Efek Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella asiatica L.) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana (WRS) Laki-Laki Dewasa.

(1)

EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN

(Centella asiatica L.)

TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS)

LAKI-LAKI DEWASA

Mikha Elkana, 2010, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, drs, dr.,AIF Pembimbing II : Rosnaeni, dra, Apt

Waktu reaksi cepat sangat dibutuhkan untuk menanggapi berbagai aksi, salah satunya dengan menggunakan obat tradisional yaitu herba pegagan (Centella asiatica L.). Tujuan penelitian untuk menilai efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap waktu reaksi sederhana (WRS) pada laki-laki dewasa.

Penelitian bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), desain pra-postes terhadap 30 subjek penelitan (SP). Data yang diukur adalah WRS (detik) terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan biru menggunakan chronoskop sebelum dan sesudah perlakuan selama 60 menit dengan interval 15 menit. Analisis data menggunakan uji t berpasangan, dengan α = 0.05. Kemaknaan berdasarkan nilai p<0.05, menggunakan perangkat lunak komputer. Hasil penelitian rerata WRS sebelum/sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan selama pengamatan 60 menit terhadap warna merah, kuning, hijau, dan biru berturut-turut adalah 0.146/0.089; 0.149/0.093; 0.142/0.096; 0.147/0.092 detik, menunjukkan penurunan WRS yang perbedaannya sangat signifikan (p<0.01).

Simpulan ekstrak etanol herba pegagan memperpendek WRS pada laki-laki dewasa.


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF PEGAGAN HERBA ETHANOL EXTRACT

(Centella asiatica L.)

ON SIMPLE REACTION TIME OF ADULT MALE

Mikha Elkana, 2010, 1st Tutor: Pinandojo Djojosoewarno, drs, dr.,AIF 2nd Tutor: Rosnaeni, dra, Apt

A short time reaction is needed to respond to an action. One of traditional medicine which can be used to reduce time reaction is herba pegagan (Centella asiatica L.). The objective of this research is to find out the effect of pegagan herba ethanol extract on simple reaction time of adult male.

The research uses real experimental method, Random Completed design, using the pre-test and post-test method for 30 subject of research. The variable measured is the simple reaction time for red, yellow, green and blue lights. The data was recorded by using kronoskop before and after test in 60 minutes with 15 minutes interval. The data was then analysed using the paired "t" test with α = 0.05. Signification based on p<0.05 using a computer program.

The reduction in simple reaction time of the subjects before/after drinking pegagan herba ethanol extract in 60 minutes, simple for the red, yellow, green and blue lights were 0.146/0.089; 0.149/0.093; 0.142/0.096; 0.147/0.092 seconds respectively with highly significant differences (p <0.01 ).

Conclusion: Pegagan herba ethanol extract reduces the simple reaction time of adult males.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...3

1.4.1 Manfaat akademis ...3

1.4.2 Manfaat praktis ...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ...3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ...3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ...4

1.6 Metodologi Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Waktu Reaksi ...5

2.1.1 Pengertian Waktu Reaksi ...5

2.1.2 Faktor yang memengaruhi Waktu Reaksi ...5


(4)

ix

2.3 Formatio reticularis...16

2.4 Pegagan ...17

2.4.1 Taksonomi Pegagan ...19

2.4.2 Kandungan kimia herba Pegagan ...19

2.2.3 Khasiat dan Efek samping Pegagan ...20

2.5 Hubungan Pegagan terhadap WRS ...20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...21

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ...21

3.1.2 Subjek Penelitian ...21

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...22

3.2 Metode Penelitian ...22

3.2.1 Desain Penelitian ...22

3.2.2 Variabel Penelitian ...22

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ...23

3.2.4 Cara Kerja Penelitian ...24

3.3 Analisis data...24

3.4 Hipotesis statistik ...24

3.5 Aspek etik penelitian ...25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan pembahasan Penelitian ...26

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ...29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...31

5.2 Saran ...31


(5)

Inform consent ...34 Lampiran ...35 Riwayat Hidup ...46


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama Pengamatan 60

Menit ... 26 Tabel 4.2 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada

Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan

Biru Untuk Waktu 15 Menit ... 27 Tabel 4.3 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada

Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan

Biru Untuk Waktu 30 Menit ... 27 Tabel 4.4 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada

Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan

Biru Untuk Waktu 45 Menit ... 27 Tabel 4.5 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada

Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan intensitas stimulus dengan waktu reaksi ... 6

Gambar 2.2 Hubungan tingkat kewaspadaan dengan waktu reaksi ... 7

Gambar 2.3 Proses pengolahan cahaya ... 16

Gambar 2.4 Formatio Reticularis ... 17

Gambar 2.5 Tanaman pegagan ... 18

Gambar 2.6 Daun pegagan ... 18

Gambar 2.7 Hubungan Pegagan terhadap WRS ... 20


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Komisi Etik Penelitian ... 34 Lampiran 2. Surat pernyataan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian

(informed consent)... 35 Lampiran 3. Lembar kerja penelitian ... 36 Lampiran 4. Data hasil penelitian ... 37 Lampiran 5. Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan sesudah perlakuan untuk warna merah ... 41 Lampiran 6. Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan sesudah perlakuan untuk warna kuning ... 42 Lampiran 7. Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan sesudah perlakuan untuk warna hijau ... 43 Lampiran 8. Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan sesudah perlakuan untuk warna biru ... 44


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Aktivitas dalam kehidupan sehari – hari di zaman modern, dituntut serba cepat, tepat dan butuh konsentrasi untuk menanggapi berbagai aksi. Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Dengan demikian reaksi yang cepat dan tepat akan memengaruhi terhadap kualitas hidup seseorang. Reaksi untuk menanggapi aksi disebut waktu reaksi, yang responnya dapat cepat atau lambat.

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua macam, yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk (WRM). Waktu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, latihan, kelelahan, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi obat-obatan, dan lain-lain (Kosinski, 2012). Perangsangan pada sistem saraf pusat (SSP) diduga akan mempercepat waktu reaksi. Obat-obat yang memengaruhi SSP dapat berasal dari alami, kimia dan sintetik. Bahan alami yang memengaruhi SSP berasal dari herbal antara lain: teh/Camelia sinensis L., pala/Myristica fragrans Houtt, kopi/Coffea arabica L. dan pegagan/Centella asiatica L. (Iwasaki, 1995).

Pegagan secara empiris sudah dikenal sebagai obat tradisional sejak dahulu, bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat adalah seluruh bagian tanaman yang disebut herba pegagan (Centellae herba). Herba pegagan di masyarakat luas digunakan sebagai obat batuk, masuk angin, mimisan, penyembuh luka dan disentri (Iwasaki, 1995). Dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui manfaat lain dari pegagan. Hasil penelitian menunjukan bahwa herba pegagan, diketahui berpengaruh untuk meningkatkan memori, anti-inflamasi, penyembuh luka (Suguna, et al., 1996).


(10)

2

Penelitian lain menunjukan bahwa pegagan memengaruhi pada SSP, kelainan kulit, gangguan pencernaan (Subathra, et al., 2005), dan anti-oksidan (Zainol, et al., 2003). Penelitian obat tradisional mengalami perkembangan yang cukup pesat, demikian pula perkembangan bentuk sediaan obat tradisional mengalami perubahan. Obat tradisional dahulu diolah dan dikonsumsi dengan cara sederhana, misalkan dibuat dengan cara menyeduh dan merebus simplisia yang akan digunakan. Saat ini penggunaan obat tradisional lebih praktis dalam bentuk kapsul dengan kandungan ekstrak dari simplisia yang digunakan. Pegagan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai obat tradisional produksi PT.B, dipasarkan dalam bentuk kapsul dengan kandungan ekstrak etanol herba pegagan. Keuntungannya pemakaian lebih praktis, dosis yang digunakan lebih akurat, dan distribusi obat lebih luas.

Penelitian tentang efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap kewaspadaan, memori, dan ketelitian sudah pernah dilakukan sebelumnya dengan hasil yang siignifikan, tetapi penelitian ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS belum pernah dilakukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS pada laki-laki dewasa.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol herba pegagan berefek memperpendek WRS laki-laki dewasa.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk mengetahui herbal yang memengaruhi susunan saraf pusat (SSP).

