REKONTRUKSI PEMIKIRAN KEBUDAYAAN DALAM KARYA SASTRA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA.

REKONTRUKSI PEMIKIRAN KEBUDAYAAN DALAM
KARYA SASTRA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SUPRIANTO NADEAK
NIM. 3113121071

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
SUPRIANTO NADEAK, NIM. 3113121071. Rekontruksi Pemikiran

Kebudayaan Dalam Karya Sastera Sutan Takdir Alisjahbana, Skripsi.
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini diharapkan bertujuan untuk memberikan pembandingan bagaimana
kondisi kesusasteraan Indonesia sebelum dan sesudah berkaryanya Sutan Takdir
Alisjahbana, bentuk perjuangan dan usaha pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana,
bagaimana kepeduliaan Sutan Takdir Alisjabana terhadap kesusasteraan agar
Indonesia menjadi bangsa yang hebat yang mempu bersanding dengan bangsabangsa lain di dunia, serta memaparkan dampak dari segala pemikiran
kebudayaan Sutan Takdir pada masa sekarang. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang merupakan proses
pengkisahan di masa lampau dan melakukan kritik dan analisis karya sastera dari
Sutan Takdir Alisjahbana. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif analitik. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dilakukukan dengan cara studi kepustakaan (Library
Research), yaitu pengumpulan data dengan cara menggali data berdasarkan
literatur kepustakaan yang berkaitan dengan pemikiran kebudayaan Sutan Takdir
Alisjahbana. Kebebasan berekspresi dalam karya sastera, kebudayaan lama yang
mengkekang dan polemik perbedaan pendapat terhadap kebudayaan baru yang
dikumandangkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana bagi Indonesia merupakan
permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa usaha pemikiran kebudayaan Sutan Takdir meghasilkan

semangat baru pagi Indonesia dalam usaha mencapai tujuan hidup masyarakatnya,
dengan semangat pemikiran modern yang beliau kumandangkan berhasil menarik
perhatian generasi muda bahasa untuk lebih terbuka terhadap kebudayaan barat
dengan mulai memahami teorinya dan bahkan menggali ilmu di negeri barat.
sehingga menghasilkan masyarakat yang lebih kreatif, bersemangat untuk maju
dan bangsa ini mempu bersanding dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kata Kunci : Pemikiran Kebudayaan,Pujangga Baru, Rekontruksi

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena oleh
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang
berjudul ”Rekontruksi Pemikiran Kebudayaan Dalam Karya Sastera Sutan Takdir
Alisjahbana”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis memahami bahwa skripsi ini tidak
akan selesai tanpa bimbingan, arahan, dukungan dan doa berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M, Si selaku rektor Universitas Negeri

Medan
2. Bapak Drs. Restu M.S selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan
3. Bapak Dra. Flores Tanjung, M.A , selaku ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah Universitas Negeri Medan.
4. BapakDrs. Yushar Tanjung M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah Universitas Negeri Medan
5. Bapak Pristi Suhendro, S. Hum, M. Si , selaku Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M. S , selaku Pembimbing Akademik
yang telah membimbing selama perkuliahan hingga selesai.

ii

7. Dosen –dosen pendidikan Sejarah yang telah sabar dan tulus memberikan
pengajaran sejarah
8. Ayahanda Jesman Nadeak dan Ibunda Rolika Pandinagan tercinta, yang
telah dengan susah payah dan sungguh sungguh membantu saya
menyelesaikan studi saya dengan segala jerih payah, usaha dan doa yang

luar biasa.
9. Kakakanda, Tabaria Rusnawati Nadeak dan Mariani Hotnida Nadeak,
abanganda Wilman Pahothon Nadeak, dan adik adik terkasih Franciskus
Nadeak, Petrus Irvan, dan Dicky Chandra Nadeak.
10. Teman-teman Seperjuangan Reg B Pendidikan Sejarah stambuk 2011
yang turut memberi dukungan.
11. Sahabat –terbaik Jefrisbastian, Martha AJ Samosir, Nedya Lestari, Talenta
Sidabutar, Winalni, marulitua Zhunzhu, Puspa Yongnya, Saudur
Triemoun, Nere Naych Sinaga yang selalu ada memberikan dorongan dan
semangat ketika hampir putus asa.
12. Dan banyak lagi pihak pihak yang tidak tersebut diatas yang telah
berperan dalam penyusunan skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati semuanya. Dan semoga skripsi
ini dapat bemanfaat bagi para pembaca.
Medan

Maret 2015

Penulis


Suprianto Nadeak
3113121071

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang .................................................................

