Durasi Daya Repelen Minyak Cengkeh (oleum caryophyllum) Terhadap Culex sp. Pada Wanita Dewasa.

(1)

iv ABSTRAK

DURASI DAYA REPELEN MINYAK CENGKEH (Oleum caryophyllum) TERHADAP Culex sp. PADA WANITA DEWASA

Filariasis yang ditularkan melalui Culex sp dapat dicegah dengan menggunakan repelen. DEET adalah repelen yang efektif, namun dapat menyebabkan efek toksik yang berat pada beberapa pengguna. Oleh karena itu perlu dicari alternatif yang dapat menggantikan DEET seperti minyak atsiri contohnya minyak cengkeh (Oleum caryophyllum).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek repelen minyak cengkeh kadar 25%, 50%, dan 100% serta membandingkan potensinya dengan DEET.

Desain penelitian prospektif eksperimental laboratorik ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif.

Daya repelen minyak cengkeh diuji dengan metode Mark S. Fradin dan John F. Day dengan subjek penelitian manusia (n=5) menggunakan hewan coba nyamuk Culex sp. Data yang diukur adalah durasi yang dibutuhkan oleh nyamuk dari lengan pertama kali masuk ke dalam kandang sampai ada nyamuk hinggap ke lengan subjek dalam menit.

Analisis data menggunakan ANAVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer, kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil penelitian rerata durasi daya repelen minyak cengkeh 25%, 50%, dan 100% berbeda sangat bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif dan potensinya lebih lemah dibandingkan DEET 15% (p<0,01).

Simpulan penelitian makin tinggi kadar minyak cengkeh yang digunakan, maka potensinya makin meningkat, namun potensinya lebih rendah dari DEET.

Kata kunci : Oleum caryophyllum, minyak cengkeh, repelen, Culex

Ivan Daniel Banjarnahor, 2011 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani. dr,M.Kes Pembimbing II : Dra. Rosnaeni, Apt.


(2)

v ABSTRACT

DURATION OF CLOVE OIL (Oleum caryophyllum) ENDURANCE REPELLENT AGAINST Culex sp. IN ADULT WOMEN

Filariasis is transmitted by Culex can be avoided by using a repellent. DEET is an effective repellent, but can cause severe toxic effects in some users. It is therefore necessary to find an alternative that could replace DEET as essential oils such as clove oil (Oleum caryophyllum).

The purpose of this study is to determine the effects of clove oil repellent content of 25%; 50% and 100% and comparing its potential with DEET.

Laboratory experimental design was a prospective study using Complete Randomized Design (CRD), which is comparative.

Clove oil repellent was tested by the method Mark S. Fradin and John F. Day with human research subjects (n = 5) using experimental animals mosquito Culex. The data measured is the duration required from the first arm into the cage until there is a mosquito alighted into the subject's arm in a minute.

Data analysis using one-way ANOVA followed by Tukey HSD test with α = 0.05 using SPSS 16.0, significance is determined based on the value of p <0.05.

The results mean duration of the repellent power of clove oil 25%, 50%, and 100%, significantly different compared with negative control and its potential is weaker than DEET 15% (p <0.01).

Conclusion of this research is higher levels of clove oil is used, then the potential is increasing, but its potential still lower than DEET .

Keywords: Oleum caryophyllum, clove oil, repellent, Culex Ivan Daniel Banjarnahor, 2011 Tutor I

Tutor II

: :

Dr. Susy Tjahjani. dr,M.Kes Dra. Rosnaeni, Apt.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 3

1.7 Metodologi ... 3

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Nyamuk ... 5

2.2 Culex sp ... 8

2.2.1 Taksonomi Nyamuk Culex sp ... 8


(4)

ix

2.2.3 Pengendalian Vektor ... 12

2.2.4 Culex Sebagai Vektor Penyakit ... 13

2.2.4.1 Japanese Ecephalitis ... 13

2.2.4.1.1 Etiologi Japanese Encephalitis ... 13

2.2.4.1.2 Epidemiologi Japanese Encephalitis ... 14

2.2.4.1.3 Tanda dan Gejala Penyakit... 15

2.2.4.1.4 Diagnosis ... 16

2.2.4.1.5 Pencegahan dan Pengobatan ... 16

2.2.4.2 West Nile Virus ... 17

2.2.4.2.1 Etiologi West Nile Virus ... 17

2.2.4.2.2 Epidemiologi West Nile Virus ... 17

2.2.4.2.3 Gambaran Klinis ... 18

2.2.4.2.4 Diagnosis ... 18

2.2.4.3 Filariasis ... 18

2.2.4.3.1 Etiologi Filariasis ... 18

2.2.4.3.2 Epidemiologi Filariasis ... 18

2.2.4.3.3 Siklus Filariasis ... 20

2.2.4.3.4 Patogenesis Filariasis ... 21

2.2.4.3.5 Terapi dan Pencegahan Filariasis ... 23

2.3 Cengkeh ... 24

2.3.1 Taksonomi Cengkeh... 24

2.3.2 Morfologi Cengkeh ... 25

2.3.3 Kandungan Cengkeh ... 27

2.4 Repelen ... 28

2.4.1 DEET ... 29

2.4.2 Repelen Alami ... 30


(5)

x

BAB III ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 31

3.2.2 Variabel Penelitian ... 32

3.2.2.1 Definisi Variabel Konsepsional ... 32

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.3 Besar Replikasi Penelitian ... 32

