MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP DI SD MUHAMMADIYAH SE KOTA PADANGSIDIMPUAN.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT

PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP

DI SD MUHAMMADIYAH SEKOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

MULIA SYAHRIL NIM 8126132024

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRACT

Mulia Syahril, 8126132024. Improve The Ability of Teachers to Make the Learning Science Through Workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby.Tesis.Pascasarjana. Medan State University.2015

The role of teachers in the implementation of the learning process in the classroom is one determinant of achievement of the professionalism education. In duties, there is a set of tasks that must be prepared teachers relate to his profession as a teacher from planning, implementing learning activities, and assessment activities and learning outcomes . Task is related to the competence of teachers must have.

This study intends to describe the increase in the ability of teachers to make the learning science through workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby. To answer the research problem posed the hypothesis of action, namely: (1) the workshop can improve the ability of teachers to create lesson plans science, (2) the workshop can improve the ability of teachers to create teaching materials, (3) the workshop can improve the ability of teachers to make instructional media science, (4) the workshop can improve the ability of teachers to make science learning evaluation.

Subjects consisted of 16 teachers. Data collection techniques using research instruments, namely, the plan assessment instrument, the instrument valuation clause materials, instruments of learning media assessment and evaluation of learning assessment instruments. Teachers are considered successful if it reaches a value in both categories in accordance with the criteria of completeness that already. The procedures performed in this study include planning, action, observation and reflection are cyclical. The results of observations on a cycle that is in conformity completeness criteria are maintained or enhanced. The results are not in accordance completeness criteria will be fixed in the second cycle. This research was conducted in two cycles.

The results showed that the workshop can improve the ability to understand what the teachers make learning device. This is evident from a comparison of the average results observed in the first cycle and cycle II. In the first cycle lesson plan teaching 58,33.Bahan scored 57.31. Media 45.29. Evaluation 33.37. In the second cycle RPP increased to 89.33. Teaching materials 84.53. Media 78.16. Evaluation 73.24. Thus the results of this study indicate that the ability of teachers to create learning tools can be improved through the workshop.


(5)

ABSTRAK

Mulia Syahril, 8126132021. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Membuat Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan. Tesis.Pascasarjana.UniversitasNegeri Medan, 2015.

Peranan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas yang harus dipersiapkan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan penilaian kegiatan dan hasil belajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya.

Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA melalui workshop di SD Muhammadiyah se kota Padangsidimpuan. Untuk menjawab permasalahan penelitian diajukan hipotesis tindakan yaitu: (1) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP IPA, (2) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat bahan ajar IPA, (3) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran IPA, (4) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.

Subjek penelitian terdiri dari 16 orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yaitu, instrumen penilaian RPP, instrumen penilaian bahan ajar, instrumen penilaian media pembelajaran dan instrumen evaluasi pembelajaran. Guru dianggap berhasil jika mencapai nilai dalam kategori baik sesuai dengan kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang bersifat siklus. Hasil observasi pada siklus satu yang sudah sesuai kriteria ketuntasan dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Hasil yang belum sesuai kriteria ketuntasan akan diperbaiki pada siklus kedua. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran. Hal ini terlihat dari perbandingan rata rata hasil observasi pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I RPP memperoleh nilai 58,33.


(6)

Bahan ajar 57,31. Media 45,29. Evaluasi 33,37. Pada siklus II RPP meningkat menjadi 89,33. Bahan ajar 84,53. Media 78,16. Evaluasi 73,24. Dengan demikian hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran dapat ditingkatkan melalui workshop.


(7)

KATA PENGANTAR مــيح رـلا نمحرـلا ه مــــــــسب

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Membuat Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan”. Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd, selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Dr.Darwin, M. Pd, dan Prof. Dr. Paningkan Siburian, M. Pd sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(8)

3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd, Prof. Dr. H. Abdul Hamid K, M.Pd, dan Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 4. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen

serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Bapak Kadis Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.

6. Bapak Ketua Yayasan Perguruan Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan yang telah membantu dan memberikan izin penelitian di sekolah lingkungan perguruan Muhammadiyah.