1

1.2 IdentifikasiMasalah. ........................................................

5

1.3 PembatasanMasalah ........................................................

6

1.4 RumusanMasalah ............................................................

6

1.5 TujuanPenelitian .............................................................

6


1.6 ManfaatPenelitian. ..........................................................

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 TinjauanPustaka ..............................................................

8

2.2 LandasanTeori.................................................................

9

2.3 KerangkaKonseptual .......................................................

10

2.3.1 KonsepRekonstruksi .............................................

10


2.3.2 KonsepPemikiran..................................................

11

2.3.3 KonsepKebudayaan ..............................................

12

2.3.4 KonsepSastera.......................................................

13

2.3.5 SutanTakdirAlisjahbana .......................................

16

2.4 Kerangka Berpikir1.........................................................

18


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 MetodePenelitian ............................................................

19

3.2 Sumber Data....................................................................

20

3.3 TeknikPengumpulan Data...............................................

20

v

3.4 TeknikAnalisis Data .......................................................

20


BAB IV PEMBAHASAN
4.1 EksistensiKesusasteraanSebelumBerkaryaSutanTakdir
Alisjabana .......................................................................

23

4.1.1 KesusasteraanKlasik .............................................

23

4.1.2 PengaruhPerkembanganPersdanPenetrasi
PengaruhKesusasteraan Barat...............................

25

4.1.3 BalaiPustaka .........................................................

27

4.2 EksistensiKesusasteraan Indonesia PadaMasaKarya

SutanTakdirAlisjabana....................................................

30

4.2.1 LahirnyaPoejanggaBaroe......................................

30

4.3 Pemikiran Dan PerjuanganPemikiranKebudayaan
SutanTakdirAlisjahbana..................................................

36

4.3.1 PembaharuanDalamKesusasteraan Indonesia ......

40

4.3.2 Konsep “Indonesia” DalamPemikiranSutan
TakdirAlisjahbana.................................................

62

4.3.3 PemikiranModren Barat .......................................

67

4.4 DampakPemikiranSutanTakdirAlisjahbana ...................

75

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. ....................................................................

78

5.2 Saran ...............................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................

83

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan
arus

pergerakan

yang

dialami

oleh

bangsa

tersebut.

Dalam

proses

memperjuangakan bangsa tersebut tentunya menghadirkan seorang sosok
pahlawan dalam berbagai aspek dan usaha. Terlebih di Indonesia ini kita begitu
banyak mengenal sosok pahlawan. Ada pahlawan yang dikenal dengan
perjuangan persenjataan melawan penjajah, ada melalui kerja kerasnya dalam
politik dan diplomasi, ada yang dikenal dengan gerakan kirinya, ada pahlawan
yang berjuang mempertahankan hak sesamanya dan ada pahlawan yang turut
bekerja memalui karya-karya hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Dalam perjalanan bangsa Indonesia yang kita cinta ini peran para
sasterawan, pujangga, penyair, penulis dan jurnalis turut andil dalam usaha
mempertahankan jati diri negara ini baik dari segi budaya maupun sosial.
Sasterawan dengan insting dan kepandaian pemikiran mereka melalui karya dan
tulisannya berusaha menanamkan nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan dan
pergerakan baik secara langsung mapun eksplisit dalam setiap tulisan mereka.
Berbagai usaha mereka lakukan untuk menolak segala bentuk penjajahan, tekanan
dan penghinaan terhadap nilai bangsa. Walaupun terkadang dianggap kurang
berperan dan terkesan tak bertindak langsung namun melalui karya-karya para

