Analisis Siklus Penjualan dan Pengendalian Piutang dalam Sistem Informasi Akuntansi Guna Mengefisiensikan Aktivitas Penjualan (Studi Kasus pada PT SS).

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

All countries in the world, including Indonesia will face the globalization era. Globalization will occur in various fields, both in the political, economic, social, cultural and science. This makes the company, especially a company dealing in building materials industry is continuously trying to find ways to produce high value products to satisfy customers, and also improve efficiency in the company. In the industrial sector, one of the most important factor is the sales cycle and control of accounts receivable in order to streamline sales activity. It is intended to support sales activities, so that sales activity can be run in accordance with the procedures applicable to the company in order to achieve effectiveness in recording transactions. In addition, companies also need to consider timeliness of the billing so that the company does not cover losses due to late billing.

To overcome this, the company that made paint material, especially in the sales of this paint must seek a solution, namely by analyzing the sales cycle and control of accounts receivable in the accounting information system in order to right the efficiency of sales activity in the PT SS to match the expectations of the company desired.

During this procedure the company's sales cycle consists of four cycles of the sales order entry, shipping, billing and cash collection and accounts receivable control is applied using a policy of 2.5% / 45 producing accounts of Rp 3,377,486,503. So if the company uses the policy of 2.5% / 45 should be made so that the control procedures in the company's accounts receivable can be effective and adequate. While the billing, especially the Treasury's good roles were divided into 2 parts, the first in the manufacture of bills and collection of accounts receivable and the second in a memorandum return sales order processing cycle within the company efficient as expected.

Key words: The cycle of sales, accounts receivable control, sales activity, Methods DSO (Days Sales Outstanding), Methods Aging Schedule (Schedule Age).


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Semua negara di dunia, termasuk Indonesia akan menghadapi era globalisasi. Globalisasi akan terjadi dalam berbagai bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan. Hal ini membuat perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang industri bahan bangunan berusaha secara terus-menerus mencari cara untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi demi memuaskan konsumennya, dan juga meningkatkan efisiensi di perusahaannya. Dalam sektor industri, salah satu faktor terpenting adalah siklus penjualan dan pengendalian piutang guna mengefisiensikan aktivitas penjualan. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang aktivitas penjualan, sehingga aktivitas penjualan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada perusahaan tersebut agar mencapai keefektifan dalam pencatatan transaksi. Di samping itu, perusahaan juga perlu memperhatikan ketepatan waktu dalam penagihan agar perusahaan tidak menanggung kerugian akibat keterlambatan penagihan.

Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan cat yang berbahan material khususnya dalam penjualan cat tembok ini harus mencari cara pemecahannya, yaitu dengan melakukan analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang dalam sistem informasi akuntansi guna mengefesiensikan aktivitas penjualan dalam PT SS agar sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.

Selama ini, prosedur siklus penjualan perusahaan terdiri dari empat siklus yaitu sales order entry, shipping, billing, dan cash collection serta pengendalian piutang yang diterapkan menggunakan kebijakan 2,5%/45 menghasilkan piutang Rp 3.377.486.503. Sehingga apabila perusahaan menggunakan kebijakan 2,5%/45 sebaiknya dibuat prosedur-prosedur agar pengendalian piutang dalam perusahaan dapat efektif dan memadai. Sedangkan dalam billing, khususnya bagian Keuangan ada baiknya dibagi menjadi 2 bagian peran , pertama dalam pembuatan tagihan dan penagihan piutang dan kedua dalam pengolahan nota return penjualan agar siklus dalam perusahaan tersebut efisien sesuai harapan.

Kata kunci: Siklus penjualan, Pengendalian piutang, Aktivitas penjualan, Metode DSO (Days Sales Outstanding),Metode Aging Schedule (Skedul Umur).