3.4 Persiapan Penelitian ... 33

3.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 33

3.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 33

3.4.3 Cara Kerja ... 34

3.4.4 Metode Analisis ... 34

3.4.5 Hipotesis Statistik ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan... 36

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40

4.2.1 Hal-hal yang mendukung ... 40

4.2.2 Hal-hal yang tidak mendukung ... 40

4.3 Kesimpulan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Utama ... 41

5.2 Simpulan Tambahan... 41


(6)

xi

Daftar Pustaka ... 42

Lampiran ... 48


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 . Durasi Daya Repelen Minyak Cengkeh ... 36 Tabel 4.2 ANAVA Durasi Repelen ... 37 Tabel 4.3 Uji Beda Rerata Tukey HSD Durasi Daya Repelen


(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Nyamuk ... 7

Gambar 2.2 Siklus Culex quinquefasciatus ... 9

Gambar 2.3 Culex fatigans ... 9

Gambar 2.4 Perbedaan plumose dan pilose antara nyamuk Culex jantan dan betina ... 9

Gambar 2.5 Telur Culex ... 10

Gambar 2.6 Larva Culex ... 10

Gambar 2.7 Pupa Culex... 11

Gambar 2.8 Siklus Hidup Culex sp ... 12

Gambar 2.9 Siklus Penularan Japanese Ecephalitis ... 14

Gambar 2.10 Siklus Hidup Wuchereria Bancrofti ... 19

Gambar 2.11 Siklus Limfatik Filariasis ... 21

Gambar 2.12 Syzygium aromaticum ... 27

Gambar 2.13 Struktur Kimia Eugenol ... 28

Gambar 2.14 Struktur Kimia DEET... 29

Gambar 4.1 Grafik Rerata Durasi Daya Repelen Minyak Cengkeh dibandingkan dengan Alkohol 70% ... 39

Gambar 4.2 Grafik Rerata Durasi Daya Repelen Minyak Cengkeh dibandingkan dengan DEET 15% ... 39


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam

Penelitian (Informed Consent)……….. .. 48

Lampiran II Perhitungan Konsentrasi……….... 49 Lampiran III Badan Prosedur Kerja Metode Fradin M.S & John

F.Day………...... 50 Lampiran IV Hasil ANAVA Durasi Proteksi Minyak Cengkeh terhadap

Culex sp………... 51

Lampiran V Post Hoc Test……….. 52


(10)

48

LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama lengkap :

Tgl lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Ivan Daniel Banjarnahor, 0510157 yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.

Surat pernyataan persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan maupun paksaan darimanapun.


(11)

49

LAMPIRAN II

Perhitungan Konsentrasi

Penelitian dilakukan menggunakan minyak cengkeh dengan variabel konsentrasi 25%, 50% dan 100%. Pembuatan konsentrasi 25% dilakukan dengan cara mencampurkan minyak cengkeh dengan alcohol 70% menggunakan rumus

V1 x M1 = V2 x M2

Keterangan : V1: Volume larutan sebelum diencerkan

V2: Volume larutan setelah diencerkan M1: Konsentrasi larutan sebelum diencerkan M2: Konsentrasi larutan setelah diencerkan

Untuk membuat minyak cengkeh konsentrasi 25% adalah sebagai berikut : 1 ml x 100% = V2 x 25%

V2 = 1 ml x 100% 25% V2 = 4 ml

Jadi untuk membuat minyak cengkeh konsentrasi 25% = 1 ml minyak cengkeh + 4 ml alkohol 70%.


(12)

50

LAMPIRAN III

Bagan Prosedur Kerja Metode Fradin M.S & John F.D.

Lengan subjek yang bersih dimasukkan ke dalam kandang yang berisi 10 nyamuk Culex betina yang telah dipuasakan 24 jam. Kalau ada nyamuk yang hinggap, maka lengan tersebut segera dikeluarkan dan percobaan dimulai. Lengan bawah diolesi 1ml repelen sampai ke ujung jari, kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing kandang selama 1 menit dan diperhatikan apakah ada nyamuk yang hinggap. Kalau tidak ada nyamuk yang hinggap setelah 1 menit, maka lengan di keluarkan.

Tes awal

(Dilakukan oleh tiap subyek untuk tiap repellent)

Tes kedua dan ketiga

(Dilakukan oleh tiap subyek untuk tiap repellent) Catat waktun ya yang dibutuh kan sampai nyamuk hinggap pertam a kali

Masukan lengan selama 1 menit tiap 5 menit, catat waktu untuk hinggap yang pertama kali untuk

masing-masing tes

Masukan lengan selama 1 menit tiap 15 menit, catat waktu untuk hinggap yang pertama kali

untuk masing-masing tes

Masukan lengan selama 1 menit tiap 1 jam, dalam waktu 4 jam, kemudian setelah itu 1 menit tiap

15 menit, catat waktu untuk hinggap yang pertama kali untuk masing-masing tes

Jika < 20 menit

Jika 20 menit – 4 jam

Jika > 4 jam

Pakai repelen

Masukan lengan di kandang selama 1 menit

Jika tidak hinggap

Masukan lengan di kandang selama 1 menit tiap 5 menit

sampai 20 menit

Masukan lengan di kandang selama 1 menit tiap 15 menit sampai hinggap pertama kali

Jika hingga p Jika hingga p


(13)

51

Kemudian lengan dimasukkan kembali tiap interval 5 menit. Kalau tidak ada nyamuk yang hinggap setelah 20 menit, maka intervalnya dinaikkan menjadi 15 menit. Kalau tidak ada nyamuk yang hinggap setelah 4 jam, maka intervalnya dinaikkan menjadi 1 jam. Kalau tidak ada nyamuk yang hinggap setelah 8 jam, maka intervalnya diturunkan menjadi 15 menit sampai ada nyamuk yang hinggap dan waktunya di catat.


