KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Yang Tidak Bekerja.
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
ANITSNAINI SIROJAMMUNIRO
F 100 114 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
ANITSNAINI SIROJAMMUNIRO
F 100 114 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
iii
ABSTRAKSI
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
Anitsnaini Sirojammuniro
Santi Sulandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
nietznaen@ymail.com
Usia lanjut dipandang sebagai masa kemunduran, dimana lansia merasakan
penurunan-penurunan baik dalam kondisi fisik maupun psikologisnya. Pada masa
tersebut, lansia yang masih mampu bekerja secara produktif cenderung dipandang
lebih bahagia dari pada yang sudah tidak bekerja lagi. Namun, dalam fenomena lain
yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa lansia yang sudah tidak bekerja
dapat tetap merasa bahagia dalam menjalani masa tuanya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui, memahami dan mendiskripsikan kebahagiaan pada lanjut usia
yang tidak bekerja. Informan pada penelitian ini memiliki karakteristik yaitu a)
Lansia yang berusia 60 tahun atau lebih, b) tidak bekerja, c) sehat secara psikis, d)
berdomisili di Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancarasemi terstruktur dan dianalisis menggunakan software NVivo10. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan lansia dapat diperoleh melalui
kondisi kesehatan yang baik, sikap menerima diri yang baik, terjalinnya hubungan
baik dengan keluarga dan lingkungan, memiliki perasaan bangga atas pencapaian di
masa lansia, dan dapat selalu bersyukur pada Alloh. Peneliti juga mendapatkan
bahwa kebahagiaan juga dirasakan lansia dengan tetap aktif dalam melakukan
aktivitas sehari-hari baik dirumah maupun dilingkungan sekitar. Selanjutnya,
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kebahagiaan pada
lansia yang tidak memiliki karakteristik yang berbeda-beda pada setiap lansia. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program penyuluhan
desa dengan sasaran masyarakat umum untuk lebih mengetahui masa lansia dan
pencapaian kebahagiaan di masa lansia.
Kata kunci : kebahagiaan, lanjut usia, tidak bekerja
v
2010 meningkat mencapai 18 juta jiwa
PENDAHULUAN
Menua
merupakan
proses
atau sekitar 7,6% dari 238 juta
alami yang tidak dapat dihindarkan
penduduk. Diprediksikan pada tahun
oleh setiap makhluk hidup yang masih
2035 jumlah lansia mencapai 27 juta
diberikan umur panjang. Berdasarkan
jiwa atau sekitar 8% dari 306 juta
Undang-Undang
Pemerintah
penduduk. Lebih spesifik lagi di
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
Wilayah kota Sragen pada tahun yang
2004
sama (2000-2010) jumlah penduduk
tentang
(UU)
Upaya
Kesejahteraan
Usia
lansia juga mengalami peningkatan.
yang
Di tahun 2000 didapatkan jumlah
usia
lansia 72 ribu jiwa atau sekitar 8%
adalah seseorang yang telah mencapai
dari 854 ribu penduduk, kemudian
usia 60 (enam puluh) tahun ke atas
tahun 2005 meningkat dengan jumlah
(Badan Kependudukan dan Keluarga
74 ribu jiwa atau sekitar 8,5% dari 865
Berencana Nasional [BKKBN], 2014).
ribu
(Lansia)
Sosial
Peningkatan
pasal
menyebutkan
Tren
1
Lanjut
ayat
bahwa
3
Lanjut
dan
mengalami
jumlah
peningkatan di tahun 2010 menjadi
penduduk di Asia Tenggara juga
110 ribu jiwa atau sekitar 12% dari
terjadi di Indonesia, data dari Badan
883 ribu.
Pusat
peningkatan
penduduk
Statistik
[BPS]
(2010)
Peningkatan jumlah penduduk
menyebutkan pada tahun 2000 hingga
menjadi
tahun 2010 jumlah penduduk lansia
keberhasilan
Indonesia mengalami peningkatan. Di
pembangunan manusia secara global
tahun 2000 disebutkan jumlah lansia
dan nasional, apabila hal ini tidak
sekitar 14 juta jiwa atau sekitar 6,9%
diantisipasi
oleh
dari 201 juta penduduk, kemudian di
program
pembangunan,
tahun 2005 jumlah lansia meningkat
berpengaruh terhadap berbagai aspek
menjadi 15 juta jiwa atau sekitar 7%
kehidupan
dari 213 juta penduduk dan di tahun
keluarga, dan masyarakat, misalnya
1
salah
satu
indikator
pencapaian
lansia
pemerintah
secara
dan
akan
individu,
pada
aspek
psikologis,
kesehatan,
sosial
dan
fisik,
lansia yang tidak lebih rendah dari
ekonomi
pada yang bekerja.
(Kuswardani, 2009).
Pada
Tingginya persentase
aspek
ekonmomi
lansia
yang bekerja dapat dimaknai bahwa
khususnya, berdasarkan hasil Survei
sebenarnya
Angkatan Kerja Nasional [Sakernas]
bekerja secara produktif, namun di sisi
(2012)
menunjukkan
dari
lain mengindikasikan bahwa tingkat
jumlah
penduduk
yang
kesejahteraan lansia masih sangat
bekerjarlebih tinggi daripada yang
rendah (Depkes RI, 2013). Rendahnya
tidak
Sragen
tingkat kesejahteraan lansia menjadi
khususnya, jumlah penduduk lansia
salah satu alasan lansia untuk tetap
yang mencapai 122.698 jiwa, terbagi
bekerja.
menjadi dua kelompok yaitu, lansia
dimaknai
sebagai
yang masih bekerja sekitar 79.459
ekonomi
yang
(64,76%) jiwa dan lansia yang tidak
seseorang
bekerja sekitar 43.239 (35,24%) jiwa.
memperoleh
atau
Bila ditinjau menurut tipe daerahnya,
memperoleh
pendapatan
lansia
pedesaan
keuntungan dalam jangka minimal
berjumlah 108.116 jiwa dan 56,5%
satu jam setiap minggu dan dilakukan
masih bekerja, sedangkan di perkotaan
secara terus-menerus (BPS, 2015).
beekerja.
yang
bahwa
lansia
Diwilayah
tinggal
di
jumlah lansia 14.582 jiwa dan 48,7%
lansia
Bekerja
Bekerja
masih
dalam
mampu
hal
suatu
ini
kegiatan
dilakukan
dengan
oleh
maksud
membantu
diyakini
atau
dapat
masih bekerja (Dinas Kependudukan
membawa lansia pada kebahagiaan.
dan Catatan Sipil [Dikcapil], 2012).
Menurut Lupton, Stahl dan Archer
Dari presentase diatas menunjukkan
(2010) menyebutkan masuknya lansia
bahwa di Indonesia kelompok lansia
ke dunia kerja membuat lansia tetap
yang tidak bekerja lebih tinggi dari
aktif dan merasa lebih sejahtera
pada yang bekeja, namun di wilayah
(Greengross, Mizuta, Forette, & Brieu,
Sragen menunjukkan bahwa kelompok
2012).
2
Hakekat manusia hidup di
dunia
adalah
kebahagiaan.
Keinginan untuk lebih dekat dengan
untuk
mencari
Tuhan juga merupakan kebutuhan dari
Menurut
Hurlock
lanjut usia
(1980), kebahagiaan timbul sebagai
Dengan
demikian,
dapat
akibat dari terpenuhinya kebutuhan
disimpulkan bahwa lansia yang dapat
dan harapan. Karena kebutuhan dan
bekerja secara produktif cenderung
harapan setiap individu berbeda-beda,
lebih bahagia dari pada yang tidak
sehingga
bekerja lagi. Namun, fenomena lain
kebahagiaan
dianggap
sebagai sesuatu yang bersifat relatif.
Menurut
Suradiman
kebutuhan-kebutuhan
yang terjadi di masyarakat terdapat
(2011),
lansia
beberapa lansia yang tidak bekerja
antara
namun
sebagian
lansia
dapat
lain kebutuhan akan rasa aman (the
merasakan kebahagiaan dan sebagian
safety needs), kebutuhan akan rasa
lainnya merasakan ketidakbahagiaan.
memiliki dan dimiliki serta akan rasa
Ketidakbahagiaan
kasih sayang (the belongingness and
disebabkan
karena
kondisi
love
lingkungan,
kurangnya
perawatan,
needs),
kebutuhan
akan
tersebut
bisa
aktualisasi diri (the need of self
perhatian ataupun kepedulian dari
actualization).
orang-orang di sekitar lansia, terutama
Selain
itu,
dengan
bekerja seseorang dapat memenuhi
kebutuhan
fisik
seperti
keluarga (Efiani, 2010).
sandang,
. Dsisi lain, hasil penelitian
pangan, dan papan. Bekerja juga akan
dari Tadic, Oerlemans, Bakker, dan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman,
Veenhoven
tentram, dan kepastian tentang harihari
yang
aktivitasnya
akan
datang.
bekerja
menunjukkan
bahwa secara keseluruhan lansia yang
Dalam
bekerja tidak lebih bahagia daripada
juga
yang tidak bekerja. Keterlibatan dalam
memungkinkan berinteraksi dengan
pekerjaan sebagai kegiatan sehari-hari
orang lain yang dapat menimbulkan
rasa senang dan tidak
(2012)
hanya menimbulkan kebahagiaan yang
kesepian.
sesaat.
