HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Manajemen Diri Dengan Prestasi Kerja Karyawan.
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
Tri Puspita Ratih A.
F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA KARYAWAN
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
Tri Puspita Ratih A.
F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA KARYAWAN
Tri Puspita Ratih A.
Susatyo Yuwono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keberhasilan organisasi ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dan
kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk produktivitas kerja karyawan. Salah satu
indikator produktivitas adalah prestasi kerja yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi kerja, salah satunya yaitu kepribadian individu yang lain mencakup manajemen diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara manajemen diri dengan
prestasi kerja; 2) Peran atau sumbangan manajemen diri terhadap prestasi kerja; 3) Tingkat
manajemen diri dan prestasi kerja. Hipotesis yang diajukan: ada hubungan positif antara
manajemen diri dengan prestasi kerja pada karyawan.
Subjek penelitian adalah perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjati dengan
ciri-ciri: perawat medis dan bekerja di bagian rawat inap. Jumlah subjek sebanyak 70 perawat.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive non random sampling.
Metode pengumpulan data menggunaka n skala manajemen diri dan dokumentasi prestasi
kerja, serta teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,482; p =
0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara manajemen diri dengan prestasi kerja. Semakin tinggi manajemen diri maka semakin
tinggi prestasi kerja, begitu sebaliknya semakin rendah manajemen diri maka semakin rendah
prestasi kerja. Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinan (r2 ) = 0,232. Hal ini
berarti sumbangan efektif manajemen diri terhadap prestasi kerja sebesar 23,2%, artinya
masih terdapat 76,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja selain variabel
manajemen diri misalnya kondisi fisik, kemampuan dan keterampilan, etos kerja, motivasi
kerja, lingkungan kerja . Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel manajemen diri
mempunyai rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata hipotetik sebesar 90 yang berarti
manajemen diri pada subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel prestasi kerja diketahui
rerata empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma kategori prestasi kerja skor tersebut masuk
kategori baik.
Kata kunci : manajemen diri, prestasi kerja.
lebih keluhan pasien rawat inap ditujukan
PENGANTAR
Rumah sakit adalah salah satu
organisasi kesehatan yang dengan segala
fasilitas kesehatannya diharapkan dapat
membantu pasien dalam meningkatkan
kesehatannya dan mencapai kesembuhan
yang optimal baik fisik, psikis maupun
sosial. Di samping itu juga rumah sakit
dituntut harus menampakkan usaha keras
untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
seiring dengan meningkatnya persaingan
kepada
pelayanan
perawat. Hasil survey kepuasan pasien
yang
dilakukan
tersebut
penting
dalam
penyelenggaraan
sarana kesehatan memiliki peran yang
sangat penting, selain sebagai tenaga
paramedis untuk merawat pasien, perawat
adalah yang paling sering berhubungan
langsung
dan
berkomunikasi
secara
otomatis
aktif
dengan
selalu
pasien.
Perawat memegang kunci keberhasilan
atas penyembuhan pasien, karena frekuensi
perawat
dalam
berkomunikasi
dengan
dokter atau tenaga yang lainnya (Wulan
Banyak permasalahan menyangkut
pelayanan jasa bidang kesehatan yang
beberapa
penelitian.
Sebagai contoh
Wahyuni (2007) pada
penelitian
dilakukan
yang
puas
responden
pasien
terhadap
yang
pelayanan
keperawatan (keramahan dan ketanggapan)
hanya 61 %, angka tersebut masih di
bawah standar mutu yang ditetapkan oleh
manajemen rumah sakit yaitu sebesar 80%.
pegawai
untuk
meningkatkan prestasi kerja merupakan
persoalan penting yang perlu diperhatikan
dan segera dibenahi karena jika tidak
dibenahi perusahaan (rumah sakit) kalah
bersaing dan tidak mampu berkompetisi
dengan
rumah
Terhambatanya
sakit
prestasi
lain
kerja
lain.
tersebut
merupakan indikasi lemahnya manajemen
diri
karyawan
organisasi
secara
maupun
manajemen
keseluruhan
dalam
mengelola sumber daya manusia
Prestasi kerja menurut Kussriyanto
(Mangkunegara,
2007)
adalah
perbandingan hasil kerja yang dicapai
dan Hastuti, 2010).
dalam
296
prosentase
menyatakan
pasien lebih sering dibanding dengan
terungkap
dari
Kegagalan
Perawat sebagai salah satu aset
yang
menunjukkan rendahnya prestasi kerja
dan teknologi.
yang
keperawatan
di
RSUD
Banjarnegara menyatakan sebesar 30 %
dengan peran dan serta tenaga yang
dikeluarkan persatuan waktu. Sementara
menurut Mangkunegara (2007) prestasi
kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh karyawan
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
mengungkapkan bahwa manajemen diri
kepadanya.
dapat meningkatkan prestasi kerja pada
Salah satu dari sekian banyak
karyawan. Selanjutnya penelitian
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
Disi sisi lain dewasa ini semakin
adalah sumber daya manusia (karyawan)
banyak karyawan yang terjebak dalam
yang
karakteristik
proses pengaturan dirinya sendiri. Mereka
kepribadiannya. Sesuai dengan penjelasan
merasa kesulitan untuk membagi waktu
Amstrong
(2007)
faktor
kepribadian,
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
dapat
pekerjaan kantor yang rasanya semakin
dipisahkan dalam pencapaian tugas-tugas
menumpuk; akibatnya tugas dan pekerjaan
yang diberikan. Faktor ini juga dapat
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
berkaitan
mempengaruhi
dengan
mengerjakan
.Berdasarkan hal- hal tersebut, maka
memiliki
rumusan masalah penelitian ini adalah:
kapabilitas untuk mengejar cita -cita untuk
“Apakah ada hubungan antara manajemen
mencapai tugas dan tanggung jawab. Salah
diri dengan prestasi kerja?” Berdasarkan
satu bagian dari kepribadian individu
rumusan permasalahan tersebut, penulis
adalah adanya kemampuan manajemen diri
ingin menguji secara empirik dengan
yang baik.
melakukan penelitian berjudul “Hubungan
yang
matang
kerja,
untuk
sebab
pribadi
prestasi
digunakan
dapat
Disadari atau tidak, kemampuan
manajemen
diri
berpengaruh
kemampuan
seseorang
terhadap
kerja karyawan”.
bekerja.
Robbins (2008) mengatakan bahwa
Menurut Macan (1990) individu yang
prestasi suatu perusahaan tidak dapat
memiliki kemampuan manajemen diri
dilepaskan
dapat mengatur dan mengorganisasikan
individu yang terlibat di dalamnya. Hal ini
waktu
akan
berarti bahwa tercapainya tujuan yang
mampu menyelesaikan tugas pekerjaan dan
telah ditetapkan oleh perusahaan banyak
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
tergantung
Individu
memanajemen
Anoraga (2005) menambahkan prestasi
dirinya dengan baik akan mampu membuat
kerja berkaitan dengan tujuan dalam arti
prioritas,
sebagai suatu hasil dari perilaku kerja
dengan
dikerjakan
yang
dalam
antara manajemen diri dengan prestasi
teratur
sehingga
mampu
kegiatan
terlebih
apa
yang
dahulu,
harus
apakah
seseorang.
dari
prestasi
pada
Prestasi
kerja
kerja
setiap
karyawannya.
diberikan
batasan
pekerjaan kantor atau pekerjaan lain.
sebagai hasil dari pola -pola tindakan yang
Penelitian Christian dan Poling (1997)
dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
hasil
dari
pola -pola
tindakan
yang
meninjau
periode
istirahat
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai
ditetapkan dan catatan kehadiran secara
dengan standar yang telah ditetapkan, baik
keseluruhan.
kualitas
ataupun
kuantitas
Dapat
e.Kejujuran.