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK...ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 8

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi ... 8

2.1.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 10

2.1.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi ... 11

2.1.1.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 13

2.1.1.5 Siklus-siklus dalam Sistem Informasi Akuntansi ... 15

2.1.2 Piutang ... 16

2.1.2.1 Pengertian Piutang ... 16

2.1.2.2 Klasifikasi Piutang ... 17

2.1.2.3 Piutang Usaha ... 18


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.4 Pengawasan Piutang ... 19

2.1.2.5 Komponen Kebijakan Kredit ... 21

2.1.2.6 Efek Kebijakan Kredit... 23

2.1.3 Siklus Penjualan ... 24

2.1.3.1 Pengertian Penjualan ... 24

2.1.3.2 Jenis Penjualan ... 27

2.1.3.3 Prosedur Penjualan ... 27

2.1.3.3.1 Sales Order ... 27

2.1.3.3.2 Shipping ... 29

2.1.3.3.3 Billing ... 30

2.1.3.3.4 Cash Collection ... 32

2.1.3.4 Potongan Penjualan ... 32

2.1.3.5 Masalah Manajemen Penjualan... 36

2.1.4 Metode Rata-rata Pengumpulan Piutang (Days Sales Outstanding/DSO) ... 37

2.1.5 Metode Aging Schedule (Umur Piutang) ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian... 44

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.2 Data Penelitian ... 46

3.2.3 Langkah-langkah Penelitian ... 47

3.3 Kegiatan Perusahaan ... 47

3.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 48

3.3.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 49

3.3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 51

3.3.3.1 Struktur Organisasi... 51


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus Penjualan dalam Perusahaan………. ... 54

4.1.1 Siklus Prosedur Penjualan ... 57

4.1.1.1 Sales Order Entry ... 57

4.1.1.2 Shipping ... 60

4.1.1.3 Billing ... 61

4.1.1.4 Cash Collection ... 63

4.1.2 Siklus Prosedur Return Penjualan ... 64

4.2 Pengendalian Piutang dalam Perusahaan ... 67

4.3 Analisis Siklus Penjualan Yang Dilakukan di PT SS ... 69

4.3.1 Prosedur Penerimaan Order Penjualan... 69

4.3.2 Prosedur Pengiriman Barang... 69

4.3.3 Prosedur Pembuatan Tagihan dan Penagihan Piutang ... 70

4.3.4 Prosedur Penerimaan Kas ... 71

4.4 Analisis Penagihan Piutang ... 71

4.5 Analisis Piutang Usaha Perusahaan dengan Menggunakan Metode Umur Piutang (Aging Schedule) ... 75

4.6 Analisis Piutang Usaha Perusahaan dengan Menggunakan Metode DSO (Days Sales Outstanding) ... 79

4.7 Pengendalian Piutang Usaha yang Baik Dilakukan dalam Perusahaan ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 87

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses Sistem Informasi Akuntansi ... 10

Gambar 2 Struktur Organisasi ... 52

Gambar 3 Flowchart Siklus Prosedur Penjualan ... 55

Gambar 4 Flowchart Siklus Prosedur Return Penjualan ... 66

Gambar 5 Rekomendasi Flowchart Untuk Penagihan Piutang... 72


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Aging Account ... 39 Tabel 2 Aging Schedule...40 Tabel 3 Data Aging Schedule Pada PT SS ... 75 Tabel 4 Data Kelompok Umur Piutang Berdasarkan Masa Lewat Waktu Dari Jatuh Tempo Piutang ... 79 Tabel 5 Data Penjualan Tahun 2009 Pada PT SS ... 81


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Semua negara di dunia, termasuk Indonesia akan menghadapi era globalisasi. Globalisasi akan terjadi dalam berbagai bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan. Dalam bidang ekonomi, globalisasi akan menimbulkan berbagai dampak baik, dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak positif globalisasi adalah semakin lancarnya arus komunikasi karena komunikasi antar negara semakin terbuka, sehingga negara-negara berkembang seperti Indonesia dapat mengetahui informasi-informasi terbaru mengenai metode atau teknologi yang dipakai di negara maju. Salah satu dampak negatif adalah persaingan bisnis di Indonesia yang sangat pesat.

Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi semua bangsa di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, juga mengharapkan hal yang sama di bidang ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi yang baik dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Saat ini Indonesia masih berada pada tahap perbaikan ekonomi setelah sekian lama dilanda krisis ekonomi, dimana krisis ekonomi ini mengakibatkan penurunan pada pendapatan masyarakat terhadap barang-barang. Namun keadaan ini semakin lama semakin membaik yang ditandai dengan pembangunan ekonomi di segala bidang dan tingkat konsumsi masyarakat yang kian meningkat.


(9)

2

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha Konsumsi masyarakat yang tinggi mendorong perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan pada biaya produksi dan penjualan. Kualitas produksi dan strategi penjualan yang baik dapat mendorong peningkatan penjualan yang berguna untuk menguasai pangsa pasar dan meraih keuntungan yang optimal. Keuntungan yang optimal merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan. Penjualan dapat dilakukan baik secara tunai maupun kredit. Untuk memperbesar nilai penjualannya, banyak perusahaan yang memilih untuk menjual produknya secara kredit.

Dalam perusahaan ini, penjualan secara kredit tidak segera dapat menghasilkan penerimaan tunai atau kas melainkan menimbulkan piutang. Penjualan kredit yang dilakukan akan berpengaruh pada aliran kas masuk perusahaan yang berasal dari pengumpulan piutang. Aliran kas masuk (cash inflows) baru akan terjadi pada hari jatuh temponya, oleh karena itu perusahaan yang memiliki piutang hendaknya selalu memperhatikan kapan piutang tersebut jatuh tempo, agar kas yang diterima dari penagihan piutang tersebut dapat digunakan kembali oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Penjualan secara kredit akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan jika terjadi piutang tak tertagih.

Salah satu kebijakan perusahaan untuk mencegah piutang tak tertagih yaitu perusahaan memberikan potongan penjualan. Kebijakan ini merupakan pengurang harga yang didasarkan pada pembayaran dalam jangka waktu tertentu, misalkan dengan kebijakan penjual menawarkan produknya dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Artinya jika pembeli dapat membayar dalam jangka waktu sepuluh hari setelah


(10)

3

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha transaksi jual beli maka pembeli mendapat potongan 2 % dari harga jual dan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah barang diterima.

Dengan pemberian potongan penjualan kemungkinan mempunyai efek terhadap jangka waktu kredit yang lebih pendek dan tingkat perputaran piutang yang cepat, sehingga dana yang tertanam dalam piutang tersebut akan lebih cepat terlunasi. Semakin tinggi perputaran piutang semakin baik bagi perusahaan, karena dana yang terkumpul dapat digunakan kembali, sebaliknya apabila perputaran piutangya rendah akan mengganggu stabilitas perusahaan, karena dana tidak dapat terkumpul dan mungkin akan menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih (bad debt).

Adapun beberapa upaya agar piutang tertagih tepat waktu, diperlukan siklus penjualan yang memadai. Menurut Romney dan Steinbart (2009:394) menyatakan bahwa siklus penjualan terdiri dari empat aktivitas utama yaitu sales order entry, shipping,billing, dan cash collection. Diawali dengan proses penerimaan pesanan terdiri dari tiga langkah, yaitu: menerima pesanan, memeriksa dan menyetujui kredit pelangganm, dan memeriksa ketersediaan barang dagang. Kedua, prosedur pengiriman barang ini terdiri dari dua tahap yaitu picking and packing the order dan

shipping the order. Ketiga, proses penagihan kepada pelanggan mencakup dua aktivitas utama yang terpisah namun saling berkaitan satu sama lain, yaitu invoicing

dan updating accounts receivable. Dalam proses ini diperlukan pengendalian piutang dengan menggunakan salah satu pengukuran pengendalian piutang adalah dengan menggunakan metode DSO (Days Sales Outstanding) dan metode Aging Schedule (Skedul Umur) untuk mengetahui seberapa besar piutang dapat tertagih tertagih tepat