3
Hurlock (1980) menyebutkan
emosional, k). Realisme dari konsep
tiga esensi kebahagiaan, yaitu sikap
diri, l). Realisme dari konsep-konsep
menerima, kasih sayang, dan prestasi.
peran.
a. Sikap menerima (acceptance)
Menurut
Menurut Arvan Pradiansyah,
Shaver
dan
Freedman,
kebahagiaan
lebih
merupakan
masalah
ada
7
makanan
dikonsumsi
bergizi
dapat
jika
menciptakn
bagaimana
kebahagiaan yang disebut dengan the
memandang keadaan diri sendiri,
7 laws of happiness, yakni: a). sabar,
bukan menginginkan keadaan orang
b). syukur, c). sederhana, d). kasih, e).
lain.
memberi. F). memaafkan, g) tawakal
b. Kasih sayang (affection)
kepada
Cinta menurut Hurlock (1980)
tawakal
Alloh.
Namun
dapat
dicapai
demikian,
setelah
merupakan hasil normal dari sikap
melakukan perjuangan besar, dimulai
diterima orang lain.
dari menanamkan kesabaran, rasa
c. Prestasi (achievement).
syukur,
Hal ini berhubungan dengan
menyebutkan
yang
Hurlock
merupakan sebuah proses yang penuh
(1980)
faktor-faktor
mempengauhi
kasih,
memberi, dan memaafkan. Hal ini
tercapainya tujuan seseoang.
Menurut
kesederhanaan,
perjuangan (Syarif, 2014).
umum
Mengacu pada latar belakang
kebahagiaan,
tersebut,
peneliti
merumuskan
antara lain: a). Kesehatan, b). Daya
permasalahan dalam penelitian ini
tarik fisik, c). Tingkat otonomi, d)
sebagai
Kesempatan
kebahagiaan lanjut usia yang tidak
berinteraksi
di
luar
keluarga, e). Jenis pekerjaan, f).
berikut:
“Bagaimanakah
bekerja?”
Status kerja, g). Kondisi kehidupan,
METODE PENELITIAN
h). Kepemilikan harta benda, i).
Subjek Penelitian. Informan yang
Keseimbangan antara harapan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pencapaian,
lansia yang tidak bekerja dengan
j).
Penyesuaian
4
jumlah
6
orang.
Secara
dalam
khusus
proses
peng-coding-an,
penelitian
pengolahan dan pengkategorisasian
adalah: a). Lansia yang berusia 60
informasi yang dianggap penting bagi
tahun atau lebih. b). Tidak bekerja. c).
penelit (QSR International, 2015).
karakteristik
informan
Sehat secara psikis. d). Berdomisili di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sragen
1. Aktivitas di usia lajut
Alat Pengumpul Data. Metode yang
Hasil penelitian menunjukkan
digunakan berupa wawancara yang
bahwa dari keseluruhan informan
disusun
aspek
merasakan kebahagiaan di usia lanjut
penerimaan diri, afeksi positif, dan
dengan tetap melakukan aktivitas
pencapaian prestasi.
sehari-hari baik di rumah maupun
berdasarkan
Pengumpulan
pada
Penelitian
Data.
dilingkungan sekitar.
Hasil
dilaksanakan mulai tanggal 12 Juni
2015-26 Juni 2015. Sebelumnya,
Napitupulu
peneliti
mengenai
menanyakan
kesediaan
penelitian
(2013)
aktivitas
dari
didapatkan
yang
masih
dengan memberikan informed consent
mampu dilakukan oleh lansia, yakni
sebagai bentuk pertanggungjawaban
berkebun, menjaga cucu, melakukan
peneliti kepada informan. Wawancara
kegiatan rumah tangga,
dilaksanakan dalam bentuk informal,
pengajian
dan bersifat langsung.
lainnya, arisan RT, PKK, atau menjadi
Validitas. Strategi yang dilakukan
peserta dan pengurus posyandu yang
peneliti dalam mem-validasi data
dikhususkan bagi para lanjut usia.
antara
b).
Demikian pula dengan hasil penelitian
memperpanjang waktu penelitian, 3).
yang telah dilakukan oleh peneliti,
Mengajak seorang auditor
didapatkan
lain,
a).
triangulasi,
atau
mengikuti
kegiatan
mengenai
rohani
aktivitas-
Data.
Peneliti
aktivitas yang masih dilakukan oleh
menggunakan
software
QSR
lansia, diantaranya mengasuh cucu,
NVivo10
dapat
Metode
Analisis
yang
membantu
membantu
5
bertani,
melihat-lihat
sawah, membersihkan dan mengatur
3. Kebahagiaan lansia ditinjau dari
rumah, bercocok tanam, memasak,
status riwayat pekerjaan.
mencuci, berolahraga, menjadi aktivis
Bagi lansia dengan riwayat
ditempat ibadah, mengurus hewan
pensiunan, tetap merasakan bahagia
ternak,
karena telah bebas dari tanggung
mengaji,
memperbanyak
beribadah, dan beristirahat diwaktu
jawab
yang
besar
dan
dengan
luang.
penghasilan yang sama ketika masih
2. Komponen kebahagiaan pada
bekerja. Dua lansia lainnya mengaku
telah terbiasa melakukan aktivitas
lansia
Menurut Shaver dan Freedman
diluar pekerjaannya, sehingga dengan
(Hurlock, 1980) menyebutan bahwa
pensiun tidak mempengaruhi sikap
untuk mencapai kebahagiaan tersebut,
mereka setelah pensiun. Hal ini tidak
lansia harus memenuhi minimal 3
sesuai dengan pendapat dari Erikson
komponen yang tergambar melalui
(Hurlock, 1980) yang menyebutkan
Three
bahwa lansia menghadapi identity
A’s
of
Happiness,
yakni
penerimaan diri, pemenuhan afeksi,
crisis,
dan pencapaian prestasi.
keharusannya
sebagai
akibat
untuk
dari
melakukan
Senada dengan hal tersebut, dari
perubahan peran yang drastis dari
hasil penelitian ini juga menemukan
seorang pekerja yang sibuk menjadi
menemukan beberapa komponen lain
seorang pengangguran yang tidak
yang tidak kalah pentingnya dalam
menentu.
Bagi lansia dengan riwayat
mencapai kebahagiaan, diantaranya
sikap
pekerjaan pedagang, lansia merasa
menerima, rasa syukur pada Alloh,
lebih nyaman dengan kondisi saat ini
hubungan baik dengan keluarga dan
karena merasa lebih diperhatian anak-
lingkungan sosial, dan pencapaian
anaknya
prestasi
kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan
penerimaan
kondisi
fisik,
ungkapan
6
dan
tetap
Winanda,
tercukupi
Yusron,
dan
Kartika (2010) yang menyebutkan
Namun, pada beberapa lansia dengan
bahwa dalam kehidupan keluarga
kondisi kesehatan yang kurang baik,
biasanya anak atau cucu cenderung
tidak menjadikan kondisi ini sebagai
keberatan jika lansia masih harus
alasan untuk mengeluh dan berputus
bekerja mencari nafkah. Oleh karena
asa, namun lansia tetap aktif dalam
itu, anak, cucu, atau keluarganya yang
menjalani aktivitas sehari-hari, dapat
mencukupi kebutuhannya. Selain itu,
hidup secara mandiri sehingga tidak
bagi wanita yang tidak bekerja selama
menganggu
masa dewasa dini dan disibukkan
Herusatoto
dengan pekerjaan rumah tangga dan
kebahagiaan adalah ikhlas (nrima)
mengurus
apapun
anak,
pada
akhirnya
orang
lain.
(2008)
yang
Menurut
bahwasanya
sudah
terpegang
menghasilkan kompensasi kepuasan
ditangannya dikerjakan dengan senang
dan kebahagiaan dari tanggung jawab
hati dan tidak menginginkan milik
keluarga dan rumah tangga karena
orang lain serta tidak iri terhadap
dapat
kebahagiaan
mengantarkan
anak-anak
menjadi
dewasa,
menyelesaikan
studinya,
mendapatkan
orang
lain.
