PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, BUDAYA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU DI SUB RAYON SMA NEGERI 4 MEDAN.
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, BUDAYA
SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU
DI SUB RAYON SMA NEGERI 4 MEDAN
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh:
EDISON SITUMORANG NIM. 8106132028
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2 0 1 3
(2)
(3)
i
ABSTRACT
Edison Situmorang. NIM. 8106132028. Effect of Pedagogic Competence, Cultural School, and Work Motivation towards Learning Teacher Effectiveness in Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. June 2013.
This study aimed to determine: (1) the influence of pedagogical competence on work motivation; (2) the influence of school culture on work motivation; (3) the effect on the effectiveness of pedagogical productive learning; (4) the effect of school culture on the effectiveness of productive learning; and (5) the influence of work motivation on learning effectiveness productive. Subjects were teachers at SMAN 4 Rayon Sub Field with a total sample of 184 people. Sampling was done by simple random sampling proportionate. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a direct effect of the pedagogical work motivation 0.17; (2) there is a direct effect of school culture with work motivation 0.22; (3) there is a direct effect of the pedagogical effectiveness of productive learning of 0.13; (4) there is a direct effect of school culture with a productive learning effectiveness of 0.27; and (5) there is a direct effect of motivation to work toward productive learning effectiveness of 0.11. The results provide an overview of pedagogical, school culture, and motivation to work productively influence learning effectiveness by 20% and the remaining other circumstances determined.
(4)
ii ABSTRAK
Edison Situmorang. NIM. 8106132028. Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Budaya Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Keefektifan Pembelajaran Guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Juni 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi kerja; (2) pengaruh budaya sekolah terhadap motivasi kerja; (3) pengaruh kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran produktif; (4) pengaruh budaya sekolah terhadap keefektifan pembelajaran produktif; dan (5) pengaruh motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran produktif. Subjek penelitian adalah guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 184 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate simple random sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik dengan motivasi kerja sebesar 0,17; (2) terdapat pengaruh langsung budaya sekolah dengan motivasi kerja sebesar 0,22; (3) terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik dengan keefektifan pembelajaran produktif sebesar 0,13; (4) terdapat pengaruh langsung budaya sekolah dengan keefektifan pembelajaran produktif sebesar 0,27; dan (5) terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran produktif sebesar 0,11. Hasil penelitian memberikan gambaran kompetensi pedagogik, budaya sekolah, dan motivasi kerja mempengaruhi keefektifan pembelajaran produktif sebesar 20% dan sisanya ditentukan keadaan lain.
(5)
vi
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Perumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II. KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13
A. Kerangka Teoritis ... 13
1. KeefektifanPembelajaran ... 12
2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 21
3. Budaya Sekolah ... 31
4. Motivasi Kerja ... 34
5. Penelitian yang Relevan ... 39
B. Kerangka Konseptual ... 41
1. Pengaruh Langsung Kompetensi Pedagogik terhadap KeefektifanPembelajaran ... 41
2. Pengaruh LangsungBudaya Sekolah terhadap KeefektifanPembelajaran ... 43
3. Pengaruh Langsung Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Keefektifan Pembelajaran ... 44
4. Pengaruh Langsung Budaya Sekolah terhadap Motivasi Kerja ... 44
5. Pengaruh LangsungMotivasi Kerja terhadap Keefektifan Pembelajaran ... 46
C. Hipotesis Penelitian ... 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
B. Metode Penelitian ... 49
(6)
vii
D. Populasi dan Sampel ... 51
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 53
F. Teknik Analisis Data ... 64
G. Hipotesis Statistik ... 73
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74
A. Deskripsi Data Penelitian ... 74
1. Deskripsi Data Variabel Kompetensi Pedagogik ... 75
2. Deskripsi Data Variabel Budaya Sekolah ... 77
3. Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja ... 78
4. Deskripsi Data Variabel Keefekktifan Pembelajaran ... 80
B. Uji PersyaratanAnalisis ... 82
1. Uji Linearitas dan Signifikansi Model Regresi ... 82
2. Uji Normalitas Data ... 89
3. Uji Homogenitas ... 91
C. PengujianHipotesis dan Pembahasan ... 92
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 99
E. Keterbatasan Penelitian ... 105
BAB V . SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 107
A. Simpulan ... 107
B. Implikasi ... 108
C. Saran-Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 114
(7)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Hal.
