ARTIKEL PUBLIKASIPUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh Di Kudus(Penekanan Pada Aksesibilitas dan Pendekatan Arsitektur Neo Vernacular).

ARTIKEL PUBLIKASI
PUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH
DI KUDUS
(Penekanan Pada Aksesibilitas dan Pendekatan Arsitektur Neo Vernacular)

Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :
Arif Dwi Putranto
D 300 100 026

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH DI KUDUS
(Penekanan Pada Aksesibilitas dan Pendekatan Arsitektur Neo Vernacular)
Arif Dwi Putranto
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417

Emai: dwiputra.2910@gmail.com
Abstrak
Latar belakang Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh Di Kudus
adalah Pusat atau tempat untuk pemulihan dan pelatihan kepada individu yang
mempunyai kekurangan pada tubuh. Permasalahan yang muncul adalah belum
tersedianya pusat pelayanan rehabilitasi cacat di Kudus, sehingga dibutuhkannya
suatu tempat yang mampu mewadahi kegiatan pelayanan rehabilitasi. Tujuan dari
penulisan ini adalah menyediakan suatu pusat pelayanan rehabilitasi yang
mencakup aspek medis, pendidikan, sosial dan keterampilan, dengan penekanan
standart aksesibilitas dan dengan pendekatan arsitektur neo vernacular sebagai
wajah bangunannya. Keluaran yang ingin dicapai dari pusat rehabilitasi
penyandang cacat tubuh di kudus ini adalah dapat menjadikan individu yang
berguna, mandiri, terampil dan tidak bergantung kepada orang lain.
Kata kunci : rehabilitasi, penyandang cacat tubuh, kudus.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A.1. Pengertian
Pengertian “Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh Di Kudus
(Penekanan Standar Aksesibilitas Dan Pendekatan Desain Neo Vernacular)”
adalah Sebuah pusat bangunan atau tempat untuk pemulihan atau pelatihan

kepada individu yang menyandang (menderita) kekurangan pada tubuh yang
berada di kabupaten kudus dengan penekanan standar aksesibilitas dan mengambil
unsur-unsur arsitektur tradisional yang telah ada dan diinterpretasikan ke dalam
bentuk-bentuk modern atau masa kini.
A.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu adanya suatu tempat rehabilitasi cacat tubuh yang mampu
mencakup segala aspek rehabilitasi medis, pendidikan, sosil dan vokasional yang
ditujukan kepada semua penyandang cacat khususnya penyandang cacat tubuh
yang ada di Kudus dan sekitarnya baik usia anak-anak maupun dewasa.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dunia arsitektur, permasalahannya adalah
bagaimana menemukan konsep perencanaan dan perancangan “Pusat Rehabilitasi
Penyandang Cacat Tubuh Di Kudus (Penekanan Standar Aksesibilitas Dan
Pendekatan Desain Neo Vernakuler).
1

TINJAUAN PUSTAKA
B. Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh di Kudus
B.1. Pengertian Penyandang Cacat
Penyandang cacat tubuh adalah seseorang yang mempunyai kelainan

tubuh pada alat gerak yang meliputi tulang, otot dan persendian baik dalam
struktur atau fungsinya yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
hambatan
baginya
untuk
melakuan
kegiatan
secara
selayaknya.
Cacat tubuh juga disebut cacat orthopedic dan cacat muskuloskeletal yang berarti
cacat yang ada hubungannyan dengan tulang, sendi dan otot. Cacat ortopedi
adalah sakit jenis cacat, dimana salah satu atau lebih anggota tubuh bagian tulang,
persendian mengalami kelainan (abnormal) sehingga timbul rintangan dalam
melakukan funsi gerak (motorik). (Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial.2008.Panduan Khusus Pelaksanaan Bimbingan Sosial Penyandang Cacat
Tubuh dalam Panti. Jakarta: Departemen Sosial RI.)
B.2. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan
habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti
mengembalikan kemampuan. Rehabilitasi adalah proses perbaikan

yang
ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk memiliki
seoptimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan dan ekonomi.
Rehabilitasi didefinisikan sebagai ”satu program holistik dan terpadu atas
intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokasional
yang
memberdayakan seorang (individu penyandang cacat) untuk meraih pencapaian
pribadi, kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang fungsional dengan
dunia” (Banja,1990:615). Sedangkan menurut PP No.72/1991 tentang PLB dan
SK Mendikbud No.0126/U/1994 pada lampiran tentang Landasan, Program, dan
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, disebutkan bahwa rehabilitasi
merupakan upaya bantuan medik, sosial, dan keterampilan yang diberikan kepada
peserta didik agar mampu mengikuti pendidikan. Usaha rehabilitasi merupakan
proses rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi secara
bertahap, berkelanjutan, dan terus menerus sesuai dengan kebutuhan.
GAMBARAN LOKASI
C.1.Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di jawa Tengah yang
terletak di sebelah timur laut Kota Semarang dengan jarak tempuh + 51 km.
Kabupaten Kudus dibatasi oleh beberapa kabupaten lain, yaitu :

o Di sebelah utara : Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati
o Di sebelah selatan : Kabupaten grobogan, Kabupaten Pati
o Di sebelah timur: kabupaten Pati
o Di sebelah barat : Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara

