenai peranan target costing dalam upaya melakukan pengendalian biaya di PT. Asia Shoes yang bergerak dalam industri sepatu dengan judul “Analisis Pengendalian Biaya Menggunakan Metode

Target Costing(Studi Kasus pada PT. Asia Shoes)

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam rangka menganalisis target costing dan hubungannya dalam upaya pengendalian biaya, maka beberapa permasalahan yang akan dibahas penulis adalah: 1. Bagaimana caranya perusahaan menetapkan harga jual produk yang akan

dipasarkan?

2. Bagaimana caranya perusahaan menentukan besarnya profit yang diinginkan? 3. Bagaimana caranya perusahaan menentukan besarnya target cost yang harus

dicapai?

4. Bagaimana peranan metode target costing dalam mengendalikan biaya produksi di perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara perusahaan menetapkan harga jual produk yang akan dipasarkan.

2. Untuk mengetahui cara perusahaan menentukan besarnya profit yang diinginkan. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan menentukan besarnya target cost


(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 4. Untuk mengetahui peranan metode target costing dalam mengendalikan biaya

produksi di perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada berbagai pihak diantaranya adalah:

1. Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan alternatif pemikiran bagi perusahaan agar dapat melakukan kegiatan pengendalian biaya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat mencapai target costing dan memperoleh laba sesuai dengan yang diharapkan.

2. Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan dan membandingkan teori-teori yang telah dipelajari selama ini agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pihak-pihak lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membaca hasil penelitian ini.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penentuan harga jual pada perusahaan sepatu ‘Asia Shoes’ dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

a. Harga pokok produk

Sebelum menentukan harga jual tentu langkah pertama adalah menghitung harga pokok produksi yang akan dipasarkan.

b. Harga Pasar

Langkah selanjutnya adalah menentukan harga pasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam menetapkan harga jual. Perusahaan tidak bisa leluasa menetapkan harga jual produknya karena banyak sekali pesaing sejenis baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga harga jual tidak boleh melebihi harga pasar agar perusahaan tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain. c. Laba yang diinginkan

Langkah terakhir adalah menentukan besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan. Besarnya laba yang diinginkan perusahaan akan berpengaruh pada harga jual karena dalam penetapan harga jual terdapat komponen laba dalam perhitungannya.


(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78

Universitas Kristen Maranatha

Target Profit = Harga pokok produksi x 15% laba yang diinginkan

Selama ini perusahaan belum dapat mencapai target profit yang diinginkan karena yang menjadi dasar dalam penentuan profit perusahaan selama ini adalah harga pasar produk buatan China yang sangat murah, setelah perusahaan menghitung harga pokok produksi selanjutnya perusahaan menentukan besarnya profit, namun perusahaan tidak dapat menentukan sesuai keinginan karena perusahaan harus mengimbangi harga yang ditawarkan pesaing sehingga sering kali perusahaan harus menaikan atau menurunkan besarnya profit bergantung keadaan pasar, hal ini menyebabkan berfluktuasinya laba yang diperoleh perusahaan. Akan tetapi perusahaan dapat mencapai target profit bila harga pasar yang digunakan adalah harga pasar pesaing lokal.

3. Perusahaan menentukan besarnya Target Cost dengan cara menguarangi target price dengan target profit yang diinginkan. Sesuai dengan rumus yang terdapat pada buku Cost Management karangan Blocher et al (2002 : 155) yaitu:

Target Cost = Competitive Price – Desired Profit

4. Peranan Target Costing sangat besar bagi perusahaan. Dalam menerapkan sistem

target costing di perusahan ‘Asia Shoes’, penulis menerapkan lima langkah dalam penerapannya menurut Blocer et al (2002 : 156) sebagai berikut:

a. Tentukan harga pasar

b. Tentukan laba yang diinginkan

c. Hitung target cost dengan cara mengurangkan harga pasar dengan laba yang diinginkan

d. Gunakan value engineering untuk mengidentifikasikan cara untuk mengurangi biaya produk


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79

e. Gunakan kaizen costing dan pengendalian operasional untuk mengurangi biaya Setelah penulis menghitung target cost dengan menerapkan langkah-langkah diatas, maka diketahui bahwa target cost adalah sebesar Rp. 48.505,00 dimana perhitungan target cost tersebut menggunakan harga pasar (market price) yang diambil dari harga pasar produk buatan China yang harga jualnya lebih murah dari harga pokok produk perusahaan. Salah satu cara yang digunakan oleh penulis untuk melakukan pengurangan biaya produksi adalah dengan menerapkan kaizen costing

yaitu dengan cara devulkanisasi sisa karet.

