EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) Evaluasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Dengan Metode Work Load Analysis (WLA) Dan Work Force Analysis (WFA) Di PT. Trikartika Megah.
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL
DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
HENIYATI
D 600 050 034
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN
METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
Oleh:
Much. Djunaedi, Siti Nadhiroh, Heniyati
ABSTRAKSI
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Oleh
karena itu perusahaan harus mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam proses produksi sehingga diharapkan segala bentuk pemborosan dapat
dihindarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu standar yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk Eternit, untuk mengevaluasi
jumlah tenaga kerja dan untuk menentukan jumlah tenaga kerja secara optimal
yang dibutuhkan dibagian produksi Eternit.
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang bergerak dibidang
Produksi bahan – bahan bangunan. Pengambilan data dilakukan melalui interview,
observasi dan dokumentasi. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik
pengolahan data dilakukan dengan metode work load analysis dan work force
analysis.
Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu penyelesaian
eternit adalah selama 1.959,18 detik/unit. Tenaga kerja yang dibutuhkan
berdasarkan work load analysis sebanyak 21 pekerja. Namun kondisi yang ada
sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini
menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang. Artinya
perusahaan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada sehingga dapat
menghemat pengeluaran. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work
force analysis sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini
perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan
adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kata Kunci : work load analysis, work force analysis, tenaga kerja.
PENDAHULUAN
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Tenaga
kerja merupakan sumber pengeluaran biaya produksi terbesar di banding biaya
produksi lainnya. Dengan melihat peranan tenaga kerja yang sangat berpengaruh
dalam perusahaan, maka jika terjadi pengelolaan aspek manajemen yang salah
dapat mengakibatkan kerugian yang besar bahkan kebangkrutan bagi perusahaan.
Baik dari segi penempatan, penugasan maupun jumlah tenaga kerja harus
disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan sehingga tidak
mengakibatkan kerugian yang bersifat menghambat kemajuan produksi dan
pemborosan.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi harus
diperhatikan sehingga segala bentuk pemborosan dapat dihindarkan. Perusahaan
dapat berproduksi sesuai dengan target produksi. Dengan menyeimbangkan antara
jumlah tenaga kerja dan produksi secara optimal diharapkan bisa mengurangi
pemborosan baik dalam tenaga kerja itu sendiri maupun biaya-biaya yang
digunakan dalam proses produksi.
Penentuan tenaga kerja yang optimal secara kualitatif digunakan anggapan
bahwa tenaga kerja didalam perusahaan ini mempunyai skill atau kemampuan
yang sama. Berdasarkan anggapan tersebut diharapkan bisa memperlancar
prosedur produksi. Dari uraian latar belakang diatas maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat untuk
memenuhi target produksi yang optimal.
LANDASAN TEORI
Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)
Analisa beban kerja (Work Load Analysis) adalah penentuan jumlah
karyawan/tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja
tertentu pada waktu yang tertentu pula. Hasil yang diperoleh bukanlah merupakan
suatu angka yang pasti sebab prestasi kerja karyawan jelas dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Tetapi analisa tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan untuk menentukan banyaknya karyawan yang diperlukan.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia
yang dibutuhkan untuk merangkum suatu pekerjaan dan berapa jumlah beban
yang dilimpahkan kepada seorang pekerja. Untuk penentuan jumlah unit yang
dapat diselesaikan oleh karyawan ditentukan oleh besarnya waktu standart.
Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis)
Analisa kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisa terhadap
kemampuan tenaga kerja yang sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan jumlah
karyawan. Dianalisa apakah tenaga kerja yang ada sekarang ada ini sebenarnya
bila diatur kembali dapat memenuhi kebutuhan atau tidak. Kalau belum
memenuhi kebutuhan, tentunya berusaha menarik tenaga dari luar.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang beralamat di Jl. SoloSemarang Km 5 Salatiga. Perusahaan ini bergerak dibidang Produksi bahan –
bahan bangunan. Adapun langkah-langkah metode pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Peramalan penjualan
Untuk peramalan produksi data yang diolah dengan menggunakan program
Win Qs.30. Kriteria kesalahan hasil peramalan yang paling kecil didasarkan
pada nilai MAD (Mean Absolute Deviation) terkecil.