2

sasterawan

secara

bertahap

dan

pasti

tulisan-tulisan

mereka

mampu

mempengaruhi pola pikir dari kolonial.
Sebagai karya, karya-karya sastera itu merupakan refleksi dari sebuah
tradisi yang menyejarah, atau menurut Taufik Abdullah sebagai “pancaran dari
kesadaran tentang segala hal yang wajar” di masa lalu. Lebih lanjut Taufik
Abdullah mengatakan bahwa karya seperti serat, babad, dan dokumen dinasti
lainnya, yang berbentuk karya sastera dapat pula dipakai sebagai alat untuk
memahami berbagai pola perilaku kesejarahan dari masyarakat penganutnya.
Dalam konteks ini karya sastera telah menjadi bagian yang integral dangan sejarah
sebagai sebuah tradisi. Oleh sebab itu sebagai sebuah tradisi, paling tidak ada
empat fungsi utama dari karya-karya sastera. Pertama, sebagai alat dokumentasi.
Kedua, sebagai media untuk mentransfer memori masa lalu antara generasi.
Ketiga, sebagai alat untuk membangun legetimasi. Keempat, sebagai bentuk
ekspresi intelektual, Purwanto (2006:97)
Dalam penulisan sejarah kita mengenal yang namanya sumber sejarah,
salah satu sumber sejarah adalah sumber tertulis yang dapat dijadikan sebagai
modal penulisan sejarah. Karya tulis adalah bagian dari sumber tertulis yang
menyangkut hasil karya manusia. karya tulis tersebut salah satu jenisnya adalah
sastera. Dengan manganalisis sastera tentunya kita bisa lebih menelaah sejarah
khususnya dalam segi budaya dan sosial karena lewat tulisanlah tertuang peristiwa
yang dialami, diamati dan diekspresikan oleh penulis sastera tersebut. Dengan
demikian kesusasteraan dapat peranan dalam dalam sebuah proses historiogrfi
sejarah

3

Dalam sejarah kesusasteraan Indonesia telah mengalami proses yang
sangat panjang. Dimulai dari periode kelahiran yang terjadi mulai tahun 1900
sampai para pengarang Balai Pustaka (1933-1942) dan saat pematangan 1945.
Kemudian dilanjutkan dengan periode perkembangan tahun 1945 sampai dengan
tahun 1961. Lalu berakhir pada periode tahun 1961 sampai dengan sekarang.
Dalam proses itu telah terjadi berbagai gejolak dan perubahan sastera sesuai
dengan peristiwa yang terjadi pada setiap periode tersebut.
Dalam periode sastera tersebut terdapat sebuah masa yang cukup
bersejarah dalam kesusatraaan, yaitu masa lahirnya Poejangga Baru. Salah satu
yang menjadi pendirinya adalah Sutan Takdir Alisjahbana bersama dengan
Armijn Pane dan Amir Hamzah. Lahirnya majalah ini dianggap sebagai semangat
baru dalam kesustraan setelah Balai Pustaka.
Sutan Takdir Alisjahbana sebagai salah satu pendiri Pujanga Baru
merupakan salah seorang pahlawan kesusasteraan yang menarik untuk ditelusuri
pemikirannya.
Sutan Takdir Alisjahbana adalah tokoh terkemuka dan istimewa dalam
sejarah kesusasteraan dan pemikiran kebudayaan di Indonesia. Takdir menulis
puisi, novel, essai-essai sastera, kitab pengetahuan tata bahasa dan karangankarangan ilmiah mengenai falsafah, ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Tidak
banyak sasterawan di negeri ini menguasai persoalan-persoalan falsafah dan
kebudayaan sedemikian luasnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana. Tidak banyak
pula cendekiawan Indonesia yang memiliki perhatian besar terhadap persoalan

4

kesusasteraan, estetika, seni dan bahasa Indonesia seperti Sutan Takdir
Alisjahbana.
Banyak karya-karya dari Sutan Takdir Alisjahbana yang menjadi inspirasi
bagi genarasi muda, usahanya dalam memperjuangkan kebudayaan sangat patut
untuk dibanggakan. Beliau dianggap sebagai motor dan pejuang bersemangat
gerakan Poejangga Baroe (lahir di Natal tahun 1908). Ia telah muncul dalam
panggung sejarah sastera Indonesia sejak 1929, yaitu ketika menerbitkan romanya
yang pertama berjudul Tak Putus di Rundung Malang. Roman ini diterbitkan oleh
Balai Pustaka seperti juga roman-roman yang lain. Roman kedua yang ditulisnya
berjudul Dian yang Tak Kunjung Padam (1932) dan yang ketiga yang berjudul
Layar Terkembang (1936). Roman yang berjudul Anak Perawan Disarang
Penyamun (1941) ditulisnya lebih dahulu daripada Layar Terkembang dan dimuat
sebagai fuiletton (cerita bersambung) majalah Pandji Poestaka, Rosidi (2013:47).
Selama masa karya Sutan Takdir Alisjahbana tentunya mengalami
berbagai permasalahan dalam menuangkan pemikirannya. Hambatan utama
tentunya dari pemerintah kolonial tentunya karena pada masa itu masih
merupakan masa berkuasanya kolonial bahkan dua penjajah sekaligus yaitu
Belanda dan Jepang. Tentunya dalam menyalurkan ide-ide yang dipikiranya
tentunya haruslah sangat berhati-hati agar tidak mengalami penekanan dari
pemerintah kolonial. Dilema yang sangat besar tentunya dialami oleh Sutan
Takdir Alisjahbana berdiam diri atau terus berjuang demi membuka pemikiran
masyarakat