3.1 Populasi Penelitian ... 52
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keefektifan Pembelajaran ... 55
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kompetensi Pedagogik ... 56
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Budaya Sekolah ... 57
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Kerja ... 58
4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ... 74
4.2 Distribusi Data Variabel Kompetensi Pedagogik ... 75
4.3 Tingkat Kecenderungan Data Kompetensi Pedagogik ... 76
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Budaya Sekolah ... 77
4.5 Tingkat Kecenderungan Data Budaya Sekolah ... 78
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja ... 79
4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 80
4.8 Distribusi Frekuensi Skor Data Keefektifan Pembelajaran ... 80
4.9 Tingkat Kecenderungan Data Keefektifan Pembelajaran ... 81
4.10 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3 atas X1 ... 83
4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3 atas X2 ... 84
4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X1 ... 85
4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X2 ... 87
4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X3 ... 88
4.15 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian ... 90
4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data ... 91
4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 92
(8)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Hal.
2.1 Diagram Kinerja Menurut Teori Colquitt ... 14
2.2 Paradigma Penelitian ... 47
3.1 Nomogram Harry King dalam Penentuan Jumlah Sampel ... 53
4.1 Histogram Skor Variabel Kompetensi Pedagogik ... 76
4.2 Histogram Skor Variabel Budaya Sekolah ... 77
4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 79
4.4 Histogram Skor Variabel Keefektifan Pembelajaran ... 81
4.5 Grafik Linier Sederhana X3 atas X1 ... 83
4.6 Grafik Linier Sederhana X3 atas X2 ... 85
4.7 Grafik Linier Sederhana X4 atas X1 ... 86
4.8 Grafik Linier Sederhana X4 atas X2 ... 87
4.9 Grafik Linier Sederhana X4 atas X3 ... 89
4.10 Diagram Jalur Kompetensi Pedagogik, Budaya Kerja, Motivasi Kerja, Terhadap Keefektifan Pembelajaran ... 94
(9)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian Hal.
1. Angket Penelitian ... 118
2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen ... 126
3. Uji Validitas Angket ... 130
4. Uji Reliabilitas Angket ... 135
5. Sebaran Data Penelitian ... 146
6. Data Pokok Penelitian ... 174
7. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 181
8. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian 187 9. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana . 189 10. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 223
11. Uji Homogenitas ... 246
12. Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 268
13. Perhitungan Analisis Jalur ... 271
14. Pengujian Model Jalur ... 278
(10)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih belum tergantikan. Guru dalam pengertian konvensional adalah orang yang bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran di kelas. Peranan guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal, yakni: mengajar, melatih, membimbing, pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.
Undang-Undang Guru dan Dosen Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 menggariskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mencapai ini, dituntut keefektifan guru dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dikarenakan keefektifan guru dalam mengajar sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah sebab gurulah yang langsung melaksanakan pembelajaran di kelas. Ketika guru berada dalam kelas dan pembelajaran berlangsung, guru bisa tampil dengan sosok yang menarik perhatian, menyenangkan bagi siswa, mengajak siswa berpikir kritis, kreatif, pertanyaan guru yang menuntut daya analisis dan menantang. Sebaliknya guru
(11)
2
bisa tampil di kelas dengan penampilan yang membosankan, tidak menarik, bahkan penampilan guru yang membuat siswa merasa takut dan tidak nyaman, tidak menuntut kretivitas siswa, sehingga keefektifan guru dalam mengajar tidak maksimal.
Dalam percakapan sehari-hari keefektifan pembelajaran guru seringkali menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap keefektifan guru dalam melaksanakan pembelajaran cenderung negatif. Tumbuh suburnya bimbingan belajar di luar sekolah, banyak siswa yang bolos pada jam-jam belajar, tauran antar pelajar menguatkan persepsi negatif masyarakat terhadap keefektifan pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2002:10) mengemukakan: “efektivitas mengajar dalam proses interaksi belajar mengajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu murid-murid agar bisa belajar dengan baik”. Kontribusi yang tinggi terhadap efektivitas pembelajaran meliputi: (1) persiapan dan prosedur pelajaran; (2) manajemen kelas; (3) penguasaan mata pelajaran yang diajarkan; dan (4) kepribadian (Glattrhorn dan Fox dalam Kuswana, 2009).
