PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV

SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

DIDIK SARIYANTO NIM. A 510090006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Telepon (0271) 71417

Ext. 213 Surakarta - 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Drs. Rubino Rubiyanto, M.Pd.

NIK : 19480203198012 1 001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : DIDIK SARIYANTO NIM : A510090006

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 3 Mei 2013 Pembimbing

(Drs. Rubino Rubiyanto, M.Pd.) NIP/NIK: 19480203198012 1 001


(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Telepon (0271) 71417

Ext. 213 Surakarta - 57102

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirohmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : DIDIK SARIYANTO NIM : A510090006

Fakultas/Jurusan : FKIP/PGSD Jenis : Skripsi

Judul : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 3 Mei 2013 Yang menyerahkan


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV

SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Didik Sariyanto, A510090006,Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013,102 halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media blok pecahan berpengaruh lebih baik terhadap pemahaman konsep pecahan dibandingkan media realita siswa kelas IV SD Negeri Pilang 1 Sragen tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen. Rancangan penelitian yaitu control-group posttest only. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pilang 1 sejumlah 51 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep pecahan dan dokumentasi untuk mengetahui nama-nama siswa kelas IV objek yang diteliti. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf signifikan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media blok pecahan berpengaruh lebih baik terhadap pemahaman konsep pecahan daripada media realita. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai postes pada kelompok eksperimen 75,23 sedangkan kelompok kontrol 67,63 dan diperoleh hasil penghitungan uji-t dengan taraf signifikan 5% yaitu thitung > ttabel (2,2049> 1,671).


(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF FRACTION BLOCK MEDIA AND REALITY MEDIA TO CONCEPT COMPREHENSION OF FRACTION AT FOURTH GRADE STUDENT SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN IN

ACADEMIC YEAR 2012/2013.

Didik Sariyanto, A510090006, Elementary School Teacher, Faculty of Teacher Training and Education,

University Muhammadiyah Surakarta, 2013,102 pages.

The purpose of this research was to determine wheter fraction block media influential better than reality media to concept comprehension of fraction at fourth grade student SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen in academic year 2012/2013.

The research is an experimental research. The design of the research is randomized control group posttest design. Subject of this research are student the fourth grade of SD Negeri Pilang 1 consist 51 student. Collecting data method using test for determine concept comprehension of fraction and documentation for know name of student fourth grade. Technique data analysis used t-test at significance level 5 %.

The result of this research showed that using block fraction media influential better than reality media to concept comprehension of fraction. It could be realized that mean of eksperimen cluster is 75,23 but control cluster is 67,63 and the result of counting using t-test at significance level 5% showed score tcount> ttable (2,2049> 1,671).


(6)

PENDAHULUAN

Semakin pesatnya perkembangan globalisasi menuntut pendidikan Indonesia untuk ikut berkembang mengikuti tuntutan tersebut agar pendidikan lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotor (prilaku) yang membuat pendidkan semakin bermutu. Dalam perkembangan pendidikan di era saat ini dalam pelaksanaannya juga mengalami perubahan yang cukup pesat tetapi karena tidak ditunjang dengan pembelajaran yang inovatif mengakibatkan materi yang disampaikan menjadi sukar diterima oleh siswa yang berakibat hasil evaluasi belajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal tersebutkan disebabkan kesulitan para siswa dalam menguasai dan memahami materi serta tidak adanya usaha dari siswa dalam mencari dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapi disamping itu pembelajaran yang masih konvensional padahal tuntutan jaman mengharuskan seorang guru untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi sehingga konsep dasar dapat dikuasai siswa sebagai modal dasar dalam memahami materi agar didapat hasil belajar yang memuaskan sehingga berakibat pula pendidikan yang semakin bermutu disamping itu sebagai modal untuk memahami materi yang lebih tinggi tingkat kesukarannya.

Mata pelajaran matematika adalah satu mata pelajaran yang vital dan berperan strategis dalam pembangunan iptek, karena mempelajari matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pentingnya ilmu matematika tidak perlu diperdebatkan lagi, karena ilmu


(7)

Matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, ilmu matematika tidak hanya untuk matematika saja tetapi teori maupun pemakaiannya praktis banyak membantu dan melayani ilmu-ilmu lain.