5

Permasalahan tentang idealisme antara sesama dalam Poejangga Baroe
juga merupakan suatu permasalah meskipun itu tidak terlalu berarti dalam
perjuangan Sutan Takdir Alisjahbana terhadap kebudayaan Indonesia. Tak jarang
terjadi perselisihan diantara mereka. Seperti dalam Tebaran Mega Sutan Takdir
Alisjahbana menunjukkkan tangapan Takdir yang bersemangat terhadap kerangka
budaya dan pemikiran Eropa modern. Sutan Takdir berusaha menunjukkan
ekspresi pembaharuan namun berlawanan dengan kehadiran kesadaran nasional.
Sutan takdir Alisjahbana menghasilkan pemikiran yang cukup berarti bagi
perjuangan kebangsaan Indonesia melalui bidang kesusasteraan. Karya-karya
pemikirannya mampu mengubah pola pikir bangsa melalui sastera. Khususnya
dalam perjuangan kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana sanagat berperan dalam
pembaruan pemikiran dia berusaha untuk keluar dari idealisme sastera barat yang
sangat berpengaruh pada saat itu.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah :
1. Eksistensi

kesusasteraan

sebelum

berkaryanya

Sutan

Takdir

Alisjahbana.
2. Kondisi Kesusasteraan Indonesia pada masa karya Sutan Takdir
Alisjahbana
3. Pemikiran dan Perjuangan kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana
4. Kajian kritis Pemikiran dan Perjuangan Sutan Takdir Alisjahbana
5. Dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana

6

1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang akan muncul dalam penelitian ini, maka
berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis menyimpulkan pembatasan
masalah adalah penelitian ini adalah “Rekontruksi Pemikiran Kebudayaan dalam
Karya Sastera Sutan Takdir Alisjahbana”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas untuk
lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penyusunan, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi Kesusasteraan Indonesias sebelum dan sesudah
Sutan Takdir Alisjahbana mulai berkarya?
2. Bagimana bentuk perjuangan pemikiran kebudayaan Sutan Takdir
Alisjahbana?
3. Bagaimana dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana di periode
4. kesusasteraan sampai sekarang ini?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi perkembangan kesusasteraan dimulai dari
ketika Sutan Takdir Alisjahbana berkarya
2. Untuk menganalisa bentuk perjuangan pemikiran kebudayaan Sutan
Takdir Alisjahban dari karya-karyanya
3. Untuk mengamati dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana masa
kini

7

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya,
diantaranya sebagai berikut:
1. Memberikan wawasan dan pengalaman tentang penulisan karya ilmiah
2. Memberi dan menambah wawasan peneliti tentang Rekontruksi
Pemikiran Kebudayaa dalam Kaya Sastera Sutan Takdir Alisjahbana
Melalui Pengkajian Hasil Karya-Karya Sasteranya
3. Memperkaya informasi dan wawasan pembaca tentang Perjuangan
Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana Melalui Pengkajian Hasil KaryaKarya Sasteranya
4. Sebagai informasi kepada masyararakat luas tentang Perjuangan
Pemikiran kebudayaaan Sutan Takdir Alisjahbana Melalui Pengkajian
Hasil Karya-Karya Sasteranya
5. Memperkaya refrensi bagi akademisi UNIMED khususnya Jurusan
Pendidikan Sejarah
6. Dapat menjadi Referensi bagi peneliti selanjutnya