Studi pendahuluan telah dilakukan di SMA Sub Rayon 4 Medan pada bulan September 2012, melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, bahwa sekolah-sekolah di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan mengalami masalah dalam efektifitas guru. Berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah menunjukkan antara lain: (1) masih ada 25% guru yang masuk kelas tidak membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) masih ada 40% guru mengajar tidak sesuai
(12)
3
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusunnya; (3) terlambat menyerahkan laporan nilai yang menjadi tanggung jawabnya dari batas waktu yang telah ditentukan; (4) melakukan remedi tanpa melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa; dan (5) guru kurang berupaya melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi diri dan seiring dengan perkembangan pendidikan.
Dari hasil pengamatan awal dapat disimpulkan bahwa guru belum efektif dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Keefektifan pembelajaran yang dilakukan guru berarti mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things) dalam mengajar dan mencapai hasil (tujuan) sesuai yang ditentukan sekolah. Keefektifan pembelajaran guru dalam penelitian ini diartikan sebagai kinerja guru dalam mengajar di kelas. Salah satu teori yang mengungkapkan tentang kinerja seseorang di dalam organisasi dikemukakan Colquitt, dkk (2009:27) sebagai berikut:
A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and
organizational mechanisms (organizational structure,
organizational culture).
Dari teori di atas, dapat diartikan banyak faktor yang mempengaruhi performance (kinerja) guru, beberapa dari faktor tersebut adalah faktor kepemimpinan, budaya organisasi (sekolah), dan motivasi.
Kompetensi pedagogik guru adalah salah satu yang dapat mempengaruhi efektifitas guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
(13)
4
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 10 menyatakan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalammelaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi pedagogik berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas guru. Menurut Agung (2012:81) terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan, yakni: (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan strategi pembelajaran; (3) pengembangan diri secara berkelanjutan; dan (4) pemanfaatan dan refeleksi hasil kerja.
Pengelolaan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksakan pembelajaran, dan penilaian. Dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tersebut, antara lain perhatian guru terhadap kemampuan dan karakteisttik murid, penguasaan teori, pengembangan kurikulum, pengelolaan kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian.
Dalam melaksanakan tugas, guru harus mampu melakukan pengembangan strategi pembelajaran. Materi ajar yang dinilai relatif mudah menuntut strategi yang berbeda dengan materi ajar yang dinilai relatif sulit. Untuk dapat memaksimalkan hasil belajar siswa, guru harus menguasai berbagai strategi pembelajaran.
Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan peraturan yang berlaku atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kegiatan dapat
(14)
5
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, atau kegiatan kolektif guru seperti melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesian guru.
Pemanfaatan dan refeleksi terhadap hasil kerja perlu dilakukan untuk dapat melakukan perbaikan selanjutnya terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian guru akan melakukan perbaikan terhadap kompetensinya dari waktu ke waktu.
Menurut Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru kompetensi pedagogik guru mata pelajaran meliputi: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
(15)
6
Faktor lain yang turut mempengaruhi keefektifan pembelajaran adalah budaya sekolah. Deal dan Peterson (1998:112) menyatakan bahwa budaya sekolah ialah keadaan yang merangkumi norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan-kepecayaan, dan tradisi-tradisi yang membentuk peraturan-peraturan yang tidak bertulis mengenai cara berpikir, merasa dan bertindak dalam organisasi. Dengan kata lain budaya sekolah adalah suatu kekuatan sosial yang tidak tampak yang dapat mempengaruhi keefektifan pembelajaran, karena organisasi seperti sekolah adalah kerjasama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerjasama tersendiri. Hasil penelitian yang dilakukan Brahmasari (2009:133) dan Widodo (2011:79) mengemukakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja guru. McShane dan Glinow (2008:460) mengatakan budaya organisasi yang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya bila budaya organisasinya lemah mengakibatkan kinerja menurun. Dengan demikian budaya sekolah dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas.