(14)

52

LAMPIRAN IV

Hasil ANAVA Durasi Proteksi Minyak Cengkeh Terhadap Culex sp

De scriptive s

Durasi Proteksi M.Cengkeh-Culex (Menit)

5 78,8820 8,80763 3,93889 67,9459 89,8181 72,38 88,56 5 123,5460 7,11982 3,18408 114,7056 132,3864 120,18 136 5 171,4440 13,36154 5,97546 154,8535 188,0345 152,32 184

5 1,9600 ,57380 ,25661 1,2475 2,6725 1,30 2,50

5 206,7540 14,47107 6,47166 188,7858 224,7222 184,18 217 25 116,5172 73,82698 14,76540 86,0429 146,9915 1,30 217 Minyak Cengkeh 25 %

Minyak Cengkeh 50 % Minyak cengkeh 100 % Kontrol Pembanding Total N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean

Mini mum

Maxi mum

Test of Homogeneity of Variances

Durasi Proteksi M.Cengkeh-Culex (Menit)

4,574 4 20 ,009

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Durasi Proteksi M.Cengkeh-Culex (Menit)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 128743,989 4 32185,997 311,555 ,000

Within Groups 2066,152 20 103,308


(15)

53

LAMPIRAN V

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Durasi Proteksi M.Cengkeh-Culex (Menit) Tukey HSD

-44,66400* 6,42830 ,000 -63,8999 -25,4281 -92,56200* 6,42830 ,000 -111,7979 -73,3261 76,92200* 6,42830 ,000 57,6861 96,1579 -127,87200* 6,42830 ,000 -147,1079 -108,6361

44,66400* 6,42830 ,000 25,4281 63,8999 -47,89800* 6,42830 ,000 -67,1339 -28,6621 121,58600* 6,42830 ,000 102,3501 140,8219 -83,20800* 6,42830 ,000 -102,4439 -63,9721 92,56200* 6,42830 ,000 73,3261 111,7979 47,89800* 6,42830 ,000 28,6621 67,1339 169,48400* 6,42830 ,000 150,2481 188,7199 -35,31000* 6,42830 ,000 -54,5459 -16,0741 -76,92200* 6,42830 ,000 -96,1579 -57,6861 -121,58600* 6,42830 ,000 -140,8219 -102,3501 -169,48400* 6,42830 ,000 -188,7199 -150,2481 -204,79400* 6,42830 ,000 -224,0299 -185,5581 127,87200* 6,42830 ,000 108,6361 147,1079 83,20800* 6,42830 ,000 63,9721 102,4439 35,31000* 6,42830 ,000 16,0741 54,5459 204,79400* 6,42830 ,000 185,5581 224,0299 (J) Kelompok Perlakuan

Minyak cengkeh 50 % Minyak cengkeh 100 % Kontrol

Pembanding

Minyak cengkeh 25 % Minyak cengkeh 100 % Kontrol

Pembanding

Minyak cengkeh 25 % Minyak cengkeh 50 % Kontrol

Pembanding

Minyak cengkeh 25 % Minyak cengkeh 50 % Minyak cengkeh 100 % Pembanding

Minyak cengkeh 25 % Minyak cengkeh 50 % Minyak cengkeh 100 % Kontrol

(I) Kelompok Perlakuan Minyak Cengkeh 25 %

Minyak Cengkeh 50 %

Minyak cengkeh 100 %

Kontrol

Pembanding

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(16)

54

Durasi Protek si M.Cengke h-Cule x (Me nit)

Tukey HSDa

5 1,9600

5 78,8820

5 123,5460

5 171,4440

5 206,7540

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Kelompok Perlakuan Kontrol

Minyak Cengkeh 25 % Minyak Cengkeh 50 % Minyak cengkeh 100 % Pembanding

Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. a.


(17)

55

LAMPIRAN VI

Foto-foto Selama Penelitian

Kandang Percobaan

Pipet dan Gelas Ukur


(18)

56

Minyak Cengkeh

DEET 15 %


(19)

57

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ivan Daniel Banjarnahor

NRP : 0510157

Tempat / Tanggal Lahir : Dumai, 7 November 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Purwakarta Komplek Bougenville No. C-1

Antapani Bandung

Riwayat Pendidikan : Lulus TK Tunas Harapan 2 Dumai, tahun 1993.

Lulus SD YKPP 01 Cilacap, tahun 1999.

Lulus SMP Pius Cilacap, tahun 2002.

Lulus SMA Yos Sudarso Cilacap, tahun 2005.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Filariasis atau elephantiasis dikenal umum sebagai penyakit kaki gajah, disebabkan oleh 3 spesies cacing filaria yaitu : Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyebarannya melalui vektor dan reservoir yaitu nyamuk dari genus Anopheles, Aedes, Mansonia dan yang terutama adalah genus Culex (Dian Sofianty P, 2009).

Culex sp adalah nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan menyukai air yang kotor seperti genangan air, limbah pembuangan mandi, got ,selokan dan sungai yang penuh sampah. Culex mampu berkembang biak disegala musim dan melakukan kegiatannya dimalam hari. Culex quinquefasciatus adalah vektor untuk Wuchereria bancrofti penyebab filariasis (Maria, 2008).

Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin dengan tidak membedakan jenis kelamin, sehingga perlu dilakukan upaya terpadu dan berkesinambungan dari semua pihak untuk memberantas vektor penyebab filariasis, salah satunya dengan menggunakan insektisida (Reyke Uloli, 2007).

Penggunaan insektisida yang digunakan terus menerus dapat menyebabkan nyamuk beradaptasi, sehingga nyamuk resisten dan dapat membawa sifat resistensi ke keturunannya. Mengingat penggunaan insektisida yang dapat menyebabkan resisten, maka digunakan repelen sebagai alternatif untuk menghalau gigitan nyamuk (Odentara Sembiring, 2009).

Repelen yang paling sering digunakan masyarakat adalah dalam bentuk lotion yang mengandung bahan aktif N,N-Diethyl-meta-toluamide (DEET). Proteksi terhadap cucukan nyamuk dengan DEET ini sangat efektif. DEET kadar 100% dapat memberikan perlindungan sampai 12 jam , DEET 20%-34% selama 3-6 jam dan DEET 15% selama 5 jam (Heal J.D, 2003). Kadar yang aman digunakan


(21)

2

pada anak-anak adalah 10% atau kurang dan tidak lebih dari tiga kali sehari karena bila digunakan terus menerus, berbahaya bagi kesehatan karena menimbulkan efek samping seperti gatal-gatal dan kemerahan pada kulit, gangguan neurologis seperti degenerasi sitem saraf pusat dan encefalopati. DEET juga merusak lingkungan karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat terurai pada tanah, udara dan air (Bell et al., 2002). Oleh karena itu diperlukan alternatif repelen yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Repelen yang aman dan ramah lingkungan adalah yang berasal dari alam, salah satunya adalah cengkeh (Syzygium aromaticum). Cengkeh sebagai repelen pernah diteliti oleh Puspita Rini pada tahun 2008 dengan menggunakan ekstrak daun cengkeh terhadap Culex sp. Hasil penelitian ekstrak daun cengkeh berefek repelen pada kadar optimal 98,58% (Marga Puspita Rini, 2008).

Cengkeh mengandung minyak atsiri dengan nama dagang clove oil. Semua bagian tanaman yaitu akar, batang, daun dan bunganya mengandung minyak, tetapi kadar minyak paling tertinggi terdapat pada bunga (20%), sementara bagian lainnya hanya 4 – 6 %. Minyak cengkeh mengandung 70 – 93% Eugenol

(C10H12O2). Eugenol sudah terbukti sebagai antijamur, antiseptik, dan

antiserangga sehingga sangat efektif jika digunakan sebagai bahan obat gosok (lotion) pengusir nyamuk (Agus Kardinan, 2005).

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan minyak cengkeh dengan kadar 25%, 50%, dan 100% terhadap daya proteksi nyamuk Culex sp. karena merupakan vektor dari filariasis yang masih endemis di Kabupaten Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

1.2.1 Apakah minyak cengkeh kadar 25%, 50%, 100% mempunyai daya repelen

terhadap nyamuk Culex sp

1.2.2 Apakah potensi minyak cengkeh kadar 25%, 50%, 100% lebih lemah dari


(22)

3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mencari repelen alami sebagai alternatif

yang lebih aman dan efektif untuk nyamuk Culex sp.

Tujuan penelitian untuk mengukur daya efek repelen minyak cengkeh

kadar 25%, 50%, dan 100% serta membandingkan potensinya dengan DEET terhadap nyamuk Culex sp.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam

bidang entomologi dan tanaman obat khususnya yang berefek repelen alami.

Manfaat praktis apabila penelitian ini berhasil dapat diinformasikan

kepada masyarakat bahwa minyak cengkeh dapat dipakai untuk menghindari cucukan nyamuk dengan menggunakan kadar yang lebih rendah.

1.5Kerangka Pemikiran

N,N-Diethyl-meta-toluamide (DEET) bekerja dengan cara menghambat menyumbat pori-pori sensilia nyamuk betina yang merupakan reseptor kimia terhadap karbon dioksida dan asam laktat. Kedua zat itu merupakan substansi yang dihasilkan tubuh manusia, sebagai atraktan nyamuk (Field, 2010). DEET kadar 100% dapat memberikan perlindungan sampai 12 jam , DEET 20%-34% selama 3-6 jam dan DEET 15% selama 5 jam (Heal J.D, 2003). Penelitian yang dilakukan Susy Tjahjani tentang Daya Repelen Beberapa Minyak Esensial dan DEET terhadap Culex membuktikan bahwa yaitu potensi repelen DEET lebih lama dibandingkan dengan beberapa minyak atsiri (Susy Tjahjani ,2008).

Minyak cengkeh (Oleum caryophyllum) mengandung minyak atsiri dengan komponen utamanya eugenol yang berfungsi sebagai repelen dengan cara menggangu reseptor kimia yang terdapat pada antena nyamuk sehingga menimbulkan rangsangan, kemudian rangsangan tersebut diubah menjadi impuls – impuls syaraf yang akan diterjemahkan oleh sistem syaraf pusat


(23)

4

nyamuk. Akibatnya nyamuk akan menghindari aroma dari minyak atsiri dan tidak hinggap pada kulit yang telah diolesi minyak atsiri (Trongtokit et al., 2005).

1.6Hipotesis penelitian

1. Minyak cengkeh kadar 25%, 50%, dan 100% mempunyai daya repelen terhadap nyamuk Culex sp

2. Potensi minyak cengkeh kadar 25%, 50%, dan 100% lebih lemah dari DEET

1.7 Metodologi

Desain penelitian prospektif eksperimental laboratorik ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif.