8

23

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Keberadaan kesusasteraan Indonesia sebelum berkaryanya Sutan Takdir
adalah dimulai dengan kesusasteraan Melayu klasik yang berisikan hikayat,
syair dan pantun yang pada umumnya masih bannyak dipengaruhi oleh
penulisan yang sangat tradisional yang belum membedakan antara legenda
ataupun mitos
2. Sebelumya masa Pujangga Baru ekspresi isi karya-karya sastra adalah lebih
berisikan tentang keadaan yang kolot dimana bertemakan; pernikahan paksa,
paksaan adat, kekangan orangtua dan kehidupan desa, namun dengan
kemunculan Pujangga Baru kebebasan dan kehidupan urban sudah mulai
menjadi tema-tema dalam karya sastra yang dihasilkan
3. Penerbitan Poedjangga Baroe merupakan realisasi dari hasrat untuk
menyatukan tenaga cerai berai pengarang Indonesia yang sebelumnya telah
kelihatan hasilnya dalam berbagai majalah . Umumnya kelahiran Pujangga
Baru disambut gembira oleh penyair dan pengarang muda, para pelajar dan
golongan intelektual yang sedikit jumlahnya . Namun selanjutnya reaksi
hebat terhadap pujangga baru datang dari pihak guru-guru bahasa Melayu.
Pujangga Baru dituduh merusak bahasa Melayu karena memasukkan katakata yang tidak lazim dalam bahasa melayu (sekolah). misalnya mereka
keberatan terhadap pengambilan kata-kata daerah dan kata-kata asing yang
tambah banyak dipergunakan dan sadar oleh pembaharu bahasa golongan

24

Pujangga Baru. Juga mengenai persajakan Pujangga Baru dikritik karena
memasukkan bentuk-bentuk puisi yang menyalahi pantun dan syair.
4. Selain dalam bidang kesusasteraan Sutan takdir juga menaruh perhatian
terhadap filsafat. Lebih tepatnya filsafat kebudayaan. Pemikiran dia tentang
pemisahan antara zaman Prae-Indonesia dengan zaman Indonesia merupakan
awal tinjuan dia terhadap kebudayaan Indonesia. Menurut dia kedua masa itu
harus dipisahkan dan bahkan harus ditinggalkan karena dia menganggap
bahwa itu layaknya zaman jahiliah Indonesia dimana Indonesia terkekang
oleh kebudayaan lama. Bagi dia saat nya Indonesia memperoleh semangat
baru “Semangat Indonesia”
5. Zaman Indonesia menurut pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana memerlukan
suatu haluan baru yang bisa mengubah sikap dan pola pikir bangsa ini.
Menurutnya harus ada kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan lama
yang penuh kekangan, dan ikatan adat dan tradisi. Kebudayaan Modern
Barat menurutnya kebudayaan baru yang cocok di contoh dan dipakai oleh
bangsa Indonesia yang dinamis. Yang menjunjung tinggi intelektualisme,
Individualisme, egoisme, dan Materialisme. pengalaman yang kita peroleh
dari Barat selayak bisa membuat kita untuk mencontohnya bagaimana untuk
bisa menjadi bangsa yang dipandang oleh dunia.
6. Berbagai

pihak memberikan kritik dan penolakan terhadap pemikiran

modern Barat yang di nyatakan lewat berbagai tulisannya, berbagai sikap
penolakan dan tanggapan Sutan takdir ini oleh Achdiat K. Miharja

25

simpulkan sebagai “Polemik Kebudayaan”. Seperti Sanusi Pane ialah sosok
yang paling menolak pemandangan Sutan Takdir, menganggap apa yang
diidealiskan Takdir terlalu Ekstrim dengan memandnag Barat dengan
justifikasi yang negatif. Menurut Sanusi Pane masyarakat Barat lebih
memantingkan

perihal

jasmaniah

dan

Materialistik

Individualistik.

NamunSutan Takdir memberikan tanggapan bahwa bangsa Barat juga
mementigkan nilai rohaniah seperti yang dilakukan oleh para zending dan
misonaris serta tindakan Bunda Theresia yang menolong orang dengan
sepenuh hati dan tanpa imbalan. Dan jika ingin suatu perubahan dari segi
kehidupan jagan pernah tanggung-tanggung harus tegas mengambil sikap
sehingga cita-cita yang diharapkan dapat terwujud.

