Efektivitas Ekstrak Hipofisa Sapi Dalam Merangsang Kematangan Gonad Ikan Lele Dumbo (Clarias garievinus) - Effectivity of bovine Pituitary Extractin Stimulating Gonadal Maturity of African Catfish (Clarias gariepinus).

Jurnal Perikanan dan Kelautan
ISSN : 2088-3137

Vol. 4. No. 1, Maret 2013 : 65 - 73

Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus)
Ayi Setiyanto*, Titin Herawati** dan Ujang Subhan**
*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad
**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan dosis ekstrak hipofisa sapi yang
optimal dalam merangsang kematangan gonad ikan lele dumbo. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 19 Juli 2012 sampai dengan 3 November 2012. Metode penelitian dilakukan
secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua
faktor perlakuan, dosis dan waktu, yang terdiri dari atas empat dosis dan enam kali waktu
penyuntikan dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini menggunakan induk ikan lele dumbo
yang telah matang gonad dengan umur satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak
hipofisa sapi yang diemulsi dengan menggunakan metode W/O/W efektif dalam
mempercepat waktu kematangan gonad yang dinyatakan dengan Gonad Somatik Indeks
(GSI), meningkatkan diameter telur, fekunditas ikan lele dumbo. Penyuntikan ekstrak

hipofisa sapi 0,6 ml/kg bobot indukmerupakan dosis terbaik dan efektif dalam meningkatkan
kematangan gonad ikan lele dumbo. Untuk ikan lele dumbo betina ditunjukkan dengan
perkembangan diameter telur, nilai GSI, HSI yaitu (22,21%),(1,02), (1,36%) dan dapat
dipijahkan kembali setelah 48 hari. Untuk ikan lele dumbo jantan perkembangan ditandai
dengan nilai GSI yaitu 1,01 % serta dapat dipijahkan kembali setelah 24 hari.
Kata Kunci : Hipofisa Sapi, Emulsi W/O/W, Kematangan Gonad, Clarias gariepinus.
ABSTRACT
Effectivity of bovine Pituitary Extractin Stimulating Gonadal Maturity
of African Catfish (Clarias gariepinus)
The purposeof this studywas tofind out the optimaldose ofbovinepituitaryextractin
stimulatinggonadalmaturationof African catfish.The researchwas conducted from19thJuly to
3rdNovember2012.The
methodof
researchused
factorialCompletely
Randomized
Design(CRD) with twotreatment factorseach consistingof fourdosage and sixtime levelswith
threereplications. This research used candidate broodstock of African catfishthat
havematuring
gonadswithaverage

age
ofone
year.The
results
ofthis
study
indicatedthatbovinepituitaryextractby injectingemulsified extractusing theW/O/W (water oil
water) technique waseffectivein accelerating thegonad maturity, increasingeggdiameter,
fecundityandGonado Somatic Index (GSI)ingonads of catfish broodstock. The injection dose
of 0,6 ml/kg of bovine hypofisis extract was the best dose and effective to increase maturity
of catfish gonad, eggdiameter, GSI, and broodstock could effectively respawn in 48 days.
The female broodstock showed GSI value of15.00%-22.21% ,1.07% -0.99%HSI, and
eggdiameterfrom 1.010 to 1.016mm.Thedose of0.1 ml/kgof male broodstock weight wasthe
best dosetoimprove the development of GSI and fish could respawn after 24 days.
Keywords : Bovinepituitary, Emulsions W/O/W, Gonadal Maturations, Clarias gariepinus.

