EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Dan Penyuluhan Individual Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekambuhan Asma.

(1)

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP

PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

TATIK SETIYARINI J 210141011

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP

PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

TATIK SETIYARINI J 210141011


(3)

(4)

(5)

v ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP PENGETAHUAN

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA

Oleh:

Tatik Setiyarini1, Abi Muhlisin2, Endang Zulaicha3

Asma adalah penyakit peradangan sistem pernafasan. Kekambuhan asma dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti lingkungan, makanan, udara dingin, dan emosi. Meningkatnya penderita asma disebabkan kurangnya pengetahuan tetang cara pencegahan kekambuhan asma. Peningkatan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan asma dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan pemberian leaflet dan penyuluhan individual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dan penyuluhan individual terhadap pengetahuan pencegahan kekambuhan asma. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan pre experiment dan desain static group comparasion. Populasi pada penelitiaan ini adalah pasien asma yang berobat di Poliklinik RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dengan sampel sebanyak 40 responden dibagi menjadi dua kelompok dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pendidikan individual lebih efektif dibandingkan dengan pemberian media leaflet (0,00 < 0,01). Diharapkan responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang dapat meningkatkan pengetahuan dengan mencari informasi dari berbagai sumber informasi, sedangkan bagi rumah sakit diharapkan dapat memilih metode yang efektif dalam melaksanakan promosi kesehatan.

Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, pengetahuan, leaflet, penyuluhan individu

ABSTRACT

Asthma is an inflammatory disease of the respiratory system. Recurrence of asthma can be triggered by several factors such as the environment, food, cold air, and emotions. Increased asthma sufferers due to lack of knowledge of how to prevent asthma relapse neighbor. Increased knowledge about the prevention of recurrence of asthma can be done by health counseling. Health education can be done by providing leaflets and individual counseling. This study aims to determine the effectiveness of health education using leaflets media and individual counseling on the prevention of recurrence of asthma knowledge. Researchers used quantitative research with pre experiment design and static design group comparasion. The population in this penelitiaan is asthmatic patients who seek treatment at the Polyclinic RSP dr. Ario Wira wan Salatiga with a sample of 40 respondents were divided into two groups by using consecutive sampling technique. The results showed that the method is more effective than individual education by providing media leaflets (0.00 < 0.01). Expected of respondents who have sufficient knowledge and less able to improve their knowledge by seeking information from a variety of sources of information, while the hospital is expected to choose an effective method of implementing health promotion.


(6)

6

1. LATAR BELAKANG

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan penyakit kompleks yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi (Somantri, 2008). Apabila terjadi hipersensitifitas pada bronkus dapat menyebabkan penyempitan pada saluran pernafasan karena benda asing di udara, keadaan ini yang menimbulkan nafas berbunyi yang disebut wheezing (Musliha, 2010).

Kekambuhan asma dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti lingkungan, makanan, udara dingin, dan emosi. Lingkungan yang dipenuhi asap rokok, asap kendaraan dan debu merupakan awal timbulnya penyakit asma. Beberapa makanan seperti junk food yang tinggi kadar MSG dan pengawetnya, minuman dingin atau es, coklat dan kacang dapat menjadi penyebab kekambuhan asma. Adanya perasaan tidak menyenangkan membuat beban pikiran dan tekanan mental yang akhirnya berimbas pada saluran pernapasan seseorang. Asma akan mudah kambuh pada orang yang tinggal didaerah pegunungan atau dengan cuaca dingin (Alsagaff, 2006).

Adapun komplikasi dari penyakit asma antara lain adalah pneumothoraks, pneumodiastinum dan emfisemasubcutis, atelektasis, dan gagal nafas (Benvie, 2009). Sehingga dari komplikasi tersebut pasien perlu mengetahui dan memahami tentang asma agar dapat melakukan tindakan pencegahan kekambuhan asma.

Menurut Sundaru (2009) tindakan pencegahan asma antara lain dengan menjaga kesehatan berupa makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, hindari minum es, minum hangat dapat mengencerkan dahak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Disamping itu keadaan rumah harus diperhatikan, sebaiknya tidak lembab, cahaya matahari bisa masuk, kamar tidur seharusnya tidak banyak barang yang dapat menimbulkan debu, selain itu upaya selanjutnya menghindari faktor pencetus seperti; debu, asap rokok, bulu hewan, suhu dingin, kelelahan yang berlebihan, olahraga yang melelahkan. Menggunakan obat-obatan


(7)

7

bronkodilator sebagai persiapan jika kondisi seseorang tidak bisa aktif melakukan pencegahan.