Proses devulkanisasi sisa karet merupakan pengolahan kembali sisa-sisa karet hasil produksi yang akan dibuang agar dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi selanjutnya. Setelah proses devulkanisasi ini dilakukan, biaya produksi pun berkurang dan harga pokok produksi berkurang menjadi Rp. 46.640,00 akan tetapi perusahaan tetap belum mencapai target cost. Karena perusahaan belum mencapai

target cost maka penulis melakukan analisis biaya dan melakukan pengurangan dan eleminasi terhadap biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah sehingga harga pokok produksi pun berkurang menjadi Rp. 44.290,00.

Perusahaan tetap belum dapat mencapai target cost dengan market price yang berasal dari produk buatan China, sehingga penulis mencoba menghitung target cost

dengan menggunakan harga pasar yang berasal dari produk buatan lokal, sehingga

target cost menjadi Rp. 44.724,00. Dengan menggunakan local target cost tersebut maka proses devulkanisasi sisa karet dan eleminasi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah perusahaan baru dapat mencapai target cost karena harga pokok produksi lebih kecil dari target cost tersebut.


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80

Universitas Kristen Maranatha

Penulis menyimpulkan bahwa perusahaan saat ini belum dapat menyaingi harga produk buatan China dengan target profit 15%, namun perusahaan dapat bersaing minimal dengan produsen yang berasal dari dalam negeri karena target cost

dapat tercapai bila menggunakan harga pasar dari produsen dalam negeri, dan tentu saja laba yang diinginkan perusahaan yaitu sebesar 15% dari harga pokok produksi dapat tercapai bahkan laba yang diperoleh oleh perusahaan dapat lebih dari 15% karena harga pokok produksi setelah adamya proses devulkanisasi dan eleminasi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah masih dibawah target cost dengan

market price berasal dari produsen lokal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian serta pembahasannya, penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh perusahaan atau pihak-pihak yang membaca hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan untuk mempermudah dalam perhitungan biaya produksi.

2. Perusahaan juga sebaiknya menerapkan sistem target costing karena dapat dijadikan acuan biaya bagi perusahaan, sehingga bila target cost tidak tercapai maka perusahaan dapat berusaha dan mencari cara agar dapat terus menekan biaya produksi.

3. Sebaiknya perusahaan saat ini melakukan proses devulkanisasi pada limbah karet atau karet-karet sisa karena terbukti akan dapat mengurangi biaya produksi perusahaan.


(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 81

4. Perusahaan sebaiknya menerapkan kaizen costing dalam hal yang sekecil apapun dan perusahaan juga harus dapat terus melakukan perbaikan agar pengendalian biaya dalam perusahaan dapat berjalan yang nantinya akan dapat menurunkan biaya produksi perusahaan. Penerapan kaizen bukan cuma dalam hal perbaikan proses produksi saja melainkan juga bagaimana perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.


(21)

82

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A, Banker, R.D., Kaplan, R.S., Young, S.M. (2001). Edisi 3.

Management Accounting. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Blocher, E.J., Chen, Kung H., Lin, Thomas.W. (2002). Edisi 2. Cost Management :a Strategic Emphasis. New York: Irwin/McGrawHill.co.

Carter, William K., Usry, Milton F. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2005). Edisi 7. Managenent Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, R.W. (2005). Edis 5. Managerial Accounting. Boston: Irwin/McGraw-Hill co.

H.M.B. Bird., R.E. Albano., dan W.P Townsend. Target Costing: Delighting your customer while making a profit, Focus magazine: For the performance management profesional.