66

Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan
PENDAHULUAN

Ikan
lele
dumbo
(Clarias
gariepinus) termasuk dalam golongan
catfish memiliki keunggulan komparatif
yang menguntungkan dibandingkan jenis
ikan
tawar
yang
lainnya,karena
pertumbuhan yang sangat cepat, mudah
dipelihara, tahan terhadap kondisi air yang
buruk, memiliki nilai gizi dan nilai
ekonomis yang cukup tinggi (Bachtiar
2006). Produksi ikan air tawar dari jenis
catfish mengalami kenaikan dari tahun
ketahun, pada tahun 2003 sebanyak
70.826 ton, pada tahun 2004 produksi lele
budidaya 51.271 ton, tahun 2005 menjadi

69.386 ton, tahun 2006 (77.272 ton),
tahun 2007 (91.735 ton), dan tahun 2008
(108.200 ton).
Dengan adanya peningkatan ini,
maka dibutuhkan ketersediaan benih yang
cukup. Oleh sebab itu diperlukan suatu
usaha pembenihan dengan kualitas dan
kuantitas produksi benih yang memadai,
karena kualitas benih merupakan hal yang
fundamental untuk keberlanjutan dan
keberhasilan kegiatan produksi akuakultur
(Mohan 2007; Shaofeng 2006).
Menurut Van Oordt et al. (1987)
dalam Tang et al. (2001) siklus reproduksi
Clarias gariepinus jantan dibagi tiga
periode yaitu periode perkembangbiakan,
periode
istirahat
dan
periode

pembentukan
gamet.
Periode
perkembangbiakan berlangsung dari bulan
Mei - Agustus yang ditandai dengan
kenaikan dan penurunan GSI , periode
istirahat berlangsung dari bulan Agustus Maret selama periode ini GSI relatif
rendah dan pada periode pertumbuhan
gamet berlangsung dari bulan Maret - Mei
selama periode ini GSI meningkat.
Penyuntikan ekstrak hipofisa sapi yang
diemulsi menggunakan metode W/O/W
dapat
meningkatkan
perkembangan
gonad dan akan berbanding lurus dengan
meningkatnya
konsentrasi
hormon
estradiol 17β dalam darah.

Faktor yang sangat penting untuk
menjamin kesinambungan ketersediaan
benih
untuk
kegiatan
akuakultur
tergantung kepada kesiapan induk yang
matang gonad dan biasanya terjadi pada
musim-musim pemijahan saja.Salah satu
cara yang digunakan untuk mempercepat
kematangan
gonad
yaitu
dengan
menggunakan hormon.Terapi hormonal
merupakan salah satu pemecahan

masalah dalam usaha untuk meransang
perkembangan gonad ikan diluar musim
pemijahan. Teknik pematangan gonad

sudah digunakan dengan metode implan
atau pemasangan pelet hormon pada
organ ikan, tetapi metode ini harganya
mahal dan sulit didapatkan sehingga para
pembenih tidak dapat menggunakan
metode ini. Oleh sebab itu perlu dilakukan
penelitian
mengenai
adanyasumber
hormon alternatif yang mempunyai daya
rangsang yang tinggi terhadap kecepatan
pematangan
gonad
ikan
dan
ketersediaannya banyak.
Sejauh ini ada beberapa macam
teknik pemberian hormon pada ikan yakni
pemberian hormon melalui suntikan
berkala, pemberian hormon dengan

implantasi (Crim et al. 1988) dan alternatif
lainnya dengan emulsi W/O/W (water in oil
in water) (Sato et al.1995). Salah satu
alternatif
yang
digunakan
adalah
pemanfaatan hipofisa sapi yang diekstrak.
Kandungan dari ekstrak hipofisa sapi
yaitu
hormon
gonadotropin
yang
didalamnya
terkandung
Luteinizing
Hormon (LH) dan Follicle Stimulating
Hormon (FSH). FSH merupakan hormon
yang memicu tingkat kematagan gonad.
Hipofisa

sapiketersediaannya
cukup
banyak yang berasal dari rumah potoh
hewan (RPH). Selama ini hipofisa sapi
tidak dimanfaatkan
untuk penghasil
hormon secara alami untuk meransang
pematangan gonad. Oleh karena itu
penelitian mengenai penggunaanekstrak
hipofisa
sapi
untuk
mempercepat
kematangan gonad pada ikan lele dumbo
perlu dilakukan.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan dua faktor perlakuan, dosis dan
waktu, yang terdiri dari atas empat dosis

dan enam kali waktu penyuntikan dengan
tiga kali ulangan. Perlakuan dalam
penelitian ini menggunakan ekstrak
hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan
metode W/O/W , dosis penyuntikan
dengan perbandingan bobot (kg induk)
selama 60 hari.

Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat kematangan gonad ikan
dapat dinyatakan dengan Gonado Somatik
Indeks (GSI), Hepatosomatik Indeks (HSI),
Diameter telur, dan ciri morfologis gonad.

Gonado Somatik Indeks (GSI) Ikan Lele
Dumbo
Hasil
penelitian
tingkat

kematangan
gonad
ikan
lele
dumboberdasarkan Indek kematangan
gonad lele dumbo selama penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.

25

Nilai GSI (%)

20
15

A (Kontrol)

10

B (0,1 ml/kg)
C (0,3 ml/kg)

5

D (0,6 ml/kg)
0
1

2

3

4

5

6

Periode Sampling ke-

A

Nilai GSI %

2
1,5
A (kontrol)

1

B (0,1 ml/kg)
0,5
C (0,3 ml/kg)
0
1 2 3 4 5 6

D(0,6 ml/kg)

Periode Sampling ke-

B
Gambar 5. Grafik Gonado Somatik Indeks Induk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang
diberi Ekstrak Hipofisa Sapi dengan dosis yang berbeda A (Jantan), B (Betina).
Berdasarkan
gambar
terlihat
bahwa pemberian ekstrak hipofisa sapi
dapat berpengaruh terhadap tingkat
kematangan gonad induk ikan lele
dumbo.yang diidikasikan dengan adanya
kenaikan indeks kematangan gonad induk
betina. Pada pengamatan terakhir (Hari
ke-60) GSI ikan tanpa penyuntikan 17,38
%,penyuntikan dengan dosis 0,1 ml/kg
20,81%, penyuntikan 0,3 ml/kg 15,00%
dan 0,6 ml/kg bobot induk yaitu 22,21%.
Berdasarkan dari nilai GSI yang dimiliki
induk betina tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa induk betina siap
untuk dipijahkan, hal ini sesuai dengan

pernyataan Effendi 2003, bahwa ikan
dengan nilai GSI antara 10% - 25% sudah
siap dilakukan pemijahan. Takarina (2002)
yang menggunakan ekstrak kelenjar
hipofisa ikan mas dengan metode emulsi
W/O/W terhadap kematangan gonad calon
induk ikan jambal siam (Pagasius
hypophthalmus) dengan perbandingan
ikan resepien: ikan donor (1:0,5)
menghasilkan
pertambahan
gonad
sebesar 4,67% selama 60 hari. Terjadinya
peningkatan perkembangan gonad akan
berbanding lurus dengan terjadinya
peningkatan konsentrasi hormon estradiol
17β dalam darah.

67

Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan
Pemberian ekstrak hipofisa dengan
metode W/O/W 0,1 ml/kg bobot induk
berpenggaruh
terhadap
tingkat
pertambahan gonad ikan lele dumbo
jantan baik pada pengamatan hari ke 24
mencapai 1,01%, ke 36 mencapai 1,18%,
ke 48 mencapai1,69%dan hari ke 60
mencapai 1,38%, pertambahan GSI
berbanding lurus dengan bertambahnya
waktu hal ini disebabkan masih terjadi
proses perkembangan gonad. Nurmahdi
(2005) menyatakan bahwa perubahan
gonad secara sitologi akan terjadi selama
proses
perkembangan
gonad
berlangsung. Perubahan yang terjadi
menyebabkan terjadinya perubahan bobot
dan volume gonad sehingga perubahan
yang terjadi dapat dijadikan indikator
dalam menentukan perkembangan gonad.
Perkembangan gonad ini disebabkan
karena adanya perkembangan sel nutfah