Guru baru di satu unit sekolah secara tidak sadar akan mengikuti dan meniru kebiasaan yang berlaku. Budaya sekolah tentu akan mempengaruhi perilaku guru yang baru tersebut. Guru yang lebih senior akan ditiru oleh guru baru dan kemudian berproses guru yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi, dan bermuara kepada terbentuknya budaya sekolah. Sistem nilai yang sudah lama dipraktikkan dan terpelihara dengan baik di satu sekolah akan mengkristal menjadi budaya pada sekolah terasebut. Contoh sederhana dapat kita lihat di sekolah sekolah swasta ternama di kota Medan,
(16)
7
disiplin waktu sudah menjadi budaya bagi guru-guru. Disiplin tidak lagi dianggap beban atau momok tetapi sudah menjadi kebiasaan hidup yang sudah dihidupi tidak saja oleh guru tetapi seluruh warga sekolah. Robbins dalam Sutrisno (2010:10) menyatakan budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu: (1) budaya mempunyai suatu peran pembeda; (2) budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; (3) budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual; dan (4) budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Dengan kata lain budaya sekolah akan menciptakan perbedaan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain, dan menjadi identitas bagi komunitasnya dan diharapkan akan tumbuh keeefektifan pembelajaran dari guru yang tinggi dan perekat sosial dalam mempersatukan anggota komunitasnya dalam mencapai tujuan sekolahnya. Banyak sekolah-sekolah di kota dilihat dari sarana dan prasarana, kurikulum, kualifikasi gurunya tidak jauh berbeda. Tetapi yang membedakan mereka terutama adalah budaya sekolahnya. Ada sekolah terkenal dengan budaya disiplinnya, sekolah yang lain menonjol dari akademik, atau sekolah yang lainnya menonjol dalam penanaman nilai-nilai agamanya. Apa yang dikemukakan di atas baru sebagian yang tampak dari luar sekolah. Tentu yang lebih mendalam, budaya sekolah akan dialami oleh warga sekolah itu sendiri dalan menjalankan tugas dan fungsinya sehari-hari.
Motivasi kerja juga dapat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran di kelas, guru yang bekerja tanpa motivasi akan bekerja
(17)
8
seadanya, tidak bergairah dan tidak mungkin mencapai hasil maksimal. Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti “bergerak”. Motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau intensif. Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi bergantung pada pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan insentif (Luthans, 2006:270).
Menurut Hasibuan dalam Wahyudi (2012:100) pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencari kepuasan. Hasil penelitian Samson (2006:213) dan Siwantara (2009:238) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Winardi (2002:6) mengemukakan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Dengan demikian motivasi kerja dapat mempengaruhi peningkatkan kinerja guru. Motivasi di sekolah terbentuk dari sikap guru dan pegawai lainnya dalam menghadapi situasi kerja di sekolahnya. Motivasi yang kuat ditandai semangat dan kegairahan kerja guru dan pegawai yang tinggi untuk mencapai tujuan sekolah atau organisasi atau lembaganya. Sikap guru dan pegawai yang
(18)
9
pro terhadap situasi kerja yang diciptakan oleh kepala sekolahnya, itulah yang memperkuat motivasi kerjanya sehingga tercapai keefektifan pembelajaran dari guru yang bermotivasi tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merencanakan melakukan penelitian yang berjudul, ”Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Budaya Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Keefektifan Pembelajaran Guru di Sub Rayon SMA 4 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti yaitu: (1) faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (2) bagaimana keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (3) bagaimana kompetensi pedagogik dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (4) bagaimana budaya sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (5) bagaimana kompetensi pedagogik dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (6) bagaimana budaya sekolah dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (7) bagaimana motivasi kerja dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (8) apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (9) apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi kerja
(19)
10
guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (10) apakah terdapat pengaruh budaya sekolah terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; (11) apakah terdapat pengaruh budaya sekolah terhadap motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan; dan (12) apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan pengaruh kompetensi pedagogik, budaya sekolah, dan motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran guru. Sedangkan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar pada sekolah di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik terhadap
motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan?
