PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Peningkatan Motivasi Dan Komunikasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PTK PadaSisw

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(PTK PadaSiswakelas VIII F Semester I SMP Negeri 1 MasaranTahun
2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika

DiajukanOleh :
ROHMADIANTO
A410090026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013


PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN SISTEM
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(PTK Pada Siswa kelas VIII F Semester I SMP Negeri 1 Masaran Tahun
2012/2013)
Rohmadianto, Masduki
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
E-mail: rohmad_20@yahoo.co.id ; masduki918@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to describe the application type STAD cooperative learning
and increase motivation and communication students learn mathematics through
type STAD cooperative learning on the subject of two variables, systems of linear
equations. This research is a qualitative research study design class act . Subjects
receiving the action is the eighth grade students of SMP Negeri 1 Masaran F
totaling 32 students. Data was collected through observation, tests, field notes,
documentation and interviews. The data analysis was done by descriptive qualitative

methods of data analysis workflow is executed since the act of learning, and
developed during the learning. From this study it can be concluded that: 1)
increasing the students 'motivation include a) readiness to attend classes prior to the
study (31.25%) after the study (78.12%), b) teachers' attention to students before the
study (43.75% ) after the study (87.5%), c) students work on the problems of teacher
training prior to the study (28.13%) after the study (75%), 2) improve students'
mathematics learning communication a) students propose ideas before the study (6,
25%) after the study (48.88%), b) students to comment prior to the study (3.13%)
after the study (56.25%), c) students are asked before the study (18.75%) after the
study (65.63 %), and d) students approved of the idea before the study (12.5%) after
the study (53.13%). Thus, this study concluded that the implementation of
cooperative learning strategy STAD type of communication can increase the
motivation and learning of mathematics students.
Keywords: type STAD cooperative learning, motivation to learn matemtika,
communication learning math.

I. PENDAHULUAN
Menatap masa depan yang lebih terbuka, matematika harus dipelajari
siswa sebagai kebutuhan karena kegunaannya yang penting dalam era industri
modern maupun globalisasi saat ini. Kehadiran dan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia kerja, menuntut pembelajaran
metematika di tingkat satuan pendidikan menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1

Mengingat begitu pentingnya matematika, maka perlu diupayakan
peningkatan

kualitas

pengetahuan

matematika

idealnya

dimulai

dari


pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu dengan
menawarkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa termasuk didalamnya motivasi dan komunikasi belajar.
Pada dasarnya motivasi belajar matematika sudah ada pada diri anak itu
dengan didorong rasa percaya diri serta sebagai faktor pendukung motivasi
belajar. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi yang diklasifikasikan oleh
Hamzah B. Uno dalam Agus Suprijono (2009:163) sebagai berikut : 1) Adanya
hasrat dan keinginan untuk berhasil. 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) adanya penghargaan
dalam belajar. 5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar. 6) Adanya
lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan baik.
Menurut Herdian (2010) komunikasi secara umum dapat diartikan sebagi
suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima
pesan untuk membertahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan,
maupun tak langsung melalui media. Sedangkan kemampuan komunikasi
matematis

dapat


diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

siswa

dalam

menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling
hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan.
Rendahnya motivasi dan komunikasi belajar siswa disebabkan adanya
anggapan

bahwa matematika sulit dan membosankan, serta kurang

dilibatkannya siswa dalam proses belajar mengajar karena masih menggunakan

strategi pembelajaran yang konvensional. Oleh karena itu, peneliti akan
menerapkan model pembelajaran yang kooperatif dan dapat memicu motivasi
dan komunikasi siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Menurut Slavin dalam Isjoni (2007: 15) mengemukakan, “In
cooperative learning methods, students work together in four member teams to
master materia l initially presented by teacher”. Dari uraian tersebut dapat

2

dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran
dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar.
Pembelajaran tipe STAD menekankan pada kerjasama antar siswa.
Dalam STAD, siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang
yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang
etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendirisendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
motivasi dan komunikasi belajar matematika siswa kelas VIII F Semester
Gasal SMP Negeri 1 Masaran Tahun 2012/2013?, (2) Apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan
komunikasi belajar siswa kelas VIII F Semester Gasal SMP Negeri 1 Masaran
Tahun 2012/2013?

II. KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Motivasi Belajar
Menurut

Mc.

Donald

(dalam

Yamin,


2007:217-218)

“mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.Dalam definisi ini terdapat tiga unsur yang saling
terkait, yaitu; 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam
diri pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan, dan 3)
motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan”.

