UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KETERAMPILAN MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP DI SMA SUB RAYON 05 MEDAN.

ABSTRAK
Hasibuan, Nilam Cahaya, Upaya Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan Membuat
Perangkat Pembelajaran Melalui Workshop di SMA Sub Rayon
05

Medan.

Tesis, Medan, Program Studi Administrasi

Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2010.

Penelitiiul ini befujililii lliiruk mengetilhui l>agaimana
upaya kepa.Ja sekolah meningkatkan kompetensi guru membuat
perangkat pembelajaran, khususnya pelajaran keterampilan.
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah kompetensi guru
membuat perangkat pembelajaran dapat meningkat melalui
workshop.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan
selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Juni sampai dengan Agustus

2010. Subject penelitian adalah guru keterampilan SMA Sub
Rayon 05 Medan sebanyak 10 (sepuluh) orang, kepala sekolah
4 (empat) orang.

Objek penelitian adalah perangkat

pembelajaran keterampilan.
Hasil analisis data membuat perangkat pembelajaran
keterampilan pada siklus 1 (satu) pertemuan 1 (satu) adalah
45,71% siklus 1 adalah 36,64, siklus 2 pertemuan I adalah
55,00, siklus 2

pertemuan 2 adalah

87,55, penilaian

pembelajaran keterampi1an meningkat dari 36,64 menjadi

1


87 ,55.

Peningkatan

nilai

rata-rata

kompetensi

nguru

keterampilan: 87,55 o/cr 36,64 % = 50,91 %.
Implikasi penelitian menunjukkan bahwa kompetensi
guru membuat perangkat pembelajaran meningkat sehingga

diharapkan

kompetensi tersebut dapat diterapkan dalam


peningkatan

kualitas

pembelajaran

pembuatan oerangkat pembelajaran

-z

?

m
(/

I
11

ketarampilan


melalui

ABSTRACT

Basibuan, Nilam Cabaya, Principal Efforts In Improving
Teacher Competence Through Skills Workshop Creating a
Learning Tool in SMA Sub Rayon 05 Medan. Thesis, Medan,
Educational

Administration

Studies,

PoStgraduate

State

University ofMedan, 2010.
This


research aims to determine hOw effortS to improve

the school's head teacher competence to make learning tool,
especially in literacy classes. The hypothesis of this research is
action on teacher competence to make learning device can be
increased through workshops.
This research was conducted at five high schools in
Medan for 3 (three) months ie June to August 2010. Subject of
research is a high school teacher skills SMA Sub Rayon 05
Medan of 10 (ten), the principal 4 (four) people. The research
object is the device learning skins.
Results of data analysis skills to make learning device in
cycle 1 (one) meeting of I (one) is a cycle of 45.71 % is 36.64,
second cycle first meeting is 55.00, second cycle is a 87.55
second meeting, assessment of learning skills increased from
36.64 to 87.55. Increasing the value of the average teacher
competency skills: 87.55%-36.64% = 50.91%.
Implications

of


research

indicates

that

teacher

competence to make learning device rose so hopefully these

lll

competencies can be applied in improving the quality of
learning skills through the creation ofleaming tools

lV

UPA YA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI GURU KETERAMPILAN MEMBUAT

PERANG KAT PEMBELA.JARAN MELALUI
WORKSHOP DI SMA SUB RAYON 05 MEDAN

T E SI S
Oleh:
NILAM CAHAYA HASIBUAN
NIM : 081188130073

Diajalom Untuk Memt:nu!

~i

Persyaratan

Dalam M erutnrroMt G~: S">r
Mttglstu Pendidikan
P rogram Sta~i
,\ dmhti$#rtusi. Pendidikan

PROGRAM STlJDi ADNifNISTRASI PENDIDIKAN

PROGRA.l'\1 PASCASARJANA
UN1VERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2010

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KOMPETENSI
GURU KETERAMPILAN MEMBUAT
PERANGKATPEBELAJARAN
MELALID WORKSHOP
DI SMA SUB RAYON OS MEDAN
Disusun dan diajukan oleh :

NILAM CAHAYA HASmUAN

081188130073
Telah dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal 06 September 2010 Dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Medan, 06 September 20 l 0
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I

.Pembimbing

~

Prof. Dr. H.gyJtfUI Sagala. M.Pd'
NIP: 1958 0509 198611 I 001

Mengetahui
Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. H.Syaiful Sagala. M.Pd
NIP : 1958 0509 19861 1 1 001

n


Dr. Hasruddin, M.Pd.
NIP: 19640424 1989 310 27

PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJJAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

TANDATANGAN

NO.