(germ sel) berlangsung dalam kista yang
dibentuk oleh sel-sel sertoli. Tahap
pembentukan sperma diawali dengan
pembelahan mitosis secara berurutan, dari
spermatogenia
sekunder
kemudian
ditransformasikan menjadi spermatosit
primer
dan selanjutnya mengalami
pembelahan meosis kedua dan kemudian
spermatid akan mengalami differensiasi
menjadi spermatozoa. Pada akhir proses
spermatogenesis kista tubulus pecah dan
spermatozoa dewasa akan dilepas dalam
lumen lobulus (Tang et al. 2001).
Hepatosomatik Indeks (HSI)
Hasil
pengamatan
tingkat
kematangan gonad ikan lele dumbo
berdasarkan indikator Hepatosomatik
indeks (HSI) lele dumbo selama penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.

3
Nilai HSI (%)

68

A (kontrol)
2

B (0,1 ml/kg)

1

C (0,3 ml/kg)
D (0,6 ml/kg)

0
1

2

3

4

5

6

Periode Sampling ke-

Gambar 2. Grafik Hepatosomatik Indeks Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) betina yang
diberi Ekstrak Hipofisa Sapi dengan dosis yang berbeda.
Berdasarkan
hasil
penelitian
membuktikan bahwa ekstrak hipofisa sapi
dapat meningkatkan berat hati pada dosis
0,1 ml/kg bobot induk dalam waktu 60 hari
terjadi peningkatan sebesar 0,32% dari
bobot awal. Peningkatan HSI ini karena
hati
mampu
mensintesis
dan
mensekresikan
vitelogenin
sebagai
prekusor pembentukan prakuning telur.
Vitelogenesis adalah proses induksi dari
sintesis vitelogenin dihati oleh hormon
estradiol
17β,
serta
penyerapan
vitelogenin yang dibawa oleh darah
kedalam oosit (Tang et al. 2001).

Vitelogenesis merupakan aspek penting
dalam pertumbuhan oosit yang meliputi
rangkaian
proses
adanya
sirkulasi
estrogen (estradiol 17β) dalam darah
merangsang hati untuk mensintesis dan
mensekresi vitelogenin yang merupakan
prekusor protein kuning telur.
Diameter Telur
Hasil
pengamatan
tingkat
kematangan gonad ikan lele dumbo
berdasarkan diameter telur dapat dilihat
pada Tabel 1.

Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad
Tabel 1. Rata-rata Diameter Telur Ikan Lele Dumbo pada Perlakuan Penyuntikan Ekstrak
Hipofisa Sapi
Sampling (Hari ke-)
Dosis
12 (mm)
24 (mm)
36 (mm)
48 (mm)
60 (mm)
Kontrol

0,402±0,15

0,407±0,10

0,428±0,17

0,617±0,08

0,743±0,06

0,1 ml/kg

0,495±0,19

0,650±0,06

0,748±0,05

0,811±0,06

1,007±0,06

0,519±0,06

0,629±0,07

0,752±0,05

0,875±0,06

1,011±0,05

0,6 ml/kg
0,519±0,08
0,607±0,05 0,742±0,0427 1,020±0,06
Keterangan : Diameter telur telur matang gonad ≥ 0,9 mm (Utiah 2006).

0,645±0,05

0,3 ml/kg

Ekstrak hipofisa sapi pada dosis
0,6 ml/kg bobot induk menghasilkan
diameter telur 1,020 mm selama 48 hari
pemeliharaan dengan distribusi diameter
telur yang relatif merata. Utiah (2006)
menyatakan dalam penambahan asalm
lemak N-6,N-3 dan implantasi estradiol
17β dan tiroid pada ikan baung dapat
meningkatkan diameter telur 1,23 mm
selama 112 hari pada dosis 1,66; 0,78 .
Takarina (2002) menyatakan penyuntikan
ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan

sistem W/O/W terhadap pematangan
gonad calon induk ikan jambal siam
(Pangasius
hypophthalmus)
dengan
perbandingan ikan resepien : ikan donor
(1:0,5) meningkatkan diameter sel telur
sebesar 573,6μm selama 60 hari.
Lama Waktu Matang
Hasil
pengamatan
tingkat
kematangan
gonad
ikan
lele
dumboberdasarkan lama waktu matang
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Lama Waktu Matang Telur, fekunditas Ikan Lele Dumbo betina, dan TNKT 1-3%
GSI Ikan Lele Dumbo Jantan dan pengaruh Ekstrak Hipofisa Sapi.
Dosis
Ikan Lele Betina
Ikan lele Jantan
Fekunditas
Diameter
TNKT
TKG TNKT 1-3 %
Rata-rata
60 – 80 %
(%)
(perinduk)
Kontrol
≤0,9mm
60 (Belum) 0,89 60 (Belum)
50.016 b
0,1 ml/kg ≥0,9mm
60
1,18 36
50.858 b
0,3 ml/kg ≥0,9mm
60
0,90 60 (Belum)
36.983 c
0,6 ml/kg ≥0,9mm
48
1,01 24
115.751 a
Keterangan : TNKT 60-80% adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai diameter ≥0,9
mm sebanyak 60-80 % dari keseluruhan telur dan TNKT 1-3% adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai matang gonad ikan lele dumbo jantan
(Standar ikan jantan siap pijah 1-3% (Buwono 1995)) yang diikuti huruf yang
sama pada kolom yang sama , tidak berbeda nyata (Non signifikan) menurut uji
Duncan pada taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%.
Ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi
dapat mempercepat kematangan telur
dengan dosis penyuntikan 0,6 ml/kg bobot
induk betina untuk mencapai diameter
telur ≥ 0,9 mm sebanyak 60-80 %
dibutuhkan waktu ± 48 hari setelah
penyuntikan berkala setiap 12 hari sekali,
sedangkan pada dosis penyuntikan 0,1
dan 0,3 ml/kg bobot induk untuk mencapai
diameter telur ≥ 0,9 mm sebanyak 60-80
% dibutuhkan waktu ± 60 hari dan pada
perlakuan tanpa penyuntikan setelah 60
hari
pemeliharaan
diameter
telur
masihkurangdari 0,9 mm (Tabel 2).

Ekstrak hipofisa sapi dengan dosis
penyuntikan 0,6 ml/kg bobot induk jantan
untuk mencapai TKG 1-3% dibutuhkan
waktu ± 24 hari setelah penyuntikan
berkala setiap 12 hari sekali, sedangkan
pada dosis penyuntikan 0,1 untuk
mencapai TKG 1-3% dibutuhkan waktu ±
36 hari. Dengan demikian penyuntikan
ekstrak hipofisa sapi dapat mempercepat
kematangan gonad ikan lele dumbo.
Lama kematangan gonad induk ikan
betina lele dumbo dengan penyuntikan
ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi
dengan menggunakan metode W/O/W

69

Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan

70

dengan dosis 0,6 ml/kg bobot induk untuk
mencapai lama waktu matang diperlukan
waktu 48 hari. Utiah (2006) menyatakan
dalam penambahan asam lemak N-6,N-3
dan implantasi estradiol 17β dan tiroid
pada ikan baung untuk mencapai lama
waktu matang dibutuhkan 107 hari pada
dosis (1,66 ; 0,78). Nurmahdi (2005)
menyatakan penggunaan hormon HCG
dengan dosis 200 UI/kg pada ikan baung
dapat meningkatkan lama waktu matang
selama 28 hari. Sinjal (2007) Menyatakan
penggunaan
Ascorbyl
Phospphate
Magnesium dan Estradiol 17β sebanyak
120 mg/kg;250 μg/kg dapat mempercepat
kematangan gonad dalam waktu 39,20
hari.