26

5.2. Saran
1. Untuk bangsa Indonesia, sejak Tahun 1930-an Sutan Takdir telah
memberikan pemikiran
merupakan

kebudayaan yang beliau berharap hal itu

perubahan yang baik bangsa ini. Perubahan yang

menujukkan semangat Indonesia secara penuh. Perbedaan yang ada di
Indonesia sebaiknya tidak menjadi pengghalang oleh seseorang untuk
berkarya dan berkreasi, hal itu merupakan cita-cita dari Sutan Takdir
semenjak dahulu
2. Untuk generasi muda Indonesia sebaiknya kita harus bersyukur bahwa
kita mempunyai sosok yang berjuang demi kebebasan berekspresi dan
lepas dari kurungan tadisi, memberikan tanggung jawab bagi kemajuan
budaya bangsa. Kebudayaan modern yang kita terima sebaiknya
diilhami sebagai semangat berkarya, kerja keras, jangan pernah diam
saja, jangan pasrah pada keadaan dan jangan menjadikan kemiskinan
itu layaknya sebagai budaya yang tidak bisa di hilangkan
3. Sutan Takdir Alisjahbana berpikir dengan kebudayaan modern barat
kita bisa maju tanpa menghakiminya sebagai bangsa yang tak
bermoral, beliau sudah berjuang meyakinkan bahwa hal itu tidak
benar, jadi kita sebagai genarasi bangsa Indonesia juga jagan pernah
menyerap dan meniru yang tidak baik dari Barat yang tidak cocok
pada kita karena yang Sutan Takdir harapankan kita meniru semangat
intelaktual dan kemajuan bangsa Barat.

23

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia. Dian Rakyat.
Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1969. Kebangkitan Puisi Baru Indonesia. Dian
Rakyat. Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1984. Perjuangan Tanggung Jawab dalam
Kesusasteraan. Pustaka Jaya. Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1985. Seni dan Sastera di Tengah Pergolakan
Masyarakat dan Kebudayaan. Dian Rakyat. Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1992. Kalah dan Menang. Dian Rakyat. Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1995. Dian yang Tak Kunjung Padam. Dian Rakyat.
Jakarta
Alisjahbana, Sutan Takdir. 2006. Layar Terkembang. Balai Pustaka. Jakarta
Alisjahbana. Sutan Takdir. 1957. Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa
Indonesia. Pustaka Rakyat. Jakarta
Buersen, C.A. Van. 1988. Strategi Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta
Chaplin, James P. Kamus Lengkap Psikologi. Grafindo Persada. Jakarta
Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastera. Buku Seru. Jakarta
Foulcher, Keith. 1991. Pujaangga Baru Kesusasteraan dan Nasionalisme di
Indonesia 1933-1942. Grimurti Pasaka. Jakarta
Haruki, Yamamoto. 2010. Gelora Menuju Indonesia Baru. Dian Rakyat. Jakarta
Jassin, H.B. 2013. Pujangga Baru. Pustaka Jaya. Jakarta

24

Kleden, Ignas. dkk. 1988. Kebudayaan Sebagai Perjuangan Perkenalan dengan
Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana. Dian Rakyat. Jakarta
Koentraningrat. 2002. Pengantar Imu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta
Lubis, Mochtar dkk. 1979. Pelangi 70 Tahun Sutan Takdir Alisjahbana. Akademi
Jakarta. Jakarta
Lubis, Mochtar. dkk. 1979. Pelangi 70 Tahun Sutan Takdir Alisjahbana. Akademi
Jakarta. Jakarta
Mihardja, Achdiat K. 1998. Polemik Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta
Purwanto, Bambang. 2006. Gagalnya Historiografi IndonesiaSentris?!. Ombak.
Yogyakarta
Rafiek, M. 2010. Teori Sastera : Kajian Teori dan Paraktik. Rafika Aditama.
Bandung
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Tehnik Penelitian Sastr dari
Stukturalisme hingga Poststrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Rosidi, Ajip. 2013. Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia. Pustaka Jaya. Bandung
Salam,

Aprinus,

Relevansi

S.T

Alisjahbana:

Memperjuangkan

Nilai,

Menaklukkan Sejarah, Jurnal Budaya UGM, 2013
Sastrowardoyo, Subagiio. 1999. Sekilas Soal Sastera dan Budaya. Balai Pustaka.
Jakarta
Silalahi, Sinta Mariani, Analisis kalimat perpormatif dan konstatif dalam novel
Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana, Skripsi, Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2004

25

Teichman, Jenny. 1998. Etika Sosial. Kanisius. Jakarta
Wellek, Rene, Warren Austin. 2013. Teori Kesusasteraan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Afandi Bin Kamaruzaman , Mohd Yusrizal Bin Mohd Noor , Barharudin Bin
Zainal AbidinMuhammad Zaini Bin Othman “Defenisi Berpikir Kritis”
,http://eprints.utm.my/23065/1/Definisi%20Pemikiran%20Kritis.pdf