NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN Meningkatkan Kemampuan Berhitung Penjumlahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Kartu Angka Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Jomboran Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten Tahun 2012 / 2013.

NASKAH PUBLIKASI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU ANGKA PADA
SISWA KELAS III SD NEGERI 3 JOMBORAN KECAMATAN KLATEN
TENGAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 / 2013

Disusun oleh :
NUR EKO WAHYUNI
A53B090083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
TAHUN 2012

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU ANGKA PADA
SISWA KELAS III SD NEGERI 3 JOMBORAN KECAMATAN KLATEN

TENGAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012/2013

Nur Eko Wahyuni,A54B090083, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 116
Halaman.
Tujuan penelitian ini adalah unt uk meningkatkan kemampuan berhitung
penjumlahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Jomboran Klaten.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung 2 siklus. Tiap
siklus terdiri 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 3 Jomboran Klaten dengan jumlah siswa 26
anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
tes.Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan kemampuan berhitung
penjumlahan, peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan
siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I jumlah siswa yang memenuhi KKM
sebanyak 12 siswa, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 14 siswa, dan
pada siklus II siswa yang memenuhi KKM sebanyak 22 siswa, sedangkan siswa yang
belum memenuhi KKM ada 4 siswa. menunjukkan hasil belajar matematika dengan
perolehan nilai rata-rata 60,38 dengan prosentase siswa yang memperoleh nilai
memenuhi KKM 46,15%. Sedangkan pada siklus II menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar matematika yang ditunjukkan dengan perolehan nilai ratarata 73,84 dengan prosentase siswa yang memperoleh nilai memenuhi KKM 84,61

%. Dengan demikian melalui alat peraga kartu angka dapat meningkatkan
kemampuan berhitung penjumlahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Jomboran
klaten.
Kata Kunci : Kemampuan Berhitung, Penjumlahan, Kartu Angka

PENDAHULUAN

Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan
kita. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Oleh
karena itu, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menguasai ilmu matematika
dengan baik dan benar. Pembelajaran matematika pada dasarnya sangatlah abstrak,
sehingga diperlukan metode atau strategi dalam menyampaikan materi matematika
yang abstrak tersebut menjadi kongkret dan siswa agar lebih mudah memahaminya.
Permainan interaktif me rupakan suatu permainan yang dikemas dalam
pembelajaran, sehingga anak didik menjadi aktif dan senang dalam belajar. Oleh
karena itu, jika guru dalam mengemas permainan sebagai media maupun pendekatan
dalam belajar matematika bagi anak, maka anak akan senang belajar matematika
sehingga menjadi efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Topik bilangan cacah dipelajari anak SD di semua kelas. Bilangan cacah
merupakan pengertian abstrak, jadi masih membutuhkan bantuan benda-benda

kongkret untuk dapat berpikir secara abstrak. Agar anak dapat mengerti tentang
bilangan cacah maka untuk mempelajari konsep bilangan cacah maupun penjumlahan
dan dapat dikemas sebagai alat peraga atau alat permainan. Agar anak dapat belajar
dengan senang, asyik, dan merasa bebas dalam memanipulasi benda-benda kongkret
tersebut, maka kepada anak dinyatakan bahwa dengan menggunakan alat atau
permainan, mereka diajak bermain untuk belajar bilangan cacah. Karena umur
maupun kemampuan mereka yang bertingkat, maka alat atau permainan yang di pakai
maupun tingkat kesulitannya bertingkat pula.
Di SD Negeri 3 Jomboran proses pembelajaran matematika terutama materi
penjumlahan masih menggunakan sistem pengajaran secara konvensional. Guru
menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa hanya duduk mendengarkan
penjelasan guru, kemudian latihan soal, padahal mungkin masih banyak anak yang
kurang jelas akan konsep yang diajarkan guru. Sistem pengajaran ini menyebabkan
siswa cepat jenuh karena pembelajaran hanya didominasi guru tanpa melibatkan

siswa secara aktif dan optimal. Padahal menurut kurikulum yang berlaku, keaktifan
siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga materi dapat disampaikan
dengan tuntas. Selain guru mengajar yang masih konvensional, guru juga tidak
menggunakan media pembelajaran alat peraga kartu angka sebagai alat bantu untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Padahal keberadaan media