NAMA

1.

Prof.Dr.RSyaiful Sagala,M.Pd.
NIP. 19580509 198611 1 001
Ketua

2,


Dr. Hasruddin,M.Pd.
NlP. 19640424198931027
Sekretaris

3.

Prof.Dr.Belferik Manuliang
NIP. 19471015 197412 1 001
Anggota

4.

Dr.ZUlkifli Matondang,M.Si.
NIP. 19680713 199303 I 003
Anggota

5.

Dr.Arif Rahman,M.Pd.
NIP. 19660412 199203 1 001
Anggota

afV
__ ....

Nama
: Nilam Cahaya Hasibuan
NIM
: 081188130073
Tanggal Ujian : 6 September 2010

I

KATAPENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kebaikan

dan

pertolongan-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul .,., Upaya Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan
Dalam Membuat Perangkat Pembelajarnn Melalui Workshop Di
Sma Sub Rayon OS Medan".

Penulis menyadari bahwa selesainya penulis tesisi ini
berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai
pibak. Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
l . Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. sebagai
Pembimbing

-z

?

Administrasi
Unim~

sekaligus

I

Pendidikan

sebagai

ketua

Prodi

Pascasatjana

Program

yang telah banyak memberikan pengarahan

kepada penulis, serta memberikan kesempatan dan
kemudahan untuk memulai penulisan proposal tesis
lebih awa1.

2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. sebagai Pembing ll yang

m

dengan tulus memberikan banyak waktu dan ilmu
kepada

penulis

pengetahuan

dalam penulisan

yang

begitu

tesis,

banyak

terutama

menyangkut

metodologi penelitian beserta analisis data.
3. Bapak Prof. Dr. Berferik Manullang, selaku Direktur
Pascasatjana Universitas Negeri Medan, yang telah
memberikan motivasi untuk memuJai penyusunan tesis

v

lebih cepat. Sekaligus masukan yang diberikan sebagai
narasuiiiber dan penguji.
4. Bapak Dr. Arif Rahman,M.Pd dan Or. Zulkifli
Matondang, M.Pd sebagai narasumber dan penguji,
yang banyak memberikan masukan kepada penulis.

5, Bapak Drs, Yasaratodo Wau; M,Pd, sebagai
Sekn

~ taris

Prodi Administrasi Pendidikan Pasacasarjana Unimed,
yang telah memberikan motivasi kepada penulis,
Selurub responden penelitian, yang memberikan waktu
untuk mengisi instrumen penelitian.
Seluruh rekan-rekan penulis Kelas Angkatan XIV.
Suami tercinta : Drs. M.Yasin Sidabutar dan anak-anak
tersayang; Nurul Hadina Sidabutar, Nilfan Y asri

>

Sidabutar, Naqasya Asrori Sidabutar, dan M . Sufi
Sidabutar yang telah memberikan semangat, dorongan

dan pengertian untuk pen.yelesaian tesis ini.
Akhimya penulis berharap tesis ini mendapatkan kritik
dan saran yang konstruktif agar lebih baik dan sempuma. Ada
banyak yang sudah diberi tetapi tak satupun yang bisa penulis
balaskan selain sebuah doa semoga semua pihak yang terlibat
dalam penulisan ini semakin suses dan Tuhan memberikan
umur panjang.
Medan, September 201 0
Penulis,

Nilam Cahaya Hasibuan

vi

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dila.kukan
dengan

perbaikan

kurikulum,

peningkatan

mutu

guru,

penyediaan sarana dan prasarana; perbaikan kesejahteraan guru;
dan perbaikan manajemen. Sehubungan dengan itu guru

dituntut untuk dapat menjalankan tugas yang dioobankan
kepadanya secara profesional guru harus memperlihatkan
upaya-upaya yang lebih maju dan konkret untuk menciptakan
proses pembelajaran yang kondusif sehingga tercapai tujuan
yang diharapkan.