7. Teristimewa orangtua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda Hazairin Nasution, Ibunda Faridah Hannum, yang telah memberikan kasih sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tiada terhingga dan dorongan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

8. Kepada istri tercinta Lola Pilana beserta ananda Rizqo Anugrah Nasution, Perwira Madani Akbar Nasution, Humayraa Izzati Nasution yang selalu setia mendampingi, mendukung dan memotivasi penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.


(9)

9. Kepada Seluruh rekan sejawat di Perguruan Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

10. Teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XXI kelas B1, yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

11. Seluruh rekan-rekan, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus yang telah memberi sumbangan moril dan materil kepada penulis.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari ALLAH SWT.

Medan, Pebruari 2015 Penulis

MULIA SYAHRIL Nim: 8126132024


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ... . ... ... 1

A. Latar belakang masalah ... ... 1

B. Identifikasi masalah ... ... 7

C. Pembatasan masalah ... ... 7

D. Rumusan masalah ... ... 8

E. Tujuan penelitian ... ... 8

F. Manfaaat penelitian ... ... 9

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .. ... ... 10

A. Kajian teoretis ... ... 10

1. Kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran 10

2. Hakikat kemampuan guru merencanakan pembelajaran . 22

3. Teori pembelajaran IPA ... ... 36

4. Perangkat pembelajaran ... ... 49

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 54

b. Bahan Ajar... 64

c. Media Pembelajaran... 77

d. Evaluasi Pembelajaran... 82

5. Workshop ... ... 95

B. Kerangka berpikir ... ... 103

C. Hipotesis tindakan... 109

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 111

A. Tempat dan waktu Penelitian ... ... 111

B. Subyek dan obyek penelitian ... ... 111

1. Subyek Penelitian... 111

2. Obyek Penelitian... 111

3. Defenisi Operasional Penelitian... 112

C. Desain penelitian tindakan... 114

1. Perencanaan... 117

2. Pelaksanaan... 118

3. Observasi... 119

4. Refleksi... 121

D. Teknik analisis data dan instrumen penelitian ... ... 124

E. Indikator Pencapaian Tindakan... 126

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 127

A. Hasil Penelitian... 127

1. Pra Siklus 1... 127

2. Siklus 1... 132

a. Observasi siklus 1... 133


(11)

3. Siklus 2... 146

a. Observasi siklus 2... 147

b. Refleksi Pelaksanan siklus 2... 148

B. Pembahasan... 168

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 172

A. Simpulan... 172

B. Implikasi... 173

C. Saran... 175

DAFTAR PUSTAKA... 176


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Teknik Assasment ... 89

Tabel 2 Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ... 123

Tabel 3 Kondisi awal kemampuan guru membuat RPP... 129

Tabel 4 Kondisi awal kemampuan guru membuat bahan ajar... 130

Tabel 5 Kondisi awal kemampuan guru membuat media... 131

Tabel 6 Kondisi awal kemampuan guru membuat alat evaluasi... 132

Tabel 7 Rekapitulasi hasil observasi sarana pendukung... 134

Tabel 8 Rekapitulasi hasil observasi terhadap guru siklus 1... 135

Tabel 9 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek RPP... 137

Tabel 10 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 138

Tabel 11 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media pembelajaran... 140

Tabel 12 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 142

Tabel 13 Rekapitulasi hasil observasi sarana pendukung... 148

Tabel 14 Rekapitulasi hasil observasi terhadap guru siklus 2... 149

Tabel 15 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek RPP... 150

Tabel 16 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 153

Tabel 17 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media Pembelajaran... 155

Tabel 18 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 156

Tabel 19 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek RPP... 159

Tabel 20 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek bahan ajar... 160

Tabel 21 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek media pembelajaran... 161

Tabel 22 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 evaluasi pembelajaran... 162


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses penilaian berbasis kelas ... ... 89