(11)

4

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha waktu sesuai kebijakan yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir, cash collection

yaitu sebagai pembayaran dari pelanggan yang terdiri dari Remittance Advice dan uang kas diterima oleh bagian kasir. Remittance Advice diberikan ke bagian Keuangan sebagai dasar pengurangan saldo piutang pelanggan, sedangkan uang kas disetorkan ke bank oleh Kasir dan dibuat dokumen Control Total atas penerimanaan uang kas.

Untuk mengelola sesuatu aktivitas penjualan yang memadai, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu dengan melakukan analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang dalam sistem informasi akuntansi guna mengefesiensikan aktivitas penjualan dalam PT SS agar sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.

Salah satu keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dilihat dari kemampuannya dalam memperoleh laba. Laba dicapai jika pendapatan melebihi total biaya yang dikeluarkan. Perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan untuk memperoleh laba, secara umum semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk mengembangkan usahanya. Selain menghasilkan laba, penjualan juga digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan.

PT SS merupakan suatu perusahaan cat yang merupakan bahan material. Cat bisa digunakan untuk membenahi rumah sehingga terlihat lebih menarik. Persaingan semakin ketat dengan perusahaan sejenis mendorong pemilik perusahaan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang guna mengefisiensikan aktivitas penjualan. Sehingga siklus penjualan dan


(12)

5

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha pengendalian piutang yang memadai dibutuhkan untuk menunjang aktivitas penjualan, sehingga aktivitas penjualan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada perusahaan tersebut agar mencapai keefektifan dalam pencatatan transaksi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam pada perusahaan cat PT SS yang menjadi objek observasi. Oleh karena itu, penulis melaksanakan penelitian dengan judul:

“ANALISIS SIKLUS PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI GUNA

MENGEFISIENSIKAN AKTIVITAS PENJUALAN

(STUDI KASUS PADA PT SS)”

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang akan dibahas oleh penulis yaitu:

1. Bagaimana keseluruhan siklus penjualan yang diterapkan di PT SS?


(13)

6

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan mengevaluasi keseluruhan siklus penjualan yang diterapkan di PT SS.

2. Untuk menganalisis dan mengevaluasi pengendalian piutang dalam siklus penjualan, salah satu pengukuran pengendalian piutang adalah dengan menggunakan metode DSO (Days Sales Outstanding) dan metode Aging Schedule (Skedul Umur).

1.4

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang dalam sistem informasi akuntansi guna mengefesiensikan aktivitas penjualan,

b. Memberi perbandingan antara teori yang telah dipelajari dengan penerapan dalam dunia nyata,

c. Sebagai sarana dalam menyusun karya tulis secara baik dan benar guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.


(14)

7

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Perusahaan

a. Diharapkan perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mengenai analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang guna mengefesiensikan aktivitas penjualan dalam siklus penjualan di perusahaan tersebut,

b. Menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan perubahan atau perbaikan yang dapat lebih menunjang dalam keseluruhan siklus penjualan yang diterapkan dan pengendalian piutang dalam siklus penjualan di masa yang akan datang.

3. Bagi Fakultas

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dapat melengkapi literatur di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

4. Pihak-pihak lain yang berkaitan dan berkepentingan

a. Menambah pengetahuan mengenai analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang dalam sistem informasi akuntansi guna mengefesiensikan aktivitas penjualan,

b. Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan untuk mengetahui analisis siklus penjualan dan pengendalian piutang dalam sistem informasi akuntansi guna mengefesiensikan aktivitas penjualan, sehingga dapat digunakan sebagai literatur bagi penelitian lebih lanjut.