Ditambakan
oleh
dikatakan prestasi kerja merupakan ukuran
Soeprihanto (2000) salah satu aspek
keberhasilan atau kesuksesan karyawan.
prestasi
Aspek pengukuran prestasi kerja
kerja
yang
kepribadian yaitu aspek kejujuran meliputi
yang digunakan sesuai dengan Sumber
keikhlasan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
kemampuan bekerja sama.
(DP 3) RSD Grobogan. Aspeknya sebagai
berikut:
melakukan
tugas
dan
f.Kerjasama. Didukung pendapat
Anoraga (2005) yang menyatakan prestasi
a.Kesetiaan. Sesuai pendapat yang
dikemukakan
oleh
Ranupandoyo
Husnan (2000) jika kesetiaan
dan
karyawan
kerja dapat diukur melalui sikap terhadap
perubahan pekerjaan, teman sekerja dan
kerjasama.
terhadap instansi atau perusahaan semakin
besar,
mendukung
maka
timbul
Menurut
Rasimin
yang
(1996) prestasi kerja bersumber pada
melakukan
individu antara lain meliputi: Prakarsa atau
pekerjaan menjadi lebih giat lagi agar
inisiatif, yaitu mampu melaksanakan tugas
mencapai prestasi kerja yang lebih tinggi.
atau
menyebabkan
b.Prestasi.
dorongan
g.Prakarsa.
karyawan
Anoraga
menyatakan prestasi kerja
(2005)
dapat diukur
langkah
untuk
perbaikan
atau
peningkatan tugas tanpa instruksi terlebih
dahulu.
melalui mutu kerja dan kuantitas kerja.
Pada penelitian ini aspek penilaian
c.Tanggungjawab. Sesuai pendapat
DP 3 yang digunakan sesuai dan relevan
Soeprihanto (2000) yang mengemukakan
dengan teori-teori yang telah dikemukakan
dalam pengukuran prestasi kerja terdapat
oleh para ahli, selain itu ditetapkan oleh
aspek
keterampilan,
pihak manajemen rumah sakit sesesuai
kesungguhan kerja, hasil kerja, tanggung
dengan kondisi yang ada di tempat kerja
jawab.
dan telah digunakan sebagai acuan dalam
kecakapan,
d. Ketaatan. Menurut Wungu dan
kenaikan jabatan atau promosi. Norma
Brotoharsojo ( 2003) aspek prestasi kerja
penilaian yang digunakan sebagai berikut:
diantaranya ketaatan, yaitu sejauhmana
kriteria
seorang karyawan tepat pada waktunya,
100; kriteria baik mendapat skor 76 - 90;
sangat baik mendapat skor 91 -
kriteria cukup mendapat skor 61 - 75; dan
kriteria kurang mendapat skor
60 ke
bahwa batas tingkah laku sebenarnya
bawah. Meskipun demikian perlu dipahami
sudah ada yang memegangnya. Atau
bahwa organisasi, instansi atau perusahaan
golongan lain adalah individu
tertentu mungkin saja memiliki sistem
masih bingung dalam menentukan
penilaian yang berbeda sesuai dengan jenis
arah kehidupannya..
perusahaan, pekerjaan, analisa kebutuha n
maupun
karakteristik
karyawan
b.
dan
Keberfungsian
yang
Interpersonal
(ini
kaitan dengan manajemen interaksi
budaya di tempat kerja masing-masing.
individu dengan lingkungan sosial di
Wibowo (2010) mengungkapkan
sekitarnya),
yaitu
mengacu
pada
setiap manusia pada dasarnya diharapkan
bagaimana individu bersosialisasi dan
dapat tumbuh kembang secara optimal.
berinteraksi dengan optimal, mampu
Tumbuh kembang secara optimal tersebut
membawa kebahagiaan lawan bicara,
dapat
menjalin
dianalogikan
dalam
keberfungsian. Individu
tumbuh
kembangnya,
terminologi
yang optimal
berarti
persahabatan
dan
membangun hubungan yang saling
optimal
menguntungkan.
Sekilas
tampak
fungsi sebagai manusia utuh kedalam diri
beberapa orang, sangat sulit bagi
sendiri, ke dalam optimalisasi potensi
individu
internalnya dan ke lingkungan sekitarnya.
hubungan jangka panjang dengan
Berikut ini adalah pembagiannya:
orang lain. Atau sebaliknya, individu
a.
Transpersonal
sanggup menjalin komitmen jangka
(kaitannya dengan manajemen diri
panjang, namun bermasalah dalam
atau bagaimana seseorang mengelola
menjaga hubungan jangka pendek.
diri sendiri), yaitu mengacu pada
Oleh karena itu tidak berlebihan jika
bagaimana individu memaksimalkan
dikatakan bahwa setiap manusia perlu
kesadaran
dengan
untuk sela lu belajar bagaimana cara
sepenuhnya menyadari bahwa segala
meningkatkan keterampilan interaksi
tingkah laku adalah dengan seizin-
sosialnya, sehingga pada gilirannya
Nya. Individu yang belum optimal
akan
dari aspek ini, masih menganggap
keberfungsian interpersonalnya.
spiritual,
bahwa hidup ini adalah miliknya
sendiri, sehingga individu
berbuat
sekehendaknya tanpa ada pemikiran
c.
untuk
mampu
Keberfungsian
namun
ini
dalam menjalankan fungsi-fungsinya, baik
Keberfungsian
sederhana,
hal
dapat
bagi
menja lin
meningkatkan
Profesional,
yaitu
mengacu pada bagaimana individu
mampu
menemukan
potensi
terbesarnya
dan
sepenuh-penuhnya
pribadinya.
Satu
mengoptimalkan
individu selalu berhubungan dengan
demi
orang lain dalam hampir semua aspek
tidak
kehidupan. Hubungan personal yang
terelakkan adalah bahwa manusia
erat dapat menjadi sumber kekuatan
lahir
potensi,
dan pembaruan yang terus menerus.
sayangnya ada yang tidak sadar akan
Efektif tidaknya hubungan seseorang
hal itu, dan ada yang sudah sadar
dengan
namun tidak berbuat apa-apa. Dengan
mempengaruhi
demikian berpikir ulang mengenai
terbaik dalam kehidupan, dan dalam
keberfungsian
menjadi
mengembangkan kehidupan yang lebih
sangat perlu, karena banyak aspek
bermakna baik itu ditempat kerja atau
dalam kehidupan tergantung pada
dalam
bagaimana individu berusaha secara
berhubungan
konsisten
merupakan kunci utama kesuksesan.
dengan
hal
kemajuan
yang
segudang
profesional
mengembangkan
keberfungsian profesional.