2

Letak Kabupaten kudus antara 110 º 36¹ dan 110 º 50¹ Bujur Timur dan
antara 6 º 51¹ dan 7 º 16¹ Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah
16 km dan dari utara ke selatan 22 km.
Kabupaten Kudus yang mempunyai luas wilayah sebesar 425,15 Km2,
merupakan wilayah terkecil bila dibandingkan dengan kabupaten lainya yang ada
di Propinsi Jawa tengah. Kabupaten Kudus terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu :
Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dawe, yaitu : 8.584 Ha (20,19 %)
sedangkan yang paling kecil adalah kecmatan Kota seluas 1,047 Ha 92,46 %) dari
Kabupaten Kudus. Luas daerah terdiri dari lahan persawahan seluas 21,704 Ha
(51,04 %) dan 20,812 Ha (48,96 %) adalah bukan lahan sawah.
C.2. Kondisi Non Fisik Kabupaten Kudus
1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2012 tercatat sebesar

791.891 jiwa terdiri dari 391.722 jiwa laki-laki dan 400.169 jiwa perempuan.
Apabila dilihat penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah
penduduknya adalah Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Kecamatan Dawe dan
yang paling terkecil jumlahnya yaitu kecamatan Bae. Kepadatan penduduk dalam
kurun waktu lima tahun (2008 – 2012) cenderung mengalami kenaikan seiring
dengan kenaikan jumlah penduduk. Pada tahun 2012 tercatat sebesar 1.798 jiwa
setiap satu kilo meter persegi. Di sisi lain persebaran penduduk masih belum
merata, Kecamatan Kota merupakan kecamatan yang terpadat yaitu 8.738 jiwa per
km2. Undaan paling rendah kepadatan penduduknya yaitu 961 jiwa per km2.

1.

Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kudus
Kecamatan
Luas (ha) Penduduk (Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
Kaliwungu
3.271,28
90.219

2758

2.

Kota

1.047,33

91.489

8738

3.

Jati

2.629,80

97.291


3699

4.

Undaan

7.177,04

68.994

961

5.

Mejobo

3.676,52

69.080


1879

6.

Jekulo

8.318,67

97.888

1181

7.

Bae

2.332,27

61.966


2657

8.

Gebog

5.445,97

93.491

1698

9.

Dawe

8.584,00

94.188


1097

NO

Sumber : (Kudus Dalam Angka Tahun 2013)

3

ANALISA DAN KONSEP
D.1. Kondisi Eksisiting Site
Site terletak di jalan Kudus-Purwodadi, Kec. Jati, Tanjung Karang, Kudus,
(sebelah selatan Rumah Sakit Umum Mardi Rahayu Kudus), dengan kondisi
eksisting site:
1. Termasuk dalam SWP I dan BWK I, yang merupakan zona atau kawasan
industri, infrastruktur, energi, pertanian, pariwisata, pemukiman, pertahanan
dan pelayanan.
2. Berada di sebelah selatan pusat kota.
3. Sarana dan Prasarana cukup memadai.
4. Akses jalan raya cukup baik.
5. Kebisingan sedang.
6. Topografi tanah tidak berkontur.

Gambar 1 Lokasi Site

Sumber:Google earth, diakses pada september 2014
Batas-batas lokasi:
Utara : Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Timur : Jl.Kudus-Purwodadi, pertokoan, pemukiman dan Gor PB Djarum.
Selatan : Lahan pertanian.
Barat : Pemukiman.