pelajaran alat peraga kartu angka sangat penting bagi siswa dan guru sendiri.
Hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa pelajaran matematika pada
konsep hitung penjumlahan di kelas III SD Negeri 3 Jomboran Klaten belum
menghasilkan kemampuan yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi
siswa untuk hitung penjumlahan masih rendah. Dari 26 siswa hanya 5 siswa yang
mendapat nilai > 60 sedangkan 21 siswa yang lain mendapat nilai < 60. Dalam buku
evaluasi pengajaran dan sesuai keputusan sekolah ini menentukan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) untuk mata pelajaran matematika adalah 60. Dikatakan juga
bahwa proses belajar mengajar berhasil apabila 75 % siswa dalam satu kelas mampu
menerima pembelajaran dari guru. Jadi siswa kelas 3 SD Negeri 3 Jomboran dari
jumlah

26 siswa

seharusnya

minimal 19

siswa dapat melakukan hitung


penjumlahan dengan baik, sedangkan selama ini baru sekitar 20% atau 5 siswa ,
sehingga kemampuan melakukan hitung penjumlahan belum berhasil.
Permasalahan di atas perlu segera diupayakan pemecahannya. Salah satunya
melakukan tindakan yang dapat

mengembangkan proses pembelajaran dengan

melibatkan siswa lebih aktif untuk melakukan hitung penjumlahan. Untuk itu perlu
dikembangkan pembelajaran yang tepat menarik, dan efektif sehingga siswa dapat
lebih aktif dan berhasil memahami dan terampil dalam kegiatan pembelajaran dan
dapat menghasilkan apa yang harus
berlangsung. Salah satunya

dikuasai siswa setelah pembelajaran

pembelajaran yang menggunakan alat peraga kartu

angka. Misalnya anak yang satu disuruh memegang alat peraga , anak yang satunya
lagi menghitung jumlah kartu angka kemudian menghitung hasil dari penjumlahan
tersebut. Secara bergantian anak disuruh maju semuanya sehingga terjadi interaktif

antara anak satu dengan lainnya. Secara umum ada dua macam bentuk permainan ini

yaitu permainan bilangan dan permainan penjumlahan. Diharapkan dengan
pembelajaran yang menggunakan alat peraga kartu angka dapat meningkatkan
kemampuan berhitung penjumlahan.
Berdasarkan

uraian

tersebut

di

atas,

penulis

mengambil

judul


“Meningkatkan Kemampuan Berhitung Penjumlahan Dengan Menggunakan Alat
Peraga Kartu Angka Pada Siswa Kelas III SD Negeri III Jomboran Kecamatan
Klaten Tengah Kabupaten Klaten Tahun 2012 / 2013.”
Tujuan penelitian ini adalah

untuk meningkatkan kemampuan berhitung

penjumlahan dengan menggunakan alat peraga kartu angka pada siswa kelas III SD
Negeri 3 Jomboran Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten Tahun 2012 / 2013.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1II Jomboran yang berlokasi di
Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten pada semester satu tahun pelajaran
2012/2013.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
a.

Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
bermain dengan alat peraga kartu angka untuk meningkatkan kemampuan siswa
melakukan penjumlahan yang dilakukan bersama teman sejawat.

b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mencacat hal- hal yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk
memperkuat data.
c. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari respon dari siswa
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran

bermain dengan alat peraga kartu angka untuk meningkatkan kemampuan siswa
berhitung penjumlahan.
d. Tes
Tes dalam penelitian ini digunakan mengukur kemampuan dasar dan pencapaian
atau prestasi belajar. Te s diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa. Tes dikerjakan siswa secara individual setelah mempelajari suatu
materi. Tes ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dan tes akhir