Berdasarkan data WHO Non Communicable Disease di Asia Tenggara diperkirakan bahwa 1,4 juta orang meninggal dunia karena penyakit paru kronik dimana 86% disebabkan karena penyakit paru obstruktif kronik, dan 7,8% disebabkan karena asma. WHO fact sheet 2011 menyebutkan bahwa terdapat 235 juta orang menderita asma di dunia, 80% berada di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Penyakit saluran pernapasan yang menyebabkan kematian terbesar adalah Tuberculosis (7,5%) dan Lower Tract Respiratory Disease (5,1%). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia didapatkan bahwa angka kematian akibat penyakit asma adalah sebanyak 63.584 orang (Depkes, 2014). Dari data Riskesdas 2013, pasien asma di Indonesia paling banyak di alami oleh golongan menengah kebawah dan terbawah (tidak mampu), persentase untuk menengah kebawah sebanyak 4,7% dan terbawah 5,8% (Depkes, 2014).

Pada tahun 2012 di Rawat Jalan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga pasien asma menempati peringkat ke 3 dengan jumlah kunjungan 2.965 pasien (7,42%), tahun 2013 menempati peringkat 2 dengan jumlah kunjungan 2.747 pasien (7,7%), dan tahun 2014 semester I jumlah kunjungan pasien asma sebanyak 1218 pasien (8,9%) (Rekam Medik RSP dr. Ario Wirawan tahun 2012, 2013, dan 2014). Mayoritas pasien asma tersebut melakukan kunjungan ulang setelah beberapa minggu karena mengalami kekambuhan.

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di rawat jalan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga terhadap 10 pasien asma didapatkan hasil sebanyak 6 pasien mengatakan tidak mengetahui tentang upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma dan 4 pasien mengatakan mengetahui tentang upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma.

Frekuensi kekambuhan asma tergantung pada sejauh mana pasien mengetahui dan menghindari alergen atau faktor pemicu penyebab


(8)

8

kekambuhan asma tersebut. Kurangnya pengetahuan pasien asma tentang upaya pencegahan asma dapat disebabkan oleh kurangnya informasi seperti penyuluhan. Penyuluhan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, diantaranya adalah leaflet dan penyuluhan individual. Di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga pendidikan kesehatan pasien asma rawat jalan diberikan dengan disediakan leaflet dan penyuluhan individual oleh perawat dan dokter rawat jalan. Namun ditempat penelitian leaflet hanya diletakkan di pusat informasi saja dan tidak dibagikan kepada penderita asma secara langsung, sehingga hanya sedikit penderita yang membaca leaflet tentang asma. Sedangkan penyuluhan kesehatan hanya dilakukan dengan singkat saat melakukan anamnesa. Sehingga dengan demikian, banyak pasien asma yang mengalami kekambuhan selang beberapa minggu setelah berobat.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dan metode penyuluhan individual terhadap pengetahuan tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre

eksperimen dengandesain static group comparasion. Populasi penelitian ini

adalah pasien asma di RSP dr. ario wirawan Salatiga. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutif sampling. Sampel berjumlah 40 responden, yaitu 20 responden diberikan perlakuan pemberian leaflet dan 20 responden lainnya diberikan perlakuan dengan memberikan penyuluhan individual. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan pasien tentang pencegahan kekambuhan asma. Analisa Data menggunakan univariat dan alisa bivariat (wilcoxon match pairs test dan Uji


(9)