4

D.2. Analisa dan Konsep Pencapaian

Gambar 2. Konsep Pencapaian
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. Jalan Kudus-Purwodadi merupakan jalan utama yang mengarah ke pusat
kota dan kearah ring road yang menghubungkan Semarang-Surabaya
sebagai penghubung ke dalam dan keluar kota.
Konsep :
a. Merespon dari site lokasi, ME dan SE berada di sebelah timur karena
mengoptimalisasi lahan.
D.3. Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan

Gambar 3. Konsep Orientasi Bangunan
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
Berdasarkan letek site terhadap lingkungan sekitar, oreintasi bangunan
diarahkan ke jalan Kudus-Purwodadi.
Konsep :
a. Secara garis besar orientasi bangunan di arahkan ke Jalan KudusPurwodadi sebagai jalan utama.
b. Orientasi bangunan diarahkan ke timur karena merespon dari batas-batas
site, penggunaan tritisan sebagai cara untuk menghindari intensitas
paparan sinar matahari langsung dari arah timur dan barat.

5

D.4. Analisa dan Konsep View

Gambar 4. Konsep View
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. View dari luar site berasal dari Jalan Kudus-Purwodadi sebagai jalan
utama.
b. View dari dalam site berpotensi kearah Jalan Kudus-Purwodadi sebagai
jalan utama, Pemukiman, pertokoan dan kearah Gor PB Djarum.
Konsep :
a. View diarahkan keluar bangunan untuk merespon tuntutan dari analisa
konsep yaitu kearah jalan utama sehingga diharapkan nilai ekspos
bangunan dapat menarik perhatian.
D.5. Analisa dan Konsep Kebisingan

Gambar 5. Konsep Kebisingan
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. Sumber kebisingan berasal dari Jalan Kudus-Purwodadi.
Konsep :
a. Penggunaan pagar pembatas dan vegetasi yang berdaun lebat berfungsi
mereduksi sumber bunyi kebisingan.
b. Masalah kebisingan juga dapat diatasi dengan sistem zoning, fasilitas yang
tidak membutuhkan ketenangan yang serta fasilitas penunjang diletakkan

6

berdekatan dengan zona bising sehingga dapat berfungsi sebagai barier
terhadap fasilitas yang membutuhkan privasi tinggi.
D.6. Analisa dan Konsep Iklim

Gambar 6. Konsep Iklim
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. Sinar matahari berasal dari timur dan barat.
Konsep :
a. Penggunaan sun shading atau tritisan sebagai penghalang sinar matahari
yang langsung masuk ke dalam bangunan.
b. Penggunaan vegetasi sebagai filter dan juga pemantulan terhadap sinar
matahari dan memberikan kesejukan.
D.7. Analisa dan Konsep Zonofikasi

Gambar 7. Konsep Zonifikasi
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. Site terletak di Jalan raya merupakan jalan penghubung dalam kota dan
antar kota
b. Aktifitas sekitar site sedang, karena merupakan daerah pemukiman,
pertokoan, pelayanana jasa dan olah raga

7

Konsep :
a. Pemisahan antara zona publik, semi publik, privat kedalam bentuk
perzoningan vertikal dan horizontal
b. Zona publik diletakkan di site bagian luar dekat jalan raya dan pintu
masuk karena zona publik merupakan zona yang berhubungan dengan
orang banyak (pulik) sehingga harus mudah dicapai.
c. Zona semi publik diletakkan di site bagian dalam karena zona ini tidak
berhubungan langsung dengan publik.
d. Zona privat merupakan zona yang digunakan untuk fungsi kegiatan
penunjang, zona ini terletak di site bagian paling dalam karena tidak
semua orang dapat memasuki zona tersebut.
D.8. Analisa dan Konsep Sirkulasi

Gambar 8. Konsep Sirkulasi
Sumber : Analisa Penulis

Analisa :
a. Sirkulasi pengguna berupa jalur pedestrian, jalur khusus (ramp) dan jalur
kendaraan.
b. Area parkir berada diluar bangunan.
c. Pemisahan sirkulasi antara pejalan kaki, pengguna kursi roda dan
kendaraan bermotor.
Konsep :
a. Sirkulasi khusus bagi penyandang cacat, pengguna kursi roda berupa jalur
pedestrian dan ramp.
b. Area parkir khusus atau tempat pemberhentian bagi penyandang cacat.