Aspek-aspek
orang
lain
sangat
pencapaian
kehidupan
hal-hal
tinggal.
dengan
Cara
orang
lain
Dalam hidup seseorang membutuhkan
manajemen
diri
teman, sahabat, kekasih, rekan kerja,
menurut Maxwell (Prijosaksono, 2001)
maupun
mitra
bisnis,
antara lain:
membutuhkan orang yang dapat diajak
a. Pengelolaan waktu. Waktu merupakan
berbagi
keceriaan,
juga
kesedihan,
hal utama dalam manajemen diri.
ketakutan,
Seperti halnya kehidupan yang harus
keberhasilan. Interaksi ini menyentuh
dikelola dan dikendalikan, waktu juga
dan
harus dikelola dan dikendalikan dengan
tingkat kehidupan yang terdalam.
sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kegagalan,
membangun
c. Perspektif
diri.
dan
seseorang
Perspektif
pada
diri
sasaran dan tujuan dalam kehidupan
terbentuk jika individu dapat melihat
dan
dan
dirinya sama dengan apa yang dilihat
pengertian
orang lain pada dirinya. Individu yang
diartikan
dapat melihat dan menilai dirinya sama
sebagai cara mengalokasikan waktu
dengan apa yang dilihat dan dipikirkan
secara efektif dan efisien.
oleh orang lain pada dirinya berarti
pekerjaan
efisien.
secara
Selama
mengelola
waktu
efektif
ini
hanya
b. Hubungan antar manusia. Hubungan
antara
manusia
merupakan
aspek
utama dalam manajemen diri, karena
individu tersebut jujur dan nyata dalam
menilai
dirinya
sehingga
individu
tersebut memiliki penerimaan diri yang
lebih luas yang pada akhirnya akan
apa
mempermudah
dahulu, apakah pekerjaan kantor atau
individu
dalam
manajemen diri, tetapi jika individu
yang
harus
dikerjakan
terlebih
pekerjaan lain.
tidak dapat melihat dirinya seperti yang
Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada
dilihat oleh orang lain secara jujur dan
hubungan positif antara manajemen diri
sesuai kenyataan maka akan mengarah
dengan prestasi kerja pada karyawan.
pada suatu kebohongan pada diri
Semakin tinggi manajemen diri maka akan
sendiri dan individu tersebut akan
semakin
menciptakan cermin diri yang semu
karyawan, sebaliknya semakin rendah
sehingga
manajemen diri maka akan semakin rendah
individu
tidak
dapat
menerima ke nyataan dirinya.
tinggi
prestasi
kerja
pada
prestasi kerja karyawan.
Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi
kerja,
salah
satunya
yaitu
kepribadian individu, antara lain mencakup
manajemen diri. Menurut Prijosaksono dan
Sembel (2002) manajemen diri adalah
kemampuan seseorang untuk mengenali
METODE
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas
: Manajemen diri
Variabel tergantung : Prestasi kerja
Definisi Operasional Variabel Penelitian
dan menolak akan kehadiran dirinya
1. Prestasi kerja merupakan tingkat
(secara fisik, emosi, pikiran, jiwa dan
spritual),
sehingga
mampu
mengelola
orang lain dan berbagai sumber daya untuk
mengendalikan
maupun
menciptakan
realitas kehidupan sesuai dengan misi dan
Macan
(1990)
seseorang
dapat memanajemen dirinya dengan baik
akan
dapat
mengatur
dan
mengorganisasikan waktu dengan teratur
sehingga
akan
tugas-tugasnya atau melakukan aktivitas aktivitasnya baik nampak maupun tidak
nampak
serta
tanggungjawab
untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tujuan hidupnya.
Menurut
keberhasilan individu dalam melakukan
mampu
menyelesaikan
tugas pekerjaan dan dapat mengambil
keputusan dengan tepat. Individu yang
mampu memanajemen dirinya dengan baik
akan mampu membuat prioritas, kegiatan
sesuai
dengan
standar
dan
kriteria
pekerjaan tertentu. Prestasi kerja diketahui
melalui dokumentasi berdasarkan aspek
DP 3 yaitu
tanggung
: kesetiaan, prestasi kerja,
jawab,
ketaatan,
kerjasama. Semakin
dokumentasi
prestasi
tinggi
kerja
kejujuran,
skor
data
karyawan
menunjukkan semakin tinggi pula prestasi
kerja karyawan, begitu pula sebaliknya.
2.
Manajemen
diri
merupakan
Metode Pengumpulan Data
suatu proses dalam diri individu yang
melibatkan
kemampuan
pengelolaan
Metode
menggunakan
pengumpulan
dua
cara,
yaitu
data
skala
afeksi, tingkah laku dan kognisi dalam
manajemen diri dan nilai dokumentasi
beradaptasi
prestasi kerja.
dengan
lingkungan,
memotivasi diri serta bertindak guna
mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Metode Analisis Data
Manajemen diri diungkap menggunakan
skala
manajemen
berdasarkan
waktu,
diri
yang
aspek-aspek:
hubungan
antar
Adapun teknik analisis data yang
disusun
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengelolaan
Korelasi Product Moment karena bertujuan
manusia
dan
perspektif diri. Semakin tinggi skor yang
mencari hubungan atau korelasi antara dua
variabel.
diperoleh menunjukkan semakin tinggi
manajemen diri individu, begitu pula
Hasil dan Pembahasan
sebaliknya semakin rendah skor yang
Berdasarkan
diperoleh
pula manajemen diri individu.
sebesar 0,482; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
Subjek Penelitian
Populasi penelitian adalah perawat
koefisien
perhitungan
diperoleh menunjukkan semakin rendah
tersebut
nilai
hasil
menunjukkan
korelasi
ada
(r)
hubungan
positif yang sangat signifikan antara
manajemen diri dengan prestasi kerja.
bagian Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.
Semakin tinggi manajemen diri
maka
Soedjati Grobogan yang berjumlah 89, dari
semakin
begitu
jumlah tersebut yang sesuai dengan ciri-
sebaliknya semakin rendah manajemen diri
ciri: 1) bagian medis; 2) berstatus pegawai
maka semakin rendah prestasi kerja. Hasil
tetap berjumlah 70 perawat dengan rincian
penelitian
ruang Anggrek 9 orang, Bougenvile 11
hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan
orang, Cempaka 10 orang, Dahlia 9 orang;
positif antara manajemen diri dengan
Flamboyan 10 orang Gladiol 11 orang,
prestasi
Kemuning 10 orang. Teknik pengambilan
diterima.
sampel yang digunakan adalah purpossive
tinggi
prestasi
ini
kerja
kerja,
menunjukkan
pada
karyawan”
bahwa
dapat
Temuan hasil penelitian ini sesuai
non random sampling. Oleh karena itu
dengan
jumlah subjek yang digunakan adalah 70
mengemukakan
orang.
pekerja yang menggunakan manajemen
pendapat
Rini
ada
(2002)
perbedaan
yang
antara
diri dengan yang tidak menggunakan
keputusan kerja dan secara tidak langsung
manajemen diri. Individu yang memiliki
mendukung pula pada peningkatan prestasi
manajemen diri yang baik diharapkan lebih
kerja individu.
mampu mengelola dirinya dan bertahan
Berdasarkan hasil analisis diketahui
dalam menghadapi setiap permasalahan
variabel manajemen diri
ataupun tekanan yang mengancam. Myers
rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata
(1991) mengemukakan bahwa kesempatan
hipotetik
untuk melakukan manajemen diri dalam
manajemen diri
pekerjaan
merupakan
bentuk
tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini dapat
tanggung
jawab.