9 3. HASIL PENELITIAN

Tabel Demografi Responden

Karekteristik responden Leaflet

Penyuluhan individual

∑ % ∑ %

Usia

20-35 tahun 6 30 8 40

36-45 tahun 7 35 8 40

46-55 tahun 2 10 3 15

56-64 tahun 5 25 1 5

Jumlah 20 100 20 100

Tingkat Pendidikan

SD 2 10 1 5

SMP 1 5 1 5

SMA 10 50 16 80

Perguruan tinggi 6 30 2 10

Tidak sekolah 1 5 - -

Jumlah 20 100 20 100

Pekerjaan

Tidak bekerja 3 15 1 5

Swasta 14 70 17 85

PNS/TNI/POLRI 3 15 2 10

Jumlah 20 100 20 100

Pernah mendapat informasi tentang upaya pencegahan kekambuhan asma

Pernah 15 75 18 90

Tidak pernah 5 25 2 10

Jumlah 20 100 20 100

Sumber informasi

Media cetak 3 15 3 15

Media elektronik 9 45 10 50

Penyuluhan 1 5 4 20

Internet 2 10 1 5

Tidak pernah 5 25 2 10


(10)

10

Tabel Ringkasan hasil uji wilcoxon signed ranks test

Variabel p-value Kesimpulan

Pengetahuan pasien asma menggunakan leaflet

Pre test

Post test 0,001 Signifikan

Pengetahuan pasien asma menggunakan penyuluhan individual

Pre test

Post test 0,000 Signifikan

Tabel Hasil uji mann-whitney test

Variabel p-value Kesimpulan

Perbedaan pre test antara kelompok leaflet

dan kelompok penyuluhan individual 0,648

Tidak signifikan Perbedaan post test antara kelompok leaflet

dan kelompok penyuluhan individual 0,034 Signifikan

4. PEMBAHASAN

Mayoritas responden berusia 36-45 tahun. Hal ini didukung oleh pendapat dari Riyanto (2013) bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dimana pada usia dewasa muda individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Pada penelitian ini, mayoritas responden masuk dalam kategori usia dewasa muda. Pada usia dewasa muda seseorang akan lebih mudah menangkap atau mengerti terhadap suatu informasi karena proses pikirnya yang masih baik. Selain itu juga pada usia ini seseorang akan berperan aktif mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan untuk mencegah kekambuhan asma agar dapat tetap produktif menjalankan aktivitas hidup sehari-hari, sehingga tidak mengganggu aktivitas bekerja atau aktivitas lainnya.

Mayoritas responden memiliki pendidikan SMA. Walaupun tingkat pendidikan responden masih pada tingkat pendidikan menengah, responden


(11)

11

dapat meningkatkan pengetahuannya melalui beberapa faktor yang lain, seperti rekan ditempat bekerja, pengalaman, dan mencari informasi dari berbagai sumber informasi misalnya dari media cetak, media elektronik, ataupun sumber informasi lain. Hal ini juga didukung dari hasil penelitian Putri (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan pula bahwa bukan berarti seseorang yang memiliki pendidikan rendah mutlak memiliki pengetahuan rendah. Peningkatan pengetahuan juga dapat diperoleh dari beberapa faktor seperti sumber informasi, pengalaman terdahulu, dan lain sebagainya.

Mayoritas responden bekerja swasta. Walaupun pekerjaan responden mayoritas swasta yang terdiri dari buruh, petani, dan karyawan swasta lainnya, tidak menutup kemungkinan responden meningkatkan pengetahuannya dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit asma. Pengetahuan tidak hanya didapatkan ditempat kerja, tetapi juga dapat didapatkan dari pendidikan, pengalaman, dan sumber informasi. Majunya teknologi masa kini, dapat mempermudah responden mencari literatur atau sumber-sumber informasi yang memuat tentang upaya pencegahan kekambuhan asma, agar aktivitas responden tidak terganggu dan tetap produktif di berbagai kegiatan.

Mayoritas responden pernah mendapat informasi tentang pencegahan asma. Walaupun mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang upaya pencegahan kekambuhan asma, namun tingkat pengetahuan responden mayoritas hanya cukup baik. Hal ini dikarenakan responden hanya dapat menyerap sebagian informasi saja tentang pencegahan kekambuhan asma. Selain itu juga sumber informasi yang digunakan responden kurang menjelaskan tentang tata cara pencegahan kekambuhan asma. Sehingga peneliti merasa perlu memberikan informasi yang benar, agar pasien dapat mencegah kekambuhan asma.