8

D.9. Analisa Kebutuhan Ruang
Tabel 2. Analisa Kebutuhan Ruang

KEGIATAN UTAMA

Kegiatan Administrasi Pusat (Pengelola)
Aktifitas :
 Administrasi direktur
 Koordinasi staf
 Rapat
 Menerima tamu
 Menyimpan data
 Menyimpan barang
 MCK

Kegiatan Rehabilitasi Medis
 Administrasi Medis
- Administrasi pimpinan
- Koordinasi staf
- Menerima tamu
- Menyimpan barang



Pemeriksaan Medis
- Menerima tamu
- Pendataan/ Administrasi
- Pemeriksaan
- Menyimpan barang
- MCK



Ruangan Operasi
- Menunggu
- Pendataan/Administrasi
- Pemeriksaan
- Operasi
- Bersih diri
- Menyimpan alat
- Menyimpan barang



Ruang Penunjang Medis
- Periksa
- Bank darah
- Menyimpan obat

KEBUTUHAN RUANG















Hall
R.Tamu
R.Informasi
R.Direktur
R.Wakil Direktur
R.Sekretaris
R.Humas
R.Tata Usaha
R.Kepeg & Keuangan
R.Seksi PPL
R.Arsip
R.Rapat
Gudang
Lavatory










R.Pimpinan
R.Wakil Pimpinan
R.Sekretaris
R.Kep.Bagian
R.Staf
R.Informasi
Gudang
Lavatory








R.Tunggu
R.Administrasi
R.Dokter+Periksa
R.Pembalutan
Gudang
Lavatory












R.Tunggu
R.Administrasi
R.Dokter
R.Perawat
R.Operasi
R.Sterilisasi
R.Anatesi
R.Plester
R.Cuci/bersih diri
Gudang






R.Radiologi
R.Laboratorium
R.Farmasi
R.Obat

9

-

Menyimpan barang



Ruang Theraphy
- Menunggu
- Pendataan/Administrasi
- Pemeriksaan
- Berlatih
- MCK



Ruang Prothese
- Menunggu
- Bekerja
- Berlatih
- Menyimpan barang
- MCK



Ruang Rawat Tinggal
- Menunggu
- Istirahat
- Menyimpan barang
- MCK



Ruang Pelayanan Sevice
- Mengawasi
- Memasak
- Menyiapkan
- Mencuci
- Menyimpan barang

Kegiatan Rehabilitasi Sosial Karya/Vokasional
 Ruang Administrasi
- Menerima tamu
- Administrasi pimpinan
- Koordinasi staf
- Menyimpan barang
- Istirahat
- MCK



Ruang Revalidasi/Vokasional
- Koordinasi staf
- Persiapan pelatihan
- Memberi latihan teori
- Memberi latihan praktek
- Menyimpan barang



Bank Darah









R.Tunggu
R.Administrasi
R.Dokter
R.Terapi jalan
R.Elektro terapy
R.Hydroterapy
Lavatory








R.Tunggu
R.Karyawan
R.Bengkel prothese
R.Latihan
Gudang
Lavatory






R.Tunggu
R.Perawatan pasien
Gudang
Lavatory








R.Pengawas
R.Masak/Dapur
Pantry
R.Cuci
R.Binatu/laundry
Gudang
















Hall
R.Informasi
R.Pimpinan
R.Wakil pimpinan
R.Sekretaris
R.Tata usaha
R.Staf humas
R.Bag,pendidikan
R.Rapat
R.Arsip
R.Jaga
Pantry
Gudang
Lavatory





R.Pimpinan
R.Tim rehabilitasi
R.Sekretaris

10

-





MCk

Ruang Asrama
- Istirahat
- Menerima tamu
- Makan
- MCK
Ruang Pelayanan Servis
- Administrasi
- Memasak
- Persiapan
- Mencuci
- Menyimpan barang
- MCK

Kegiatan Penunjang
Aktifitas :
 Sembahyang
 Pertemuan
 Olah raga
 Membaca
 Kesenian





R.Tata usaha
R.Pelatih/karyawan
R.Latihan bid teknik
R.Latihan bid jasa
R.Latihan bid
keterampilan
Galeri/toko
Gudang
Lavatory








R.Kep. Asrama
R.Pengawas
R.Tidur berkursi roda
R.Tidur non kursi roda
R.Tamu
Lavatory










R.Kep. Rumah tangga
R.administrasi
R.Masak/dapur
R.Persiapan
R.Cuci
R.Peralatan
Gudang
Lavatory