Hal
ini
disebabkan oleh keyakinan individu
pekerjaan
mengenai kehidupan yang telah diatur
sampai berkeluarga.
oleh
4. Kebahagiaan lansia yang tidak
sedemikian rupa.
Tuhan
Yang
Maha
Kuasa
Hubungan baik yang diperoleh
bekerja
lansia
Berdasarkan hasil penelitian
dari
keluarganya
didapatkan bahwa penerimaan kondisi
kedekatan
fisik yang baik di masa lansia,
diberikan. Selain itu, jarak yang jauh
membuat lansia merasa lebih bahagia.
antara
Hal ini diungkapkan oleh Hurlock
keluarga tidaklah menjadi hambatan
(1980) mengenai faktor umum yang
untuk
mempengaruhi
salah
berkomunikasi dengan baik. Hal ini
kesehatan.
tidak sesuai dengan hasil penelitian
satunya
adalah
kebahagiaan,
faktor
7
dan
berupa
tempat
tetap
perhatian
tingal
lansia
menyempatkan
yang
dan
diri
yang dilakukan di India oleh Dubey,
hati, peduli, dan membantu orang lain
Ehasin, Gupta, dan Sharma (2011)
(Ishak, 2013).
yang menunjukkan bahwa sebagian
Penurunan kemampuan pada
besar lansia merasa sikap generasi
lansia secara bersamaan dengan terus
muda
terhadap
bertambahnya usia, namun semakin
mereka dalam hal mendapatkan rasa
tua seseorang akan semakin arif. Hal
hormat, cinta dan kasih sayang dari
ini ditunjukkan lansia dengan sering
anggota keluarga
memberikan
tidak
memuaskan
Lansia juga menjalin hubungan
dimintai
dengan
memecahkan
baik
lingkungan
sosial.
nasehat,
dan
pertimbangan
suatu
sering
dalam
masalah
Hubungan baik dengan lingkungan
lingkungannya.
sekitar, dijalin lansia, yang pertama
tersebut sesuai dalam tradisi budaya
dengan
perilaku
jawa
berupa
bahan
senang
berbagi
Selain
bahwasanya
itu,
di
lansia
hal
akan
makanan,
ditempatkan pada posisi yang tinggi
makanan, sayuran, dan uang. Kedua,
dan terhormat. Setiap saat lansia akan
dengan perilaku senang menolong
dimintai nasihat, saran atau petuah
juga ditunjukkan oleh beberapa lansia
yang berkaitan dengan hidup. Ucapan
dalam bentuk bantuan material dan
lansia dianggap banyak dianggap
jasa (membenarkan pagar rumah dan
banyak
membantu jika ada kematian). Hal ini
berpengalaman (Triratnawati, 2005)
sesuai
dengan
pokok
ungkapan
benarnya
Tercapainya
dari
karena
harapan
lebih
lansia
Emmons dan McCullough (2003)
saat ini, membuat lansia merasa
yang menyebutkan bahwa orang yang
bahagia. Harapan tersebut diantaranya
bersyukur tidak hanya menunjukkan
dapat melihat anak berhasil dalam
keadaan mental yang lebih positif
kehidupannya dan dapat memenuhi
(misalnya antusias, tekun, dan penuh
kebutuhan dari lansia ketika sudah
perhatian), tetapi juga lebih murah
tidak bekerja. Hal ini dingkapkan oleh
Hurlock (1980) yang menyatakan
8
bahwa individu akan merasa semakin
siklus yang saling berkaitan satu
puas dan bahagia apabila tercapai apa
dengan yang lainnya. Lansia dengan
yang diharapkan.
penerimaan kondisi fisik yang baik,
Rasa syukur kepada Alloh
ditunjukkan
lansia
mendekatkan
diri
dengan
terus
dengan
keluarga
dan
lingkungan
Alloh
sosial. Dengan terjalinnya hubungan
sebagai bentuk terima kasih lansia
baik, akan semakin menimbulkan rasa
kepada Alloh yang selalu memberikan
syukur lansia kepada Alloh. Menurut
jalan disetiap masalah yang datang,
Watkins, Woodward, Stone, dan Kolts
dan selalu ditunjukkan jalan yang
(2003), syukur memiliki hubungan
terbaik bagi lansia. Selain itu, atas
dengan berbagai aspek dan komponen
rizki yang melimpah dari Alloh di
terhadap kebahagiaan, individu yang
masa lansia. Hal ini sesuai dengan
memiliki
ungkapan oleh Aini (2011) bahwa
bersyukur
syukur berarti ucapan, sikap, dan
bahagia.
perbuatan
kepada
akan memiliki hubungan baik juga
terimakasih
pola
pikir
adalah
kepada
untuk
terus
individu
yang
Kesimpulan
Allah SWT dan pengakuan yang tulus
atas
nikmat
dan
karunia
Dari hasil penelitian dapat
yang
disimpulkan bahwa bagaimanapun
diberikan Allah SWT. Selain itu,
kondisi kehidupan saat ini, lansia
dengan perasaan syukur yang dimiliki
tetap menerima dan menjalaninya
oleh lansia atas apa yang diberikan
dengan rasa bersyukur. Selain itu,
oleh Alloh dan menerima segala yang
telah
ditetapkan
menjadikan
lansia
oleh
Alloh,
untuk
terus
sikap
merasa
terus
lebih
Alloh.
satu
besar
kenikmatan
Pencapaian kebahagiaan pada
merupakan
bersyukur,
menerus
lansia
diberikan
kenikmatan dan kemudahan yang
berusaha lebih mendekatkan diri pada
lansia
dengan
oleh
Alloh.
tersebut
dengan
menjadikan
lansia untuk terus memperbanyak
rangkaian
9
amal dan terus mendekatkan diri
kabar melalui telepon ataupun datang
kepada Alloh.
berkunjung kerumah lansia.
3. Masyarakat.
Kebahagiaan
pada
setiap
Masyarakat diharapkan untuk
lansia memiliki karakteristik yang
berbeda-beda
dalam
kebahagiaan.
Namun,
penelitian
didapatkan
memberikan kepercayaan pada lansia
mencapai
dari
agar tetap aktif dalam aktivitas di
hasil
lingkungan
bahwa
diberikan
kebahagiaan lansia yang tidak bekerja
lebih
banyak
didominasi
sikap
bersyukur
atas
apa
sekitar.
peran
terjadi.
4. Praktisi Psikologi
penelitian
1. Lansia
dijadikan
meningkatkan
perilaku
acuan
ini
untuk
dapat
menyusun
program penyuluhan desa dengan
bersyukur
sasaran masyarakat umum untuk lebih
mengetahui
diberikan
pencapaian
cara
terus
masa
lansia
kebahagiaan
mendekatkan diri pada Alloh dan
lansia.
memperbanyak beramal.
5. Peneliti selanjutnya.
2. Keluarga.
Keluarga
juga
untuk
kepada Alloh atas apa yang telah
dengan
sesepuh
mengenai suatu permasalahan yang
yang
Saran
diharapkan
sebagai
dapat
ataupun dapat dimintai pertimbangan
dengan
diberikan oleh Alloh hingga saat ini.
Lansia
Lansia
di
dan
masa
Bagi peneliti selanjutnya yang
diharapkan
untuk
berminat
meneliti
mengenai
terus meningkatkan kedekatan dengan
kebahagiaan lansia yang tidak bekerja
lansia dengan memberikan perhatian
dapat menjadikan hasil penelitian ini
kepada
sebagai tambahan informasi, sehingga
lansia
kapanpun
dan
dimanapun berada, khususnya anak
dapat
lansia. Perhatian yang diberikan bisa
tentang kebahagiaan lansia yang tidak
berupa sapaan untuk menanyakan
bekerja.
10
lebih
memperdalam
Selain
itu,
tema
diperlukan
penelitian
lebih
pengaruh
faktor
lanjut
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana
Nasional
[BKKBN].
(2014).
Peraturan Pemerintah Reublik
Indonesia Nomo 43 Tahun
2004 Tentang Pelaksanaan
Upaya
Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia. Diunduh dari
www.bkkbn.go.id.
mengenai
status
riwayat
pekerjaan terhadap kebahagiaan pada
lansia
yang
tidak
bekerja
dan
pdibutuhkan pendalaman lebih lanjut
mengenai
pengaruh
terhadap
kebahagiaan
rasa
syukur
pada
masa
lansia.
Black, J. A., & Champion, D. J.
(1992).
Metode
Dan
Permasalahan
Penelitian
Sosial. Bandung: PT Eresco.
DAFTAR PUSTAKA
Afif,
A. (2012). Ilmu
menurut
Ki
Suryomentaram.
Kepik.
Bahagia:
Ageng
Depok:
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2015).
Tenaga Kerja. Diunduh dari
http://www.bps.go.id.