>

Pembelajaran keterampilan ada\ah pembe\ajaran yang
dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik
yang meliputi keterampilan personal, social, pravokasional, dan

akademik. Penekanan jenis ketrampilan dipilih oleh satuan
pendidikan dan perlu mempertimbangkan minat dan bakat
peserta didik serta potensi lokal, budaya, ekooomi, dan
kebutuhan daerah.

Mata pelajaran keterampilan pada dasarnya adalah mata
pelajarao praktik yang disampaikan dalam bentuk pembelajaran
sebagai

berikut:

(I)

mengapresiasi

bertujuan

untuk

mengembangkan wawasan, pemahaman, dan penghargaan

terhadap karya kerajinan dan teknologi. yang dilakukan melalui
membaca, pengamatan karya, dan pameran; (2) kegiatan
mencipta/berkarya keterampilan bertujuan untuk menghasilkan

1

produk karya kerajinan dan teknologi; (3) penyajian karya
meliputi; penyajian dalam bentuk pameran, penyajian lisan atau
tulis, apresiasi, promosi dan penjualan hasil karya, baik dalam
lingkup kelas, sekolah, maupun masyarakat sebagai upaya
membangun jiwa kewirausabaan peserta didik.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran keterampilan di
SMA, maka guru-guru keterampilan harus memiti.ki perangkat
pembelajaran keterampilan yang d iren

~

akn

oleb guru dalam

proses belaj ar-mengajar dan didesain dalam bentuk satuan
petajaran analisis soal program tahunan, program semester,
rencana pembefajaran, dan analisis basil ulangan untuk
meocapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu proses
pengajaran harus direncanakan. ltu sebaboya, suatu sistem
pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap yakni
tahap analisis (menentukan dan merumuskan tujuan), tahap
sintesis (perencanaan proses yang ditempuh), dan tahap evaluasi
(mengevaluasi tahap pertama dan kedua) (Hamalik, 2003:46).
Untuk dapat mef\ialankan tugas keprofesionalannya
guru dituntut memiliki empat kompetensi, meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi profesiooal, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi yang dimiliki
guru tersebut sangat mempengarubi kemampuan guru dalam
menjaJankan profesinya. Diantara sejumlah kompetensi guru

tersebut yang paling menjadi sorotan adalah kompetensi yang
berkaitan dengao pengelolaan pembelajaran, yang berarti guru
dituotut mampu

menyusun program pembelajaran, serta

memiJili dan meoggunakan media serta metode pembeJajaran

2

yang tepat. Kornpetensi ini merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik.
Menurut Sagala (2009:158) kompetensi pedagogik
adalah

kemampuan

pendidik

menciptakan

suasana

dan

pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik
yang memenuhi kurikulum yang disiapkan yaitu bagaimana
pendidik: ( 1) memiliki pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; (l) memili.ki pemahaman terhadap peserta didi.k;
(3) mampu mengembangkan kurikulum/silabus; (4) mampu

menyusun rancangan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
(5) melalrukan evaluasi basil belajar dengan prosedur yang

benar, dan (6) marnpu mengembangkan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sesuai dengan prosedur pengembangan kurikulum di
tingkat sekolah, maka tata urut langkah yang perlu diikuti guru
dalam rangka perencanaan program pengajaran adalah sebagai

berikut: (1) menelaah isi atau materi perangkat kurikulum; (2)
memahami betul isi Buku PetuJUuk Pelaksanaan PBM, sebab
buku tersebut merupakan acuan utama bagi guru dalam proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian
PBM; (3) lakukan analisis silabus, buku pelajaran atau buku
pak.et serta sumber materi pelajaran keterampilan, sebagai acuan
untuk melaksanakan analisis materi pelajaran (AMP); (4)
melak.ukan kegiatan analisis materi pelajaran (AMP) mata
pelajaran keterarnpilan; (5) menyusun Program T ahunan (Prota)
dan Program Semester (Prosem); (6) menyusun Program Satuan