Matematika, menurut Ruseffendi dalam (Heruman, 2010: 1) adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi dalam (Heruman, 2010: 1) yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Meskipun ilmu matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat umum, namun sering kali ilmu ini dipahami dengan cara yang salah. Ilmu ini sering kali sekedar dipahami sebagai rumus-rumus yang sulit sehingga banyak siswa yang kurang menyukainya. Matematika memang merupakan ilmu yang mengkaji obyek abstrak dan mengutamakan penalaran deduktif. Sifat ilmu matematika yang demikian itu tentu saja akan menimbulkan kesulitan bagi anak-anak usia sekolah dasar ( SD ) yang mempelajari matematika.

Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran matematika adalah pecahan. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan sebagai penyebut.


(8)

Pemahaman konsep pecahan sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh seorang Ibu membuat sebuah kue yang cukup besar. Kue tersebut dipotong-potong menjadi 16 bagian yang sama besar. Ketika kedua anaknya pulang sekolah, mereka masing-masing makan 2 potong kue. Maka jumlah kue yang dimakan oleh keduanya adalah . Oleh karena itu pemahaman konsep pecahan siswa sangat perlu ditingkatkan agar dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan.

Namun pada kenyataannya pemahaman konsep pecahan siswa kelas IV SD N Pilang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen masih rendah. Hal ini terbukti dengan data nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan pecahan

± 50% berada di bawah KKM. Penyebab rendahnya pemahaman konsep pecahan

karena dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Dimana guru menjelaskan materi tanpa menggunakan media yang lebih dominan dengan ceramah kemudian siswa mengerjakan soal latihan secara individu tanpa bimbingan dari guru.

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada topik pecahan salah satunya adalah media blok pecahan dan media realita (benda nyata). Media blok pecahan merupakan media yang terbuat dari kardus atau kertas yang dapat dibentuk lingkaran. Bentuk lingkaran tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Untuk menunjukkan adanya pecahan bentuk lingkaran tersebut dapat diberi warna berbeda atau diberi arsir. Bagian yang diberi warna berbeda atau diarsir merupakan bagian yang dijadikan pembilang sedangkan bagian yang utuh keseluruhan merupakan penyebutnya.


(9)

Kelebihan dari media blok pecahan ini lebih mudah dalam pembuatannya serta lebih menarik perhatian siswa karena dibuat dengan berwarna-warni. Media blok pecahan ini berbentuk lingkaran lebih cocok digunakan untuk menjelaskan tentang konsep pecahan karena memudahkan guru atau siswa dalam memotong atau membagi lingkaran tersebut menjadi beberapa bagian. Misalnya siswa membandingkan pecahan dan dengan melihat besarnya potongan dari blok pecahan tersebut pemahaman siswa lebih tepat mana yang lebih besar karena pembelajaran lebih konkret .

Sedangkan media realita merupakan media pembelajaran yang berasal dari benda-benda nyata yang ada di sekitar kita yang dapat dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Misalnya kue donat dipotong menjadi tiga bagian kemudian satu dari tiga bagian tersebut dimakan, maka satu bagian yang dimakan tersebut merupakan pembilang dan tiga bagian atau kue donat yang utuh merupakan penyebut. Benda lain yang dapat digunakan untuk pembelajaran pecahan misalnya apel, semangka, melon, dan benda yang bentuknya bulat penuh. Penggunaan media realia dalam pembelajaran pecahan juga dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan hadirnya media pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Anak-anak pada umumnya menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga enggan untuk belajar. Namun dengan hadirnya media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa untuk belajar. Jika siswa sudah


(10)

mulai tertarik maka ia akan termotivasi untuk belajar. Pembelajaran pun akan terasa lebih menyenangkan sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas IV SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.


(11)

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen ini untuk mencari perbedaan dua kelompok akibat diberi perlakuan atau treatment yang berbeda.

B. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan. Adapun rincian desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Kelompok Treatment Postes

Eksperimen X1 T2

Kontrol X2 T2

Tabel 3.2. Rincian Desain Penelitian Keterangan:

X1 : perlakuan penggunaan media blok pecahan

X2 : perlakuan penggunaan media realia


(12)

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38) a. Variabel bebas

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variable bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media blok pecahan dan media realia.

b. Variabel terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah pemahaman konsep pecahan. 2. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep pecahan siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda.

b. Teknik Dokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama-nama dan jumlah siswa SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen, daftar nilai mata pelajaran


(13)

matematika khususnya pokok bahasan pecahan untuk mengetahui nilai siswa kelas IV yang digunakan sampel.

D. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua perlakuan menggunakan uji t, sebagai berikut:

1. Uji Hipotesis

Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran diuji prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test sebagai berikut:

1) Hipotesis : : ≤ : >

Dimana : pemahaman konsep pecahan dalam pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih rendah atau sama dengan pembelajaran yang menggunakan media realia.

: pemahaman konsep pecahan dalam pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih baik dari pembelajaran yang menggunakan media realia.

a. Taraf signifikansi (∝ = 0,05) b. Statistik Uji


(14)

Dengan:

s = standar deviasi = ( ) ( )

Keterangan:

= rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol

= simpangan baku kelompok eksperimen = simpangan baku kelompok kontrol

= jumlah sampel kelompok eksperimen = jumlah sampel kelompok kontrol c. Daerah Kritik (DK) = > ;

d. Keputusan Uji

ditolak jika ∈ , dan diterima jika ∉

e. Kesimpulan

1) Diterima jika pemahaman konsep pecahan dengan menggunakan media blok pecahan lebih jelek atau sama dengan penggunaan media realia.

2) Ditolak jika pemahaman konsep pecahan dengan menggunakan media blok pecahan lebih baik dari penggunaan media realita.


(15)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji-t dengan taraf signifikan 5%, pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan dan media realita diperoleh harga = 2,2049 sedangkan harga yang diperoleh lebih tinggi dari harga = 1,671. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan media realita.

Pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih baik karena penggunaan media blok pecahan membuat siswa lebih cermat dan teliti dalam pengerjaan soal mengenai pecahan. Bentuk blok pecahan yang dibuat lingkaran memudahkan siswa membagi menjadi beberapa bagian yang sama bersarnya karena dapat menggunakan alat mengukur panjang yaitu penggaris. Blok pecahan dibuat dengan warna yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga lebih menarik minat siswa dalam belajar dan memudahkan siswa memahami konsep pecahan serta membandingkan pecahan atau mencari pecahan yang senilai secara konkret. Selain itu penggunaan media blok pecahan tidak hanya didominasi oleh guru melainkan siswa juga terlibat langsung dalam penggunaannya. Keterlibatan langsung siswa dalam penggunaan media blok pecahan membuat siswa lebih mudah memahami konsep pecahan secara konkret sehingga hasil belajar lebih bermakna.


(16)

Sedangkan pembelajaran yang menggunakan media realita (benda nyata) yang berupa benda yang bentuknya simetris misalnya apel, roti/ kue, semangka, dan sawo juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa menggunakan realita yaitu dengan memotong atau membelah benda untuk digunakan mengerjakan soal. Karena proses memotong atau membelah benda yang digunakan besar benda yang telah dipotong tidak sama sehingga hasilnya tidak akan tepat. Hal ini disebabkan karena siswa kurang hati-hati dan cermat dalam memotong benda sehingga antara potongan yang satu dengan lainnya tidak sama besarnya. Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam memotong benda yang digunakan/ realita menjadi potongan yang besarnya sama serta mendapatkan realita/ benda yang digunakan dalam pembelajaran pecahan yang bentuknya simetris agak sulit. Oleh karena itu, penggunaan media realita dalam pembelajaran pecahan kurang baik hasilnya dibandingkan dengan media blok pecahan.

Media blok pecahan dan media realita merupakan salah satu media pembelajaran Matematika yang cocok dengan materi pecahan di Sekolah Dasar yang mempunyai kelebihan dapat memperjelas konsep pecahan. Konsep pecahan yang sulit dipahami oleh siswa karena sifatnya abstrak akan lebih menjadi konkret karena siswa terlibat langsung dalam penggunaan media. Hal ini disebabkan siswa menggunakan media blok pecahan dan media realita secara langsung ketika proses pembelajaran materi pecahan untuk memahami pecahan. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran akan meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, jika siswa mengalami langsung maka akan menjadi pengalaman nyata siswa yang tidak mudah dilupakan oleh siswa. Melalui kehadiran media blok pecahan dan


(17)

media realita peran guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa atau student centered.