2. Penentuan waktu baku
a. Uji kecukupan data
b. Uji keseragaman data
c. Menentukan Waktu Siklus (Ws)
d. Menentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
e. Menentukan Waktu Normal (Wn)
f. Menentukan Waktu Baku (Wb)
3. Penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja (Work
Load
Analysis)
4. Penentuan kebutuhan tenaga kerja (Work Force Analysis)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun data waktu penyelesaian produk eternit hasil pengamatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Data pengamatan proses produksi eternit selama 1 – 7 oktober 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
I
160
162
160
161
158
160
163
160
160
160
161
157
158
162
160
160
160
158
159
160
160
160
159
159
161
163
163
162
160
161
II
425
420
423
430
420
420
425
420
421
419
421
425
420
420
424
425
424
424
423
425
422
423
420
420
419
419
420
419
421
420
Stasiun Kerja (detik)
III
IV
60
450
67
455
65
460
60
450
60
460
74
440
70
445
74
460
60
458
60
462
73
450
75
460
70
458
73
450
72
460
65
440
68
445
69
443
70
460
60
440
65
445
74
460
73
458
70
455
60
450
65
455
70
460
75
450
70
459
68
457
V
75
80
78
75
75
80
75
75
80
78
75
80
78
75
75
80
79
76
77
75
75
80
75
75
78
75
80
78
77
80
VI
300
310
305
300
300
310
304
306
300
300
308
309
310
305
300
300
310
310
305
300
310
304
306
310
308
306
300
300
305
302
Adapun banyaknya permintaan atau order pesanan produk eternit selama
bulan Juli 2011 – Juni 2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2
Data permintaan eternit selama bulan Juli 2011 – Juni 2012
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Permintaan (unit)
1841
3006
2150
2145
3120
2542
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Permintaan (unit)
3290
2720
3140
2815
2650
3425
Absensi
karyawan
merupakan
ketidakhadiran
karyawan
dalam
menyelesaikan pekerjaan. Data absensi karyawan selama periode penelitian
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3
Data absensi karyawan
Bulan
Data Absensi Bulan
Juli
12
Januari
Agustus
3
Februari
September
3
Maret
Oktober
12
April
November
12
Mei
Desember
4
Juni
Data Absensi
7
7
8
5
4
7
Peramalan
Hasil peramalan menunjukkan bahwa nilai MAD terkecil ada pada
peramalan dengan metode exponential smoothing with linear trend sebesar
387,16. Sehingga hasil peramalan metode tersebut yang akan digunakan sebagai
dasar untuk tahun berikutnya. Hasil peramalan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Permintaan hasil peramalan Juli 2012 – Juni 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
permintaan (unit)
3451,897
3547,454
3643,011
3738,568
3834,125
3929,681
4025,238
4120,795
4216,352
4311,908
4407,465
4503,021
Pembulatan
(unit)
3.452
3.547
3.643
3.739
3.834
3.930
4.025
4.121
4.216
4.312
4.407
4.503
Perhitungan Waktu Baku
Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data ini menggunakan tingkat ketelitian 95% dan tingkat
kepercayaan 5%. Dengan demikian nilai k yang digunakan dalam perhitungan
sebesar 2 dengan s sebesar 0,05. Hasil uji kecukupan seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil uji kecukupan
ΣX2
N
N' Keterangan
(ΣX)2
23.107.249
770.307 30 0,14
Cukup
160.199.649 5.340.191 30 0,06
Cukup
4.141.225
138.847 30 9,34
Cukup
184.824.025 6.162.265 30 0,38
Cukup
5.354.596
178.620 30 1,20
Cukup
83.594.449 2.786.953 30 0,27
Cukup
ΣX
4.807
12.657
2.035
13.595
2.314
9.143
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Uji Keseragaman Data
Hasil perhitungan uji keseragaman data untuk masing-masing stasiun kerja
disajikan pada tabel berikut.