dalam waktu 60 hari. Fekunditas ikan
dipengaruhi oleh GSI ikan itu sendiri,
semakin berat bobot gonad ikan maka
semakin banyak jumlah telur yang ada
didalamnya. Sinjal (2007) Menyatakan
penggunaan
Ascorbyl
Phospphate
Magnesium dan Estradiol 17β sebanyak
120 mg/kg;250 μg/kg dapat meningkatkan
fekunditas telur ikan baung sebanyak 102
butir/kg dalam waktu 39 hari.
Histologi Gonad Ikan Lele Dumbo
Penggunaan ekstrak hipofisa sapi
yang diemulsi menggunakan metode
W/O/W pada dosis 0,6 ml/kg bobot induk
pada ikan lele dumbo betina menunjukkan
terjadinya perkembangan ovarium yang
ditunjukkan
dengan
adanya
perkembangan oosit menjadi ootid yang
ditandai oleh adanya lapisan granulosa
pada telur (Gambar 3). Lapisan granulosa
merupakan tempat sintesis hormon
estrogen yang mengindikasi proses
vitelogenesis sehingga diperoleh telur
yang matang (ovum) hal ini menunjukan
bahwa ikan berada pada praovulasi.
Sedangkan pada pennyuntikan ekstrak
hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan
metode W/O/W pada dosis 0,1 ml/kg
bobot induk pada ikan lele dumbo jantan
menunjukan
perkembangan
spermatogenesis yang ditandai dengan
perkembangan
spermatosit
primer
menjadi spermatid (Gambar 4), hal ini
menandakan ikan lele dumbo jantan
berada pada tahap pra spermiasi.

Fekunditas
Jumlah telur setelah perlakuan
selama penelitian dengan perlakuan
penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dapat
dilihat pada Tabel 2. Setelah dilakukan
analisis sidik ragam terdapat satu
perlakuan yang sangat berbeda nyata.
Nilai tertinggi fekunditas diperoleh pada
perlakuan penyuntikan ekstrak hipofisa
sapi yang diemulsi menggunakan metode
W/O/W dengan dosis 0,6 ml/kg bobot
induk yaitu 115.751 butir/ekor. Pada
perlakuan dosis penyuntikan ekstrak 0,1
ml/kg dan perlakuan kontrol tidak
memberikan perbedaan nyata, sedangkan
pada perlakuan dosis penyuntikan 0,3
ml/kg mempunyai fekunditas telur yang
sedikit dibandingkan dengan yang lainnya

T
1
2

4
2
3

3
B

A

6
7

5
8
5
C

D

Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad

5
8
E
Gambar 3. A-E Histologi gonad ikan lele dumbo betina pada perlakuan penyuntikan ekstrak
hipofisa sapi dengan dosis yang berbeda T = telur artesia; 1=inti; 2 = oogenia
sekunder; 3 = oosit primer; 4 = oosit sekunder; 5 = ootid; 6 = vitellus; 7 = lapisan
granulosa; 8 = lapisan teka; Mikroskop perbesaran 4 x 10 kali

2

1
4
5

1
4

2

A

B
4

5

5
3

4

2
C

2
D

5
1
4
E
Gambar 4. A-E Histologi gonad ikan lele dumbo jantan pada perlakuan penyuntikan ekstrak
hipofisa sapi dengan dosis yang berbeda 1= spermatosit primer; 2 = spermatosit
sekunder; 3 = spermatid; 4 = spermatozoa; 5 = lumen tubulus semiferus;
Mikroskop perbesaran 4 x 10 kali.

71

72

Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan
Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan
untuk mengetahui kelayakan dari media