2. Apakah terdapa pengaruh langsung budaya sekolah terhadap motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan?
(20)
11
4. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh langsung kompetensi pedagogik terhadap motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
2. Pengaruh langsung budaya sekolah terhadap motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
3. Pengaruh langsung kompetensi pedagogik guru terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
4. Pengaruh langsung budaya sekolah terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
5. Pengaruh langsung motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.
(21)
12
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh kompetensi pedagogik, budaya sekolah, dan motivasi kerja terhadap keefektifan pembelajaran di sekolah.
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki kompetensi pedagogik guru di sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di sekolah.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kompetensi pedagogik, budaya sekolah, dan motivasi kerja dalam mendukung peningkatan keefektifan pembelajaran guru di sekolah.
d. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan tentang cara penulisan tesis dengan baik dan benar.
(22)
107
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan
Hasil penelitian ini memberi sejumlah informasi yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja. Temuan ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan kompetensi pedagogik guru berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru di sub rayon SMA Negeri 4 Medan dapat diterima.
2. Budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja. Temuan ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan budaya sekolah secara langsung berpengaruh terhadap motivasi kerja guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan dapat diterima. 3. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya
keefektifan pembelajaran. Temuan ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan kompetensi pedagogik guru berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan dapat diterima.
4. Budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya keefektifan pembelajaran. Temuan ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan budaya sekolah secara langsung berpengaruh
(23)
108
terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan dapat diterima.
5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya keefektifan pembelajaran. Temuan ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan motivasi kerja secara langsung berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran guru di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan dapat diterima.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka upaya-upaya yang diberikan sebagai implikasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang menerima kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan dengan memperbaiki kompetensi pedagogik guru. Kompetensi pedagogik memberikan kemampuan mendasar kepada guru tentang dasar-dasar mengajar, seperti: menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
(24)
109
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dari beberapa hal di atas untuk memperbaiki motivasi kerja dilakukan peningkatan dalam kompetensi pedagogik guru, di antaranya meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik dan penguasaan guru dalam prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui pengembangan karakteristik peserta didik di antaranya: melakukan pendekatan personal terhadap seluruh peserta didik, memperhatikan kemampuan setiap peserta didik ketika belajar di kelas, dan sebagainya. Selain itu perlu juga diupayakan peningkatan dalam penguasaan guru terhadap prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: mempelajari prinsip-prinsip pembelajaran sebelum mengajar di kelas, merencanakan setiap pembelajaran di kelas yang mengacu kepada prinsip-prinsip pembelajaran.
2. Hipotesis kedua yang menerima budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan dengan memperbaiki budaya sekolah. Budaya sekolah sebagai norma atau sistem nilai yang sudah terpelihara diusahakan ditransformasikan kepada semua guru sehingga guru dapat mengikutinya dengan baik. Budaya sekolah tidak boleh tergerus oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, budaya sekolah malah perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan terus menerus sehingga orang yang
(25)
110
berada di organisasi atau guru yang ada dalam satu sekolah akan merasa terbiasa dan nyaman dengan budaya sekolahnya. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan budaya sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja di antaranya dengan menjaga nilai-nilai yang baik dan sudah berlaku di sekolah. Dalam hal ini guru dapat menjaga rasa saling hormat di antara civitas sekolah, saling membantu kesulitan rekan guru, dan saling memahami kelemahan yang dimiliki rekan guru.
3. Hipotesis ketiga yang menerima kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan memperbaiki kompetensi pedagogik guru. Dari beberapa hal di atas untuk memperbaiki keefektifan pembelajaran dilakukan peningkatan dalam kompetensi pedagogik guru, di antaranya meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik dan penguasaan guru dalam prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui pengembangan karakteristik peserta didik di antaranya: menghargai setiap pendapat peserta didik di kelas, mengelompokkan peserta didik yang kurang pandai dengan yang pandai, dan sebagainya. Selain itu perlu juga diupayakan peningkatan dalam penguasaan guru terhadap prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: merencanakan pembelajaran secara terperinci mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup.