Daya repelen minyak cengkeh diuji dengan metode Mark S. Fradin dan John F. Day dengan subjek penelitian wanita dewasa (n=5) menggunakan hewan coba nyamuk Culex sp. Data yang diukur adalah durasi yang dibutuhkan oleh nyamuk dari lengan pertama kali masuk ke dalam kandang sampai ada nyamuk hinggap ke lengan subjek dalam menit.

Analisis data menggunakan ANAVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program SPSS 16.0, kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi

Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Waktu


(24)

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Utama

1. Minyak cengkeh kadar 25%, 50%, dan100% berefek repelen terhadap nyamuk Culex sp.

2. Potensi minyak cengkeh 25%, 50%, dan 100% lebih lemah dari DEET.

5.2 Simpulan Tambahan

1. Minyak cengkeh dengan kadar 25% telah memenuhi standar sudah masuk standar repelen menurut Heal J.D (2003).

2. Makin tinggi kadar minyak cengkeh yang digunakan, maka potensinya makin meningkat.

5.3 Saran

1. Penelitian Durasi Daya Repelen Minyak Cengkeh (Oleum caryophyllum) terhadap Culex sp. pada Wanita Dewasa’ perlu dilanjutkan dengan :

Menggunakan nyamuk dari spesies lain. Menggunakan subjek penelitian pria dewasa

Aplikasi hasil penelitian :

Untuk mendapatkan daya repelen yang lebih lama sebaiknya menggunakan minyak cengkeh kadar efektif terendah yang masih memiliki efek repelen dicampurkan dengan minyak nabati untuk mengurangi penguapan.


(25)

42

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan, Ir.MSc., APU. 2005. Tanaman Pengusir & Pembasmi Nyamuk.AgroMedia. Hal 92p 23 September 2005

Akhmadi. 2009. Daur Kehidupan nyamuk.

http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/405-daur-kehidupan-nyamuk.html 1 September 2009

Aksan, 2008. Tanaman

Cengkeh.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16474/4/Chapter% 20II.pdf 10 Mei 2008

Aldebian. 2009. Cara Kerja Nyamuk.

http://aldiena.qweinhorn.co.cc/2009/10/cara-kerja-nyamuk.html 23 Oktober 2009

Anna Petherick. 2008. How DEET jams insects' smell sensors http://www.nature.com/news/2008/080313/full/news.2008.672.html

13 Maret 2008

Arda Dinata. 2008. Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang.

http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/nyamuk-arda.html 10 September 2008

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2008. Bahaya DEET pada Insect – Repellent

www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/BahayaDEETpadaInsect.pdf 8 Agustus 2008

Bell et al., 2002. DEET (N,N-Diethyl-meta-toluamide) Chemical Technical Summary for Public Health and Public Safety Professionals

http://www.atsdr.cdc.gov/consultations/deet/health-effects.html6 Desember 2004

Bumblebee.org. 2007. Fast facts about Diptera

http://www.bumblebee.org/invertebrates/Diptera.htm 30 Desember 2007

Cathy Wong. 2006. Natural Mosquito Repellents

http://altmedicine.about.com/od/aznaturalremedyindex/a/mosquito.html 23 Juni 2006


(26)

43

2ClassNotes. 2009. Classification of Arthropoda Phylum

http://www.2classnotes.com/digital_notes.asp?p=Classification_of_Arthrop oda_Phylum 2 Januari 2009

Central for Disease Control and Prevention. 2010. Vectors of Lymphatic Filariasis http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/gen_info/vectors.html 2 November 2010

Chika C. 2010. Nyamuk Binatang Mematikan http://www.great-histories.co.cc/2010/06/binatang-paling-mematikan.html 4 Juni 2010

Craig Freudenrich, Ph.D. 2008. How Mosquitos Works.

http://animals.howstuffworks.com/insects/mosquito.htm Oktober 2008

Cyber School Indonesia. 2007. Jenis Nyamuk yang Biasa ada disekitar Rumah Kita.

http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php?id=1109&page=Nyamuk Desember 2007

Citrosupomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. hal 7-47, 76-85, 91,

Dan Bensky et al. 2004. Chinese Herbal Medicine: Materia Medica, Third Edition

Desi Wijiati. 2010. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Canangium odoratum Baill) terhadap Daya Bunuh Larva Nyamuk Culex

quinquefasciatus.

http://etd.eprints.ums.ac.id/8562/1/A420060072.pdf 14 November 2010

Dian Sofianty P. 2009. Kolaborasi Cacing dan Nyamuk Yang Sebabkan Kaki Gajah.

http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/serba-serbi-filariasis-apa-dan-bagaimana-pencegahannya 5 November 2009

Ditzen, M., Pellegrino, M. & Vosshall, L. B. Science doi:10.1126/science.1153121 (2008).