Tujuan penelitian untuk menilai efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS laki-laki dewasa.


(11)

3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademis

Menambah wawasan pengetahuan dalam bidang Farmakologi, tumbuhan obat, dan Fisiologi SSP yang memengaruhi SSP khususnya terhadap WRS.

1.4.2 Manfaat praktis

Apabila penelitian ini terbukti dapat memberikan informasi pada masyarakat bahwa herba pegagan dapat memperpendek WRS sehingga dapat diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari yang memerlukan konsentrasi.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Obat – obat yang memengaruhi SSP, efeknya dapat merangsang atau menginhibisi formatio reticularis. Obat yang berefek merangsang bekerja dengan cara menginhibisi Glutamic Acid Dekarboksilase (GAD) dan Gama Aminobutyric Acid Transaminase (GABA), akibat terinhibisisnya GABA maka kewaspadaan akan meningkat (R.Awad, 2007).

Herba pegagan antara lain mengandung senyawa triterpenoid dan flavanoid. Flavonoid berefek menginhibisi GAD dan GABA pada SSP, sehingga memengaruhi kewaspadaan dan konsentrasi. Dengan demikian karena herba pegagan mengandung triterpenoid dan flavonoid seperti mekanisme yang sudah diterangkan di atas, mengakibatkan WRS memendek (R.Awad, 2007).

Penelitian B. Sathya dan R. Uthaya Ganga, dari Govt. Siddha Medical College, Palayamkottai, India, menjelaskan bahwa triterpenoid yang terkandung dalam pegagan, dapat merevitalisasi pembuluh darah, sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar, memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi lebih baik. Dengan demikian dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kewaspadaan (N.P.Sahu, 1989). Daya ingat, konsentrasi dan kewaspadaan


(12)

4

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak etanol herba pegagan berefek memperpendek WRS laki-laki dewasa.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), desain pra dan postes terhadap 30 subjek penelitan (SP). Data yang diukur adalah WRS (detik) terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan biru menggunakan chronoskop sebelum dan sesudah perlakuan selama 60’ dengan


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol herba pegagan berefek memperpendek waktu reaksi sederhana (WRS) laki-laki dewasa.

5.2 Saran

Penelitian “Efek Ekstrak etanol herba pegagan Terhadap Waktu Reaksi Sederhana Laki-laki Dewasa” perlu dilanjutkan :

- Menggunakan stimulus lain.

- Lama pengamatan penelitian dilakukan lebih lama. - Menggunakan subjek penelitian dengan umur ≥ 50 tahun.

Ekstrak etanol herba pegagan memperpendek WRS laki-laki dewasa sehingga dapat dikonsumsi bagi individu yang membutuhkan reaksi cepat dalam kehidupan sehari-hari.


(14)

45

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mikha Elkana

NRP : 1010065

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 7 Juli 1992

Agama : Kristen

Alamat : Taman Kopo Indah II ruko 1-b nomor 6

Riwayat Pendidikan :

1996-1998 TKK Permata Balita, Bandung

1998-2004 SDK Taman Holis Indah BPK Penabur, Bandung

2004-2007 SMPK Taman Holis Indah BPK Penabur, Bandung

2007-2010 SMAK 2 BPK Penabur, Bandung

2010-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(15)

EFEK EKSTRAK ETHANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP

WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS) LAKI-LAKI DEWASA

Mikha Elkana1, Pinandojo Djojosoewarno2, Rosnaeni3

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

2. Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 3. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia ABSTRAK

Waktu reaksi cepat sangat dibutuhkan untuk menanggapi berbagai aksi, salah satunya dengan menggunakan obat tradisional yaitu herba pegagan (Centella asiatica L.). Tujuan penelitian untuk menilai efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap waktu reaksi sederhana (WRS) pada laki-laki dewasa.