Gedung serbaguna
Masjid
Lap olah raga
Perpustakaan
R.Kesenian







D.10. Analisa Hubungan Ruang
1. Hubungan ruang secara makro

Keterangan
 Berhubungan langsung
o Berhubungan tidak langsung

11

2. Hubungan ruang secara makro
a. Administrasi/Pengelola pusat

b. Kegiatan rehabilitasi medis
1. Administrasi medis

2. Pemeriksaan medis

3. Ruang operasi

12

4. Ruang penunjang medis

5. Ruang therapy

6. Ruang prothase

7. Ruang rawat tinggal

8 Ruang pelayanan servis

13

c. Kegiatan rehabilitasi sosial karya
1. Ruang administrasi

2. Ruang revalidasi/vokasional

3. Ruang asrama

4 Ruang pelayanan servis

14

DAFTAR PUSTAKA
Abadiyah, Siti. 2010. Perpustakaan Sejarah Di Surakarta Dengan Arsitektur Neo
Vernakuler
Ahmad Toha, Muslim. 1996. Peranan Rehabilitasi Medis dalam Pelayanan
Kesehatan. Bandung: FK UNPAD.
Anonim. 2001. A City For All, Barrier-Free Environment Finland; National
Center on Accessibility (NCA); Integrated National Disability Strategy
of the Governmentof NationalUni(CUDD. Dept.of Arhitecture, Gadjah
Mada University, Indonesia.
Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus Tahun 2012. Sumber : (Kudus Dalam
Angka Tahun 2013)
Buku Publikasi RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Tahun 1998 dalam Saptabi,
Rodes. 2003. Redesain Pusat Pelayanan Rehabilitasi Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Depdikbud RI. 1997. Pedoman Guru Dalam Bina Gerak Bagi Anak Tunadaksa.
Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdikbud
Dharma, Agus. Aplikasi Regionalisme Dalam Desain Arsitektur.
Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. 2008. Panduan Khusus
Pelaksanaan Bimbingan Sosial Penyandang Cacat Tubuh dalam Panti.
Jakarta: Departemen Sosial RI.
ESCAP. 1995. Promotion of Non-Handicapping Physical Environments/or
Disabled Persons. Casestudies, ESCAP, United Nations, New York.
Ismunandar K. 1997. Arsitektur Rumah Tradisional Jawa.
IR. Hartono Poerbo, M. ARCH. 1995, Utilitas Bangunan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun. 1988. (http://www.artikata.com/arti376578-penyandang.html) (di akses September 2014)
___________. 2014. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus) (di akses
September 2014)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah
Sakit Ruang Operasi.
KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah
Sakit Ruang Rawat Inap.
Kudus Dalam Angka Tahun 2013
Nurjayanti, W. Buku pegangan kuliah Gambar Teknik. 2004.
Parker, Randall M, Szymanski, Edna Mora, and Patterson, Jeanne Boland. 2005.
Rehabilitation Counseling Basics and Beyond. Austin Texas: PRO-ED
Inc.
Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1980. Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi
Penderita Cacat. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdikbud
Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992. Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Ditjen
Dikdasmen Depdikbud

15

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 30/PRT/M/2006. Tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Pertiwi, Dyah Lina, 2010. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tuna Daksa, TA.
Surakarta
Rusdiyanto, Jun, 2002. Pusat Rehabilitasi Cacat Tubuh di Surakarta, TA
RTURK Kabupaten Kudus 2012-2032
Saptabi, Rodes. 2003. Redesain Pusat Pelayanan Rehabilitasi Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Setyaningsih W. 2005. Policy and Regulation Supporting Inclusion In Indonesia.
Perwujutan Elemen Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkzmgan.
UNS, Unit Kajian Aksesibilitas Arsitektur
Sumalyo, Yulianto. 1997. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX Dan Abad XX.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997. Tentang Penyandang Cacat, Pasal 1:4.
Widati, Sri. 1984. Rehabilitasi Sosial Psikologis. Bandung: PLB FIP IKIP.
http://indonesia-peta.blogspot.com/2011/01/gambar-peta-kota-kudus
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://blog.grosirkebutuhanbayi.com/wp
content/uploads/2013/11/Bayi-Cacat-Tanpa-Tangan-dan-Kaki-dari-PasanganTulus Tambunan-Lamtiar-br-Silitonga.JPG.jpg&imgrefurl (di akses September
2014)
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/_riduSghzJRc/S
67zuE0P
WI/AAAAAAAAArY/U32aqI3BAjo/s400/polio.jpg&imgrefurl=http://venasaphe
namagna.blogspot.com/2010/03/ireland.ht (di akses September 2014)
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://img.naij.com/n/00/d/thalidomide_4
.jpg&img efurl=http://apotekonlines.blogspot.com/2014/02/penyalahgunaan-obatselama-kehamilan.html&h=194&w=259& (di akses September 2014)
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.jasaraharja.co.id/files/2010/0
2/9168 2.jpg&imgrefurl=http://www.jasaraharja.co.id/akibat-laka-lantas-tangantak-berfungsi-dan-kaki-diamputasi,9168.html&h=230&w=400&t
(di
akses
September 2014)
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195310141987032
SRI_WIDATI/MK_REHAB/REHABILITASI_PSIKO_FISIKAL.pdf (di akses
September 2014)

16