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
x
160,23
421,90
67,83
453,17
77,13
304,77
Tabel 6
Rekapitulasi hasil uji keseragaman data
x *δ
δ
BKA
BKB
Keterangan
1,48 236,52 869,80
-549,33
Data seragam
2,60 1096,67 3711,91 -2868,11 Data seragam
5,18 351,64 1122,75 -987,08
Data seragam
6,99 3165,87 9950,77 -9044,43 Data seragam
2,11 162,69 565,21
-410,94
Data seragam
3,96 1208,05 3928,93 -3319,39 Data seragam
Bentuk grafik berdasarkan data hasil uji keseragaman dapat dilihat pada
gambar berikut.
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun I
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
-100
-200
-300
-400
-500
-600
-700
Data
mean
BKA
1 3 5 7 9 11131517192123252729
BKB
No Pengamatan
Gambar 1 Grafik Uji Keseragaman Stasiun I (mixer kering)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun II
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
Data
mean
BKA
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKB
No Pengamatan
Gambar 2 Grafik Uji Keseragaman Stasiun II (mixer basah)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun III
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
-200
-400
-600
-800
-1000
-1200
Data
mean
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No pengamatan
Gambar 3 Grafik Uji Keseragaman Stasiun III (Pencetakan)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
-7000
-8000
-9000
-10000
Data
mean
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No Pengamatan
Gambar 4 Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV (Pengepresan)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
700
600
500
Waktu (detik)
400
300
200
Data
100
mean
0
-100
BKA
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKB
-200
-300
-400
-500
No Pengamatan
Gambar 5 Grafik Uji Keseragaman Stasiun V (Pemotongan)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
-500
-1000
-1500
-2000
-2500
-3000
-3500
-4000
Data
mean
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No Pengamatan
Gambar 6 Grafik Uji Keseragaman Stasiun VI (Pengepakan)
Perhitungan Waktu Baku
Hasil perhitungan faktor penyesuaian, faktor kelonggaran, waktu siklus,
waktu normal dan waktu baku untuk masing-masing stasiun kerja sebagai berikut.
Tabel 7 Rekapitulasi perhitungan waktu baku
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Ws
(detik)
160,23
421,90
67,83
453,17
77,13
304,77
P
1,14
1,11
1,14
1,05
1,12
1,11
Wn
(detik)
182,67
468,31
77,33
475,83
86,39
338,29
Allowance
(%)
16,5
16,5
19,5
17,5
15,5
16,5
Wb
(detik)
218,762
560,849
96,0621
576,758
102,236
405,139
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja (Work Load
Analysis)
Metode Work Load Analysis digunakan untuk menentukan kebutuhan
jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja pada waktu tertentu. Jam kerja
per bulan dihitung dengan asumsi 1 bulan ada 4 minggu, dan 1 minggu ada
7 hari. Dalam satu minggu libur 1 hari, kerja aktif normal 5 hari dan 1 hari
setengah hari kerja. Jadi jam kerja per bulan = 160 jam = 9600 menit = 576.000
detik. Perbaikan jumlah tenaga kerja hanya dilakukan pada stasiun II, III dan VI.
Hal ini dikarenakan keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan beban kerja yang
diterima telah sesuai. Selain itu juga pekerjaan di stasiun lain dilakukan dengan
bantuan mesin. Hasil perhitungan work load analysis untuk masing-masing
stasiun kerja disajikan pada tabel berikut.