(12)

12

Mayoritas sumber informasi berasal dari media elektronik. Sebagian besar media elektronik yang menyiarkan informasi tentang asma berisikan atau mempromosikan suatu produk dagang, sehingga informasi yang ditampilkan atau disajikan hanya sedikit, atau hanya sesuai dengan kebutuhan iklan itu saja, sehingga belum dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan asma. Sehingga diharapkan dengan leaflet yang dibagikan dapat miningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan asma.

Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pemberian penyuluhan individu. Dengan menggunakan metode penyuluhan perorangan (individual) akan kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2007). Adapun kelebihan dari metode ini adalah mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan, membina persahabatan dan menumbuhkan kepercayaan antara penyuluh dan yang disuluh, dan tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi. Selain itu juga terdapat kekurangan dari metode ini seperti memerlukan waktu yang lama dan bidak disampaikan dengan menarik pendengar akan merasa bosan.

Hasil uji efektifitas pemberian leaflet terhadap pengetahuan pasien asma diperoleh nilai probabilitas 0,001. Sedangkan hasil uji efektifitas penyuluhan individual diperoleh nilai probabilitas 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan individual lebih efektif dari pada pemberian leaflet. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabiltas penyuluhan individual lebih rendah dari pemberian leaflet, yaitu 0,001>0,000 Karena dengan diberikannya penyuluhan secara individu, responden lebih leluasa mendapatkan informasi dan dapat dengan nyaman menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada peneliti. Informasi yang diberikan juga dapat lebih banyak terserap, karena disampaikan dengan cara yang mudah dipahami


(13)

13

oleh responden. Selain itu, interaksi secara langsung juga meningkatkan ketertarikan responden untuk mengetahui upaya pencegahan kekambuhan asma.

Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Khoiron (2014) yang menyatakan bahwa perubahan pengetahuan menggunakan media slide power point lebih besar daripada leaflet. Penelitian dari Erviana (2015) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang diberikan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet memiliki pengetahuan cukup, sedangkan responden yang diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan video mayoritas memiliki pengetahuan baik, sehingga media leaflet kurang efektif untuk meningkatkan pengetahuan. Dan ditambah lagi dengan hasil penelitian dari Munawaroh (2014) yang menyatakan bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui metode ceramah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan leaflet. Menurut hasil penelitian Yusyaf (2011) terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan individual. Dengan menggunakan metode pendidikan individual atau bimbingan dan konseling kontak antara klien dan peneliti atau petugas kesehatan lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek oleh petugas kesehatan dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan penuh sukarela akan menerima pengetahuan serta dapat merubah sikap dan perilakunya (Notoatmodjo, 2007).

5. SIMPULAN

a. Media leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga

b. Metode penyuluhan individual efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga


(14)

14

c. Metode penyuluhan individual lebih efektif dibandingkan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga.

6. SARAN

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi rumah sakit setempat untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan serangan asma untuk meminimalkan kejadian kekambuhan asma, dengan cara melakukan upaya promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas hidup pasien asma. Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang upaya pencegahan serangan asma. Terutama bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga penderita asma atau masyarakat yang menderita asma itu sendiri.

Akan tetapi bertentangan dengan hasil penelitian dari Pramiputra (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan leaflet lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode ceramah.

7. DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, H dan Mukti, A. 2006. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Benvie, 2009. Asma bronkhiale. http:// doctorogy.net. Diakses jam 18.15 wib tangga 18 Juni 2015.

Budiarto, Eko. 2012. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC

Depkes. RI. 2014. Buku Pedoman Asma. Jakarta

Effendy, I. 2013. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

Erviana N. W., Herawati Mansur, Ika Yudianti. 2012. Efektifitas penyuluhan menggunakan media leaflet dan video terhadap pengetahuan remaja putri tentang aborsi. http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/niwayan.pdf diakses 13 september 2015

Green, Lawrence W., 1980. Health Promoting Planning and Educational and Environmental Aproach. Second Editional. Mayfield Publishing Company: Mountain View


(15)

15

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi

Hidayati,P. 2015. Naskah Publikasi: Hubungan antara pengetahuan tentang pencegahan asma dengan kejadian kekambuhan pada penderita asma diwilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/ 37850. Diakses 21 Februari 2016

Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit Paru & Saluran napas. Jakarta: BIP Gramedia