Manajemen
diri
diartikan bahwa aspek-aspek yang terdapat
prosedur
yang
pada manajemen diri yaitu pengelolaan
merupakan
suatu
suatu
sebesar
mempunyai
90
yang
berarti
pada subjek penelitian
mengharuskan orang menentukan target
waktu,
kerja yang hendak dicapainya, memonitor
perspektif diri sudah menjadi bagian dari
dan mengevaluasinya. Ditambahkan oleh
karakteristik
Macan dkk (1990) menyatakan bahwa
berperilaku khususnya berkaitan dengan
orang
pekerjaan.
yang
manajemen
memiliki
diri
dapat
kemampuan
mengatur
dan
hubungan
antar
subjek
manusia
penelitian
Selanjutnya
kondisi
dan
dalam
ini
mendukung peningkatan prestasi kerja
mengorganisasikan waktu dengan teratur
individu, dibuktikan dari
sehingga
menyelesaikan
empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma
tugas pekerjaan dan dapat mengambil
kategori prestasi kerja skor tersebut masuk
keputusan dengan tepat. Individu yang
dalam kategori baik.
mampu memanajemen dirinya dengan baik
Dari
akan
mampu
hasil
nilai rerata
analisis
diketahui
akan mampu membuat prioritas, kegiatan
koefisien determinan (r2) = 0,232. Hal ini
apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
berarti sumbangan efektif manajemen diri
Hasil
terhadap prestasi kerja
penelitian
dilakukan
sebesar 23,2%,
artinya masih terdapat 76,8% faktor-faktor
menyimpulkan bahwa manajemen diri
lain yang mempengaruhi prestasi kerja
secara tidak langsung berperan dalam
selain variabel manajemen diri misalnya
peningkatan karir dan prestasi individu,
kondisi
didukung penelitian Rengganis (2006)
keterampilan, etos kerja, motivasi kerja,
yang menyatakan bahwa semakin tinggi
lingkungan kerja . Berkaitan dengan hal
kemampuan manajemen diri individu maka
tersebut
baik
Astriana
yang
(2013)
semakin
oleh
sebelumnya
orientasi
pengambilan
fisik,
Milton
kemampuan
(As’ad,
dan
200)
mengemukakan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi prestasi kerja yaitu:
manajemen diri terhadap prestasi kerja
sebesar 23,2%, artinya masih terdapat
a. Karakteristik individu. Sebelum
76,8%
faktor -faktor
proses prestasi kerja terjadi yaitu adanya
mempengaruhi
kebutuhan
variabel manajemen diri.
kemudian
diarahkan
pada
tujuan. Individu harus memiliki kapasitas
prestasi
lain
yang
kerja
selain
3. Manajemen diri
pada subjek
dan faktor yang dibutuhkan, dalam hal ini
penelitian tergolong tinggi. Berdasarkan
motivasi merupakan suatu hal yang akan
norma
dilakukan
penleitian masuk dalam kategori baik.
kategori
prestasi
kerja
subjek
b. Karakteristik pekerjaan. Apa
yang dilakukan individu mempengaruhi
Saran
motivasi, beberapa pekerjaan merupakan
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
pekerjaan yang rutin dan sebagian lagi
untuk melakukan penelitian dengan tema
lebih bervariasi, sama sama berperan
yang sama diharapkan
terhadap motivasi dalam bekerja.
c.
Melakukan penelitian lanjutan
Karakteristik
lingkungan.
dengan memperluas area penelitian tidak
kerja
dalam
dua
hanya terbatas pada area perawat tapi pada
yang
seluruh karyawan baik medis maupun non
Lingkungan
bagian
a.
yaitu
terbagi
lingkungan
kerja
sesungguhnya terdiri dari teman kerja,
supervisor dalam organisasi yang meliputi
system imbalan, fleksibilitas dan inovasi.
medis.
b. Menambahkan variabel yang lain
seperti motivasi kerja, lingkungan kerja
atau variabel lain yang secara teoretis
KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi prestasi kerja.
Kesimpulan
1. Ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara manajemen diri
Daftar Pustaka
dengan prestasi kerja . Semakin tinggi
manajemen diri
maka semakin tinggi
prestasi kerja , begitu sebaliknya semakin
rendah manajemen diri
maka semakin
rendah prestasi kerja.
2. Koefisien determinan (r2) =
0,232. Hal ini berarti sumbangan efektif
Amstrong, M. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia .
Jakarta : PT.
Gramedia Elex Media Komputindo.
Anoraga,
P. 2005. Psikologi Dalam
Perusahaan. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
As’ad, M. 2002. Psikologi Industri.
Yogyakarta : Liberty.
Astriana S. 2013. Hubungan Manajamen
Diri dan Persepsi terhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional
dengan Motivasi Mengembangkan
karir. Thesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Sekolah
Pascasarjana Fakultas Psikologi
UGM.
Christian, L. Poling, A. 1997. Using SelfManagement
Procedures
To
Improve The Productivity Of
Adults
With
Developmental
Disabilities In A Competitive
Employment Setting. Journal Of
Applied Behavior Analysis 1997,
30, 169–172 Number 1. California
State University, Los Angeles And
Western Michigan University
Macan, T. H. 1990. Time Management:
Test of Process Model. Journal of
Applied Psychology. 79, 3, 381
391.
Mangkunegara, A.A.P. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Myers, M.F. 1991. The Dynamics Of
Human Communication : A
Laboratory Approach Sixt Edition.
Singapore : Mc Graw Hill
International Edition.
Prijosaksono, A dan Sembel, R. 2002.
Management
Series.
Jakarta:
PT.Elexmedia Komputindo
Prijosaksono, A. 2001. Self Mangement
Series. Jakarta : Gramedia.
Ranupandojo, H. dan Husnan, S. 2000.
Manajemen
Personalia.
Yogyakarta: BPFE UGM
Rasimin, B. S. 1996. Individu dalam
Industri
dan
Organisasi:
Pengembangan Kepribadian dan
Sikap Kerja Produktif. Laporan
Penelitian,
tidak
diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.
Rengginas,
D.R.P.
2005.
Peran
Manajamen Diri dan Kematangan
Emosi
dengan
Pengambilan
Keputusan.
Thesis
(tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Sekolah Pascasarjana
Fakultas
Psikologi UGM.
Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi,
Versi Bahasa Indonesia: Konsep,
Kontroversi Dan Aplikasi, Edisi
Kedelapan,
Jakarta:
PT.
Prenhallindo
RSUI Kustati Surakarta, 2013).
Soeprihanto, J. 2000. Penilaian Kinerja
dan Pengembangan Karyawan.
Yogyakarta: BPFE.
Wahyuni, S. 2007. Analisis Kompetensi
Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan
Standar Manajemen Pelayanan
Keperawatan Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Perawat Dalam
Mengimplementasikan
Model
Praktik Keperawatan Profesional
Di Instalasi Rawat Inap BRSUD
Banjarnegara.
Tesis
(tidak
diterbitkan).
Semarang
:
Universitas Diponegoro
Wexley, K.N. and Yukl, G.A. 1992.
Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia
(Terjemahan
M.
Shobaruddin). Jakarta : Rhineka
Cipta.
Wulan, K. dan Hastuti. 2010. Pengantar
Etika Keperawatan. Jakarta :
Prestasi Pustaka
PRESTASI KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
Tri Puspita Ratih A.