Stasiun
Stasiun I
Stasiun III
Stasiun VI
Tabel 8
Rekapitulasi hasil perhitungan WLA
Total Jam
Jumlah
Waktu
Kerja
WLA (orang)
Produk
Proses
(detik)
(detik)
(unit)
4.503
218,76
576.000
2 orang
4.503
610,5
576.000
5 kelompok
4.503
405,14
576.000
3 orang
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Work Force Analysis
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Tabel 9
Hasil perhitungan WFA
WLA
Absensi
Turn over
2
0,26
0,22
2
0,26
0,22
10
0,22
0,26
2
0,26
0,22
2
0,26
0,22
3
0,26
0,22
WFA
2,96
2,96
14,80
2,96
2,96
4,44
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan work
load analysis dan work force analysis berbeda. Sama halnya dengan jumlah
tenaga kerja yang ada sekarang. Adapun perbandingan jumlah tenaga kerja yang
ada, hasil analysis WLA dan WFA disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10
Perbandingan jumlah tenaga kerja
No
1
2
3
4
5
6
Stasiun Kerja
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Jumlah
Tenaga kerja
lama (orang)
2
2
10
2
2
3
26
Hasil WLA
(orang)
3
3
15
3
3
4
21
Hasil WFA
(orang)
2
2
10
2
2
3
31
Analisa Data
a. Analisa Waktu Baku
Dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
sesuai dengan kondisi lingkungan dan jenis stasiun kerja yang bersangkutan
maka waktu baku yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya juga berbeda.
b. Analisa Work Load Analysis (WLA)
Hasil perhitungan menunjukkan terjadi kelebihan jumlah tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak
21 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan tertinggi yaitu
sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat dilakukan melalui 6 stasiun kerja
oleh 21 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja.
c. Analisa Work Force Analysis (WFA)
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan
tertinggi yaitu sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat diselesaikan melalui 6
stasiun kerja oleh 31 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja. Namun
kondisi yang ada sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26
orang. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah diuraikan
diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu baku terbesar adalah
waktu penyelesaian pada proses pengepresan (stasiun IV). Dari hasil
perhitungan waktu baku dapat diketahui bahwa waktu penyelesaian eternit
adalah selama 1.959,18 detik/unit.
2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak 21
pekerja. Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini
menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
3. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini perusahaan
memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan adanya
kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
HENIYATI
D 600 050 034
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN
METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
Oleh:
Much. Djunaedi, Siti Nadhiroh, Heniyati
ABSTRAKSI
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Oleh
karena itu perusahaan harus mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam proses produksi sehingga diharapkan segala bentuk pemborosan dapat
dihindarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu standar yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk Eternit, untuk mengevaluasi
jumlah tenaga kerja dan untuk menentukan jumlah tenaga kerja secara optimal
yang dibutuhkan dibagian produksi Eternit.
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang bergerak dibidang
Produksi bahan – bahan bangunan. Pengambilan data dilakukan melalui interview,
observasi dan dokumentasi. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik
pengolahan data dilakukan dengan metode work load analysis dan work force
analysis.
Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu penyelesaian
eternit adalah selama 1.959,18 detik/unit. Tenaga kerja yang dibutuhkan
berdasarkan work load analysis sebanyak 21 pekerja. Namun kondisi yang ada
sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini
menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang. Artinya
perusahaan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada sehingga dapat
menghemat pengeluaran. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work
force analysis sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini
perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan
adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kata Kunci : work load analysis, work force analysis, tenaga kerja.
PENDAHULUAN
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Tenaga
kerja merupakan sumber pengeluaran biaya produksi terbesar di banding biaya
produksi lainnya. Dengan melihat peranan tenaga kerja yang sangat berpengaruh
dalam perusahaan, maka jika terjadi pengelolaan aspek manajemen yang salah
dapat mengakibatkan kerugian yang besar bahkan kebangkrutan bagi perusahaan.
Baik dari segi penempatan, penugasan maupun jumlah tenaga kerja harus
disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan sehingga tidak
mengakibatkan kerugian yang bersifat menghambat kemajuan produksi dan
pemborosan.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi harus
diperhatikan sehingga segala bentuk pemborosan dapat dihindarkan. Perusahaan
dapat berproduksi sesuai dengan target produksi. Dengan menyeimbangkan antara
jumlah tenaga kerja dan produksi secara optimal diharapkan bisa mengurangi
pemborosan baik dalam tenaga kerja itu sendiri maupun biaya-biaya yang
digunakan dalam proses produksi.