3

2. Komunikasi Matematika
Komunikasi sendiri menurut Onong Uchjana Effendy (Hidayat,
2012: 1-2) berasal dari bahasa inggris (communication) dan bahasa latin
(communication) yang berarti sama, sama disini sama makna. Menurut
Rusman,dkk (2011:81) komunikasi adalah suatu proses penyampaian
pesan (ide, gagasan, materi pelajaran) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Menurut Herdian (2010) kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat dari kemampuan berikut : 1) menghubungkan benda
nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika, 2) menjelaskan
idea, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar, 3) menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, 4) mendengarkan,
berdiskusi, dan menulis tentang matematika, 5) membaca dengan
pemahaman suatu presentasi Matematika tertulis, 6) membuat
konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi,
dan 7) menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah
dipelajari.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.


4

Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren
dalam Isjoni (2009:16) sebagai berikut : 1) Para siswa harus memiliki
persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”, 2) Para
siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi, 3) Para siswa harus
berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama, 4)
Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara
angggota kelompok, 5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau
penghargaaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok,
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar, 7) Setiap siswa akan diminta
mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
4. Pembelajaran STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dikembangkan oleh Robert Slavin dkk. Di Universitas John


Hopkin dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan membantu dalam memahami suatu materi
pelajaran.
Menurut Slavin (Isjoni, 2009:74) “pada proses pembelajaranya,
belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi : 1)
Tahap penyajian materi, 2) Tahap kegiatan kelompok, 3) Tahap tes
individu, 4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu, 5) Tahap
pemberian penghargaan kelompok”.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Dari penelitian Arifin Eko Suryanto (2010) menyimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) 1)

5

dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada garis singgung
lingkaran, 2) dapat meningkatkan komunikasi matematika pada garis
singgung lingkaran, 3) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada
garis singgung lingkaran di SMP.
Penelitian

Adi

Nurcahyo

(2011)

dalam

penelitiannya

menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pada pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika.

III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)
yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika,
dan peneliti. Menurut Suyatno (Mahmud, 2011, 199) penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian
Tindakan Kelas selalu dimulai dari kegiatan dialog kemudian dilanjutkan
pada tahapan-tahapan yaitu: 1) perencanaan (plan), 2) pelaksanaan dan
observasi (do), 3) refleksi dan evaluasi (see).
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Masaran. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2012/2013 dalam waktu 4
bulan, mulai dari bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Januari 2013.
Dalam penelitian ini guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Masaran
sebagai subyek yang membantu dalam perencanaan, sedangkan subyek yang
melakukan tindakan kelas adalah peneliti. Subyek yang menerima tindakan
adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Masaran yang berjumlah 32 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain: 1) Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam
6

pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok dalam
penelitian ini adalah observasi. 2) Metode bantu dalam penelitian ini adalah
berupa metode tes, catatan lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Kegiatan
ini dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung tentang motivasi dan
komunikasi belajar matematika siswa dari yang diwawancarai.
Analisa data dilakukan dengan analisis kualitatif dilakukan dengan
metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan,
dikembangkan selama pembelajaran. Menurut Miles dan Huberman (Zainal
Arifin, 2011:172) mengemukakan tahap kegiatan dalam menganalisis data,
yaitu “reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi”.
Instrument penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga
validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini
menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi menggunakan pedoman
sebagai berikut: a) observasi tindak mengajar yang disesuaikan dengan
rencana pengembangan, b) observasi tindak belajar yang berkaitan dengan
motivasi dan komunikasi belajar matematika siswa, c) perangkat tes berupa
tes essay, d) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar
maupun tindak belajar yang belum terjaring.
Keabsahan data yang digunakan triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sumber-sumber diluar data

untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber,
yaitu membandingkan data hasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas peningkatan motivasi dan komunikasi belajar
matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel yang dilakukan peneliti yang
bekerja sama dengan guru matematika kelas VIII F SMP Negeri 1 Masaran.