(15)

87 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu:

1. Dalam Siklus Penjualan di PT SS saat ini cukup memadai mengenai penerimaan pesanan dari pelanggan yang dilakukan oleh bagian Administrasi Penjualan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan yang disetujui oleh bagian Administrasi Penjualan, lalu ketersediaan barang dagangan yang diperiksa oleh bagian Administrasi Logistic melalui komputer, membuat Faktur Penjualan oleh bagian Administrasi Penjualan, menyiapkan barang pesanan oleh bagian Administrasi Logistik, tugas Supir sebagai pengecekan barang kirim dan pengirim barang pesanan ke Customer. Bagian Keuangan ke-1 dan bagian Keuangan ke-2 seharusnya dibedakan tugasnya, dimana bagian Keuangan ke-1 hanya bertugas untuk pembuatan tagihan dan penagihan piutang, sedangkan membuatkan Faktur Return Penjualan dilakukan oleh bagian Keuangan ke-2, tetapi Kepala Cabang mengatakan keduanya juga bertugas melakukan kegiatan tersebut. Dan yang terakhir Kasir bertugas sebagai penerimaan kas.


(16)

88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 2. Salah satu kebijakan perusahaan saat ini untuk mencegah piutang tak

tertagih yaitu perusahaan memberikan potongan penjualan. Kebijakan PT SS menawarkan produknya dengan syarat pembayaran 2,5% dalam jangka waktu 45hari. Artinya jika pembeli dapat membayar dalam jangka waktu 45 hari setelah transaksi jual beli maka pembeli mendapat

potongan 2,5 % dari harga jual dan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 45 hari sesudah barang diterima. Dalam kebijakan yang diterapkan dalam PT SS, terdapat masalah dalam penagihan piutang sehingga dengan kebijakan tersebut, perusahaan menanggung kerugian akibat ketidaktepatan dalam penagihan piutang tersebut.

3. Dengan menggunakan Metode Umur Piutang (Aging Schedule), di PT SS dengan menetapkan jangka waktu kredit 45 hari, berarti persentase data piutang tertagih yang diperoleh sebanyak 59,79% dari piutang telah terlambat pembayarannya. Hal ini merupakan masalah bagi perusahaan karena perusahaan menanggung kerugian akibat ketidaktepatan dalam penagihan piutang tak tertagih.

4. Dengan menggunakan Metode DSO (Day Sales Outstanding) yang mana kebijakan yang ditetapkan 2,5%/45, maka diperoleh piutang PT SS pada tahun 2009 sebesar Rp 3.377.486.503, dan Perputaran Piutang sebesar 6,55X serta periode penagihan rata-rata jatuh pada hari ke-55. Hal ini buruk bagi perusahaan karena telah melebihi waktu jatuh temponya. Sehingga buruknya lagi, perusahaan dapat menanggung kerugian akibat kelebihan jatuh tempo yang telah ditetapkan dengan


(17)

89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha pelanggan. Dengan kebijakan tersebut juga tidak memungkinkan konsumen dapat melakukan pembayarannya karena hari ke-45 belum jatuh tempo atau bukan waktu yang telah disepakati karena biasa piutang usaha ditagih hari ke-45 yang mana bukan waktu sales. Dan jika sales

yang melakukan penagihannya setiap 1 minggu sekali ,maka waktu penagihan berikutnya jatuh pada hari ke-49, yang mana sudah melebihi waktu yang telah disepakati. Sehingga buruknya, perusahaanlah yang menanggung kerugian akibat kelebihan jatuh tempo yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis berkesimpulan bahwa siklus penjualan di PT SS belum memadai untuk menunjang aktivitas penjualan dalam perusahaan ini, sedangkan dalam pengendalian piutang belum dapat dikatakan memadai untuk dalam penagihan piutang karena masih menimbulkan kerugian yang mana jika ditetapkan sesuai kebijakan saat ini dalam PT SS.