3

Pelajaran

(PSP);

dan

(7) menyusun

Rencana

Program

Pengajaran (RP).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
di SMA Sub Rayon 05 Medan terhadap 10 orang guru mata
pelajaran keterampilan yang dilakukan melalui penyebaran
angket dan wawaneara menunjukkan bahwa penguasaan
kompetensi
menyangkut

pedagogik
pe~

masih

guru

gan/perG

rendah,

terutama

pembelajaran . Terdapat
an

70% guru menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat beberapa tahun lalu, tanpa ada perbaikanperbaikan, dengan alasan masih sesuai. Pada umumnya metode
dan strategi pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi,
dalam arti tidak disesuaikan dengan materi dan kompetensi
yang ingin dicapai.
Pada umumnya guru membuat perangkat pembelajaran
hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban administratif ketika
disupervisi. Ini diketahui dari jawaban beberapa guru yang
menyatakan membuat perangkat

pembl~arn

ketika akan

disupervisi oleb pengawas sekolah atau kepala sekolah.
Perangkat pembelajaran tersebut juga kadang-kadang tidak
dipergunakan ketika melaksanakan proses pembelajaran di
kelas.

Hal

ini

mengindikasikan

bahwa

kemampuan

(kompetensi) guru masih rendah dalam hal yang berkaitan
dengan pembuatan dan pemanfaatan perencanaan pembelajaran.
Upaya kepalam sekolah sebagai sutradara sekaligus
sebagai aktor yang paling berperan dalam proses manajemen
untuk dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat

4

proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik seperti
yang diharapkan. Kepala sekolilh merupakan sosok pemimpin
dan sekaligus bertindak sebagai seorang arsitektur di lembaga

pendidikan. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus
berupaya membina dan meningkatkan komptensi guru demi
penGapaian tujuan sekolah.
Keluhan guru mata pelajaran keterampilan bahwa
mereka masih merasakan sulit dalam membuat dan menyusun
silabus maupun RPP terutama dalam menentukan standard
kompetensi dan kompetensi dasar. Fenomena yang ada bahwa
masih

kurangnya

kompetensi

guru

keterampilan

dalam

mengajar, 5emangat kerja yang masih rendah, masih j uga
banyak yag. mengajar dengan cara konvensional. Belurn semua

>

guru

menyiapkan

silabus,

RPP,

menggunakan

media,

menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran
lainnya pada saat mengajar, sehingga tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai kurang j elas. Demikian j uga dalam praktek

pelaksanaan

pembl~arn

keterampilan di kelas yang masih

belum mampu mengoptima lkan belajac siswa dalam bentuk
keterampilan proses.
Rendahnya kemampuan guru keterampilan

dalam

pembuatan dan perencanaan pembelajaran tersebut dapat
disebabkan oleh .kurangnya pemahaman guru tentang apa dan
bagaimana perencanaan pembelajaran yang baik dan benar.
Untuk

dapat

meningkatkan

pemahaman

guru

tentang

perencanaan pembelajaran tersebut maka diperlukan adanya
upaya pembinaan dan pemberian bantuan terbadap guru-guru

5

tersebut. Kompetensi guru keterampilan yang masih belum
sesuai dengan harapan ini peneliti memandang perlu untuk
diperbailci.
Tiodakan yang dapat dilakukan untuk meoingkatkan
kompetensi guru keterampilan di SMA Sub Rayon 05 di Kota
Medan adalah dengan mengadakan workshop
dan

optimal.

Selama

SeGara

intensif

ini yang umum diadakao untuk

meningkatkao kompeteosi guru keterampilan di SMA Sub
Rayon 05 d i Kota Medao adalah melalui sosialisasi dan
penataran tetapi hasilnya kurang maksimal. Pada sosialsasi
oarasumber

hanya

menjelaskan

fungsi

dan

pembuatao

perangkat pembelajaran. Guru tidak dibimbing membuat
perangkat pembelajaran. Dalam kegiatao workshop guru akan
dibimbing secara langsung untuk membantu khususnya guruguru mata pelajarao keterampillan, untuk belajar lebih efektif,
sehingga

diharapkao

kompeteosi

guru

mata

pelajaran

keterampilan akan rneningkat di dalam kegiatan belajar-

meogajar. Kegiatan workshop guru keterampilan tersebut perlu
dipikirkan bagaimana upaya meningkatkan kompetensi guru

dalarn membuat perangkat pembelajaran.
Berdasarkan basil data awal maka peoeliti

kepala

menghadirkan guru keterarnpilan dan kepala sekolah untuk
mengadakan workshop. Peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan diadakan workshop adalah untuk membuat perangkat
pembelajaran. Kegiatan ini berupa penjabaran dan penyesuaian
isi silabus mata pelajaran, dapat dilakukan oleh sekelompok

6

guru senior dan berkualiftkasi dalam mata pelajaran yang
bersangkutan.