pembelajaran pada setiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Refleksi Awal
Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa pada pembelajaran matematika. Hasil observasi pendahuluan
yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa kurang dalam
kemampuan berhitung penjumlahan dalam pembelajaran.
Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur tercapainya kemampuan
berhitung penjumlahan siswa dalam proses belajar mengajar adalah tentang hasil
tes siswa dalam penjumlahan.
Rendahnya kemampuan berhitung penjumlahan siswa dalam belajar
matematika di SD Negeri 3 Jomboran Klaten ini juga berdampak pada prestasi
hasil belajar mereka. Hal ini disebabkan mereka menganggap matematika
sebagai pelajaran yang sulit, dan susah mengemukakan ide/gagasan.
2. Siklus I
Dari observasi yang peneliti lakukan pada tindakan kelas siklus I
menunjukkan

bahwa


kemampuan

guru

dalam

pembelajaran

dengan

menggunakan alat peraga kartu angka yaitu guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa sudah ada siswa yang mengerti tentang materi yang telah dipelajari

walaupun masih harus ditingkatkan. Demikian juga dengan siswa, mereka
merasa senang dan lebih bersemangat dalam belajar dengan diterapkannya
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu angka dibanding dengan
metode konvensioanal. Hal tersebut terlihat dari partisipasi keaktifan siswa
dalam hal aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, maju ke depan kelas
mengerjakan soal ataupun menjelaskan pada siswa lain, kreatifitas dalam

menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hal ini berdampak pada peningkatan
kemampuan matematika pada pokok bahasan berhitung penjumlahan dengan alat
peraga kartu angka. Dengan kartu angka siswa
mengerjakan

soal.

Perbedaan

kemampuan

dapat lebih mudah dalam
siswa

berpengaruh

pada

dapat/tidaknya siswa dalam menghitung penjumlahan dengan kartu angka.
Pada silkus I ini guru masih tampak dominan karena guru masih
banyak menuntun/memberikan penjelasan pada siswa baik dalam mengerjakan
soal secara kelompok maupun individu.

Selain itu guru

masih kurang

memberikan motivasi kepada siswa yang kurang berhasil, guru juga kurang
memberikan reward atau pujian terhadap perbuatan siswa yang berhasil dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Hal ini sebenarnya dapat
mendukung peoses pembelajaran. Guru juga kurang memberikan penjelesan
tentang masalah kontektual yang disajikan.
Biasanya siswa aktif dan kreatif serta sering melakukan percobaan
adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa yang kemampuannya
rendah cenderung tidak mau mencoba dan hanya melihat apa yang dilakukan

oleh temannya. Siklus I ini baru sedikit siswa yang berani maju ke depan kelas
untuk mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini merupakan
tugas guru untuk mendorong siswa yang belum aktif, cara guru adalah mendekati
mereka dan memberikan dorongan agar lebih aktif.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung penjumlahan dan
sejauh mana materi yang diberikan dapat diterima/dipahami oleh siswa maka
guru memberikan latihan terkontrol sebagai test. Hasil pekerjaan siswa tidak
hanya sekedar dikoreksi, tetapi juga diusahakan dibahas dikelas. Sehingga siswa
secara langsung terlibat dalam menjawab soal yang diberikan. Mereka diberi
kesempatan maju ke depan kelas mengerjakan soal, setiap soal ditawarkan pada
siswa siapa yang mau maju dengan cara angkat tangan. Dari hasil pengamatan
ada siswa yang mau maju untuk mengerjakan soal dengan cara mengacungkan
jarinya. Siswa yang lain diberi kesempatan yang sama untuk maju mengerjakan
soal pada soal berikutnya, sehingga siswa yang sudah maju tidak ditunjuk lagi
walaupun mereka juga angkat tangan lagi.
Adapun peningkatan kemampuan berhitung dapat dilihat dari hasil
nilai siswa yang sedikit mengalami peningkatan dari kondisi awal. Siswa yang
nilainya di atas KKM (> 60) sebanyak 12 siswa, sedangkan siswa yang nilainya
di bawah KKM (< 60) sebanyak 14 siswa.
Setelah guru menyampaikan materi kemudian diadakan evaluasi dari hasil
siklus I menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dari
sebelumnya. Karena sebelum diadakan penelitian tindakan kelas siklus I ini

siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

hanya 46,15 % dan ketuntasan

belajar secara keseluruhan ada peningkatan rata-rata dari 43,85 menjadi 60,38%.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh secara
keseluruhan pada masing- masing siswa.
3. Siklus II
Dalam pembelajaran pada tindakan kelas siklus II diperoleh hasil bahwa
tindakan guru kelas sudah sesuai dengan harapan yaitu guru memberitahukan tujuan
pembelajaran, memberi gambaran umum tentang inti materi pelajaran dan memberi
gambaran kegiatan yang akan dilakukan sudah nampak. Kegiatan pembelajaran sudah
berjalan lancar dan hasilnya sudah mengalami peningkatan dibanding putaran
sebelumnya. Hal ini karena guru dan siswa mulai menikmati proses pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga kartu angka.
Perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terfokus. Siswa sudah merespon
penjelasan guru tentang materi ajar yang disampaikan. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa proses pembelajaran tidak lagi berjalan searah tetapi melalui dua arah. Yaitu
adanya proses imbal balik antara guru dan siswa. Situasi ini tercipta salah satunya
juga didukung oleh usaha guru dalam memberikan motivasi kepada siswa agar
terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. Hal ini nampak dari
siswa yang mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, menjawab pertanyaan guru/
mengerjakan soal ke depan kelas. Siswa tidak lagi tergantung kepada guru dalam
mengerjakan soal. Dengan panduan buku siswa dapat mengerjakan soal dan aktif
belajar. Siswa baru bertanya jika tidak paham terhadap keterangan yang ada dalam
buku siswa. Sehingga guru hanya menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator
saja.
Penerapan pada keseluruhan materi ajar sebagai latihan terkontrol
maupun latihan individu sudah diarahkan dengan jelas. Di kelas guru lebih sering
keliling kelas. Sehingga tampak adil dan sebagian besar siswa antusias dalam belajar.

Dari hasil tindakan kelas pada siklus II ini dapat dilihat dari 26 siswa,
yang nilainya di atas KKM (60) sebanyak 22 siswa, sedangkan siswa yang nilainya di
bawah KKM (60) ada 4 siswa. Kemampuan siswa tersebut juga berdampak pada
peningkatan kemampuan berhitung penjumlahan. Kemampuan siswa dalam
menjumlahkan bilangan tiga angka kedalam soal cerita sudah mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kartu angka dapat
meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan.
Setelah guru menyampaikan materi kemudian diadakan evaluasi dari hasil
nilai siklus II menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dari
sebelumnya. Karena sebelum diadakan penelitian tindakan kelas siklus II ini siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM 84,61 %, sedangkan siswa yang memperoleh
nilai di bawah KKM 15,38% dan ketuntasan belajar secara keseluruhan ada
peningkatan rata-rata dari 60,38% menjadi 74,61 %. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya peningkatan nilai yang diperoleh secara keseluruhan pada masing- masing
siswa.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti. Simpulan tersebut dapat diuraikan
di dawah ini :
1.

Meningkatan kemampuan berhitung penjumlahan dengan menggunakan alat
peraga kartu angka juga ditentukan oleh cara guru menyampaikan materi, yaitu
adanya peningkatan kemampuan guru pada siklus I 46,15

% dan siklus II

menjadi 84,61 % serta kemampuan memberikan dorongan/ motivasi kepada
siswa sehingga menyukai pelajaran matematika.
2.

Dengan menggunakan alat peraga kartu angka secara optimal akan memberikan
aktifitas dan kemampuan siswa dalam melakukan berhitung penjumlahan
meningkat terbukti peningkatan efektifitas siswa.

3.

Penggunaan alat peraga kartu angka membantu siswa lebih mudah memahami
penjumlahan. Terbukti nilai hasil belajar pada siklus I yang nilainya diatas KKM
sebanyak 12 siswa dan meningkat pada siklus II siswa yang mendapat nilai diatas
KKM sebanyak 22 siswa.

4.

Terbuktinya hipotesis tindakan “Dengan menggunakan alat peraga kartu angka,
kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan meningkat”.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif yang

telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada :
1.