(26)
111
4. Hipotesis keempat yang menerima budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan memperbaiki budaya sekolah. Budaya sekolah sebagai norma atau sistem nilai yang sudah terpelihara diusahakan ditransformasikan kepada semua guru sehingga guru dapat mengikutinya dengan baik. Budaya sekolah yang sudah berjalan baik perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan terus menerus sehingga orang yang berada di organisasi atau guru yang ada dalam satu sekolah akan merasa terbiasa dan nyaman dengan budaya sekolahnya. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan budaya sekolah untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di antaranya dengan menjaga nilai-nilai yang baik dan sudah berlaku di sekolah. Dalam hal ini guru dapat saling membantu mengajar ketika rekan guru berhalangan hadir, memberikan masukan terhadap guru yang memahami kesulitan mengajar di kelas, dan sebagainya.
5. Hipotesis kelima yang menerima motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan memperbaiki motivasi kerja. Motivasi yang dimiliki seseorang, baik yang bersumber dari dalam diri sendiri maupun yang bersumber dari luar, menjadi penentu terhadap tindakan yang dilakukan guru di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki motivasi kerja di antaranya dengan melakukan: bertanggung jawab, dan memerlukan dan menyukai
(27)
112
adanya umpan balik. Dalam meningkatkan tanggung jawabnya di kelas, guru dapat melakukan berbagai upaya di antaranya: melakukan tugas mengajar sebaik mungkin, memperbaiki setiap kesalahan mengajar, dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan motivasi kerja dilakukan perbaikan pengajaran dari umpan balik. Dalam hal ini, guru harus dapat menerima masukan/ kritikan dari rekan sejawat, memperbaiki cara mengajarnya, dan terus mengevaluasi kegiatan mengajar di kelas.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disampaikan saran untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran: 1. Untuk memperbaiki kompetensi pedagogik
a. Guru disarankan mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya siswa.
b. Guru disarankan menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan memotivasi mereka untuk belajar.
(28)
113
2. Untuk meningkatkan budaya sekolah
a. Kepala sekolah agar membangun budaya sekolah secara terus menerus yang dapat menjadi ciri sekolah dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga sekolah.
b. Budaya sekolah dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman, dipelihara dan dievaluasi terus menerus.
3. Untuk meningkatkan motivasi kerja
a. Kepada guru-guru disarankan agar dapat lebih terbuka menrima tugas dengan tanggungjawab, tidak hanya karena gaji tetapi juga demi masa depan peserta anak didik.
b. Kepada kepala sekolah di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan, agar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan guru, dan memberi kesempatan yang sama kepada semua guru dalam membangun karier. Usaha yang sungguh sungguh tersebut hendaknya dapat diketahui dan dirasakan oleh guru.
(29)
114
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
_____. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta
_____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta _____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses. Jakarta
_____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian. Jakarta
Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009
Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies
Daresh, John C. dan Marshal A. Playko. 1995. Supervision as a Proactive Process. Waveland Press
Deal, T.E. dan K.D. Peterson. 1998. Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Fransisco: Jossey Bass Publishers
Hamalik, Oemar. 1999.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan, J.J. 1996.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya
Jones, Gareth R. dan George, Jennifer M. 2008. Contemporary Management. USA: Mc Graw Hill-International
Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005
Komariah, Aan. 2004.Kepemimpinan Visioner. Jakarta: Bumi Aksara
Lin, Rulin. dkk. 2010. “The Relationship between Teacher Quality and Teaching Effectiveness Perceived by Students from Industrial Vocayional High Schools”.Asian Journal of Arts and Sciences, Vol. 1, No. 2, pp. 167-187
(30)
115
Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002.Manajemen SDM. Jakarta: Salemba Empat
McShane, Steven L.,Von Glinow, dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Musfah, Jejen. 2011.Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima
____________. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
____________. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja
Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006
Sanjaya, Wina. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Remaja Rosdakarya
Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009
Sudjana. 1992.Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sumarsan, Thomas. 2010.Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Indeks Surjana, Andyanto. 2002. “Efektivitas Pengelolaan Kelas”. Jurnal Pendidikan
Penabur. No. 01/Th.I/Maret 2002. pp. 64-80
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sutrisno, H. Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
(31)
116
Stronge, James H. 2013.Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab, Abdul Azis. 2002. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011
Winardi. J. 2002. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
(1)
111
4. Hipotesis keempat yang menerima budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan memperbaiki budaya sekolah. Budaya sekolah sebagai norma atau sistem nilai yang sudah terpelihara diusahakan ditransformasikan kepada semua guru sehingga guru dapat mengikutinya dengan baik. Budaya sekolah yang sudah berjalan baik perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan terus menerus sehingga orang yang berada di organisasi atau guru yang ada dalam satu sekolah akan merasa terbiasa dan nyaman dengan budaya sekolahnya. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan budaya sekolah untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di antaranya dengan menjaga nilai-nilai yang baik dan sudah berlaku di sekolah. Dalam hal ini guru dapat saling membantu mengajar ketika rekan guru berhalangan hadir, memberikan masukan terhadap guru yang memahami kesulitan mengajar di kelas, dan sebagainya.