Penelitian bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), desain pra-postes terhadap 30 subjek penelitan (SP). Data yang diukur adalah WRS (detik) terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan biru menggunakan chronoskop sebelum dan sesudah perlakuan selama 60 menit dengan interval 15 menit. Analisis data menggunakan uji t berpasangan, dengan α = 0.05. Kemaknaan berdasarkan nilai p<0.05, menggunakan perangkat lunak komputer.

Hasil penelitian rerata WRS sebelum/sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan selama pengamatan 60 menit terhadap warna merah, kuning, hijau, dan biru berturut-turut adalah 0.146/0.089; 0.149/0.093; 0.142/0.096; 0.147/0.092 detik, menunjukkan penurunan WRS yang perbedaannya sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan ekstrak etanol herba pegagan memperpendek WRS pada laki-laki dewasa.

Kata kunci : herba pegagan, waktu reaksi sederhana laki-laki dewasa

ABSTRACT

A short time reaction is needed to respond to an action. One of traditional medicine which can

be used to reduce time reaction is herba pegagan (Centella asiatica L.). The objective of this

research is to find out the effect of pegagan herba ethanol extract on simple reaction time of adult male.

The research uses real experimental method, Random Completed design, using the pre-test and post-test method for 30 subject of research. The variable measured is the simple reaction time for red, yellow, green and blue lights. The data was recorded by using kronoskop before and after test in 60 minutes with 15 minutes interval. The data was then analysed using the paired "t" test with α = 0.05. Signification based on p<0.05 using a computer program.

The reduction in simple reaction time of the subjects before/after drinking pegagan herba ethanol extract in 60 minutes, simple for the red, yellow, green and blue lights were 0.146/0.089; 0.149/0.093; 0.142/0.096; 0.147/0.092 seconds respectively with highly significant differences (p <0.01 ).

Conclusion: Pegagan herba ethanol extract reduces the simple reaction time of adult males. Keywords: pegagan herba, simple reaction time of adult male


(16)

PENDAHULUAN

Aktivitas dalam kehidupan sehari–hari dituntut serba cepat, tepat dan butuh konsentrasi untuk menanggapi berbagai aksi. Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Dengan demikian reaksi yang cepat dan tepat akan memengaruhi terhadap kualitas hidup seseorang. Reaksi untuk menanggapi aksi disebut waktu reaksi, yang responnya dapat cepat atau lambat. Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang

diberikan(1). Perangsangan pada sistem saraf pusat (SSP) diduga akan

mempercepat waktu reaksi. Obat-obat yang memengaruhi SSP dapat berasal dari alami, kimia dan sintetik. Bahan alami yang memengaruhi SSP berasal dari herbal antara lain: teh/Camelia sinensis L., pala/Myristica fragrans Houtt, kopi/Coffea arabica L. dan pegagan/Centella asiatica L.(2).

Pegagan secara empiris sudah dikenal sebagai obat tradisional sejak dahulu, bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat adalah seluruh bagian tanaman yang disebut herba pegagan (Centellae herba). Hasil penelitian membuktikan bahwa herba pegagan, diketahui berpengaruh untuk

meningkatkan memori, anti-inflamasi, penyembuh luka(3).

Penelitian tentang efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap kewaspadaan, memori, dan ketelitian sudah pernah dilakukan sebelumnya dengan hasil yang siignifikan, tetapi penelitian ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS belum pernah dilakukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS pada laki-laki dewasa.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian untuk menilai efek ekstrak herba pegagan terhadap WRS laki-laki dewasa.

METODE

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), desain pra dan postes terhadap 30 subjek penelitan (SP). Data yang diukur adalah WRS (detik) terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan biru

menggunakan chronoskop sebelum dan sesudah perlakuan selama 60’ dengan

interval 15’. Analisis data menggunakan uji t berpasangan, dengan α = 0.05. Penelitian dilakukan dari Desember 2012 sampai Oktober 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah chronoscop, air mineral 250ml, kapsul ekstrak etanol herba pegagan, timer.

Sehari sebelum penelitian, subjek penelitian harus cukup istirahat dan tidak boleh melakukakan aktivitas fisik yang melelahkan, tidak boleh mengonsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan yang merangsang maupun menghambat SSP.