Gambar 2 Teknik penilaian berbasis kelas ... ... 91

Gambar 3 Proses pembelajaran dalam workshop... 102

Gambar 4 Langkah-langkah pokok dalam workshop... 103

Gambar 5 Model penelitian tindakan kemmis ... ... 114

Gambar 6 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 1... 138

Gambar 7 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 1... 140

Gambar 8 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 1... 142

Gambar 9 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 1... 144

Gambar 10 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 2... 152

Gambar 11 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 2... 154

Gambar 12 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 2... 156

Gambar 13 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 2... 158

Gambar 14 Diagram pencapaian skor aspek RPP... 162

Gambar 15 Diagram pencapaian persentase aspek RPP... 162

Gambar 16 Diagram pencapaian skor aspek bahan ajar... 163

Gambar 17 Diagram pencapaian persentase aspek bahan ajar... 163

Gambar 18 Diagram pencapaian skor aspek media pembelajaran... 164

Gambar 19 Diagram pencapaian persentase aspek media pembelajaran... 164

Gambar 20 Diagram pencapaian skor aspek evaluasi pembelajaran... 165


(14)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen penilaian RPP... 179

Lampiran 2 Intrumen penilaian bahan ajar... 182

Lampiran 3 Intrumen penilaian media pembelajaran... 184

Lampiran 4 Instrumen penilaian evaluasi pembelajaran... 186

Lampiran 5 Instrumen penilaian peserta... 187

Lampiran 6 Instrumen observasi sarana pendukung... 188

Lampiran 7 Acuan Kegiatan Workshop... 189

Lampiran 8 Jadwal Workshop... 190


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju tujuannya. Posisi guru sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia peserta didik dan perwujudan tujuan pendidikan nasional. Keberadaan guru di kelas tidak dapat digantikan oleh teknologi dan media serta perangkat pembelajaran, sebab secanggih apapun teknologi dan media pembelajaran tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. Peserta didik membutuhkan guru sebagai manajer, fasilitator, inovator dan motivator di kelas. Di samping itu guru diposisikan juga sebagai orang tua di sekolah yang akan menanamkan kasih sayang, kearifan, kejujuran dan merupakan sosok teladan bagi siswa. Dengan posisi seperti itu maka guru dituntut tampil sebagai seorang profesional.

Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian kegiatan dan hasil belajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya. Untuk dapat menjalankan tugas keprofesionalannya dengan maksimal guru dituntut memiliki empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi yang dimiliki guru tersebut sangat memengaruhi kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen pembaharuan yang diharapkan memberikan nuansa baru dalam bidang pendidikan sehingga apa yang diharapkan dalam peningkatan kualitas pendidikan dapat terwujud. Di antara


(16)

kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut yang menjadi sorotan adalah kompetensi yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, dimana guru dituntut mampu menyusun rencana dan program pembelajaran dengan baik, serta mampu memilih dan menggunakan media serta metode pembelajaran yang tepat. Kompetensi ini merupakan bagian dari kompetensi pedagogik.

Menurut Undang Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 Pasal 10 dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya (Kunandar 2007:76).

Pada umumnya guru membuat perangkat pembelajaran hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban administratif ketika di supervisi. Ini diketahui dari jawaban 34 orang guru yang langsung peneliti survey di seluruh SD Muhammadiyah di Kota Padangsidimpuan yang menyatakan membuat perangkat pembelajaran hanya ketika akan disupervisi oleh pengawas sekolah atau kepala sekolah. Perangkat yang dibuat adalah silabus, RPP, dan LKS. Perangkat pembelajaran tersebut juga kadang kadang tidak dipergunakan ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan atau kompetensi guru masih rendah dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan dan pemanfaatan perencanaan pembelajaran.

Untuk menyongsong kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP salah satu hal yang paling mendasar adalah pembelajaran tematik diseluruh kelas. Implikasinya adalah rencanaan pelaksanaan pembelajaran yang selama ini terdiri dari masing masing pelajaran berubah menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Artinya dalam satu rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa mata pelajaran yang sekaligus diajarkan di kelas. Dengan demikian kemampuan guru untuk membuat perangkat


(17)

pembelajaran harus ditingkatkan. Namun kenyataan di lapangan guru masih kesulitan dalam membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.

Rendahnya kemampuan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang apa dan bagaimana perangkat pembelajaran yang baik dan benar. Untuk dapat meningkatkan pemahaman guru tentang perangkat pembelajaran, maka diperlukan adanya upaya pembinaan dan pemberian bantuan terhadap guru guru tersebut.

Berbagai cara sudah ditempuh oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru demi tercapainya lulusan yang berkualitas yang akan mampu bersaing di tingkat nasional, regional maupun internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui sertifikasi guru sehingga diharapkan kinerja guru akan meningkat dan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya di kelas.