F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA KARYAWAN
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
Tri Puspita Ratih A.
F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA KARYAWAN
Tri Puspita Ratih A.
Susatyo Yuwono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keberhasilan organisasi ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dan
kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk produktivitas kerja karyawan. Salah satu
indikator produktivitas adalah prestasi kerja yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi kerja, salah satunya yaitu kepribadian individu yang lain mencakup manajemen diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara manajemen diri dengan
prestasi kerja; 2) Peran atau sumbangan manajemen diri terhadap prestasi kerja; 3) Tingkat
manajemen diri dan prestasi kerja. Hipotesis yang diajukan: ada hubungan positif antara
manajemen diri dengan prestasi kerja pada karyawan.
Subjek penelitian adalah perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjati dengan
ciri-ciri: perawat medis dan bekerja di bagian rawat inap. Jumlah subjek sebanyak 70 perawat.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive non random sampling.
Metode pengumpulan data menggunaka n skala manajemen diri dan dokumentasi prestasi
kerja, serta teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,482; p =
0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara manajemen diri dengan prestasi kerja. Semakin tinggi manajemen diri maka semakin
tinggi prestasi kerja, begitu sebaliknya semakin rendah manajemen diri maka semakin rendah
prestasi kerja. Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinan (r2 ) = 0,232. Hal ini
berarti sumbangan efektif manajemen diri terhadap prestasi kerja sebesar 23,2%, artinya
masih terdapat 76,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja selain variabel
manajemen diri misalnya kondisi fisik, kemampuan dan keterampilan, etos kerja, motivasi
kerja, lingkungan kerja . Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel manajemen diri
mempunyai rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata hipotetik sebesar 90 yang berarti
manajemen diri pada subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel prestasi kerja diketahui
rerata empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma kategori prestasi kerja skor tersebut masuk
kategori baik.
Kata kunci : manajemen diri, prestasi kerja.
lebih keluhan pasien rawat inap ditujukan
PENGANTAR
Rumah sakit adalah salah satu
organisasi kesehatan yang dengan segala
fasilitas kesehatannya diharapkan dapat
membantu pasien dalam meningkatkan
kesehatannya dan mencapai kesembuhan
yang optimal baik fisik, psikis maupun
sosial. Di samping itu juga rumah sakit
dituntut harus menampakkan usaha keras
untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
seiring dengan meningkatnya persaingan
kepada
pelayanan
perawat. Hasil survey kepuasan pasien
yang
dilakukan
tersebut
penting
dalam
penyelenggaraan
sarana kesehatan memiliki peran yang
sangat penting, selain sebagai tenaga
paramedis untuk merawat pasien, perawat
adalah yang paling sering berhubungan
langsung
dan
berkomunikasi
secara
otomatis
aktif
dengan
selalu
pasien.
Perawat memegang kunci keberhasilan
atas penyembuhan pasien, karena frekuensi
perawat
dalam
berkomunikasi
dengan
dokter atau tenaga yang lainnya (Wulan
Banyak permasalahan menyangkut
pelayanan jasa bidang kesehatan yang
beberapa
penelitian.
Sebagai contoh
Wahyuni (2007) pada
penelitian
dilakukan
yang
puas
responden
pasien
terhadap
yang
pelayanan
keperawatan (keramahan dan ketanggapan)
hanya 61 %, angka tersebut masih di
bawah standar mutu yang ditetapkan oleh
manajemen rumah sakit yaitu sebesar 80%.
pegawai
untuk
meningkatkan prestasi kerja merupakan
persoalan penting yang perlu diperhatikan
dan segera dibenahi karena jika tidak
dibenahi perusahaan (rumah sakit) kalah
bersaing dan tidak mampu berkompetisi
dengan
rumah
Terhambatanya
sakit
prestasi
lain
kerja
lain.
tersebut
merupakan indikasi lemahnya manajemen
diri
karyawan
organisasi
secara
maupun
manajemen
keseluruhan
dalam
mengelola sumber daya manusia
Prestasi kerja menurut Kussriyanto
(Mangkunegara,
2007)
adalah
perbandingan hasil kerja yang dicapai
dan Hastuti, 2010).
dalam
296
prosentase
menyatakan
pasien lebih sering dibanding dengan
terungkap
dari
Kegagalan
Perawat sebagai salah satu aset
yang
menunjukkan rendahnya prestasi kerja
dan teknologi.
yang
keperawatan
di
RSUD
Banjarnegara menyatakan sebesar 30 %
dengan peran dan serta tenaga yang
dikeluarkan persatuan waktu. Sementara
menurut Mangkunegara (2007) prestasi
kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh karyawan
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
mengungkapkan bahwa manajemen diri
kepadanya.
dapat meningkatkan prestasi kerja pada
Salah satu dari sekian banyak
karyawan. Selanjutnya penelitian
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
Disi sisi lain dewasa ini semakin
adalah sumber daya manusia (karyawan)
banyak karyawan yang terjebak dalam
yang
karakteristik
proses pengaturan dirinya sendiri. Mereka
kepribadiannya. Sesuai dengan penjelasan
merasa kesulitan untuk membagi waktu
Amstrong
(2007)
faktor
kepribadian,
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
dapat
pekerjaan kantor yang rasanya semakin
dipisahkan dalam pencapaian tugas-tugas
menumpuk; akibatnya tugas dan pekerjaan
yang diberikan. Faktor ini juga dapat
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
berkaitan
mempengaruhi
dengan
mengerjakan
.Berdasarkan hal- hal tersebut, maka
memiliki
rumusan masalah penelitian ini adalah:
kapabilitas untuk mengejar cita -cita untuk
“Apakah ada hubungan antara manajemen
mencapai tugas dan tanggung jawab. Salah
diri dengan prestasi kerja?” Berdasarkan
satu bagian dari kepribadian individu
rumusan permasalahan tersebut, penulis
adalah adanya kemampuan manajemen diri
ingin menguji secara empirik dengan
yang baik.
melakukan penelitian berjudul “Hubungan
yang
matang
kerja,
untuk
sebab
pribadi
prestasi
digunakan
dapat
Disadari atau tidak, kemampuan
manajemen
diri
berpengaruh
kemampuan
seseorang
terhadap
kerja karyawan”.
bekerja.
Robbins (2008) mengatakan bahwa
Menurut Macan (1990) individu yang
prestasi suatu perusahaan tidak dapat
memiliki kemampuan manajemen diri
dilepaskan
dapat mengatur dan mengorganisasikan
individu yang terlibat di dalamnya. Hal ini
waktu
akan
berarti bahwa tercapainya tujuan yang
mampu menyelesaikan tugas pekerjaan dan
telah ditetapkan oleh perusahaan banyak
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
tergantung
Individu
memanajemen
Anoraga (2005) menambahkan prestasi
dirinya dengan baik akan mampu membuat
kerja berkaitan dengan tujuan dalam arti
prioritas,
sebagai suatu hasil dari perilaku kerja
dengan
dikerjakan
yang
dalam
antara manajemen diri dengan prestasi
teratur
sehingga
mampu
kegiatan
terlebih
apa
yang
dahulu,
harus
apakah
seseorang.
dari
prestasi
pada
Prestasi
kerja
kerja
setiap
karyawannya.
diberikan
batasan
pekerjaan kantor atau pekerjaan lain.
sebagai hasil dari pola -pola tindakan yang
Penelitian Christian dan Poling (1997)
dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
hasil
dari
pola -pola
tindakan
yang
meninjau
periode
istirahat
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai
ditetapkan dan catatan kehadiran secara
dengan standar yang telah ditetapkan, baik
keseluruhan.
kualitas
ataupun
kuantitas
Dapat
e.Kejujuran.