air bagi kehidupan induk ikan lele dumbo
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian
Perlakuan
Parameter yang Diamati
DO (mg/L)
pH
Suhu (° C)
NH3 (mg/L)
A11
5,5-6,0
6,8-7,0
21-25
0,03-0,17
A12
5,7-5,8
6,7-7,5
22-27
0,03-0,17
A13
4,8-5,0
7,0-7,1
22-28
0,03-0,15
B21
5,0-6,0
6,9-7,7
22-28
0,03-0,19
B22
5,0-6,0
7,0-7,1
23-27
0,03-0,20
B23
4,7-5,17
6,9-7,5
23-29
0,03-0,15
C31
5,33-6,0
7,0-7,5
23-28
0,02-0,12
C32
5,6-6,5
6,9-7,3
22-29
0,02-0,19
C33
5,6-6,2
7,0-7,3
22-27
0,03-0,20
D41
5,0-5,8
6,9-7,4
22-29
0,03-0,16
D42
5,6-6,2
6,9-7,5
22-27
0,03-0,20
D43
5,0-5,9
6,8-7,0
22-28
0,02-0,19
Keterangan : Standar DO ≥ 4,5 ppm/L (Woynarovic dan Horvath 1980; Suparta 1988),
Standar Suhu 21°C -32 °C (NRC 1983),Standar pH 6,5-9,00 (Boyd 1990),
Standar Amoniak ≤ 1,5 mg/L (Wardoyo 1981).
Berdasarkan hasil pemantauan
kualitas air selama penelitian yang
meliputi oksigen terlarut, pH , suhu dan
amonia tidak berpengaruh pada induk lele
dumbo
untuk
pertumbuhan
dan
berkembang biak.
KESIMPULAN
Keimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak hipofisa sapi yang di emulsi
dengan
metode
W/O/W
dapat
mempercepat kematangan gonad ikan
lele dumbo (Clarias gariepinus).
2. Dosis
0,6
ml/kg
bobot
induk
merupakan dosis yang efektif yang
mempercepat kematangan gonad,
proses kematangan gonad betina
berlangsung selama ± 48 haridan
proses kematangan gonad jantan
berlangsung selama ± 24 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap Budi
Daya Lele Dumbo cetakan ke 4.
PT
Agromedia
Pustaka.
Jakarta.102 hal.

Boyd, C. E. 1979. Water Quality in
warmwater fish pond. Craftmaster
Printers,Inc. Opelika, Alabana 359
hal
Budhiman, A. 2007. Freshwater fish seed
resources in Indonesia, pp. 329–
341. In: M.G. Bondad-Reantaso
(ed.). Assessment of freshwater
fish seed resources for sustainable
aquaculture.FAO
Fisheries
Technical paper.No. 501. Rome,
FAO. 2007. 628 p.
Bugar, H.2000.
Penggunaan emulsi
W/O/W (C-14) dan minyak kelapa
sawit sebagai pembawa hormon
HCG padaikan jambal siam
(Pangasius
hypophthalmus).
Tesis program pascasarjana IPB,
75 hal.
Buwono.
D.
I.
1995.
Pengaruh
Fotoperiode
yang
Berbeda
Terhadap
Pengaruh
Perkembangan Gonad Ikan Lele
(Clarias Gariepinus Burch.) Jantan
dan
Betina
Pradewasa.Tesis
Program
Pascasarjana
UGM.
Yogyakarta 133 hal.

Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad
Crim, L.W., n. W. Sherwood, and C.E
Wilson. 1988. Sustained hormon
releasa II. Effectivenessof LHRH
analog (LHRHa) administration by
either sigle time injection of
cholesterol pellet implantation on
plasma gonadotropine levels in a
bioassay model fish, the juvenile
rainbow traout.
Aquaculture,
74:87-95.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan ED
Ke-2 (Edisi Revisi). Yogyakarta.
Yayasan Pustaka Nusantara.
Mohan, C.V. 2007. Seed quality in
freshwater fish production. pp.
499–517.
In:
M.G.BondadReantaso (ed.). Assessment of
freshwater fish seed resources for
sustainable
aquaculture.FAO
Fisheries Technical Paper.No. 501.
Rome, FAO. 2007. 628 p.
National Research Council. 1983. Nutrient
requeitment of warmwater fishes
and shellfishes. Ntional Academy
Press, Washington DC. 274 hal.
Nurmahdi,
T.
2005.
Pengaruh
penggunaan hormon HCG dengan
dosis yang berbeda terhadap
perkembangan gonad ikan baung
(Hemibagrus nemurus Blkr.). Tesis
Program Pascasarjana IPB. 79 hal.
Pamungkas, J. A. 2006. Efektivitas
hormon 17α-Metil Testosteron dan
LHRH-α dalam mencapai yingkat
kematangan gonad siap memijah
pada ikan belida (Notopterus
chitala).
Tesis
Program
Pascasarna IPB, 108 hal.
Sato, N., i. Kawazoe, Y. Shiina, K.
Furukawa, K. Suzuki, and K. Aida.
1995. A novel method of hormone
administration for inducing gonad
maturation in fish.
Aquaculture,
135 : 51-58.