Penentuan tenaga kerja yang optimal secara kualitatif digunakan anggapan
bahwa tenaga kerja didalam perusahaan ini mempunyai skill atau kemampuan
yang sama. Berdasarkan anggapan tersebut diharapkan bisa memperlancar
prosedur produksi. Dari uraian latar belakang diatas maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat untuk
memenuhi target produksi yang optimal.
LANDASAN TEORI
Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)
Analisa beban kerja (Work Load Analysis) adalah penentuan jumlah
karyawan/tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja
tertentu pada waktu yang tertentu pula. Hasil yang diperoleh bukanlah merupakan
suatu angka yang pasti sebab prestasi kerja karyawan jelas dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Tetapi analisa tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan untuk menentukan banyaknya karyawan yang diperlukan.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia
yang dibutuhkan untuk merangkum suatu pekerjaan dan berapa jumlah beban
yang dilimpahkan kepada seorang pekerja. Untuk penentuan jumlah unit yang
dapat diselesaikan oleh karyawan ditentukan oleh besarnya waktu standart.
Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis)
Analisa kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisa terhadap
kemampuan tenaga kerja yang sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan jumlah
karyawan. Dianalisa apakah tenaga kerja yang ada sekarang ada ini sebenarnya
bila diatur kembali dapat memenuhi kebutuhan atau tidak. Kalau belum
memenuhi kebutuhan, tentunya berusaha menarik tenaga dari luar.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang beralamat di Jl. SoloSemarang Km 5 Salatiga. Perusahaan ini bergerak dibidang Produksi bahan –
bahan bangunan. Adapun langkah-langkah metode pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Peramalan penjualan
Untuk peramalan produksi data yang diolah dengan menggunakan program
Win Qs.30. Kriteria kesalahan hasil peramalan yang paling kecil didasarkan
pada nilai MAD (Mean Absolute Deviation) terkecil.
2. Penentuan waktu baku
a. Uji kecukupan data
b. Uji keseragaman data
c. Menentukan Waktu Siklus (Ws)
d. Menentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
e. Menentukan Waktu Normal (Wn)
f. Menentukan Waktu Baku (Wb)
3. Penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja (Work
Load
Analysis)
4. Penentuan kebutuhan tenaga kerja (Work Force Analysis)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun data waktu penyelesaian produk eternit hasil pengamatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Data pengamatan proses produksi eternit selama 1 – 7 oktober 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
I
160
162
160
161
158
160
163
160
160
160
161
157
158
162
160
160
160
158
159
160
160
160
159
159
161
163
163
162
160
161
II
425
420
423
430
420
420
425
420
421
419
421
425
420
420
424
425
424
424
423
425
422
423
420
420
419
419
420
419
421
420
Stasiun Kerja (detik)
III
IV
60
450
67
455
65
460
60
450
60
460
74
440
70
445
74
460
60
458
60
462
73
450
75
460
70
458
73
450
72
460
65
440
68
445
69
443
70
460
60
440
65
445
74
460
73
458
70
455
60
450
65
455
70
460
75
450
70
459
68
457
V
75
80
78
75
75
80
75
75
80
78
75
80
78
75
75
80
79
76
77
75
75
80
75
75
78
75
80
78
77
80
VI
300
310
305
300
300
310
304
306
300
300
308
309
310
305
300
300
310
310
305
300
310
304
306
310
308
306
300
300
305
302
Adapun banyaknya permintaan atau order pesanan produk eternit selama
bulan Juli 2011 – Juni 2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2
Data permintaan eternit selama bulan Juli 2011 – Juni 2012
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Permintaan (unit)
1841
3006
2150
2145
3120
2542
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Permintaan (unit)
3290
2720
3140
2815
2650
3425
Absensi
karyawan
merupakan
ketidakhadiran
karyawan
dalam