Aini, S. N. (2011). Kebahagiaan
Eddingman. diunduh dari
http://www.library.binus.ac.id.
Choirudin, A. (2011). Implementasi
Bimbingan Sosial Pada Lansia
Di Taman
Pembinaan
Lansia Wirosaban, Sorosutan,
Umbulharjo, Yogyakarta.
Diunduh
dari digilib.uinsuka.ac.id.
Andini.,
Nilakusumawati.,
&
Susilowati. (2013). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Penduduk Lanjut Usia Masih
Bekerja. Piramida: Jurnal
Kependudukan
Dan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, IX(1): 44-49.
Creswell, J. W. (2013). Qualitative
Inquiry & Research Design:
Choosing among
Five
Approaches. Asia Pacific:
SAGE.
Baker., Cahalin., Gerst., & Burr.
(2005). Productive Activities
And Subjective Well- Being
Among Older Adults: The
Influence Of Number Of
Activities And
Time
Commitment.
Social
Indicators Research, 73: 431–
458
D, Narang., K, Kordia., J, Meena., &
K, Meena. (2013).
Interpersonal
Relationships
Of Elderly Within The Family.
Interpersonal Journal of Social
Science & interdisciplinary
Research, 2(3): 132-138.
11
Dana. (2007). Proses Penuaan .Diunduh
dari http:www.medicalzone.org.
Fiest, J., & Fiest, J. G. (2011). Teori
Kepribadian: Theories of
Personality. Jakarta:
Salemba Humanika.
Darokah, Marcham., & Diponegoro,
A. M. (2005). Peran Akhlak
Terhadap
Kebahagiaan.
Humanita:
Indonesian
Psychological Journal, 2(1):
15-27.
Fitri & Basri. (2012). Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Lanjut
Usia
Bekerja
Di
Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru. Diunduh dari
http//:repository.unri.ac.id.
Departemen Kesehatan RI [Depkes
RI]. (2013). Topik Utama:
Gambaran Kesehatan Lanjut
Usia di Indonesia. Jakarta:
Pusat Data & Informasi.
Diunduh
dari
http:www.depkes.go.id.
Graham, C. (2014). Late-Life Work
And Well-Being: Flexible
Retirement May
Be One
Solution
To
The
Challenges Of Unemployment,
Aging Populations, And
Public Pension Burdens. IZA
World Of Labor. 107: 1-10
Departemen Pendidikan Nasional
[DPN]. (2007). Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka.
Greengross, S., Mizuta, K., Forette, F.,
& Brieu, M,A. (2012). Healthy
and Productive
Ageing:
Barriers and Incentives in the
United
Kingdom,
Japan
and
France. In I. F.
Holmerova, Productive Ageing
Conditions
and
Opportunities (pp. 17-38).
Prague: Institutional Support
for Longterm Development of
Research Organization in
Charles University.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
[Dikcapil].
(2015).
Jumlah Penduduk Kabupaten
Sragen. Diperoleh
dari
http://www.sragenkab.go.id.
Dubey, A., Ehasin, S., Gupta, N., &
Sharma, N. A Study of Elderly
Living in Old Age Home and
Within Family Set-up in
Jammu. Stud Home Com Sci,
5(2): 93-98.
Efiani, E. Skripsi, 2010. Perawatan
Keluarga Terhadap Lansia Di
Desa Sukajadi Kecamatan
Hinai Kabupaten Langkat.
F.Kep
USU.
http://repository.usu.ac.id/hand
le/123456789/17136
Hardianti, H. (2011). Pengaruh Sense
Of Humor Terhadap Kualitas
Hidup
Pada
Lansia
Pensiunan Di Kota Malang.
Diunduh dari psikologi.ub.ac.id
12
Herusatoto, B. (2008). Simbolism
jawa. Yogyakarta : Ombak
Yogyakarta.
Humas
Kabupaten
Sragen
[HUMKABSRAGEN]. (2015).
Sekilas Kabupaten
Sragen.
Diperoleh
dari
http://
humaskabsragen.com.
Huang,
P. H. (2008). Authentic
Happines, Self Knowledge and
Legal Policy. MINN.J.L.SCI.
& TECH, 9(2): 755-784.
Diunduh
http//:eprints.unika.ac.id
dari
Kuswardani. (2009). Gambaran Peran
Keluarga Terhadap Perilaku
Hidup Sehat lanjut Usia di
Wilayah Kerja
Puskesma
Darussalam
Kecamatan
Medan
Petisah. Skripsi.
Diunduh
dari
httprepository.usu.ac.id.
Mardiah,
I.
(2011).
Pengaruh
Religiusitas
dan
Family
Support Terhadap Happiness
Pada Lansia di Panti Werdha
diunduh
dari
repository.uinjkt.ac.id.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi
Perkembangan
:
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Myers, D.G. (2012). Psikologi Sosial
edisi 10. Jakarta: Salemba
Humanika.
Islamiyah., Jafar., & Hadju. (2013).
Gaya Hidup, Status Gizi dan
Kualitas Hidup
Manusia
Lanjut Usia Yang Masih
Bekerja Di Rumah Sakit Stella
Maris Makassar.
Diunduh
dari httppasca.unhas.ac.id.
Minaswari, N. (2007). Kepuasan
Hidup Pada Orang Lanjut
Usia
Ditinjau
Dari
Kecerdasa Spiritual. Diunduh
dari httpeprints.unika.ac.id.
Ishak, F. F. J. S. (2013). Hubungan
Antara Rasa Syukur Dengan
Kesejahteraan Psikologis Pada
Lanjut Usia. Journal of Sosial
and Clinical Psychology, 26:
1-12.
(diunduh
dari
psikologi.ub.ac.id)
Mustofa, B. (2008).
Kebahagiaan.
Indiva Pustaka.
Quantum
Surakarta:
N. Faqih S. H. (2014). The Secret Of
Happiness: 9 Rahasia Hidup
Mulia dan Berkah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Kusumaningtyas, I. H. (2008).
Kebutuhan-Kebutuha (need)
Psikologis
dan
Tekanan
(press) Lansia Yang Tinggal
DI Panti Wredha Pelkris
Pengayoman Semarang.
Napitupulu, Y. M. N. (2013).
Hubungan Aktivitas SehariHari dan Successful Aging
Pada Lansia. Diunduh dari
http://psikologi.ub.ac.id.
13
Nawawi, H. H. (2012). Metode
Penelitiaan: Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suardiman, S. P. (2011). Psikologi
Lanjut Usia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Sulandari.,
Martyastanti.,
&
Mutaqwarohmah.
(2009).
Bentuk-Bentuk Produktifitas
Orang Lanjut Usia (LANSIA).
Indigenous: Jurnal Berkala
Psikologi, 11(1):
58-68.
Oerlemans., Bakker., & Veenhoven.
(2011). Finding The Key To
Happy Aging: A
Day
Reconstruction
Study
Of
Happiness.
Journal
of
Gerontology
Series
B:
Psychological Sciences and
Social Sciences.
Diunduh
dari httpwww2.eur.nl.
Sulandari,
S.
(2014).
Older
Indonesians’ Perspective of
Facilitators of and Barriers
to Optimising Their Psycho
Activity
and
Social
engagement. Minor Thesis.
Tidak diterbitkan.
Papalia, D. E., Olds, S. W., &
Feldman, R. D. (2009). Human
Development: Perkembangan
Manusia. Jakarta: Salemba
Humanika.
Tadic.,
Population Reference Bureau [PRB].
(2015). Data World Bank.
Diunduh
dari
http://data.worldbank.org,
Oerlemans., Bakker., &
Veenhoven. (2012). Daily
Activities And Happiness
In Later Life: The Role of
Work Status. Journal of
Happiness Studies. Diunduh
dari httpwww2.eur.nl.
Triratnawati, A. P. (2005). Menopouse
pada Wanita Jawa. In A. T.
Ratnawati,
Masalah
Kesehatan dalam Kajian Ilmu
Sosial-Budaya (pp. 183-213).
Yogyakarta: KEPEL Press.
Today’s research on Aging [TRA].
(2009).
Social
Support,
Networks, and Happiness.
Journal of
Economic
Psychology, 27(3): 1-16.
Ridgway, I. R. (2007). 2321 Theory &
Practice 2: Lecture 5 Reality
Therapy: William Glasser
(Born 1925). Diunduh dari
http://myauz.com.
Winanda, C., Yusron, I. R., Kartika,
R., Rachmani, R., Aziz, Y. A.
(2010). Permasalahan pada
Masa Tua. Diunduh dari
http://www.academia.edu
Santrock, J. W. (2002). Life-Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup.
Jakarta:
Erlangga.
World Health Organization [WHO].
(2015). Definition of an older
or elderly person. Diperoleh
dari http//: who.int.