5. Hipotesis kelima yang menerima motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan memperbaiki motivasi kerja. Motivasi yang dimiliki seseorang, baik yang bersumber dari dalam diri sendiri maupun yang bersumber dari luar, menjadi penentu terhadap tindakan yang dilakukan guru di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki motivasi kerja di antaranya dengan melakukan: bertanggung jawab, dan memerlukan dan menyukai
(2)
adanya umpan balik. Dalam meningkatkan tanggung jawabnya di kelas, guru dapat melakukan berbagai upaya di antaranya: melakukan tugas mengajar sebaik mungkin, memperbaiki setiap kesalahan mengajar, dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan motivasi kerja dilakukan perbaikan pengajaran dari umpan balik. Dalam hal ini, guru harus dapat menerima masukan/ kritikan dari rekan sejawat, memperbaiki cara mengajarnya, dan terus mengevaluasi kegiatan mengajar di kelas.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disampaikan saran untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran: 1. Untuk memperbaiki kompetensi pedagogik
a. Guru disarankan mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya siswa.
b. Guru disarankan menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan memotivasi mereka untuk belajar.
(3)
113
2. Untuk meningkatkan budaya sekolah
a. Kepala sekolah agar membangun budaya sekolah secara terus menerus yang dapat menjadi ciri sekolah dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga sekolah.
b. Budaya sekolah dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman, dipelihara dan dievaluasi terus menerus.
3. Untuk meningkatkan motivasi kerja
a. Kepada guru-guru disarankan agar dapat lebih terbuka menrima tugas dengan tanggungjawab, tidak hanya karena gaji tetapi juga demi masa depan peserta anak didik.
b. Kepada kepala sekolah di Sub Rayon SMA Negeri 4 Medan, agar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan guru, dan memberi kesempatan yang sama kepada semua guru dalam membangun karier. Usaha yang sungguh sungguh tersebut hendaknya dapat diketahui dan dirasakan oleh guru.
(4)
114
_____. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta
_____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta _____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses. Jakarta
_____. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian. Jakarta
Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009
Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies
Daresh, John C. dan Marshal A. Playko. 1995. Supervision as a Proactive Process. Waveland Press
Deal, T.E. dan K.D. Peterson. 1998. Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Fransisco: Jossey Bass Publishers
Hamalik, Oemar. 1999.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan, J.J. 1996.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya
Jones, Gareth R. dan George, Jennifer M. 2008. Contemporary Management. USA: Mc Graw Hill-International
Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005
Komariah, Aan. 2004.Kepemimpinan Visioner. Jakarta: Bumi Aksara
Lin, Rulin. dkk. 2010. “The Relationship between Teacher Quality and Teaching Effectiveness Perceived by Students from Industrial Vocayional High Schools”.Asian Journal of Arts and Sciences, Vol. 1, No. 2, pp. 167-187
(5)
115
Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002.Manajemen SDM. Jakarta: Salemba Empat
McShane, Steven L.,Von Glinow, dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Musfah, Jejen. 2011.Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima
____________. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
____________. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja
Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006
Sanjaya, Wina. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Remaja Rosdakarya
Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009
Sudjana. 1992.Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sumarsan, Thomas. 2010.Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Indeks Surjana, Andyanto. 2002. “Efektivitas Pengelolaan Kelas”. Jurnal Pendidikan
Penabur. No. 01/Th.I/Maret 2002. pp. 64-80
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sutrisno, H. Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
(6)
Stronge, James H. 2013.Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab, Abdul Azis. 2002. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011
Winardi. J. 2002. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group