Khoiron, N. Sulastri, dan Suryandari, D. Naskah Publikasi: Efektifitas pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan media slide power point terhadap perubahan pengetahuan,sikap, dan perilaku deteksi dini kanker srviks pada ibu PKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo tahun 2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/ 28520. Diakses 21 Februari 2016 Kholid, A. 2012. Promosi kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kumboyono. 2011. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011. Perbedaan efek penyuluhan kesehatan menggunakan media cetak dengan media audio visual terhdap peningkatan pengetahuan pasien tuberkulosi. Diakses 13 September 2015. http://digibling.

stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/27/jtstikesmuhgo-gdl-kumboyono-1323-2-hal.9-25.pdf

Mangunnegoro, H., 2006. Asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia cetakan II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Maulana, Heru. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Maulina, Renggalis. 2012. Jurnal kesehatan masyarakat: Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di kemumikam Lamnga Aceh Besar. http://ejournal.uii.ac.ia /jurnal/kesehatan/ masyarakat.pdf diakses 21 Februari 2016

McPhee, Stephen J. dan Ganong, William F. 2010. Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC

Munawaroh, Siti. 2014. Naskah publikasi: Efektifitas metode ceramah dengan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negri Ngrayun. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://jkptumpo-gdl-sitimunawa-174. diakses 21 Februari 2016

Murwani, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika

Ningrum,A.S. 2012. Naskah Publikasi: Hubungan pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Gorang Gareng Taji Kabupaten Magetan. http://eprints.ums. ac.id/ 21950 Diakses 13 September 2015


(16)

16

___________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notosiswoyo, Mulyono. 2014. Penggunaan VCD dan Leaflet untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam pencegahan kecelakaan sepeda motor. http://download.portalgaru da.org/journal.php. diakses 12 Februari 2016

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika

Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma di Indonesia. 2011. Asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Balai Pengobatan FKUI

Plottel C., 2010. 100 tanya jawab mengenai asma Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks

Pramiputra, A., Irdawati, Handoyo, Dwi. Naskah publikasi: Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan pencegahan demam berdarah dengue di Desa Wonorejo Polokarto tahun 2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/32335. diakses 21 Februari 2016

Pratiknya. 2013. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Putri, Puri Kusuma Dewi. 2012. Jurnal interaksi: Pengaruh tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan terpaan iklanlayanan masyarakat KB terhadap perilaku KB pada wanita atau pria usia subur. http://ejournal.undip.ac.id/ jurnal/interaksi/4054 diakses 21 Februari 2016

Rekam Medik RSP dr. Ario Wirawan tahun 2012, 2013, dan 2014

Riyanto, Budiman. 2013. Kapita selekta penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Ssistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Sundaru, Heru. 2007. ASMA: apa dan bagaimana pengobatannya? Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

______. 2009. Perkembangan Terkini dalam Penatalaksanaan Asma Bronkial. Division of Allergy & Clinical Immunology Faculty of Medicine, University of Indonesia. www.jacinetwork.org di akses 4 Mei 2015

Sugiyono. 2014. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

______. 2015. Statistik nonparametris untuk penelitian. Bandung: alfabeta Sujarweni V.W. 2014. Metodologi penelitian keperawatan.Yogyakarta:

Gava

Wardana, Akbar Putra. 2016. Naskah Publikasi: Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengethuan tentang dukungan suami selama proses persalinan di Bendan Banyudono Boyolali. http://eprints.ums.ac.id/41635. diakses 21 Februari 2016


(17)

17

Widayanto, Falsalado. 2010. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Yusyaf, Sari Ratina. Naskah publikas: Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metode penyuluhan individual terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang demam berdarah dengue. Universitas Negeri Riau. http://respiratory. unri.ac.id. diakses 21 Februari 2016


(1)

12

Mayoritas sumber informasi berasal dari media elektronik. Sebagian besar media elektronik yang menyiarkan informasi tentang asma berisikan atau mempromosikan suatu produk dagang, sehingga informasi yang ditampilkan atau disajikan hanya sedikit, atau hanya sesuai dengan kebutuhan iklan itu saja, sehingga belum dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan asma. Sehingga diharapkan dengan leaflet yang dibagikan dapat miningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan asma.

Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pemberian penyuluhan individu. Dengan menggunakan metode penyuluhan perorangan (individual) akan kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2007). Adapun kelebihan dari metode ini adalah mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan, membina persahabatan dan menumbuhkan kepercayaan antara penyuluh dan yang disuluh, dan tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi. Selain itu juga terdapat kekurangan dari metode ini seperti memerlukan waktu yang lama dan bidak disampaikan dengan menarik pendengar akan merasa bosan.

Hasil uji efektifitas pemberian leaflet terhadap pengetahuan pasien asma diperoleh nilai probabilitas 0,001. Sedangkan hasil uji efektifitas penyuluhan individual diperoleh nilai probabilitas 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan individual lebih efektif dari pada pemberian leaflet. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabiltas penyuluhan individual lebih rendah dari pemberian leaflet, yaitu 0,001>0,000 Karena dengan diberikannya penyuluhan secara individu, responden lebih leluasa mendapatkan informasi dan dapat dengan nyaman menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada peneliti. Informasi yang diberikan juga dapat lebih banyak terserap, karena disampaikan dengan cara yang mudah dipahami


(2)

13

oleh responden. Selain itu, interaksi secara langsung juga meningkatkan ketertarikan responden untuk mengetahui upaya pencegahan kekambuhan asma.

Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Khoiron (2014) yang menyatakan bahwa perubahan pengetahuan menggunakan media slide power point lebih besar daripada leaflet. Penelitian dari Erviana (2015) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang diberikan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet memiliki pengetahuan cukup, sedangkan responden yang diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan video mayoritas memiliki pengetahuan baik, sehingga media leaflet kurang efektif untuk meningkatkan pengetahuan. Dan ditambah lagi dengan hasil penelitian dari Munawaroh (2014) yang menyatakan bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui metode ceramah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan leaflet. Menurut hasil penelitian Yusyaf (2011) terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan individual. Dengan menggunakan metode pendidikan individual atau bimbingan dan konseling kontak antara klien dan peneliti atau petugas kesehatan lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek oleh petugas kesehatan dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan penuh sukarela akan menerima pengetahuan serta dapat merubah sikap dan perilakunya (Notoatmodjo, 2007).

5. SIMPULAN

a. Media leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden

tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga

b. Metode penyuluhan individual efektif dalam meningkatkan

pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga


(3)

14

c. Metode penyuluhan individual lebih efektif dibandingkan media

leaflet dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang upaya pencegahan kekambuhan pada pasien asma di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga.

6. SARAN

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi rumah sakit setempat untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan serangan asma untuk meminimalkan kejadian kekambuhan asma, dengan cara melakukan upaya promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas hidup pasien asma. Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang upaya pencegahan serangan asma. Terutama bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga penderita asma atau masyarakat yang menderita asma itu sendiri.

Akan tetapi bertentangan dengan hasil penelitian dari Pramiputra (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan leaflet lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode ceramah.

7. DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, H dan Mukti, A. 2006. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Benvie, 2009. Asma bronkhiale. http:// doctorogy.net. Diakses jam 18.15 wib tangga 18 Juni 2015.

Budiarto, Eko. 2012. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC

Depkes. RI. 2014. Buku Pedoman Asma. Jakarta

Effendy, I. 2013. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

Erviana N. W., Herawati Mansur, Ika Yudianti. 2012. Efektifitas penyuluhan menggunakan media leaflet dan video terhadap

pengetahuan remaja putri tentang aborsi.

http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/niwayan.pdf diakses 13 september 2015

Green, Lawrence W., 1980. Health Promoting Planning and Educational and Environmental Aproach. Second Editional. Mayfield Publishing Company: Mountain View


(4)

15

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi

Hidayati,P. 2015. Naskah Publikasi: Hubungan antara pengetahuan tentang pencegahan asma dengan kejadian kekambuhan pada penderita asma

diwilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta.

http://eprints.ums.ac.id/ 37850. Diakses 21 Februari 2016

Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit Paru & Saluran napas. Jakarta: BIP Gramedia

Khoiron, N. Sulastri, dan Suryandari, D. Naskah Publikasi: Efektifitas pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan media slide power point terhadap perubahan pengetahuan,sikap, dan perilaku deteksi dini kanker srviks pada ibu PKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo tahun 2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/ 28520. Diakses 21 Februari 2016