Menurut Pidarta (2008:53) bahwa setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani sudah tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada guru guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja , guru harus memiliki kemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara cara penyesuaian diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya.

Di lain pihak kemampuan guru juga terus berkembangkan melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), peningkatan kualifikasi pendidikan guru, kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), kelompok kerja guru (KKG), workshop pembelajaran dan supervisi pendidikan. Namun fakta yang terjadi di lapangan masih banyak keluhan yang memojokkan bahwa kinerja guru masih belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran. Masih dirasakan bahwa mutu pendidikan belum menggembirakan. Salah satu


(18)

sebab rendahnya mutu pendidikan adalah kurangnya kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks ini kinerja guru adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu berupa aktivitas mengajar dalam proses pembelajaran siswa.

Jalal dan Supriadi (2001:262) mengemukakan bahwa kenyataannya mutu guru amat beragam. Tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode mengajar yang inovatif masih kurang. Dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian guru SD, hampir separuh guru SMP dan sekitar 20 % guru SMA masih berpendidikan kurang

(underquaified) dari yang diharapkan.

Fenomena yang ada sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan seluruh kepala sekolah dan beberapa siswa di SD Muhammadiyah Padangsidimpuan yang mengindikasikan kurang kompetennya guru dalam mengajar, disiplin guru yang masih kurang, semangat kerja yang rendah, masih banyak yang mengajar dengan cara konvensional dan belum sepenuhnya mengacu pada tuntutan kurikulum melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Dalam rangka pergantian kurikulum KTSP menuju Kurikulum 2013, salah satu upaya perbaikan kualitas pembelajaran adalah perbaikan desain rencana pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena di dalam desain pembelajaran, tahapan tahapan yang akan dilaksanakan guru dalam mengajar telah dirancang dengan baik, mulai dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 34 orang guru di SD Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan melalui wawancara terdapat 65 % guru masih merasa kesulitan dalam membuat dan menyusun RPP terutama dalam mengelaborasi aspek sikap, pengetahuan dan


(19)

keterampilan di kegiatan inti pembelajaran. Guru masih memandang bahwa perangkat pembelajaran yang mereka susun hanya sebagai rutinitas untuk kepentingan administrasi sekolah yang implementasinya kurang diperhatikan. Demikian juga dalam praktek pembelajaran IPA di kelas atau laboratorium, masih banyak sekolah yang tidak lengkap alat dan bahan praktikum sehingga belum mampu mengoptimalkan pembelajaran siswa dalam bentuk keterampilan proses IPA, karena itu masih sulit untuk mengimplementasikan pelaksanaan kurikulum 2013 yang akan diterapkan menyeluruh tahun ajaran 2014/2015. Upaya peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran memerlukan pembinaan melalui sosialisasi dan pelatihan, baik dari pengawas sekolah maupun dari kepala sekolah. Salah satu bentuknya adalah dengan mengadakan workshop pembuatan perangkat pembelajaran. Workshop dipilih karena dalam motode pelatihan ini teori dan praktek berlangsung seimbang. Dengan kata lain peserta langsung mengaplikasikan teori yang disampaikan ke dalam bentuk produk yang diharapkan. Di samping itu pelaksanaannya ditekankan pada terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Sosialisasi dan pelatihan seperti halnya workshop tersebut perlu diarahkan pada upaya upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru agar potensi sumber daya guru dapat tumbuh dan berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.

Di dalam kegiatan workshop perangkat pembelajaran ini, terdapat kegiatan sosialisasi, diskusi dan cara penyusunan RPP yang benar berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses Pendidikan dasar dan menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang mengamanatkan agar proses pembelajaran di kelas diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,


(20)

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Guru dalam menyusun Perangkat Pembelajaran IPA melalui workshop di SD Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang memengaruhi kompetensi guru dalam merencanakan pembelajaran. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu: (1) Kurangnya kemampuan guru untuk memahami, menyusun dan mendesain Rencana Perangkat Pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum; (2) Kurangnya penguasaan guru tentang strategi dan metode pembelajaran; (3) RPP dan seluruh perangkat pembelajaran lainnya hanya dianggap sebagai administrasi yang sifatnya hanya diperlukan ketika akan ada supervisi; (4) Guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada berkaiatan dengan kemampuan guru, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.