Penjabaran

kunlmlum

merupakan

upaya

untuk

menguraikan bahan pelajaran, dan menguraikan tema atau
konsep atau pokok bahasan termasuk contoh dan ilustrasinya,
dengan mengaGu pada tujuan p8mbelajaran yang memayungi,
Hal ini dapat dilakukan apabila: ( I) dalam silabus lrurikulum
nasional merupakan upaya untuk menguraikan bahan pelaj
arn

~

dan menguraikan tema atau konsep atau pokok bahasan yang

sangat umum yang belum memuat wujud bahan pelajaran; (2)
penempatan atau pengisian bahan pelajaran atau contoh dan
ilustrasi tetap mengacu pada tujuan pembelajaran setiap tema
atau konsep atau pokok bahasan dalam silabus; (3) mengurai
tujuan pembelajaran tema atau konsep atau pokok bahasan
menjadi tujuan yang lebih khusus, dilakukan untuk keperluan
penyusunan persiapan mengajar.
Adapun kritcria tema atau konsep atau pokok bahasan
yang dapat dijabarkan, adalah sebagai berikut: (1) yang dirasa
sukar; (2) yang masih bersifat umum; (3) yang memerlukan
contoh atau ilustrasi yang sesuai dengan konteks dari
lingkungan setempat dalam rangka memperjelas konsep dan
memudahkan pemahaman siswa. Adapun konteksnya akan
terlihat lebih jelas pada masing-masing contoh mata pelajaran
berdasarkan karakteristiknya masing-masing.
Penyesuaian

kurikulum

merupakan

upaya untuk

menyesuaikan pembelajaran dalam kurikulum nasional dengan
keadaan lingkungao setempat (Jingkungan alam, sosial dan

7

budaya) agar proses dan basil dapat dicapai secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan. Kegiatan penyesuaian kurikulum
mencakup pemilihan metode, pemilihan saran pembelajaran dan
pendistribusian waktu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena
itu perlu penyesuaian metode dan sarana pembelajaran untuk
setiap pokok bahasan; perlu dipilih yang paling ooook dengan
mempertimbangan
lingkungannya
Pendistribusian
memperkirakan

keadaan

dan

s iswa,

kekhasan

waktu
waktu

pokok

harus
yang

keadaan

sekofah,

bahasan

tersebut.

memperhitungkan

diperlukan

untuk

atau

kegiatan

pembelajaran setiap pokok bahasan dengan mempertimbangkan
kesiapan dan kemampuan siswa, metode, dan sarana yang
sesuai (Anonim, 2002).
Sesuai dengan keadaan guru keterampilan di SMA Sub
Rayon 05 di Kom Medan tersebut, maka perlu dilakukan
Penlitian Tindakakan Sekolah (PTS) dengan j udul: "UPAYA

KEPALA

SEKOLAH

KOMPETENSI

GURU

DALAM

MENINGKATKAN

KETERAMPD..AN

DALAM

MEMBUAT PERANGKAT PEMBELA.JARAN MELALUI

WORKSHOP DI SMA SUB RAYON OS MEDAN".

B. Rumusao Masalah
Berdasarkan Jatar belakang masalah dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut
1, Bagaimana keterlibatan kepala sekolah untuk peniogkatan
kompetensi

guru keterampilan

8

tingkat

SMA

dalam

menyusun silabus melalui kegiatan workshop di SMA Sub
Rayon 5 Medan?

2.

Bagaimana

keterlibatan

kepala

sekolah

peningkatan

kompetensi guru keterampila tingkat SMA dalam menyusun
RPP melalui kegiatan workshop di SMA Sub Rayon 5
Medan?

3.