(17)

Prosedur Pengukuran WRS

1. Subjek penelitian beristirahat selama 10 menit dan meminum air mineral 250ml sebelum diberi perlakuan.

2. Ukur WRS secara berturut – turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru

masing-masing sebanyak 5 kali, lalu masing-masing diambil reratanya.

3. Subjek penelitian meminum ekstrak herba pegagan dalam bentuk kapsul sebanyak 2 buah dengan dosis @550mg beserta air mineral 250 ml.

4. Sesudah 15 menit, ukur lagi WRS secara berturut-turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing sebanyak 5 kali, kemudian masing-masing diambil rerataa.kemudian masing-masing-masing-masing diambil reratanya kemudian, masing-masing diambil reratanya.

5. Setiap 15 menit ukur lagi WRS secara berturut-turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing sebanyak 5 kali, kemudian masing-masing diambil reratanya sampai menit 60.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil :

Tabel 1 Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama Pengamatan 60 Menit

Warna n WRS (detik) thit p

Sebelum Sesudah

Merah 30 0,146 0,089 10,442 ,000**

Kuning 30 0,149 0,093 8,876 ,000**

Hijau 30 0,142 0,096 6,450 ,000**

Biru 30 0,147 0,092 7,905 ,000**

Dari 3yste 1 diperoleh WRS sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan lebih cepat daripada WRS sebelum meminum ekstrak etanol herba pegagan untuk semua jenis warna yang diujikan. Dan dilihat dari hasil analisis didapatkan p .000. Hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan.


(18)

Gambar 1 Grafik rerata pengamatan WRS selama 60 menit

Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat WRS setelah meminum ekstrak etanol herba pegagan semakin memendek sampai pada menit 45 pada puncaknya untuk semua warna. Setelah itu, WRS mulai memanjang kembali pada menit

berikutnya. Ini disebabkan karena pengaruh Onset Of Action (OOA) dari pegagan

yang mencapai 45 menit setelah masuk ke dalam saluran pencernaan. DISKUSI

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Perangsangan pada 4ystem saraf pusat (SSP) diduga akan mempercepat waktu reaksi.

Pegagan bekerja dengan cara menginhibisi Glutamic Acid Dekarboksilase (GAD) dan Gama Aminobutyric Acid Transaminase (GABA) pada system saraf

pusat, sehingga akan memperpendek waktu reaksi(4). Selain itu juga, kandungan

triterpenoid yang ada di dalam herba pegagan mampu melancarkan pasokan darah ke otak, sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak bertambah(5).

Keadaan ini menyebabkan suatu kondisi waspada, sehingga dapat

memperpendek waktu reaksi(6).

SIMPULAN

Ekstrak etanol herba pegagan berefek memperpendek waktu reaksi sederhana (WRS) laki-laki dewasa.

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16

0 15 30 45 60

W RS ( d et ik) merah kuning hijau biru waktu (menit)


(19)

SARAN

Penelitian “Efek Ekstrak etanol herba pegagan Terhadap Waktu Reaksi

Sederhana Laki-laki Dewasa” perlu dilanjutkan :

- Menggunakan stimulus lain.

- Lama pengamatan penelitian dilakukan lebih lama.

- Menggunakan subjek penelitian dengan umur ≥ 50 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Houssay, 1955. Human physiology 2nd Ed. USA: Mc Graw Hill Company.

2. Iwasaki, T., 1995. indeks tumbuh - tumbuhan obat di Indonesia edisi ke 2. PT Eisai Indonesia.

3. Suguna, L., Sivakumar, P. & Chandrakasan, G., 1996. Effects of Centella asiatica extract on dermal wound healing in rats. Indian Journal of Experimental Biology, pp. 208-1211.

4. R.Awad, P. P. Z. V. a. J., 2007. Effect of traditional ad anxiolytic botanials on enzymes of the GABA system. Dalam: Canadian Journal of Physiology and Pharmacology vol85 no9, pp. 933 - 942.

5. N.P.Sahu, S. a. S., 1989. Spectroscopic determination of structures of triterpenoid. Phytocemistry vol28 no 10, pp. 2852-2854.