menyelesaikan pekerjaan. Data absensi karyawan selama periode penelitian
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3
Data absensi karyawan
Bulan
Data Absensi Bulan
Juli
12
Januari
Agustus
3
Februari
September
3
Maret
Oktober
12
April
November
12
Mei
Desember
4
Juni
Data Absensi
7
7
8
5
4
7
Peramalan
Hasil peramalan menunjukkan bahwa nilai MAD terkecil ada pada
peramalan dengan metode exponential smoothing with linear trend sebesar
387,16. Sehingga hasil peramalan metode tersebut yang akan digunakan sebagai
dasar untuk tahun berikutnya. Hasil peramalan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Permintaan hasil peramalan Juli 2012 – Juni 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
permintaan (unit)
3451,897
3547,454
3643,011
3738,568
3834,125
3929,681
4025,238
4120,795
4216,352
4311,908
4407,465
4503,021
Pembulatan
(unit)
3.452
3.547
3.643
3.739
3.834
3.930
4.025
4.121
4.216
4.312
4.407
4.503
Perhitungan Waktu Baku
Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data ini menggunakan tingkat ketelitian 95% dan tingkat
kepercayaan 5%. Dengan demikian nilai k yang digunakan dalam perhitungan
sebesar 2 dengan s sebesar 0,05. Hasil uji kecukupan seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil uji kecukupan
ΣX2
N
N' Keterangan
(ΣX)2
23.107.249
770.307 30 0,14
Cukup
160.199.649 5.340.191 30 0,06
Cukup
4.141.225
138.847 30 9,34
Cukup
184.824.025 6.162.265 30 0,38
Cukup
5.354.596
178.620 30 1,20
Cukup
83.594.449 2.786.953 30 0,27
Cukup
ΣX
4.807
12.657
2.035
13.595
2.314
9.143
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Uji Keseragaman Data
Hasil perhitungan uji keseragaman data untuk masing-masing stasiun kerja
disajikan pada tabel berikut.
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
x
160,23
421,90
67,83
453,17
77,13
304,77
Tabel 6
Rekapitulasi hasil uji keseragaman data
x *δ
δ
BKA
BKB
Keterangan
1,48 236,52 869,80
-549,33
Data seragam
2,60 1096,67 3711,91 -2868,11 Data seragam
5,18 351,64 1122,75 -987,08
Data seragam
6,99 3165,87 9950,77 -9044,43 Data seragam
2,11 162,69 565,21
-410,94
Data seragam
3,96 1208,05 3928,93 -3319,39 Data seragam
Bentuk grafik berdasarkan data hasil uji keseragaman dapat dilihat pada
gambar berikut.
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun I
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
-100
-200
-300
-400
-500
-600
-700
Data
mean
BKA
1 3 5 7 9 11131517192123252729
BKB
No Pengamatan
Gambar 1 Grafik Uji Keseragaman Stasiun I (mixer kering)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun II
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
Data
mean
BKA
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKB
No Pengamatan
Gambar 2 Grafik Uji Keseragaman Stasiun II (mixer basah)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun III
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
-200
-400
-600
-800
-1000
-1200
Data
mean
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No pengamatan
Gambar 3 Grafik Uji Keseragaman Stasiun III (Pencetakan)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
-7000
-8000
-9000
-10000
Data
mean
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No Pengamatan
Gambar 4 Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV (Pengepresan)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
700
600
500
Waktu (detik)
400
300
200
Data
100
mean
0
-100
BKA
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKB
-200
-300
-400
-500
No Pengamatan
Gambar 5 Grafik Uji Keseragaman Stasiun V (Pemotongan)
Waktu (detik)
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
-500
-1000
-1500
-2000
-2500
-3000
-3500
-4000
Data
mean
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
BKB
No Pengamatan
Gambar 6 Grafik Uji Keseragaman Stasiun VI (Pengepakan)
Perhitungan Waktu Baku
Hasil perhitungan faktor penyesuaian, faktor kelonggaran, waktu siklus,
waktu normal dan waktu baku untuk masing-masing stasiun kerja sebagai berikut.
