STUDI PENETRASI Ag PADA MEMBRAN BIOPOLIMER KITOSAN DENGAN METODE LIBS.

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

STUDI PENETRASI Ag PADA MEMBRAN BIOPOLIMER KITOSAN
DENGAN METODE LIBS
Ni Nyoman Rupiasih, Hery Suyanto, Rendra Rustam Purnomo
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar, 80361
Telp.: (0361)701954, Fax: (0361)701907
E-mail: rupiasih69@yahoo.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang “penetrasi Ag dalam bentuk cairan pada membran
biopolimer kitosan dengan metode Laser-Induced Breakdown Spectroscpy (LIBS)” yang
menggunakan laser Nd-YAG(1064 nm, 7 ns). Penelitian dilakukan dengan energi laser 80 mJ
dengan lima cara yaitu: 1) control (tanpa perlakuan), 2) adsorpsi alami, 3) adsorpsi dengan
pemanasan, 4) adsorpsi setelah pemanasan, dan 5) adsorpsi dengan tekanan. Penelitian menunjukan
bahwa cara 5 memberikan nilai intensitas adsorpsi tertinggi, diikuti oleh cara 3, 2, 4 dan 1. Hasil
ini menjelaskan bahwa cairan Ag akan penetrasi ke dalam membran dengan baik bila diberi

tekanan. Perlakuaan ini menyebabkan unsur Ag berinteraksi baik secara kimiawi maupun fisika
dengan membran dan menghasilkan ikatan kovalen yang kuat dalam membran. Sebagai akibatnya
memberikan momentum pantul yang kuat pada saat ditembak laser dan menghasilkan plasma
dengan intensitas emisi Ag I (328 nm) yang tinggi dibandingkan dengan cara lainnya.
Kata kunci: membran kitosan, LIBS, Laser Nd-YAG, adsorpsi, unsur Ag.
ABSTRACT
It has done research on the penetration of Ag in liquid form on the biopolymer chitosan
membrane with Laser-Induced Breakdown Spectroscpy (LIBS) method that uses an Nd-YAG laser
(1064 nm, 7 ns). The study was conducted with 80 mJ laser energy in five ways e.g.: 1) control
(without treatment), 2) natural adsorption, 3) adsorption by heating, 4) adsorption after heating,
and 5) adsorption with pressure. Research has shown that the way 5 gives the highest adsorption
intensity, followed by the way 3, 2, 4 and 1. The results suggest that Ag liquid will penetrate into
the membrane properly when pressurized. This causes the element Ag interact both chemically and
physics with the membrane and produces strong covalent bonds in the membrane. As a result
provide strong momentum at the time of the reflected laser shot and produced plasma which higher
emission intensity of Ag I (328 nm) than the other way.
Keywords: chitosan membrane, LIBS, Laser Nd-YAG, adsorption, Ag.
PENDAHULUAN
Membran kitosan adalah membran sintetik atau buatan yang berbahan dasar kitosan.
Kitosan adalah salah satu dari polimer alami, yang merupakan turunan kitin. Kitosan dan

turunannya sudah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industri pangan, kosmetik,
pertanian, farmasi, pengolahan limbah, dan penjernihan air. Kitosan dapat dibentuk menjadi
membran [1]. Membran kitosan adalah membran kompleks pertama dari polimer alam dan telah

_________________________________________________________________________________912
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

digunakan untuk menarik unsur-unsur logam transisi dari larutan garamnya. Kitosan mempunyai
kemampuan untuk mengadsorpsi logam dengan membentuk kompleks dengan logam tersebut [2].
Laser-induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) merupakan salah satu teknik spektroskopi
atomik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif suatu sampel padat dan gas yang sangat cepat dan
akurat. Sedangkan untuk sampel cair, cairan akan dirubah ke semi padatan dengan memanfaatkan
metode adsorpsi [3]. Metode adsorpsi merupakan suatu metode dimana suatu bahan padat dapat