5.2 Saran

Setelah melakukan analisis pembahasan, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Jika perusahaan menginginkan aktivitas penjualan yang lebih baik dan memadai, maka dalam prosedur pengecekan dan pengiriman barang yang dilakukan Supir, sebaiknya dibuat Packing Slip dan Bill of Lading agar mengurangi tindak kecurangan. Dan dalam bagian Keuangan, ada baiknya bagian Keuangan dibagi menjadi dua bagian peranan:


(18)

90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha a. Bagian Keuangan yang ke-1 sebagai pengolahan pembuatan tagihan dan

penagihan piutang serta update piutang dengan cara menambahkan piutang pelanggan sesuai Faktur Penjualan yang diterima dari Sales.

b. Bagian Keuangan yang ke-2 sebagai pengolahan nota return penjualan dan update piutang dengan mengurangkan saldo piutang pelanggan sebesar nilai barang yang dikembalikan, sesuai Nota Return Penjualan.

2. Jika perusahaan menginginkan pengendalian piutang yang memadai, maka dengan kebijakan sebesar 2,5%/45 harus diadakannya prosedur-prosedur yang baik untuk perusahaan, pelaksana penagihan yang membantu kerja sales

maupun pelanggan yaitu:

 Dalam perusahaan sebaiknya perusahaan melakukan penagihan sebelum tanggal jatuh temponya agar mencegah terjadinya piutang tak tertagih yang berlebihan.

 Diperlukan kegiatan penagihan piutang khusus dalam menagih faktur tagihan/ kontra bon yang telah jatuh tempo yaitu pelaksanaan penagihan. Dengan adanya pelaksana penagihan yang memiliki waktu yang lebih fleksibel dibanding sales untuk menagih piutang yang telah jatuh tempo, maka perusahaan dapat mengurangi piutang tak tertagih. Di mana pelaksana penagihan ini diberlakukan sistem target apabila pelaksana penagihan telah mencapai target dalam penagihan piutang tepat waktu yang telah ditentukan sesuai kebijakan perusahaan maka pelaksana penagihan akan memperoleh komisi dari keseluruhan orderan toko. Di mana target untuk dalam penagihan


(19)

91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha piutang tertagih. Selain itu, untuk melakukan perfoma pelaksana penagihan dalam hal penagihan piutang, perusahaan sebaiknya menerapkan insentif berdasarkan piutang tertagihnya. Insentif merupakan dorongan ayau bonus atau apa pun yang memberikan kenyamanan bagi pelaksana penagihan itu sendiri.

 Sedangkan dalam pelanggan apabila membayar kurang dari jatuh tempo yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka pelanggan mendapatkan potongan

penjualan sebesar 2,5%. Dan sebaiknya dalam pemberian kredit terhadap pelanggan, sebaiknya perusahaan memperkenalkan peraturan five C’s of


(20)

92 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, John, William, dan David. (2010). Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. edisi 10. Jakarta: PT Indeks.

Bodnar, George H. and William S. Hopwood. (2004). Accounting Information Systems. Edisi 9. New Jersey: Pearson Education International.

Hollander, Anita S., Eric L. Denna, dan J. Owen Cherrington. (2000). Accounting, Information Technology, and Business Solutions. Edisi 2. Singapore: McGraw-Hill Companies,Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, D. E., Jerry J. Weygandt., dan Terry D. Warfield. (2010). Intermediate Accounting. 13thedition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Kohler, Erich L. (1979). A Dictionary For Accountants. 8th edition. New Delhi: Prentice Hall of India Ltd.

Romney, Marshall B. and Steinbart Paul John. (2009). Accounting Information Systems. Edisi 11. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2002). Accounting. 20th

edition. Singapore: South-Western.

Wilkinson, Joseph W., dan Michael J. Cerrulo. (2000). Accounting Information System. Edisi 3. Canada: John Wiley & Sons Inc.

