Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Guna Menunjang Pengendalian Internal Penjualan Kredit Pada PT. Prima Anugerah Mandiri.

(1)

ABSTRAK

Dampak dari krisis ekonomi global sangat mencemaskan seluruh bangsa di dunia. Memburuknya perekonomian dunia telah menyebabkan banyak perusahaan di dunia mengalami kebangkrutan. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari dua ratus juta jiwa, memiliki daya tahan yang lebih baik daripada sebagian negara lainnya.

Krisis ekonomi yang melanda menjadikan persaingan usaha semakin ketat, sedangkan tujuan utama dari setiap perusahan adalah untuk memperoleh laba seoptimal mungkin. Untuk mendapatkan keunggulan melebihi pesaing, perusahaan dituntut untuk menjalankan sistem yang efektif dan efisien.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan beberapa kegiatan penunjang yang diantarannya adalah adanya pengendalian internal. PT. Prima Anugerah Mandiri adalah perusahaan distribusi yang hampir seluruh aktivitas penjualan dilakukan secara kredit. Maka dari itu perusahaan memerlukan pengendalian internal atas penjualan kredit karena penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan yang paling besar. Jika sistem penjualan kredit dalam perusahaan tidak berjalan baik maka dapat terjadi piutang yang tidak tertagih, hal ini tentu akan merugikan perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem penjualan kredit pada PT. Prima Anugerah Mandiri dan pengendalian internal yang terdapat di dalam perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas dan tegas.

Kata kunci : sistem informasi akuntansi penjualan kredit, kebijakan penjualan kredit, dan pengendalian internal penjualan kredit di perusahaan.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR LAMPIRAN…… ………. ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Maksud dan tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 6

2.1 Sistem Informasi Akuntansi... 6

2.1.1 Pengertian Sistem... 6

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi ... 7

2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi... 8

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi... 8

2.1.5 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi... 9 2.1.6 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi. 16


(3)

2.2 Penjualan Kredit... 17

2.2.1 Prosedur Penjualan Kredit... 18

2.2.2 Fungsi yang Terkait... 20

2.2.3 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan... 22

2.3 Pengendalian Internal... 23

2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal... 23

2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal... 24

2.3.3 Prinsip Pengendalian Internal Penjualan... 25

2.3.4 Unsur-Unsur Pengendalian Internal... 27

2.3.5 Keterbatasan Pengendalian Internal... 29

2.3.6 Standar Pengendalian Internal... 30

2.3.7 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal... 32

2.4 Rerangka Pemikiran... 32

2.5 Metode Penelitian... 35

2.6 Lokasi Penelitian... 37

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN... 38

3.1 Objek Penelitian... 38

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 38

3.1.2 Tujuan dan Misi Perusahaan... 39


(4)

3.1.4 Uraian Tugas... 41

3.1.5 Produk yang Dijual... 44

3.2 Metode Penelitian... 45

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48

4.1 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. Prima Anugerah Mandiri... 48

4.1.1 Prosedur Penjualan Kredit di PT. Prima Anugerah Mandiri... 48

4.1.2 Kebijakan Plafond... 53

4.2 Unsur- Unsur Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit... 54

4.2.1 Bagian-Bagian yang Terkait... 55

4.2.2 Formulir-Formulir yang Diguna..n... 58

4.2.3 Unsur-Unsur Pengendalian Interal... 59

4.3 Pembahasan... 62

4.3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Guna Menunjang Pengendalian Intenal Penjualan Kredit... 62

4.3.2 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit yang Baru... 65 4.3.3 Perbedaan antara Sistem Lama Dengan


(5)

Sistem Baru... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 72

5.1 Simpulan... 72

5.2 Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA... 76


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pesanan ……….... 77

Lampiran 2 : Surat Penolakan Pesanan ………... 78

Lampiran 3 : Faktur Penjualan Kredit ……… 79

Lampiran 4 : Kartu Pembayaran Piutang ……… 80

Lampiran 5 : Kartu Piutang …………...……… 81

Lampiran 6 : Daftar Tagihan …...……….. 82

Lampiran 7 : Register Faktur ………. 83

Lampiran 8 : Flowchart Penjualan Kredit Lama ……… 84


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

Lam piran

SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN KREDIT YANG BARU

Akunting

FPK 2

6 7 8

KPP 2 FT 2

BTR 1

Input data Penjualan

Print out Laporan Penjualan Membandi ngkan Laporan Keuangan Input data Print out

Laporan arus kas masuk Input data Membuat laporan pajak Print out Laporan pajak FINISH Keterangan :

SP : Surat Pesanan

SPP : Surat Penolakan Pesanan

FPK : Faktur Penjualan Kredit

TOP : Term of Payment

FT : Faktur Tagihan

DT : Daftar Tagihan

BTr : Bukti Transfer

KPP : Kartu Pembayaran Piutang


(25)

Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sejak akhir tahun 2008, dampak dari krisis ekonomi global sangat mencemaskan dan telah dirasakan oleh seluruh bangsa di dunia. Memburuknya perekonomian dunia telah menyebabkan banyak perusahaan di dunia berada di ambang kebangkrutan. Namun begitu, dengan jumlah penduduk lebih dari dua ratus juta jiwa, Indonesia memiliki daya tahan yang lebih baik untuk menghadapi krisis global ini dibandingkan sejumlah negara lain. (Muladi, 2009)

Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, krisis ekonomi yang melanda dunia pada umumnya, dan Indonesia khususnya telah menuntut perusahaan untuk beroperasi secara lebih efisien, efektif dan terkendali. Hal ini juga berarti meningkatnya persaingan yang menuntut perusahaan untuk memiliki sistem yang memadai.

Dengan daya saing yang demikian ketat, maka kebutuhan akan informasi dalam penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Informasi merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk bersaing dan mendapatkan keunggulan melebihi para pesainganya. (McLeod, 2008)


(26)

Bab I Pendahuluan

Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitasnya. Namun, tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan menggunakan segala kemampuan, strategi, dan sumber daya yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat mengendalikan segala kegiatan yang ada. (La Midjan dan Susanto, 2001)

Perusahaan memperoleh laba dengan cara melakukan aktivitas penjualan, baik berupa barang maupun jasa. Penjualan adalah salah satu sumber utama pendapatan perusahaan, dan juga sebagai alat ukur kesuksesan sebuah perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Sedangkan dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. (Mulyadi, 2001)

Dalam rangka meningkatkan penjualan, banyak perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Dengan demikian, perusahaan harus menyadari perlunya mengaplikasikan konsep manajemen yang baik. Salah satu konsep manajemen adalah penerapan pengendalian internal yang memadai termasuk didalamnya pengendalian terhadap aktivitas penjualan kredit. Pengendalian internal yang memadai pada dasarnya bertujuan


(27)

Bab I Pendahuluan

untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan, penyelewengan, pemborosan, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

Pengendalian internal terhadap kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem informasi akuntansi penjualan kredit. Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. (Mulyadi, 2001) Suatu sistem dapat dinilai baik, apabila hasil dari sistem tersebut dapat menghasilkan suatu dampak yang positif. Sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang dimiliki oleh perusahaan dinilai baik jika dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan guna membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat.

Maka dari itu, peran suatu sistem informasi akuntansi terhadap penjualan kredit sangatlah penting bagi suatu perusahaan karena penjualan yang dilakukan, baik itu secara tunai maupun kredit merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

PT. Prima Anugerah Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dengan hampir semua transaksi penjualan dilakukan secara kredit. Namun, berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang terdapat pada


(28)

Bab I Pendahuluan

PT. Prima Anugerah Mandiri masih kurang memadai, seperti belum dilakukannya pemisahan fungsi dan pelimpahan wewenang secara jelas.

Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Prima Anugerah Mandiri dan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Guna Menunjang Pengendalian Internal Penjualan Kredit pada PT. Prima Anugerah Mandiri”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu apakah sistem informasi akuntansi penjualan kredit di PT. Prima Anugerah Mandiri sudah dilaksanakan dengan baik sehingga menunjang pengendalian internal atas penjualan kredit dengan memadai?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari dibuatnya penelitian ini oleh penulis adalah :

1. Mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan kredit dilaksanakan pada PT. Prima Anugerah Mandiri.

2. Menganalisa bagaimana pengendalian internal atas penjualan kredit pada PT. Prima Anugerah Mandiri.


(29)

Bab I Pendahuluan

1.4 Kegunaan Penelitian

Harapan penulis, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai penambah wawasan mengenai teori-teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan membandingkan dengan penerapan di lapangan.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan sistem penjualan kredit pada perusahaan.

3. Rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lain, diharapkan agar penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai masalah yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan sebagai dasar studi perbandingan atau dasar penelitian lebih lanjut.


(30)

Bab V Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Prima Anugerah Mandiri, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang terdapat pada PT. Prima Anugerah Mandiri masih kurang memadai sehingga kurang menunjang pengendalian internal atas transaksi penjualan kredit yang terjadi di perusahaan, diantaranya:

1. Pemisahan fungsi yang masih belum jelas dan tegas, seperti pada bagian penjualan yang merangkap sebagai bagian pembelian dan membuat laporan penjualan. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kecurangan.