Ermayani Dwi Astuti. 2009. Medical entomology

http://ermaynee.wordpress.com/2009/12/30/medical-entomology/ 30 Desember 2009


(27)

44

Field, Linda. 2010. DEET Mosquito Repellent Could Lose Its Bite. England’s Rothamsted Research

Institutehttp://www.wired.com/wiredscience/tag/linda-field 3 Mei 2010 Floore, Tom. 2006. Mosquito

http://www.kaweahoaks.com/html/mosquito.html 12 November 2006

Fradin MS, Day JF. Comparative Efficacy of insect repellents against mosquito bites. The New England Journal of Medicine. Volume 347:13-18. Number 1 4 Juli 2002

Heal J.D. 2003. Natural Insect Repellent

http://www.allterrainco.com/_fileCabinet/herbal_armor_test_results.pdf 6 November 2003

Heidi E. Brown et al, 2008.Ecological Factors Associated With West Nile Virus Transmission, Northeastern United States

http://www.medscape.com/viewarticle/58480030 Desember 2008

I Dewa Gede Sura Dharma. 2009. Evaluasi Sistem Surveilance Penyakit Japanese Encephalitis Di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar

http://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.7_Dewa%20Gede%20Sura_01_09.pdf 7 Januari 2009

Ilkom IPB. 2007. Waspada Serangan Virus West Nile Pada Burung

http://ipb.symfony-indonesia.org/index.php/admin/news/detail/id/32b5b3408e39a31e3d4a1304 dd780f12/judul/waspada-serangan-virus-west-nile-pada-burung.html 10 November 2010

Ilmuku.com. 2007. Nyamuk.

http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php?id=1109&page=Nyamuk 20 Desember 2007

Indira Permanasari. 2009. Filariasis: Cacing Mini dan Kaki Gajah

http://222.124.179.75/katimuri/news/filariasis-cacing-mini-dan-kaki-gajah 19 November 2009

Infoapoteker. 2005. Cengkeh, Tanaman Asli Indonesia

http://www.apoteker.info/Pojok%20Herbal/cengkeh_tanaman_asli_indonesi a.htm 7 November 2005


(28)

45

Intaran Indonesia. 2008. Penggunaan NEEM untuk Pencegah Serangga

http://www.indoneem.com/cms5/index.php/tentang-neem/kegunaan-non-kesehatan.html 2 Juni 2010

Jerry et al., 2006 . Source Reduction.

http://www.co.galveston.tx.us/mosquito_control/source_reduction.htm. 1 Oktober 2008.

Karen Foster, 2009. The Life Cycle of the Culex Mosquito http://www.tinymosquito.com/culex.html

6 Februari 2008

Katz, M, Tracy, MD et al., Insect repellents: Historical Persectives and

NewDevelopments. J Am Acad Dermatol: vol. 58 number 5. Texas. 2008. Mei 2008

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan dan Percobaan Teori dan Aplikasi. RajaGrafindo Persada: Jakarta.2005

Lightle, Kimberly. 2008. How DEET Works

http://expertvoices.nsdl.org/connectingnews/2008/08/26/after-50-years-scientists-still-not-sure-how-deet-works/ 26 Agustus 2008

Marga Puspita Rini. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Cengkeh (Zysygium aromaticum) sebagai Repellent Nyamuk Culex sp

http://student-research.umm.ac.id/index.php/dept_of_biology/article/view/1728 25 September 2008

Maria. 2008. Culex Quinquefasciatus Penyebar Penyakit Kaki Gajah.

http://kesehatankeluarga.wordpress.com/2008/09/23/culex-quinquefasciatus-penyebar-penyakit-kaki-gajah/

23 September 2008

Medlineplus. 2010. Clove

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-clove.html 18 November 2010

Naibaho R.A.2010.Minyak atsiri

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16902/4/Chapter%20II.pdf 19 September 2010


(29)

46

Nasrin. 2008. Faktor – Fakto Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian

Filariasis di Kabupaten Bangka Barat.

http://eprints.undip.ac.id/18335/1/N_A_S_R_I_N.pdf 30 Jul 2008

Odentara Sembiring. 2009. Efektifitas Beberapa Isektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegepty.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7011/1/09E02235.pdf

3 September 2009

Okuno,T 2007. Seasonal Infection of Culex Mosquitos and Swine with Japanese encephalitis Virus

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2480955/ 6 Desember 2007

Parramatta City Council. 2006. Mosquitoes.

http://www.parracity.nsw.gov.au/live/my_home/plants_and_animals/mosqui tos21 Februari 2006

Prasetya Jati. 2007. Syzygium aromaticum.

http://images.toiusd.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RjqmkgoK Cp8AAC3emzw1/SoMeThiNk%20aBoUt%20Syzgium%20aromaticum.doc ?nmid=40966418 6 Februari 2007

Reyke Uloli. 2007. Tesis Analisa Faktor – Faktor Risiko Kejadian Filariasis di

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_(2040-H-2007).pdf 20 Februari 2007

Rumah Sakit Infeksi. 2007. Filariasis.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=32 15 Maret 2005

Science Kids. 2009. Mosquito Anatomy Diagram.

http://www.sciencekids.co.nz/pictures/animals/mosquitoanatomydiagram.ht ml19 Januari 2009

Service M.W. 2002. Medical Entomology for Students. 2nd ed. Cambridge (UK) : Cambridge Publisher. Pg. 6 -12, 19

Spielman, A., and M. D'Antonio. 2006. Mosquito: A Natural History of Our Most Persistent and Deadly Foe.


(30)

47

State.sd.us. 2004.West Nile Virus di Dakota Selatan

http://www.news-medical.net/news/2004/07/19/24/Indonesian.aspx?page=2 19 Juli 2004

Sweeny, K. Maryland Department of Agriculture Mosquito Control. 2002. http://www.mda.state.md.us/ 6 September 2004

The Taxonomicon. 2006. Taxon Tree.

http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=28507&tree=0.1&syn =1 11 Agustus 2006

The U.S. Food and Drugs Administration, 2009. New Vaccine to Prevent Japanese Encephalitis

http://www.ikatanapotekerindonesia.net/berita-farmasi/public-warning/941-fda-approves-new-vaccine-to-prevent-japanese-encephalitis.html 30 Maret 2009

Trongtokit et al.,2005. Botanical Medicine in Clinical Practice. Pg.810

uri.edu. 2009. Mosquito Life Cycle

http://www.uri.edu/research/eee/GIFS/mosquito_life_cycle.jpg 11 Juli 2009

Van Steenis, C. G. G. J. (1975). Flora Untuk Sekolah Indonesia. PT Pradnya Paramita: Jakarta Pusat. hal. 326-328.