Wisna, Nelsi. (2008). Pengaruh Penjualan Kredit, Biaya Pengumpulan Piutang dan Diskon Penjualan Terhadap Volume Penjualan Sepatu Cibaduyut Bandung.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu:

1. Dalam Siklus Penjualan di PT SS saat ini cukup memadai mengenai penerimaan pesanan dari pelanggan yang dilakukan oleh bagian Administrasi Penjualan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan yang disetujui oleh bagian Administrasi Penjualan, lalu ketersediaan barang dagangan yang diperiksa oleh bagian Administrasi Logistic melalui komputer, membuat Faktur Penjualan oleh bagian Administrasi Penjualan, menyiapkan barang pesanan oleh bagian Administrasi Logistik, tugas Supir sebagai pengecekan barang kirim dan pengirim barang pesanan ke Customer. Bagian Keuangan ke-1 dan bagian Keuangan ke-2 seharusnya dibedakan tugasnya, dimana bagian Keuangan ke-1 hanya bertugas untuk pembuatan tagihan dan penagihan piutang, sedangkan membuatkan Faktur Return Penjualan dilakukan oleh bagian Keuangan ke-2, tetapi Kepala Cabang mengatakan keduanya juga bertugas melakukan kegiatan tersebut. Dan yang terakhir Kasir bertugas sebagai penerimaan kas.


(2)

2. Salah satu kebijakan perusahaan saat ini untuk mencegah piutang tak tertagih yaitu perusahaan memberikan potongan penjualan. Kebijakan PT SS menawarkan produknya dengan syarat pembayaran 2,5% dalam jangka waktu 45hari. Artinya jika pembeli dapat membayar dalam jangka waktu 45 hari setelah transaksi jual beli maka pembeli mendapat

potongan 2,5 % dari harga jual dan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 45 hari sesudah barang diterima. Dalam kebijakan yang diterapkan dalam PT SS, terdapat masalah dalam penagihan piutang sehingga dengan kebijakan tersebut, perusahaan menanggung kerugian akibat ketidaktepatan dalam penagihan piutang tersebut.

3. Dengan menggunakan Metode Umur Piutang (Aging Schedule), di PT SS dengan menetapkan jangka waktu kredit 45 hari, berarti persentase data piutang tertagih yang diperoleh sebanyak 59,79% dari piutang telah terlambat pembayarannya. Hal ini merupakan masalah bagi perusahaan karena perusahaan menanggung kerugian akibat ketidaktepatan dalam penagihan piutang tak tertagih.

4. Dengan menggunakan Metode DSO (Day Sales Outstanding) yang mana kebijakan yang ditetapkan 2,5%/45, maka diperoleh piutang PT SS pada tahun 2009 sebesar Rp 3.377.486.503, dan Perputaran Piutang sebesar 6,55X serta periode penagihan rata-rata jatuh pada hari ke-55. Hal ini buruk bagi perusahaan karena telah melebihi waktu jatuh temponya. Sehingga buruknya lagi, perusahaan dapat menanggung kerugian akibat kelebihan jatuh tempo yang telah ditetapkan dengan


(3)

pelanggan. Dengan kebijakan tersebut juga tidak memungkinkan konsumen dapat melakukan pembayarannya karena hari ke-45 belum jatuh tempo atau bukan waktu yang telah disepakati karena biasa piutang usaha ditagih hari ke-45 yang mana bukan waktu sales. Dan jika sales yang melakukan penagihannya setiap 1 minggu sekali ,maka waktu penagihan berikutnya jatuh pada hari ke-49, yang mana sudah melebihi waktu yang telah disepakati. Sehingga buruknya, perusahaanlah yang menanggung kerugian akibat kelebihan jatuh tempo yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis berkesimpulan bahwa siklus penjualan di PT SS belum memadai untuk menunjang aktivitas penjualan dalam perusahaan ini, sedangkan dalam pengendalian piutang belum dapat dikatakan memadai untuk dalam penagihan piutang karena masih menimbulkan kerugian yang mana jika ditetapkan sesuai kebijakan saat ini dalam PT SS.