Tabel 7 Rekapitulasi perhitungan waktu baku
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Ws
(detik)
160,23
421,90
67,83
453,17
77,13
304,77
P
1,14
1,11
1,14
1,05
1,12
1,11
Wn
(detik)
182,67
468,31
77,33
475,83
86,39
338,29
Allowance
(%)
16,5
16,5
19,5
17,5
15,5
16,5
Wb
(detik)
218,762
560,849
96,0621
576,758
102,236
405,139
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja (Work Load
Analysis)
Metode Work Load Analysis digunakan untuk menentukan kebutuhan
jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja pada waktu tertentu. Jam kerja
per bulan dihitung dengan asumsi 1 bulan ada 4 minggu, dan 1 minggu ada
7 hari. Dalam satu minggu libur 1 hari, kerja aktif normal 5 hari dan 1 hari
setengah hari kerja. Jadi jam kerja per bulan = 160 jam = 9600 menit = 576.000
detik. Perbaikan jumlah tenaga kerja hanya dilakukan pada stasiun II, III dan VI.
Hal ini dikarenakan keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan beban kerja yang
diterima telah sesuai. Selain itu juga pekerjaan di stasiun lain dilakukan dengan
bantuan mesin. Hasil perhitungan work load analysis untuk masing-masing
stasiun kerja disajikan pada tabel berikut.
Stasiun
Stasiun I
Stasiun III
Stasiun VI
Tabel 8
Rekapitulasi hasil perhitungan WLA
Total Jam
Jumlah
Waktu
Kerja
WLA (orang)
Produk
Proses
(detik)
(detik)
(unit)
4.503
218,76
576.000
2 orang
4.503
610,5
576.000
5 kelompok
4.503
405,14
576.000
3 orang
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Work Force Analysis
Stasiun
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Tabel 9
Hasil perhitungan WFA
WLA
Absensi
Turn over
2
0,26
0,22
2
0,26
0,22
10
0,22
0,26
2
0,26
0,22
2
0,26
0,22
3
0,26
0,22
WFA
2,96
2,96
14,80
2,96
2,96
4,44
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan work
load analysis dan work force analysis berbeda. Sama halnya dengan jumlah
tenaga kerja yang ada sekarang. Adapun perbandingan jumlah tenaga kerja yang
ada, hasil analysis WLA dan WFA disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10
Perbandingan jumlah tenaga kerja
No
1
2
3
4
5
6
Stasiun Kerja
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Stasiun V
Stasiun VI
Jumlah
Tenaga kerja
lama (orang)
2
2
10
2
2
3
26
Hasil WLA
(orang)
3
3
15
3
3
4
21
Hasil WFA
(orang)
2
2
10
2
2
3
31
Analisa Data
a. Analisa Waktu Baku
Dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
sesuai dengan kondisi lingkungan dan jenis stasiun kerja yang bersangkutan
maka waktu baku yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya juga berbeda.
b. Analisa Work Load Analysis (WLA)
Hasil perhitungan menunjukkan terjadi kelebihan jumlah tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak
21 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan tertinggi yaitu
sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat dilakukan melalui 6 stasiun kerja
oleh 21 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja.
c. Analisa Work Force Analysis (WFA)
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan
tertinggi yaitu sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat diselesaikan melalui 6
stasiun kerja oleh 31 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja. Namun
kondisi yang ada sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26
orang. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah diuraikan
diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu baku terbesar adalah
waktu penyelesaian pada proses pengepresan (stasiun IV). Dari hasil
perhitungan waktu baku dapat diketahui bahwa waktu penyelesaian eternit
adalah selama 1.959,18 detik/unit.
2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak 21
pekerja. Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini
menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
3. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini perusahaan
memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan adanya
kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.