Waluyo.2004. Parasitologi Medik (Helmintologi) : Pendekatan Aspek Identifikasi, Diagnosis, dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

WHO. 2001. Water-related diseases Japanese ecephalitis

http://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/encephalitis/en/

5 April 2001

WHO. 2007. Manual for the Laboratory Diagnosis of Japanese Encephalitis Virus Infection

http://www.who.int/immunization_monitoring/Manual_lab_diagnosis_JE.pd f 30 Maret 2007


(1)

Akhmadi. 2009. Daur Kehidupan nyamuk.

http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/405-daur-kehidupan-nyamuk.html 1 September 2009

Aksan, 2008. Tanaman

Cengkeh.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16474/4/Chapter% 20II.pdf 10 Mei 2008

Aldebian. 2009. Cara Kerja Nyamuk.

http://aldiena.qweinhorn.co.cc/2009/10/cara-kerja-nyamuk.html 23 Oktober 2009

Anna Petherick. 2008. How DEET jams insects' smell sensors

http://www.nature.com/news/2008/080313/full/news.2008.672.html

13 Maret 2008

Arda Dinata. 2008. Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang.

http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/nyamuk-arda.html 10 September 2008

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2008. Bahaya DEET pada Insect –

Repellent

www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/BahayaDEETpadaInsect.pdf 8 Agustus 2008

Bell et al., 2002. DEET (N,N-Diethyl-meta-toluamide) Chemical Technical Summary for Public Health and Public Safety Professionals

http://www.atsdr.cdc.gov/consultations/deet/health-effects.html6 Desember

2004

Bumblebee.org. 2007. Fast facts about Diptera

http://www.bumblebee.org/invertebrates/Diptera.htm 30 Desember 2007 Cathy Wong. 2006. Natural Mosquito Repellents

http://altmedicine.about.com/od/aznaturalremedyindex/a/mosquito.html 23 Juni 2006


(2)

2ClassNotes. 2009. Classification of Arthropoda Phylum

http://www.2classnotes.com/digital_notes.asp?p=Classification_of_Arthrop oda_Phylum 2 Januari 2009

Central for Disease Control and Prevention. 2010. Vectors of Lymphatic Filariasis http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/gen_info/vectors.html 2 November 2010

Chika C. 2010. Nyamuk Binatang Mematikan http://www.great-histories.co.cc/2010/06/binatang-paling-mematikan.html 4 Juni 2010

Craig Freudenrich, Ph.D. 2008. How Mosquitos Works.

http://animals.howstuffworks.com/insects/mosquito.htm Oktober 2008 Cyber School Indonesia. 2007. Jenis Nyamuk yang Biasa ada disekitar Rumah

Kita.

http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php?id=1109&page=Nyamuk Desember 2007

Citrosupomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. hal 7-47, 76-85, 91,

Dan Bensky et al. 2004. Chinese Herbal Medicine: Materia Medica, Third Edition

Desi Wijiati. 2010. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Canangium odoratum Baill) terhadap Daya Bunuh Larva Nyamuk Culex

quinquefasciatus.

http://etd.eprints.ums.ac.id/8562/1/A420060072.pdf 14 November 2010

Dian Sofianty P. 2009. Kolaborasi Cacing dan Nyamuk Yang Sebabkan Kaki Gajah.

http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/serba-serbi-filariasis-apa-dan-bagaimana-pencegahannya 5 November 2009

Ditzen, M., Pellegrino, M. & Vosshall, L. B. Science doi:10.1126/science.1153121 (2008).

Ermayani Dwi Astuti. 2009. Medical entomology

http://ermaynee.wordpress.com/2009/12/30/medical-entomology/ 30 Desember 2009


(3)

Field, Linda. 2010. DEET Mosquito Repellent Could Lose Its Bite. England’s Rothamsted Research

Institutehttp://www.wired.com/wiredscience/tag/linda-field 3 Mei 2010 Floore, Tom. 2006. Mosquito

http://www.kaweahoaks.com/html/mosquito.html 12 November 2006

Fradin MS, Day JF. Comparative Efficacy of insect repellents against mosquito bites. The New England Journal of Medicine. Volume 347:13-18. Number 1 4 Juli 2002

Heal J.D. 2003. Natural Insect Repellent

http://www.allterrainco.com/_fileCabinet/herbal_armor_test_results.pdf 6 November 2003

Heidi E. Brown et al, 2008.Ecological Factors Associated With West Nile Virus

Transmission, Northeastern United States

http://www.medscape.com/viewarticle/58480030 Desember 2008

I Dewa Gede Sura Dharma. 2009. Evaluasi Sistem Surveilance Penyakit Japanese Encephalitis Di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar

http://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.7_Dewa%20Gede%20Sura_01_09.pdf 7 Januari 2009

Ilkom IPB. 2007. Waspada Serangan Virus West Nile Pada Burung

http://ipb.symfony-indonesia.org/index.php/admin/news/detail/id/32b5b3408e39a31e3d4a1304 dd780f12/judul/waspada-serangan-virus-west-nile-pada-burung.html 10 November 2010

Ilmuku.com. 2007. Nyamuk.

http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php?id=1109&page=Nyamuk 20 Desember 2007

Indira Permanasari. 2009. Filariasis: Cacing Mini dan Kaki Gajah

http://222.124.179.75/katimuri/news/filariasis-cacing-mini-dan-kaki-gajah 19 November 2009

Infoapoteker. 2005. Cengkeh, Tanaman Asli Indonesia


(4)

Intaran Indonesia. 2008. Penggunaan NEEM untuk Pencegah Serangga

http://www.indoneem.com/cms5/index.php/tentang-neem/kegunaan-non-kesehatan.html 2 Juni 2010

Jerry et al., 2006 . Source Reduction.

http://www.co.galveston.tx.us/mosquito_control/source_reduction.htm. 1 Oktober 2008.