14
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
ANITSNAINI SIROJAMMUNIRO
F 100 114 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
ANITSNAINI SIROJAMMUNIRO
F 100 114 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
iii
ABSTRAKSI
KEBAHAGIAAN PADA LANJUT USIA YANG TIDAK BEKERJA
Anitsnaini Sirojammuniro
Santi Sulandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
nietznaen@ymail.com
Usia lanjut dipandang sebagai masa kemunduran, dimana lansia merasakan
penurunan-penurunan baik dalam kondisi fisik maupun psikologisnya. Pada masa
tersebut, lansia yang masih mampu bekerja secara produktif cenderung dipandang
lebih bahagia dari pada yang sudah tidak bekerja lagi. Namun, dalam fenomena lain
yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa lansia yang sudah tidak bekerja
dapat tetap merasa bahagia dalam menjalani masa tuanya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui, memahami dan mendiskripsikan kebahagiaan pada lanjut usia
yang tidak bekerja. Informan pada penelitian ini memiliki karakteristik yaitu a)
Lansia yang berusia 60 tahun atau lebih, b) tidak bekerja, c) sehat secara psikis, d)
berdomisili di Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancarasemi terstruktur dan dianalisis menggunakan software NVivo10. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan lansia dapat diperoleh melalui
kondisi kesehatan yang baik, sikap menerima diri yang baik, terjalinnya hubungan
baik dengan keluarga dan lingkungan, memiliki perasaan bangga atas pencapaian di
masa lansia, dan dapat selalu bersyukur pada Alloh. Peneliti juga mendapatkan
bahwa kebahagiaan juga dirasakan lansia dengan tetap aktif dalam melakukan
aktivitas sehari-hari baik dirumah maupun dilingkungan sekitar. Selanjutnya,
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kebahagiaan pada
lansia yang tidak memiliki karakteristik yang berbeda-beda pada setiap lansia. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program penyuluhan
desa dengan sasaran masyarakat umum untuk lebih mengetahui masa lansia dan
pencapaian kebahagiaan di masa lansia.
Kata kunci : kebahagiaan, lanjut usia, tidak bekerja
v
2010 meningkat mencapai 18 juta jiwa
PENDAHULUAN
Menua
merupakan
proses
atau sekitar 7,6% dari 238 juta
alami yang tidak dapat dihindarkan
penduduk. Diprediksikan pada tahun
oleh setiap makhluk hidup yang masih
2035 jumlah lansia mencapai 27 juta
diberikan umur panjang. Berdasarkan
jiwa atau sekitar 8% dari 306 juta
Undang-Undang
Pemerintah
penduduk. Lebih spesifik lagi di
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
Wilayah kota Sragen pada tahun yang
2004
sama (2000-2010) jumlah penduduk
tentang
(UU)
Upaya
Kesejahteraan
Usia
lansia juga mengalami peningkatan.
yang
Di tahun 2000 didapatkan jumlah
usia
lansia 72 ribu jiwa atau sekitar 8%
adalah seseorang yang telah mencapai
dari 854 ribu penduduk, kemudian
usia 60 (enam puluh) tahun ke atas
tahun 2005 meningkat dengan jumlah
(Badan Kependudukan dan Keluarga
74 ribu jiwa atau sekitar 8,5% dari 865
Berencana Nasional [BKKBN], 2014).
ribu
(Lansia)
Sosial
Peningkatan
pasal
menyebutkan
Tren
1
Lanjut
ayat
bahwa
3
Lanjut
dan
mengalami
jumlah
peningkatan di tahun 2010 menjadi
penduduk di Asia Tenggara juga
110 ribu jiwa atau sekitar 12% dari
terjadi di Indonesia, data dari Badan
883 ribu.
Pusat
peningkatan
penduduk
Statistik
[BPS]
(2010)
Peningkatan jumlah penduduk
menyebutkan pada tahun 2000 hingga
menjadi
tahun 2010 jumlah penduduk lansia
keberhasilan
Indonesia mengalami peningkatan. Di
pembangunan manusia secara global
tahun 2000 disebutkan jumlah lansia
dan nasional, apabila hal ini tidak
sekitar 14 juta jiwa atau sekitar 6,9%
diantisipasi
oleh
dari 201 juta penduduk, kemudian di
program
pembangunan,
tahun 2005 jumlah lansia meningkat
berpengaruh terhadap berbagai aspek
menjadi 15 juta jiwa atau sekitar 7%
kehidupan
dari 213 juta penduduk dan di tahun
keluarga, dan masyarakat, misalnya
1
salah
satu
indikator
pencapaian
lansia
pemerintah
secara
dan
akan
individu,
pada
aspek
psikologis,
kesehatan,
sosial
dan
fisik,
lansia yang tidak lebih rendah dari
ekonomi
pada yang bekerja.
(Kuswardani, 2009).
Pada
Tingginya persentase
aspek
ekonmomi
lansia
yang bekerja dapat dimaknai bahwa
khususnya, berdasarkan hasil Survei
sebenarnya
Angkatan Kerja Nasional [Sakernas]
bekerja secara produktif, namun di sisi
(2012)
menunjukkan
dari
lain mengindikasikan bahwa tingkat
jumlah
penduduk
yang
kesejahteraan lansia masih sangat
bekerjarlebih tinggi daripada yang
rendah (Depkes RI, 2013). Rendahnya
tidak
Sragen
tingkat kesejahteraan lansia menjadi
khususnya, jumlah penduduk lansia
salah satu alasan lansia untuk tetap
yang mencapai 122.698 jiwa, terbagi
bekerja.
menjadi dua kelompok yaitu, lansia
dimaknai
sebagai
yang masih bekerja sekitar 79.459
ekonomi
yang
(64,76%) jiwa dan lansia yang tidak
seseorang
bekerja sekitar 43.239 (35,24%) jiwa.
memperoleh
atau
Bila ditinjau menurut tipe daerahnya,
memperoleh
pendapatan
lansia
pedesaan
keuntungan dalam jangka minimal
berjumlah 108.116 jiwa dan 56,5%
satu jam setiap minggu dan dilakukan
masih bekerja, sedangkan di perkotaan
secara terus-menerus (BPS, 2015).
beekerja.
yang
bahwa
lansia
Diwilayah
tinggal
di
jumlah lansia 14.582 jiwa dan 48,7%
lansia
Bekerja
Bekerja
masih
dalam
mampu
hal
suatu
ini
kegiatan
dilakukan
dengan
oleh
maksud
membantu
diyakini
atau
dapat
masih bekerja (Dinas Kependudukan
membawa lansia pada kebahagiaan.
dan Catatan Sipil [Dikcapil], 2012).
Menurut Lupton, Stahl dan Archer
Dari presentase diatas menunjukkan
(2010) menyebutkan masuknya lansia
bahwa di Indonesia kelompok lansia
ke dunia kerja membuat lansia tetap
yang tidak bekerja lebih tinggi dari
aktif dan merasa lebih sejahtera
pada yang bekeja, namun di wilayah
(Greengross, Mizuta, Forette, & Brieu,
Sragen menunjukkan bahwa kelompok
2012).
2
Hakekat manusia hidup di
dunia
adalah
kebahagiaan.
Keinginan untuk lebih dekat dengan
untuk
mencari
Tuhan juga merupakan kebutuhan dari
Menurut
Hurlock
lanjut usia
(1980), kebahagiaan timbul sebagai
Dengan
demikian,
dapat
akibat dari terpenuhinya kebutuhan
disimpulkan bahwa lansia yang dapat
dan harapan. Karena kebutuhan dan
bekerja secara produktif cenderung
harapan setiap individu berbeda-beda,
lebih bahagia dari pada yang tidak
sehingga
bekerja lagi. Namun, fenomena lain
kebahagiaan
dianggap
sebagai sesuatu yang bersifat relatif.
Menurut
Suradiman
kebutuhan-kebutuhan
yang terjadi di masyarakat terdapat
(2011),
lansia
beberapa lansia yang tidak bekerja
antara
namun
sebagian
lansia
dapat
lain kebutuhan akan rasa aman (the
merasakan kebahagiaan dan sebagian
safety needs), kebutuhan akan rasa
lainnya merasakan ketidakbahagiaan.
memiliki dan dimiliki serta akan rasa
Ketidakbahagiaan
kasih sayang (the belongingness and
disebabkan
karena
kondisi
love
lingkungan,
kurangnya
perawatan,
needs),
kebutuhan
akan
tersebut
bisa
aktualisasi diri (the need of self
perhatian ataupun kepedulian dari
actualization).
orang-orang di sekitar lansia, terutama
Selain
itu,
dengan
bekerja seseorang dapat memenuhi
kebutuhan
fisik
seperti
keluarga (Efiani, 2010).
sandang,
. Dsisi lain, hasil penelitian
pangan, dan papan. Bekerja juga akan
dari Tadic, Oerlemans, Bakker, dan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman,
Veenhoven
tentram, dan kepastian tentang harihari
yang
aktivitasnya
akan
datang.
bekerja
menunjukkan
bahwa secara keseluruhan lansia yang
Dalam
bekerja tidak lebih bahagia daripada
juga
yang tidak bekerja. Keterlibatan dalam
memungkinkan berinteraksi dengan
pekerjaan sebagai kegiatan sehari-hari
orang lain yang dapat menimbulkan
rasa senang dan tidak
(2012)
hanya menimbulkan kebahagiaan yang
kesepian.
sesaat.