(18)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai postes pada kelompok eksperimen yaitu 75,23 dan kelompok kontrol 67,63. Berdasarkan perolehan nilai dilakukan penghitungan uji-t dengan taraf signifikan 5% dan diperoleh harga = 2,2049 > = 1,671. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan media realita terhadap pemahaman konsep pecahan siswa kelas IV SD Negeri Pilang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta


(1)

Dengan:

s = standar deviasi

= ( ) ( )

Keterangan:

= rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol

= simpangan baku kelompok eksperimen = simpangan baku kelompok kontrol

= jumlah sampel kelompok eksperimen = jumlah sampel kelompok kontrol c. Daerah Kritik (DK) = > ;

d. Keputusan Uji

ditolak jika ∈ , dan diterima jika ∉

e. Kesimpulan

1) Diterima jika pemahaman konsep pecahan dengan menggunakan media blok pecahan lebih jelek atau sama dengan penggunaan media realia.

2) Ditolak jika pemahaman konsep pecahan dengan menggunakan media blok pecahan lebih baik dari penggunaan media realita.


(2)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji-t dengan taraf signifikan 5%, pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan dan media realita diperoleh harga = 2,2049 sedangkan harga yang diperoleh lebih tinggi dari harga = 1,671. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan media realita.

Pemahaman konsep pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok pecahan lebih baik karena penggunaan media blok pecahan membuat siswa lebih cermat dan teliti dalam pengerjaan soal mengenai pecahan. Bentuk blok pecahan yang dibuat lingkaran memudahkan siswa membagi menjadi beberapa bagian yang sama bersarnya karena dapat menggunakan alat mengukur panjang yaitu penggaris. Blok pecahan dibuat dengan warna yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga lebih menarik minat siswa dalam belajar dan memudahkan siswa memahami konsep pecahan serta membandingkan pecahan atau mencari pecahan yang senilai secara konkret. Selain itu penggunaan media blok pecahan tidak hanya didominasi oleh guru melainkan siswa juga terlibat langsung dalam penggunaannya. Keterlibatan langsung siswa dalam penggunaan media blok pecahan membuat siswa lebih mudah memahami konsep pecahan secara konkret sehingga hasil belajar lebih bermakna.


(3)

Sedangkan pembelajaran yang menggunakan media realita (benda nyata) yang berupa benda yang bentuknya simetris misalnya apel, roti/ kue, semangka, dan sawo juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa menggunakan realita yaitu dengan memotong atau membelah benda untuk digunakan mengerjakan soal. Karena proses memotong atau membelah benda yang digunakan besar benda yang telah dipotong tidak sama sehingga hasilnya tidak akan tepat. Hal ini disebabkan karena siswa kurang hati-hati dan cermat dalam memotong benda sehingga antara potongan yang satu dengan lainnya tidak sama besarnya. Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam memotong benda yang digunakan/ realita menjadi potongan yang besarnya sama serta mendapatkan realita/ benda yang digunakan dalam pembelajaran pecahan yang bentuknya simetris agak sulit. Oleh karena itu, penggunaan media realita dalam pembelajaran pecahan kurang baik hasilnya dibandingkan dengan media blok pecahan.

Media blok pecahan dan media realita merupakan salah satu media pembelajaran Matematika yang cocok dengan materi pecahan di Sekolah Dasar yang mempunyai kelebihan dapat memperjelas konsep pecahan. Konsep pecahan yang sulit dipahami oleh siswa karena sifatnya abstrak akan lebih menjadi konkret karena siswa terlibat langsung dalam penggunaan media. Hal ini disebabkan siswa menggunakan media blok pecahan dan media realita secara langsung ketika proses pembelajaran materi pecahan untuk memahami pecahan. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran akan meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, jika siswa mengalami langsung maka akan menjadi pengalaman nyata siswa yang tidak mudah dilupakan oleh siswa. Melalui kehadiran media blok pecahan dan


(4)

media realita peran guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa atau


(5)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai postes pada kelompok eksperimen yaitu 75,23 dan kelompok kontrol 67,63. Berdasarkan perolehan nilai dilakukan penghitungan uji-t dengan taraf signifikan 5% dan diperoleh harga = 2,2049 > = 1,671. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan media realita terhadap pemahaman konsep pecahan siswa kelas IV SD Negeri Pilang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta


Dokumen yang terkait

Penggunaan Alat Peraga "Blok Pecahan" Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi

0 18 0

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

1 11 16

PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 7

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG DALAM KONSEP PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 JATIPURO KECAMATAN JATIPURO TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 2 12

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN DAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI METODE DRILL PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN DAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP 39 SEMARAN

0 0 14

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS IV SDN 5 JATISRONO TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 21

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA.

0 0 6

PENGARUH MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN.

3 38 6

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN.

0 1 3

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA BLOK PECAHAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 20172018

0 0 19