Bagaimana

k.eterlibatan

kompetensi

guru

merencanakan

k.epala

keterampilan

bentuk

sek.olah
tingkat

pembelajara

peningkatan
SMA

melalui

dalam
kegiatan

workshop di SMA Sub Rayon 5 Medan?

Bagaimana

keterlibatan

kompetensi

guru

merencanakan

kepala

keterampilan

media

sekolah
tingkat

peningkatan
SMA

dalam

pembelajara melalui kegiatan

workshop di SMA Sub Rayon 5 Medan?

5.

Bagaimana

keterlibatan

kompetensi

guru

kepaJa

keterampilan

sekoJah
tingkat

peningkatan
SMA

dalam

merencanakan bentuk penilaian melalui kegiatan workshop

di SMA Sub Rayon 5 Medan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuo.n penelitio.n ini adalah untuk menemukan:
l . Prosentase peningkatan kompetensi guru keterampilan tingkat

SMA dalam menyusun silabus melalui kegiatan workshop
di SMA Sub Rayon 5 Medan.
2. Prosentase peningkatan kompetensi guru kompetensi tingkat
SMA dalam menyusun RPP melalui kegiatan workshop di
di SMA Sub Rayon S Medan.

9

3. Prosentase peningkatan kompensi guru keterampilan tingkat
SMA dalam merencanakan bentuk pembelajaran melalui
kegiatan workshop di SMA Sub Rayon 5 Medan.
4.

Prosentase peningkatan kompetensi guru keterampilan
tingkat SMA dalam merencanakan media

pembelajaran

melalui kegiatan workshop di SMA Sub Rayon 5 Medan,

5.

Prosentase peningkatan kompetensi guru keterampilan
tingkat SMA dalam

mc

re

n ~akn

bcntuk penilaian melalui

kegiatan workshop di SMA Sub Rayon 5 Medan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan
yang berarti sebagai sumbangan pemikiran terhadap beberapa
pihak. Secara praktis dapat bermanfaat: ( I) bagi guru
keterampilan karena dikenai langsung dalam pelaksanaan

workshop untuk peningkatan kompetensi dalam menuju guru
keterampilan yang profesional; (2) bagi Kepala Sekolah dapat
dijadikan

sumber

acuan

dalam

mengembangkan

dan

meningkatkan kompetensi guru keterampilan.

E. AJasan Pemilihan Penelitian Tindakan (Action Research)

Melalui Workshop
Metode yang diJakukan dalam penelitian ini adalah
metode

penelitian tindakan

sekolah. Penelitian tindakan

digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang
dibadapi seseorang dalam tugasnya sebari-hari. Penelitian

tindakan menurut Kemmis dalam Hopkins (1993:44) diJakukan

10

utuk meningkatkan hasil dan proses demi tindakan-tindakan
yang

dilakukan

memperdalam

peneliti

pehaman

dalam

melaksanakan

tugas,

terhadap tindakan-tindakan

yang

dila.kukan serta mempertbaiki kondisi dimana praktek-prektek
pembelajaran itu dilaksanakan. Penelitian tindakan menurut
Dewi (2005;61) berdampak pula pada diri guru, sebab dengan
melaksanakan rencana tindakan yang telah d ibuat diharapkan
dapat mcnumbuhkan s ikap dan motivasi \lntuk selalu berusaha
memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran serta
melatih guru untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan
profesional dalam memecabkan masalah yang dihadapi seharihari di kelas. Penelitian tindakan j uga memberikan kesempatao
kepada

guru

untuk

bertindak

kreatif

dalam

praktek

pembelajarannya sehingga guru merasa melakukan pembaruan
dalam memeca.hkan masalah. Penelitian tindakao melalui

workshop dilakukan untuk memberi kesempatan bekerjasama
dalam mcmpcrtemukan ide-ide dan rnendiskusikan masalahmasalah bersama atau k.husus untuk pertumbuhan pribadi dan
professional masing-masing bidang studi.

11

BABV
SIMPULAN; IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
BerdasatkaniWH penelitlan pada Bab IV, ada beberapa

simpulan dalam penelitian tindakan sekolah ini yaitu:
l . Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
05 Medan dalam memahami cara

menyusun silabus

pembelajaran keterampilan melalui workshop dari siklus l
ke siklus 2 pertemuan 2 yaitu: 39,33 menjadi 88,33.
Peningkatan nilai rata-rata kinelja guru membuat perangkat
pembelajaran k.eterampilan adafah: 88,33% - 39,33%

=

49;00%.