Hongren, C.T., Srikant M. Datar., George Foster. (2003). Edisi 11. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing.

Mondy, R. Watne dan Premeaux, Shane R. (2002). Edisi 8. Management : concept, practise, and skill. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing. Mulyadi. (2001). Edisi 5. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Polimeni, R.S., F.J. Fabozzi, A.H., Adelberg. (2001). Edisi 3. Cost Accounting : Concept and application for managerial decision making. New York: McGraw-Hill, Inc.

Swenson, Don, Hahid Ansari, Jan Bell, dan Won Kim. (2003). E-Journal: Best Prcatice in Target Costing.

Weygandt, Jerry.J., Kieso, Donald. E., Kimmel, Paul. D. (2002). Edisi 6. Accounting Principles. Canada: John Willey and Sans-Inc.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penentuan harga jual pada perusahaan sepatu ‘Asia Shoes’ dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

a. Harga pokok produk

Sebelum menentukan harga jual tentu langkah pertama adalah menghitung harga pokok produksi yang akan dipasarkan.

b. Harga Pasar

Langkah selanjutnya adalah menentukan harga pasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam menetapkan harga jual. Perusahaan tidak bisa leluasa menetapkan harga jual produknya karena banyak sekali pesaing sejenis baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga harga jual tidak boleh melebihi harga pasar agar perusahaan tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain. c. Laba yang diinginkan

Langkah terakhir adalah menentukan besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan. Besarnya laba yang diinginkan perusahaan akan berpengaruh pada harga jual karena dalam penetapan harga jual terdapat komponen laba dalam perhitungannya.


(2)

Target Profit = Harga pokok produksi x 15% laba yang diinginkan Selama ini perusahaan belum dapat mencapai target profit yang diinginkan karena yang menjadi dasar dalam penentuan profit perusahaan selama ini adalah harga pasar produk buatan China yang sangat murah, setelah perusahaan menghitung harga pokok produksi selanjutnya perusahaan menentukan besarnya profit, namun perusahaan tidak dapat menentukan sesuai keinginan karena perusahaan harus mengimbangi harga yang ditawarkan pesaing sehingga sering kali perusahaan harus menaikan atau menurunkan besarnya profit bergantung keadaan pasar, hal ini menyebabkan berfluktuasinya laba yang diperoleh perusahaan. Akan tetapi perusahaan dapat mencapai target profit bila harga pasar yang digunakan adalah harga pasar pesaing lokal.

3. Perusahaan menentukan besarnya Target Cost dengan cara menguarangi target price dengan target profit yang diinginkan. Sesuai dengan rumus yang terdapat pada buku Cost Management karangan Blocher et al (2002 : 155) yaitu:

Target Cost = Competitive Price – Desired Profit

4. Peranan Target Costing sangat besar bagi perusahaan. Dalam menerapkan sistem target costing di perusahan ‘Asia Shoes’, penulis menerapkan lima langkah dalam penerapannya menurut Blocer et al (2002 : 156) sebagai berikut:

a. Tentukan harga pasar

b. Tentukan laba yang diinginkan

c. Hitung target cost dengan cara mengurangkan harga pasar dengan laba yang diinginkan

d. Gunakan value engineering untuk mengidentifikasikan cara untuk mengurangi biaya produk


(3)

e. Gunakan kaizen costing dan pengendalian operasional untuk mengurangi biaya Setelah penulis menghitung target cost dengan menerapkan langkah-langkah diatas, maka diketahui bahwa target cost adalah sebesar Rp. 48.505,00 dimana perhitungan target cost tersebut menggunakan harga pasar (market price) yang diambil dari harga pasar produk buatan China yang harga jualnya lebih murah dari harga pokok produk perusahaan. Salah satu cara yang digunakan oleh penulis untuk melakukan pengurangan biaya produksi adalah dengan menerapkan kaizen costing yaitu dengan cara devulkanisasi sisa karet.