Ditambakan
oleh
dikatakan prestasi kerja merupakan ukuran
Soeprihanto (2000) salah satu aspek
keberhasilan atau kesuksesan karyawan.
prestasi
Aspek pengukuran prestasi kerja
kerja
yang
kepribadian yaitu aspek kejujuran meliputi
yang digunakan sesuai dengan Sumber
keikhlasan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
kemampuan bekerja sama.
(DP 3) RSD Grobogan. Aspeknya sebagai
berikut:
melakukan
tugas
dan
f.Kerjasama. Didukung pendapat
Anoraga (2005) yang menyatakan prestasi
a.Kesetiaan. Sesuai pendapat yang
dikemukakan
oleh
Ranupandoyo
Husnan (2000) jika kesetiaan
dan
karyawan
kerja dapat diukur melalui sikap terhadap
perubahan pekerjaan, teman sekerja dan
kerjasama.
terhadap instansi atau perusahaan semakin
besar,
mendukung
maka
timbul
Menurut
Rasimin
yang
(1996) prestasi kerja bersumber pada
melakukan
individu antara lain meliputi: Prakarsa atau
pekerjaan menjadi lebih giat lagi agar
inisiatif, yaitu mampu melaksanakan tugas
mencapai prestasi kerja yang lebih tinggi.
atau
menyebabkan
b.Prestasi.
dorongan
g.Prakarsa.
karyawan
Anoraga
menyatakan prestasi kerja
(2005)
dapat diukur
langkah
untuk
perbaikan
atau
peningkatan tugas tanpa instruksi terlebih
dahulu.
melalui mutu kerja dan kuantitas kerja.
Pada penelitian ini aspek penilaian
c.Tanggungjawab. Sesuai pendapat
DP 3 yang digunakan sesuai dan relevan
Soeprihanto (2000) yang mengemukakan
dengan teori-teori yang telah dikemukakan
dalam pengukuran prestasi kerja terdapat
oleh para ahli, selain itu ditetapkan oleh
aspek
keterampilan,
pihak manajemen rumah sakit sesesuai
kesungguhan kerja, hasil kerja, tanggung
dengan kondisi yang ada di tempat kerja
jawab.
dan telah digunakan sebagai acuan dalam
kecakapan,
d. Ketaatan. Menurut Wungu dan
kenaikan jabatan atau promosi. Norma
Brotoharsojo ( 2003) aspek prestasi kerja
penilaian yang digunakan sebagai berikut:
diantaranya ketaatan, yaitu sejauhmana
kriteria
seorang karyawan tepat pada waktunya,
100; kriteria baik mendapat skor 76 - 90;
sangat baik mendapat skor 91 -
kriteria cukup mendapat skor 61 - 75; dan
kriteria kurang mendapat skor
60 ke
bahwa batas tingkah laku sebenarnya
bawah. Meskipun demikian perlu dipahami
sudah ada yang memegangnya. Atau
bahwa organisasi, instansi atau perusahaan
golongan lain adalah individu
tertentu mungkin saja memiliki sistem
masih bingung dalam menentukan
penilaian yang berbeda sesuai dengan jenis
arah kehidupannya..
perusahaan, pekerjaan, analisa kebutuha n
maupun
karakteristik
karyawan
b.
dan
Keberfungsian
yang
Interpersonal
(ini
kaitan dengan manajemen interaksi
budaya di tempat kerja masing-masing.
individu dengan lingkungan sosial di
Wibowo (2010) mengungkapkan
sekitarnya),
yaitu
mengacu
pada
setiap manusia pada dasarnya diharapkan
bagaimana individu bersosialisasi dan
dapat tumbuh kembang secara optimal.
berinteraksi dengan optimal, mampu
Tumbuh kembang secara optimal tersebut
membawa kebahagiaan lawan bicara,
dapat
menjalin
dianalogikan
dalam
keberfungsian. Individu
tumbuh
kembangnya,
terminologi
yang optimal
berarti
persahabatan
dan
membangun hubungan yang saling
optimal
menguntungkan.
Sekilas
tampak
fungsi sebagai manusia utuh kedalam diri
beberapa orang, sangat sulit bagi
sendiri, ke dalam optimalisasi potensi
individu
internalnya dan ke lingkungan sekitarnya.
hubungan jangka panjang dengan
Berikut ini adalah pembagiannya:
orang lain. Atau sebaliknya, individu
a.
Transpersonal
sanggup menjalin komitmen jangka
(kaitannya dengan manajemen diri
panjang, namun bermasalah dalam
atau bagaimana seseorang mengelola
menjaga hubungan jangka pendek.
diri sendiri), yaitu mengacu pada
Oleh karena itu tidak berlebihan jika
bagaimana individu memaksimalkan
dikatakan bahwa setiap manusia perlu
kesadaran
dengan
untuk sela lu belajar bagaimana cara
sepenuhnya menyadari bahwa segala
meningkatkan keterampilan interaksi
tingkah laku adalah dengan seizin-
sosialnya, sehingga pada gilirannya
Nya. Individu yang belum optimal
akan
dari aspek ini, masih menganggap
keberfungsian interpersonalnya.
spiritual,
bahwa hidup ini adalah miliknya
sendiri, sehingga individu
berbuat
sekehendaknya tanpa ada pemikiran
c.
untuk
mampu
Keberfungsian
namun
ini
dalam menjalankan fungsi-fungsinya, baik
Keberfungsian
sederhana,
hal
dapat
bagi
menja lin
meningkatkan
Profesional,
yaitu
mengacu pada bagaimana individu
mampu
menemukan
potensi
terbesarnya
dan
sepenuh-penuhnya
pribadinya.
Satu
mengoptimalkan
individu selalu berhubungan dengan
demi
orang lain dalam hampir semua aspek
tidak
kehidupan. Hubungan personal yang
terelakkan adalah bahwa manusia
erat dapat menjadi sumber kekuatan
lahir
potensi,
dan pembaruan yang terus menerus.
sayangnya ada yang tidak sadar akan
Efektif tidaknya hubungan seseorang
hal itu, dan ada yang sudah sadar
dengan
namun tidak berbuat apa-apa. Dengan
mempengaruhi
demikian berpikir ulang mengenai
terbaik dalam kehidupan, dan dalam
keberfungsian
menjadi
mengembangkan kehidupan yang lebih
sangat perlu, karena banyak aspek
bermakna baik itu ditempat kerja atau
dalam kehidupan tergantung pada
dalam
bagaimana individu berusaha secara
berhubungan
konsisten
merupakan kunci utama kesuksesan.
dengan
hal
kemajuan
yang
segudang
profesional
mengembangkan
keberfungsian profesional.