Terhadap Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah hendaknya selalu memantau situasi pembelajaran dikelas agar
dapat mengetahui masalah- masalah yang timbul selama proses pembelajaran
berlangsung, serta bersama dengan guru berusaha mencari solusi dari
permasalahan yang dihadapi salah satunya dengan menggunakan alat peraga
kartu angka dalam proses pembelajaran matematika.
b. Kepala Sekolah harus menjadi pemimpin dan penggerak perbaikan
pembelajaran dengan melibatkan peran guru. Hubungan guru dan kepala
sekolah dapat dikembangkan melalui kerja kolaborasi.

2.

Kepada

guru

senantiasa

menciptakan

suasana

kondusif

dalam

proses

pembelajaran dengan menciptakan komunikasi timbal balik yang menyenangkan.
3.

Terhadap siswa
a. Siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses
pembelajaran terasa nyaman dan menyenangkan.
b. Siswa lebih fokus dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dikelas.

4.

Kepada peneliti berikut, disarankan dapat meneliti faktor-faktor lain yang
mendukung peningkatan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Cerdas berhitung matematika. Kharisma
Solo
Erwin Adi Putranto. 2007. Matematika itu menyenangkan. Bengawan Ilmu
Buchori, Ana Eqi Astuti, Erna Juliatun.
Bengawan Ilmu

2007.

Gemar Bermain Matematika.

Http : // ml.scribd. com / doc / 86455656/ ptk
Erlangga 2004. . Terampil Berhitung Matematika Klas 3. Tim Bina Karya Guru
Cempaka Putih. 2006. Matematika klas 3. Nur Aksin, Heny Kusumawati.
Pitajeng. 2005.Pembelajaran Matematika
Depdiknas

Yang

menyenangkan. Semarang :

Nana Sujana, Ahmad Rivai. 1989. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Wiriatmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : remaja
Rosdakarya.
Karso, dkk. 2000. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto,S. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Depdiknas. 2008. Petunjuk Penilaian Kelas di SD. SDLB, SLB Tingkat Dasar dan
MI. Jsakarta. : Depdiknas.
Nyimas. Aisyah. Dkk. 2007 Pengembangan pembelajaran Matematika SD. Jakarta. :
Dikti Depdiknas
Burhan Mustaqim, Ary Astuti 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta : Pusat
Perkukuan.
Negoro, ST. dkk. 1999. Ensiklopedia Matematika. Jakarta : Ghalia Indonesia
A. Hidayat, dkk. 1995. Belajar Matematika SD 1 – 6. Jakarta : BSE (Buku Sekolah
Elektronik )
Cempaka Lima Wahana. Matematika Berhitung SD 1 – 6 Jakarta : Cempaka Lima
Wahana
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Matematika 1 – 6 Seri Berhitung.
Jakarta. Depdikbud
Suladi. 1996. Pandai Berhitung Matematika SD 1 – 6. Jakarta : Erlangga
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Matematika
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : BSNP

Juger, H. 2000. Bermain dengan Pengetahuan. Bandung : Angkasa
Tangyons, Af.M.A. 1985. Bagaimana Mengajar Matematika pada Masa Kini.
Jakarta : Balitbang Dikbud.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Media Kantong Bilangan pada Siswa Kelas II SDN Sidorejo 02 Pagelaran

2 17 18

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Perkembangan Mental Spiritual Anak Korban Pasca Bencana Alam Gunung Merapi Tahun 2010 Di Desa Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten Jawa Tengah

1 8 170

Penggunaan Alat Peraga "Blok Pecahan" Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi

0 18 0

Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Permainan Kartu di Kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 20162017

0 0 12

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Kompetensi Menghitung Volume Prisma Segitiga Melalui Penggunaan Alat Peraga Siswa Kelas VI SDN Jaranih Kecamatan Pandawan

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa melalui Metode Membaca Kritis pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Kampung Pansur Kecamatan Koto Xi Tarusan Tahun Pelajaran 2014/2015

1 1 8

Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membaca Menggunakan Alat Peraga Kartu Huruf Dengan Penerapan Tematik di Kelas I

0 0 5

Efektivitas Teknik Self contracting dan self reinforcement untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SDN Pandes Wedi Klaten

0 0 12

Efektifitas Pembelajaran Dengan Media Kartu Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa

0 0 9