5.2 Saran

Setelah melakukan analisis pembahasan, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Jika perusahaan menginginkan aktivitas penjualan yang lebih baik dan memadai, maka dalam prosedur pengecekan dan pengiriman barang yang dilakukan Supir, sebaiknya dibuat Packing Slip dan Bill of Lading agar mengurangi tindak kecurangan. Dan dalam bagian Keuangan, ada baiknya bagian Keuangan dibagi menjadi dua bagian peranan:


(4)

a. Bagian Keuangan yang ke-1 sebagai pengolahan pembuatan tagihan dan penagihan piutang serta update piutang dengan cara menambahkan piutang pelanggan sesuai Faktur Penjualan yang diterima dari Sales.

b. Bagian Keuangan yang ke-2 sebagai pengolahan nota return penjualan

dan update piutang dengan mengurangkan saldo piutang pelanggan

sebesar nilai barang yang dikembalikan, sesuai Nota Return Penjualan.

2. Jika perusahaan menginginkan pengendalian piutang yang memadai, maka dengan kebijakan sebesar 2,5%/45 harus diadakannya prosedur-prosedur yang baik untuk perusahaan, pelaksana penagihan yang membantu kerja sales maupun pelanggan yaitu:

 Dalam perusahaan sebaiknya perusahaan melakukan penagihan sebelum tanggal jatuh temponya agar mencegah terjadinya piutang tak tertagih yang berlebihan.

 Diperlukan kegiatan penagihan piutang khusus dalam menagih faktur tagihan/ kontra bon yang telah jatuh tempo yaitu pelaksanaan penagihan. Dengan adanya pelaksana penagihan yang memiliki waktu yang lebih fleksibel dibanding sales untuk menagih piutang yang telah jatuh tempo, maka perusahaan dapat mengurangi piutang tak tertagih. Di mana pelaksana penagihan ini diberlakukan sistem target apabila pelaksana penagihan telah mencapai target dalam penagihan piutang tepat waktu yang telah ditentukan sesuai kebijakan perusahaan maka pelaksana penagihan akan memperoleh komisi dari keseluruhan orderan toko. Di mana target untuk dalam penagihan


(5)

piutang tertagih. Selain itu, untuk melakukan perfoma pelaksana penagihan dalam hal penagihan piutang, perusahaan sebaiknya menerapkan insentif berdasarkan piutang tertagihnya. Insentif merupakan dorongan ayau bonus atau apa pun yang memberikan kenyamanan bagi pelaksana penagihan itu sendiri.

 Sedangkan dalam pelanggan apabila membayar kurang dari jatuh tempo yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka pelanggan mendapatkan potongan

penjualan sebesar 2,5%. Dan sebaiknya dalam pemberian kredit terhadap pelanggan, sebaiknya perusahaan memperkenalkan peraturan five C’s of credit terhadap pelanggan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, John, William, dan David. (2010). Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. edisi 10. Jakarta: PT Indeks.

Bodnar, George H. and William S. Hopwood. (2004). Accounting Information Systems. Edisi 9. New Jersey: Pearson Education International.

Hollander, Anita S., Eric L. Denna, dan J. Owen Cherrington. (2000). Accounting, Information Technology, and Business Solutions. Edisi 2. Singapore: McGraw-Hill Companies,Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, D. E., Jerry J. Weygandt., dan Terry D. Warfield. (2010). Intermediate Accounting. 13th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Kohler, Erich L. (1979). A Dictionary For Accountants. 8th edition. New Delhi: Prentice Hall of India Ltd.

Romney, Marshall B. and Steinbart Paul John. (2009). Accounting Information Systems. Edisi 11. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2002). Accounting. 20th edition. Singapore: South-Western.

Wilkinson, Joseph W., dan Michael J. Cerrulo. (2000). Accounting Information System. Edisi 3. Canada: John Wiley & Sons Inc.

Wisna, Nelsi. (2008). Pengaruh Penjualan Kredit, Biaya Pengumpulan Piutang dan Diskon Penjualan Terhadap Volume Penjualan Sepatu Cibaduyut Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi. 7(1):85-100.