>

2. Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
05 Medan dalam memahami earn

menyusun RPP

keterampilan, melalui workshop dari sildus l ke siklus 2
pertemuan 2 yaitu: 42,67 menjadi 89,33. Peningkatan nilai
rata-rata kinerja guru membuat perangkat pembelajaran
keterampilan adalah: 89,33% - 42,67%

= 46,66%.

Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
05 Medan dalam memahami cara

membuat model

pembelajaran keterampilan, melalui workshop dari siklus 1
ke siklus 2 pertemuan 2 )'aitu: 31 ,20 menjadi 85,10.
Peningkatan rulai rata-rata kinerja guru membuat perangkat
pembelajaran keterampilan adalah: 85,1 00/o - 31,20%
53,90%.

85

=

4. Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
05

Medan

dalam

membuat

media

pembelajaran

keterampilan melalui workshop dari siklus I ke siklus 2
pertemuan 2 yaitu: 37,00 menjadi 87,20. Peningkatan nilai
rata-rata kinelja guru membuat perangkat pembelajaran
keterampilan adalah' 87;20%- 37;00% = 50;200/o.

5. Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
0~

Medao dalam

membuat penilaian pembelajarao

keterampilan melalui workshop dari siklus 1 ke siklus 2
pertemuan 2 yaitu: 39,33 menjadi 53,70. Peningkatan nilai
rata-rata kinerja guru membuat perangkat pembelajaran
keterampilan adalah: 58,700/o- 39,33% = 19,37%.
Peningkatan kompetensi guru keterampilan SMA Sub Rayon
05

Medan

dalam

menyusun

silabus

pembelajaran

menyusun RPP keterampilan,

k etrampil~

model

pembelajaran keterampilan,

membuat

membuat media

pembelajaran keterampilan, dan membuat bentuk penilaian
pembelajaran keterampilan melalui workshop meningkat
dari siklus l (36,64) ke siklus 2 Pertemuan 2 (87,55).
Peningkatan nilai rata-rata kompetensi nguru keterampilan:
87,55% - 36,64 % = 50,91 %

B. lmplikasi
Berdasarkan

simpulan

dari

~ne

lit

an

ini,

yang

menyatakan bahwa upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi

guru

keterampilan

86

me mbuat

perangkat

pembelajaran meningkat setelah mengikuti

workslwp di

SMASub Rayon 05 Medan.
Untuk.
kompetensi

dapat
guru

mengetahui
ketemmpilan

upaya

meningk.atkan

membuat

perangkat

pembelajaran di SMA Sub Rayon 05 Medan, maka dapat
dilakukan workYhop dengan strategi: a) memabami; b)
menjelaskani, dan c) mengerjakan. Agar dapat memahami maka
peneliti menjelaskan kepada kepala sekolah dan guru

G3l"8

menyusun silabus pembelajaran keterampilan, menyusun RPP
keterampilan,

membuat model pembelajaran keterampilan,

membuat media pembelajaran k.eterampilan, dan

membuat

bentuk penilaian pembelajaran keterampilan. Setelah kepala
sekolah dan guru memahami apa yang dijelaskan oleh peneliti,
maka ditingkatkan kinerjanya menjelaskan.
Setelah kepaJa sekoJah dan guru memahami apa yang
dijelaskan

oleh peneliti, maka ditingkatkan kinerjaDfa

menjelaskan. Menjelaskan, maksudnya adalah kepala sekolah
pemb

l~arn

menjelaskan kepada guru cara menyusun silabus

keterampilan, menyusun RPP keterampilan, membuat model
pembl~

arn

keterampilan,

keterampilan, dan

membuat media

pe

mbel~arn

membuat bentuk peniJaian pembelajaran

keterampilan. Setelah kepala sekolah menjelaskan kepada guru
maka kepala sekolah meminta guru di SMA Sub Rayon OS
Medan

menyusun

silabus

pembelajaran

keterampilan,

menyusun RPP keterampilan, membuat model pembelajaran
keterampilan, membuat media pembelajaran keterampilan, dan
membuat bentuk peniJaian pembelajanm keterampilan.