3
Hurlock (1980) menyebutkan
emosional, k). Realisme dari konsep
tiga esensi kebahagiaan, yaitu sikap
diri, l). Realisme dari konsep-konsep
menerima, kasih sayang, dan prestasi.
peran.
a. Sikap menerima (acceptance)
Menurut
Menurut Arvan Pradiansyah,
Shaver
dan
Freedman,
kebahagiaan
lebih
merupakan
masalah
ada
7
makanan
dikonsumsi
bergizi
dapat
jika
menciptakn
bagaimana
kebahagiaan yang disebut dengan the
memandang keadaan diri sendiri,
7 laws of happiness, yakni: a). sabar,
bukan menginginkan keadaan orang
b). syukur, c). sederhana, d). kasih, e).
lain.
memberi. F). memaafkan, g) tawakal
b. Kasih sayang (affection)
kepada
Cinta menurut Hurlock (1980)
tawakal
Alloh.
Namun
dapat
dicapai
demikian,
setelah
merupakan hasil normal dari sikap
melakukan perjuangan besar, dimulai
diterima orang lain.
dari menanamkan kesabaran, rasa
c. Prestasi (achievement).
syukur,
Hal ini berhubungan dengan
menyebutkan
yang
Hurlock
merupakan sebuah proses yang penuh
(1980)
faktor-faktor
mempengauhi
kasih,
memberi, dan memaafkan. Hal ini
tercapainya tujuan seseoang.
Menurut
kesederhanaan,
perjuangan (Syarif, 2014).
umum
Mengacu pada latar belakang
kebahagiaan,
tersebut,
peneliti
merumuskan
antara lain: a). Kesehatan, b). Daya
permasalahan dalam penelitian ini
tarik fisik, c). Tingkat otonomi, d)
sebagai
Kesempatan
kebahagiaan lanjut usia yang tidak
berinteraksi
di
luar
keluarga, e). Jenis pekerjaan, f).
berikut:
“Bagaimanakah
bekerja?”
Status kerja, g). Kondisi kehidupan,
METODE PENELITIAN
h). Kepemilikan harta benda, i).
Subjek Penelitian. Informan yang
Keseimbangan antara harapan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pencapaian,
lansia yang tidak bekerja dengan
j).
Penyesuaian
4
jumlah
6
orang.
Secara
dalam
khusus
proses
peng-coding-an,
penelitian
pengolahan dan pengkategorisasian
adalah: a). Lansia yang berusia 60
informasi yang dianggap penting bagi
tahun atau lebih. b). Tidak bekerja. c).
penelit (QSR International, 2015).
karakteristik
informan
Sehat secara psikis. d). Berdomisili di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sragen
1. Aktivitas di usia lajut
Alat Pengumpul Data. Metode yang
Hasil penelitian menunjukkan
digunakan berupa wawancara yang
bahwa dari keseluruhan informan
disusun
aspek
merasakan kebahagiaan di usia lanjut
penerimaan diri, afeksi positif, dan
dengan tetap melakukan aktivitas
pencapaian prestasi.
sehari-hari baik di rumah maupun
berdasarkan
Pengumpulan
pada
Penelitian
Data.
dilingkungan sekitar.
Hasil
dilaksanakan mulai tanggal 12 Juni
2015-26 Juni 2015. Sebelumnya,
Napitupulu
peneliti
mengenai
menanyakan
kesediaan
penelitian
(2013)
aktivitas
dari
didapatkan
yang
masih
dengan memberikan informed consent
mampu dilakukan oleh lansia, yakni
sebagai bentuk pertanggungjawaban
berkebun, menjaga cucu, melakukan
peneliti kepada informan. Wawancara
kegiatan rumah tangga,
dilaksanakan dalam bentuk informal,
pengajian
dan bersifat langsung.
lainnya, arisan RT, PKK, atau menjadi
Validitas. Strategi yang dilakukan
peserta dan pengurus posyandu yang
peneliti dalam mem-validasi data
dikhususkan bagi para lanjut usia.
antara
b).
Demikian pula dengan hasil penelitian
memperpanjang waktu penelitian, 3).
yang telah dilakukan oleh peneliti,
Mengajak seorang auditor
didapatkan
lain,
a).
triangulasi,
atau
mengikuti
kegiatan
mengenai
rohani
aktivitas-
Data.
Peneliti
aktivitas yang masih dilakukan oleh
menggunakan
software
QSR
lansia, diantaranya mengasuh cucu,
NVivo10
dapat
Metode
Analisis
yang
membantu
membantu
5
bertani,
melihat-lihat
sawah, membersihkan dan mengatur
3. Kebahagiaan lansia ditinjau dari
rumah, bercocok tanam, memasak,
status riwayat pekerjaan.
mencuci, berolahraga, menjadi aktivis
Bagi lansia dengan riwayat
ditempat ibadah, mengurus hewan
pensiunan, tetap merasakan bahagia
ternak,
karena telah bebas dari tanggung
mengaji,
memperbanyak
beribadah, dan beristirahat diwaktu
jawab
yang
besar
dan
dengan
luang.
penghasilan yang sama ketika masih
2. Komponen kebahagiaan pada
bekerja. Dua lansia lainnya mengaku
telah terbiasa melakukan aktivitas
lansia
Menurut Shaver dan Freedman
diluar pekerjaannya, sehingga dengan
(Hurlock, 1980) menyebutan bahwa
pensiun tidak mempengaruhi sikap
untuk mencapai kebahagiaan tersebut,
mereka setelah pensiun. Hal ini tidak
lansia harus memenuhi minimal 3
sesuai dengan pendapat dari Erikson
komponen yang tergambar melalui
(Hurlock, 1980) yang menyebutkan
Three
bahwa lansia menghadapi identity
A’s
of
Happiness,
yakni
penerimaan diri, pemenuhan afeksi,
crisis,
dan pencapaian prestasi.
keharusannya
sebagai
akibat
untuk
dari
melakukan
Senada dengan hal tersebut, dari
perubahan peran yang drastis dari
hasil penelitian ini juga menemukan
seorang pekerja yang sibuk menjadi
menemukan beberapa komponen lain
seorang pengangguran yang tidak
yang tidak kalah pentingnya dalam
menentu.
Bagi lansia dengan riwayat
mencapai kebahagiaan, diantaranya
sikap
pekerjaan pedagang, lansia merasa
menerima, rasa syukur pada Alloh,
lebih nyaman dengan kondisi saat ini
hubungan baik dengan keluarga dan
karena merasa lebih diperhatian anak-
lingkungan sosial, dan pencapaian
anaknya
prestasi
kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan
penerimaan
kondisi
fisik,
ungkapan
6
dan
tetap
Winanda,
tercukupi
Yusron,
dan
Kartika (2010) yang menyebutkan
Namun, pada beberapa lansia dengan
bahwa dalam kehidupan keluarga
kondisi kesehatan yang kurang baik,
biasanya anak atau cucu cenderung
tidak menjadikan kondisi ini sebagai
keberatan jika lansia masih harus
alasan untuk mengeluh dan berputus
bekerja mencari nafkah. Oleh karena
asa, namun lansia tetap aktif dalam
itu, anak, cucu, atau keluarganya yang
menjalani aktivitas sehari-hari, dapat
mencukupi kebutuhannya. Selain itu,
hidup secara mandiri sehingga tidak
bagi wanita yang tidak bekerja selama
menganggu
masa dewasa dini dan disibukkan
Herusatoto
dengan pekerjaan rumah tangga dan
kebahagiaan adalah ikhlas (nrima)
mengurus
apapun
anak,
pada
akhirnya
orang
lain.
(2008)
yang
Menurut
bahwasanya
sudah
terpegang
menghasilkan kompensasi kepuasan
ditangannya dikerjakan dengan senang
dan kebahagiaan dari tanggung jawab
hati dan tidak menginginkan milik
keluarga dan rumah tangga karena
orang lain serta tidak iri terhadap
dapat
kebahagiaan
mengantarkan
anak-anak
menjadi
dewasa,
menyelesaikan
studinya,
mendapatkan
orang
lain.