Karen Foster, 2009. The Life Cycle of the Culex Mosquito http://www.tinymosquito.com/culex.html

6 Februari 2008

Katz, M, Tracy, MD et al., Insect repellents: Historical Persectives and

NewDevelopments. J Am Acad Dermatol: vol. 58 number 5. Texas. 2008. Mei 2008

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan dan Percobaan Teori dan Aplikasi. RajaGrafindo Persada: Jakarta.2005

Lightle, Kimberly. 2008. How DEET Works

http://expertvoices.nsdl.org/connectingnews/2008/08/26/after-50-years-scientists-still-not-sure-how-deet-works/ 26 Agustus 2008

Marga Puspita Rini. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Cengkeh (Zysygium aromaticum) sebagai Repellent Nyamuk Culex sp

http://student-research.umm.ac.id/index.php/dept_of_biology/article/view/1728 25 September 2008

Maria. 2008. Culex Quinquefasciatus Penyebar Penyakit Kaki Gajah.

http://kesehatankeluarga.wordpress.com/2008/09/23/culex-quinquefasciatus-penyebar-penyakit-kaki-gajah/ 23 September 2008

Medlineplus. 2010. Clove

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-clove.html 18 November 2010

Naibaho R.A.2010.Minyak atsiri

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16902/4/Chapter%20II.pdf 19 September 2010


(5)

Nasrin. 2008. Faktor – Fakto Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian

Filariasis di Kabupaten Bangka Barat.

http://eprints.undip.ac.id/18335/1/N_A_S_R_I_N.pdf 30 Jul 2008 Odentara Sembiring. 2009. Efektifitas Beberapa Isektisida Terhadap Nyamuk

Aedes Aegepty.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7011/1/09E02235.pdf

3 September 2009

Okuno,T 2007. Seasonal Infection of Culex Mosquitos and Swine with Japanese encephalitis Virus

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2480955/ 6 Desember 2007

Parramatta City Council. 2006. Mosquitoes.

http://www.parracity.nsw.gov.au/live/my_home/plants_and_animals/mosqui

tos21 Februari 2006

Prasetya Jati. 2007. Syzygium aromaticum.

http://images.toiusd.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RjqmkgoK Cp8AAC3emzw1/SoMeThiNk%20aBoUt%20Syzgium%20aromaticum.doc

?nmid=40966418 6 Februari 2007

Reyke Uloli. 2007. Tesis Analisa Faktor – Faktor Risiko Kejadian Filariasis di

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_(2040-H-2007).pdf 20 Februari 2007

Rumah Sakit Infeksi. 2007. Filariasis.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=32 15 Maret 2005

Science Kids. 2009. Mosquito Anatomy Diagram.

http://www.sciencekids.co.nz/pictures/animals/mosquitoanatomydiagram.ht

ml19 Januari 2009

Service M.W. 2002. Medical Entomology for Students. 2nd ed. Cambridge (UK) :

Cambridge Publisher. Pg. 6 -12, 19

Spielman, A., and M. D'Antonio. 2006. Mosquito: A Natural History of Our Most Persistent and Deadly Foe.


(6)

State.sd.us. 2004.West Nile Virus di Dakota Selatan

http://www.news-medical.net/news/2004/07/19/24/Indonesian.aspx?page=2 19 Juli 2004

Sweeny, K. Maryland Department of Agriculture Mosquito Control. 2002. http://www.mda.state.md.us/ 6 September 2004

The Taxonomicon. 2006. Taxon Tree.

http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=28507&tree=0.1&syn =1 11 Agustus 2006

The U.S. Food and Drugs Administration, 2009. New Vaccine to Prevent Japanese Encephalitis

http://www.ikatanapotekerindonesia.net/berita-farmasi/public-warning/941-fda-approves-new-vaccine-to-prevent-japanese-encephalitis.html 30 Maret 2009

Trongtokit et al.,2005. Botanical Medicine in Clinical Practice. Pg.810 uri.edu. 2009. Mosquito Life Cycle

http://www.uri.edu/research/eee/GIFS/mosquito_life_cycle.jpg 11 Juli 2009

Van Steenis, C. G. G. J. (1975). Flora Untuk Sekolah Indonesia. PT Pradnya Paramita: Jakarta Pusat. hal. 326-328.

Waluyo.2004. Parasitologi Medik (Helmintologi) : Pendekatan Aspek Identifikasi, Diagnosis, dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

WHO. 2001. Water-related diseases Japanese ecephalitis

http://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/encephalitis/en/ 5 April 2001

WHO. 2007. Manual for the Laboratory Diagnosis of Japanese Encephalitis Virus Infection

http://www.who.int/immunization_monitoring/Manual_lab_diagnosis_JE.pd f 30 Maret 2007