Proses devulkanisasi sisa karet merupakan pengolahan kembali sisa-sisa karet hasil produksi yang akan dibuang agar dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi selanjutnya. Setelah proses devulkanisasi ini dilakukan, biaya produksi pun berkurang dan harga pokok produksi berkurang menjadi Rp. 46.640,00 akan tetapi perusahaan tetap belum mencapai target cost. Karena perusahaan belum mencapai target cost maka penulis melakukan analisis biaya dan melakukan pengurangan dan eleminasi terhadap biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah sehingga harga pokok produksi pun berkurang menjadi Rp. 44.290,00.

Perusahaan tetap belum dapat mencapai target cost dengan market price yang berasal dari produk buatan China, sehingga penulis mencoba menghitung target cost dengan menggunakan harga pasar yang berasal dari produk buatan lokal, sehingga target cost menjadi Rp. 44.724,00. Dengan menggunakan local target cost tersebut maka proses devulkanisasi sisa karet dan eleminasi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah perusahaan baru dapat mencapai target cost karena harga pokok produksi lebih kecil dari target cost tersebut.


(4)

Penulis menyimpulkan bahwa perusahaan saat ini belum dapat menyaingi harga produk buatan China dengan target profit 15%, namun perusahaan dapat bersaing minimal dengan produsen yang berasal dari dalam negeri karena target cost dapat tercapai bila menggunakan harga pasar dari produsen dalam negeri, dan tentu saja laba yang diinginkan perusahaan yaitu sebesar 15% dari harga pokok produksi dapat tercapai bahkan laba yang diperoleh oleh perusahaan dapat lebih dari 15% karena harga pokok produksi setelah adamya proses devulkanisasi dan eleminasi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah masih dibawah target cost dengan market price berasal dari produsen lokal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian serta pembahasannya, penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh perusahaan atau pihak-pihak yang membaca hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan untuk mempermudah dalam perhitungan biaya produksi.

2. Perusahaan juga sebaiknya menerapkan sistem target costing karena dapat dijadikan acuan biaya bagi perusahaan, sehingga bila target cost tidak tercapai maka perusahaan dapat berusaha dan mencari cara agar dapat terus menekan biaya produksi.

3. Sebaiknya perusahaan saat ini melakukan proses devulkanisasi pada limbah karet atau karet-karet sisa karena terbukti akan dapat mengurangi biaya produksi perusahaan.


(5)

4. Perusahaan sebaiknya menerapkan kaizen costing dalam hal yang sekecil apapun dan perusahaan juga harus dapat terus melakukan perbaikan agar pengendalian biaya dalam perusahaan dapat berjalan yang nantinya akan dapat menurunkan biaya produksi perusahaan. Penerapan kaizen bukan cuma dalam hal perbaikan proses produksi saja melainkan juga bagaimana perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A, Banker, R.D., Kaplan, R.S., Young, S.M. (2001). Edisi 3. Management Accounting. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Blocher, E.J., Chen, Kung H., Lin, Thomas.W. (2002). Edisi 2. Cost Management : a Strategic Emphasis. New York: Irwin/McGrawHill.co.

Carter, William K., Usry, Milton F. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2005). Edisi 7. Managenent Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, R.W. (2005). Edis 5. Managerial Accounting. Boston: Irwin/McGraw-Hill co.

H.M.B. Bird., R.E. Albano., dan W.P Townsend. Target Costing: Delighting your customer while making a profit, Focus magazine: For the performance management profesional.

Hongren, C.T., Srikant M. Datar., George Foster. (2003). Edisi 11. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing.

Mondy, R. Watne dan Premeaux, Shane R. (2002). Edisi 8. Management : concept, practise, and skill. Cicinnati, OH: Thomson Learning Custom publishing. Mulyadi. (2001). Edisi 5. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Polimeni, R.S., F.J. Fabozzi, A.H., Adelberg. (2001). Edisi 3. Cost Accounting : Concept and application for managerial decision making. New York: McGraw-Hill, Inc.

Swenson, Don, Hahid Ansari, Jan Bell, dan Won Kim. (2003). E-Journal: Best Prcatice in Target Costing.

Weygandt, Jerry.J., Kieso, Donald. E., Kimmel, Paul. D. (2002). Edisi 6. Accounting Principles. Canada: John Willey and Sans-Inc.