menyerap suatu bahan cairan baik secara fisika maupun kimiawi. Metode ini menyebabkan
beberapa unsur dalam cairan berinteraksi pada bahan padatan adsorben. Agar metode ini tercapai
secara optimal maka memperhatikan parameter-parameter diantaranya jenis bahan adsorben serta
memberikan perlakukan variasi waktu tunggu adsorpsi, suhu bahan dan energi laser. Bila unsurunsur dalam zat cair tersebut teradsorpsi dengan baik pada bahan padatan maka memudahkan
analisis baik kualitatif dan kuantitatif dengan teknik LIBS.
Dengan metode adsorpsi tersebut dan mengingat kemampuan kitosan di dalam
mengadsorpsi logam, telah dicoba dilakukan penelitian untuk mempelajari proses penetrasi Ag
dalam bentuk cairan pada membran biopolimer kitosan dengan teknik LIBS. Penelitian dilakukan
dengan energi laser 80 mJ dengan lima cara adsorpsi yaitu 1) control (tanpa perlakuan), 2) adsorpsi
alami, 3) adsorpsi dengan pemanasan, 4) adsorpsi setelah pemanasan, dan 5) adsorpsi dengan
tekanan.
TEORI
A. Membran Kitosan
Kitosan adalah salah satu dari polimer alami, yang merupakan turunan kitin yang banyak
terdapat pada kerangka atau kulit luar Crustacea. Kitin tidak mudah larut dalam air, sehingga
penggunaannya terbatas. Namun dengan modifikasi kimiawi dapat diperoleh senyawa turunan kitin
yang mempunyai sifat kimia lebih baik, yaitu kitosan.
Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin yang menggunakan basa natrium hidroksida
(NaOH) untuk mengganti gugus asetamida (NHCOCH3) dengan gugus amino (NH2) atau reaksi
enzimatis menggunakan enzim kitin deasetilase. Dalam hal ini, proses deasetilasi kitin dapat

berlaku tanpa pemutusan rantai polimer [4]. Kelarutan kitosan sangat dipengaruhi oleh proses
deasetilasi. Gugus amin yang mempunyai ion H+ bebas, yang berperan sebagai donor elektron dan
menyebabkan kitosan mampu larut dalam asam-asam organik, seperti: asam laktat, asam asetat,
asam format, asam sitrat dan asam oksalat.

_________________________________________________________________________________913
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

Kitosan bersifat mudah terurai, tidak beracun dan dapat dibentuk menjadi membran [2].
Membran kitosan adalah membran kompleks pertama dari polimer alam dan telah digunakan untuk
menarik unsur-unsur logam transisi dari larutan garamnya. Kitosan mempunyai kemampuan untuk
mengadsorpsi logam dengan membentuk kompleks dengan logam tersebut, oleh karenanya dapat
digunakan untuk mengolah limbah [5]. Selain dapat digunakan sebagai filter/penyaring logam berat,

kitosan juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami pada bidang pangan, diantaranya
kitosan efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada komoditi pangan [1].
B. Ag (Perak)
Perak adalah logam lunak, berwarna putih dan padat. Logam perak banyak digunakan
sebagai bahan fotografi, konduktor, produk-produk elektronik, baterai, cermin dan sebagainya.
Nama latin perak adalah argentum (Ag) dan pada tabel sistem berkala terletak pada golongan IB.
Kerapatan logam perak relatif tinggi (10,5 g/ml) dan dapat melebur pada suhu 960,5 0 C.
Perak secara luas digunakan dalam topical gel dan diresapkan ke perban karena memiliki
lebar spektrum aktivitas antimikroba. Antimikroba sifat perak berasal dari sifat-sifat kimia dari
bentuk terionisasi, Ag+. Ion ini membentuk ikatan molekul yang kuat dengan zat lain yang
digunakan oleh bakteri untuk bernafas, seperti molekul yang mengandung belerang, nitrogen, dan
oksigen. Ketika Ag+ membentuk ion kompleks dengan molekul-molekul ini, mereka dianggap tidak
dapat digunakan oleh bakteri, menghilangkan senyawa yang diperlukan dan akhirnya menimbulkan
kematian bakteri.
Perak alami terdiri dari dua isotop stabil, Ag107 dan Ag109, dimana Ag107 kelimpahannya
paling banyak (51,839% kelimpahan alam). Ada 28 radioisotop Ag dan yang paling stabil adalah
Ag105 dengan waktu paruh 41,29 hari, Ag111 dengan waktu paruh 7,45 hari, dan Ag112 dengan waktu
paruh 3,13 jam. Unsur isotop metastabil (m) yang paling stabil adalah Ag108m (t1 / 2 = 418 tahun),
Ag110m (t1