(20)

32

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. (2009). pengaruh ekstrak pegagan (Centella asiatica L.) terhadap efek sedasi pada mencit balb/c. Diambil kembali February 20, 2013, dari

www.eprints.undip.ac.id/8081/1/Rizki Amalia.pdf.

Ani Kurniawati, L. K. (2005). pertumbuhan, produksi dan kandungan triterpenoid dua jenis pegagan sebagai bahan obat pada berbagai tingkat naungan. Diambil kembali February 26, 2013, dari www.journal.ipb.ac.id.

de Pandua LS, B. N. (1999). Plant resources of South-East Asia no 12. Dalam Medicinal and poisoous Plants. Bogor.

Drake, R., Vogl, W., & Mitchell, A. (2005). Grays Anatomi for Student. Elsevier. Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th edition

ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.

Houssay. (1955). Human physiology 2nd Ed. USA: Mc Graw Hill Company. IPTEK net. Sentra Informasi IPTEK. (2005). tanaman obat indonesia. Diambil

kembali Juni 15, 2013, dari www. iptek.net.id.

Iwasaki, T. (1995). indeks tumbuh - tumbuhan obat di Indonesia edisi ke 2. PT Eisai Indonesia.

Kosinski, R. J. (2012, September). Dipetik January 10, 2013, dari http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm

Mardiana, L. (2012). Dalam Daun ajaib tumpas penyakit (hal. 131).

N.P.Sahu, S. a. (1989). Spectroscopic determination of structures of triterpenoid. Phytocemistry vol28 no 10, 2852-2854.

R.Awad, P. P. (2007). Effect of traditional ad anxiolytic botanials on enzymes of the GABA system. Canadian Journal of Physiology and Pharmacology vol85 no9.


(21)

33

Subathra, M., Samuel, S., Marimuthu, S., Muthuswamy, A., & Chinnakkanu, P. (2005). Energing role of Centella asiatica in improving age-related

neurological antioxidant status.

Subban R, V. M. (2008). Two new flavonoids from Centella asiatica. J. Nat. Med. Sudarsono, dkk. (2002). Dalam Tumbuhan obat II. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada Sekip Utara (hal.41).

Suguna, L., Sivakumar, P., & Chandrakasan, G. (1996). Effects of Centella asiatica extract on dermal wound healing in rats. Indian Journal of Experimental Biology, 208-1211.

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. (1971). Reaction time. In:Experimental Psychology Revised Edition. New york: Oxford and IBH Publishing CO. www.healthzone.medktv.com. Diambil Juni 15, 2013

www. taibnet. sinica.edu.tw. Diambil kembali Juni 15, 2013, dari /uploads moves/2010118224693 202322.jpg.

www.lilachrysikou.wordpress.com. Diambil Juni 15, 2013

Zainol, M., Abd-Hamid, A., Yusof, S., & Muse, R. (2003). Antioxidant activity and total phenolic compounds of leaf, root and petiole of four accesions of Centella asiatica. 575-581.


(1)

PENDAHULUAN

Aktivitas dalam kehidupan sehari–hari dituntut serba cepat, tepat dan butuh konsentrasi untuk menanggapi berbagai aksi. Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Dengan demikian reaksi yang cepat dan tepat akan memengaruhi terhadap kualitas hidup seseorang. Reaksi untuk menanggapi aksi disebut waktu reaksi, yang responnya dapat cepat atau lambat. Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan(1). Perangsangan pada sistem saraf pusat (SSP) diduga akan mempercepat waktu reaksi. Obat-obat yang memengaruhi SSP dapat berasal dari alami, kimia dan sintetik. Bahan alami yang memengaruhi SSP berasal dari herbal antara lain: teh/Camelia sinensis L., pala/Myristica fragrans Houtt, kopi/Coffea arabica L. dan pegagan/Centella asiatica L.(2).

Pegagan secara empiris sudah dikenal sebagai obat tradisional sejak dahulu, bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat adalah seluruh bagian tanaman yang disebut herba pegagan (Centellae herba). Hasil penelitian membuktikan bahwa herba pegagan, diketahui berpengaruh untuk meningkatkan memori, anti-inflamasi, penyembuh luka(3)

.