Aspek-aspek
orang
lain
sangat
pencapaian
kehidupan
hal-hal
tinggal.
dengan
Cara
orang
lain
Dalam hidup seseorang membutuhkan
manajemen
diri
teman, sahabat, kekasih, rekan kerja,
menurut Maxwell (Prijosaksono, 2001)
maupun
mitra
bisnis,
antara lain:
membutuhkan orang yang dapat diajak
a. Pengelolaan waktu. Waktu merupakan
berbagi
keceriaan,
juga
kesedihan,
hal utama dalam manajemen diri.
ketakutan,
Seperti halnya kehidupan yang harus
keberhasilan. Interaksi ini menyentuh
dikelola dan dikendalikan, waktu juga
dan
harus dikelola dan dikendalikan dengan
tingkat kehidupan yang terdalam.
sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kegagalan,
membangun
c. Perspektif
diri.
dan
seseorang
Perspektif
pada
diri
sasaran dan tujuan dalam kehidupan
terbentuk jika individu dapat melihat
dan
dan
dirinya sama dengan apa yang dilihat
pengertian
orang lain pada dirinya. Individu yang
diartikan
dapat melihat dan menilai dirinya sama
sebagai cara mengalokasikan waktu
dengan apa yang dilihat dan dipikirkan
secara efektif dan efisien.
oleh orang lain pada dirinya berarti
pekerjaan
efisien.
secara
Selama
mengelola
waktu
efektif
ini
hanya
b. Hubungan antar manusia. Hubungan
antara
manusia
merupakan
aspek
utama dalam manajemen diri, karena
individu tersebut jujur dan nyata dalam
menilai
dirinya
sehingga
individu
tersebut memiliki penerimaan diri yang
lebih luas yang pada akhirnya akan
apa
mempermudah
dahulu, apakah pekerjaan kantor atau
individu
dalam
manajemen diri, tetapi jika individu
yang
harus
dikerjakan
terlebih
pekerjaan lain.
tidak dapat melihat dirinya seperti yang
Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada
dilihat oleh orang lain secara jujur dan
hubungan positif antara manajemen diri
sesuai kenyataan maka akan mengarah
dengan prestasi kerja pada karyawan.
pada suatu kebohongan pada diri
Semakin tinggi manajemen diri maka akan
sendiri dan individu tersebut akan
semakin
menciptakan cermin diri yang semu
karyawan, sebaliknya semakin rendah
sehingga
manajemen diri maka akan semakin rendah
individu
tidak
dapat
menerima ke nyataan dirinya.
tinggi
prestasi
kerja
pada
prestasi kerja karyawan.
Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi
kerja,
salah
satunya
yaitu
kepribadian individu, antara lain mencakup
manajemen diri. Menurut Prijosaksono dan
Sembel (2002) manajemen diri adalah
kemampuan seseorang untuk mengenali
METODE
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas
: Manajemen diri
Variabel tergantung : Prestasi kerja
Definisi Operasional Variabel Penelitian
dan menolak akan kehadiran dirinya
1. Prestasi kerja merupakan tingkat
(secara fisik, emosi, pikiran, jiwa dan
spritual),
sehingga
mampu
mengelola
orang lain dan berbagai sumber daya untuk
mengendalikan
maupun
menciptakan
realitas kehidupan sesuai dengan misi dan
Macan
(1990)
seseorang
dapat memanajemen dirinya dengan baik
akan
dapat
mengatur
dan
mengorganisasikan waktu dengan teratur
sehingga
akan
tugas-tugasnya atau melakukan aktivitas aktivitasnya baik nampak maupun tidak
nampak
serta
tanggungjawab
untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tujuan hidupnya.
Menurut
keberhasilan individu dalam melakukan
mampu
menyelesaikan
tugas pekerjaan dan dapat mengambil
keputusan dengan tepat. Individu yang
mampu memanajemen dirinya dengan baik
akan mampu membuat prioritas, kegiatan
sesuai
dengan
standar
dan
kriteria
pekerjaan tertentu. Prestasi kerja diketahui
melalui dokumentasi berdasarkan aspek
DP 3 yaitu
tanggung
: kesetiaan, prestasi kerja,
jawab,
ketaatan,
kerjasama. Semakin
dokumentasi
prestasi
tinggi
kerja
kejujuran,
skor
data
karyawan
menunjukkan semakin tinggi pula prestasi
kerja karyawan, begitu pula sebaliknya.
2.
Manajemen
diri
merupakan
Metode Pengumpulan Data
suatu proses dalam diri individu yang
melibatkan
kemampuan
pengelolaan
Metode
menggunakan
pengumpulan
dua
cara,
yaitu
data
skala
afeksi, tingkah laku dan kognisi dalam
manajemen diri dan nilai dokumentasi
beradaptasi
prestasi kerja.
dengan
lingkungan,
memotivasi diri serta bertindak guna
mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Metode Analisis Data
Manajemen diri diungkap menggunakan
skala
manajemen
berdasarkan
waktu,
diri
yang
aspek-aspek:
hubungan
antar
Adapun teknik analisis data yang
disusun
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengelolaan
Korelasi Product Moment karena bertujuan
manusia
dan
perspektif diri. Semakin tinggi skor yang
mencari hubungan atau korelasi antara dua
variabel.
diperoleh menunjukkan semakin tinggi
manajemen diri individu, begitu pula
Hasil dan Pembahasan
sebaliknya semakin rendah skor yang
Berdasarkan
diperoleh
pula manajemen diri individu.
sebesar 0,482; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
Subjek Penelitian
Populasi penelitian adalah perawat
koefisien
perhitungan
diperoleh menunjukkan semakin rendah
tersebut
nilai
hasil
menunjukkan
korelasi
ada
(r)
hubungan
positif yang sangat signifikan antara
manajemen diri dengan prestasi kerja.
bagian Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.
Semakin tinggi manajemen diri
maka
Soedjati Grobogan yang berjumlah 89, dari
semakin
begitu
jumlah tersebut yang sesuai dengan ciri-
sebaliknya semakin rendah manajemen diri
ciri: 1) bagian medis; 2) berstatus pegawai
maka semakin rendah prestasi kerja. Hasil
tetap berjumlah 70 perawat dengan rincian
penelitian
ruang Anggrek 9 orang, Bougenvile 11
hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan
orang, Cempaka 10 orang, Dahlia 9 orang;
positif antara manajemen diri dengan
Flamboyan 10 orang Gladiol 11 orang,
prestasi
Kemuning 10 orang. Teknik pengambilan
diterima.
sampel yang digunakan adalah purpossive
tinggi
prestasi
ini
kerja
kerja,
menunjukkan
pada
karyawan”
bahwa
dapat
Temuan hasil penelitian ini sesuai
non random sampling. Oleh karena itu
dengan
jumlah subjek yang digunakan adalah 70
mengemukakan
orang.
pekerja yang menggunakan manajemen
pendapat
Rini
ada
(2002)
perbedaan
yang
antara
diri dengan yang tidak menggunakan
keputusan kerja dan secara tidak langsung
manajemen diri. Individu yang memiliki
mendukung pula pada peningkatan prestasi
manajemen diri yang baik diharapkan lebih
kerja individu.
mampu mengelola dirinya dan bertahan
Berdasarkan hasil analisis diketahui
dalam menghadapi setiap permasalahan
variabel manajemen diri
ataupun tekanan yang mengancam. Myers
rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata
(1991) mengemukakan bahwa kesempatan
hipotetik
untuk melakukan manajemen diri dalam
manajemen diri
pekerjaan
merupakan
bentuk
tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini dapat
tanggung
jawab.