/ 2=

249,79 hari) dan Ag106m (t1

/ 2

= 8,28hari). Semua isotop radioaktif yang tersisa

memiliki waktu paruh kurang dari satu jam dan mayoritas memiliki waktu paruh kurang dari 3
menit. Isotop dari perak berkisar dari massa atom relatif 93,943 (Ag94) sampai 126,936 (Ag127).
Konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk atom Ag netral yang disimbolkan Ag I
adalah 1s22s22p63s23p63d104s24p64d105s 2S1/2 [6]. Bila atom Ag tersebut mendapatkan tambahan
energi dari luar, maka elektron-elektron pada level energi tertentu akan pindah ke level energi yang
lebih tinggi. Keadaan seperti ini disebut atom dalam tereksitasi. Elektron-elektron yang pindah ini
hanya beberapa saat saja (nano second) kemudian kembali lagi ke keadaan semula sambil
memancarkan emisi atau foton dengan panjang gelombang tertentu. Probabilitas terbesar elektron
berpindah dari konfigurasi 5p, j = 3/2 atau level 30472,7 cm-1 ke 5s, j = 1/2 atau level 0 cm-1
_________________________________________________________________________________914
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)


Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

dengan memancarkan foton panjang gelombang 3280,68 Å, panjang gelombang ini ditangkap
detektor dan ditampilkan dalam spektrum.
C. Metode LIBS
Laser-Induced Breakdown spectroscopy (LIBS) merupakan salah suatu teknik spektroskopi
emisi atomik yang menggunakan laser sebagai sumber energi ablasi. Bila laser difokuskan pada
permukaan sampel, maka sebagian dari sampel (~ 0.01 mg) akan terablasi terbentuk plasma yang
berisikan ion-ion, elektron-elektron,

atom-atom terekitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan

mengemisikan photon dengan panjang gelombang tertentu yang merupakan karakterisasi dari atom
atau unsur tersebut. Emisi ditangkap spektrometer untuk dianalisis jenis-jenis unsurnya (analisa
kualitatif). Sehingga komponen-komponen utama yang mempengaruhi dalam pembentukan plasma

dengan LIBS ini adalah Laser, jenis bahan, tekanan dan jenis gas penyangga disekitar sampel dan
resolusi spektrometer (monokromator).
Pada penelitian ini menggunakan Laser Nd-YAG (tipe CRF 200, 7ns) yang ada di
Laboratorium Bersama FMIPA dengan energi maksimum 200 mJ dan lebar pulsa 7 ns. Laser NdYAG merupakan salah satu jenis laser zat padat yang diminati, sangat populer dan digunakan
secara luas dalam berbagai bidang. Laser yang menggunakan Kristal Nd-YAG sebagai medium
lasing-nya ini, memiliki koherensi yang tinggi dan spektrum berkas luaran yang sempit, serta dapat
diproduksi dengan daya yang sangat bervariasi, mulai dari beberapa miliwatt hingga beberapa
kilowatt.
Jenis bahan yang dapat dianalisis oleh LIBS ini pada dasarnya dapat berupa padatan, cairan
dan gas. LIBS merupakan salah satu teknik spektroskopi atomik untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif suatu sampel padat dan gas secara cepat dan akurat. Sedangkan untuk sampel cair,
cairan akan dirubah ke semi padatan dengan memanfaatkan metode adsorpsi [3].
Gas penyangga adalah jenis gas yang berada di sekitar sampel. Jenis gas penyangga sangat
mempengaruhi karakteristik emisi dari plasma-laser. Emisi plasma di lingkungan gas penyangga
udara akan menghasilkan sinyal latar (background) yang tinggi dan melebar. Sehingga
mempengaruhi deteksi limit. Aguilera et. al. (1999), telah meneliti bahwa temperatur dan kerapatan
elektron dalam plasma lebih tinggi di lingkungan gas Ar dan lebih rendah dilingkungan gas He
dibandingkan di lingkungan gas udara [7]. Michael Tran et. al. (2001), telah menggunakan gas
penyangga He untuk mendeteksi fluoride dan meningkatkan deteksi limit 8 kali dibanding di
lingkungan udara [8]. Hal ini terjadi karena helium mempunyai konduksi termal yang tinggi dari

udara sehingga menekan sinyal latar.