Penelitian tentang efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap kewaspadaan, memori, dan ketelitian sudah pernah dilakukan sebelumnya dengan hasil yang siignifikan, tetapi penelitian ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS belum pernah dilakukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti efek ekstrak etanol herba pegagan terhadap WRS pada laki-laki dewasa.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian untuk menilai efek ekstrak herba pegagan terhadap WRS laki-laki dewasa.

METODE

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), desain pra dan postes terhadap 30 subjek penelitan (SP). Data yang diukur adalah WRS (detik) terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan biru menggunakan chronoskop sebelum dan sesudah perlakuan selama 60’ dengan interval 15’. Analisis data menggunakan uji t berpasangan, dengan α = 0.05. Penelitian dilakukan dari Desember 2012 sampai Oktober 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah chronoscop, air mineral 250ml, kapsul ekstrak etanol herba pegagan, timer.

Sehari sebelum penelitian, subjek penelitian harus cukup istirahat dan tidak boleh melakukakan aktivitas fisik yang melelahkan, tidak boleh mengonsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan yang merangsang maupun menghambat SSP.


(2)

Prosedur Pengukuran WRS

1

. Subjek penelitian beristirahat selama 10 menit dan meminum air mineral 250ml sebelum diberi perlakuan.

2. Ukur WRS secara berturut – turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing-masing sebanyak 5 kali, lalu masing-masing diambil reratanya.

3. Subjek penelitian meminum ekstrak herba pegagan dalam bentuk kapsul sebanyak 2 buah dengan dosis @550mg beserta air mineral 250 ml.

4. Sesudah 15 menit, ukur lagi WRS secara berturut-turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing sebanyak 5 kali, kemudian masing-masing diambil rerataa.kemudian masing-masing-masing-masing diambil reratanya kemudian, masing-masing diambil reratanya.

5. Setiap 15 menit ukur lagi WRS secara berturut-turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing sebanyak 5 kali, kemudian masing-masing diambil reratanya sampai menit 60.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil :

Tabel 1 Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama Pengamatan 60 Menit

Warna n WRS (detik) thit p

Sebelum Sesudah

Merah 30 0,146 0,089 10,442 ,000**

Kuning 30 0,149 0,093 8,876 ,000**

Hijau 30 0,142 0,096 6,450 ,000**

Biru 30 0,147 0,092 7,905 ,000**

Dari 3yste 1 diperoleh WRS sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan lebih cepat daripada WRS sebelum meminum ekstrak etanol herba pegagan untuk semua jenis warna yang diujikan. Dan dilihat dari hasil analisis didapatkan p .000. Hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah meminum ekstrak etanol herba pegagan.


(3)

Gambar 1 Grafik rerata pengamatan WRS selama 60 menit

Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat WRS setelah meminum ekstrak etanol herba pegagan semakin memendek sampai pada menit 45 pada puncaknya untuk semua warna. Setelah itu, WRS mulai memanjang kembali pada menit berikutnya. Ini disebabkan karena pengaruh Onset Of Action (OOA) dari pegagan yang mencapai 45 menit setelah masuk ke dalam saluran pencernaan.

DISKUSI

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Perangsangan pada 4ystem saraf pusat (SSP) diduga akan mempercepat waktu reaksi.

Pegagan bekerja dengan cara menginhibisi Glutamic Acid Dekarboksilase (GAD) dan Gama Aminobutyric Acid Transaminase (GABA) pada system saraf pusat, sehingga akan memperpendek waktu reaksi(4). Selain itu juga, kandungan triterpenoid yang ada di dalam herba pegagan mampu melancarkan pasokan darah ke otak, sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak bertambah(5). Keadaan ini menyebabkan suatu kondisi waspada, sehingga dapat memperpendek waktu reaksi(6).

SIMPULAN

Ekstrak etanol herba pegagan berefek memperpendek waktu reaksi sederhana (WRS) laki-laki dewasa.

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16

0 15 30 45 60

W

RS

(

d

et

ik)

merah kuning

hijau

biru


(4)

SARAN

Penelitian “Efek Ekstrak etanol herba pegagan Terhadap Waktu Reaksi Sederhana Laki-laki Dewasa” perlu dilanjutkan :

- Menggunakan stimulus lain.