87

Berdasarkan temuan pada penelitian ini bahwa kinelja
guru keterampilan di SMA Sub Rayon 05 Medan menyusun
silabus

pembelajaran

keterampilan,

keterampilan,

menyusun

RPP

membuat model pembelajaran keterampilan,

membuat media pembelajaran keterampilan, dan

membuat

bentuk penilaian pembelajaran keterampilan meningkat; maka
diharapkan agar guru keterampilan

terus bekreasi demi

kemajuan dunia pendidikan,

C. Saran
Berdasarkan slnipulan dan l.mplikasi penelitian ini,
dapat diberikan beberapa saran:
1.

Agar semua guru keterampilan SMA dapat menyusun
silabus

pembelajaran

keterampilan,

menyusun

RPP

keterampilan, membuat model pembelajaran ketemmpilan,
membuat media pembelajaran keterampifan, dan membuat
bentuk penilaian pembelajaran keterampilan sesuai dengan
'k eberadaan sekolah masing-masing.
Agar semua kepala SMA dapat memfasilitasi guru
keterampiJan

dapat

menyusun

silabus

pembelajaran

keterampilan, menyusun RPP keterampilan,
model

pembelajaran keterampitan,

membuat

membuat media

pembelajaran keterampilan, dan membuat bentuk penilaian
pembelajaran keterampilan sesuai dengan ke beradaan
sekolah masing-masing.

88

3. Agar semua kepala sekolah dapat membimbing guru
menyusun silabus pembelajaran keterampilan, menyusun

RPP

keterampilan,

membuat

model

pembelajaran

keterampilan, membuat media pembelajaran keterampila.n,
dan membuat beotuk penilaian pembe1ajaran keterampilan
sesuai dengan keberadaan sekolah masing-masing melalui

workshop.
Agar Kepala Dinas Pendidikan Kota Medao dapat
mempasilitasi guru keterampilan di SMA Sub Rayon 05
Medan untuk diikutkan dalam tim pengembang kurikulum
tingkat Kota Medan.

'Z

?

m

89

DAFfAR PUSTAKA

Afi, Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Stategi.
Bandung; Angkasa,
Ali, Mohamad. 1984. Guru dalam Proses Be/ajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Bandung.
Aqib, Zaioal. 2008. Standar Kualiflkasi -

Sertijilwsi Guru -

Kompetensi -

Kepala Selwlah -

Pengawas.

Banduog.Y rama Widya.
Arikunto, Suharslml.i007. Dasar-dasar Evaiuasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas.
Guza, Afnil. 2008. Himpunan Permendiknas Tentang Standar

Pendidikan dan

Tenaga Pendidikan. Jakarta: Asa

Mandiri.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarlcan

PendelraJan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid K, Abdul. 2007. Teori Be/ajar dan Pembelajaran.
Medan: Tim Kreatif Pascasarjana Unimed.
Hopkin, David P.1993, A Teacher 's Guide to Classroom

Research. Open University of Buckingham.
Kemmis, S. Dan R. Taggart. 1988. The Active Research

Planner. Geelong Victoria:

90

Majid,

Abdul.

Perencanaan

2008.

Pembe/ajaran:

· · · · Mengembangkan Standard Kompelensi Guru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Materka,

Pat

Roessie.I994.

lokakarya

dan Seminar.

Y ogyakarta:Kanisius.
Nawawi, H. 2003. Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit

dan

yang

Kompetitif.

Yogyakarta:

Gajah

Mada

University Press.
Pidarta, Made.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta:
Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:
Sanjaya,

W.

2006.

Startegi Pembe/ajaran Berorientasi

Standard proses pendidilran. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Sardlman.

i oo51nteraksi

dam

Motivasi

lJeiajar

Mengajar.Jakarta:
Sardiman, Arif S. 2007. Media Pendidilran, Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal
20 (a) tentang guru dan dosen. Jakarta: Depdiknas.

91

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan
Proses Be/ajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.

WlnaatmaJa, R. 2005. Metode Penelitian Tindalcan Kelas.
Jakarta: Remaja Rosda Karya.
Zaini, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi.

Yogya.karta: CYDS lAIN Sunan Kali Jaga.

'Z

?

m

92