_________________________________________________________________________________915
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

Spektrometer yang dimaksud disini adalah peralatan yang berisikan monokromator sebagai
penyeleksi panjang gelombang cahaya yang masuk dan software untuk mengalisis atau
mengidentifikasi unsur.
METODA EKSPERIMEN
a. Persiapan Membran
Membran dibuat dengan menggunakan metoda inversi fasa, sebagai berikut:
1. 10 g serbuk kitosan dicampur dengan 250 mL asam asetat (CH3COOH) 1%.
2. Campuran diaduk hingga homogen, sehingga diperoleh larutan kitosan 4%, yang siap

untuk dicetak dan dikeringkan sehingga diperoleh membran kitosan 4%.
3. Membran dicelupkan ke dalam larutan NaOH 1% dan dilanjutkan dengan pencucian
secara berulang-ulang dengan air murni (aquades). Kemudian membran dikeringkan
pada suhu ruang. Membran kitosan siap dikarakterisasi, dipakai sebagai filter atau pun
disimpan.
b. Perlakuan Sampel
Penelitian dilakukan dengan energi laser 80 mJ dengan lima cara yaitu:
1) Kontrol (membran tidak mendapatkan perlakuan)
2) Membran ditetesi larutan Ag 1000 ppm dan dibiarkan sampai semua larutan diserap,
berlangsung pada suhu ruang. Cara ini disebut adsorpsi alami pada suhu ruang
3) Membran ditetesi larutan Ag 1000 ppm kemudian dipanaskan sampai pada suhu 36 0 C.
Cara ini disebut adsorpsi dengan pemanasan
4) Membran dipanaskan sampai pada suhu 36 0C kemudian ditetesi larutan Ag 1000 ppm
dan dibiarkan sampai semua larutan diserap. Cara ini disebut adsorpsi setelah
pemanasan
5) Adsorpsi Ag oleh sampel dengan proses penekanan. Cara ini disebut adsorpsi dengan
tekanan.
c. Peralatan LIBS
Peralatan LIBS yang digunakan adalah LIBS 2500-7 plus, jenis Laser Nd-YAG (1064
nm, 7 ns, 200 mJ), spektrometer echelle HR 2500 yang mempunyai spesifikasi: spektra range

(200-980 nm with 7 channel, resolusi 0,1 nm (FWHM) dan menggunakan 7 detektor dengan

_________________________________________________________________________________916
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

2048 element linier silicon CCD arrays, total 14336 pixels. Keluaran dari spektrometer ini
diolah dengan software OOLIBS dan OOICOR kemudian ditampilkan ke komputer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan dengan menggunakan LIBS, diperoleh data seperti tampak pada
Gambar 1.

Gambar 1. Spektrum panjang gelombang vs intensitas pada rentang 327,70-328,10 nm.
Gambar 1 memperlihatkan spektrum panjang gelombang terhadap intensitas pada rentang
327,70-328,10 nm dari kelima cara perlakuan sampel. Tampak bahwa cara 5 memberikan nilai
intensitas adsorpsi tertinggi, diikuti oleh cara 3, 2, 4, dan 1, seperti tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Intensity Ag I (328 nm) vs perlakuan sampel.
Hasil-hasil tersebut di atas menjelaskan bahwa, cairan Ag akan penetrasi ke dalam
membran dengan baik bila diberi tekanan. Perlakuaan ini menyebabkan unsur Ag berinteraksi baik
_________________________________________________________________________________917
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