- Lama pengamatan penelitian dilakukan lebih lama. - Menggunakan subjek penelitian dengan umur ≥ 50 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Houssay, 1955. Human physiology 2nd Ed. USA: Mc Graw Hill Company. 2. Iwasaki, T., 1995. indeks tumbuh - tumbuhan obat di Indonesia edisi ke 2. PT Eisai

Indonesia.

3. Suguna, L., Sivakumar, P. & Chandrakasan, G., 1996. Effects of Centella asiatica extract on dermal wound healing in rats. Indian Journal of Experimental Biology, pp. 208-1211.

4. R.Awad, P. P. Z. V. a. J., 2007. Effect of traditional ad anxiolytic botanials on enzymes of the GABA system. Dalam: Canadian Journal of Physiology and Pharmacology vol85 no9, pp. 933 - 942.

5. N.P.Sahu, S. a. S., 1989. Spectroscopic determination of structures of triterpenoid. Phytocemistry vol28 no 10, pp. 2852-2854.


(5)

32

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. (2009). pengaruh ekstrak pegagan (Centella asiatica L.) terhadap efek

sedasi pada mencit balb/c. Diambil kembali February 20, 2013, dari

www.eprints.undip.ac.id/8081/1/Rizki Amalia.pdf.

Ani Kurniawati, L. K. (2005). pertumbuhan, produksi dan kandungan triterpenoid

dua jenis pegagan sebagai bahan obat pada berbagai tingkat naungan.

Diambil kembali February 26, 2013, dari www.journal.ipb.ac.id.

de Pandua LS, B. N. (1999). Plant resources of South-East Asia no 12. Dalam

Medicinal and poisoous Plants. Bogor.

Drake, R., Vogl, W., & Mitchell, A. (2005). Grays Anatomi for Student. Elsevier.

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th edition

ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.

Houssay. (1955). Human physiology 2nd Ed. USA: Mc Graw Hill Company.

IPTEK net. Sentra Informasi IPTEK. (2005). tanaman obat indonesia. Diambil

kembali Juni 15, 2013, dari www. iptek.net.id.

Iwasaki, T. (1995). indeks tumbuh - tumbuhan obat di Indonesia edisi ke 2. PT

Eisai Indonesia.

Kosinski, R. J. (2012, September). Dipetik January 10, 2013, dari

http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm

Mardiana, L. (2012). Dalam Daun ajaib tumpas penyakit (hal. 131).

N.P.Sahu, S. a. (1989). Spectroscopic determination of structures of triterpenoid.

Phytocemistry vol28 no 10, 2852-2854.

R.Awad, P. P. (2007). Effect of traditional ad anxiolytic botanials on enzymes of

the GABA system. Canadian Journal of Physiology and Pharmacology vol85

no9.


(6)

33

Subathra, M., Samuel, S., Marimuthu, S., Muthuswamy, A., & Chinnakkanu, P.

(2005). Energing role of Centella asiatica in improving age-related

neurological antioxidant status.

Subban R, V. M. (2008). Two new flavonoids from Centella asiatica. J. Nat. Med.

Sudarsono, dkk. (2002). Dalam Tumbuhan obat II. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada Sekip Utara (hal.41).

Suguna, L., Sivakumar, P., & Chandrakasan, G. (1996). Effects of Centella

asiatica extract on dermal wound healing in rats. Indian Journal of

Experimental Biology, 208-1211.

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. (1971). Reaction time. In:Experimental

Psychology Revised Edition. New york: Oxford and IBH Publishing CO.

www.healthzone.medktv.com. Diambil Juni 15, 2013

www. taibnet. sinica.edu.tw. Diambil kembali Juni 15, 2013, dari /uploads

moves/2010118224693 202322.jpg.

www.lilachrysikou.wordpress.com. Diambil Juni 15, 2013

Zainol, M., Abd-Hamid, A., Yusof, S., & Muse, R. (2003). Antioxidant activity

and total phenolic compounds of leaf, root and petiole of four accesions of

Centella asiatica. 575-581.