7

Dari kegiatan proses pembelajaran pada saat penelitian didapatkan hasil
sebagai berikut.
1. Terjadinya perubahan motivasi belajar matematika siswa pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
Dari penelitian tersebut diperoleh data mengenai motivasi belajar
matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Masaran pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel dari sebelum tindakan
sampai sampai dengan tindakan kelas putaran III yang dapat disajikan
dalam Tabel 1 dan pembahasan berikut:

Tabel 1
Data Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa

No

Indikator

Sebelum

Motivasi Belajar

Penelitian

Putaran

Putaran

Putaran

I

II

III

10

15

19

25

(31,25%)

(46,87%)

(59,37%)

(78,12%)

14

18

23

28

(43,75%)

(56,25%)

(71,88%)

(87,5%)

Mengerjakan soal

9

13

17

24

latihan

(28,13%)

(40,63%)

(53,12%)

(75%)

Kesiapan
1

mengikuti
pembelajaran
Memeperhatikan

2

penjelasan dari
guru

3

Sesudah Penelitian

Motivasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkat. Peningkatan motivasi belajar dilihat

dari indikator sebagai berikut: a) kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran sebelum tindakan sebanyak 10 siswa (31,25%), pada putaran I
meningkat menjadi 15 siswa (46,87%), pada putaran II meningkat
menjadi 19 siswa (59,37% dan pada putaran III meningkat menjadi 25

8

siswa (78,12%), b) memperhatikan penjelasan guru sebelum tindakan
sebanyak 14 siswa (43,75%), pada putaran I meningkat menjadi 18
siswa (56,25%), pada putaran II meningkat menjadi 23 siswa (71,88%),
dan pada putaran III meningkat menjadi 28 siswa (87,5%), c)
mengerjakan soal latihan sebelum tindakan sebanyak 9 siswa (28,13%),
pada putaran I meningkat menjadi 13 siswa (40,63%), pada putaran II
meningkat menjadi 17 siswa (53,12%), dan pada putaran III meningkat
menjadi 24 siswa (75%).
2. Terjadinya perubahan komunikasi belajar matematika pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel
Dari

penelitian

tersebut

juga

diperoleh

data

mengenai

komunikasi belajar matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1
Masaran pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dari
sebelum tindakan sampai sampai dengan tindakan kelas putaran III
yang dapat disajikan dalam Tabel 2 dan pembahasan berikut:

Tabel 2
Data Peningkatan Komunikasi Belajar Matematika Siswa

Indikator
No

Komunikasi

2

3

4

Sesudah Penelitian
Putaran

Putaran

Putaran

I

II

III

2

5

9

15

(6,25%)

(15,63%)

(28,13%)

(48,88%)

Memberikan

1

8

13

18

komentar

(3,13%)

(25%)

(40,63%)

(56,25%)

6

13

17

21

(18,75%)

(40,63%)

(53,13%)

(65,63%)

4

8

14

17

(25%)

(43,75%)

(53,13%)

Belajar
1

Sebelum

Mengajukan ide

Bertanya
Menyetujui ide

Penelitian

(12,5%)

9

komunikasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkat. Peningkatan komunikasi belajar

dilihat dari indikator sebagai berikut: a) mengajukan ide sebelum
tindakan seabnyak 2 siswa (6,25%), pada putaran I meningkat menjadi
5 siswa (15,63%), pada putaran II meningkat menjadi 9 siswa
(28,13%), dan pada putaran III meningkat menjadi 15 siswa (48,88%),
b) memberikan komentar sebelum tindakan sebanyak 1 siswa (3,13%),
pada putaran I meningkat menjadi 8 siswa (25%), pada putaran II
meningkat menjadi 13 siswa (40,63%), dan pada putaran III meningkat
menjadi (56,25%), c) bertanya sebelum tindakan seabnyak 6 siswa
(18,75%), pada putaran I meningkat menjadi 13 siswa (40,63%), pada
putaran II meningkat menjadi 17 siswa (53,13%), dan pada putaran III
meningkat menjadi 21 siswa (65,63%), dan d) menyetujui ide sebelum
tindakan seabnyak 4 siswa (12,5%), pada putaran I meningkat menjadi
8 siswa (25%), pada putaran II meningkat menjadi 14 siswa (43,75%),
dan pada putaran III meningkat menjadi 17 siswa (53,13%).

V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di kelas VIII F SMP Negeri 1 Masaran melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peningkatan motivasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel setelah mendapat penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan sebelum tindakan.
2. Peningkatan komunikasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel setelah mendapat penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan sebelum tinadakan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Herdian. 2010. Kemampuan Komunikasi Matematika.
http://herdy07.Wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasimatematis. (Diakses pada tanggal 23 September 2012)
Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya . Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfa Beta.
. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmud . 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Nurcahyo, Adi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada
Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Matematika. Skripsi. FKIP UMS (tidak diterbitkan).
Rusman, Dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryanto, Arifin Eko. 2010. Pembelajaran BerbasisAptitude Treatment
Interaction (ATI) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Komunikasi Belajar
Matematika Pada Garis Singgung Lingkaran. Skripsi. FKIP UMS (tidak
diterbitkan).

11