secara kimiawi maupun fisika dengan membran dan menghasilkan ikatan kovalen yang kuat dalam
membran. Sebagai akibatnya memberikan momentum pantul yang kuat pada saat ditembak laser
dan menghasilkan plasma dengan intensitas emisi Ag I (328 nm) yang tinggi dibandingkan dengan
cara lainnya.
Sedangkan cara 2-4, pada membran hanya terjadi proses adsorpsi saja, unsur Ag+
diadsorpsi secara kimia melalui ikatan dengan N pada [Ag(NH3)2]+ yang merupakan ikatan
kovalen, hanya sepasang elektron yang dipakai bersama dari atom N. Ikatan semacam ini disebut
ikatan koordinat kovalen. Ion Ag+ bersifat akseptor elektron sedangkan N disebut donor elektron.
Sehingga lapisan adsorpsi ini tidak kuat saat ditembak laser dan menghasilkan emisi tidak terlalu
tinggi (cara 2). Untuk menguatkan lapisan tipis hasil adsorpsi ini maka dilakukan penguatan
dengan pemanasan (cara 3) dan menghasilkan intensitas emisi lebih tinggi dari tanpa pemanasan
(cara 2). Sedangkan cara 4 pemanasan sebelum ditetesi Ag, pemanasan ini menyebabkan rusaknya
struktur membran secara fisika dan menghilangkan/mengurangi unsur N yang sebagai media
adsorpsi Ag, akibatnya intensitasnya rendah.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara 5, yaitu proses
adsorpsi dengan tekanan memberikan nilai intensitas adsorpsi tertinggi, yang diikuti oleh cara 3, 2,
4, dan 1. Hasil ini menjelaskan bahwa cairan Ag akan penetrasi ke dalam membran dengan baik
bila diberi tekanan. Perlakuaan ini menyebabkan unsur Ag berinteraksi baik secara kimiawi
maupun fisika dengan membran dan menghasilkan ikatan kovalen yang kuat dalam membran.
Sebagai akibatnya memberikan momentum pantul yang kuat pada saat ditembak laser dan
menghasilkan plasma dengan intensitas emisi Ag I (328 nm) yang tinggi dibandingkan dengan cara
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Robert, G. A. F. Chitin Chemistry. London: The MacMillan Press. 1992.
2. Muzzarelli, R. A. A. and Rocchetti, R. “Enhanced Capacity of Chitosan for Transition Metal
Ions in Sulphate – Sulphuric Acid Solutions.” Talanta. Vol 21 (1978): 1137 – 1143.
3. Qassem Mohaidat, Sunil Palchaudhuri, and Steven J. Rehse. “The Effect of Bacterial
Enviromental and Metabolic Stresses on a Laser-Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS)
Based Indentification of Escherichia coli and Streptococcus viridians.” Applied Spectroscopy,
Vol.65, No. 4 (2011).

_________________________________________________________________________________918
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)

Seminar Nasional Fisika 2012
Pusat Penelitian Fisika-LIPI
Serpong, 4-5 Juli 2012

ISSN 2088-4176

4. Brine, C.J. Introdaction Chitin: Accomplishment and Perspective. In: C Chitosan ad Related
Enxymen. Zakakis, J.P. (Ed). Orlando: Academic Press, Inc., 1984.
5. Meriatna. Tesis. “Penggunaan Membran Kitosin untuk Menurunkan Kadar Logam Krom (Cr)
dan Nikel (Ni) dalam Limbah Cair Industri Pelapisan Logam.” Universitas Sumatera Utara:
USU. 2008.
6. -, “Information system (Electronic structure of atoms”, http://grotrian.nsu.ru/en, 2009.

(diakses 14 April 2012).
7. Aguilera, J. A. and Aragon, C. Appl. Phys. A 69, (Suppl.) S475 (1999).
8. Michael Tran, Benjamin W. Smith, David W. Hahn, and James D. Winefordner. “Detection of
Gaseous and Particulate Fluorides by Laser-Induced Breakdown Spectroscopy.” Applied
Spectroscopy, Vol.55, No. 11 (2001).

_________________________________________________________________________________919
Studi Penetrasi Ag Pada Membran Biopolimer Kitosan Dengan Metode LIBS.
(Ni Nyoman Rupiasih, dkk.)