Hal
ini
disebabkan oleh keyakinan individu
pekerjaan
mengenai kehidupan yang telah diatur
sampai berkeluarga.
oleh
4. Kebahagiaan lansia yang tidak
sedemikian rupa.
Tuhan
Yang
Maha
Kuasa
Hubungan baik yang diperoleh
bekerja
lansia
Berdasarkan hasil penelitian
dari
keluarganya
didapatkan bahwa penerimaan kondisi
kedekatan
fisik yang baik di masa lansia,
diberikan. Selain itu, jarak yang jauh
membuat lansia merasa lebih bahagia.
antara
Hal ini diungkapkan oleh Hurlock
keluarga tidaklah menjadi hambatan
(1980) mengenai faktor umum yang
untuk
mempengaruhi
salah
berkomunikasi dengan baik. Hal ini
kesehatan.
tidak sesuai dengan hasil penelitian
satunya
adalah
kebahagiaan,
faktor
7
dan
berupa
tempat
tetap
perhatian
tingal
lansia
menyempatkan
yang
dan
diri
yang dilakukan di India oleh Dubey,
hati, peduli, dan membantu orang lain
Ehasin, Gupta, dan Sharma (2011)
(Ishak, 2013).
yang menunjukkan bahwa sebagian
Penurunan kemampuan pada
besar lansia merasa sikap generasi
lansia secara bersamaan dengan terus
muda
terhadap
bertambahnya usia, namun semakin
mereka dalam hal mendapatkan rasa
tua seseorang akan semakin arif. Hal
hormat, cinta dan kasih sayang dari
ini ditunjukkan lansia dengan sering
anggota keluarga
memberikan
tidak
memuaskan
Lansia juga menjalin hubungan
dimintai
dengan
memecahkan
baik
lingkungan
sosial.
nasehat,
dan
pertimbangan
suatu
sering
dalam
masalah
Hubungan baik dengan lingkungan
lingkungannya.
sekitar, dijalin lansia, yang pertama
tersebut sesuai dalam tradisi budaya
dengan
perilaku
jawa
berupa
bahan
senang
berbagi
Selain
bahwasanya
itu,
di
lansia
hal
akan
makanan,
ditempatkan pada posisi yang tinggi
makanan, sayuran, dan uang. Kedua,
dan terhormat. Setiap saat lansia akan
dengan perilaku senang menolong
dimintai nasihat, saran atau petuah
juga ditunjukkan oleh beberapa lansia
yang berkaitan dengan hidup. Ucapan
dalam bentuk bantuan material dan
lansia dianggap banyak dianggap
jasa (membenarkan pagar rumah dan
banyak
membantu jika ada kematian). Hal ini
berpengalaman (Triratnawati, 2005)
sesuai
dengan
pokok
ungkapan
benarnya
Tercapainya
dari
karena
harapan
lebih
lansia
Emmons dan McCullough (2003)
saat ini, membuat lansia merasa
yang menyebutkan bahwa orang yang
bahagia. Harapan tersebut diantaranya
bersyukur tidak hanya menunjukkan
dapat melihat anak berhasil dalam
keadaan mental yang lebih positif
kehidupannya dan dapat memenuhi
(misalnya antusias, tekun, dan penuh
kebutuhan dari lansia ketika sudah
perhatian), tetapi juga lebih murah
tidak bekerja. Hal ini dingkapkan oleh
Hurlock (1980) yang menyatakan
8
bahwa individu akan merasa semakin
siklus yang saling berkaitan satu
puas dan bahagia apabila tercapai apa
dengan yang lainnya. Lansia dengan
yang diharapkan.
penerimaan kondisi fisik yang baik,
Rasa syukur kepada Alloh
ditunjukkan
lansia
mendekatkan
diri
dengan
terus
dengan
keluarga
dan
lingkungan
Alloh
sosial. Dengan terjalinnya hubungan
sebagai bentuk terima kasih lansia
baik, akan semakin menimbulkan rasa
kepada Alloh yang selalu memberikan
syukur lansia kepada Alloh. Menurut
jalan disetiap masalah yang datang,
Watkins, Woodward, Stone, dan Kolts
dan selalu ditunjukkan jalan yang
(2003), syukur memiliki hubungan
terbaik bagi lansia. Selain itu, atas
dengan berbagai aspek dan komponen
rizki yang melimpah dari Alloh di
terhadap kebahagiaan, individu yang
masa lansia. Hal ini sesuai dengan
memiliki
ungkapan oleh Aini (2011) bahwa
bersyukur
syukur berarti ucapan, sikap, dan
bahagia.
perbuatan
kepada
akan memiliki hubungan baik juga
terimakasih
pola
pikir
adalah
kepada
untuk
terus
individu
yang
Kesimpulan
Allah SWT dan pengakuan yang tulus
atas
nikmat
dan
karunia
Dari hasil penelitian dapat
yang
disimpulkan bahwa bagaimanapun
diberikan Allah SWT. Selain itu,
kondisi kehidupan saat ini, lansia
dengan perasaan syukur yang dimiliki
tetap menerima dan menjalaninya
oleh lansia atas apa yang diberikan
dengan rasa bersyukur. Selain itu,
oleh Alloh dan menerima segala yang
telah
ditetapkan
menjadikan
lansia
oleh
Alloh,
untuk
terus
sikap
merasa
terus
lebih
Alloh.
satu
besar
kenikmatan
Pencapaian kebahagiaan pada
merupakan
bersyukur,
menerus
lansia
diberikan
kenikmatan dan kemudahan yang
berusaha lebih mendekatkan diri pada
lansia
dengan
oleh
Alloh.
tersebut
dengan
menjadikan
lansia untuk terus memperbanyak
rangkaian
9
amal dan terus mendekatkan diri
kabar melalui telepon ataupun datang
kepada Alloh.
berkunjung kerumah lansia.
3. Masyarakat.
Kebahagiaan
pada
setiap
Masyarakat diharapkan untuk
lansia memiliki karakteristik yang
berbeda-beda
dalam
kebahagiaan.
Namun,
penelitian
didapatkan
memberikan kepercayaan pada lansia
mencapai
dari
agar tetap aktif dalam aktivitas di
hasil
lingkungan
bahwa
diberikan
kebahagiaan lansia yang tidak bekerja
lebih
banyak
didominasi
sikap
bersyukur
atas
apa
sekitar.
peran
terjadi.
4. Praktisi Psikologi
penelitian
1. Lansia
dijadikan
meningkatkan
perilaku
acuan
ini
untuk
dapat
menyusun
program penyuluhan desa dengan
bersyukur
sasaran masyarakat umum untuk lebih
mengetahui
diberikan
pencapaian
cara
terus
masa
lansia
kebahagiaan
mendekatkan diri pada Alloh dan
lansia.
memperbanyak beramal.
5. Peneliti selanjutnya.
2. Keluarga.
Keluarga
juga
untuk
kepada Alloh atas apa yang telah
dengan
sesepuh
mengenai suatu permasalahan yang
yang
Saran
diharapkan
sebagai
dapat
ataupun dapat dimintai pertimbangan
dengan
diberikan oleh Alloh hingga saat ini.
Lansia
Lansia
di
dan
masa
Bagi peneliti selanjutnya yang
diharapkan
untuk
berminat
meneliti
mengenai
terus meningkatkan kedekatan dengan
kebahagiaan lansia yang tidak bekerja
lansia dengan memberikan perhatian
dapat menjadikan hasil penelitian ini
kepada
sebagai tambahan informasi, sehingga
lansia
kapanpun
dan
dimanapun berada, khususnya anak
dapat
lansia. Perhatian yang diberikan bisa
tentang kebahagiaan lansia yang tidak
berupa sapaan untuk menanyakan
bekerja.
10
lebih
memperdalam
Selain
itu,
tema
diperlukan
penelitian
lebih
pengaruh
faktor
lanjut
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana
Nasional
[BKKBN].
(2014).
Peraturan Pemerintah Reublik
Indonesia Nomo 43 Tahun
2004 Tentang Pelaksanaan
Upaya
Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia. Diunduh dari
www.bkkbn.go.id.
mengenai
status
riwayat
pekerjaan terhadap kebahagiaan pada
lansia
yang
tidak
bekerja
dan
pdibutuhkan pendalaman lebih lanjut
mengenai
pengaruh
terhadap
kebahagiaan
rasa
syukur
pada
masa
lansia.
Black, J. A., & Champion, D. J.
(1992).
Metode
Dan
Permasalahan
Penelitian
Sosial. Bandung: PT Eresco.
DAFTAR PUSTAKA
Afif,
A. (2012). Ilmu
menurut
Ki
Suryomentaram.
Kepik.
Bahagia:
Ageng
Depok:
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2015).
Tenaga Kerja. Diunduh dari
http://www.bps.go.id.