Kholid, A. 2012. Promosi kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kumboyono. 2011. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011. Perbedaan efek penyuluhan kesehatan menggunakan media cetak dengan media audio visual terhdap peningkatan

pengetahuan pasien tuberkulosi. Diakses 13 September 2015.

http://digibling.

stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/27/jtstikesmuhgo-gdl-kumboyono-1323-2-hal.9-25.pdf

Mangunnegoro, H., 2006. Asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia cetakan II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Maulana, Heru. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Maulina, Renggalis. 2012. Jurnal kesehatan masyarakat: Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di

kemumikam Lamnga Aceh Besar. http://ejournal.uii.ac.ia

/jurnal/kesehatan/ masyarakat.pdf diakses 21 Februari 2016

McPhee, Stephen J. dan Ganong, William F. 2010. Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC

Munawaroh, Siti. 2014. Naskah publikasi: Efektifitas metode ceramah dengan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negri Ngrayun. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://jkptumpo-gdl-sitimunawa-174. diakses 21 Februari 2016

Murwani, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika

Ningrum,A.S. 2012. Naskah Publikasi: Hubungan pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Gorang Gareng Taji Kabupaten Magetan. http://eprints.ums. ac.id/ 21950 Diakses 13 September 2015


(5)

16

___________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notosiswoyo, Mulyono. 2014. Penggunaan VCD dan Leaflet untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam pencegahan kecelakaan sepeda motor. http://download.portalgaru da.org/journal.php. diakses 12 Februari 2016

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis. Jakarta: Salemba Medika

Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma di Indonesia. 2011. Asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Balai Pengobatan FKUI

Plottel C., 2010. 100 tanya jawab mengenai asma Edisi Kedua. Jakarta: PT

Indeks

Pramiputra, A., Irdawati, Handoyo, Dwi. Naskah publikasi: Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan pencegahan demam berdarah dengue di Desa Wonorejo Polokarto tahun 2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/32335. diakses 21 Februari 2016

Pratiknya. 2013. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Putri, Puri Kusuma Dewi. 2012. Jurnal interaksi: Pengaruh tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan terpaan iklanlayanan masyarakat KB terhadap perilaku KB pada wanita atau pria usia subur. http://ejournal.undip.ac.id/ jurnal/interaksi/4054 diakses 21 Februari 2016

Rekam Medik RSP dr. Ario Wirawan tahun 2012, 2013, dan 2014

Riyanto, Budiman. 2013. Kapita selekta penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Ssistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Sundaru, Heru. 2007. ASMA: apa dan bagaimana pengobatannya? Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

______. 2009. Perkembangan Terkini dalam Penatalaksanaan Asma

Bronkial. Division of Allergy & Clinical Immunology Faculty of Medicine, University of Indonesia. www.jacinetwork.org di akses 4 Mei 2015

Sugiyono. 2014. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

______. 2015. Statistik nonparametris untuk penelitian. Bandung: alfabeta

Sujarweni V.W. 2014. Metodologi penelitian keperawatan.Yogyakarta: Gava

Wardana, Akbar Putra. 2016. Naskah Publikasi: Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengethuan tentang dukungan suami selama

proses persalinan di Bendan Banyudono Boyolali.


(6)

17

Widayanto, Falsalado. 2010. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha

Medika

Yusyaf, Sari Ratina. Naskah publikas: Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metode penyuluhan individual terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang demam berdarah dengue. Universitas Negeri Riau. http://respiratory. unri.ac.id. diakses 21 Februari 2016


Dokumen yang terkait

Efektivitas Penyuluhan Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk Di Kecamatan Medan Denai

2 51 103

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Dan Penyuluhan Individual Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekambuhan Asma.

0 1 14

BAB 1 PENDAHULUAN Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Dan Penyuluhan Individual Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekambuhan Asma.

0 3 7

PERBEDAAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DENGAN BOOKLET Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Dengan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Chikungunya Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo

0 2 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Media Leaflet Dan Media Slide Power Point Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Deteks

0 2 20

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Media Leaflet Dan Media Slide Power Point Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Deteks

0 6 18

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 12

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG MENARCHE PADA SISWI SD

0 0 17

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

0 0 12