D. Rumusan Masalah


(21)

1. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA ?

2. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat bahan ajar IPA ?

3. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran IPA ?

4. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksaan pembelajaran IPA.

2. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat bahan ajar IPA.

3. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam media pembelajaran IPA.

4. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberi masukan yang berarti sebagai sumbangan pemikiran terhadap beberapa pihak. Secara teoretis dapat menambah wawasan pengetahuan teori tentang kompetensin guru dalam menyusun perangkat pembelajaran. Secara praktis dapat bermanfaat:


(22)

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.

2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam pelaksanaan workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.

3. Sebagai penambah wawasan dan pendorong bagi guru untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam menyusun dan membuat perangkat pembelajaran.


(23)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang sudah diuraikan pada Bab IV, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 34,80 % menjadi 58,33 % menjadi 89,33 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dari pra siklus ke siklus 1 adalah 23,53. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 31,00. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 54,53.

2. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat bahan pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 32,31 % menjadi 57,31 % menjadi 84,53 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 25,00. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 27,22. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 52,22.

3. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 31,96 % menjadi 45,29 % menjadi 76,16 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 13,33. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 30,87. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 44,20.


(24)

4. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 23,62 % menjadi 33,37 % menjadi 73,00 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 9,75. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 39,63. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 49,38.

5. Rata rata keseluruhan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 30,67 % menjadi 48,55 % menjadi 81,24 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat seluruh perangkat pembelajaran dari pra siklus ke siklus 1 adalah 17,88. Sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 32,69. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 50,57.

A. Implikasi

Berdasarkan uraian dan simpulan hasil penelitian yang menyatakan bahwa, kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop perangkat pembelajaran. Untuk dapat mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan, maka dapat dilakukan workshop perangkat pembelajaran dengan strategi: (a) memahami, (b) menjelaskan, dan (c) mengerjakan.

Agar dapat memahami maka narasumber dan peneliti menyampaikan kepada guru pentingnya workshop perangkat pembelajaran dengan materi pelatihan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan


(25)

alat evaluasi pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Setelah guru memahami apa yang disampaikan narasumber dan peneliti dilanjutkan pada tingkat menjelaskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran. Setelah narasumber dan peneliti menjelaskan kepada guru, maka diminta kepada guru untuk mengerjakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran serta mengaplikasikannya di sekolah. Berdasarkan temuan penelitian ini bahwa kemampuan guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop, maka diharapkan agar guru terus berupaya meningkatkan kompetensi diri demi kemajuan dunia pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, dapat diberikan beberapa saran: 1. Dari pelaksanaan workshop perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar,

media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dapat diketahui bahwa guru sudah mampu membuat RPP dan bahan ajar dengan baik, namun untuk media dan perangkat evaluasi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.

2. Aspek perangkat media pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan adalah terkait kemampuan media sebagai stimulus belajar bagi siswa dan kesesuaian media dengan lingkungan belajar.

3. Aspek perangkat evaluasi pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan adalah terkait daya pembeda soal dan sistematika penyajian.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2013. Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ali, Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Ali, Mohammad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Bandung.

Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi – Kompetensi – Sertifikasi guru – Kepala sekolah – Pengawas. Bandung, Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2.Jakarta: Bumi Aksara. Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasara Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas.

Guza, Afnil. 2008. Himpunan Permendiknas Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga

Pendidikan. Jakarta: Asa Mandiri.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

Husamah dan Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada.

Kemmis, S dan R. Taggart. 1988. The Active Research Planner. Geelong Victoria.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Materka, Pat Roessle. 1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(27)

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, H. 2003. Perencanaan SDM Untuk Organisasi profit dan yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nawawi, H. 1983. Perundang Undangan Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesi Pariata, Westra et.all. 1977. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.

Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineke Cipta. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Pustaka belajar.

Rusman. 2013. Model model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sadiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemamfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Situmorang, Robinson. 1997. Model model Pembelajaran Interaktif. Jakarta : STIA-LAN press

Sukardi, H.M. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implikasi dan

Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan : Problema. Solusi, dan Reformasi Pendidikan

Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta : Rajawali Press.


(28)

Zaini, Dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CYDS IAIN Sunan Kalijaga.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang sudah diuraikan pada Bab IV, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 34,80 % menjadi 58,33 % menjadi 89,33 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dari pra siklus ke siklus 1 adalah 23,53. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 31,00. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 54,53.

2. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat bahan pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 32,31 % menjadi 57,31 % menjadi 84,53 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 25,00. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 27,22. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 52,22.

3. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 31,96 % menjadi 45,29 % menjadi 76,16 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 13,33. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 30,87. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 44,20.


(2)

4. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 23,62 % menjadi 33,37 % menjadi 73,00 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 9,75. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 39,63. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 49,38.

5. Rata rata keseluruhan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 30,67 % menjadi 48,55 % menjadi 81,24 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru dalam membuat seluruh perangkat pembelajaran dari pra siklus ke siklus 1 adalah 17,88. Sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 32,69. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 50,57.

A. Implikasi

Berdasarkan uraian dan simpulan hasil penelitian yang menyatakan bahwa, kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop perangkat pembelajaran. Untuk dapat mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan, maka dapat dilakukan workshop perangkat pembelajaran dengan strategi: (a) memahami, (b) menjelaskan, dan (c) mengerjakan.

Agar dapat memahami maka narasumber dan peneliti menyampaikan kepada guru pentingnya workshop perangkat pembelajaran dengan materi pelatihan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan


(3)

alat evaluasi pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Setelah guru memahami apa yang disampaikan narasumber dan peneliti dilanjutkan pada tingkat menjelaskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran. Setelah narasumber dan peneliti menjelaskan kepada guru, maka diminta kepada guru untuk mengerjakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran serta mengaplikasikannya di sekolah. Berdasarkan temuan penelitian ini bahwa kemampuan guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop, maka diharapkan agar guru terus berupaya meningkatkan kompetensi diri demi kemajuan dunia pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, dapat diberikan beberapa saran: 1. Dari pelaksanaan workshop perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar,

media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dapat diketahui bahwa guru sudah mampu membuat RPP dan bahan ajar dengan baik, namun untuk media dan perangkat evaluasi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.

2. Aspek perangkat media pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan adalah terkait kemampuan media sebagai stimulus belajar bagi siswa dan kesesuaian media dengan lingkungan belajar.

3. Aspek perangkat evaluasi pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan adalah terkait daya pembeda soal dan sistematika penyajian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2013. Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ali, Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Ali, Mohammad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Bandung.

Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi – Kompetensi – Sertifikasi guru – Kepala sekolah – Pengawas. Bandung, Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2.Jakarta: Bumi Aksara. Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasara Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas.

Guza, Afnil. 2008. Himpunan Permendiknas Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: Asa Mandiri.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

Husamah dan Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada.

Kemmis, S dan R. Taggart. 1988. The Active Research Planner. Geelong Victoria.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Materka, Pat Roessle. 1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(5)

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, H. 2003. Perencanaan SDM Untuk Organisasi profit dan yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nawawi, H. 1983. Perundang Undangan Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesi Pariata, Westra et.all. 1977. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.

Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineke Cipta. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Pustaka belajar.

Rusman. 2013. Model model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sadiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemamfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Situmorang, Robinson. 1997. Model model Pembelajaran Interaktif. Jakarta : STIA-LAN press

Sukardi, H.M. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan : Problema. Solusi, dan Reformasi Pendidikan Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta : Rajawali Press.


(6)

Zaini, Dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CYDS IAIN Sunan Kalijaga.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada media.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Ipa Kelas Viii Smp Muhammadiyah Se-Kota Surakarta Dalam Penyusunan Rpp Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 14

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENYUSUNAN RPP Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru IPA Kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta Dalam Penyusunan RPP.

0 4 13

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru IPA Kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta Dalam Penyusunan RPP.

0 2 16

ANALISIS KEMAMPUAN GURU BIOLOGI DALAM MENGEVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMA SE KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 4 10

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP DI SD MUHAMMADIYAH SE KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 3 24

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI WORKSHOP PADA SMKN 4 KOTA JAMBI.

19 130 36

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KETERAMPILAN MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP DI SMA SUB RAYON 05 MEDAN.

0 0 28

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KETERAMPILAN MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP DI SMA SUB RAYON 05 MEDAN.

0 0 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY.

0 0 6

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD MELALUI WORKSHOP LESSON STUDY SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KEPROFESIONALAN GURU

0 0 12