Aini, S. N. (2011). Kebahagiaan
Eddingman. diunduh dari
http://www.library.binus.ac.id.
Choirudin, A. (2011). Implementasi
Bimbingan Sosial Pada Lansia
Di Taman
Pembinaan
Lansia Wirosaban, Sorosutan,
Umbulharjo, Yogyakarta.
Diunduh
dari digilib.uinsuka.ac.id.
Andini.,
Nilakusumawati.,
&
Susilowati. (2013). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Penduduk Lanjut Usia Masih
Bekerja. Piramida: Jurnal
Kependudukan
Dan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, IX(1): 44-49.
Creswell, J. W. (2013). Qualitative
Inquiry & Research Design:
Choosing among
Five
Approaches. Asia Pacific:
SAGE.
Baker., Cahalin., Gerst., & Burr.
(2005). Productive Activities
And Subjective Well- Being
Among Older Adults: The
Influence Of Number Of
Activities And
Time
Commitment.
Social
Indicators Research, 73: 431–
458
D, Narang., K, Kordia., J, Meena., &
K, Meena. (2013).
Interpersonal
Relationships
Of Elderly Within The Family.
Interpersonal Journal of Social
Science & interdisciplinary
Research, 2(3): 132-138.
11
Dana. (2007). Proses Penuaan .Diunduh
dari http:www.medicalzone.org.
Fiest, J., & Fiest, J. G. (2011). Teori
Kepribadian: Theories of
Personality. Jakarta:
Salemba Humanika.
Darokah, Marcham., & Diponegoro,
A. M. (2005). Peran Akhlak
Terhadap
Kebahagiaan.
Humanita:
Indonesian
Psychological Journal, 2(1):
15-27.
Fitri & Basri. (2012). Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Lanjut
Usia
Bekerja
Di
Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru. Diunduh dari
http//:repository.unri.ac.id.
Departemen Kesehatan RI [Depkes
RI]. (2013). Topik Utama:
Gambaran Kesehatan Lanjut
Usia di Indonesia. Jakarta:
Pusat Data & Informasi.
Diunduh
dari
http:www.depkes.go.id.
Graham, C. (2014). Late-Life Work
And Well-Being: Flexible
Retirement May
Be One
Solution
To
The
Challenges Of Unemployment,
Aging Populations, And
Public Pension Burdens. IZA
World Of Labor. 107: 1-10
Departemen Pendidikan Nasional
[DPN]. (2007). Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka.
Greengross, S., Mizuta, K., Forette, F.,
& Brieu, M,A. (2012). Healthy
and Productive
Ageing:
Barriers and Incentives in the
United
Kingdom,
Japan
and
France. In I. F.
Holmerova, Productive Ageing
Conditions
and
Opportunities (pp. 17-38).
Prague: Institutional Support
for Longterm Development of
Research Organization in
Charles University.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
[Dikcapil].
(2015).
Jumlah Penduduk Kabupaten
Sragen. Diperoleh
dari
http://www.sragenkab.go.id.
Dubey, A., Ehasin, S., Gupta, N., &
Sharma, N. A Study of Elderly
Living in Old Age Home and
Within Family Set-up in
Jammu. Stud Home Com Sci,
5(2): 93-98.
Efiani, E. Skripsi, 2010. Perawatan
Keluarga Terhadap Lansia Di
Desa Sukajadi Kecamatan
Hinai Kabupaten Langkat.
F.Kep
USU.
http://repository.usu.ac.id/hand
le/123456789/17136
Hardianti, H. (2011). Pengaruh Sense
Of Humor Terhadap Kualitas
Hidup
Pada
Lansia
Pensiunan Di Kota Malang.
Diunduh dari psikologi.ub.ac.id
12
Herusatoto, B. (2008). Simbolism
jawa. Yogyakarta : Ombak
Yogyakarta.
Humas
Kabupaten
Sragen
[HUMKABSRAGEN]. (2015).
Sekilas Kabupaten
Sragen.
Diperoleh
dari
http://
humaskabsragen.com.
Huang,
P. H. (2008). Authentic
Happines, Self Knowledge and
Legal Policy. MINN.J.L.SCI.
& TECH, 9(2): 755-784.
Diunduh
http//:eprints.unika.ac.id
dari
Kuswardani. (2009). Gambaran Peran
Keluarga Terhadap Perilaku
Hidup Sehat lanjut Usia di
Wilayah Kerja
Puskesma
Darussalam
Kecamatan
Medan
Petisah. Skripsi.
Diunduh
dari
httprepository.usu.ac.id.
Mardiah,
I.
(2011).
Pengaruh
Religiusitas
dan
Family
Support Terhadap Happiness
Pada Lansia di Panti Werdha
diunduh
dari
repository.uinjkt.ac.id.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi
Perkembangan
:
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Myers, D.G. (2012). Psikologi Sosial
edisi 10. Jakarta: Salemba
Humanika.
Islamiyah., Jafar., & Hadju. (2013).
Gaya Hidup, Status Gizi dan
Kualitas Hidup
Manusia
Lanjut Usia Yang Masih
Bekerja Di Rumah Sakit Stella
Maris Makassar.
Diunduh
dari httppasca.unhas.ac.id.
Minaswari, N. (2007). Kepuasan
Hidup Pada Orang Lanjut
Usia
Ditinjau
Dari
Kecerdasa Spiritual. Diunduh
dari httpeprints.unika.ac.id.
Ishak, F. F. J. S. (2013). Hubungan
Antara Rasa Syukur Dengan
Kesejahteraan Psikologis Pada
Lanjut Usia. Journal of Sosial
and Clinical Psychology, 26:
1-12.
(diunduh
dari
psikologi.ub.ac.id)
Mustofa, B. (2008).
Kebahagiaan.
Indiva Pustaka.
Quantum
Surakarta:
N. Faqih S. H. (2014). The Secret Of
Happiness: 9 Rahasia Hidup
Mulia dan Berkah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Kusumaningtyas, I. H. (2008).
Kebutuhan-Kebutuha (need)
Psikologis
dan
Tekanan
(press) Lansia Yang Tinggal
DI Panti Wredha Pelkris
Pengayoman Semarang.
Napitupulu, Y. M. N. (2013).
Hubungan Aktivitas SehariHari dan Successful Aging
Pada Lansia. Diunduh dari
http://psikologi.ub.ac.id.
13
Nawawi, H. H. (2012). Metode
Penelitiaan: Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suardiman, S. P. (2011). Psikologi
Lanjut Usia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Sulandari.,
Martyastanti.,
&
Mutaqwarohmah.
(2009).
Bentuk-Bentuk Produktifitas
Orang Lanjut Usia (LANSIA).
Indigenous: Jurnal Berkala
Psikologi, 11(1):
58-68.
Oerlemans., Bakker., & Veenhoven.
(2011). Finding The Key To
Happy Aging: A
Day
Reconstruction
Study
Of
Happiness.
Journal
of
Gerontology
Series
B:
Psychological Sciences and
Social Sciences.
Diunduh
dari httpwww2.eur.nl.
Sulandari,
S.
(2014).
Older
Indonesians’ Perspective of
Facilitators of and Barriers
to Optimising Their Psycho
Activity
and
Social
engagement. Minor Thesis.
Tidak diterbitkan.
Papalia, D. E., Olds, S. W., &
Feldman, R. D. (2009). Human
Development: Perkembangan
Manusia. Jakarta: Salemba
Humanika.
Tadic.,
Population Reference Bureau [PRB].
(2015). Data World Bank.
Diunduh
dari
http://data.worldbank.org,
Oerlemans., Bakker., &
Veenhoven. (2012). Daily
Activities And Happiness
In Later Life: The Role of
Work Status. Journal of
Happiness Studies. Diunduh
dari httpwww2.eur.nl.
Triratnawati, A. P. (2005). Menopouse
pada Wanita Jawa. In A. T.
Ratnawati,
Masalah
Kesehatan dalam Kajian Ilmu
Sosial-Budaya (pp. 183-213).
Yogyakarta: KEPEL Press.
Today’s research on Aging [TRA].
(2009).
Social
Support,
Networks, and Happiness.
Journal of
Economic
Psychology, 27(3): 1-16.
Ridgway, I. R. (2007). 2321 Theory &
Practice 2: Lecture 5 Reality
Therapy: William Glasser
(Born 1925). Diunduh dari
http://myauz.com.
Winanda, C., Yusron, I. R., Kartika,
R., Rachmani, R., Aziz, Y. A.
(2010). Permasalahan pada
Masa Tua. Diunduh dari
http://www.academia.edu
Santrock, J. W. (2002). Life-Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup.
Jakarta:
Erlangga.
World Health Organization [WHO].
(2015). Definition of an older
or elderly person. Diperoleh
dari http//: who.int.
14