2. Pembuatan faktur-faktur sebaiknya dilakukan oleh bagian masing-masing, tidak memerlukan fakturis. Pembuatan faktur yang dilakukan oleh bagian yang berbeda dapat menimbulkan kesalahan karena ditafsirkan secara berbeda. 3. Dalam memberikan otorisasi kredit, admin piutang hanya

mengkonfirmasikan secara lisan tanpa adanya bukti otorisasi bahwa permohonan kedit telah diotorisasi oleh fungsi kredit. Dengan tidak adanya bukti yang cukup atas


(31)

Bab V Simpulan dan Saran

setiap transaksi, penelusuran pada kesalahan dan kecurangan yang terjadi akan sulit dilakukan.

4. Penulis menilai prosedur penjualan kredit yang terdapat pada PT. Prima Anugerah Mandiri kurang efektif sehingga dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan.

Maka dari itu, penulis merancang sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang baru sehingga dalam penerapannya akan menunjang pengendalian internal atas penjualan kredit lebih baik dan efektif, karena:

1. Masing-masing bagian mempunyai tugas yang jelas dan sesuai dengan fungsinya, seperti bagian penjualan tidak lagi merangkap sebagai bagian pembelian. Selain dapat meminimalkan terjadinya kecurangan, pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih terfokus.

2. Masing-masing bagian memiliki komputer sendiri sehingga untuk pembuatan faktur-faktur menjadi lebih cepat dan update data lebih akurat karena dilakukan secara langsung oleh orang yang sama. 3. Prosedur penjualan kredit menjadi lebih efektif dan

pengendalian internal atas penjualan kredit menjadi baik, seperti otorisasi kredit yang hanya dilakukan oleh admin piutang namun memberi paraf pada SP


(32)

Bab V Simpulan dan Saran

untuk dipertanggungjawabkan. Kepala cabang tidak perlu memberi persetujuan untuk kedua kalinya sehingga proses penjualan kredit dilakukan lebih cepat.

4. Pencatatan laporan piutang dilakukan oleh bagian piutang dan dibandingkan dengan laporan penjualan yang dibuat akunting sehingga pelaporannya terkontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi PT. Prima Anugerah Mandiri berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penjualan kredit.

Berikut adalah beberapa saran yang penulis utarakan bagi perusahaan:

1. Sebaiknya pembagian fungsi dan tugas bagi masing-masing bagian dipertegas. Pemisahan fungsi dan tugas yang jelas akan menjamin pengendalian internal yang lebih baik bagi perusahaan sehingga tujuan dari pengendalian internal, yaitu menjaga harta kekayaan perusahaan dapat tercapai.


(33)

Bab V Simpulan dan Saran

2. Pembuatan laporan penjualan tidak dilakukan oleh bagian penjualan untuk menghindari terjadinya kecurangan. Pembuatan laporan hanya dilakukan oleh bagian piutang dan akunting.

3. Dalam memberikan otorisasi kredit, sebaiknya admin piutang memberi paraf sebagai bukti bahwa admin piutang menolak/ memberikan otorisasi kredit jika suatu saat ditemukan kekeliruan.

4. SDM yang bekerja pada perusahaan mempunyai kemampuan dan pendidikan yang sesuai, sehingga penggunaan komputer untuk input dan akses data akan menunjang setiap kegiatan lebih efektif daripada menempatkan operator komputer/ fakturis.

5. FPK asli langsung dikirimkan admin piutang kepada outlet/ RS setelah di cap lunas. Salesman sebagai collector sebaiknya tidak diberi kesempatan untuk menyimpan FPK asli untuk menghindari kecurangan (penagihan dua kali).


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan William S.Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta:

Salemba Empat, 2000.

La Midjan dan Susanto, Sistem Informasi Akutansi I, Edisi ke-11, Bandung: Lingga

Jaya, 1997.

Marshall, B. Romney, Paul John Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta:

Salemba Empat, 2001.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Widjajanto, Nogroho, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Erlangga, 2001.

Waren, Reeve Fess, Accounting Pengantar Akuntansi I, Edisi ke-21, Buku 1, Jakarta:

Salemba Empat, 2005.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2006.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke, Auditing, Edisi Indonesia, Jakarta: Salemba

Empat, 2003.

Mcleod, Raymond Jr. dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi ke-10,

Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Hartono, Jogianto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi ke-1, Yogyakarta: Andi,

1995.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.4 Kegunaan Penelitian

Harapan penulis, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai penambah wawasan mengenai teori-teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan membandingkan dengan penerapan di lapangan.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan sistem penjualan kredit pada perusahaan.

3. Rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lain, diharapkan agar penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai masalah yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan sebagai dasar studi perbandingan atau dasar penelitian lebih lanjut.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Prima Anugerah Mandiri, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang terdapat pada PT. Prima Anugerah Mandiri masih kurang memadai sehingga kurang menunjang pengendalian internal atas transaksi penjualan kredit yang terjadi di perusahaan, diantaranya:

1. Pemisahan fungsi yang masih belum jelas dan tegas, seperti pada bagian penjualan yang merangkap sebagai bagian pembelian dan membuat laporan penjualan. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kecurangan.

2. Pembuatan faktur-faktur sebaiknya dilakukan oleh bagian masing-masing, tidak memerlukan fakturis. Pembuatan faktur yang dilakukan oleh bagian yang berbeda dapat menimbulkan kesalahan karena ditafsirkan secara berbeda. 3. Dalam memberikan otorisasi kredit, admin piutang hanya

mengkonfirmasikan secara lisan tanpa adanya bukti otorisasi bahwa permohonan kedit telah diotorisasi oleh fungsi kredit. Dengan tidak adanya bukti yang cukup atas


(3)

Universitas Kristen Maranatha 73

setiap transaksi, penelusuran pada kesalahan dan kecurangan yang terjadi akan sulit dilakukan.

4. Penulis menilai prosedur penjualan kredit yang terdapat pada PT. Prima Anugerah Mandiri kurang efektif sehingga dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan.

Maka dari itu, penulis merancang sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang baru sehingga dalam penerapannya akan menunjang pengendalian internal atas penjualan kredit lebih baik dan efektif, karena:

1. Masing-masing bagian mempunyai tugas yang jelas dan sesuai dengan fungsinya, seperti bagian penjualan tidak lagi merangkap sebagai bagian pembelian. Selain dapat meminimalkan terjadinya kecurangan, pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih terfokus.

2. Masing-masing bagian memiliki komputer sendiri sehingga untuk pembuatan faktur-faktur menjadi lebih cepat dan update data lebih akurat karena dilakukan secara langsung oleh orang yang sama. 3. Prosedur penjualan kredit menjadi lebih efektif dan

pengendalian internal atas penjualan kredit menjadi baik, seperti otorisasi kredit yang hanya dilakukan oleh admin piutang namun memberi paraf pada SP


(4)

Universitas Kristen Maranatha 74

untuk dipertanggungjawabkan. Kepala cabang tidak perlu memberi persetujuan untuk kedua kalinya sehingga proses penjualan kredit dilakukan lebih cepat.

4. Pencatatan laporan piutang dilakukan oleh bagian piutang dan dibandingkan dengan laporan penjualan yang dibuat akunting sehingga pelaporannya terkontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi PT. Prima Anugerah Mandiri berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penjualan kredit.

Berikut adalah beberapa saran yang penulis utarakan bagi perusahaan:

1. Sebaiknya pembagian fungsi dan tugas bagi masing-masing bagian dipertegas. Pemisahan fungsi dan tugas yang jelas akan menjamin pengendalian internal yang lebih baik bagi perusahaan sehingga tujuan dari pengendalian internal, yaitu menjaga harta kekayaan perusahaan dapat tercapai.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 75

2. Pembuatan laporan penjualan tidak dilakukan oleh bagian penjualan untuk menghindari terjadinya kecurangan. Pembuatan laporan hanya dilakukan oleh bagian piutang dan akunting.

3. Dalam memberikan otorisasi kredit, sebaiknya admin piutang memberi paraf sebagai bukti bahwa admin piutang menolak/ memberikan otorisasi kredit jika suatu saat ditemukan kekeliruan.

4. SDM yang bekerja pada perusahaan mempunyai kemampuan dan pendidikan yang sesuai, sehingga penggunaan komputer untuk input dan akses data akan menunjang setiap kegiatan lebih efektif daripada menempatkan operator komputer/ fakturis.

5. FPK asli langsung dikirimkan admin piutang kepada outlet/ RS setelah di cap lunas. Salesman sebagai collector sebaiknya tidak diberi kesempatan untuk menyimpan FPK asli untuk menghindari kecurangan (penagihan dua kali).


(6)

Universitas Kristen Maranatha

76

Bodnar, George H. dan William S.Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta:

Salemba Empat, 2000.

La Midjan dan Susanto, Sistem Informasi Akutansi I, Edisi ke-11, Bandung: Lingga

Jaya, 1997.

Marshall, B. Romney, Paul John Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta:

Salemba Empat, 2001.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Widjajanto, Nogroho, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Erlangga, 2001.

Waren, Reeve Fess, Accounting Pengantar Akuntansi I, Edisi ke-21, Buku 1, Jakarta:

Salemba Empat, 2005.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2006.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke, Auditing, Edisi Indonesia, Jakarta: Salemba

Empat, 2003.

Mcleod, Raymond Jr. dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi ke-10,

Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Hartono, Jogianto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi ke-1, Yogyakarta: Andi,

1995.