Shaofeng, W. 2006. Freshwater fish seed
as
resources
for
global
aquaculture. Pp. 33-34. In: M.G.
Bondad-Reantaso
(ed.).
Assesment of freshwater fish seed
resources
for
sustainable
aquaculture.
FAO
Fisheries
Technical paper. No. 501. Romne,
FAO. 2007. 628 p.
Sinjal, J. H. 2007. Kajian penampilan
reproduksi ikan lele (Clarias
gariepinus)
betina
melalui
penambahan ascorbyl phoshate
magnesium
sebagai
sumber
vitamin C dan implantasi dengan
estradiol-17β.
Tesis
Program
Pascasarjana IPB,129 hal.
Suparta, M.H.,1988. Teknologi Produksi
Benih Ikan Air Tawar. Prosiding
Seminar Nasional Pembenihan
Ikan. Bandung 5-7 juli 1988,
kerjasama Badan Penelitian dan
Perkembangan Pertanian dengan
UNPAD. Hal 178-199.
Suriansyah. 2010. Studi perkembangan
dan pematangan akhir gonad ikan
betok (Anabas testudineus Bloch)
dengan rangsangan hormon. Tesis
Program Pascasarjana IPB, 98 hal.
Takarina,
P.
E.
2002.
Pengaruh
penyuntikan
ekstrak
kelenjar
hipofisa ikan mas dengan sistem
W/O/W
terhadap
pematangan
gonad calon induk ikan jambal
siam (Pangasius hypopthalmus).
Tesis Program Pascasarjana IPB.
Utiah, A. 2006. Penampilan reproduksi
induk ikan baung (Hemibagrus
nemurus Blkr) dengan pemberian
pakan buatan yang ditambahkan
asam lemak N-6 dan N-3 dan
dengan implantasi estradiol 17β
dan tiroksin.
Tesis program
pascasarjana IPB.
Woynarovich,E dan Cardinali, D. P. 1974.
The Pineal Organ. In Teksbook of
Endocrinology (Edited by R.H
Williams). Fifth Edition. W. B.
Saunders Company, Phildelphia,
London, Toronto. Hal 832-839.

73

Dokumen yang terkait

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

2 87 105

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Sumatera Utara

2 103 46

PENGARUH PEMAPARAN ENDOSULFAN DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP GONAD IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

1 7 9

Pemanfaatan surimi lele dumbo ( Clarias gariepinus) dalam pembuatan burger ikan

0 12 92

KARAKTERISASI HIDROLISAT PROTEIN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 3 8

Karakterisasi Hidrolisat Protein Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)

0 5 3

EFEKTIFITAS EKSTRAK HIPOFISA SAPI DALAM MERANGSANG KEMATANGAN GONAD IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus).

0 1 1

14. PENGARUH PERENDAMAN LARVA DALAM HORMON METIL TESTOSTERON ALAMI TERHADAP PENJANTANAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) The Effect of Soaking Time of African Catfish Larvae (Clarias gariepinus) in Natural Methyl Testosterone Hormone on Masculinizati

0 0 3

PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA PADA WADAH RESIRKULASI African catfish (Clarias gariepinus) seed growth with different stocking density on recirculation container

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) - RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) MELALUI PEMBERIAN JAHE (Zingiber officinaleRosc) - repository perpusta

0 0 14