Manajemen
diri
diartikan bahwa aspek-aspek yang terdapat
prosedur
yang
pada manajemen diri yaitu pengelolaan
merupakan
suatu
suatu
sebesar
mempunyai
90
yang
berarti
pada subjek penelitian
mengharuskan orang menentukan target
waktu,
kerja yang hendak dicapainya, memonitor
perspektif diri sudah menjadi bagian dari
dan mengevaluasinya. Ditambahkan oleh
karakteristik
Macan dkk (1990) menyatakan bahwa
berperilaku khususnya berkaitan dengan
orang
pekerjaan.
yang
manajemen
memiliki
diri
dapat
kemampuan
mengatur
dan
hubungan
antar
subjek
manusia
penelitian
Selanjutnya
kondisi
dan
dalam
ini
mendukung peningkatan prestasi kerja
mengorganisasikan waktu dengan teratur
individu, dibuktikan dari
sehingga
menyelesaikan
empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma
tugas pekerjaan dan dapat mengambil
kategori prestasi kerja skor tersebut masuk
keputusan dengan tepat. Individu yang
dalam kategori baik.
mampu memanajemen dirinya dengan baik
Dari
akan
mampu
hasil
nilai rerata
analisis
diketahui
akan mampu membuat prioritas, kegiatan
koefisien determinan (r2) = 0,232. Hal ini
apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
berarti sumbangan efektif manajemen diri
Hasil
terhadap prestasi kerja
penelitian
dilakukan
sebesar 23,2%,
artinya masih terdapat 76,8% faktor-faktor
menyimpulkan bahwa manajemen diri
lain yang mempengaruhi prestasi kerja
secara tidak langsung berperan dalam
selain variabel manajemen diri misalnya
peningkatan karir dan prestasi individu,
kondisi
didukung penelitian Rengganis (2006)
keterampilan, etos kerja, motivasi kerja,
yang menyatakan bahwa semakin tinggi
lingkungan kerja . Berkaitan dengan hal
kemampuan manajemen diri individu maka
tersebut
baik
Astriana
yang
(2013)
semakin
oleh
sebelumnya
orientasi
pengambilan
fisik,
Milton
kemampuan
(As’ad,
dan
200)
mengemukakan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi prestasi kerja yaitu:
manajemen diri terhadap prestasi kerja
sebesar 23,2%, artinya masih terdapat
a. Karakteristik individu. Sebelum
76,8%
faktor -faktor
proses prestasi kerja terjadi yaitu adanya
mempengaruhi
kebutuhan
variabel manajemen diri.
kemudian
diarahkan
pada
tujuan. Individu harus memiliki kapasitas
prestasi
lain
yang
kerja
selain
3. Manajemen diri
pada subjek
dan faktor yang dibutuhkan, dalam hal ini
penelitian tergolong tinggi. Berdasarkan
motivasi merupakan suatu hal yang akan
norma
dilakukan
penleitian masuk dalam kategori baik.
kategori
prestasi
kerja
subjek
b. Karakteristik pekerjaan. Apa
yang dilakukan individu mempengaruhi
Saran
motivasi, beberapa pekerjaan merupakan
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
pekerjaan yang rutin dan sebagian lagi
untuk melakukan penelitian dengan tema
lebih bervariasi, sama sama berperan
yang sama diharapkan
terhadap motivasi dalam bekerja.
c.
Melakukan penelitian lanjutan
Karakteristik
lingkungan.
dengan memperluas area penelitian tidak
kerja
dalam
dua
hanya terbatas pada area perawat tapi pada
yang
seluruh karyawan baik medis maupun non
Lingkungan
bagian
a.
yaitu
terbagi
lingkungan
kerja
sesungguhnya terdiri dari teman kerja,
supervisor dalam organisasi yang meliputi
system imbalan, fleksibilitas dan inovasi.
medis.
b. Menambahkan variabel yang lain
seperti motivasi kerja, lingkungan kerja
atau variabel lain yang secara teoretis
KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi prestasi kerja.
Kesimpulan
1. Ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara manajemen diri
Daftar Pustaka
dengan prestasi kerja . Semakin tinggi
manajemen diri
maka semakin tinggi
prestasi kerja , begitu sebaliknya semakin
rendah manajemen diri
maka semakin
rendah prestasi kerja.
2. Koefisien determinan (r2) =
0,232. Hal ini berarti sumbangan efektif
Amstrong, M. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia .
Jakarta : PT.
Gramedia Elex Media Komputindo.
Anoraga,
P. 2005. Psikologi Dalam
Perusahaan. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
As’ad, M. 2002. Psikologi Industri.
Yogyakarta : Liberty.
Astriana S. 2013. Hubungan Manajamen
Diri dan Persepsi terhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional
dengan Motivasi Mengembangkan
karir. Thesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Sekolah
Pascasarjana Fakultas Psikologi
UGM.
Christian, L. Poling, A. 1997. Using SelfManagement
Procedures
To
Improve The Productivity Of
Adults
With
Developmental
Disabilities In A Competitive
Employment Setting. Journal Of
Applied Behavior Analysis 1997,
30, 169–172 Number 1. California
State University, Los Angeles And
Western Michigan University
Macan, T. H. 1990. Time Management:
Test of Process Model. Journal of
Applied Psychology. 79, 3, 381
391.
Mangkunegara, A.A.P. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Myers, M.F. 1991. The Dynamics Of
Human Communication : A
Laboratory Approach Sixt Edition.
Singapore : Mc Graw Hill
International Edition.
Prijosaksono, A dan Sembel, R. 2002.
Management
Series.
Jakarta:
PT.Elexmedia Komputindo
Prijosaksono, A. 2001. Self Mangement
Series. Jakarta : Gramedia.
Ranupandojo, H. dan Husnan, S. 2000.
Manajemen
Personalia.
Yogyakarta: BPFE UGM
Rasimin, B. S. 1996. Individu dalam
Industri
dan
Organisasi:
Pengembangan Kepribadian dan
Sikap Kerja Produktif. Laporan
Penelitian,
tidak
diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.
Rengginas,
D.R.P.
2005.
Peran
Manajamen Diri dan Kematangan
Emosi
dengan
Pengambilan
Keputusan.
Thesis
(tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Sekolah Pascasarjana
Fakultas
Psikologi UGM.
Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi,
Versi Bahasa Indonesia: Konsep,
Kontroversi Dan Aplikasi, Edisi
Kedelapan,
Jakarta:
PT.
Prenhallindo
RSUI Kustati Surakarta, 2013).
Soeprihanto, J. 2000. Penilaian Kinerja
dan Pengembangan Karyawan.
Yogyakarta: BPFE.
Wahyuni, S. 2007. Analisis Kompetensi
Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan
Standar Manajemen Pelayanan
Keperawatan Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Perawat Dalam
Mengimplementasikan
Model
Praktik Keperawatan Profesional
Di Instalasi Rawat Inap BRSUD
Banjarnegara.
Tesis
(tidak
diterbitkan).
Semarang
:
Universitas Diponegoro
Wexley, K.N. and Yukl, G.A. 1992.
Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia
(Terjemahan
M.
Shobaruddin). Jakarta : Rhineka
Cipta.
Wulan, K. dan Hastuti. 2010. Pengantar
Etika Keperawatan. Jakarta :
Prestasi Pustaka